SISTEM INDRA
Disusun untuk memenuhi matakuliah Struktur dan Perkembangan Hewan I
Dosen Pengampu :
Dr. Ummie Lestari, M.Si
Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si
Oleh :
Kelompok 3 / Offering C
Damaris Hasanta F.R. 180341617597
Gracia Filia Mulyono 180341617552
Ika Sri Sumiati 180341617567
Zelvia Aprima Putri 180341617534
A. Topik
Sistem Indra pada Mamalia
B. Tujuan
1. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Mata
2. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Telinga
3. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Hidung
4. Mempelajari struktur yang menyusun Sistem Indra Kulit
C. Dasar Teori
Sistem indra merupakan alat yang berfungsi untuk merasakan, mencium, membau,
mendengar, melihat, dan meraba sesuatu secara intuitif merupakan pengertian dari indera
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Merupakan bagian dari tubuh
yang memiliki fungsi untuk menerima rangsang sesuai dengan modalitasnya masing-
masing (Shaleh, 2009). Reseptor-reseptor khusus untuk menyadari perubahan lingkungan
(Yatim, 1990).
Agar sistem indera dapat berfungsi harus terdapat syarat sebagai berikut, yaitu: (1)
stimulus yang mampu mengaktifkan respon dari sistem saraf, (2) alat indera yang mampu
menerima stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf, (3) reseptor atau organ indera
harus mampu menghantarkan impuls saraf di sepanjang lintasan saraf menuju otak, (4)
pusat indera yang berada di otak harus mampu menerjemahkan impuls saraf yang diterima
untuk diubah menjadi sebuah penginderaan.
Pada tubuh manusia terdapat lima macam alat indera, sering disebut dengan panca
indera antara lain yaitu, indera penglihatan dengan menggunakan mata, indera
pendengaran dengan menggunakan telinga, indera peraba dan perasa dengan
menggunakan kulit, indera pembau dengan menggunakan hidung dan indra pengecap
dengan menggunakan lidah (Idel, 2003).
Indera pengelihatan menggunakan alat indera berupa mata. Memiliki reseptor yang
peka terhadap cahaya (fotoreseptor). Mata memiliki lapisan reseptor, sistem lensa yang
berfungsi untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan sistem saraf yang berfungsi agar
impuls dapat dihantarkan ke otak melalui reseptor. Mata adalah organ indera yang paling
dominan. Merupakan sebuah bola yang analog dengan camera obscura biasa, dapat
berkontraksi untuk menjalankan fungsi dari optic juga sensorik (Haryani,2009).
Bagian dari mata antara lain, yaitu: (a) Lapisan luar (Fibrosa), yaitu sklera dan kornea.
Sklera merupakan dinding mata dan jaringan mata yang kuat, tidak bening, tidak kenyal
dan tidak tebal hanya sekitar 1mm (Haryani, 2009). Kornea adalah membrane epitel jernih
yang menyambung dengan sclera. Melalui kornea cahaya masuk dan sampai ke retina.
Kornea pada bagian anterior terlihat cembung agar dapat membiaskan cahaya dan
difokuskan pada retina. (b) Lapisan vaskuler yang terdiri dari iris, koroid, dan badan
siliaris. Iris terletak di antara kornea dan lensa. Di bagian tengah iris terdapat pupil.Jumlah
dan sifat pigmen yang terkandung dalam iris mempengaruhi warna pada mata. Koroid
adalah membran tipis yang mengandung pigmen, permukaan dalam dari sklera dilapisi
oleh koroid, terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi
menuju retina. Badan siliaris menghasilkan cairan encer pengisi rongga antara kornea dan
lensa yang disebut humor akueus. (c) Lapisan Nervosa yaitu retina, terdapat sel batang (sel
basillus) yang dapat menerima impuls sinar kuat dan warna. Terdapat kandungan pigmen
rodopsin yang peka terhadap impuls cahaya. Rodopsin merupakan senyawa antara vitamin
A dengan protein tertentu. Rodopsin akan terurai saat terkena cahaya terang dan terbentuk
kembali pada saat gelap. Rodopsin memiliki waktu saat proses pembentukannya yang
disebut adaptasi rodopsin. Saat adaptasi rodopsin mata kurang melihat (Gibson, 2003).
Pada sel kerucut terkandung pigmen iodopsin (senyawa ritnin dan epsinda). Terdapat tiga
jenis sel kerucut yang peka terhadap impuls warna tertentu yakni, hijau, merah, dan biru.
Dari kombinasi tiga warna tersebut mata mampu menerima spektrum warna ungu hingga
merah (Pearce, 2007).
Telinga merupakan salah satu indra yang memiliki fungsi umum dan utama, yaitu
sebagai indra pendengar. Telinga menurut bagian bagian nya dibagi menjadi tiga bagian
yaitu, telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Masing masing bagian telinga
memiliki organ yang berbeda dan fungsinya masing masing. Telinga bagian luar terdiri
atas daun telinga, lubang telinga (saluran telinga luar), dan gendang telinga . Daun telinga
memiliki beberapa bagian yaitu lobus, tragus,anti tragus, heliks, dan anti heliks. Daun
telinga memiliki fungsi untuk mengumpulkan getaran atau gelombang suara dan
meneruskan ke lubang telinga. Kemudian lubang telinga melalui saluran luar telinga akan
meneruskan getaran menuju gendang telinga. Gendang telinga kemudian menghantarkan
getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran. Gendang telinga sekaligus sebagai
pembatas antara telinga bagian luar dengan telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah
tersusun oleh tiga tulang pendengaran, yaitu maleus, incus, dan stapes. Tulang
pendengaran ini bertanggung jawab dalam meneruskan getaran suara menuju rumah
siput,atau koklea. Koklea ini sudah masuk kedalam telinga bagian dalam. Koklea
bertanggung jawab untuk meneruskan impuls getaran suara menuju otak (Netter, 2006).
Telinga selain sebagai indra pendengaran, juga memiiki peran dalam keseimbangan, peran
ini dijalankan oleh tiga saluran setengah lingkaran,yang merupakan bagian dari telinga
bagian dalam. Hal ini juga dijelaskan oleh teori yang menyatakan bahwa Indra
pendengaran adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar dan telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsangan berupa
suara(fonoreseptor), dan menjadi alat keseimbanan tubuh (Pearce, 2003)
Kulit merupakan alat indra yang memiliki fungsi sebagai peraba.kulit tersusun oleh
beberapa lapisan penyusun kulit. Lapisan kulit lerluar adalah lapisan epidermis, struktur
lapisan epidermis tersusun oleh stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
startum spinosum, dan stratum germinativum,yang disebut juga dengan stratum basale.
Lapisan penyusun dibawahnya yaitu lapisan dermis, pada lapisan ini terdapat pembuluh
darah, macam macam reseptor, macam macam kelenjar, akar rambut, dan tersusun oleh
jaringan ikat. Lapisan penyusun kulit di bawah dermis yaitu hipodermis, lapisan ini banyak
mengandung jaringan adiposa. Sebagai indra peraba, kulit memiliki reseptor khusus yang
peka terhadap berbagai rangsangan, diantaranya adalah korpuskula paccini, yaitu reseptor
yang peka terhadap tekanan kuat; korpuskula meissner, yaitu reseptor yang peka terhadap
sentuhan dan rabaan; korpuskula ruffini, yaitu reseptor yang peka terhadap panas;
korpuskula krause, yaitu reseptor yang peka terhadap dingin; lempeng merkel, yaitu
reseptor yang peka terhadap sentuhan dan tekanan ringan; ujung saraf tanpa selaput, yaitu
ujung saraf perasa nyeri; dan terdapat pula ujung saraf di sekitar rambut, merupakan ujung
saraf peraba. Kulit selain sebagai peraba,juga memilikibnayakfungsi lain, diantaranya
yaitu sebagai organ ekskresi, yaitu untuk mensekresikan keringat; sebagai organ proteksi,
sebagaimana perannya sebagai organ integumen; sebagai tempat pembentukan vitamin D;
serta juga sebagai organ pembentukan pigmen, perbedaan warna pigmen setiap orang
menyebabkan perbedaan warna kulitnya (Syaifuddin, 2007).
Indera pembau menggunakan alat indera berupa hidung. Berfungsi untuk merespon
impuls berupa aroma yang dihasilkan. Impuls tersebut kemudian akan dihantarkan ke otak
melalui sistem saraf. Bagian dari hidung terdiri dari, rongga hidung dan membran mucus.
Rongga hidung dihubungkan dengan bagian belakang tenggorokan dan dipisahkan oleh
langit-langit mulut (palate). Terdapat pada selaput lendir rongga hidung yang dapat
menerima impuls berupa gas atau oflaksi (Kemoreseptor). Di dalam hidung terdapat
banyak sel kemoreseptor untuk mengenali impuls (Kusumoputro, 2005). Terdapat rambut
halus pada rongga hidung yang memiliki fungsi untuk menyaring kotoran atau benda asing
yang masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Juga terdapat konka nasal superior,
intermediet serta inferior. Terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) pada konka nasal superior, berfungsi
untuk mendeteksi bau yang masuk melalui hidung.
Membran mucus memiliki fungsi untuk menghangatkan udara dan melembabkannya.
Kelenjar mucus terdapat pada tunika mukosa rongga hidung yang berfungsi untuk
menggetahkan lendir sebagai pelarut dari partikel yang masuk bersama gas, juga untuk
membasahi sel epitel olfaktorius. Pada sel olfaktori terdapat silia yang berfungsi untuk
mendeteksi partikel pembawa bau tertentu dari udara, partikel ini akan larut dalam lapisan
mukus. Silia berhubungan dengan sel saraf olfaktori yang menghantarkan impuls saraf
menuju otak. Reseptor olfaktori berada di dalam bagian khusus mukosa hidung dan
memiliki pigmen berwarna kekuning-kuningan (Pearce, 2007). Sel olfaktori berada pada
tunika mukosa rongga hidung di bagian atas. Terdapat juga sel penunjang yaitu sel epitel
silindris berlapis banyak semu. Di akhir setiap sel olfaktori pada permukaan epitelium
mengandung beberapa rambut pembau yang akan bereaksi terhadap bahan kimia bau-
bauan di udara.
↓
Diamati dan Digambar struktur sediaan torso mata
↓
Diamati dan Digambar struktur sediaan torso telinga
↓
Diamati dan Digambar struktur sediaan torso kulit
↓
Diamati dan Digambar struktur sediaan torso hidung
F. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
Sediaan Torso Mata Sumber: Tenzer, 2014
Keterangan:
3 1. Sklera
5 2. Otot mata
3. Koroid
4 4. Iris
5. Pupil
6. Kornea
6 7. Lensa mata
8. Retina
9. Pembuluh darah
10. Saraf optik
7 9
8 10
Keterangan:
1. Sklera
2. Otot mata
3. Koroid
4. Iris
5. Pupil
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
6. Kornea
7. Lensa mata
8. Retina
9. Pembuluh darah
10. Saraf optic
1 5
4 1
7 5 7
2
2 6
3 6
3
8
8
10 10 11
11
12 12
13
13
Keterangan: Keterangan:
1. Daun telinga 1. Daun telinga
2. Saluran telinga 2. Saluran telinga
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
3. Gendang telinga 3. Gendang telinga
4. 3 tulang pendengaran 4. 3 tulang pendengaran
5. 3 tulang setengah lingkaran 5. 3 tulang setengah lingkaran
6. Koklea 6. Koklea
7. Saraf 7. Saraf
8. Saluran eustachius 8. Saluran eustachius
9. Helix 9. Helix
10. Antihelix 10. Antihelix
11. Tragus 11. Tragus
12. Antitragus 12. Antitragus
13. Lobus 13. Lobus
5 3 4 5 6
7
1
3
1
0 0
6 7
4
2 2
0 0
9 9 8
8
Keterangan: Keterangan:
1. Epidermis 1. Epidermis
2. Dermis 2. Dermis
3. Saraf Krause 3. Saraf Krause
4. Saraf Rufini 4. Saraf Rufini
5. Saraf bebas 5. Saraf bebas
6. Cawan Merkel 6. Cawan Merkel
7. Saraf Meissner 7. Saraf Meissner
8. Saraf Paccini 8. Saraf Paccini
9. Pleskus saraf dari folikel 9. Pleskus saraf dari folikel
Hasil Pengamatan Gambar Literatur
Sediaan Torso Hidung Sumber: Dhingra, 2007
1
2 3
1
4
3 2
4 5
6
6
8 7
7 8
Keterangan: Keterangan:
1. Sinus frontal 1. Sinus frontal
2. Sella turkika 2. Sella turkika
3. Sinus sphenoid 3. Sinus sphenoid
4. Superior turbinate 4. Superior turbinate
5. Middle turbinate 5. Middle turbinate
6. Inferior turbinate 6. Inferior turbinate
7. Nasopharing 7. Nasopharing
8. Jalan masuk saluran eustachia 8. Jalan masuk saluran eustachia
H. Evaluasi
1. Sel – sel silindris pendek selapis di skala mediana fungsinya apa?
Jawaban :
Fungsi sel – sel silindris tersebut berfungsi sebagai proteksi, sekresi difusi, dan
absorpsi zat.
I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini, yaitu mengamati anatomi dari sistem indera pada
manusia, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Indera pengelihatan menggunakan alat indera berupa mata. Terbagi menjadi tiga
bagian yaitu lapisan luar (fibrosa), lapisan vaskuler, dan lapisan nervosa. Memiliki
reseptor yang peka terhadap impuls berupa cahaya (Fotoreseptor).
2. Indera pembau menggunakan alat indera berupa hidung. Terdiri dari dua bagian
yaitu rongga hidung dan membrane mucus. Memiliki reseptor yang peka terhadap
impuls berupa gas atau oflaksi (Kemoreseptor).
3. Indera pendengaran menggunakan alat indera berupa telinga. Terbagi menjadi tiga
bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Memiliki reseptor yang
peka terhadap impuls berupa getaran suara.
4. Indera peraba menggunakan alat indera berupa kulit. Terdiri dari tiga bagian yaitu
epidermis, dermis, dan hipodermis. Memiliki reseptor yang peka terhadap impuls
berupa sentuhan,rasa panas dan dingin serta tekanan.
J. Daftar Rujukan
Dhingra PL, Dhingra S (2007). Diseases of ear, nose and throat, 4th ed, India:
Elsevier, pp: 4-5, 70
Gibson, John. 2003. Fisiologi Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2. Jakarta: EGC
Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. 2009. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung:
Cakra
Idel, Antoni. 2003. Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta: Gitamedia Press
Kusumoputro, Benyamin. 2005. Pengembangan Riset Berkesinambungan Sistem
Penciuman Elektronik Menggunakan Metode Kecerdasan Komputasional. Jurnal
Fakultas Komputer. UI. Vol.8 No.10.
Netter FH. 2006 . Atlas of human anatomy. 4th ed. USA: Sauders Elsevier; p. 36-43
Pearce, C Velyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Saleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Syaifuddin. 2007. Anatomi fisiologi manusia. Jakarta:Gramedia
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur
Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri Malang.