AKUARIUM LAUT
DI YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Oleh:
BIDARI PUTRI ROSADI
I 0214022
i
ii
LOGBOOK
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS
AKHIR
Judul Tugas Akhir : AKUARIUM LAUT DENGAN PENDEKATAN RESILIENCE ARCHITECTURE DI YOGYAKARTA
NIM : I 0214022
iii
iv
v
vi
vii
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 1
1. Permasalahan .......................................................................................................................... 4
2. Persoalan ................................................................................................................................. 4
D. Tujuan dan Sasaran ..................................................................................................................... 5
1. Tujuan ..................................................................................................................................... 5
2. Sasaran .................................................................................................................................... 5
E. Lingkup dan Batasan................................................................................................................... 5
F. Sistematika .................................................................................................................................. 5
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Judul
1. Definisi Judul
Judul tugas akhir konsep perencanaan dan perancangan adalah “Akuarium
Laut dengan Pendekatan Resilience Architecture di Yogyakarta”. Adapun definisi
judul adalah sebagai berikut:
a. Akuarium Laut
Pengertian Akuarium adalah “tempat ikan, tanaman dan organisme air
untuk dilihat“. Bangsa Mesir kuno dipercaya sebagai bangsa yang pertama kali
memelihara ikan dalam wadah khusus sejak ribuan tahun yang lalu. Ikan–ikan
yang semula dipelihara di dalam wadah sebelum dikonsumsi ternyata menarik
banyak perhatian orang. Akuarium juga berarti bak kaca (biasanya diberi
tanaman air dan sebagainya) tempat memelihara ikan. (Widjaja, 2015).
Akuarium berasal dari bahasa latin aqua yang berarti ‘air’, dan akhiran
-arium yang bermakna ‘tempat yang terkait dengan’. Akuarium merupakan
sebuah vivarium yang biasanya diletakkan di wadah dengan sisi yang tembus
pandang berbahan plastik/gelas, di dalamnya fauna dan flora air ditampung dan
digunakan untuk display publik. (Webster, 2010).
b. Resilience Architecture
Resilience Architecture menurut Garcia (2017) adalah desain bangunan,
lansekap, komunitas, dan daerah untuk menanggapi kerentanan terhadap faktor
eksternal seperti peristiwa alam. Resilience merupakan suatu wujud adaptasi
dan penyesuaian diri terhadap perubahan kondisi dengan mempertahankan atau
mendapatkan kembali fungsionalitas dan vitalitas dalam menghadapi gangguan
faktor eksternal.
Gangguan berhubungan dengan peristiwa alam, resilience melibatkan
adaptasi terhadap berbagai faktor eksternal yang diperkirakan akan terjadi
seperti: gempa bumi, tsunami, pasang surut air laut, badai yang kuat, curah
hujan yang tinggi, dan pemadaman listrik. (Wilson, 2015).
1
2. Esensi Judul
Akuarium laut akan mewadahi kegiatan rekreasi dan edukasi dimana fungsi
rekreasi bertujuan menambah destinasi pariwisata di Yogyakarta dan fungsi edukasi
bertujuan mengembangkan edukasi potensi biota laut Indonesia. Bangunan
akuarium laut membutuhkan daya tahan tinggi karena didalamnya mewadahi biota
laut dan berlokasi di Yogyakarta yang merupakan daerah rawan gempa bumi dan
tidak menutup kemungkinan terjadinya tsunami oleh karena itu, desain bangunan
menggunakan pendekatan resilience architecture yang bersifat adaptif terhadap
gangguan faktor eksternal.
B. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata baharinya
dilihat dari jumlah terumbu karang Indonesia yang menyumbang sebanyak 21%
kekayaan terumbu karang dunia dan 75% jenis karang di dunia dapat ditemui di
Indonesia. Hal tersebut didukung dengan luas laut yang mencapai sekitar 3 juta km2,
17.510 pulau dengan garis pantai sepanjang 80.000 km, dan terumbu karang sekitar
50.875 km2. (Pudjiastuti, 2015)
Hamparan terumbu karang yang tersebar di Indonesia menurut Kuncoro (2004)
merupakan salah satu yang terbaik di dunia dengan terumbu karang seluas 60.000 km2
dengan jumlah batu karang (hard coral) di Indonesia tercatat 362 spesies. Sebanyak 700
jenis karang yang ada di dunia, 400 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Besarnya
potensi sumber daya alam kelautan tersebut yang menjadikan Indonesia sebagai daerah
tujuan wisata bahari terkenal di dunia.
Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan pemerintah dalam
meningkatkan pendapatan negara dan dikembangkan sebagai penghasil devisa negara
terbesar. Tabel 1 menunjukkan sektor pariwisata terus mengalami peningkatan dari
tahun 2011 sampai tahun 2015. Tahun 2019 industri pariwisata diproyeksikan menjadi
penghasil devisa terbesar di Indonesia.
2
Tabel 1 Rangking Devisa Pariwisata terhadap Komoditas Lainnya Tahun 2011-2015
3
Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut tidak diimbangi dengan sarana
rekreasi khususnya pariwisata bahari yang hanya berupa pengolahan panorama pantai
saja, sedangkan dunia bawah laut yang dapat menjadi salah satu alternatif baru di
bidang wisata bahari pengolahannya kurang optimal, dunia bawah laut hanya dapat
dinikmati dengan cara menyelam sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui
potensi bawah laut dengan keanekaragaman biota laut yang ada di Indonesia. Oleh
karena itu, dibutuhkan sebuah wadah yang dapat berkontribusi dan memfasilitasi
kegiatan mengenai potensi biota laut Indonesia yaitu Akuarium Laut.
Perencanaan dan perancangan akuarium laut mempunyai dua fungsi utama
yaitu sebagai sarana rekreasi dan edukasi. Fungsi rekreasi bertujuan menambah
destinasi pariwisata yang menyediakan kebutuhan wisatawan terkait dengan tempat
rekreasi meliputi: 1) Akuarium memamerkan potensi biota laut Indonesia melalui
tangki-tangki display; 2) Akuarium menyediakan fasilitas area kolam sentuh dimana
pengunjung dapat berinteraksi secara langsung seperti memberi makan atau hanya
sekedar memegang biota laut; 3) Fasilitas penunjang berupa waterpark yang berisi
taman rekreasi air. Fungsi edukasi yang memberikan informasi tambahan melalui
spesimen, panel, poster dan program komputer untuk mendukung kegiatan edukasi
sehingga wisatawan mudah mempelajari tentang fauna dan flora bawah laut.
Bangunan akuarium laut harus memiliki daya tahan tinggi terhadap faktor
eksternal seperti gempa bumi, tsunami, pasang surut air laut, badai yang kuat, curah
hujan yang tinggi dan berlokasi di Yogyakarta yang merupakan daerah rentan terhadap
gempa bumi dan tidak menutup kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu,
desain bangunan menggunakan pendekatan resilience architecture yang bersifat adaptif
terhadap faktor eksternal atau peristiwa alam.
1. Permasalahan
Perencanaan dan perancangan bangunan akuarium laut sebagai sarana
rekreasi dan edukasi dengan pendekatan resilience architecture di Yogyakarta.
2. Persoalan
a. Menerapkan prinsip resilience architecture ke dalam desain bangunan
akuarium.
4
b. Menentukan kebutuhan ruang untuk mewadahi atribusi pengguna bangunan
akuarium.
c. Merancang pola tata massa dan bentuk bangunan agar menarik untuk
dikunjungi.
d. Menentukan sistem konstruksi, utilitas berdasarkan prinsip resilience
architecture yang sesuai dengan kawasan Yogyakarta.
1. Tujuan
a. Merencanakan dan merancang akuarium laut sebagai sarana rekreasi dan
edukasi dengan pendekatan resilience architecture di Yogyakarta.
2. Sasaran
a. Merancang bangunan akuarium berdasarkan prinsip resilience architecture.
b. Merancang bangunan akuarium berdasarkan studi konsep yang dapat memenuhi
kebutuhan atribusi setiap pengguna melalui konsep peruangan (program ruang,
organisasi ruang, sirkulasi).
c. Konsep tampilan bangunan sesuai dengan prinsip resilience architecture.
d. Konsep sistem konstruksi, material, dan utilitas bangunan akuarium yang sesuai
dengan kawasan Yogyakarta.
F. Sistematika
1. Sistematika Konsep
Sistematika penulisan konsep pada perencanaan dan perancangan adalah
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
5
Komponen pada bab pendahuluan berisi: definisi dan pemahaman awal
tentang judul objek yang akan dirancang dalam lingkup arsitektur, latar belakang
masalah, rumusan masalah dan persoalan, tujuan dan sasaran perancangan, lingkup
dan batasan pembahasan, sistematika pembahasan. Penulisan sub-bab tersebut agar
mendapat pemahaman tentang masalah yang ingin diselesaikan.
6
2. Sistematika Studio
Sistematika studio akan berisi proses pengerjaan gambar DED dan gambar
3 dimensi dengan tahapan seperti berikut:
NO. GAMBAR KAJIAN KONSEP/SUB KONSEP
1. Siteplan Konsep gubahan massa
Blokplan Konsep sirkulasi (pengolahan site)
Konsep konstruksi dan struktur
Kontekstual
RTRW Daerah
2. Denah Konsep tata ruang
Konsep sirkulasi
Konsep persyaratan ruang
Konsep konstruksi dan struktur
Konsep utilitas
3. Tampak Konsep fungsi
Konsep bentuk dan tampilan bangunan
Kontekstual
4. Potongan Konsep fungsi
Konsep bentuk dan tampilan bangunan
Konsep konstruksi dan struktur
5. Detail MEP Konsep utilitas bangunan
6. Perspektif Konsep komposisi
Konsep proporsi
Konsep estetika
7. Detail arsitektur Konsep komposisi
Konsep proporsi
Konsep estetika
7
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pariwisata DIY. (2016). Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2016. Yogyakarta: Dinas
Pariwisata.
Jose Garcia, E., & Vale, B. (2017). Unravelling Sustainability and Resilience in the Built
http://kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=193&id=3443
bahari-indonesia.html
https://www.merriam-webster.com/dictionary/aquarium