Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam undang – undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
ditemukan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarkakat
indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejaterah, adil,
makmur, yang merata baik material maupun spritual berdasarkan pancasila
dan undang – undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam
pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan dan tujuan
pembangunan (himpunan peraturan perundangan keselamatan dan
kesehatan kerja, 2005)
Hal ini didukung oleh (Simanjuntak, 2010), suatu perusahaan yang
baik tentu mempunyai sumber daya manusia yang baik. Hal ini dapat
terlihat dari kondisi kesehatan fisik dan psikis, pendidikan atau keahlian,
serta kinerja dan produktifitas dari pekerja itu sendiri. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tenaga kerja aset yang sangat penting bagi perusahaan.
World Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang
dibuat sampai tahun 2020 meramalkan gangguan psikis berupa perasaan
lelah yang berat dan berujung pada depresi akan menjadi penyakit
pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung. Berdasarkan data
International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia
meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya 2012 ILO mencatatat
angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
sebanyak 2 juta kasus setiap tahun.dan International Labour Organitation
(ILO) dalam (Muizzudin, 2013) setiap tahun sebanyak dua juta pekerja
meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor
kelelahan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan dari 58.115 sampel, (32,8%)
diantaranya atau sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan.
Berdasarkan laporan Pemerintah Jepang, sejak 2013, sekitar 22
persen pegawai purna waktu Jepang bekerja lebih dari 49 jam seminggu.
Sedangkan 8,8 persen, atau sekitar 4,74 juta orang bekerja lebih dari 60 jam
per minggu. Allard Dembe, seorang Profesor Kesehatan Umum di
Universitas Negeri Ohio menemukan, bekerja lebih dari 40 jam per minggu
akan mengganggu kesehatan secara brutal. kelebihan bekerja dapat
menyebabkan gangguan jantung, kanker, encok, dan diabetes. Sehingga
wajar angka kematian karena kelebihan bekerja di Jepang dan Cina begitu
tinggi (Aulia, 2016)
Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2014), data
mengenai kecelakaan kerja pada tahun 2014 di Indonesia setiap hari rata-
rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup
tinggi, kurang lebih 9,5% atau 39 orang mengalami cacat. Tingkat
kelelahan akibat kerja yang dialami perkerja dapat menyebabkan
ketidaknyamanan, gangguan dan mengurangi kepuasan serta penurunan
produktivitas yang ditunjukan dengan berkurangnya kecepatan performasi,
penurunan mutu produk, meningkatan kesalahan dan kerusakan, kecelakaan
yang sering terjadi, kendornya perhatian dan ketidaktepatan dalam
melaksanakan perkerjaan. Kelelahan kerja dapat diakibatkan oleh faktor
lingkungan kerja, faktor individu dan perkerjaanya.
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama
PP (Persero) Tbk (PTPP) didirikan 26 Agustus 1953 dengan nama NV
Pembangunan Perumahan, yang merupakan hasil peleburan suatu
Perusahaan Bangunan bekas milik Bank Industri Negara ke dalam Bank
Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke dalam
P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan Negara yang didirikan
tanggal 29 Maret 1961. Pemegang saham pengendali PP (Persero) Tbk
adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen
(Saham Seri A Dwiwarna) dan 51,00% di saham Seri B. Kegiatan usaha
yang dijalankan perseroan hingga saat ini berfokus pada empat pilar bisnis,
yaitu konstruksi meliputi bangunan gedung dan infrastruktur, engineering
procurement & Construction (EPC), properti dan realti, serta investasi. Pada
segmen konstruksi yang telah menyumbangkan pendapatan terbesar dengan
target pertumbuhan 30%, perseroan melakukan pembangunan gedung
bertingkat, pembangkit listrik, jembatan, jalan dan pelabuhan. Pada segmen
properti dan realti, perseroan melaksanakan pembangunan gedung
perkantoran, apartemen, hingga pusat perbelanjaan.
PTPP memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI), yaitu PP Properti.Tbk (PPRO). PT Pembangunan
Perumahan pada tanggal 9 Februari 2010 saham PT Pembangunan
Perumahan resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka
memastikan pencapain kinerja yang unggul, perseroan menerapkan
beberapa strategi, yaitu fokus pada usaha inti, pembangan usaha properti,
EPC dan investasi, sinergi BUMN maupun swasta, penerapan sistem
jaminan kualitas Quality Safety Health and Environment (QSHE),
pengembangan riset dan teknologi, knowledge management, teknologi
informasi dan manajemen risiko. Sementara itu inovasi yang dikembangkan
perseroan antara lain adalah Green Construction, dengan proyek rancang
bangun untuk green building atau bangunan yang ramah lingkungan.
PTPP saat ini tengah mengerjakan proyek pembangunan runway 3
Section 2 Bandara Soekarno Hatta. Proyek runway ini merupakan salah satu
proyek infrastruktur, di mana dana pembangunannya berasal dari
Penyertaan Modal Negara (PMN). Adapun ruang lingkup pekerjaan yang
dikerjakan oleh perseroan, di antaranya mencakup pembangunan taxiway,
jalan perimeter dan jalan inspeksi dan gardu. Proyek yang dimiliki oleh PT
Angkasa Pura II ini mampu diselesaikan dalam kurun waktu 425 hari kerja.
Metode yang digunakan dalam pengerjaan proyek tersebut, antara lain
pekerjaan clearing, timbunan subgrade, sand blanket, pre drilling dan
control fill.
PTPP proyek ini sudah menerapkan jam kerja selama 8 jam kerja
untuk karyawan pusat sudah sesuai dengan UU tenaga kerja tahun 13 tahun
2003 dimana kerja maksimal 40 jam perseminggu. Sedangkan pada pekerja
kontruksi hari kerjanya senin-minggu dan jam kerja bisa sampai 13 jam,
dimana hal ini sudah menyalahi aturan kerja UU tenaga kerja no. 13 thn
2003 dimana maksimal kerja seminggu adalah 40 jam.
Pemerintah telah membuat Undang-Undang No.13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal
77 ayat 1, UU No.13 tahun 2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja. Untuk karyawan yang bekerja 6 hari
dalam seminggu, jam kerjanya adalah 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam
1 minggu. Sedangkan untuk karyawan dengan 5 hari kerja dalam 1 minggu,
kewajiban bekerja mereka 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu.
(Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2004). Jika
penerapan jam kerja melebihi batas waktu delapan jam dan setiap pekerja
merangkap beberapa bidang pekerjaan maka akan menimbulkan beban kerja
bagi para pekerjanya yang berakibat pekerja tersebut mengalami kelelahan
kerja.
Oleh karena itu dalam rangka melindungi keselamatan kerja guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal perlu diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu tujuannya Kelelahan kerja
penting untuk diperhatikan, karena kelelahan pada pekerja dapat berdampak
terhadap penurunan produktivitas kerja dan penurunan konsentrasi kerja
(Damapoli, 2013).
Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang
“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga
Kerja Proyek Pembangunan Runway 3 Section 2 Bandara Soekarno Hatta
Tahun 2019”

1.2 Identifikasi Masalah


Kelelahan kerja kebanyakan diakibatkan kurang seimbangnya berat
pekerjaan yang diterima si pekerja. Misalnya seorang pekerja yang
seharusnya bekerja selama 8 jam perhari tetapi harus mendapat atau
melakukan tugas tambahan yang melebihi jam pulang kerjanya. Dan hal itu
yang memicu terjadinya kelelahan terhadap tenaga kerja seperti terjadinya
keluhan-keluhan, pegal,cepat mengantuk, pusing dan lain-lain.Dengan adanya
perbedaan beban kerja yang diterima oleh karyawan juga dapat menimbulkan
tingkat kelelahan yang berbeda-beda.
Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan dimana organisme tubuh
tidak lagi dapat berfungsi dengan normal atau keadaan dimana orang tidak
lagi dapat menahan tekanan yang dialaminya.Jadi semakin berat beban kerja
yang diterima pekerja maka semakin besar juga kelelahan kerja yang di
dapaat oleh pekerja. (Dagun, 1997) kelelahan terkait dengan berbagai faktor
diantaranya adalah : lama kerja, usia, status gizi dan masa kerja

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat disusun berdasarkan uraian latar belakang di
atas adalah “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja
Pada Tenaga Kerja di PT. Pembangunan Perumahan (Persero).tbk Proyek
Pembangunan Runway 3 Section 2 Bandara Soekarno Hatta Tahun 2019” ?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja di PT. Pembangunan Perumahan
(Persero).tbk Proyek Pembangunan Runway 3 Section 2 Bandara Soekarno
Hatta Tahun 2019.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi gambaran (shift kerja, usia, status gizi dan
masa kerja) pada tenaga kerja proyek pembangunan runway 3
section 2 bandara soekarno hatta tahun 2019.
2. Untuk mengidentifikasi gambaran kelelahan kerja pada tenaga kerja
proyek pembangunan runway 3 section 2 bandara soekarno hatta
tahun 2019.
3. Untuk mengidentifikasi hubungan antara shift kerja dengan
kelelahan kerja pada tenaga kerja proyek pembangunan runway 3
section 2 bandara soekarno hatta tahun 2019.
4. Untuk mengidentifikasi hubungan antara usia dengan kelelahan kerja
pada tenaga kerja proyek pembangunan runway 3 section 2 bandara
soekarno hatta tahun 2019.
5. Untuk mengidentifikasi hubungan antara status gizi dengan
kelelahan kerja pada tenaga kerja proyek pembangunan runway 3
section 2 bandara soekarno hatta tahun 2019.
6. Untuk mengidentifikasi hubungan antara masa kerja dengan
kelelahan kerja pada tenaga kerja proyek pembangunan runway 3
section 2 bandara soekarno hatta tahun 2019.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Bagi PT. Pembangunan Perumahan (PTPP), Tbk Proyek
Pembangunan runway 3 section 2 bandara soekarno hatta tahun
2019.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
rangka upaya pencegahan (preventif) dan penengakan kebijakan system
manajemen keselamatan kerja dam kesehatan kerja (SMK 3 PT.
Pembangunan Perumahan (Persero).tbk Proyek Pembangunan Runway
3 Section 2 Bandara Soekarno Hatta Tahun 2019
1.5.2 Manfaat Bagi Penelitian
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor – faktor yang
berhubungan dengan kelelahan kerja , serta sebagai penerapan ilmu
yang telah didapat selama kuliah.
1.5.3 Manfaat Bagi STIKes Kharisma Persada
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat
dijadikan referensi di bidang kesehatan dan keselamatan kerja bagi
civitas academica.
1.5.4 Manfaat Bagi Tenaga Kerja Kontruksi runway 3 section 2 bandara
soekarno hatta tahun 2019.
Hasil penelitian ini memberikan tambahan informasi mengenai
lama kerja dan kelelahan yang dialami oleh pekerja agar dijadikan
pertimbangan dalam mengatasi masalahnya dan mengurangi keleleahan
agar produktivitas tercapai secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai