Inten Meutia
Liliana
Universitas Sriwijaya, Jl. Srijaya Negara, Bukit Lama, Ilir Bar. I, Palembang 30139
Surel: inten26@yahoo.com; lilia_0303@yahoo.com
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2017.08.7058
Pemerintahan yang secara langsung APBN. Dana desa filosofinya adalah mening
berhubungan dengan masyarakat desa katkan kesejahteraan masyarakat desa dan
menjadi fokus penting dalam pembangun adanya pemerataan dalam pembangunan
an pemerintah. Hal ini disebabkan wilayah yang dilaksanakan di desa dengan pela
Indonesia sebagian besar berada di daerah yanan kepada publik yang meningkat, per-
pedesaan. Undang-Undang Nomor 6/2014 ekonomian desa yang maju, mengurangi
tentang desa dalam mengatur kewenangan kesenjangan pembangunan antardesa, serta
yang ditugaskan berdasarkan hak asal usul, memperkuat masyarakat desa tidak hanya
kewenangan dalam konteks lokal berskala sebagai objek tapi bertindak sebagai subjek
desa, dan kewenangan lainnya sesuai keten- dalam pembangunan (Republik Indonesia,
tuan yang ditugaskan pemerintah. Undang- 2014b). Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Undang Nomor 6/2014 yang membahas desa Nomor 60/2014, prioritas pemanfaatan dana
sebagai instrumen relatif baru dikeluarkan desa adalah untuk pembangunan dan pem-
oleh pemerintah yang ditindaklanjuti de berdayaan masyarakat pedesaan. Kemen
ngan Peraturan Pemerintah Nomor 43/2014 terian Desa, Pembangunan Daerah Terting-
yang membahas Peraturan Pelaksanaan UU gal, dan Transmigrasi menetapkan prioritas
Nomor 6/2014 yang menjelaskan Desa dan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
Peraturan Pemerintah Nomor 60/2014 yang masyarakat pedesaan (Re publik Indonesia,
menjelaskan dana desa yang bersumber dari 2014c). Pada tahun 2015 pemerintah meng
336
Meutia, Liliana, Pengelolaan Keuangan Dana Desa 337
ucurkan dana desa sebesar Rp20,766 trili- (SDM), sosialiasasi dalam alokasi dana, dan
un dan tahun 2016 sebesar Rp46,9 triliun koordinasi belum sesuai dengan harapan
untuk seluruh desa di Indonesia. Jumlah ini dan keinginan sehingga dalam implemen-
lebih dua kali lipat dari dana yang dikucur- tasinya ADD tidak berjalan dengan optimal.
kan pada Tahun 2015. Efektivitas dalam Alokasi dana desa untuk
Berlakunya undang-undang tersebut mengentaskan kemiskinan Azwardi & Su-
menimbulkan konsekuensi pemerintah Desa kanto (2014) menemukan bahwa ADD yang
memperoleh dana yang dapat dikelola relatif disalurkan belum sesuai dengan ketentuan
besar. Di sisi lain, tentunya dana yang relatif yang ada. Sampai dengan tahun 2012 di
besar tersebut harus bisa dikelola dan di- provinsi Sumatera Selatan penyaluran dana
pertanggungjawabkan dengan baik. Untuk yang telah dilakukan belum ada yang dapat
itu, pemerintah juga telah mempersiapkan memenuhi sesuai dengan ketentuan yang
beberapa peraturan terkait untuk mendu- ditetapkan (minimal 10% dari dana yang
kung akuntabilitas dana desa. Peraturan bersumber dari bagi hasil lalu ditambahkan
Peme rintah Nomor 60/2014 membahas dengan pajak yang dicapai dan dikurangi
dana desa (sumber pendanaan APBN) yang dengan belanja pegawai). Terdapat daerah
diperbarui dengan Peraturan Pemerintah dalam melakukan pendistribusian ADD
Nomor 22 / 2015 dan Peraturan Menteri mengalami peningkatan. Jika pada tahun
Dalam Negeri Nomor 113/2014 (Repu blik 2006 sebesar 35,71% pada tahun 2012 me
Indonesia, 2014a, 2015). Berbagai per- ngalami peningkatan sampai 90 %. Alasan
aturan di atas tidak dimaksudkan untuk yang dikemukakan adalah peraturan yang
mempersulit pemerintah perdesaan untuk ada tidak atau belum memberikan sanksi ba-
mengelola dana desa, melainkan agar dapat gi daerah yang tidak mendistribusikan ADD.
dimanfaatkan dengan maksimal demi kema- Thomas (2013) dalam upaya peningkat an
juan perdesaan sekaligus dapat dipertang- pembangunan yang dilakukan di Desa Se-
gungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Na- bawang Kecamatan Sesayap menemukan
mun, di sisi lain keterbatasan sumber daya rendahnya sumber daya manusia perangkat
mungkin menjadi kendala bagi pemerintah desa dan koordinasi yang kurang berkaitan
perdesaan untuk dapat mengelola sesuai dengan pengelolaan ADD merupakan ham-
aturan dan tujuan dibentuknya dana de- batan yang paling dirasakan dalam proses
sa. Mengingat kebijakan dana desa masih pengelolaan alokasi dana desa.
merupakan sesuatu yang relatif baru dan Saputra (2016) menemukan bahwa di
belum banyak penelitian yang dilakukan Desa Lembean Kecamatan Kintamani, Ka-
guna melihat implementasi dari kebijakan bupaten Bangli berada pada kategori efektif
ini, sementara untuk suatu kebijakan baru karena tingkat efektivitas tiap tahun berada
perlu dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, pada angka 90%-100% (efektif). Tingkat
kesiapan dan penggunaan dana desa adalah efektivitas masing-masing tahun yaitu 2009
hal yang menarik untuk diteliti. Karena (98,89%), 2010 (100%), tahun 2011 (100%),
nya, penelitian ini berfokus pada masalah tahun 2012 (89,24%), tahun 2013 (100%),
bagaimana akuntabilitas pengelolaan dana dan tahun 2014 (99,57%). Kearifan Lokal
desa baik dalam bentuk anggaran maupun Pade Gelahang Dalam Mewujudkan Integra-
realisasinya. si Akuntabilitas Pengelolahan Keuangan Or-
Secara umum belum banyak penelitian ganisasi Subak (Darmada, Atmadja, & Sinar-
yang melirik tentang dana desa karena topik wati, 2016) menemukan bahwa Pengelolaan
ini relatif masih baru. Namun, terdapat be- keuangan yang ada di Subak Delod Sema
berapa penelitian terkait dengan Alokasi Desa Penarukan tidak melibatkan semua
dana desa (ADD) yang mencoba melihat pe krama subak, melainkan hanya melibatkan
ngelolaannya dari peran sumber daya manu- beberapa prajuru Subak dan krama yang
sia. Berkaitan dengan sumber dana terdapat menjadi panitia dalam setiap kegiatan di
perbedaan antara dana desa dan Alokasi Da- Subak. Pihak-pihak tersebut yakni Kelihan
na Desa (ADD). Hasil penelitian tentang im- Subak/Pekaseh, Penyarikan/ Sekretaris,
plementasi yang berkaitan dengan program Petengen/ Bendahara, Kelihan Tempekan/
Alokasi Dana (Fossati, 2016) menemukan Kepala Bagian dan krama yang ditunjuk se-
beberapa hal yang berpengaruh dalam ke- bagai panitia dalam upacara Ngusaba Desa
berhasilan melaksanakan program ADD un- atau kegiatan lain di subak. Dalam tinjauan
Atas Pelaksanaan Keuangan Desa dalam
tuk memberdayakan masyarakat pedesaaan
Mendukung Kebijakan dana desa, Abidin
antara lain faktor sumber daya manusia
338 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017, Hlm. 336-352
(2015) menemukan bahwa dalam otonomi kajian ini adalah untuk menganalisis imple-
desa akan ada pengelolaan keuangan desa. mentasi akuntabilitas pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan desa memerlukan ke- dana desa serta keterkaitannya dengan ke-
beradaan dan kelengkapan perangkat desa. mandirian pangan serta sumber daya alam
Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah meru- dan lingkungan hidup. Terdapat 224 desa di
pakan provinsi dengan persentase keterisian Kabupaten Ogan Ilir yang menerima alokasi
sekretaris desa terendah, masing-masing dana desa. Jumlah keseluruhan dana desa
sebesar 82,83% dan 82,85%. Ketersediaan yang diterima oleh Kabupaten Ogan Ilir untuk
sekretaris desa di provinsi lain yang masih di tahun 2016 sebesar Rp 137.920.919.000,00.
bawah 85% adalah Kalimantan Barat, Kepu- Total penerimaan meningkat sebesar lebih
lauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dua kali lipat daripada tahun 2015 yakni
dan Nusa Tenggara Timur. sebesar Rp 61.530.628.000,00.
Beberapa peneliti (Aziz, 2016; Mariyan- Penggunaan data yang diperoleh dan
ti & Mahfudz, 2016; Mariyono & Sumarno, dimanfaatkan berupa jenis data primer dan
2015) menemukan bahwa terdapat berbagai sekunder. Sumber data diperoleh dengan
hambatan dalam penyaluran dan penggu- survei dan melakukan wawancara secara
naan dana desa, seperti rendahnya kapa- langsung kepada pihak terkait sebagai pe-
bilitas dan kapasitas sumber daya manusia megang kuasa pengelolaan keuangan desa
Pemerintahan Desa dan keaktifan dalam antara lain kepala desa, sekretaris desa,
berpartisipasi masyarakat desa yang sangat kepala urusan, bendahara desa, dan aparat
minimal. Pada saat ini dana desa tetap meng- desa lainnya pelaksana kegiatan desa.
hadapi kendala. Kejadian tersebut merupa Wawancara dan indept interview dilak-
kan hal yang wajar dikarenakan dana desa sanakan pada Bulan Agustus dan Septem-
adalah suatu program baru yang memerlu- ber 2016. Di Kabupaten Ogan Ilir terdapat
kan perbaikan dalam berproses dengan me- 16 kecamatan yang terdiri dari 227 desa
lihat keadaan di lapangan. Kendala rendah dan terdapat 14 kelurahan. Pengumpulan
nya kapabilitas dan kapasitas sumber daya
data primer ini dilakukan dengan menggu-
manusia pemerintahan daerah, khususnya
nakan teknik purpossive sampling (respon-
untuk Pemerintah Desa menyebabkan ter-
den merupakan seseorang yang well inform
lambatnya proses penyaluran dana desa pa-
person-WIP atau orang yang paling menge-
da tahun 2015. Beberapa peneliti (Gignoux
tahui hal terkait dengan pengelolaan dana
& Menendez, 2016; Musmini & Sirajudin,
desa dengan target terdiri dari 26 desa me-
2016; Niswatin & Mahdalena, 2016; Rizaldy,
lalui wawancara dengan bantuan kuesioner.
2012) menemukan hal yang dilakukan ter-
Metode survei dilakukan dengan wawancara
kait pokok permasalahan antara lain: (1)
dengan panduan kuesioner yang bersifat ter-
Mekanisme penyaluran Alokasi dana desa
di Desa Tri Eka Buana sudah diterima dari tutup dan terbuka. Data sekunder diperoleh
Pemerintah Pusat, yang dimasukkan ke dari BPMPD Kabupaten Ogan Ilir, Bappeda,
dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa Badan Pusat Statistik, dan instansi terkait
(APBDesa). (2) Pengelolaan Alokasi dana lainnya.
desa telah mengacu pada Peraturan Bupati Analisis akan dilakukan dengan pro
Nomor 28 / 2011 tentang Petunjuk Pelaksa- ses deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Ber-
naan Pengelolaan Alokasi dana desa dijelas- dasarkan data yang diperoleh, peneliti beru-
kan mekanisme penyaluran ADD dalam Ang- paya mendeskripsikan atau menggambarkan
garan Pendapatan Belanja Desa (APBDesa). secara sistematis, akurat, dan faktual me
Penelitian-penelitan yang sudah dilakukan ngenai hal-hal yang berkaitan dengan lapan-
belum mengkaji lebih jauh keterkaitan dana gan sebagai fakta, sifat-sifat dan hubungan
desa dengan isu kemandirian pangan, pem- antarfenomena. Teknik kuantitatif juga akan
bangunan SDA dan lingkungan berkelanju- menggunakan analisis frekuensi yang bertu-
tan sesuai dengan Peraturan Menteri Desa juan untuk memberikan gambaran menge-
Nomor 5 / 2015. Oleh karena itu, apa yang nai kondisi secara umum. Untuk selanjutnya
akan dikaji dalam penelitian ini diharapkan meng ambil kesimpulan berdasarkan data
akan menambah kajian tentang dana desa yang ada tentang bagaimana akuntabilitas
dan memperkaya kebijakan yang akan di- kinerja pengelolaan keuangan dana desa di
ambil berkaitan dengan Dana Desa. Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan serta
kaitannya dengan kemandirian pangan dan
METODE pembangunan sumber daya alam dan ling-
Penelitian ini berfokus di Kabupaten kungan berkelanjutan.
Ogan Ilir Sumatera Selatan. Ruang lingkup
Meutia, Liliana, Pengelolaan Keuangan Dana Desa 339
Kecamatan Muara Kuang luas wilayahnya tiap kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir.
300,75Km2, sedangkan yang memiliki Secara total Kabupaten Ogan Ilir menerima
wilayah paling kecil adalah Kecamatan dana desa untuk Tahun 2016 sebesar
Rantau Panjang yang luasnya 40,9 Km2. Rp137.920.919.000,00. Pada tahun 2016
Penduduk terpadat ada di Kecamatan dana tersebut tersebar di 16 kecamatan atau
Tanjung Batu dengan jumlah 47.773 jiwa 227 desa di Kabupaten Ogan Ilir. Dana desa
dan Kecamatan Tanjung Raja dengan jumlah terbesar ada di Kecamatan Pemulutan yaitu
45.769 jiwa, sedangkan yang terkecil ada sebesar Rp15.662.571.000,00 dengan jumah
di Kecamatan Kandis sebanyak 10.883 jiwa desa penerima bantuan sebanyak 25 desa
dan Kecamatan Pemulutan Barat sebanyak dan Kecamatan Tanjung Batu yaitu sebesar
14.395 jiwa. Rp11.561.883.000,00 dengan jumah desa
Berdasarkan informasi dari informan penerima bantuan sebanyak 19 desa. Dana
Kepala BPMPD OI sampai dengan bulan desa terkecil berada di Kecamatan Muara
Mei 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat Kuang senilai Rp6.169.636.000,00 untuk 10
Pemerintahan Desa (BPMPD) Ogan Ilir telah desa, terdapat 3 desa yang tidak termasuk
mencairkan dana desa tahap pertama yang dalam lampiran permendagri. Ini meningkat
bersumber dari APBN mencapai Rp 82miliar dua kali lipat dibanding tahun 2015 hanya
lebih atau sekitar 60% dari alokasi dana sebesar Rp61.530.628.000,00 dengan dana
desa di Ogan Ilir tahun 2016 sebesar Rp137 desa terkecil di Kecamatan Lubuk Keliat
miliar. BPMPD meminta tiap desa dapat sebesar Rp2.780.423.000,00.
memanfaatkan dana desa sebaik mungkin Sementara itu, Penanggung jawab Ope
demi kemajuan pembangunan desa. Adapun rasional BPMPD Kabupaten Ogan Ilir Sulai-
termin kedua akan dicairkan pada akhir man menjelaskan, pencairan dana desa ada
tahun 2016. Menurut Kepala BPMPD OI beberapa tahapan meliputi tahapan dari kas
pencairan dana desa ini merupakan bantuan negara ke kas daerah berdasar peraturan
pemerintah pusat yang diperuntukkan bagi bupati dan telah disahkannya APBD kabu
paten serta persyaratan mengajukan ren-
pembangunan desa yang disesuaikan dengan
cana kerja pembangunan desa (lihat Tabel
kebutuhan-kebutuhan desa tersebut. Di
3). “Ada 4 kegiatan yang harus dilakukan
samping dana desa yang bersumber dari
yakni bidang pemerintahan, pemberdayaan,
pusat, pihaknya juga telah mencairkan
pembangunan, dan kemasyarakatan. Na
alokasi dana desa Kabupaten Ogan Ilir yang
mun, lebih prioritas pada pemberdayaan
bersumber dari APBD Tahun 2016 sebesar
dan pembangunan. Ya, kalau di Kabupaten
Rp 9 miliar.
Ogan Ilir cenderung pada pembangunan ja-
Selanjutnya, Tabel 2 menggambarkan
lan lingkungan, jembatan dan sarana pendi-
jumlah dana desa yang ada pada tiap-
dikan,” katanya.
Tabel 1. dana desa di Sumatera Selatan Tahun 2015 dan 2016
Alokasi Dana
Nama Alokasi Dana Desa Jumlah
Desa 2015 Peringkat
Kabupaten/Kota Desa
(Rupiah) 2016 (Rupiah)
Lahat 95.317.372.000 1 213.827.592.000 360
Banyuasi n 80.574.536.000 3 180.639.025.000 288
Empat Lawang 41.475.592.000 10 93.091.712.000 153
Muara Eni m 67.422.614.000 5 151.239.875.000 245
Ogan Ili r 62.825.270.000 7 115.125.323.000 186
Musi Rawas 51.324.892.000 9 54.024.213.000 82
Muratara 24.083.445.000 12 137.920.919.000 224
Ogan Ili r 61.530.628.000 8 209.805.972.000 314
OKU Ti mur 81.680.235.000 2 47.604.942.000 65
OKI 80.128.511.000 4 88.382.767.000 143
OKU Se latan 67.322.758.000 6 183.223.802.000 305
OKU 39.402.354.000 11 150.992.910.000 252
PALI 16.704.390.000 13 11.835.306.000 15
Prabumuli h 5.251.221.000 14 143.055.161.000 227
Jumlah 775.043.818.000 1.780.769.519.000 2859
Tabel 2. Data Dana Desa Tahun 2015 – 2016 di Kecamatan Di Ogan Ilir
Kecamatan Jumlah Desa Dana Desa 2015 Dana Desa 2016
Muara Kuang 13 3.523.893.000 6.169.636.000
Tanjung Batu 19 5.075.580.000 11.561.883.000
Payaraman 11 2.959.286.000 6.732.139.000
Tanjung Raja 15 4.048.508.000 9.202.256.000
Indralaya 17 4.594.648.000 10.440.453.000
Lubuk Ke liat 10 2.780.423.000 6.286.466.000
Pe mulutan 25 6.924.926.000 15.662.571.000
Rantau Alai 13 3.469.247.000 7.903.250.000
Rambang Kuang 13 3.448.631.000 7.865.946.000
Indralaya Utara 15 4.051.677.000 9.211.119.000
Indralaya se latan 14 3.730.566.000 8.500.846.000
Kandis 12 3.199.196.000 7.289.309.000
Pe mulutan Se latan 15 4.081.145.000 9.262.739.000
Pe mulutan Barat 11 2.999.466.000 6.804.666.000
Rantau Panjang 12 3.320.076.000 7.510.836.000
Sungai Pinang 12 3.323.360.000 7.516.804.000
Total 227 61.530.628.000 137.920.919.000
Sumber : BPMPD Ogan Ilir, 2016
Responden dalam hal ini adalah pihak Data yang diperoleh dari lapangan ma
yang dianggap memiliki pengetahuan yang yoritas pendidikan responden (50%) adalah
cukup dan memadai tentang pengelolaan setingkat SD sampai dengan SMA, lalu ada
dana desa. Dari 26 responden penelitian, 2 orang responden (8%) yang memiliki pen
50% atau sebanyak 13 responden adalah didikan setingkat D3 atau D4. Responden
para kepala desa. Jabatan sekretaris desa yang memiliki level pendidikan Sarjana (S1)
sebanyak 8 orang (31%), 1 orang (4%) adalah sebanyak 10 orang (38%) dan hanya 1 orang
bendahara desa, sedangkan 4 orang (15%) responden (4%) yang memiliki pendidikan
adalah aparat desa lainnya yaitu pelaksana S2. Kelembagaan dalam pemerintahan di
kegiatan desa. desa masih menghadapi kendala yang ber
hubungan dengan kapasitas kades dan tuk mengembangkan pos kesehatan de sa
aparat desa relatif rendah (lihat Tabel 5). Hal dan Polindes yaitu Desa Belati dan Desa
ini akan berkaitan antara kapasitas sumber Tanjung Harapan. Sementara itu, 24 desa
daya manusia desa dalam mengelola peme (92%) tidak menggunakan dana desa un-
rintahan terutama keuangan desa de ngan tuk pengembangan pos kesehatan desa dan
program-program yang sebaiknya dilakukan polindes. Hal ini dikarenakan di desa lain
untuk mendorong adanya percepatan kese pos kesehatan desa sudah ada. Untuk ke
jahteraan masyrakat. giatan pengelolaan dan pembinaan posyan
Penggunaan dana desa yang ditu du hanya 9 desa (35%) yang mengalokasi-
jukan untuk pembangunan desa. Peraturan kan dana desa mereka untuk pengelolaan
Kementerian Desa Nomor 5 Tahun 2015 dan pembinaan posyandu. Pengelolaan dan
Pasal 5 menjelaskan secara terperinci ten Pembinaan dilakukan dalam bentuk mem-
tang prioritas dana desa yang boleh digu berikan makanan tambahan kepada peserta
nakan dengan tujuan pembangunan dan posyandu yang dilakukan secara rutin. Se-
pemberdayaan masyarakat desa. Priori tas mentara itu, 65% lainnya tidak mengalo-
penggunaannya adalah memenuhi kebu kasikan dana pada kegiatan-kegiatan yang
tuhan dasar, pembangunan sarana dan pra berhubungan dengan pembinaan posyandu
sarana, pengembangan ekonomi lokal yang di desa. Hal ini karena menurut para nara-
potensial, serta pengelolaan sumber daya sumber, mereka sudah memiliki sumber da-
alam dan lingkungan yang berkelanjutan. na lain untuk mendukung berbagai kegiatan
Prioritas 1: pemenuhan kebutuhan posyandu di desa mereka.
dasar. Tabel 6 menunjukkan prioritas peng Berkenaan dengan kegiatan pembinaan
gunaan dana desa berkaitan dengan peme dan pengelolaan PAUD yang merupakan
nuhan kebutuhan dasar. Dari 26 desa yang salah satu dari tiga kegiatan yang berkaitan
menjadi objek penelitian terdapat 2 desa dengan pemenuhan kebutuhan dasar hanya
(8%) yang menggunakan dana desa un 3 desa (12%) yang menggunakan dana de-
Jawaban
No Keterangan
Ya Tidak
A Pe nge mbangan pos ke se hatan dan Polinde s 2 (8%) 24 (92%)
B Pe nge lolaan & pe mbinaan Posyandu 9 (35%) 17 (65%)
C Pe mbinaan & pe nge lolaan PAUD 3 (12%) 23 (88%)
Jawaban
No Keterangan
Ya Tidak
A Pe mbangunan dan pe me liharaan jalan de sa 23 (88%) 3 (12%)
B Pe mbangunan dan pe me liharaan jalan usaha tani 6 (23%) 20 (77%)
C Pe mbangunan dan pe me liharaan e mbung de sa 1 (4%) 25 (96%)
D Pe mbangunan dan pe me liharaan sanitasi lingkungan 14 (54%) 12 (46%)
E Pe mbangunan dan pe nge lolaan air be rsih (skala de sa) 4 (15%) 22 (85%)
F Pe mbangunan dan pe me liharaan irigasi (te rsie r) 1 (4%) 25(96%)
Sumber: Data Penelitian, 2016
344 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017, Hlm. 336-352
pemeliharaan irigrasi tersier yang di lakukan mereka pada Tahun 2015. Kemudian untuk
oleh satu desa yaitu Desa Arisan Jaya dan pengembangan dan pengelolaan lumbung
sisanya yaitu 25 tidak melakukan pemba pangan desa hanya 1 desa yang melakukan-
ngunan ataupun pengelolaan irigrasi. nya yaitu Desa Arisan Jaya dan 25 desa lain
Prioritas 3: pengembangan potensi eko- belum atau tidak melakukan pengembangan
nomi lokal. Tabel 8 menggambarkan peng- atau pengelolaan lumbung pangan desa.
gunaan dana desa untuk kegiatan pengem- Terdapat 1 desa yang mengadakan kegiatan
bangan ekonomi lokal yang potensial. Dari pembuatan pupuk organik untuk pertanian
13 kegiatan yang merupakan kegiatan yang dengan bantuan dari Universitas Sriwijaya
berkaitan dengan pengembangan potensi yaitu Desa Ulak Kerbau Baru. Ketika ditelu-
ekonomi lokal hanya lima kegiatan yang ter- suri lebih jauh berkenaan dengan kegiatan
dapat atau dilakukan oleh desa yang men- ini, ternyata kegiatan yang dilakukan ma-
jadi sampel dalam penelitian ini. Kegiatan sih sebatas pemberian pelatihan. Namun,
tersebut adalah (1) Pendirian dan pengem- narasumber di desa mengatakan bahwa ke
bangan BUM Desa; (2) pembuatan pupuk depannya mereka berniat untuk menjadikan
dan pakan (organik); (3) Pembangunan dan kegiatan ini sebagai salah satu prioritas bagi
pengelolaan pasar ataupun kios Desa; (4) desa mereka dan mengharapkan ada pembi-
pembangunan dan pengelolaan lumbung naan dan pelatihan yeng berkesinambung
pangan Desa; (5) pengembangan teknologi an sehingga hasil program ini dapat terlihat
(pengolahan hasil pertanian dan perikanan). dan dirasakan manfaatnya oleh warga desa.
Dari total 26 desa yang di survei, terdapat 3 Kegiatan pembangunan teknologi tepat guna
desa yang mengembangkan dan mendirikan pengelolaan hasil pertanian dan perikanan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu juga sudah dilakukan oleh 1 desa yaitu Desa
Desa Lubuk Bandung, Payakabung, dan Pe- Ulak Kerbau Lama.
nyandingan sebagai salah satu cara desa un- Prioritas 4: pemanfaatan sumber daya
tuk menambah pendapatan dari usaha desa lingkungan secara berkelanjutan. Tabel 9
itu sendiri sedangkan 23 desa lainnya belum memberikan gambaran mengenai seberapa
memiliki dan mengembangkan BUM Des besar perhatian pemerintah desa terhadap
Jawaban
No Keterangan
Ya Tidak
A Pendirian dan pengembangan BUM Desa 3 (12%) 23 (88)%)
Pembuatan pupuk dan pakan (organik) untuk pertanian
B 1(4%) 25 (96%)
dan perikanan
Pembangunan dan pengelolaan pasar desa atau kios
C 1(4%) 25 (96%)
desa
Pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan
D - 26 (100%)
(yang dimiliki desa)
E Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa 1(4%) 25 (96%)
F Pengembangan benih lokal - 26 (100%)
G Pengembangan ternak secara kolektif - 26 (100%)
H Pembangunan dan pengelolaan energi mandiri - 26 (100%)
I Pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu - 26 (100%)
J Pengelolaan padang gembala - 26 (100%)
K Pengembangan Desa Wisata - 26 (100%)
Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil
L 1(4%) 25 (96%)
pertanian dan perikanan
kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil observasi kepada informan, mereka ke-
sumber daya lingkungan secara berkelanjut banyakan belum paham apa itu energi baru
an. Berkaitan dengan pemanfaatan sumber dan terbarukan. Ketika diberikan contoh
daya lingkungan berkelanjutan, dari semua bentuk-bentuk energi terbarukan mereka
desa yang menjadi objek penelitian belum menganggap itu belum menjadi prioritas.
ada satu desa pun yang menggunakan dana Mereka menyadari bahwa suatu saat hal ini
desa untuk kegiatan tersebut sebagaimana akan menjadi penting tapi tidak sekarang.
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Desa Menurut mereka lebih banyak kegiatan yang
No. 5/2015. menjadi prioritas pembangunan di desa yang
Hal ini menurut narasumber yaitu para lebih penting dari energi baru dan terbaru-
kepala desa karena daerah Ogan Ilir bukan kan. Jika pemerintah menganggap itu pen
lah daerah tambang seperti Kabupaten La- ting menurut beberapa informan seharusnya
hat ataupun Tanjung Enim dan juga bukan ada proyek/kegiatan dari pemerintah dalam
daerah pantai sehingga punya potensi untuk bentuk dana yang lain.
membudayakan rumput laut. Menurut nara- Prioritas penggunaan dana desa untuk
sumber dalam penelitian ini mereka belum pemberdayaan masyarakat desa. Peraturan
menganggap penting dan tidak terlalu tahu Menteri Desa dalam Pasal 5 mengatur bahwa
program yang tepat untuk mengalokasikan dana desa boleh digunakan untuk member-
dana desa bagi kegiatan-kegiatan tersebut, dayakan masyarakat desa. Tabel 10 meng-
di samping mereka juga mengatakan takut gambarkan prioritas penggunaan dana desa
terjadi salah penggunaan dana yang akan secara khusus yang berkaitan dengan pem-
memiliki konsekuensi hukum bagi mereka berdayaan masyarakat desa. Dari tujuh kegi
sehingga mereka lebih hati-hati dalam pen- atan yang berkaitan dengan pemberdayaan
galokasian dana. masyarakat desa, semua kegiatan dilakukan
Adapun untuk pembangunan ener oleh desa kecuali program pengelolaan hu-
gi baru dan terbarukan, pembangunan tan desa dan hutan kemasyarakatan. Kegi
dan pemeliharaan budidaya perikanan, atan untuk meningkatkan kualitas dalam
dan pengembangan sarana dan prasarana proses perencanaan desa dilakukan oleh 18
produksi di desa tidak ada satu desa pun desa (10 orang). Hal ini bermakna bahwa
yang mengalokasikan dana desanya untuk desa memberikan perhatian yang besar ter-
hadap kegiatan-kegiatan yang bertujuan pa-
kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa
da pemberdayaan masyarakat desa. Terkait
pembangunan energi baru dan terbarukan
dengan dukungan desa terhadap pengem-
belum menjadi prioritas bagi mereka. Dari
Tabel 10. Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jawaban
No Keterangan
Ya Tidak
A Pe ningkatan kualitas prose s pe re ncanaan de sa 18 8
-69% -31%
B Pe mbe ntukan dan pe ningkatan kapasitas kade r 3 23
-12% -88%
C Me ndukung ke giatan e konomi yang 5 21
-19% -81%
D Pe nye le nggaraan ke giatan promosi ke se hatan dan 4 22
-15% -85%
E Pe ngorganisasian me lalui te rbe ntknya dan 3 23
-12% -88%
F Pe ningkatan kapasitas ke lompok masyarakat 8 18
-30% -70%
Sumber: Data Penelitian, 2016
Meutia, Liliana, Pengelolaan Keuangan Dana Desa 347
Jawaban
No Keterangan
Ya Tidak
A Komodi tas tambang mi ne ral bukan logam - 26 (100%)
B Komodi tas tambang batuan - 26 (100%)
C Rumput laut - 26 (100%)
D Hutan mi li k de sa - 26 (100%)
E Pe nge lolaan sampah 1 (4%) 25 (96%)
Sumber: Data Penelitian, 2016
Pengajuan kegiatan disertai dengan Ran- yang mendukung pengembangan kapasitas
cangan Anggaran Biaya (RAB) diverifikasi aparat desa.
dan disahkan oleh sekretaris desa. Semua Pelaporan dan pertanggungjawaban.
kegiatan telah menggunakan buku bantuan Berkenaan dengan laporan pertanggung
kas. Semua kegiatan di atas telah dilakukan jawaban bendahara desa, semua desa telah
dengan baik oleh semua desa. Hal ini me membuat laporan pertanggungjawaban. Wa
nunjukkan bahwa aspek pelaksanaan pe laupun cara pencatatannya masih belum
ngelolaan keuangan yang dilakukan oleh 26 terpisah dan cara pencatatannya juga ma-
desa yang menjadi objek penelitian secara sih secara tradisional yang tergabung dalam
umum dapat dikatakan sudah baik karena satu buku. Hal ini disebabkan oleh keterba-
telah mematuhi prinsip dasar pengelolaan tasan pengetahuan pelaksana, dan mereka
keuangan (lihat Tabel 11). juga belum memahami arti penting nya pe
Penatausahaan. Terkait dengan aspek natausahaan. Berkenaan dengan pelaporan
penatausahaan, terdapat dua hal yang ha kepala desa memiliki kewajiban un tuk pe-
rus dipenuhi yaitu penggunaan buku kas dan nyampaian laporan realisasi dalam pelaksa-
laporan pertanggungjawaban. Berke naan naan APBDesa kepada Bupati atau Walikota
dengan buku Kas hanya terdapat satu desa yang meliputi Laporan Realisasi Pelaksa-
yang tidak memiliki Buku Bank, Buku Kas naan APBDesa Semester Pertama dan Se-
Pembantu Pajak, dan Buku Kas Umum yaitu mester Akhir. Data mengenai Pelaporan dan
Desa Kapuk. mereka belum men dapatkan Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh
informasi dan pelatihan baik secara formal desa yang menjadi objek penelitian dapat
maupun informal un tuk kegiatan penge- dilihat Tabel 13.
lolaan keuangan ter se
but. Sementara itu, Dari 25 desa yang menjadi objek pe
desa lainnya telah melengkapi penatausa- nelitian terdapat 23 desa yang membuat
haan dalam pengelolaan keuangan tersebut. laporan realisasi tiap semester, sementara
Berkenaan dengan laporan pertanggung- tiga desa lainnya belum melakukannya tiap
jawaban bendahara desa, semua desa telah semester. Ketiga desa tersebut adalah Desa
membuat laporan pertanggungjawaban (li- Tanjung Seteko, Ulak Kerbau Lama, dan
hat Tabel 12). Kerinjing. Alasan ketiga desa ini tidak mem-
Walaupun kemudian menjadi perta buat laporan realisasi per semester sesuai
nyaan bagaimana desa yang belum memiliki waktu yang ditentukan adalah keterbatasan
buku bank, buku kas pembantu pajak, dan sumber daya manusia. Menurut kepala desa
buku kas umum dapat menyusun laporan yang menjadi narasumber, belum ada staf
pertanggungjawaban. Ternyata setelah dite- desa yang punya kemampuan mengelola
lusuri lebih jauh, desa yang ber sangkutan keuangan. Selanjutnya berkenaan dengan
bukannya tidak memiliki buku bank, buku Laporan Kekayaan Milik Desa dari 25 desa
kas pembantu pajak, dan buku kas umum yang menjadi objek penelitian, hanya 18 de-
tersebut hanya saja cara pencatatannya sa yang membuat laporan dimaksud. Sisa
masih belum terpisah dan cara pencatatan- nya sebanyak 8 desa tidak membuat laporan
nya juga masih secara tradisional yang ter- Kekayaan Milik Desa (KMD). Alasan yang
gabung dalam satu buku. Hal ini disebabkan sama disampaikan oleh narasumber dikare-
oleh keterbatasan pengetahuan pelaksana, nakan keterbatasan sumber daya manusia
dan mereka belum memahami arti penting- di desa dan menurut mereka Laporan Keka
nya penatausahaan. Oleh karena itu, untuk yaan Milik Desa terlalu rumit untuk dibuat.
ke depan diperlukan pelatihan-pelatihan Sebagaimana diketahui La poran Kekayaan
348 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017, Hlm. 336-352
Milik Desa menampilkan informasi tentang yang telah dilakukan oleh desa yang menjadi
posisi keuangan desa yang berkaitan dengan objek penelitian. Berkenaan dengan laporan
aset, kekayaan bersih pada tanggal tertentu realisasi dana desa tahap 1 Tahun 2015,
dan kewajiban jangka pendek. Laporan KMD peulis menemukan terdapat 22 desa yang
menampilkan penambahan Kekayaan Milik telah menyerahkan laporannya tepat waktu
dan 4 desa lainnya belum melakukannya.
Desa per tanggal tertentu. Penyajian Laporan
Laporan realisasi tahap II terdapat 20
KMD yang dibandingkan dengan tahun sebe-
desa yang telah menyerahkan laporannya ke
lumnya adalah untuk mengetahui kenaikan
kabupaten dan 6 desa lainnya belum atau
atau penurunannya. Peraturan sebelumnya
tidak melaporkan tepat waktu. Selanjutnya
belum memandatkan Laporan KMD. Untuk
untuk pelaporan realisasi dalam penggu-
itu, langkah awal dalam menyusun Laporan
naan dana desa Tahun 2015 terdapat 22
KMD adalah dengan menginvetaris aset dan
desa yang menyampaikan laporannya tepat
kekayaan bersih. UU Desa Ayat 4 Pasal 116
waktu dan 4 desa sisanya belum melaporkan
memandatkan pemerintah kabupaten atau
tepat waktu. Pasal 25 ayat (1) menyatakan
kota dalam menginventari aset desa sejak
bahwa dalam hal yang berkaitan Kepala
UU Desa berlaku selambat-lambatnya 2
Desa yang tidak (terlambat) dalam penyam-
(dua) tahun. Hal ini bermakna seharusnya
paian laporan sesuai dengan yang dimaksud
desa telah melakukan inventarisasi paling
dalam Ayat 2 Pasal 24, bupati atau walikota
lambat Tahun 2016 ini.
Terkait dengan kewajiban kepala desa dapat melakukan penundaan dalam menya
untuk menyampaikan kepada Bupati atau lurkan dana desa apabila laporan reali
Walikota apabila ada program dari peme sasinya belum dilaporkan. Oleh karenanya,
rintah untuk dilaksanakan di desa, hanya keterlambatan desa dalam menyampaikan
terdapat 15 desa yang melaporkannya. laporan realisasi jelas akan berdampak pada
Tabel 13 di bawah ini menunjukkan keterlambatan dilaksanakannya program-
seberapa jauh aspek kepatuhan pelaporan
Tabel 13. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Jawaban
No Keterangan
Ya Tidak
Ke pala de sa me nyampai kan ke pada Bupati atau
A
Wali kota:
1. Laporan re ali sasi pe laksanaan APBDe sa ti ap
23 (88%) 3 (12%)
se me ste r
2. Laporan Ke kayaan Mi li k De sa 18 (69%) 8 (31%)
3. Laporan Program yang masuk de sa 15 (58%) 11 (42%)
Informasi ke pada masyarakat be rkai tan de ngan
B Laporan Pe rtanggungjawaban Re ali sasi Pe laksanaan 20 (77%) 6 (23%)
APBDe sa
Sumber: Data Penelitian, 2016
Meutia, Liliana, Pengelolaan Keuangan Dana Desa 349
hanya diperkenankan sebesar 30%, tetapi dan penerimaan desa telah sesuai dengan
kenyataannya semua desa di Kabupaten prosedur yang berlaku, pengajuan kegiatan
Ogan Ilir yang menjadi objek penelitian me- disertai dengan Rancangan Anggaran Biaya
lebihi dari aturan yang ditetapkan. Desa (RAB) yang diverifikasi dan disahkan oleh
yang tertinggi dalam mengeluarkan biaya sekretaris desa.
penghasilan, tunjangan, insentif dan opera- Kebijakan prioritas umum dana desa
sional adalah Desa Payakabung Kecamatan dipergunakan untuk dapat memenuhi kebu-
Indralaya Utara yaitu sebesar 53,3% dan tuhan dasar, pengembangan ekonomi lokal
yang paling rendah adalah Desa Tanjung Lu- yang potensial, dan pembangunan sarana
buk Kecamatan Indaralaya Selatan sebesar dan prasarana desa. Berkenaan dengan as-
37,9%. pek pengelolaan keuangan secara umum
Komposisi ideal yang belum tercapai dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pen-
dalam hal pembiayaan di desa akan berdam- gelolaan keuangan yang dilakukan di desa
pak terhadap pembangunan karena dana yang menjadi objek penelitian telah sesuai
yang ada lebih banyak digunakan untuk dengan apa yang diatur dalam Permendagri
kegiatan operasional desa dan tunjangan No. 113/2014 dan telah mematuhi prinsip
kepala desa atau aparat desa dibanding- dasar pengelolaan keuangan. Berkenaan
kan dengan penyelenggaraan pemerintahan dengan aspek penatausahaan secara umum
ataupun pembangunan desa. Rata-rata da- hampir semua desa telah dapat menjalankan
na untuk kegiatan tersebut adalah sebesar aspek penatausahaan dengan baik. Pelapo-
Rp67.115.384,62,00. Desa dengan penge- ran dan pertanggungjawaban masih menjadi
luaran terkecil adalah Desa Payakabung masalah bagi beberapa desa, dikarenakan
Kecamatan Indralaya Utara yaitu sebesar adanya keterbatasan yang berkaitan dengan
Rp54.300.000,00. Desa dengan pengeluaran sumber daya manusia yang menguasai as-
paling besar adalah Desa Tanjung Lubuk, pek pelaporan dan pertanggungjawaban.
Kecamatan Indralaya Selatan dengan total Berkaitan dengan komposisi belanja desa,
Rp80.650.000,00. semua desa yang diteliti tidak memenuhi
Komposisi masing-masing desa dapat komposisi belanja desa sesuai aturan 70%
dilihat pada Tabel 15 yang memberikan yang dipergunakan untuk membiayai pe-
gambaran besaran persentase penggunaan nyelenggaraan pemerintahan desa, pelak-
sanaan pembangunan, pembinaan kema-
dana yang tersedia. Semua desa untuk be-
syarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
lanja desa dengan alokasi 70% masih sangat
berbanding 30% dari total anggaran belanja
kurang, sedangkan belanja desa dengan
desa dipergunakan bagi pendapatan dan
alokasi 30% malah melebihi dari komposisi
tunjangan kades dan perangkatnya, opera-
idealnya. Hal ini menunjukkan ada kecen-
sional pemerintah desa, tunjangan BPD, dan
derungan pengelola keuangan desa masih
insentif RT/RW. Hal ini mengakibatkan ket-
kurang paham tentang cost awareness (ke-
impangan dalam pelaksanaan pembangu-
sadaran atas uang publik) sehingga harus
nan di pedesaan sehingga tidak memberikan
dilakukan langkah-langkah konkret untuk
multiplier effect bagi masyarakat desa dalam
membangun kesadaran ini tidak hanya pembangunan.
bagi aparat desa tapi juga masyarakat pa- Penelitian ini merekomendasikan hal
da umum nya (Li, 2016; Majumder, Ray, & yang dapat diharapkan dan diimplemen-
Sinha, 2016; Thorburn & Kull, 2015). tasikan sehingga penggunan dana desa
dapat berperan penting dalam proses dan
SIMPULAN pemerataan pembangunan, yaitu perlunya
Pelaksanaan pengelolaan keuangan dikembangkan tahap-tahap prioritas yang
yang dilakukan di desa yang menjadi objek akan menjadi pedoman bagi desa untuk
penelitian telah sesuai dengan apa yang dia- menentukan prioritas kegiatan yang paling
tur dalam Permendagri Nomor 113/2014. utama dan bermanfaat untuk dibiayai de
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa yang ngan menggunakan dana desa. Dalam rang-
meliputi tahap mulai perencanaan, peng ka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
anggaran, penatausahaan, pelaporan, per- keuangan dana desa perlu dilakukan moni-
tanggungjawaban, sampai pengawasan telah toring dan evaluasi. Perlunya ditingkatkan
dilaksanakan dan semakin banyak desa kemampuan sumber daya manusia di desa
yang mampu serta patuh terhadap aturan khususnya berkaitan dengan kemampuan
penyusunan sistem keuangan desa tersebut. pengelolaan keuangan yang harus dilaku-
Dalam pelaksanaannya seluruh pengeluaran
Meutia, Liliana, Pengelolaan Keuangan Dana Desa 351