Anda di halaman 1dari 9

Hubungan asupan lemak ….

(Diah Ruli Hidayati) 25

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DENGAN KADAR TRIGLISERIDA DAN INDEKS


MASSA TUBUH SIVITAS AKADEMIKA UNY

THE CORRELATION BETWEEN FAT INTAKE, TRIGLYCERIDE LEVELS, AND


BODY MASS INDEX (BMI) OF THE ACADEMIC COMMUNITY FROM
YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY

Oleh: Diah Ruli Hidayati


diahhidayati03@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan lemak, kadar trigliserida dan
indeks massa tubuh pada sivitas akademika UNY serta mengetahui hubungan asupan lemak dengan
kadar trigliserida dan indeks massa tubuh pada sivitas akademika UNY.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah Sivitas Akademika UNY. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling berdasarkan kriteria inklusi. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner,
pengukuran tinggi badan dan berat badan, asupan lemak menggunakan food record (3x24 jam) yang
diolah dengan menggunakan program Nutri Survey 2007, dan pemeriksaan kadar trigliserida dengan
easy touch. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan uji korelasi
Gamma dan Somers’d dengan program SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden mempunyai asupan lemak berlebih
sebanyak 65,7%, kadar trigliserida normal sebanyak 74,3% dan IMT dengan kategori normal sebanyak
42,9%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan kadar trigliserida
dan tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan indeks massa tubuh. Faktor lain yang
mempengaruhi kadar trigliserida dan IMT adalah umur, pendidikan, riwayat penyakit, aktivitas dan
perilaku kesehatan.

Kata kunci: Asupan Lemak, Trigliserida, IMT.

ABSTRACT

This study was aimed to describe the fat intake, triglyceride levels, and body mass index from
academic community of Yogyakarta State University and to describe the correlation between fat intake
and triglyceride levels and BMI from academic community of Yogyakarta State University.
The method used an analytical survey with cross-sectional approach. The population was the
academic community of Yogyakarta State University. The samples were taken using purposive
sampling technique based on the inclusion criteria. Data collection was performed by questionnaires,
measuring body height and weight, fat intake with food record (3x24 hours) which processed with
Nutri Survey 2007 program. Data were analyzed with descriptive and statistical analysis with Gamma
and Somers’d correlation test with SPSS 16.0 for Windows.
The result of this study indicated that the majority of respondents have high fat intake around
65,7%, normal triglyceride levels around 74,3%, and normal BMI around 42,9%. The analysis
showed no between fat intake and triglycerides levels and no between fat intake and BMI. Other
factors influenced triglyceride levels and BMI include age, education, history of disease, activity, and
health behaviors.

Keywords: fat intake, triglyceride, BMI


26 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017

PENDAHULUAN berlangsung tanpa diimbangi dengan


Globalisasi menyebabkan penyimpangan pengeluaran energi seimbang dapat
- penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik mengakibatkan terjadi obesitas yang
yang berperan penting terhadap munculnya berdampak pada terjadinya peningkatan risiko
obesitas. Kemajuan ilmu pengetahuan, penyakit kardiovaskuler (Djanggan dan Sri,
teknologi, dan ekonomi juga menciptakan 2011: 21). Asupan lemak berlebihan
suatu lingkungan dengan gaya hidup merupakan faktor penyebab utama kegemukan,
cenderung sedentary atau kurang gerak dan tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner
pola makan yang tinggi kalori dan lemak. dan kanker usus serta gangguan penyakit
Prevelensi kelebihan berat badan (overweight) lainnya. Menurut Sunita Almatsier (2006: 25-
dan obesitas semakin meningkat tajam di 26), kebutuhan protein normal adalah 10-15%,
seluruh dunia (Merryana dan Bambang, 2012: lemak normal adalah 10-25% dan karbohidrat
123-124). normal adalah 60-75% dari kebutuhan energi
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) total.
tahun 2010 melaporkan bahwa prevalensi Trigliserida merupakan lemak darah
obesitas di Indonesia pada kelompok umur yang cenderung naik seiring dengan konsumsi
dewasa sebanyak 11,7% dan berat badan lebih alkohol, peningkatan berat badan dan diet
sebanyak 10,0%. Angka kelebihan berat badan tinggi gula atau lemak. Peningkatan trigliserida
pada perempuan lebih tinggi dibanding laki- (hipertrigliseridemia) merupakan faktor risiko
laki yaitu 26,9% pada perempuan dan 16,3% terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.
pada laki-laki. Prevalensi obesitas di propinsi Kadar trigliserida tinggi juga cenderung
DI Yogyakarta sebanyak 9,7% dan berat badan menyebabkan gangguan tekanan darah dan
lebih sebanyak 12,1%. Obesitas tertinggi risiko diabetes mellitus (Agnes, 2014: 119).
terjadi pada umur 40-44 dan 45-49 tahun pada Kenaikan kadar trigliserida berhubungan
laki-laki sebesar 10,7% dan pada perempuan dengan kegemukan. Kegemukan akan
pada usia 40-44 sebesar 22,2% (Kemenkes, berdampak pada kelambanan bergerak,
2012). produktivitas kerja, dan penurunan kesehatan
Asupan makanan menjadi salah satu (Hardinsyah, 2007 dalam Wardina, 2009: 87).
faktor terjadinya obesitas yang dapat Responden dengan IMT berlebih
berkembang menjadi Sindrom Metabolik memiliki risiko 3 kali lebih tinggi untuk
(SM). Asupan makanan berupa lemak dan mengalami hipertrigliseridemia. (Sara Sofia,
karbohidrat dengan jumlah berlebih dapat 2009). Berdasarkan latar belakang di atas perlu
berpotensi menimbulkan obesitas, karena dilakukan suatu penelitian untuk mengkaji
keduanya apabila berlebih dari jumlah yang hubungan asupan lemak dengan kadar
dibutuhkan tubuh akan disimpan dalam bentuk trigliserida dan indeks massa tubuh Sivitas
sel-sel lemak. Kondisi ini apabila terus Akademika UNY sebagai data awal untuk
Hubungan asupan lemak …. (Diah Ruli Hidayati) 27

melakukan pencegahan obesitas yang dapat Pengambilan sampel diawali dengan


berkembang menjadi penyakit degeneratif mengisi lembar persetujuan, dan pengumpulan
seperti diabetes, stroke dan jantung koroner. data yang meliputi, pengukuran tinggi badan,
berat badan, kadar trigliserida. Pengukuran
METODE PENELITIAN tinggi badan menggunakan microtoise dengan
Jenis Penelitian tingkat ketelitian sampai 0,1 cm. Berat badan
Jenis penelitian ini adalah survei diukur dengan menggunakan timbangan injak
analitik dengan pendekatan cross sectional. dengan tingkat ketelitian sampai 0,1 kg. Kadar
Populasi Dan Sampel trigliserida diukur dengan menggunakan esay
Populasi penelitian adalah Sivitas touch. Pengambilan data asupan lemak
Akademika UNY yang bekerja di lingungan diperoleh dengan menggunakan metode food
kampus UNY. Penelitian ini menggunakan record selama 3x24 jam. Pengambilan data
teknik purposive sampling. Sampel penelitian lainnya yang meliputi usia, pendidikan, dan
diambil berdasarkan kriteria inklusi yang aktivitas, perilaku kesehatan dan riwayat
meliputi Sivitas Akademika UNY berjenis pendidikan melalui pengisian kuesioner.
kelamin laki-laki, berusia lebih dari 40 tahun, Teknik Analisis Data
berbadan sehat, tidak mengkonsumsi obat, Analisis data dilakukan dengan
bersedia diambil darahnya, dan bersedia menggunakan analisis deskriptif dan analisis
menjadi responden selama kurun waktu korelasi Gamma dan Somer’D. Analisis
penelitian ditunjukkan dengan deskriptif untuk digunakan untuk mengetahui
penandatanganan lembar persetujuan informasi gambaran asupan lemak, kadar
responden. trigliserida, IMT, usia, pekerjaan, pendidikan,
Tempat dan Waktu Penelitian perilaku kesehatan, riwayat penyakit, dan
Tempat penelitian yaitu di lingkungan aktivitas. Analisis statistika menggunakan uji
kampus UNY Karangmalang, Depok, Sleman, korelasi Gamma dan Somer’D yang digunakan
Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan bulan untuk mengetahui hubungan antara asupan
September 2013 – Maret 2014. lemak dengan kadar trigliserida dan IMT yang
Variabel Penelitian nilai p < 0,05 terdapat korelasi yang bermakna
Variabel penelitian ini yaitu variabel antara dua variabel.
tergayut meliputi kadar trigliserida dan indeks
massa tubuh, variabel bebas meliputi asupan
lemak, variabel pengganggu meliputi aktivitas
fisik, riwayat penyakit, umur, perilaku HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan dan riwayat pendidikan. Hasil Penelitian
Prosedur Penelitian Gambaran Asupan Lemak Responden
28 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017

Tabel 1. Informasi Asupan Lemak Responden


Tabel 4. Uji Analisis antara Asupan Lemak
Asupan Frekuensi Presentase (%)
dengan Kadar Trigliserida
lemak Asupan Klasifikasi Ρ
Cukup 12 34.3 Lemak Trigliserida
Lebih 23 65.7 Normal Tinggi
Total 35 100 N % N %
Cukup 10 28,6 2 5,7 0,168
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa Lebih 16 45,7 7 20,0
mayoritas Sivitas Akademika UNY Total 26 74,3 9 25,7
mempunyai asupan lemak berlebih sebanyak
65,7%. Hasil tabulasi menunjukkan bahwa
Gambaran Kadar Trigliserida Responden mayoritas responden memiliki asupan lemak
Tabel 2. Informasi Kadar Trigliserida berlebih dengan kadar trigliserida normal
Responden
sebanyak 45,7%. Hasil analisis menunjukkan
Kadar Frekuensi Presentase
bahwa nilai ρ (0,168) lebih besar dari 0,05
Trigliserida (%)
artinya hubungan antar variabel tidak
Normal 26 74,3
signifikan sehingga tidak ada hubungan antara
Tinggi 9 25,7
asupan lemak dengan kadar trigliserida.
Total 35 100
Hubungan Asupan Lemak dengan IMT
Responden
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa
Tabel 5. Uji Analisis Asupan Lemak dengan
mayoritas Sivitas Akademika UNY memiliki Indeks Massa Tubuh
kadar trigliserida normal sebanyak 74,29%. Asupan Kategori IMT Ρ
Gambaran IMT Responden Lemak Normal Gemuk Obesitas
Tabel 3. Informasi IMT Responden N % N % N %
IMT Frekuensi Presentase Cukup 4 11 5 14 3 9 0,
(%) Lebih 11 31 6 17 6 17 963
Normal 15 42.9 Total 15 43 11 31 9 26
Kegemukan 11 31.4
Obesitas 9 25.7 Hasil tabulasi menunjukkan bahwa
Total 35 100 mayoritas responden memiliki asupan lemak
berlebih dengan IMT kategori normal
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa sebanyak 31,4%. Hasil analisis menunjukkan
mayoritas Sivitas Akdemika UNY memiliki bahwa nilai ρ (0,963) lebih besar dari 0,05
IMT normal sebanyak 42,9%. artinya hubungan antar variabel tidak
Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar
Trigliserida Sivitas Akademika UNY
Hubungan asupan lemak …. (Diah Ruli Hidayati) 29

signifikan sehingga tidak ada hubungan antara Aktivitas


asupan lemak dengan IMT. Berdasarkan hasil penelitian
Pembahasan menunjukkan bahwa mayoritas responden
Responden penelitian ini berjumlah 35 beraktivitas ringan sebanyak 34 orang
orang Sivitas Akademika UNY dengan latar (97,14%). Aktivitas fisik akan meningkatkan
belakang yang berbeda-beda. Responden metabolisme dan menyebabkan cadangan
terdiri dari dosen, karyawan, cleaning servis, energi yang berupa lemak tubuh dapat terbakar
dan tukang kebun. Berikut ini adalah sehingga digunakan sebagai energi. Kurangnya
karakteristik responden yang teramati, aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah
Umur satu penyebab utama dari meningkatnya angka
Berdasarkan hasil penelitian kejadian obesitas di tengah masyarakat
menunjukkan bahwa mayoritas responden makmur. Orang-orang yang tidak aktif
memiliki umur 50 tahun. Menurut Merryana memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang
dan Bambang (2012: 350-354), masa dewasa yang cenderung mengkonsumsi makanan
dibagi menjadi dua tahap, yaitu masa dewasa berlemak dan tidak melakukan aktivitas fisik
awal antara umur 20-40 tahun dan masa yang seimbang akan mengalami obesitas (El
dewasa lanjut antara umur 40-60 tahun. Pada Baz, 2009: 49-57).
masa dewasa lanjut (40-60 tahun), masalah Perilaku Kesehatan
kesehatan utama adalah penyakit Berdasarkan hasil penelitian
kardiovaskuler, kanker, dan berat badan. menunjukkan responden perokok sebanyak
Pendidikan 42,9%. Penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian Chiolero et al., (2008: 801-809)
menunjukkan bahwa mayoritas responden memperlihatkan bahwa disatu sisi nikotin
adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 42,9% meningkatkan pengeluaran energi dan
dari total responden. Responden dengan menurunkan nafsu makan, sedangkan di sisi
pendidikan tinggi mulai dari tingkat SMA lain, perokok berat memiliki berat badan yang
sampai S2 sebanyak 85% dari total responden. lebih tinggi daripada perokok ringan atau tidak
Tingkat pendidikan termasuk dalam faktor morokok jika diimbangi dengan gaya hidup
sosial ekonomi, faktor ini berhubungan dengan tidak baik seperti rendahnya aktivitas fisik, dan
status gizi seseorang karena dengan diet yang buruk.
meningkatnya pendidikan kemungkinan akan Riwayat Penyakit
meningkatkan pendapatan sehingga dapat Mayoritas responden memiliki riwayat
meningkatkan daya beli masyarakat penyakit individu yaitu penyakit hipertensi
(Depatemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, sebanyak 22,90% dan mayoritas responden
2011). memiliki penyakit keluarga yaitu stroke
30 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017

sebanyak 28,57%. Menurut Sunita Almatsier Gambaran Kadar Trigliserida Sivitas


(2009), hipertensi disebabkan oleh kelebihan Akademika UNY
Berdasarkan hasil penelitian
berat badan yang dapat meningkatkan beban
menunjukkan bahwa 74,3% responden
jantung untuk memompa darah sehingga
memiliki kadar trigliserida normal dan 25,7%
tekanan darah cenderung naik. Stroke
responden memiliki kadar trigliserida tinggi.
disebabkan oleh pola makan yang mengandung
Peningkatan trigliserida akan menambah risiko
kolesterol tinggi sehingga bisa menyebabkan
terjadinya penyakit jantung dan stroke. Kadar
penyumbatan pada pembuluh darah otak.
trigliserida tinggi juga cenderung
Hipertensi sebagai faktor risiko terjadinya
menyebabkan gangguan dalam tekanan darah
stroke karena hipertensi sangat berpengaruh
dan risiko diabetes. Kadar trigliserida tinggi
terhadap peredaran darah ke otak.
biasanya disebabkan oleh kebiasaan makan
Gambaran Asupan Lemak Sivitas
Akademika UNY malam dengan porsi yang banyak.
Berdasarkan hasil penelitian, Meningkatnya kadar trigliserida bisa
menunjukkan bahwa 65,7% responden disebabkan oleh kelebihan karbohidrat, lipid
memiliki asupan lemak berlebih. Konsumsi atau yang lainnya. Akibatnya terjadi
lemak yang berlebih akan berpengaruh penumpukan pada pembuluh darah sehingga
terhadap kesehatan responden. Salah satu metabolisme akan terganggu. Hal inilah yang
penyakit yang ditimbulkan oleh konsumsi membuat badan sering pegal, lemas, dan
lemak yang berlebih adalah penyakit jantung kepala sakit serta menyebabkan munculnya
koroner. Penyakit jantung koroner terjadi berbagai gejala penyakit, seperti diabetes,
apabila pembuluh arteri koroner tersebut hipertensi atau gangguan jantung. Trigliserida
tersumbat atau menyempit karena endapan dibentuk di hati dari gliserol dan lemak yang
lemak, yang secara bertahap menumpuk di berasal dari makanan dengan rangsangan
dinding arteri. Lemak akan tersimpan dan insulin atau ada kelebihan kalori akibat asupan
membentuk plak yang berkembang dilapisan yang berlebihan. Konsumsi alkohol, makanan
internal pembuluh darah sehingga manis, santan, dan karbohidrat secara
menghambat darah dan mengurangi kelenturan berlebihan akan meningkatkan kadar
pembuluh darah tersebut (Campbell, 2002: 72) trigliserida. (Agnes, 2014: 119).
Menurut Nina Fentiana (2012: 66), Gambaran IMT Sivitas Akademika UNY
asupan lemak adalah faktor yang paling Hasil penelitian menunjukkan
dominan berhubungan dengan obesitas. Lemak mayoritas responden memiliki IMT kategori
dapat berpengaruh terhadap kesehatan, antara normal yaitu sebanyak 42,9%. Hal tersebut
lain: Penyakit jantung koroner, peningkatan dikarenakan asupan energi responden sesuai
kadar kolesterol darah dan peningkatan kadar dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh,
lipida darah sehingga tidak terjadi penimbunan energi
Hubungan asupan lemak …. (Diah Ruli Hidayati) 31

dalam bentuk lemak sebagai cadangan energi mengalami esterifikasi dengan tri fosfat yang
yang akan berpengaruh pada berat badan dihasilkan dari glikolisis menjadi trigliserida.
respon. Hubungan Asupan Lemak dengan IMT
Kecukupan energi seseorang ditandai Sivitas Akademika UNY
Hasil analisis menunjukkan nilai
oleh berat badan yang normal. Konsumsi
probalilitas sebesar 0,963 lebih besar dari 0,05
energi yang melebihi kecukupan akan
artinya tidak ada hubungan antara asupan
disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh
lemak dengan IMT. Hasil penelitian ini
dalam bentuk sel-sel lemak. Apabila keadaan
mendukung penelitian sebelumnya yang
ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan.
dilakukan oleh Yulni, Veni dan Devintha
Konsumsi energi kurang maka cadangan
(2013: 29) yang menunjukkan tidak adanya
energi dalam tubuh yang berada dalam
hubungan asupan lemak dengan status gizi
jaringan lemak akan digunakan untuk
karena sumber lemak pada sebagian besar
menutupi kekurangan tersebut sehingga akan
responden tidak bervariasi hanya minyak dari
menyebabkan penurunan berat badan (Depkes,
makanan yang digoreng dan ditumis saja.
2003).
Semakin tinggi asupan lemak maka lemak
Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar
Trigliserida Sivitas Akademika UNY tubuh seseorang akan semakin bertambah
Hasil analisis menunjukkan nilai sehingga berat badan seseorang akan
probabilitas sebesar 0,168 lebih besar dari 0,05 meningkat dan tampak gemuk.
artinya tidak ada hubungan antara asupan Sebagian besar responden
lemak dengan kadar trigliserida. Hasil mendapatkan sumber lemak dari makanan
penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang digoreng. Sumber lemak yang tinggi
sebelumnya yang dilakukan oleh Maya Utami terdapat pada makanan junk food dan fast food
(2013: 36-38) yang menunjukkan bahwa tidak (Soekirman, 2000). Makanan yang digoreng
terdapat hubungan yang signifikan antara (gorengan) mengandung lemak trans, dimana
asupan lemak dengan kadar trigliserida. orang yang mengkonsumsinya akan merasa
Menurut Siti, dkk (2006), tidak hanya kenyang hanya makan porsi sedikit.
asupan lemak yang dapat meningkatkan kadar
trigliserida tetapi peningkatan asupan SIMPULAN DAN SARAN
karbohidrat akan meningkatkan kadar Simpulan
trigliserida karena bila asupan karbohidrat Mayoritas responden memiliki asupan
meningkat pembentukan piruvat dan asetil- lemak berlebih sebanyak 65,7%, kadar
KoA juga meningkat sehingga menyebabkan trigliserida normal sebanyak 74,3%, dan IMT
peningkatan pembentukan asam lemak dari kategori normal sebanyak 42,9%. Asupan
asetil-KoA. Asam-asam lemak ini akan lemak tidak memiliki hubungan bermakna
32 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017

dengan kadar trigliserida sivitas akademik Direktorat Jendral Bina


UNY. Asupan lemak tidak memiliki hubungan Kesehatan Masyarakat.
bermakna dengan indeks massa tubuh (IMT) Djanggan Sargowo dan Sri Andarini. 2011.
sivitas akademik UNY. The Relationship Between Food
Intake and Adolescent Metabolic
Saran
Syndrome. Diakses dari
Mengingat ada beberapa keterbatasan http://indonesia.digitaljournals.or
dalam penelitian ini, sebaiknya dilakukan g/index.php/karidn/article/
viewFile/103/105 pada tanggal 28
penelitian serupa dengan sampel peneltian
Januari 2014.
yang lebih banyak lagi. Penelitian serupa
dilakukan dengan food record selama 7 hari Farida El Baz, et al.. 2009. Impact of
Obesity and Body Fat
dan lebih diperhatikan. Pemeriksaan kadar Distribution on Pulmonary
trigliserida sebaiknya responden dianjurkan Function og Egyptian Children.
Egyptian Journal of Bronchology.
untuk berpuasa terlebih dahulu.
Kemenkes. 2012. Profil Data Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Tahun 2011. Diakses
dari
http://www.depkes.go.id/downloa
Agnes Sri Harti. 2014. Biokimia ds/PROFIL_DATA_KESEHAT
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha AN_INDONESIA_TAHUN_201
Medika. 1.pdf pada tanggal 5 Maret 2014.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, Merryana Andriani dan Bambang
L.G. 2002. Biologi. Alih bahsa Wirjatmadi. 2012. Pengantar
lestari, R. et al. safitri, A., Gizi Masyarakat. Jakarta:
Simarmata, L., Hardani, H.W. Kencana Prenada Media Grup.
(eds). Jakarta: Erlangga.
_______. 2012. Peranan Gizi Dalam
Chiolero A., David F., Fred P., dan Siklus Kehidupan. Jakarta:
Jacques C., 2008. Consequences Kencana Prenada Media Grup.
of Smoking for Body Weight,
Body Fat Distribution, and Nina Fentiana. 2010. Asupan Lemak
Insulin Resistence. Diakses dari Sebagai Faktor Dominan
http://ajcn.nutrition.org/content/8 Terjadinya Obesitas Pada
7/4/801/F4.expansion.html pada Remaja (16-18 Tahun) Di
tanggal 5 Mei 2014. Indonesia (Data Riskesdas 2010).
Tesis. Depok: UI.
Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat . 2011. Gizi Dan Sara J. Sofia 2009. Hubungan Indeks
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Massa Tubuh dengan Keadaan
PT Rajagrafindo Persada. Biokimia Darah pada Karyawan
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Depkes RI. 2003. Pedoman Umum Gizi Jaya, Jakarta. Analisis Data
Seimbang (PUGS Panduan untuk Sekunder 2008. Diakses dari
Tenaga Kesehatan. Jakarta: lontar.ui.ac.id/file?file=digital/12
Hubungan asupan lemak …. (Diah Ruli Hidayati) 33

6760-S-5637...Abstrak.pdf pada
tanggal 29 Mei 2014

Siti Maryam, dkk. 2006. Asuhan


Keperawatan Pada
Lansia. Jakarta : Trans Info
Medika.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan


Aplikasinya: untuk Keluarga dan
Masyarakat. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Dediknas.

Sunita Almatsier. 2006. Penuntun Diet


Edisi Baru. Jakarta: Gramedia.

Wardina Humayrah. 2009. Faktor Gaya


Hidup Dalam Hubungannya
Dengan Risiko Kegemukan
Orang Dewasa Di Provinsi
Sulawesi Utara, DKI Jakarta,
Dan Gorontalo. Skripsi. Diakses
dari
repository.ipb.ac.id/bitstream/12
3456789/12510/2/I09whu.pdf
pada tanggal 30 Mei 2014.

Yulni, Veni H., Devintha, V. 2013.


Hubungan Asupan Zat Gizi
Makro Dengan Status Gizi Pada
Anak Sekolah Dasar Di Wilayah
Pesisir Kota Makassar. Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin. Diakses
dari http://journal.unhas.ac.id
pada tanggal 1 juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai