Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INDRA
Disusun untuk memenuhi matakuliah Struktur dan Perkembangan Hewan I
Dosen Pengampu :
Dr. Ummie Lestari, M.Si
Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

Oleh :
Kelompok 3 / Offering C
Damaris Hasanta F.R. 180341617597
Gracia Filia Mulyono 180341617552
Ika Sri Sumiati 180341617567
Zelvia Aprima Putri 180341617534

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
APRIL 2019
KEGIATAN XI

A. Topik
Sistem Indra pada Mamalia

B. Tujuan
1. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Mata
2. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Telinga
3. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Hidung
4. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Kulit

C. Dasar Teori
Sistem indra merupakan alat yang berfungsi untuk merasakan, mencium, membau,
mendengar, melihat, dan meraba sesuatu secara intuitif merupakan pengertian dari indera
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Merupakan bagian dari tubuh
yang memiliki fungsi untuk menerima rangsang sesuai dengan modalitasnya masing-
masing (Shaleh, 2009). Reseptor-reseptor khusus untuk menyadari perubahan lingkungan
(Yatim, 1990).
Agar sistem indera dapat berfungsi harus terdapat syarat sebagai berikut, yaitu: (1)
stimulus yang mampu mengaktifkan respon dari sistem saraf, (2) alat indera yang mampu
menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf, (3) reseptor atau organ indera
harus mampu menghantarkan impuls saraf di sepanjang lintasan saraf menuju otak, (4)
pusat indera yang berada di otak harus mampu menerjemahkan impuls saraf yang diterima
untuk diubah menjadi sebuah penginderaan.
Pada tubuh manusia terdapat lima macam alat indera, sering disebut dengan panca
indera antara lain yaitu, indera penglihatan dengan menggunakan mata, indera
pendengaran dengan menggunakan telinga, indera peraba dan perasa dengan
menggunakan kulit, indera pembau dengan menggunakan hidung dan indra pengecap
dengan menggunakan lidah (Idel, 2003).
Indera pengelihatan menggunakan alat indera berupa mata. Memiliki reseptor yang
peka terhadap cahaya (fotoreseptor). Mata memiliki lapisan reseptor, sistem lensa yang
berfungsi untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan sistem saraf yang berfungsi agar
impuls dapat dihantarkan ke otak melalui reseptor. Mata adalah organ indera yang paling
dominan. Merupakan sebuah bola yang analog dengan camera obscura biasa, dapat
berkontraksi untuk menjalankan fungsi dari optic juga sensorik (Haryani,2009).
Bagian dari mata antara lain, yaitu: (a) Lapisan luar (Fibrosa), yaitu sklera dan kornea.
Sklera merupakan dinding mata dan jaringan mata yang kuat, tidak bening, tidak kenyal
dan tidak tebal hanya sekitar 1mm (Haryani, 2009). Kornea adalah membrane epitel jernih
yang menyambung dengan sclera. Melalui kornea cahaya masuk dan sampai ke retina.
Kornea pada bagian anterior terlihat cembung agar dapat membiaskan cahaya dan
difokuskan pada retina. (b) Lapisan vaskuler yang terdiri dari iris, koroid, dan badan
siliaris. Iris terletak di antara kornea dan lensa. Di bagian tengah iris terdapat pupil.Jumlah
dan sifat pigmen yang terkandung dalam iris mempengaruhi warna pada mata. Koroid
adalah membran tipis yang mengandung pigmen, permukaan dalam dari sklera dilapisi
oleh koroid, terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi
menuju retina. Badan siliaris menghasilkan cairan encer pengisi rongga antara kornea dan
lensa yang disebut humor akueus. (c) Lapisan Nervosa yaitu retina, terdapat sel batang (sel
basillus) yang dapat menerima impuls sinar kuat dan warna. Terdapat kandungan pigmen
rodopsin yang peka terhadap impuls cahaya. Rodopsin merupakan senyawa antara vitamin
A dengan protein tertentu. Rodopsin akan terurai saat terkena cahaya terang dan terbentuk
kembali pada saat gelap. Rodopsin memiliki waktu saat proses pembentukannya yang
disebut adaptasi rodopsin. Saat adaptasi rodopsin mata kurang melihat (Gibson, 2003).
Pada sel kerucut terkandung pigmen iodopsin (senyawa ritnin dan epsinda). Terdapat tiga
jenis sel kerucut yang peka terhadap impuls warna tertentu yakni, hijau, merah, dan biru.
Dari kombinasi tiga warna tersebut mata mampu menerima spektrum warna ungu hingga
merah (Pearce, 2007).
Telinga merupakan salah satu indra yang memiliki fungsi umum dan utama, yaitu
sebagai indra pendengar. Telinga menurut bagian bagian nya dibagi menjadi tiga bagian
yaitu, telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Masing masing bagian telinga
memiliki organ yang berbeda dan fungsinya masing masing. Telinga bagian luar terdiri
atas daun telinga, lubang telinga (saluran telinga luar), dan gendang telinga . Daun telinga
memiliki beberapa bagian yaitu lobus, tragus,anti tragus, heliks, dan anti heliks. Daun
telinga memiliki fungsi untuk mengumpulkan getaran atau gelombang suara dan
meneruskan ke lubang telinga. Kemudian lubang telinga melalui saluran luar telinga akan
meneruskan getaran menuju gendang telinga. Gendang telinga kemudian menghantarkan
getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran. Gendang telinga sekaligus sebagai
pembatas antara telinga bagian luar dengan telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah
tersusun oleh tiga tulang pendengaran, yaitu maleus, incus, dan stapes. Tulang
pendengaran ini bertanggung jawab dalam meneruskan getaran suara menuju rumah
siput,atau koklea. Koklea ini sudah masuk kedalam telinga bagian dalam. Koklea
bertanggung jawab untuk meneruskan impuls getaran suara menuju otak (Netter, 2006).
Telinga selain sebagai indra pendengaran, juga memiiki peran dalam keseimbangan, peran
ini dijalankan oleh tiga saluran setengah lingkaran,yang merupakan bagian dari telinga
bagian dalam. Hal ini juga dijelaskan oleh teori yang menyatakan bahwa Indra
pendengaran adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar dan telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsangan berupa
suara(fonoreseptor), dan menjadi alat keseimbanan tubuh (Pearce, 2003)
Kulit merupakan alat indra yang memiliki fungsi sebagai peraba.kulit tersusun oleh
beberapa lapisan penyusun kulit. Lapisan kulit lerluar adalah lapisan epidermis, struktur
lapisan epidermis tersusun oleh stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
startum spinosum, dan stratum germinativum,yang disebut juga dengan stratum basale.
Lapisan penyusun dibawahnya yaitu lapisan dermis, pada lapisan ini terdapat pembuluh
darah, macam macam reseptor, macam macam kelenjar, akar rambut, dan tersusun oleh
jaringan ikat. Lapisan penyusun kulit di bawah dermis yaitu hipodermis, lapisan ini banyak
mengandung jaringan adiposa. Sebagai indra peraba, kulit memiliki reseptor khusus yang
peka terhadap berbagai rangsangan, diantaranya adalah korpuskula paccini, yaitu reseptor
yang peka terhadap tekanan kuat; korpuskula meissner, yaitu reseptor yang peka terhadap
sentuhan dan rabaan; korpuskula ruffini, yaitu reseptor yang peka terhadap panas;
korpuskula krause, yaitu reseptor yang peka terhadap dingin; lempeng merkel, yaitu
reseptor yang peka terhadap sentuhan dan tekanan ringan; ujung saraf tanpa selaput, yaitu
ujung saraf perasa nyeri; dan terdapat pula ujung saraf di sekitar rambut, merupakan ujung
saraf peraba. Kulit selain sebagai peraba,juga memilikibnayakfungsi lain, diantaranya
yaitu sebagai organ ekskresi, yaitu untuk mensekresikan keringat; sebagai organ proteksi,
sebagaimana perannya sebagai organ integumen; sebagai tempat pembentukan vitamin D;
serta juga sebagai organ pembentukan pigmen, perbedaan warna pigmen setiap orang
menyebabkan perbedaan warna kulitnya (Syaifuddin, 2007).
Indera pembau menggunakan alat indera berupa hidung. Berfungsi untuk merespon
impuls berupa aroma yang dihasilkan. Impuls tersebut kemudian akan dihantarkan ke otak
melalui sistem saraf. Bagian dari hidung terdiri dari, rongga hidung dan membran mucus.
Rongga hidung dihubungkan dengan bagian belakang tenggorokan dan dipisahkan oleh
langit-langit mulut (palate). Terdapat pada selaput lendir rongga hidung yang dapat
menerima impuls berupa gas atau oflaksi (Kemoreseptor). Di dalam hidung terdapat
banyak sel kemoreseptor untuk mengenali impuls (Kusumoputro, 2005). Terdapat rambut
halus pada rongga hidung yang memiliki fungsi untuk menyaring kotoran atau benda asing
yang masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Juga terdapat konka nasal superior,
intermediet serta inferior. Terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) pada konka nasal superior, berfungsi
untuk mendeteksi bau yang masuk melalui hidung.
Membran mucus memiliki fungsi untuk menghangatkan udara dan melembabkannya.
Kelenjar mucus terdapat pada tunika mukosa rongga hidung yang berfungsi untuk
menggetahkan lendir sebagai pelarut dari partikel yang masuk bersama gas, juga untuk
membasahi sel epitel olfaktorius. Pada sel olfaktori terdapat silia yang berfungsi untuk
mendeteksi partikel pembawa bau tertentu dari udara, partikel ini akan larut dalam lapisan
mukus. Silia berhubungan dengan sel saraf olfaktori yang menghantarkan impuls saraf
menuju otak. Reseptor olfaktori berada di dalam bagian khusus mukosa hidung dan
memiliki pigmen berwarna kekuning-kuningan (Pearce, 2007). Sel olfaktori berada pada
tunika mukosa rongga hidung di bagian atas. Terdapat juga sel penunjang yaitu sel epitel
silindris berlapis banyak semu. Di akhir setiap sel olfaktori pada permukaan epitelium
mengandung beberapa rambut pembau yang akan bereaksi terhadap bahan kimia bau-
bauan di udara.

D. Alat dan Bahan


Alat :
Sediaan torso:
1. Torso Mata
2. Torso Telinga
3. Torso Kulit
4. Torso Hidung
E. Prosedur Kerja
1. Sediaan Torso Mata

Diberikan sediaan torso mata


Diamati dan Digambar struktur sediaan torso mata

2. Sediaan Torso Telinga

Diberikan sediaan torso telinga


Diamati dan Digambar struktur sediaan torso telinga

3. Sediaan Torso Kulit


Diberikan sediaan torso kulit


Diamati dan Digambar struktur sediaan torso kulit

4. Sediaan Torso Hidung


Diberikan sediaan torso hidung


Diamati dan Digambar struktur sediaan torso hidung
F. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
Sediaan Torso Mata Sumber: Tenzer, 2014

Keterangan:

3 1. Sklera
5 2. Otot mata
3. Koroid
4 4. Iris
5. Pupil
6. Kornea
6 7. Lensa mata
8. Retina
9. Pembuluh darah
10. Saraf optik
7 9

8 10

Keterangan:
1. Sklera
2. Otot mata
3. Koroid
4. Iris
5. Pupil
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
6. Kornea
7. Lensa mata
8. Retina
9. Pembuluh darah
10. Saraf optic

Sediaan Torso Telinga Sumber: Tenzer, 2014

1 5
4 1
7 5 7

2
2 6

3 6
3
8
8

Sumber: Netter, 2006


9

10 10 11
11

12 12

13
13

Keterangan: Keterangan:
1. Daun telinga 1. Daun telinga
2. Saluran telinga 2. Saluran telinga
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
3. Gendang telinga 3. Gendang telinga
4. 3 tulang pendengaran 4. 3 tulang pendengaran
5. 3 tulang setengah lingkaran 5. 3 tulang setengah lingkaran
6. Koklea 6. Koklea
7. Saraf 7. Saraf
8. Saluran eustachius 8. Saluran eustachius
9. Helix 9. Helix
10. Antihelix 10. Antihelix
11. Tragus 11. Tragus
12. Antitragus 12. Antitragus
13. Lobus 13. Lobus

Sediaan Torso Kulit Sumber: Tenzer, 2014

5 3 4 5 6

7
1
3
1
0 0
6 7
4

2 2

0 0
9 9 8
8

Keterangan: Keterangan:
1. Epidermis 1. Epidermis
2. Dermis 2. Dermis
3. Saraf Krause 3. Saraf Krause
4. Saraf Rufini 4. Saraf Rufini
5. Saraf bebas 5. Saraf bebas
6. Cawan Merkel 6. Cawan Merkel
7. Saraf Meissner 7. Saraf Meissner
8. Saraf Paccini 8. Saraf Paccini
9. Pleskus saraf dari folikel 9. Pleskus saraf dari folikel
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
Sediaan Torso Hidung Sumber: Dhingra, 2007

1
2 3
1
4
3 2
4 5

6
6
8 7
7 8

Keterangan: Keterangan:
1. Sinus frontal 1. Sinus frontal
2. Sella turkika 2. Sella turkika
3. Sinus sphenoid 3. Sinus sphenoid
4. Superior turbinate 4. Superior turbinate
5. Middle turbinate 5. Middle turbinate
6. Inferior turbinate 6. Inferior turbinate
7. Nasopharing 7. Nasopharing
8. Jalan masuk saluran eustachia 8. Jalan masuk saluran eustachia

G. Analisis dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan pada torso indera manusia. Yang
pertama adalah pengamatan pada torso mata manusia. Mata manusia terdiri dari
sklera,yang merupakan bagian teluar dari bola mata. Sklera merupakan jaringan ikat
fibrosa,jaringan ini meliputi seluruh dinding bola mata kecuali pada bagian anterior. Selain
membentuk bola mata,sklera juga melindungi bagian dalam mata. Pada bagian posteroir
jaringan ini berlanjut sebagai saraf otak (nerveus opticus). Kornea,merupakan modifikasi
dari sklera yang mempunyai fungsi meneruskan rangsangan cahaya. Iris,fungsinya
memberikan warna pada mata dan mengatur besar kecilnya pupil. Iris merupakan suatu
serat otot polos yang melingkar dan radial. Pupil,mengatur jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata. Lensa mata terdapat pada bagian posterior dari pupil dan iris. Lensa
membantu memfokuskan sinar agar bayangan tepat pada dinding belakang mata (fovea
centralis). bola mata dibagi menjadi 2 rongga,yaitu cavum posterior dan cavum anterior.
Cavum posterior,yaitu rongga yang terletak dibelakang lensa yang berisi cairan bening
seperti gel yang disebut corpus vittreous. Covum interior,yang terletak didepan lensa berisi
cairan jernih yang disebut aqueous humor. Rongga ini dibagi lagi menjadi 2,yaitu bilik
anterior (diantara cornea dan iris) dan bilik posterior (diantara lensa dan kornea
(Pearce,2009).
Pada retina terdapat lapisan saraf yang mempunyai 3 zona, yaitu lapisan
photoreseptor,lapisan bipolar dan lapisan ganglion. Sel neuron photoreseptor disebut ROD
dan CONE,karena bentuknya batang kecil dan kerucut. Rod menerima sinar atau bayangan
hitam dan putih pada cahaya redup atau remag-remang. Sedangkan CONE menerima
bayangan berwarna pada cahaya terang. Sel cone terdapat lebih banyak dan lebih padat
pada bagian yang cekung dari bagian belakang mata yang disebut dengan Fovea Centralis.
Terletak di Maculalutea,yaitu terletak persis ditengah-tengah bagian posterior mata.
Jadi,maculalutea ini mempunyai peran pada sumbu pandang (visual axis) mata. Fovea
maculalutea merupakan area untuk pandangan tajam karena konsentrasi cone terdapat
disini (Pearce,2009).
Saraf optik,sebagai penghantar impuls dari mata menuju ke otak. Koroid,bagian dalam
bola mata,di dalam koroid terdapat pembuluh darah yang berfungsi menyuplai makanan
dan oksigen menuju ke retina. Otot mata,bekerja sebagai penyangga lensa mata dan juga
membantu lensa dalam berakomodasi. Otot mata terdiri dari processus cilliaris dan otot
cilliaris. Processus cilliaris merupakan lipatan dari permukaan dalam corpus cilliaris yang
memproduksi aqueous humor. Sedangkan otot cilliaris merupakan otot polos yang
mengubah bentuk lensa untuk penglihatan dekat maupun jauh (Pearce,2009). Setelah
dibandingan dengan gambar dari literature,torso mata mempunyai bagian-bagian yang
sama. Bagian-bagian tersebut antara lain: sklera,otot mata,koroid,iris,pupil,kornea,lensa
mata,retina,pembuluh darah dan saraf optik.
Pengamatan yang ketiga yaitu indra telinga. Telinga merupakan alat indra yang
secara umum memiliki fungsi yaitu sebagai indra pendengar. Telinga dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga bagian luar terdiri
dari daun telinga, lubang telinga, dan gendang telinga.Daun telinga memiliki beberapa
bagian, yaitu lobus, merupakan daun telinga bagian bawah,yang mana pada wanita
biasanya sebagai tempat lubang anting; Tragus, marupakan daun telinga yang berupa
tonjolan terletak dekat lubang telinga; dan Heliks, merupakan daun telinga pada bagian
atas yang membentuk lengkungan. Selain itu, terdapat juga anti tragus dan anti heliks. Anti
tragus yaitu bagian dari daun telinga yang berupa tonjolan yang berhadapan dengan tragus,
atau berada di bawah tragus. Dan anti heliks, yaitu bagian dari daun telinga yang berupa
lengkungan, berada di atas anti tragus, atau bersebelahan dengan antri tragus, lengkungan
anti heliks tegak lurus dengan lengkungan heliks. Secara umum, masing masing bagian
dari daun telinga ini tidak memiliki fungsi khusus masing masing. Secara umum, daun
telinga memiliki fungsi untuk menangkap getaran suara dari luar, mengumpulkan, dan
meneruskan ke lubang telinga. Lubang telinga kemudian akan meneruskan getaran suara
menuju gendang telinga. Pada lubang telinga terdapat rambut rambut halus, yang berfungsi
untuk menyaring kotoran atau debu debu halus yang masuk bersama udara ke dalam
telinga. Pada lubang telinga, atau yang lebih kompleks disebut dengan saluran luar telinga
ini juga terdapat banyak kelenjar, kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan serumen.
Serumen yaitu sekret yang berupa zat lilin yang memiliki fungsi untuk menjaga
kelembapan telinga. Kelenjar tersebut adalah kelenjar seruminosa. Gendang telinga atau
dalam nama ilmiah dikenal dengan nama membran timfani, merupakan membran yang
membatasi telinga bagian luar dengan telinga bagian dalam. Gendang telinga memiliki
fungsi untuk meneruskan getaran suara ke tulang pendengaran (Netter, 2006).
Telinga bagian tengah tersusun oleh tiga tulang pendengaran, yaitu incus, maleus,
dan stapes. Ketiga tulang ini bekerja bersama sama serta memiliki fungsi yang sama yaitu
menghantarkan dan memperkuat getaran menuju ke koklea. Pada telinga bagian tengah ini
juga terdapat saluran eustachius, yang tidak berperan langsung pada proses penyaluran
suara. Namun berperan pada fungsi telinga secara keseluruhan. Saluran ini
menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharing dan mempunyai fungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara dalam telinga tengah dengan udara luar. Pada bagian
ujung tulang ketiga (stapes), tulang paling akhir dari rantai tulang kecil ini menempel pada
jendela yang fleksibel dari koklea yaitu ruang telinga bagian dalam (Haryani,2009). Dan
terdapat juga dua otot kecil pada ruang ini yaitu M Timpanicus dan M Stapedius. Fungsi
kedua otot ini untuk kontraksi bila ada suara yang terlalu keras,menyebabkan rantai tulang
ini lebih kaku agar telinga tidak cedera akibar suara yang keras (Haryani,2009).
Telinga bagian dalam merupakan sutu saluran yang terdiri dari labirin tulang
(bagian luar) dan labirin membran yang terdapat di dalam labirin tulang. Labirin tulang
merupakan badian dari os temporal dan terbagi 3 dengan nama sesuai dengan
bentuknya,vestibulum (seperti gelembung oval),koklea (seperti siput) dan canilis
(perylimpe) yang meliputi labirin membran. Di dalam labirin membran juga terdapat
cairan (endolympe). labirin membran yang terdapat dalam vestibulum terdapat 2 kantong
yang disebut iltriculus dan sacculus. Dibelakang vestibulum terdapat 3 canalis
semicircularis yang masing-masing membentuk sudut 90°. ruang telinga dalam ini
mempunyai 2 fungsi selain sebagai pendengaran juga sebagai alat keseimbangan. Untuk
menjaga keseimbangan tubuh,3 saluran setengah lingkaran,yang masing-masing
bertanggungjawab menurut posisi bidangnya agar tubuuh dapat mempertahankan
keseimbangan dan meneruskan getaran dari 3 tulang pendengaran menuju ke rumah siput.
Dengan kata lain dengan posisi canalis semicircularis ini,kita dapat mengetahui posisi
tubuh kita saat bergerak. Sehingga kesimbangan dapat dipertahankan (Haryani,2009).
Peran sebagai alat pendengar,koklea dan nervus auditorius adalah struktur penting
pada telinga bagian dalam. Koklea yang berbentuk seperti keong terbagi menjadi 3 ruang
yang berisi cairan,yang disebut scala vestibuli,scala media dan scala tympani. Dua
membran berbeda memisahkan koklea menjadi 3 ruang,yaitu membran ressiner
memisahkan scala media dengan scala vestibuli. Membran yang lain yaitu membran
basiler yang memisahkan scala media dengan scala tympani. Pada bagian atas membran
basiler terdapat organa corti yang disebut juga organ pendengaran yang mengandung sel-
sel rambat (15.000-16.000 buah/telinga). bila sel-sel ini rusak,maka mentebabkan
gangguan atau kehilangan pendengaran. Gelombang suara yang sampai pada organ ini
akan disalurkan ke otak melalui N auditorius (Haryani,2009). setelah dibandingkan
gambar literature,torso telah menunjukkan bagian-bagian yang sesuai. Bagian-bagian
tersebut adalah daun telinga,saluran telinga,gendang telinga,3 tulang pendengaran,3 tulang
setengah lingkaran,koklea(rumah siput),saraf pendengaran,saluran
eustachius,helix,antihelix,tragus,antitragus dan helix.
Kulit manusia terdiri dari beberapa bagian,yaitu: epidermis,dermis,saraf krause
merupakan ujung saraf yang peka terhadap rasa dingin dan dapat ditemukan di daerah
mikokutis pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Saraf rufini merupakn ujung
saraf yang peka terhadap rasa panas dan ditemukan di jaringan ikat termasuk dermis dan
kapsula sendi yang mempunyai kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir
saraf yang menggelembung,merupakan mekanoreseptor karena mirip dengan organ tendo
golgi. Saraf meissner merupakan ujung saraf yang peka terhadap sentuhan dan letaknya di
papila dermis,saraf paccini merupakan ujung saraf yang peka terhadap tekanan dan
ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan dan telapak kaki,saraf bebas dan
cawan merkel merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan terletak dipermukaan
kulit. Sel-sel merkel bersama dengan badan meissnerterdapat dilapisan kulit superfisial
dan ditemukan kluster dibawah lengkungan ujung-ujung jari yang menyusun sidik jari.
Pleskus saraf dari folikel merupakan ujung saraf peraba yang berada disekitar folikel
rambut (Pearce,2009). Setelah dibandingkan dengan literature,torso menunjukkan bagian-
bagian yang sama. Bagian-bagian tersebut adalah epidermis,dermis,saraf krause,saraf
ruffini,saraf bebas,cawan merkel,saraf meissner,saraf paccini dan pleskus saraf dari folikel
Hidung manusia,terdiri dari beberapa bagian yaitu: inferior turbinate,middle
turbinate,superior turbinate,sinus frontal,sinus sphenoid,sella turkika,nasopharing dan
jalan masuk saluran eustachia. Pada pinggir lubang hidung terdapat sejumlah
rambut(vibrassae) yang gunanya untuk menahan kotoran atau debu yang masuk bersama
dengan udara pernapasan. Permukaan lateral hidung pada bagian bawah agak membulat.
Rangka hidung bagian luar terdiri dari tulang dan tulang rawan,ditutupi oleh kulit dan
dibagian rongga hidung terdiri dari os nassal dan processus frontalis maxillae,rangka
tulang rawan terdapat pada septum dan ala nasi. Pada bagian ini terdapat otot yang dapat
menggerakan atau mengembang-kempiskan hidung bagian ujung hidung (Netter,2006).
Cavum nasi atau rongga hidung,merupakan pintu bagian depan yang disebut
dengan nares/nostril. Sedangkan pintu bagian belakang yang berhubungan dengan pharing
disebut dengan choane. Dibelakang nostril rongga hidung agak menggembung yang
disebut dengan vestibulum/ala nasi yang masih dilapisi oleh kulit dimana tumbuh
sejumlah rambut dan kelenjar sebasea. Tiap rongga hidung bagian atas dan belakang
vestibulum dibagi menjadi 2 bagian,yaitu daerah penciiuman/olfactory region (dari concha
terdiri dari nasalis superior dan septum) dan daerah pernapasan/respiratory region,yang
merupakan bagian sisanya dari rongga hidung (Netter,2006).
Pada didnding lateral terdapat concha nasalis superior,medial dan inferior.
Dibagian bawah dari lateral merupakan saluran jalan udara yang disebut meatus,diatas
concha superoir terdapat lubang sempit yang berhubungan dengan sinus sphenoidalis.
Meatus superior merupakan saluran yang berjalan sepenjang setengah dari batas atas
concha medialis. Meatus medialis berjalan dibawah concha medialis,sedangkan meatus
inferior berjalan dibawah concha nasalis inferior. Tepat dibagian depan dari concha
inferior,terdapat muara dari saluran air mata (ductus nasolacrimalis) (Netter,2006)..
Membran mukosa (selaput lendir),membran ini melapisi rongga hidung dan
melekat pada periosteum atau perivhondrium. Membran ini berjalan dari pinggir nares
sampai dengan rongga pharinx (choane). membran mukoa melanjutkan diri sampai ke
conjungtiva melalui ductus nasolacrimalis dan ductus lacrimalis serta sinus-sinus
frontalis,ethmoidalis,spenoidalis dan maxillaries melalui beberapa lubang di meatus.
(Netter,2006). Setelah dibandingkan dengan gambar dai literature,torso mempunyai
bagian-bagian yang sama. Bagian-bagian tersebut diantaranya: sinus frontal,sella
turkika,sinus sphenoid,superior turbinate,middle turbinate,inferior turbinate,nasopharing
dan jalan masuk saluran eustachia.

H. Evaluasi
1. Sel – sel silindris pendek selapis di skala mediana fungsinya apa?
Jawaban :
Fungsi sel – sel silindris tersebut berfungsi sebagai proteksi, sekresi difusi, dan
absorpsi zat.

2. Bagaimana beda sel kerucut dan sel batang?


Jawaban :
Sel batang memiliki fungsi untuk pengelihatan hitam dan putih dalam cahaya redup,
serta membedakan antara gelap dan terang. Sedangkan sel kerucut dikhususkan
untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam
cahaya terang.

3. Dimana letak ductus corti dan seberapa panjangnya?


Jawaban :
Duktus corti terletak di atas membrane basalis dan tersusun dari beberapa sel rambut
dengan jumlah sekitar 1500 sel – sel rambut.

I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini, yaitu mengamati anatomi dari sistem indera pada
manusia, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Indera pengelihatan menggunakan alat indera berupa mata. Terbagi menjadi tiga
bagian yaitu lapisan luar (fibrosa), lapisan vaskuler, dan lapisan nervosa. Memiliki
reseptor yang peka terhadap impuls berupa cahaya (Fotoreseptor).
2. Indera pembau menggunakan alat indera berupa hidung. Terdiri dari dua bagian
yaitu rongga hidung dan membrane mucus. Memiliki reseptor yang peka terhadap
impuls berupa gas atau oflaksi (Kemoreseptor).
3. Indera pendengaran menggunakan alat indera berupa telinga. Terbagi menjadi tiga
bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Memiliki reseptor yang
peka terhadap impuls berupa getaran suara.
4. Indera peraba menggunakan alat indera berupa kulit. Terdiri dari tiga bagian yaitu
epidermis, dermis, dan hipodermis. Memiliki reseptor yang peka terhadap impuls
berupa sentuhan,rasa panas dan dingin serta tekanan.

J. Daftar Rujukan
Dhingra PL, Dhingra S (2007). Diseases of ear, nose and throat, 4th ed, India:
Elsevier, pp: 4-5, 70
Gibson, John. 2003. Fisiologi Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2. Jakarta: EGC
Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. 2009. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung:
Cakra
Idel, Antoni. 2003. Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta: Gitamedia Press
Kusumoputro, Benyamin. 2005. Pengembangan Riset Berkesinambungan Sistem
Penciuman Elektronik Menggunakan Metode Kecerdasan Komputasional. Jurnal
Fakultas Komputer. UI. Vol.8 No.10.
Netter FH. 2006 . Atlas of human anatomy. 4th ed. USA: Sauders Elsevier; p. 36-43
Pearce, C Velyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Saleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Syaifuddin. 2007. Anatomi fisiologi manusia. Jakarta:Gramedia
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur
Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai