KLAUSULA BAKU - Fixed
KLAUSULA BAKU - Fixed
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dipenuhi adalah berupa kebutuhan akan barang atau jasa. Kebutuhan akan
barang dan jasa ini diperoleh dengan berbagai macam cara pula, yang mana
asing dengan istilah konsumen dan produsen yang mana seperti yang kita
produsen dan konsumen ini, yang mana salah satunya adalah Undang-
1
muncul terkait posisi dari produsen/pedagang/penjual yang seringkali
ini sendiri adalah mengenai perjanjian baku, atau yang dalam UU ini disebut
dengan istilah klausula baku. Yang mana dalam praktiknya, klausula baku
yang ada seringkali dimanfaatkan oleh produsen yang beritikad tidak baik
akibat hukum dari penerapan klausula baku serta tata cara penyelesaian
sengketa.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
penyelesaian sengketanya?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan
person who buys goods or services for personal, family or household use,
with no intention with resale; a natural person who uses products for personal
konsumen tidak hanya terbatas pada pembeli karena apabila dianalisa lebih
3
istilah pembeli untuk mengartikan konsumen.3 Istilah untuk menggambarkan
dicapai atau keadaan yang akan diwujudkan. Oleh karena itu, tujuan
4
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kedudukan yang lebih kuat
“Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang
telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang
terhadap gugatan pihak lainnya dalam hal yang bersang-kutan tidak atau
dalam perjanjian tersebut. Pasal 18 ayat (1) UUPK menyatakan pelaku usaha
5
diperdagangkan dilarang untuk membuat atau mencantumkan klausula baku
itu, seperti pelaku usaha dapat menolak penyerahan kembali barang yang
dibeli konsumen atau menolak penyerahan kembali uang yang dibayar dan
sebagainya.
adalah salah satu bentuk format atau modelperjanjian yang merupakan sub
III KUHPerdata.5
perjanjian yang dibuat secara sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-
syarat Pasal 1320 KUHPerdata, yang mana perjanjian itu setelah dibuat
5 Abdul Hakim Siagian, Pertanggungjawaban Pelaku Usaha Melalui Kontrak Baku dan Asas
Kepatutan Dalam Perlindungan Konsumen, Medan: UMSU Press, 2014, hlm. 6
6
tidak dapat ditarik kembali tanpa persetujuan kedua belah pihak, atau karena
karena orang merasa takluk kepada satu pengaturan yag aman, disusun
secara ahli dan tidak sepihak, atau karena orang tidak dapat berbuat lain
daripada takluk, tetapi orang mau dan orang tahu bahwa orang mau”
7
oleh beberapa ahli hukum ditolak, namun kenyataannya kebutuhan
hukum.7
pelaku usaha untuk membuat perjanjian baku yang memuat klausula baku
barang dan/ atau jasa, selama dan sepanjang perjanjian baku dan/atau
dilarang dalam pasal 18 ayat (1), serta tidak “berbentuk” sebagaiman dilarang
Perlindungan Konsumen.8
7 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007, hlm. 117
8 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta:
8
2. Asas keadilan, agar partisipasi rakyat dapat diwujudkan secara
kewajiban seadil-adilnya
kepastian hukum.
diperdagangkan
9
- Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
- Hak untuk memilih dan mendapatkan barang yang sesuai dengan nilai
digunakan
Konsumen
10
- Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif
11
BAB III
PEMBAHASAN
Klausula baku memiliki kedudukan yang tegas dan dengan telah diaturnya
(UUPK), klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-
syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak
sendiri dijelaskan dalam Pasal 1 Angka 2 UUPK adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan
12
Klausula baku ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak
1338 KUHPerdata). Dalam hal ini setiap pihak yang mengadakan perjanjian
kesusilaan dan ketertiban umum. Klausula baku yang dilarang secara isinya
kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli
oleh konsumen;
13
konsumen secara angsuran;
beli jasa;
Sedangkan klausula baku yang dilarang berdasarkan tata letak dan bentuk
menurut Pasal 18 ayat (2) yaitu yang letak dan bentuknya sulit terlihat atau
dimengerti.
dicantumkan pada Pasal 18 ayat (1) dan (2) UUPK dalam suatu dokumen
14
atau perjanjian, maka konsekuensinya menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK
Klausula baku sendiri merupakan isi atau bagian dari suatu perjanjian.
telah terdapat syarat-syarat tertentu yang dibuat oleh pihak kreditur atau
dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kedudukan yang lebih kuat yang
15
pengambilan keputusan yang salah dengan menghilangkan diskresi dari
perjanjian baku dan klausula baku merupakan dua hal yang berbeda.
Klausula baku merupakan substansi dari perjanjian baku itu sendiri. Namun,
baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang
9 Ahmad Fikri Assegaf, Penjelasan Hukum (Restatement) Tentang Klausula Baku, Jakarta:
Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), 2014, hlm. 2.
16
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan
pekerjaan)
8. Perusahaan pelabuhan
9. Sewa-menyewa
11. Hipotek
13. Pertanian
17
19. Penerbitan
sebagaimana dapat ditemukan dalam pasal 1 angka 10. Yang mana seperti
setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan
dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang mengikat dan
wajib dipenuhi oleh konsumen. Ada juga yang menyebutkan bahwa kontrak
standar itu dikatakan perjanjian atau persetujuan yang dibuat oleh para pihak
mengenai sesuatu hal yang telah ditentukan secara baku (standar) serta
segala bentuk kontrak atau perjanjian. Melalui model ini, secara tegas
dinyatakan bentuk – bentuk klausula mana saja yang tidak memiliki kekuatan
hukum dan tidak boleh digunakan dalam kontrak. Model ini mencantumkan
18
daftar hitam klausula baku (black list approach) yang tidak boleh digunakan
oleh pelaku usaha dalam jenis kontrak apapun.11 Dengan adanya ketentuan
Hal ini dikarenakan adanya prinsip yang dianut oleh Indonesia berupa prinsip
konsensualisme seperti yang terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang
61.
19
menyatakan bahwa perjanjian dapat dilakukan atas dasar kesepakatan
kedua belah pihak, dan prinsip kebebasan berkontrak yang terdapat dalam
Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa setiap orang dapat secara
praktik transaksi yang efisien dan praktis. Selain itu, pencantuman klausula
baku ini diperbolehkan karena bersifat take it or leave it. Artinya, konsumen
masih diberikan kesempatan untuk menyetujui (take it) atau menolak (leave
pencantuman itu sering kali terjadi dalam praktik perjanjian. Bukan saja
terjadi bagi para pihak yang melakukan perjanjian, namun dalam kehidupan
20
penjualan tiket-tiket pesawat angkutan penumpang udara, perusahaan
transportasi laut maupun transportasi darat, dan masih banyak lagi. Semua
terlebih dahulu dibuat dalam bentuk formulir dan adapula yang dibuat dengan
klausula eksonerasi dinyatakan batal demi hukum. Akibat dari batal demi
berarti pembatalan seluruh isi pasal perjanjian. Jadi ketika perjanjian standar
seluruhnya.
baku dalam hal ini diatur dalam Bab X UU Perlindungan Konsumen dalam
21
Pasal 45 sampai dengan Pasal 48, yang mana didalamnya meliputi
yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan; kelompok konsumen yang
22
Dalam hal pelaku usaha tidak memberikan ganti kerugian, maka
banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah. Pasal 62 ayat (1) UU
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.
dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah
23
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh
yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Klausula baku memiliki
Hal ini dikarenakan adanya prinsip yang dianut oleh Indonesia berupa prinsip
termasuk kedalam klausula yang dilarang berdasarkan Pasal 18 ayat (1) dan
mengenai klasula baku dalam hal ini diatur dalam Bab X UU Perlindungan
Konsumen dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 48, yang mana didalamnya
24
meliputi penyelesaian sengketa melalui pengadilan, penyelesaian diluar
B. Saran
agar para pelaku usaha tersebut tidak membuat perjanjian dengan klausula
dalam kontrak tersebut terdapat klausula baku dan klausla eksonerasi maka
kontrak tersebut dinyatakan batal demi hukum yang mana hal ini dapat
25