APENDIKS A PETUNJUK PEMBUATAN RANGKAIAN
ELEKTRONIK PADA BREADBOARD
BREADBOARD
Gambar 1 Implementasi rangkaian joystick motor driver untuk Robot pada breadboard [1]
Breadboard adalah suatu perangkat yang seringkali digunakan untuk melakukan
implementasi suatu rancangan rangkaian elektronik secara tidak disolder (solderless)
(Gambar 1). Implementasi rancangan yang demikian bertujuan untuk menguji‐coba
rancangan tersebut yang biasanya melibatkan pasang‐bongkar komponen. Bentuk
implementasi lainnya adalah implementasi dengan melakukan penyolderan komponen
yang dikerjakan pada PCB (Printed Circuit Board) (Gambar 2).
67
APENDIKS A PETUNJUK PEMBUATAN RANGKAIAN ELEKTRONIK PADA BREADBOARD
Gambar 2 Implementasi rangkaian joystick motor driver untuk Robot pada PCB[1]
Tampak pada Gambar 1 bahwa breadboard memiliki lubang‐lubang tempat terpasangnya
kaki‐kaki komponen dan kawat kabel. Lubang‐lubang tersebut adalah sesungguhnya soket‐
soket dari bahan logam (konduktor) yang tersusun sedemikian sehingga ada bagian lubang‐
lubang yang terhubung secara horizontal dan ada yang terhubung secara vertikal.
Gambar 3 Jenis-jenis breadboard
68
APENDIKS A PETUNJUK PEMBUATAN RANGKAIAN ELEKTRONIK PADA BREADBOARD
Gambar 3 adalah gambar jenis‐jenis breadboard yang dimiliki oleh Lab Dasar Teknik Elektro
STEI ITB. Setidaknya ada empat bagian penting yang harus diperhatikan sebelum
menggunakan breadboard (lihat Gambar 4):
Pada bagian ini lubang‐lubang breadboard saling terhubung secara vertikal. Tiap set
lubang pada bagian ini terdiri dari lima lubang yang saling terhubung.
Pada bagian ini lubang‐lubang breadboard saling terhubung secara horizontal. Tiap set
lubang pada bagian ini terdiri dari 25 lubang yang saling terhubung. Perhatikan bahwa
pada tiap set lubang tersebut terdapat jarak pemisah antar lubang yang lebih besar
setiap lima lubang.
Bagian ini adalah pemisah yang menyatakan bahwa bagian lubang‐lubang breadboard
yang saling terhubung secara vertikal di sebelah atas tidak terhubung dengan bagian
lubang‐lubang breadboard di sebelah bawah.
Bagian ini adalah pemisah yang menyatakan bahwa bagian lubang‐lubang breadboard
yang saling terhubung secara horizontal di sebelah kiri tidak terhubung dengan bagian
lubang‐lubang breadboard di sebelah kanan. Pada banyak jenis breadboard, pemisah
ini ditandai dengan jarak pemisah yang lebih besar daripada jarak pemisah antar set
lubang pada bagian b.
Gambar 4 Bagian-bagian yang harus diperhatikan pada breadboard
Breadboard dapat bekerja dengan baik untuk rangkaian ber‐frekuensi rendah. Pada
frekuensi tinggi, kapasitansi besar antara set lubang yang bersebelahan akan saling
berinterferensi.
69
APENDIKS A PETUNJUK PEMBUATAN RANGKAIAN ELEKTRONIK PADA BREADBOARD
MERANGKAI KABEL, KOMPONEN DAN INSTRUMEN
KABEL
Kabel yang digunakan untuk membuat rangkaian pada breadboard adalah kabel dengan isi
kawat tunggal (biasanya) berdiameter #22 atau #24 AWG. Untuk menghasilkan
pemasangkan yang baik pada breadboard, kupas kedua ujung kabel sehingga diperoleh
panjang kawat (yang sudah terkupas) sekitar 12 mm. Kemudian pastikan seluruh bagian
kawat yang sudah terkupas tadi masuk ke dalam lubang breadboard.
Biasakan memasang kabel pada breadboard dengan rapih sejak awal. Hal ini akan
mempermudah penelusuran sebab terjadinya kesalahan akibat salah pasang kabel,
misalnya. Berikut ini adalah berbagai petunjuk penting lainnnya yang harus diperhatikan
dalam membuat rangkaian pada breadboard:
Pastikan Power Supply dalam keadaan mati atau tidak terpasang para breadboard
ketika merangkai komponen dan kabel pada breadboard
Pahami (jika belum ada, buat) terlebih dahulu skema rangkaian elektronik yang akan
diimplementasikan pada breadboard. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya
kesalahan akan lebih kecil.
Tandai setiap kabel atau komponen yang telah terpasang dengan benar, misalnya
dengan spidol.
Gunakan kabel sependek mungkin. Kabel yang terlalu panjang berpotensi membuat
rangkaian pada breadboard menjadi tidak rapih. Selain itu, kabel yang terpasang
terlalu panjang dan berantakan dapat menghasilkan interferensi berupa sifat kapasitif,
induktif dan elektromanetik yang tidak diharapkan.
Usahakan kabel dipasang pada breadboard dengan rapih dan, jika memungkinkan,
tubuh kabelnya mendatar pada breadboard.
Rangkai komponen (hubungkan suatu komponen dengan komponen‐komponen
lainnya) secara langsung tanpa menggunakan tambahan kabel jika itu memungkinkan
Usahakan tidak menumpuk komponen atau kabel (komponen/ kabel yang akan
dipasang tidak melangkahi komponen/ kabel lain yang telah terpasang). Hal ini akan
menyulitkan pengecekan rangkain yang telah diimplementasikan pada breadboard.
Selain itu, akan menyulitkan bongkar‐pasang komponen ketika diperlukan.
Usahakan menggunakan warna kabel berbeda untuk membuat koneksi yang berbeda.
Misalnya mengunakan kabel warna merah untuk koneksi ke Power Supply dan
menggunakan kabel warna hitam untuk koneksi ke ”ground”.
70
APENDIKS A PETUNJUK PEMBUATAN RANGKAIAN ELEKTRONIK PADA BREADBOARD
KOMPONEN
Gambar 5 Pemasangan IC pada breadboard
71
APENDIKS A PETUNJUK PEMBUATAN RANGKAIAN ELEKTRONIK PADA BREADBOARD
INSTRUMEN
Di bawah ini adalah hal‐hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan/
menghubungkan instrumen laboratorium ke rangkaian di breadboard:
Gunakan kabel yang tepat untuk menghubungkan suatu instrumen ke breadboard
(lihat Kabel Aksesoris). Pegang badan konektor (bukan badan kabelnya) saat
memasang dan mencabut kabel.
Untuk percobaan yang menggunakan Generator Signal dan Power Supply: nyalakan
Power Supply terlebih dahulu, lalu nyalakan Generator Signal. Jika dilakukan dengan
cara sebaliknya, akan menyebabkan kerusakan pada IC. Demikian juga ketika
mengakhiri: matikan Generator Signal terlebih dahulu, kemudian matikan Power
Supply.
DAFTAR PUSTAKA
[1] www.robotroom.com
[2] Y. Tsividis, A First Lab in Circuits and Electronics, Jons Wiley and Sons, 2001
72
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
INSTRUMEN DASAR
MULTIMETER
Di dalam praktikum yang akan dilakukan nanti, praktikan akan menggunakan dua macam
multimeter, yaitu multimeter analog dan multimeter digital (Gambar 1).
Gambar 6 Multimeter digital (kiri) dan multimeter analog (kanan)
GENERATOR SINYAL
Generator sinyal adalah instrumen yang menghasilkan/ membangkitkan berbagai bentuk
gelombang: sinus, kotak dan gergaji.
73
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
OSILOSKOP
Osiloskop adalah instrumen ukur yang dapat menampilkan visualisasi dinamis signal
tegangan yang diukurnya.
Gambar 8 Osiloskop
POWER SUPPLY
Perangkat ini adalah instrumen sumber tegangan dan sumber arus. Gambar 4 adalah
gambar Power Supply yang dimiliki oleh Labdas. Jika anda menggunakan jenis Power Supply
seperti yang ditunjukan oleh gambar di sebelah kanan, pastikan lampu ”Output” menyala
agar kit praktikum yang telah anda hubungkan pada Power Supply tersebut bekerja.
Gambar 9 Power Supply
74
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
KABEL AKSESORIS
KABEL KOAKSIAL
Kabel koaksial memiliki jenis konektor yang berbeda‐beda untuk fungsi yang berbeda pula.
Pada bagian ini akan ditunjukan berbagai jenis kabel koaksial berdasarkan konektor yang
terpasang.
BNC – 1 BANANA/ 4 MM
Gambar 10 Kabel koaksial dengan konektor BNC dan 1 banana
Gambar 11 Konektor BNC (dua gambar kiri) dan 1 banana+lubang untuk kabel ground (paling
kanan)
Di dalam penggunaanya, kabel seperti tampak pada Gambar 5 akan digunakan bersama‐
sama dengan kabel seperti pada Gambar 7. Salah satu ujung kabel Gambar 7 di dipasangkan
pada lubang konektor untuk Ground (Gambar 5).
75
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
Gambar 12 Kabel isi kawat tunggal berdiameter 4 mm yang terpasang konektor stackable
banana di kedua ujungnya
BNC – 2 UNSTACKBLE BANANA/ 4 mm
Gambar 13 Kabel koaksial dengan konektor BNC dan 2 buah unstackable banana
Gambar 14 Konektor unstackabel banana
76
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
BNC – PROBE KAIT DAN JEPIT BUAYA
Gambar 15 Kabel koaksial dengan konektor BNC dan probe kait + jepit buaya
Kabel ini adalah aksesoris Osiloskop. Pada konektor BNC dan probe kait terdapat fasilitas
adjustment.
adjustment
redaman
skrup
adjustmen
Gambar 16 (Dari kiri) konektor BNC dengan skrup adjustment (lubang), probe jepit dengan
adjustment redaman dan capit buaya (untuk dihubungkan ke Ground)
ADAPTER
Adapter digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih konektor yang berbeda jenis.
77
APENDIKS B INSTRUMEN DASAR DAN AKSESORIS
BNC T‐CONNECTOR
Gambar 17 Adapter BNC T-connector
BNC – BANANA/ 4 mm TERMINAL (BINDING POST)
Gambar 18 Adapter BNC – 4 mm terminal
KABEL 4 mm
Selain telah ditunjukan pada Gambar 7, kabel 4 mm bisa saja memiliki konektor yang lain,
misalnya konektor jepit buaya satu atau kedua ujungnya.
78
APENDIKS C CARA MENGGUNAKAN GENERATOR SINYAL
APENDIKS C
CARA MENGGUNAKAN GENERATOR SINYAL
Generator sinyal merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada
juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudanya
dapat diubah‐ubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika
(Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersama‐sama dengan osiloskop.
Beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini adalah:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan generator
sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya ini.
2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.
3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang
4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang kompatibel
dengan TTL/CMOS
5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol ini
ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar dari terminal
output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang
kompatibel dengan CMOS.
79
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
7. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ 10V. Tarik dan putar
searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah
yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak
ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa
offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐
2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur
(dengan cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan
(misal berkisar +5V dan 0V).
8. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output yang
maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐20dB. Jika tombol ditarik, maka output akan
diperlemah sebesar 20dB.
9. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
10. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format 6x0,3"
12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi
yang dibutuhkan.
13. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah
sebesar 20dB
80
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
APENDIKS D
PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
BAGIANBAGIAN OSILOSKOP
Osiloskop merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan
tergambar pada layer tabung sinar katoda. Diagram bloknya dilihat pada Gambar 11
sebagai berikut:
Gambar 19 Diagram Blok Osiloskop
Gambar 20 Gambar Tabung Sinar Katoda atau Cathodde Ray Tube (CRT)
81
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
• Elektron diemisikan (dipancarkan) dari katoda yang dipanaskan
• Tegangan kisi menentukan jumlah elektron yang dapat diteruskan (untuk
meintensitaskan gambar pada layer)
• Tegangan pada anoda 1 dan 2 menentukan percepatan yang diperoleh
elektron‐elektron mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi pada saat
menunbuk layer
• Kedua pelat defleksi X dan Y bersifat sebagai kapasitor yang memberikan
medan listrik pada aliran elektron yang melaluinya
• Simpangan (defleksi) elektron pada layer ditentukan oleh besar tegangan yang
diberikan pada kedua pelat defleksi ini
• Tegangan pada pelat defleksi Y didapat dari sinyal input Y, sehingga simpangan
vertikal pada layer akan sebanding dengan tegangan sinyal input Y
• Tegangan pada pelat defleksi X didapat dari generator “time base” yang
memberikan tegangan berupa gigi gergaji, mengakibatkan simpangan
horizontal bergerak dari kiri ke kanan secara linier
• Pada layer tabung sinar katoda akan didapatkan gambar sesuai dengan
tegangan sinyal input Y yang tergambar secara linier dari kiri ke kanan
• Lapisan phosphor pada layar osiloskop menyebabkan layar akan berpencar
pada tempat‐tempat yang dikenal elektron
PENGUAT Y ( PENGUAT VERTIKAL)
• Penguat Y akan memperkuat sinyal input Y, sebelum diteruskan pada pelat
defleksi Y
• Pada input penguat ini, ditambahkan peredam yang dinilai redamannya akan
menentukan besar simpangan gambar pada layar
• Suatu tegangan searah (dc) ditambahkan pada sinyal input Y, untuk dapat
mengatur letak gambar dalam arah vertikal
82
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
GENERATOR “TIME BASE” DAN PENGUAT X (PENGUAT HORIZONTAL)
• Generator “time base” menghasilkan tegangan “sweep” berbentuk gigi gergaji,
yang dihasilkan oleh suatu multivibrator untuk diberikan pada pelat defleksi X
• Dari bentuk tegangan sweep ini dapat terlihat bahwa simpangan horizontal
pada layar akan bergerak dari kiri ke kanan secara linier, kemudian dengan
cepat kembali lagi ke kiri.
• Pergerakan berlangsung berulang kali sesuai dengan frekuensi dari sinyal
generator time base ini
• Gambar yang diinginkan diperoleh pada layar, hanyalah yang terjadi pada saat
pergerakan dari kiri ke kanan (“rise periode”)
• Gambar yang ingin diperoleh pada layar, hanyalah yang terjadi pada saat
pergerakan dari kanan ke kiri (“fly back period”) harus ditiadakan, karena hanya
akan mengacaukan pengamatan
• Untuk dapat memadamkan intensitas gambar selama periode “fly back” ini,
maka pada kisi tabung sinar katoda diberikan sinyal “blanking”
83
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
• Sinyal “blanking” akan menghentikan aliran elektron dalam tabung katoda
selama setiap perioda “fly back”
• Bila pada pelat defleksi X diberikan tegangan berupa gigi gergaji, dan pada pelat
defleksi Y diberikan tegangan sesuai dengan input sinyal Y, maka pada layar
akan diperoleh lintasan gambar sinyal input Y sebagai fungsi waktu
• Untuk dapat mengadakan persamaan, maka sinyal dari generator “time base”:
harus dikalibrasi terhadap waktu
• penguat X memperkuat sinyal dari generator “time base” sebelum dihubungkan
pada pelat defleksi X
• Suatu tegangan dc ditambahkan pada sinyal generator “time base”, untuk
mengatur letak gambar dalam arah horizontal
84
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
RANGKAIAN “TRIGGER”
• Tugas utama dari rangkaian trigger adalah gambar yang diperoleh pada layar
selalu diam (tidak bergerak)
• Rangkaian trigger mendapat input dari penguat Y, dan outputnya yang berupa
pulsa‐pulsa, akan menjalankan generator “time base”
• Pulsa yang dihasilkan oleh rangkaian ini, selalu bersamaan dengan permulaan
perioda dari sinyal input Y
• Dengan adanya pulsa “trigger” ini, maka sinyal dari generator “time base” selalu
seiring dengan sinyal input Y, sehingga gambar pada layar tidak akan bergerak
STABILITAS
Stabilitas gambar yang diperoleh ditentukan oleh stabilitas antara lain
• Stabilitas power supply
• Stabilitas frekuensi generator “time base”
• Stabilitas fermis setiap komponen
• Stabilitas terhadap gangguan luar
Semua faktor tersebut menentukan hasil yang diperoleh pada layar
OSILOSKOP “DUAL TRACE”
• Dengan pertolongann suatu saklar elektronik dapat diamati dua sinyal sekaligus
pada layar
• Saklar elektronik ini mengatur kerja dari pre amplifier A dan B secara bergantian
seiring dengan sinyal dari generator time base
• Saklar elektronik tak akan bekerja, bila hanya satu kanal saja yang dipergunakan
85
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
KALIBRATOR
• Osiloskop biasanya dilengkapi dengan suatu sinyal kalibrasi yang mempunyai
bentuk tegangan serta periode tertentu
• Dengan mengamati sinyal ini pada layar, maka “time/div” dan “volt/div”
osiloskop dapat dikalibrasi
PROBE DAN PEREDAM
• Kabel penghubung seringkali dapat merubah bentuk sinyal serta menyebabkan
pergeseran fasa ataupun osilasi disebabkan adanya kapasitas pada kabel yang
digunakan
• Jenis probe tertentu dapat digunakan di sini untuk mengkompensasikan hal
tersebut
• Peredam digunakan apabila tegangan sinyal yang akan diukur jauh melampaui
kemampuan dari osiloskop
SKEMA GAMBAR OSILOSKOP
Gambar 21 Tampilan Muka Osiloskop
Beberapa tombol pengatur yang penting:
• Intensitas: mengatur intensitas cahaya pada layar.
• Fokus : mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar
• Horizontal dan Vertikal: mengatur kedudukan gambar dalam arah horizontal
dan vertical
• Volt/Div (atau Volts/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol ditempatkan
pada kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan
osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol di
luar menyatakan besar tegangan yang tergambar pada layar per kotak (per cm)
dalam arah vertikal
86
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
• Time/Div (atau Time/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol di tengah pada
kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan
osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol
diluar menyatakan factor pengali untuk waktu dari gambar pada layar dalam
arah horizontal
• Sinkronisasi: mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak bergerak
• Slope: mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu sinyal naik (+) atau
pada waktu sinyal turun (‐)
• Kopling: menunjukan hubungan dengan sinyal searah atau bolak‐balik
• External Trigger: Trigger dikendalikan oleh rangkaian di luar osiloskop. Pada
kedudukan ini fungsi tombol “sinkronisasi”, “slope” dan “kopling” tidak dapat
dipergunakan
• Internal Trigger: trigger dikendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop. Pada
kedudukan ini fungsi tombol “simkronisasi”, “slope” dan “kopling” dapat
dipergunakan
87
APENDIKS D PRINSIP KERJA OSILOSKOP ANALOG
88
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
APENDIKS E
PANDUAN PENGGUNAAN OSILOSKOP DIGITAL
FUNGSI
Sama halnya dengan osiloskop analog, osiloskop digital menampilkan sinyal tegangan
terhadap waktu. Selain itu, beberapa osiloskop digital dapat menampilkan bentuk sinyal
tegangan dalam domain frekuensi (hasil dari Fast Fourier Transform/ FFT). Fitur yang kedua
tersebut disediakan oleh osiloskop digital merk GW Instek tipe GDS‐806S yang dimilki oleh
Lab. Dasar Teknik Elektro STEI. Pada bagian selanjutnya akan diuraian lebih jauh mengenai
panduan penggunaan osiloskop digital merk GW Instek tipe GDS‐806S.
KALIBRASI
Gambar 22 Kalibrasi internal
Osiloskop digital memberikan fasilitas kalibrasi internal. Pada panel osiloskop terdapat
sumber sinyal kotak dengan tegangan peak to peak sebesar 2 Volt, frekuensi 1 kHz. Untuk
menjalankan kalibrasi internal, ikuti langkah‐langkah berikut (perhatikan Gambar 1):
• Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol ”ON/ STBY” (namun, yakinkan bahwa
kabel power terpasang pada jala‐jala dan saklar yang terletak di belakang osiloskop
sudah di‐ON kan);
• Pasang konektor‐BNC pada pangkal prob ke ”CH1” atau ”CH2”;
• Pastikan redaman diset pada ”x1”;
86
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
• Pasang/ kaitkan kepala prob pada sumber sinyal kotak, ”≈ 2V” dan jepitkan
jepit-buaya pada frame/ chassis terminal;
• Kemudian tekan ”AUTO SET”.
a b c
Gambar 23 Tampilan sinyal yang terkalibrasi (a) dan tidak terkalibrasi (b dan c)
REDAMAN
Pada praktisnya, redaman “x1” dan “x10” memiliki arti sebagai berikut:
• Bila redaman diset pada “X1” berarti nilai tegangan peak to peak yang ditampilkan
pada layer adalah nilai tegangan sebenarnya;
• Bila redaman diset pada “X10” berarti nilai tegangan peak to peak yang
ditampilkan pada layer adalah 1/10 nilai tegangan sebenarnya.
Gambar 24 Pengatur redaman “x1” dan “x10”
FITURFITUR DASAR
Berikut ini adalah penjelasan fungsi beberapa bagian penting (termasuk tombol, knop dan
terminal) pada panel untuk menjalankan fitur‐fitur dasar osiloskop:
87
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
Gambar 25 Panel depan osiloskop
MENAMPILKAN DAN MENGUKUR SIGNAL
a. Tombol ini (“ON/STBY”) adalah tombol untuk menghidupkan dan mematikan/ standby
osiloskop
b. Bagian ini (“CH2”) adalah terminal BNC, tempat prob dipasang. “CH2” menunjukan
bahwa prob dipasang pada kanal 2. Bila ingin dipasang pada kanal 1 maka pasang prob
pada terminal “CH1”
c. Tombol ini (“AUTO SET”) adalah tombol “istimewa” yang dimiliki oleh osiloskop digital.
Setelah prob dipasang dan pengukuran siap untuk dilakukan, tekan tombol ini: layar
akan menampilkan gambar sinyal yang (biasanya) diinginkan. Langkah selanjutnya
adalah melakukan pengaturan dengan memutar knop d. dan e.
d. Knop ini (“TIME/DIV”) berfungsi untuk mengubah skala‐utama horizontal (waktu).
Dengan mengubah‐ubah knop ini, layar akan menampilkan gambar signal yang merapat
atau meregang pada arah horizontal. Nilai skala waktu tersebut ditampilkan pada layar
bagian bawah, kotak ketiga dari kiri (lihat j.)
e. Knop ini (“VOLTS/DIV”) berfungsi untuk mengubah skala‐utama vertikal (tegangan).
Dengan mengubah‐ubah knop ini, layar akan menampilkan gambar signal yang merapat
atau meregang pada arah vertikal. Nilai skala waktu tersebut ditampilkan pada layar
bagian bawah, kotak ketiga dari kiri (lihat k.)
88
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
MENGUKUR SIGNAL DENGAN MENU CURSOR
n. Dengan menekan tombol ini (“Cursor”), pada layar ditampilkan menu CURSOR yang
memberikan fasilitas untuk melakukan, misalnya, pengukuran secara manual selisih
tegangan (dengan dua‐garis‐batas horizontal putus‐putus) dan frekuensi sinyal (dengan
batas oleh dua‐garis‐batas vertikal putus‐putus) yang ditampilkan pada layar (lihat
89
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
Gambar 5). Ada tiga tombol dan satu knop yang perlu diketahui untuk memanfaatkan
fasilitas ini:
• “F1” untuk mengeset sumber sinyal yang akan diukur
• “F2” untuk mengaktifkan dua‐garis‐batas horizontal putus‐putus. Tekan “F2”
kembali untuk memperoleh mode dua‐garis‐batas berbeda.
• “F3” untuk mengaktifkan dua‐garis‐batas vertikal putus‐putus. Tekan “F3” kembali
untuk memperoleh mode dua‐garis‐batas berbeda.
• “Variabel” untuk menggeser dua‐garis‐batas horizontal atau vertical (tidak
bersamaan) bergantung tombol “F2” atau “F3” yang ditekan.
Gambar 26 Tampilan menu CURSOR
MENAMPILKAN MODE XY
o. Bila tombol ini (“HORI MENU”) ditekan, akan ditampilkan menu H‐MENU pada layar
(perhatikan Gambar 6). Fasilitas yang biasa digunakan pada menu ini adalah mode “XY”,
yaitu menampilkan grafik tegangan sinyal dari kanal 1 terhadap tegangan sinyal dari
kanal 2. Tekan tombol “F5” untuk menampilan mode XY.
90
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
Gambar 27 Tampilan menu H‐MENU
91
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
92
APENDIKS F PENJELASAN KAKI GERBANG LOGIKA
APENDIKS F
PENJELASAN KAKI GERBANG LOGIKA
74LS00 2 INPUT NAND GATE 74LS02 2 INPUT NOR GATE
74LS08 2 INPUT AND GATE 74LS04 INVERTER GATE
86
APENDIKS E PRINSIP KERJA OSILOSKOP DIGITAL
74LS10 3‐INPUT NAND GATE 74LS11 3‐INPUT AND GATE
74LS27 3‐INPUT NOR GATE
87