Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Pipa adalah suatu batang silindar berongga yang dapat berfungsi untuk dilalui
atau mengalirkan zat cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan yang
berjenis serbuk/tepung. Untuk pembuatan pipa baja dapat dibuat dengan beberapa
metoda antara lain seamless pipe, butt welded pipe dan spiral welded pipe. Pembuatan
pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari batas kekuatan tekanan,
ketebalan dinding pipa, temperatur zat yang mengalir, jenis material berkaitan dengan
korosi dan kekuatan pipa tersebut.
Penamaan pipa sering disebut dari jenis pipa dan ukuran pipa yaitu diameter pipa.
Diameter pipa sendiri dibagi dua : diameter luar dan diameter dalam, selain itu ada
yang menamakan pipa dari ketebalan pipa yaitu ketebalan antara diameter luar dan
diameter dalam dan sekarang dikenal dengan istilah schedules.
Untuk instalasi pipa di kapal tentu pipa-pipa tersebut tidak hanya pipa lurus
melainkan terdapat belokan, cabang, mengecil, naik dan turun. Panjang dari pipa pun
beraneka ragam ada yang penjang ataupun pendek. Berkaitan dengan hal ini maka
kita akan mengenal beberpa jenis sambungan pipa seperti sambungan ulir, sambungan
shock, sambungan dengan las (butt welded) dan sambungan dengan menggunakan
flange. Selain itu dikenal juga istilah belokan atau ellbow, cabang T atau tee, cabang
“Y” dan ada juga pipa yang diameternya mengecil disebut reducer.
Pada setiap kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari mesin
induk, mesin bantu, dan pompa-pompa atau kapal yang tidak dilengkapi mesin
penggerak namun memiliki permesinan lain dan pompa-pompa, selalu dilengkapi
dengan instalasi perpipaan.
Instalasi pipa di kapal digunakan untuk mengalirkan fluida dari satu
tanki/kompartment ke tanki lain, atau dari satu tangki ke peralatan permesinan dikapal,
atau mengalirkan fluida dari kapal keluar kapal atau sebaliknya. Selain itu terdapat
instalasi pipa yang lain berfungsi mengalirkan gas non cair seperti pipa gas buang,
pipa sistem CO2, atau instalasi pipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan.
Jenis pipa yang terdapat di kapal memiliki beragam senis ditinjau dari material
pipa sesuai dengan kegunaannya. Material pipa dikapal pada umumnya terbuat dari
baja galvanis, baja hitam, baja campuran, stainless steel, kuningan, tembaga ataupun
alumunium. Pada kegunaan tertentu terdapat pula pipa yang terbuat dari bahan non
metal seperti rubber hose, gelas dan PVC. Untuk kapal-kapal yang dibangun
mengikuti peraturan klasifikasi maka instalasi pipa harus pula mendapat persetujuan
atau gambar instalasi pipa harus mendapat pengesahan dari badan klasifikasi.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sistem pemeliharaan atau sistem reparasi
terhadap pipa-pipa dikapal, untuk memudahkan hal tersebut maka sistem
penyambungan pipa-pipa dikapal menggunakan sistem baut dan flange.
Sistem instalasi pipa ini bisa digunakan pada sistem instalasi pipa air laut, air tawar,
air kotor, sistem instalasi pipa bahan bakar, dan lainnya.
Sesuai dengan fungsinya, istalasi pipa air laut digunakan untuk mengalirkan air
laut dari satu tanki ke tanki lain, dari luar ke dalam kapal, dari kapal ke laut dan lain
sebagainya. Pengaliran air laut menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa
hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air laut/Sea water pump. Selain
pompa pengaturan aliran instalasi air laut dikontrol dengan menggunakan sistem
katup/valve. Pompa air laut pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal
disesuaikan dengan kebutuhannya. Air laut masuk ke dalam kapal dengan melalui
instalasi karangan laut/sea chest, yaitu pipa yang menembus bagian kulit kapal di
daerah bottom. Pipa di sea chest dilengkapi katup/valve type non return valve yang
terbuat dari bahan cast steel atau bronze. Setelah melalui katup sebagai pengatur
masuknya air laut, air laut melewati saringan/strainer untuk menyaring
partikel/kotoran sebelum dihisap oleh pompa air laut/sea water pump yang
mempunyai kapasitas mencukupi sesuai kebutuhan. Pengaturan kebutuhan air laut
diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa katup untuk penyalurannya yang
dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir). Air laut antara
lain dibutuhkan untuk sistem pemadam kebakaran/fire hydrant system, sistem
pendingin mesin induk/bantu/sea water cooling system, sistem bilas sanitasi/sewage
flushing system, sistem cuci geladak/deck washing system, sistem pencuci rantai di
hawse pipe/chain washing system dan sistem ballast di kapal/sea water ballast system.
Pada instalasi pipa air tawar/fresh water digunakan untuk mengalirkan air tawar
dari satu tanki ke sistem yang dibutuhkan, dari luar ke dalam kapal pada saat
pengisian air tawar, dari tanki ke katup-katup di daerah ruang akomodasi untuk
kebutuhan orang di kapal dan lain sebagainya. Pengaliran air tawar menggunakan
sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut pompa
air tawar/fresh water pump. Selain pompa, pengaturan aliran instalasi air tawar
dikontrol dengan menggunakan sistem katup/valve. Pompa air tawar pada umumnya
menggunakan jenis pompa centrifugal disesuaikan dengan kebutuhannya dan
dilengkapi sistem hydrophore, sehingga air tawar yang mengalir keluar mempunyai
tekanan untuk kebutuhan diseluruh ruangan di geladak. Air tawar masuk kedalam
kapal dengan melalui sistem pengisian melewati instalasi pipa pengisian Air tawar
dan masuk kedalam tanki air tawar/fresh water tank, pipa pengisian Air tawar
umumnya terletak digeladak yang menembus bagian bagian geladak kapal dan masuk
ke tanki air tawar. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katup/valve yang terbuat dari
bahan stainless steel. Pengaturan kebutuhan air tawar diatur dengan menggunakan
manifold dan beberapa katup untuk penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar
mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir). Air tawar antara lain dibutuhkan untuk
sistem instalasi ke kamar mandi dan wastafel, sistem ke dapur, dan instalasi ke kamar
mesin.
Instalasi pipa bahan bakar/fuel oil digunakan untuk mengalirkan kebutuhan bahan
bakar dari tanki bahan bakar ke sistem di permesinan dan dari luar ke dalam kapal
pada saat pengisian bahan bakar. Pengaliran bahan bakar menggunakan sarana pompa,
dapat berupa pompa bahan bakar atau pompa transfer bahan bakar, pompa ini disebut
Pompa bahan bakar/fuel oil pump and fuel oil transfer pump. Selanjutnya dari pompa
pengaturan aliran bahan bakar juga dikontrol dengan menggunakan sistem
katub/valve. Pompa bahan bakar pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary
disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistem penyaringan/filter, selain
menggunakan pompa bahan bakar utama, untuk kepentingan darurat sistem instalasi
juga dilengkapi dengan pompa tangan bahan bakar jenis rotari/FO rotary hand pump.
Sehingga bahan bakar dapat dipompa yang mengalirdari tanki bahan bakar ke Mesin
induk/bantu/main engine/aux engine sesuai kebutuhan. Untuk mesin induk ukuran
tertentu pada umumnya dilengkapi dengan pompa bahan bakar yang menyatu dengan
mesin/Attached Fuel Oil pump sehingga aliran bahan bakar diambil dari tanki bahan
bakar/ tangki harian bahan bakar menggunakan pompa tersebut. Pompa
Transferbahan bakar/FO Transfer pump hanya berfungsi memindahkan bahan bakar
dari tanki utama ke tanki Harian/FO Daily Tank. Untuk pengisian Bahan bakar masuk
kedalam kapal dengan melalui sistem pengisian melewati instalasi pipa pengisian
bahan bakar dan masuk kedalam tanki bahan bakar/Fuel Oil tank, pipa pengisian
bahan bakar umumnya terletak digeladak utama dan pipa pengisian menembus bagian
pelat geladak kapal dan masuk ke Tanki bahan bakar dikenal dengan nama Bunker
Station. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang terbuat dari bahan
pipa baja atau pipa stainless steel. Pengaturan kebutuhan bahan bakar diatur dengan
menggunakan manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya sesuai jumlah tanki
dan jumlah mesin yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri
terlampir). Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan mengalir
menuju mesin harus dilengkapi dengan katup dengan sistem penutup otomatis dengan
pegas dan dapat dioperasikan secara cepat/Quick closing valve.
Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system digunakan untuk mengalirkan air
kotor dan air limbah dikapal dari dan ke tanki Sewage di dalam kapal. Pengaliran
sewage menggunakan sarana pompa, berupa pompa Sewage/Sewage Pump. Air
kotor/Sewage berasal dari buangan water closet dari setiap ruang akomodasi, yang
mengalir ke tanki sewage secara gravity atau dengan tekanan air bilas/flushing,
selanjutnya dari tanki sewage akan dipompa keluar kapal sesuai dengan peraturan
pembuangan limbah. Pengaturan aliran air kotor juga dikontrol dengan menggunakan
sistim katub/valve (lihat diagram pipa isometri terlampir). Pompa Sewage pada
umumnya menggunakan jenis pompa rotary atau pompa piston dengan putaran rendah,
disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim penghancur berupa
baling-baling didalam tangki sewage, selain menggunakan pompa sewage utama pada
umumnya untuk kepentingan darurat juga dilengkapi dengan pompa tangan. Sehingga
sewage dapat dipompa keluar sebelum tanki penuh. Untuk pembersihan sistim
instalasi sewage ini, dilengkapi dengan instalasi pembersih/ flushing system. Sistim
pembersih menggunakan air laut, dan pembuangan sewage menggunakan pipa yang
umumnya menembus kulit lambung kapal disebut overboard dan dilengkapi pula pipa
pembuangan yang terletak digeladak belakang utama untuk pembuangan ke sarana
didarat atau tongkang pembuangan. Pipa-pipa tersebut terbuat dari bahan pipa tahan
karat atau pipa stainless steel dan dilengkapi dengan katub/valve.
http://www.maritimeworld.web.id/2011/03/pipa-adalah-suatu-batang-silindar.html

Sumber :
-Lecture Notes "Sistem dan Perlengkapan Kapal" Ir. Mukti Wibowo
-navalport.com
Referensi :
- MARPOL 73 - 78
- Sistim dan Perlengkapan Kapal – soekarsono NA
- Bureau Veritas Rules and Regulation
- Pipe drafting and design – Roy Aparisher -2nd edition

I. 2. Rumusan Masalah

A. Pengertian/definisi sistem ballast

B. Fungsi sistem ballast

C. Komponen sistem ballast

D. Cara kerja sistem ballast

E. Diagram sistem ballast

I. 3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

A. Untuk mengetahui badan klasifikasi kapal Det Norske Veritas yang biasa disingkat
DNV.

B. Untuk mengetahui aturan sistem ballast.

C. Untuk mengetahui sistem kerja dari sistem ballast.

D. Untuk mengetahui komponen-komponen sistem ballast.

I. 4. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:

A. Mengetahui pengertian sistem ballast.

B. Mengetahui fungsi dari sistem ballast.


C. Mengetahui komponen sistem ballast.

D. Mengetahui cara kerja sistem ballast.

E. Mengetahui diagram sistem ballast.


BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Pengertian Sistem Ballast

Sebuah kapal di laut adalah struktur besar yang meskipun dapat mengapung,
membutuhkan stabilitas untuk berlayar melalui perairan. Karena air tersedia dengan
mudah dan berlimpah, air ini digunakan untuk memberikan stabilitas yang diperlukan
dan memotong ke kapal. Air ini dikenal sebagai air ballast dan proses mengambil air
ballast ke dalam kapal dikenal sebagai "ballasting". Tangki di kapal tempat air ballast
diisi dikenal sebagai tangki ballast.

https://www.brighthubengineering.com/naval-architecture/66722-what-is-ballast-wate
r/

Sistem ballast adalah salah satu system pelayanan di kapal yang mengangkut dan
mengisi air ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat
kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga
stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa ballast dipasang di tangki ceruk depan dan
tangki ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep tank dan
tangki samping (side tank). Ballast yang ditempatkan di tangki ceruk depan dan
belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki. Double bottom
ballast tank dan deep tank diisi ballast untuk memperoleh sarat air yang layak, tangki
ballast samping untuk memperoleh penyesuaian sarat air dalam daftar.

https://lukeyahyasipetualang.wordpress.com/2012/06/21/melanjutkan-s-3/

III. 2. Fungsi Sistem Ballast

Ballast water dibawa oleh kapal untuk menjaga stabilitas dan kelayakan laut,
terutama ketika kapal tidak membawa muatan. Diperkirakan 7000 spesies tanaman,
hewan, dan organisme lain diangkut setiap hari dalam air balas. Tujuan sistem
manajemen air ballast adalah untuk meminimalkan transfer organisme air dan patogen
berbahaya non-asli dari satu daerah ke daerah lain (pelabuhan kedatangan) melalui
sistem air pemberat kapal. Spesies laut invasif adalah salah satu dari empat ancaman
terbesar bagi lautan dunia. Tidak seperti bentuk lain dari polusi laut, seperti tumpahan
minyak di mana tindakan perbaikan dapat diambil dan dari mana lingkungan akhirnya
akan pulih, dampak spesies laut invasif paling sering tidak dapat diubah. Melalui
penggunaan praktik pengelolaan air balas yang ditentukan, prosedur operasi standar,
dan pelatihan, tujuan dapat dipenuhi dengan aman.

http://shipsbusiness.com/pollution-by-ballast-water.html

Sistem air balas memungkinkan kapal memompa air masuk dan keluar dari tangki
yang sangat besar untuk mengimbangi perubahan beban kargo, kondisi dangkal, atau
cuaca. Kapasitas tangki air balas mungkin jutaan galon di kapal besar. Hal ini
memungkinkan kapal membawa muatan ringan atau berat sambil mempertahankan
kondisi apung dan penanganan yang ideal dalam semua situasi.

Sebuah kapal mungkin melepaskan semua tangki air pemberat untuk melewati area
dangkal atau meneruskan tank hanya untuk mengangkat busur di laut terbuka yang
kasar.
https://www.thoughtco.com/what-is-ballast-water-2293103

II. 3. Komponen Sistem Ballast

A. Tangki Ballast

Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar maupun
saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast
dalam kondisi kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast
diisi untuk menjaga kestabilan kapal.

B. pipa ballast

C. katup dan fitting

katup dan fitting yang biasa digunakan adalah


1. Elbow 90
2. filter
3. SDNRV
4. Gate valve
5. Sambungan T
6. Butterfly v/v

D. pompa

Pompa yang mendukung system ballast terdiri dari 2 pompa, yang juga mendukung
sistem lain, yakni sistem pemadam dan bilga. Pompa ini terdiri dari pompa
bilga-ballast dan pompa general service.
Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem Ballast. Jadi,
pompa general service ini kapasitasnya cukup 85% dari kapasitas pompa Ballast agar
dapat menghandle sistem Ballast tersebut, yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.

E. overboard

Fungsi outboard adalah untuk mengeluarkan air yang sudah tidak terpakai. Peletakan
Outboard ini haruslah diatas garis air atau WL dan harus diberi satu katup jenis
SDNRV

F. Seachest
terdiri dari High Seachest dan Low Seachest

G. pipa
terdiri dari pipa cabang dan pipa utama

H. Sistem Pemadam Kebakaran


Penggunaan air sebagai pemadam kebakaran diperuntukkan bagi semua akibat
kebakaran kapal, kecuali kebakaran yang ditimbulkan dari batubara atau minyak.
Sistem pipa kebakaran di kapal ini dipusatkan di suatu ruangan kapal dan pipa-pipa
ini menggunakan pipa tembaga (copper) atau pipa galvani yang berdiameter 50
sampai 100 mm. Pipa induk kebakaran terbentang disepanjang lambung kapal dan
diperlengkapi dengan hydrant tiap jarak tidak kurang dari 20 meter. Saluran slang
kanvas dihubungkan dengan hydrant.
- Hydrant

Hydrant berfungsi sebagai sisi discharge dari system pemadam kebakaran yang
dipasang di deck. Hydrant dirancang dapat mensuplai air dengan tekanan sedemikian
rupa sehingga tekanan pada nozzle (hoses) mencapai 2,5 Bar, sesuai dengan syarat
yang diharuskan kelas. Pemasangan Hydrant sepanjang main deck ditempatkan
dengan jarak tertentu dimana panjang hoses (15-20m) dapat mengcover seluruh
bagian dari deck kapal jika terjadi kebakaran.

- Pompa

Pompa yang mendukung Fire Main system ini terdiri dari 3 pompa, 2 merupakan
pompa general service yaitu pompa bilga-fire dan fire pump. Sedangkan yang satu
lagi adalah emergency fire pump. Emergency fire pump terletak di forecastle deck,
yang mana persyaratannya adalah harus berpenggerak sendiri.

III. 4. Cara Kerja Sistem Ballast

Metode sekuensial: proses dimana tangki atau penahan yang dimaksudkan untuk
pengangkutan ballast air adalah yang pertama
dikosongkan setidaknya 95% atau lebih dari volumenya dan kemudian diisi ulang
dengan air balas pengganti.

Metode flow through: proses dimana air balas pengganti dipompa ke dalam tangki
ballast atau penahan
dimaksudkan untuk pengangkutan ballast air yang memungkinkan air mengalir
melalui limpahan atau pengaturan lainnya
Setidaknya tiga kali tangki atau volume penahan harus dipompa melalui tangki atau
penahan.

Metode pengenceran: proses dimana air balas pengganti diisi melalui bagian atas
tangki balas atau
tahan dimaksudkan untuk pengangkutan ballast air dengan pembuangan simultan dari
bawah pada aliran yang sama
nilai dan pertahankan level yang konstan dalam tangki atau palka. Setidaknya 3 kali
volume tangki atau palka harus
dipompa melalui tangki atau palka.

Air Ballast: air dengan bahannya yang ditangguhkan dibawa di atas kapal untuk
mengendalikan trim, daftar, rancangan, stabilitas atau
tekanan kapal.

II. 5. Diagram Sistem Ballast

Anda mungkin juga menyukai