Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH DEFAULT RISK, RISIKO SISTEMATIS, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP EARNINGS RESPONSE


COEFFICIENT (ERC)
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)

(Skripsi)

Oleh

Katrin Dea Situmorang

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

PENGARUH DEFAULT RISK, RISIKO SISTEMATIS, DAN PROFITABILITAS

TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC)

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2014-2016)

Oleh

KATRIN DEA SITUMORANG

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris


mengenai pengaruh default risk, risiko sistematis dan profitabilitas terhadap Earnings
Response Coefficient (ERC). Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan jumlah sampel
sebanyak 75 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan
tahunan perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik regresi berganda. Hasil dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan
Default risk dan Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earnings
Response Coefficient, dan Risiko sistematik berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Earnings Response Coefficient.
Kata kunci : Default risk, Risiko sistematik, Profitabilitas, Earnings Response
Coefficient
ABSTRACT

THE EFFECT OF DEFAULT RISK, SYSTEMATIC RISK, AND PROFITABILITY


ON EARNINGS COEFFICIENT (ERC)

(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock


Exchange in 2014-2016)
By

KATRIN DEA SITUMORANG

This study aims to analyze and provide empirical evidence about the effect of
default risk, systematic risk and profitability on Earnings Response Coefficient (ERC).
The population in this study was Manufacturing Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2014-2016. Sampling was done using purposive sampling method
and the number of samples was 75 companies. The data used were secondary data in
the form of the company's annual report. Data analysis technique used in this study was
multiple regression technique. The results of testing the hypothesis in this study indicate
the default risk and profitability have a positive and significant effect on Earnings
Response Coefficient, and Systematic Risk has a negative and insignificant effect on
Earnings Response Coefficient.

Keywords: Default risk, Systematic risk, Profitability, Earnings Response Coefficient


PENGARUH DEFAULT RISK, RISIKO SISTEMATIS, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP EARNINGS RESPONSE
COEFFICIENT (ERC)
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)

Oleh

Katrin Dea Situmorang

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23 Agustus 1996. Penulis adalah

anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Tota Situmorang dan Ibu Rosida.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Darmawanita

Pringsewu pada tahun 2003. Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Pringsewu pada tahun

2008. Sekolah Menengah Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Xaverius

Pringsewu dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Pringsewu hingga tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi

mahasiswi, penulis terdaftar sebagai anggota aktif Himakta dan EBEC UKM-F FEB

Unila.
PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Tuhan atas segala rahmat dan nikmat yang telah

diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Kedua orang tuaku

Bapak Tota Situmorang dan Ibu Rosida

Ketiga saudaraku

Ocha Natasya Situmorang

Nickson Nikolas Situmorang

Choky Anugrah Situmorang

Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.

Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung.


MOTTO

“ Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”

(Filipi 4:4)

“The more you give, the more you will get”

(Anonymous)

“Memilihlah dengan tanpa penyesalan”

(Mary Anne Radmacher)


SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Default Risk, Risiko Sistematis, Dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response

Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)”, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat

membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., CPA., selaku Dosen Pembimbing 1

dan Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 2 yang
telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Tri Joko Prasteyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Penguji Utama

yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses

penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik selama

masa perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama

menempuh program pendidikan S1.

8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff

keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan

skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.

9. Mamaku tercinta Rosida dan Bapakku Tota Situmorang yang selalu mendoakan

dan menjadi penyemangat serta selalu mendoakanku untuk menyelesaikan studi

ini. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan

kepadaku.

10. Teruntuk Adik perempuanku Ocha Natasya Situmorang yang selalu

mendampingi disetiap proses kehidupanku serta memberikan perhatian selama

proses perkuliahan.

11. Kedua adik laki-lakiku tersayang Nickson Nikolas Situmorang (Abay) dan

Choky Anugrah Situmorang yang telah menjadi penyemangatku dan menghibur

disaat lelahku.
12. Para pejuang, teman curhat dan sahabatku AYAM BETINA Sendy, Wulan, Eka,

Ninda, Dinda, Adin, Tika, Umi, Indah, Merta, Agus, Rahel yang selalu ada

setiap saat ku membutuhkan. Terima kasih selalu siap di saat sulit.

13. Geng Cantik Hitzku, Yolanda, Tari dan Puput. Terimakasih atas persahabatan

kita lebih dari 8 tahun ini, terimakasih telah menemaniku disegala kondisi,

pokoknya love banget sama kalian.

14. Tim 911 ku, Cahya, Anggit, dan Andy. Terimakasih telah menemaniku dan

membantuku untuk segala hal yang kubutuhkan.

15. Teman hidup selama 40 hari yaitu my sisters Mita dan Eja, serta Eldi, Bima, Kak

Bur, dan Kak Rizky . Semoga komunikasi kita tetap terjaga.

16. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, Bila, Winda, Ani, Kadin,

Saha, Dhissa, Fani, Melinda, Faisal, Sobri, Famela dan yang lainnya serta semua

pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga

Tuhan memberikan berkat dan karunia-Nya untuk kita semua.

Bandar Lampung, 23 Agustus


2018
Penulis,

Katrin Dea Situmorang


I

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 6
2.1.1 Teori Pasar Efisien............................................................................ 6
2.1.2 Earnings Response Coefficient (ERC) ............................................. 8
2.1.3 Default risk ....................................................................................... 9
2.1.4 Risiko Sistematik ............................................................................. 10
2.1.5 Profitabilitas...................................................................................... 11
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12
2.3 Model Penelitian....................................................................................... 14
2.4 Pengembangan Hipotesis......................................................................... 14
2.4.1 Pengaruh Default risk Terhadap Earnings Response
Coefficient ......................................................................................... 14
2.4.2 Pengaruh Risiko Sistematis Terhadap Earnings Response
Coefficient ......................................................................................... 15
II

2.4.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Response


Coefficient ......................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 18
3.2 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 18
3.2.1 Teknik Sampling ............................................................................... 19
3.3 Definisi dan Pengukuran Operasional Variabel ................................... 19
3.3.1 Variabel dependen/ terikat (Y) ....................................................... 20
3.3.2 Variabel independen ........................................................................ 24
3.3.2.1 Variabel Default risk ............................................................. 24
3.3.2.2 Variabel Risiko Sistematik ................................................... 26
3.3.2.3 Variabel Profitabilitas............................................................ 28
3.4 Metode Analisis Yang Digunakan .......................................................... 29
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 29
3.4.1.1 Uji Normalitas ........................................................................ 29
3.4.1.2 Uji Multikolinearitas.............................................................. 30
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 31
3.4.1.4 Uji Autokorelasi ...................................................................... 32
3.4.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 33
3.4.3 Uji Hipotesis ..................................................................................... 33
3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 33
3.4.3.2 Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik F) .......................... 34
3.4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ....... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data dan Sampel ..................................................................................... 36
4.2 Analisis Data ............................................................................................ 36
4.2.1 Stastistik Deskriptif ......................................................................... 37
4.2.2 Analisis Regresi Berganda .............................................................. 38
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 40
4.2.3.1 Uji Normalitas ........................................................................ 40
III

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas.............................................................. 41


4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 42
4.2.3.4 Uji Autokorelasi ...................................................................... 43
4.2.4 Uji Hipotesis ..................................................................................... 44
4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi R2 ............................................... 44
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................... 46
4.2.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ...... 47
4.3 Pembahasan dan Hasil Analisis .............................................................. 49
4.3.1 Pengaruh Default risk terhadap Pengungkapan Earnings Response
Coefficient ........................................................................................ 49
4.3.2 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Earnings Response
Coefficient ......................................................................................... 50
4.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Earnings Response
Coefficient ......................................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 54
5.3 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 55
5.2 Saran ........................................................................................................ 55

LAMPIRAN
IV

DAFTAR TABEL

2.2 Penelitian Terdahulu ..........................................................................................13


4.1 Kriteria Penerimaan Sampel ...............................................................................34
4.2 Statistik Deskriptif .............................................................................................35
4.3 Hasil Uji Koefisien Regresi ...............................................................................37
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................................40
4.7 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................................42
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................43
4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F a ..............................................45
4.10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................46
V

DAFTAR GAMBAR

4.4 Probability Plot Residual ....................................................................................39


4.6 Scatter Plot ........................................................................................................41
VI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Sampel Perusahaan ...................................................................................................1


Statistik Deskriptif ....................................................................................................2
Uji Koefisien Regresi ...............................................................................................3
Uji Asumsi Klasik ....................................................................................................4
Uji Normalitas ...................................................................................................4.1
Uji Multikolinearitas .........................................................................................4.2
Uji Heteroskedastisitas.......................................................................................4.3
Uji Autokorelasi .................................................................................................4.4
Uji Hipotesis .............................................................................................................5
Uji Koefisien Determinasi R2 ............................................................................5.1
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ......................................5.2
Tabel Perhitungan Variabel Penelitian Tahun 2014 .................................................6
Tabel Perhitungan Variabel Penelitian Tahun 2015 .................................................7
Tabel Perhitungan Variabel Penelitian Tahun 2016 .................................................8
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of Financial

Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan bahwa laba memiliki

manfaat untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan

laba dalam jangka panjang, serta mampu memprediksi laba dan menaksir risiko

dalam investasi atau kredit. Untuk mengetahui kandungan informasi dalam laba

dapat dilihat dengan menggunakan Earnings Response Coefficient (ERC),

Koefisien respons laba ini menunjukkan reaksi pasar terhadap informasi laba yang

dipublikasikan oleh perusahaan yang diamati dari pergerakan harga saham

disekitar tanggal produksi laporan keuangan (Ratnasari, 2017) Earnings Response

Coefficient adalah indikator yang dapat digunakan untuk menilai besarnya respons

investor pada keuntungan perusahaan. Laba yang mempunyai sedikit informasi

untuk pemegang saham dalam membuat kebijakan finansial menunjukan bahwa

adanya Earnings Response Coefficient yang rendah begitupun sebaliknya laba

yang memiliki banyak informasi untuk pemegang saham dalam membuat

kebijakan finansial akan menunjukkan Earnings Response Coefficient yang tinggi

(Fitri, 2013).
2

Terdapat fenomena terkait profitabilitas terhadap Earnings Response Coefficient

yang dapat diketahui dari kasus PT Gudang Garam dan PT Toshiba. Dalam

finance.detik.com diberitakan bahwa PT Gudang Garam mendapatkan respons

positif dari pasar karena pada tahun 2016 mengumumkan bahwa akan

membagikan deviden sebesar 5 triliun atau sama dengan Rp. 2.600 per saham

kepada pemegang saham. Pembagian deviden tersebut dikaitkan dengan adanya

kenaikan laba usaha perusahaan sebesar Rp. 1,7 triliun. Hal tersebut di perkuat

pula dengan laba per saham perusahaan yang meningkat dari Rp.666 menjadi Rp.

880 (Saputra, 2017). Berbeda halnya dengan yang dialami oleh PT Toshiba. PT

Toshiba mendapatkan respons negatif dari pasar karena terbongkarnya skandal

perekayasaan laporan keuangan dan adanya kerugian sebesar 60 triliun yang

dialami pada tahun 2016. Terbongkarnya kasus skandal dan kerugian yang

dialami tersebut berimbas pada turunnya saham perusahaan hingga 12% yang

membuat PT Toshiba harus mengurangi jumlah karyawannya sebanyak 6.800

karyawan (Aliya, 2017) .

Informasi yang disampaikan kepada investor harus akurat dan tepat waktu agar

informasi akuntansi dapat membantu investor untuk memprediksi kejadian di

masa depan (Hasanzade et al., 2013). Kebijakan investor atas investasi yang

dilakukan dapat dipengaruhi oleh besarnya profitabilitas suatu perusahaan. Elsakit

dan Worthington (2014) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan salah satu

alasan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sukarela mengenai efek

aktivitas perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Perusahaan yang

mengantongi taraf keuntungan yang besar akan lebih deras memberikan informasi
3

sukarela secara rinci agar dapat menginformasikan berbagai kegiatan yang

dilakukan (Rullyan, 2017).

Alasan peneliti memilih variabel default risk, profitabilitas dan risiko sistematis,

karena informasi yang terkandung dalam ketiga variabel tersebut sangat penting

bagi investor dalam mengambil sebuah keputusan dalam berinvestasi. Variabel

tersebut dipilih karena melihat sudut pandang investor yang memiliki perspektif

jangka panjang. Investor yang rasional akan melihat seberapa besar perusahaan

menggunakan hutang dalam menjalankan operasional perusahaan, seberapa besar

perusahaan tersebut menghasilkan laba, dan seberapa besar sebuah risiko

sistematis atas surat berharga yang dikeluarkan perusahaan mempengaruhi

Earnings Response Coefficient. Peneliti tertarik untuk meneliti pada perusahaan

manufaktur hal ini karena perkembangan perusahaan manufaktur yang pesat dan

menyerap tenaga kerja yang banyak. Perusahaan manufaktur juga merupakan

salah satu simbol perkembangan ekonomi suatu negara.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2017) menemukan bahwa Default risk

mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient.

Zakaria et al., (2013) memberikan bukti bahwa Default risk di pasar Negara

berkembang memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap Earnings

Response Coefficient. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2012) menemukan

bahwa terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara Default risk terhadap

Earnings Response Coefficient. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Zakaria

et al., (2013) yang menemukan bahwa ada pengaruh negatif antara Default risk

dengan Earnings Response Coefficient. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan
4

dengan Delvira (2013) dan Buana (2014) yang menemukan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara Default risk dengan Earnings Response

Coefficient.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan proksi untuk default risk,

profitabilitas, dan risiko sistematis secara berturut-turut yaitu Likuiditas, BETA

dan ROA. pada penelitian sebelumnya proksi yang digunakan oleh peneliti secara

berturut-turut bervariasi, ada yang menggunakan DAR untuk Default risk

(Khoerul, 2013), ROE untuk profitabilitas (Afran dan Ira, 2008) dan untuk risiko

sistematis tetap menggunakan beta. Studi empiris dan jangka waktu penelitian

yang digunakan juga berbeda, pada penelitian sebelumnya studi empiris yang

sering digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan

jangka waktu penelitian selama tiga tahun berturut-turut (Rosa, 2013 dan Sem,

2014). Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lagi mengenai

earnings response coefficient, karena informasi mengenai laba merupakan

informasi penting bagi investor dalam mengambil keputusan terkait dengan

investasi yang akan dilakukannya serta untuk memperkuat hasil penelitan-

penelitian sebelumnya maka peneliti akan meneliti tentang : “Pengaruh default

risk, risiko sistematis, dan profitabilitas terhadap Earnings Response

Coefficient (ERC) studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan gambaran umum mengenai ruang lingkup variabel

penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Default risk berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient

(ERC)?

2. Apakah risiko sistematis berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient

(ERC)?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient

(ERC)?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris

mengenai pengaruh default risk, risiko sistematis dan profitabilitas terhadap

Earnings Response Coefficient (ERC).

1.4 Manfaat Penelitaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti terutama

mengenai pengaruh default risk, risiko sistematik, dan profitabilitas terhadap

(ERC).

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

investor di pasar modal untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi yang optimal.


6

3. Bagi emiten, menambah informasi bagi emiten dalam menghasilkan informasi

laba yang merupakan cerminan dari kinerja emiten.

4. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai tambahan

referensi untuk melanjutkan penelitian sejenis yang telah ada.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Teori Pasar Efisien

Menurut Tandelilin (2010) pasar efisien adalah pasar dimana harga semua

sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang

tersedia. Informasi yang tersedia meliputi informasi dimasa lalu, informasi saat

ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang bisa

mempengaruhi perubahan harga. Didalam teori pasar efisien, informasi akuntansi

berada pada posisi bersaing (competition) dengan sumber-sumber informasi

lainnya seperti berita-berita dalam media (news), analis keuangan (financial

analysts), dan bahkan harga pasar itu sendiri. Sebagai suatu alat atau sarana untuk

menyampaikan informasi kepada investor, informasi akuntansi akan bermanfaat

hanya apabila infomasi tersebut relevan (relevant), dapat dipercaya (reliable),

tepat waktu (timely), dan hemat (cost effective) serta relative bila dibandingkan

dengan sumber informasi lainnya. Dalam kenyataannya informasi keuanganlah

yang menjadi dasar dalam membentuk opini dari informasi yang lainnya.
8

Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan

telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Eduardus, 2010). Istilah

efisiensi ini bisa diartikan berbeda-beda sesuai dengan konteksnya masing-

masing. Dalam penelitian ini peneliti mengambil konteks yang berhubungan

dengan investasi. Suatu pasar dikatakan efisien jika semua informasi bisa diakses

secara mudah dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak di pasar, maka

nantinya akan terbentuk harga keseimbangan, sehingga tidak seorangpun akan

memperoleh return abnormal atas informasi yang dimilikinya.

Eduardus (2010) mengklasifikasikan bentuk pasar efisien, sebagai berikut: (1)

Efiensi dalam bentuk lemah, (2) Efisien dalam bentuk setengah kuat dan (3)

Efisien dalam bentuk kuat. Pasar efisien akan terpenuhi jika beberapa hal ini

terpenuhi, yaitu sebagai berikut:

1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha memaksimalkan profitnya,

dan diharapkan investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi dipasar

dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham dan

mereka juga merupakan price taker sehingga tindakan dari satu investor saja

tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas tersebut.

2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi laba pada saat yang sama

dengan cara yang murah dan mudah.

3. Informasi yang terjadi bersifat random.

4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga

sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat


9

informasi tersebut. Jika kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk pasar

yang efisien.

2.1.2 Earnings Response Coefficient (ERC)

Scott (2009) mendefinisikan Earnings Response Coefficient merupakan reaksi

pasar terhadap informasi laba yang dipublikasikan oleh perusahaan yang dapat

diamati dari pergerakan harga saham disekitar tanggal publikasi laporan

keuangan. Earnings Response Coefficient (ERC) dapat didefinisikan sebagai efek

satu satuan mata uang dari laba yang diharapkan pada return saham dan

menggambarkan reaksi investor terhadap pengumuman laba atau rugi tersebut.

Earnings Response Coefficient menunjukkan kuat lemahnya reaksi pasar terhadap

pengumuman laba, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi kandungan

dalam informasi laba. Jika investor mempunyai persepsi bahwa informasi

keuangan itu memiliki kredibilitas tinggi, maka ia akan bereaksi terhadap laporan

keuangan tersebut secara kuat (Tiolemba, 2008).

Reaksi yang diberikan investor tergantung dari kandungan informasi dalam laba

masing-masing perusahaan, sehingga mengakibatkan Earnings Response

Coefficient (ERC) berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan Earnings Response

Coefficient (ERC) tersebut adalah risiko sistematik yang diukur dengan

menggunakan beta, Default Risk yang merupakan proksi dari struktur modal,

persistensi laba dimana kemampuan menghasilkan laba yang permanen akan

menyebabkan ERC berbeda setiap perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth


10

opportunities), dan the informativeness of price yang diproksi dengan ukuran

perusahaan (firm size) (Scott, 2009).

Beberapa peneliti yang melakukan pengujian tentang ERC menyatakan bahwa

hasilnya masih belum konsisten dan bervariasi antara satu dengan yang lainnya.

Scott (2009) memberikan usulan perbedaan reaksi investor terhadap pengumuman

laba yaitu: Beta (Resiko Sistematis), Capital Structure, Earnings Quality, Growth

Opportunity, The Similarity of Investor Expectations, the Informativeness of

Price.

2.1.3 Default risk

Default risk adalah kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atau pokok

pinjaman pada waktu yang tepat. Default risk merupakan hal yang amat

diperhatikan oleh investor (Ratnasari et al., 2017)

Risiko gagal bayar perusahaan terhadap kewajiban hutangnya semakin meningkat

di beberapa sektor, terutama pada perusahaan manufaktur (Agustina, 2015). Hal

Ini dipicu oleh kondisi melemahnya perekonomian nasional maupun global dan

ketatnya pasar kredit serta anjloknya daya beli masyarakat. Risiko gagal bayar

merupakan hal yang amat diperhatikan oleh investor. Salah satu alasan mengapa

seseorang melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan tertentu

dari investasi yang dilakukan, namun disisi lain setiap investasi mengandung

unsur ketidakpastian atau risiko artinya pemodal atau investor tidak mengetahui

dengan pasti berapa hasil yang akan diterima dari investasi yang dilakukan.

Situasi yang tidak pasti ini akan menyebabkan investor akan berhati-hati dalam

pengambilan keputusan. Sikap hati-hati ini dapat menyebabkan investor akan


11

lebih lambat bahkan sama sekali tidak bereaksi atas informasi laba yang

dikeluarkan perusahaan.

Bagi perusahaan yang memiliki Default Risk yang tinggi, laba yang dihasilkannya

memberikan harapan yang baik untuk obligasi dan hutangnya. Hal tersebut

merupakan kabar baik bagi debtholders dibandingkan pemegang sahamnya,

karena debitur mempunyai keyakinan bahwa perusahaan akan mampu melakukan

pembayaran atas hutang. Namun hal ini akan direspons negatif oleh investor

karena investor akan beranggapan bahwa perusahan akan lebih mengutamakan

pembayaran hutang daripada pembayaran dividen (Scott, 2009).

2.1.4 Risiko Sistematik

Menurut Tandelilin (2010), risiko sistematik atau dikenal juga dengan risiko pasar

(market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di

pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi

variabilitas return suatu investasi. Perubahan-perubahan yang terjadi di pasar ini

di luar dari keadaan perusahaan itu sendiri, biasanya dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu, kondisi perekonomian di masa itu, inflasi, perubahan tingkat suku

bunga, perubahan nilai tukar mata uang, sistem perpajakan yang diberlakukan

pemerintah, siklus bisnis, kebijakan pemerintah, dan faktor makro lainnya

(WBBA, 2013). Dari definisi di atas dapat disimpulkan, risiko sistematik

merupakan risiko yang dapat mempengaruhi semua saham perusahaan yang tidak

dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Hal ini terjadi karena risiko ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi pasar.


12

Dalam teori portofolio modern, risiko dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis

dan risiko tidak sistematis. Disini peneliti akan berfokus pada risiko yang

sistematis. Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak

dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Beta menunjukkan adanya

pengaruh return pasar terhadap return yang diberikan oleh suatu perusahaan

(Eduardus, 2010). Investor melihat bahwa laba merupakan indikator kinerja

perusahaan dan return di masa mendatang. Risiko perusahaan yang semakin tinggi

akan membuat investor merespons negatif terhadap unexpected return perusahaan

tersebut, sehingga membuat ERC nya akan semakin rendah (Scott, 2009). Jadi

beta merupakan pengukur risiko sistematis (syistematic risk) dari suatu sekuritas

terhadap risiko pasar. Beta juga bisa digunakan sebagai alat ukur sebelum

menentukan investasi (Sem, 2014).

2.1.5 Profitabilitas

Mahendra (2017) mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang

saham. Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan

keuangan perusahaan.

Suwardjono (2005) secara konseptual laba mempunyai karakteristik umum, yaitu :

Kenaikan atau kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai oleh suatu entitas

(perorangan atau kelompok), Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu

(periode) sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan akhir, dan

Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai

kemakmuran asalkan kemakmuran awal bisa dipertahankan. Jadi dari pengertian


13

di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan dalam periode tertentu untuk menghasilkan laba.

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan mengungkapkan informasi

lebih banyak. Hal ini dikarenakan tingginya profitabilitas mengindikasikan

bagaimana perusahaan dapat mengelola risiko dengan baik (Rullyan, 2017).

Beberapa ukuran untuk menghitung tingkat profitabilitas diantaranya yaitu, ROE,

ROA dan Net Profit Margin. Penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA)

untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Return On Asset (ROA)

digunakan untuk menggambarkan kemampuan aktiva perusahaan dalam

memperoleh laba bersih (Rullyan, 2017).

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang melibatkan variabel–variabel yang serupa

dengan yang diuji oleh penulisan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah

penelitian yang instrumennya direplikasi untuk mengukur variabel yang diuji.

No Peneliti Judul Hasil


(Tahun)
1 Rullyan, Pengaruh Default risk, Penelitian menunjukkan
Anggita (2017) Profitabilitas Dan bahwa Default risk memiliki
Resiko Sistematis pengaruh negatif sedangkan
Terhadap Earnings Profitabilitas dan Resiko
Response Coefficient Sistematis tidak memiliki
(Studi Empiris Pada pengaruh signifikan
Seluruh Perusahaan terhadap Earnings Response
Yang Terdaftar Di BEI Coefficient (ERC).
Tahun 2011-2014)

2 Ratnasari, Dewi Pengaruh Persistensi Simpulan penelitian ini


et al., (2017) Laba, Ukuran ialah persistensi laba
Perusahaan dan Default berpengaruh signifikan
risk Terhadap Earnings terhadap ERC, ukuran
14

Response Coefficient perusahaan tidak


(Pada Perusahaan berpengaruh signifikan
Perbankan Yang terhadap ERC, dan Default
Terdaftar Di BEI) risk berpengaruh signifikan
terhadap ERC.

3 Agustina, L.P Pengaruh Ukuran Hasil penelitian


Kartika Perusahaan Dan Risiko menunjukkan bahwa ukuran
Rahayu1 dan Gagal Bayar Pada perusahaan berpengaruh
I.G.N Agung Koefisien Respons positif pada koefisien
Suaryana (2015) Laba respons laba. Sedangkan
risiko gagal bayar
berpengaruh negatif pada
koefisien respons laba.

4 Buana, Eka Pengaruh Risiko Hasil penelitian ini


Larasanta Sistematik, Persistensi menunjukkan bahwa semua
(2014) Laba Dan Kesempatan variabel bebas tidak
Bertumbuh Terhadap berpengaruh signifikan baik
Earnings Response secara parsial maupun
Coefficient (ERC) simultan.
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
2009-2012)
5 Delvira, Maisil Pengaruh Risiko Hasil penelitian
dan Nelvirita sistematik, Leverage menunjukkan bahwa risiko
(2013) Dan persistensi Laba sistematis berdampak
Terhadap Earnings negatif Earnings
Response coefficient Response coefficient
(ERC) (studi pada (ERC), leverage
perusahaan manufaktur tidak mempengaruhi
yang Go public di BEI Earnings Response
Tahun 2008-2010) coefficient, dan persistensi
laba berpengaruh positif
terhadap Earnings Response
coefficient(ERC).
15

2.3 Model Penelian

Model penelitian dirancang untuk dapat lebih memahami konsep penelitian dan

arah dari hubungan kualitas dari variabel independen dan dependen. Penelitian ini

berusaha untuk menguji pengaruh default risk, risiko sistematis dan profitabilitas

terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Dari uraian di atas maka model

penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Kerangka Pemikiran Teoritis

Default risk (X1)

H1 (-) Earnings
Risiko Sistematis (X2) Response
H2 (+)
H2 (-)
Coefficient (Y)
Profitabilitas (X3) H3 (+)

2.4 Pengembangan Hipotesis

Di bagian ini dijelaskan berbagai rumusan hipotesis dengan agrumentasinya.

Masing-masing diuraikan sebagai berikut.

2.4.1 Pengaruh Default risk Terhadap Earnings Response Coefficient

Risiko yang dihadapi oleh investor atau pemegang obligasi dikarenakan obligasi

tersebut gagal bayar yang disebut dengan default risk. Risiko gagal bayar hanya

ada pada obligasi korporasi. Obligasi korporasi tidak dijamin pemerintah,

sehingga bagi investor yang membeli obligasi korporasi harus menyadari bahwa

investasinya tidak bisa kembali sebelum obligasi jatuh tempo (Diantimala, 2008).
16

Penelitian Agustina (2015) dan Ratnasari (2017) menunjukkan hasil yang sama.

Default risk berpengaruh negatif signifikan terhadap earnings response

coefficient. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai default risk, maka akan

menurunkan nilai earnings response coefficient.

Suatu perusahaan dengan hutang yang tinggi akan menyebabkan Earnings

Response Coefficient lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang

memiliki hutang rendah (Delvira, 2013). Apabila pada suatu pasar terdapat

perusahaan dengan informasi tingkat hutang yang tinggi di masa depan maka

kemungkinan besar perusahaan tersebut akan kurang mendapat respons yang baik

dari para investor sehingga nilai Earnings Response Coefficient akan melemah.

Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Default risk suatu perusahaan maka

akan semakin rendah pula Earnings Response Coefficient. Dengan demikian,

dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Default risk berpengaruh negatif terhadap Earnings Response

Coefficient.

2.4.2 Pengaruh Risiko Sistematis Terhadap Earnings Response Coefficient

Risiko sistematik merupakan risiko yang berpengaruh terhadap semua perusahaan

dan tidak bisa diminimalkan atau dihilangkan melalui diversifikasi pembentukan

portofolio aset. Parameter yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko

sistematik suatu perusahaan adalah beta. Beta menunjukkan sensitivitas return

sekuritas terhadap perubahan return pasar (Buana, 2014). Semakin tinggi beta

suatu sekuritas maka semakin sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar.

Perusahaan dengan risiko beta rendah, ketika laba perusahaan tersebut


17

diumumkan maka investor akan bereaksi positif terhadap saham perusahaan

tersebut. Namun jika risiko beta saham perusahaan tersebut tinggi, ini akan

meningkatkan risiko portofolio tinggi. Akibatnya permintaan akan saham

perusahaan tidak akan sebanyak bila betanya rendah. Hal ini mengindikasikan

risiko sistematik yang tinggi akan menurunkan tingkat koefisien respons laba

perusahaan (ERC). Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu perusahaan,

maka semakin rendah reaksi investor terhadap kejutan laba dan akan diikuti oleh

koefisien respons laba rendah pula. Dengan demikian hubungan antara risiko

dengan koefisien respons laba (earnings response coefficient) akan bersifat

negatif dan signifikan.

Penelitian mengenai pengaruh risiko sistematik terhadap ERC pernah dilakukan

Buana (2014) yang menunjukkan bahwa ERC akan berkurang jika terdapat laba

kejutan yang besar. Karena investor cenderung kurang menyukai kejutan laba

yang besar karena mereka menganggap terdapat pula risiko yang besar. Penelitian

yang dilakukan oleh Delvira (2013) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa

semakin tinggi risiko akan mengurangi reaksi para investor sehingga earnings

response coefficient akan cenderung rendah.

Apabila pada suatu pasar terdapat perusahaan dengan informasi tingkat risiko

yang tinggi di masa depan maka kemungkinan besar perusahaan tersebut akan

kurang mendapat respons yang baik dari para investor karena salah satu asumsi

teori tersebut mengatakan bahwa investor bersifat risk averse, sehingga nilai

Earnings Response Coefficient akan melemah. Selain itu pengunguman informasi

keuangan yang didalamnya juga mengandung informasi terkait risiko yang tinggi
18

menjadi sinyal bagi para investor, sehingga respons akan melemah dan

mengakibatkan nilai ERC turun. Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis

sebagai berikut:

H2 : Risiko sistematik berpengaruh negatif terhadap Earnings Response

Coefficient.

2.4.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient

Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

atau profit sebagai upaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut

Hasanzade et al., (2013), Earnings Response Coefficient pada perusahaan yang

memiliki profitabilitas tinggi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang

memiliki profitabilitas rendah, karena perusahaan dengan profitabilitas yang

tinggi akan mampu menyelesaikan operasi yang dijalankan saat ini, yang

diindikasikan dengan perolehan laba perusahaan.

Rosa (2013) menyatakan bahwa profitabilitas suatu perusahaan terhadap ERC

hasilnya berpengaruh positif signifikan. Maka kinerja perusahaan yang baik akan

mendorong kualitas informasi laba yang lebih baik yang disajikan oleh

manajemen. Investor akan bereaksi lebih baik atas informasi laba yang

berkualitas, sehingga akan meningkatkan ERC akuntansi. Dengan demikian, dapat

dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Profitabilitas Berpengaruh Positif Terhadap Earnings Response

Coefficient.
19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausatif. Penelitian kausatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi

variabel lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu

data yang diukur dalam suatu skala numerik (Tandelilin, 2010) dan merupakan

data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara, yang diperoleh dari data laporan keuangan perusahaan pada

sektor manufaktur periode tahun 2014-2016.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan. Data default risk, risiko

sistematis dan profitabilitas diperoleh dari laporan keuangan tahun 2014-2016.

Selanjutnya, data pasar berupa harga saham, return perusahaan, serta return pasar

diperoleh dari situs http://yahoo.finance.com.


20

3.2.1 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Beberapa

perusahaan yang termasuk perusahaan manufaktur di BEI, penulis akan meneliti

perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Kriteria yang

digunakan penulis dalam penelitian ini antara lain:

1. Perusahaan telah terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia sejak Januari 2014

sampai Desember 2016 dan masih melakukan kegiatan operasinya sampai

dengan Desember 2016 (tidak delisted di tahun pengamatan).

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan audited sejak Januari 2014

sampai Desember 2016.

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya dalam mata uang

Rupiah.

4. Memiliki data lengkap yang berkaitan dengan variabel penelitian.

3.3 Definisi dan Pengukuran Operasional Variabel

Penelitian ini mengunakan satu variabel dependen dan tiga variabel independen.

Variabel Dependen adalah Variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2007). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Earnings Response Coefficient, sedangkan Variabel

Independen adalah Variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah default risk, risiko sistematis dan

profitabilitas. Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:


21

3.3.1 Variabel dependen/ terikat (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Earnings Response Coefficient.

ERC digunakan untuk menjelaskan perbedaan reaksi pasar terhadap informasi

laba yang diumumkan oleh perusahaan (Scott, 2006). Dalam mengukur Earnings

Response Coefficient menggunakan CAR dan UE sebagai alat ukur, yang

digunakan oleh Delvira (2013). Menghitung Earnings Response Coefficient

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung Return Abnormal Kumulatif (CAR).

CAR merupakan proksi harga saham yang menunjukkan besarnya respons pasar

terhadap informasi akuntansi yang dipublikasikan dihitung dengan menggunakan

model pasar yang disesuaikan karena dianggap sebagai penduga terbaik adalah

model pasar yang disesuaikan. Dalam model ini, yang dianggap sebagai penduga

terbaik untuk mengestimasi return sekuritas adalah return indeks pasar. Model ini

tidak memerlukan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, sehingga

penghitungan return abnormal adalah:

ARi.t = Ri.t – Rm.t

Dimana:

ARi.t : Abnormal return perusahaan i pada periode ke- t;

Rit : Return tahunan; perusahaan i periode t; dan

Rm.t : Return indeks pasar pada periode ke- t.

Untuk memperoleh data abnormal return tesebut, terlebih dahulu harus mencari

return saham harian dan return pasar harian.


22

1. Menghitung Return saham

Dimana

Pit : Harga penutupan saham perusahaan i pada hari t; dan

Pit-1 : Harga penutupan saham perusahaan i pada hari t-1.

2. Menghitung Return pasar

Dimana:

Rmt : return pasar hari t

IHSG(t) : indeks harga saham gabungan pada hari t

IHSG(t-1) : indeks harga saham gabungan pada hari t-1

Akumulasi abnormal return dalam jendela pengamatan adalah:

Dimana:

CAR it: Cummulative abnormal return perusahaan i pada hari t waktu jendela
pengamatan; dan

ARi.t : Return abnormal perusahaan i pada hari t.

CAR pada saat laba akuntansi dipublikasikan dihitung dalam event window

pendek selama 7 hari (3 hari sebelum peristiwa, 1 hari peristiwa, dan 3 hari
23

sesudah peristiwa), alasan peneliti menggunakan periode pengamatan karena

harga saham cenderung berfluktuasi sebelum dan sesudah pengumuman laba yang

dipandang cukup mendeteksi abnormal return yang terjadi akibat publikasi laba

sebelum confounding effect mempengaruhi abnormal return tersebut.

2. Menghitung Unexpected Earnings (UE)

UE atau laba kejutan adalah selisih antara laba sesungguhnya dengan laba

ekspektasian. Laba kejutan digunakan dengan pertimbangan bahwa model laba

ekspektasian bisa mengisolasi komponen kejutan yang ada didalam laba dengan

komponen yang diantisipasi. Didalam pasar modal yang efisien, komponen yang

diantisipasi tidak berkorelasi dengan return laba yang tidak diekspektasi

menggunakan model langkah acak sehingga laba yang tidak diekspektasi adalah

sebagai berikut:

Dimana:

UEit : Unexpected earnings perusahaan i pada periode t

EPSit : Laba per lembar saham perusahaan i pada periode t

EPSit-1 : Laba per lembar saham perusahaan i pada periode sebelumnya

3. Menghitung ERC Masing-masing Sampel

Koefisien respons laba merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara

proksi harga saham dan laba akuntansi (Soewardjono, 2005). Proksi harga saham

yang digunakan adalah CAR, sedangkan proksi laba akuntansi adalah UE.

Sehingga ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara CAR
24

dengan UE dapat dilihat dari slope β. Besarnya koefisien respons laba (ERC)

dihitung dengan persamaan regresi atas data tiap perusahaan:

CAR = α + β (UE) + e

Dimana:

CAR : Cumulative abnormal return

UE : Unexpected earnings

β : Koefisien hasil regresi (ERC)

e : Komponen error

3.3.2 Variabel independen

Variabel Independen adalah Variabel bebas yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007).

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen:

3.3.2.1 Variabel Default risk

Menurut Diantimalla (2008) Default risk merupakan risiko kegagalan perusahaan

dalam melunasi bunga maupun pokok pinjaman tepat pada waktunya . Risiko

gagal bayar suatu perusahaan mempengaruhi keinginan investor untuk

menanamkan modal. Walaupun perusahaan dengan risiko tinggi bisa menjanjikan

return yang tinggi namun di sisi lain tingkat ketidakpastiannya juga tinggi (Scott,

2006). Penelitian ini mengukur besarnya risiko kegagalan perusahaan dengan

menggunakan tingkat likuiditas perusahaan seperti yang digunakan dalam

penilitan Diantimalla (2008).


25

Untuk mengukur tingkat likuiditas dapat digunakan beberapa rasio. Diantaranya:

1. Rasio lancar (current ratio) memberikan indikator terbaik atas besarnya

klaim kreditur jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang

diharapkan yang akan dikonversikan menjadi kas lebih cepat (Brigham &

Houston, 2001:80). Secara matematis rumus rasio lancar sebagai berikut:

2. Acid test-ratio merupakan revisi dari rasio lancar disebut juga dengan rasio

cepat (quick ratio). Acid test ratio menunjukkan likuiditas perusahaan

seperti diukur dengan membandingkan aset lancar kecuali persediaan

terhadap kewajiban lancarnya (Keown et al, 2008). Rasio ini dapat

dihitung dengan persamaan berikut ini:

3. Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang (Kasmir,

2008). Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas

yang setara dengan kas. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan berikut:

4. Rerata pengumpulan piutang (average collection period). Pendekatan

pengukuran ratio ini merupakan pengukuran tingkat likuiditas dengan


26

melihat kemampuan perusahaan untuk mengubah piutang usaha pada

waktu tertentu.

3.3.2.2 Variabel Risiko Sistematik

Risiko sistematik yang disebut juga risiko pasar karena mempengaruhi semua

perusahaan disebabkan oleh perubahan yang terjadi di pasar. Dikatakan sistematik

karena risiko ini adalah risiko yang saling berhubungan yang menimbulkan

dampak yang berkesinambungan dan diluar kendali perusahaan itu sendiri. Beta

suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data

historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat

digunakan untuk mengestimasi beta masa depan. Beta historis dapat dihitung

dengan menggunakan data historis berupa data pasar (Return sekuritas dan return

pasar) sehingga disebut beta pasar, data akuntansi (laba perusahaan dan laba

indeks pasar) sehingga disebut beta akuntansi, dan data fundamental

(menggunakan variabel fundamental) sehingga disebut beta fundamental (Zubaidi

et al., 2011)

Indikator Beta adalah koefisien pergerakan harga saham terhadap harga pasar.

Beta merupakan tingkat sensitif saham terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi di dalam pasar. Risiko sistematik adalah bagian dari pasar keseluruhan

saham, kondisi pasar ini yang akan menjadi indikator berubahnya harga saham

perusahaan-perusahaan yang ada. Yang merupakan ukuran keadaan keseluruhan

harga saham di Indonesia merupakan harga saham IHSG (WBBA, 2013). Untuk
27

memperoleh nilai beta kita menggunakan model regresi antara return pasar dan

return saham setiap perusahaan. Dalam hal ini beta merupakan pengukur risiko

sistematik perusahaan yang diestimasi dengan model pasar. Koefisien beta

diperoleh dari regresi antara return saham dengan return pasar seperti yang

digunakan dalam penelitian Delvira (2013). Beta dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

R = α + β Rm + e

Dimana:

R : Return saham

β : Beta saham (indikator risiko sistematis)

Rm : Return pasar

Menghitung return saham dan return pasar dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:

1. Menghitung Return saham

Dimana:

Rit : Return saham perusahaan tahunan

Pit : Harga penutupan saham i pada tahun ke t

Pit-1 : Harga penutupan saham i pada tahun ke t-1

2. Menghitung return pasar


28

Dimana:

Rmt : Return pasar tahunan

IHSGt : Indeks harga saham gabungan pada tahun ke t

IHSGt-1 : Indeks harga saham gabungan pada tahun ke t-1

3.3.2.3 Variabel Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

(Kasmir, 2011). Pengukuran profitabilitas pada penelitian ini diwakili oleh Return

On Asset (ROA), dengan alasan bahwa ROA dapat mencerminkan alat ukur

kinerja keuangan yang baik dan berkesinambungan dan mencerminkan kebijakan-

kebijakan yang dimiliki pimpinan perusahaan yang cukup berpengaruh dalam hal

keputusan investor untuk berinvestasi. Jika diperoleh ROA yang cukup tinggi,

maka perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini menjadi daya tarik bagi

investor untuk menanamkan modalnya, yang artinya mengakibatkan kenaikan

nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Kenaikan nilai saham perusahaan

tersebut diikuti dengan meningkatnya permintaan akan saham tersebut dan diikuti

dengan naiknya harga saham.

ROA menunjukkan keefektifan produktivitas dalam suatu perusahaan, sehingga

apabila nilai ROA naik akan mengakibatkan nilai perusahaan baik sehingga

menarik para investor untuk menanamkan sahamnya. Menurut Syafri (2016),

Return On Assets dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia

untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva.

ROA =
29

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur

dari nilai asetnya (Rullyan, 2017), semakin besar rasionya semakin bagus karena

perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilki secara efektif

untuk menghasilkan laba.

3.4 Metode Analisis Yang Digunakan

Menurut Ghozali (2016) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (skewness)

(Ghozali, 2016). Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-

variabel dalam penelitiian inidalam penelitian ini.

3.4.1 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model regresi. Uji asumsi

klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi

3.4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji

t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal

(Ghozali, 2013).

Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dalam model

regresi. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis

statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui normalitas residual adalah
30

dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik P-P plot.

Menurut Ghozali (2013) ketentuannya adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis

diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.4.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

2016). Uji multikoliniearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melihat nilai VIF (variance Inflaction Factor) dan nilai Tolerance yang

dihasilkan melalui pengolahan data dengan bantuan software SPSS. Dasar

pengambilan keputusan pada uji multikoliniearitas dapat dilakukan dengan dua

cara yakni:

1) Melihat Nilai Tolerance

1. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka mengindikasikan

tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji.

2. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka mengindikasikan

terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji.

2) Melihat Nilai VIF (Variance Inflaction factor)

1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka mengindikasikan tidak

terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji.

2. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka mengindikasikan terjadi
31

multikolinearitas terhadap data yang diuji.

3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan

yang lain (Ghozali, 2016). Suatu model regresi yang baik seharusnya terjadi

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji glejser

dan dengan melihat grafik scatterplot. Uji glejser dilakukan dengan meregres

nilai absolut residual terhadap variabel independen melalui pengolahan data

dengan bantuan software SPSS. Heteroskedastisitas terjadi apabila nilai

probabilitas signifikansinya berada dibawah tingkat kepercayaan 5% (Ghozali,

2016). Sementara itu, diagram scatterplot dihasilkan melalui pengolahan data

dengan bantuan software SPSS. Dasar pengambilan keputusan pada uji

heteroskedastisitas dengan melihat diagram scatterplot adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, melebar, kemudian

menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka nol sumbu y maka mengindikasikan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi yang terjadi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016).


32

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model

regresi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji Durbin Watson (DW Test) dengan bantuan software SPSS.

Dasar pengambilan keputusan pada uji autikorelasi dengan menggunakan uji

DW adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU) maka koefisien

autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Jika nilai DW lebih rendah daripada dL maka koefisien autokorelasi

> 0, berarti ada autokorelasi positif.

3. Jika nilai DW lebih besar dari (4-dL) maka koefisien autokorelasi <

0, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Jika nilai DW terletak antara dU dan dL atau DW terletak antara (4-

dU) dan (4-dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.


3.4.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh
dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap dependen digunakan model regresi
linear berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Y = α + β X1 + β X2+ β X3 + ɛ

Dimana :
Y : Earnings respons coefficient (ERC)
α : Konstanta
β : Koefisien regresi variable independen
X1 : Default risk
33

X2 : Risiko Sistematis
X3 : Profitabilitas
ɛ : Standar error

3.4.3 Uji Hipotesis

Menurut Ghozali (2016), ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan statistik

disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang dikehendaki statistiknya

berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). H0 yang menyatakan

bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara parsial maupun simultan

terhadap variabel dependen. Sebaliknya perhitungan tersebut dianggap tidak

signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0

diterima.

3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen sangatlah terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu

menunjukkan variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki variabel dependen (Ghozali,

2016).
34

3.4.3.2 Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik F)

Uji statistik F Digunakan untuk memastikan bahwa model penelitian yang telah

dirumuskan dapat diterapkan dalam penelitian ini. Uji model dilakukan denga

menggunakan uji F. Pengambilan keputusan dalam pengujian ini dapat

dilaksanakan dengan menggunakan nilai probability value (p value) maupun F

hitung. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian yang menggunakan p

value atau F hitung adalah jika p value < 0,05 atau F hitung ≥ F tabel maka Ha

diterima, artinya model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan

dalam penelitian. Sebaliknya, jika p value ≥ 0,05 F hitung < F tabel maka Ha

ditolak, artinya model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk

digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2016).

3.4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui secara parsial pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji statistik t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016). Penerapan uji ini didasarkan pada hipotesis nol (H0)

yang akan diuji hipotesis alternatifnya (Ha). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Dasar pengambilan keputusan

pada uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka hipotesis

terdukung, yang berarti secara individual variabel independen memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen.


35

2. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka hipotesis

tidak terdukung, yang berarti secara individual variabel independen

tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. 


54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh default risk, risiko sistematis

dan profitabilitas terhadap Earnings Response Coefficient. Berdasarkan hasil

penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Default risk yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earnings

Response Coefficient (ERC). Dengan demikian hipotesis pertama tidak

terdukung.

2. Risiko sistematik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Earnings

Response Coefficient (ERC). Dengan demikian hipotesis kedua terdukung.

3. Profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Earnings Response Coefficient (ERC). Dengan demikian, hipotesis ketiga

terdukung.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel default risk, risiko sistematis dan

profitabilitas. Variabel-variabel lainnya seperti akuntansi konservatif,


55

kesempatan bertumbuh dan ukuran perusahaan yang mungkin berpengaruh

terhadap Earnings Response Coefficient.

2. Peneliti menggunakan periode waktu tiga tahun sehingga belum mampu

mewakili dan menjelaskan pengaruh yang lebih besar terhadap Earnings

Response Coefficient, dengan waktu yang singkat maka kejadian dalam suatu

perusahaan manufaktur belum terlalu terlihat.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa

saran, antara lain:

1. Bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian sebaiknya mengambil

sampel dari keseluruhan perusahaan publik di Indonesia, menambah periode

waktu penelitian dan mengganti proksi yang digunakan agar dapat diperoleh

hasil yang lebih baik. Serta penelitian selanjutnya harus dapat

mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel lain seperti

kesempatan bertumbuh (growth opportunities), likuiditas dan the

informativeness of price yang diproksi dengan ukuran perusahaan (firm size).

2. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan rentang waktu pengamatan

lebih dari tiga tahun agar hasil penelitian tersebut dapat lebih

menggambarkan kondisi yang ada dan memberikan hasil yang lebih akurat,
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L.P Kartika Rahayu1 dan I.G.N Agung Suaryana. 2015. Pengaruh
Ukuran Perusahaan Dan Risiko Gagal Bayar Pada Koefisien Respon Laba.
Jurnal akuntansi Vol.13.No.2 Nov. 2015.
Arfan, Muhammad dan Ira Antasari. 2008. Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan
Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 1,
No. 1. Januari 2008
Buana, Eka Larasanta, 2014, Pengaruh Risiko Sistematik, Persistensi Laba dan
Kesempatan Bertumbuh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC).
Jurnal akuntansi.
Darwanis, Dana Siswar dan Andina, Arie. 2013. Pengaruh Risiko Sistematis
Terhadap Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility Serta Dampaknya
Terhadap Pertumbuhan Laba Dan Koefisien Respon Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi, 6 (1), pp : 64-92.
Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistimatik, Leverage dan
Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI Tahun 2008-2010).
Jurnal WRA, Vol. 1, No.1.
Diantimala, Yossi. 2008. Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan
dan Default Risk terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Jurnal Telaah
dan Riset Akuntansi. Vol.1, No.1, Januari 2008:102-122.
Eduardus, Tandelilin. 2010. Portofolio Dan Investasi, Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Elsakit, O.M. dan Worthington, A.C. 2014. The Impact of Corporate
Characteristics and Corporate Governance on Corporate Social
Environmental Disclosure: A Literature Review. Canadian Center of
Science and Education: International Journal of Business and Management,
Vol. 9, No. 9, pp. 1-15.
Etty, Murwaningsari. 2008. Pengujian Simultan : Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Earnings Response Coefficient. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi XI 2008: Pontianak.
Fitri, Laila. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kesempatan Bertumbuh, Dan
Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2008-2011). Jurnal Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 23. Edisi 8. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Hasanzade, Mahboobe dkk, 2013, “Factors Affecting the Earnings Response
Coefficient: An Empirical Study for Iran”. European Online Journal of
Natural and Social Sciences. Vol 2 No.3.
Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Iin Mutmainah E.R. dan Subowo. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, Asimetri Informasi dan Profitabilitas terhadap Kualitas Laba.
Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 7, No. 2. ISSN 2085-4277.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE


Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Khoerul, Umam Sandi. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings


Response Coefficient. Accounting Journal Analysis. ISSN:2252-6765.

Mahendra, I Putu Yuda dan Dewa Gede Wirama. 2017. Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Modal, dan Ukuran Perusahaan Pada Earnings Response
Coefficient. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.20.3.
Mulyani, Sri., Nur Fadjrih dan Andayani. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Earnings Response Coefficient Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Audit Indonesia.
Volume 11 No. 1
Palupi, Margaretta. 2006. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Koefisien
Respon Laba Bukti Empiris pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal EKUBANK,
Vol 3.
Ratna, Wijayanti Daniar Paramita. 2012. Pengaruh Leverage, Firm Size, dan
Voluntary Disclosure terhadap Earnings Response Coefficient(ERC). Jurnal
Wiga. Vol.2,. No.2,. September 2012.
Ratnasari, Dewi, Edi Sukarmanto dan Diamonilisa Sofianty. 2017. Pengaruh
Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan dan Default risk Terhadap Earnings
Response Coefficient (Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).
Jurnal akuntansi. Vol.2.

Rosa, Arilia Melati. 2013. Pengaruh Pengungkapan Informasi CSR dan


Profitabilitas terhadap Earning Respons Coefficient. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi. Vol.2., No.12.
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory 5th Edition. Canada:
Pearson Canada Inc.
Sem, Paulus Silalahi. 2014. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)
Disclosure, Beta, dan Price to Book Value (PBV) terhadap Earnings
Respons Coefficient). Jurnal Ekonomi. Vol.22., No.1., Maret 2014.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi
III). Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Kainus: Yogyakarta.
Tiolemba, Noviyanti dan Erni Ekawati. 2008. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Koefisien Respon Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol 4 No. 2,
Agustus. Hal: 100-115.
WBBA, Amanda Dan Wahyu Ario Pratomo. 2013. Analisis Fundamental Dan
Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan Yang Terdaftar Pada
Indeks Lq 45Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Vol. 1, No. 3, Februari 2013
Zakaria, Nor Balkish. et al. (2013). Default risk and the earnings response
coefficient. Evidence from Malaysia. ISSN: 2090-4304

Zubaidi, A Indra, Agus Zahron, Ana Rosianawati. 2011. Analisis Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol.16., No.1., Januari-Juni 2011

Saputra, Andeck. 2017. Gudang Garam Bagi-bagi Dividen Rp 5 Triliun.


https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-3534048/gudang-garam-bagi-
bagi-dividen-rp-5-triliun. diakses pada 28 Februari 2018.

Aliya, angga. 2017. Saham Toshiba Anjlok 12%. https://finance.detik.com/bursa-


dan-valas/d-3423138/saham-toshiba-anjlok-12. diakses pada 28 Februari
2018.

Hidayat, Rafki. 2016. Dua bulan pertama 2016, belasan ribu orang di-PHK.
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/02/160216_indonesia
_buruh_phk. diakses pada 28 Februari 2018.

Anda mungkin juga menyukai