AKUNTANSI HOTEL
SAP 1
“PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA”
Oleh Kelompok 5:
I Gede Pradana Juniarta (1607531128)
I Gede Putra Subawa (1607531145)
Ngakan Made Dwi Purawan (1607531155)
PROGRAM REGULER
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Konsep Dasar Pariwisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya
tarik wisata.(UU No.9 tahun 1990 pasal 1). Lingkup pengertian wisata adalah :
1. Kegiatan perjalanan.
2. Dilakukan secara sukarela.
3. Bersifat sementara.
4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata.
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut (UU No.9 tahun 1990 pasal 1). Sehingga lingkup pariwisata meliputi :
1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman
rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), pegelaran seni budaya,
dll sebagainya.
3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata seperti biro perjalanan wisata,
pramuwisata, pameran ,angkutan wisata, akomodasi , dll sebagainya.
Wisatawan menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kata nomina
yang berarti orang berwisata, pelancong atau turis artinya orang yang memasuki
wilayah atau Negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau
melakukan usaha yang teratur , dan mengeluarkan uangnya dinegara yang di kunjungi
serta tidak memperoleh uang dari Negara tersebut.
Jadi dapat di simpulkan bahwa yang bisa di sebut sebagai wisatawan adalah
yang memiliki ciri-ciri berikut :
1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
2. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu.
3. Orang yang melakukannya tidak untuk mencari nafkah di tempat di Negara
yang di kunjunginya.
4. Pemasaran Pariwisata
Pemasaran daerah tujuan wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan
produk wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata baik yang tangiable maupun
intangiable produk, mengenali identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang dan
mempunyai keinginan untuk berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan
meyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Tujuan utama
pemasaran pariwisata adalah tidak hanya menyangkut jumlah maksimal wisatawan
yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih diutamakan quality tourism yang
dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan dengan belanja yang sangat besar
dan terjadi repeat request. Pemasaran daerah tujuan pariwisata memerlukan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait seperti : pemerintah (menparpostel), perusahaan jasa
penerbangan dalam dan luar negeri, jasa transportasi darat, biro wisata, travel, restoran
dan hotel. Sasaran pasar dapat dicapai dengan menggunakan data statistik, dan
informasi seperti rata-rata lama tinggal, pengeluaran per kapita wisatawan, jumlah
kunjungan wisatawan, dan waktu-waktu pilihan yang menarik wisatawan untuk datang
dan mengunjungi daerah tujuan wisata (peak season and off season).
Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix
masih berlaku. H.F. Stanley dalam (Spillance,1989), seorang konsultan Pasific Asia
Travel Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi:
1. Product mix
Wisatawan memerlukan jasa objek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana
wisata adalah sarana sosial ekonomi secara keseluruhan atau sebagian
menghasilkan jasa atau barang yang digunakan wisatawan seperti hotel, rumah
makan, sarana olahraga, dan atraksi kesenian. Faktor penting dalam product mix
adalah masalah pemeliharaan warisan budaya, peninggalan sejarah, dan
pemeliharaan fisik dan nonfisik.
2. Distribution mix
Distribution mix mencakup jasa transportasi darat, laut dan udara yang
melibatkan perusahaan jasa transportasi darat, laut, udara, biro perjalanan dan
guide. Kunci penting dalam distribution mix adalah layanan agar wisatawan
memperoleh kepuasan saat mengkonsumsi produk pariwisata.
3. Communication mix
Communication mix diperlukan untuk menginformasikan, mengenalkan,
menarik, dan mendorong wisatawan agar mengunjungi suatu daerah tujuan
wisata. Ada beberapa pendekatannya yaitu :
a Sales promotion
Meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada wisatawan
melalui media umum, biro perjalanan, dan hubungan langsung dengan
wisatawan.
b Image promotion
Dilakukan dengan cara membujuk secara halus untuk memberi kesan
dan gambaran suatu daerah tujuan wisata melalui kunjungan perkenalan
juru foto spesialis, penulis atau wartawan pariwisata, feature khusus
disurat kabar atau majalah, dan pengiriman misi kesenian ke berbagai
negara.
c Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf
organisasi yang terkait dalam mata rantai kegiatan pariwisata.
d Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat
menyurat, dan hubungan korespondensi melalui alat komunikasi
4. Service mix
Kegiatan dalam service mix merupakan kebijakan pemerintah untuk
memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti kebijakan visa
dan ketentuan bea cukai.