(Skripsi)
Oleh
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016)
Oleh
This study aims to analyze and provide empirical evidence about the effect of
default risk, systematic risk and profitability on Earnings Response Coefficient (ERC).
The population in this study was Manufacturing Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2014-2016. Sampling was done using purposive sampling method
and the number of samples was 75 companies. The data used were secondary data in
the form of the company's annual report. Data analysis technique used in this study was
multiple regression technique. The results of testing the hypothesis in this study indicate
the default risk and profitability have a positive and significant effect on Earnings
Response Coefficient, and Systematic Risk has a negative and insignificant effect on
Earnings Response Coefficient.
Oleh
Skripsi
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23 Agustus 1996. Penulis adalah
anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Tota Situmorang dan Ibu Rosida.
Pringsewu pada tahun 2003. Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Pringsewu pada tahun
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi
mahasiswi, penulis terdaftar sebagai anggota aktif Himakta dan EBEC UKM-F FEB
Unila.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan atas segala rahmat dan nikmat yang telah
Ketiga saudaraku
(Filipi 4:4)
(Anonymous)
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia yang telah
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)”, sebagai salah satu syarat untuk
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
4. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., CPA., selaku Dosen Pembimbing 1
dan Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 2 yang
telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis
5. Bapak Dr. Tri Joko Prasteyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses
6. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik selama
masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Mamaku tercinta Rosida dan Bapakku Tota Situmorang yang selalu mendoakan
ini. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan
kepadaku.
proses perkuliahan.
11. Kedua adik laki-lakiku tersayang Nickson Nikolas Situmorang (Abay) dan
disaat lelahku.
12. Para pejuang, teman curhat dan sahabatku AYAM BETINA Sendy, Wulan, Eka,
Ninda, Dinda, Adin, Tika, Umi, Indah, Merta, Agus, Rahel yang selalu ada
13. Geng Cantik Hitzku, Yolanda, Tari dan Puput. Terimakasih atas persahabatan
kita lebih dari 8 tahun ini, terimakasih telah menemaniku disegala kondisi,
14. Tim 911 ku, Cahya, Anggit, dan Andy. Terimakasih telah menemaniku dan
15. Teman hidup selama 40 hari yaitu my sisters Mita dan Eja, serta Eldi, Bima, Kak
16. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, Bila, Winda, Ani, Kadin,
Saha, Dhissa, Fani, Melinda, Faisal, Sobri, Famela dan yang lainnya serta semua
pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
LAMPIRAN
IV
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
laba dalam jangka panjang, serta mampu memprediksi laba dan menaksir risiko
dalam investasi atau kredit. Untuk mengetahui kandungan informasi dalam laba
Koefisien respons laba ini menunjukkan reaksi pasar terhadap informasi laba yang
Coefficient adalah indikator yang dapat digunakan untuk menilai besarnya respons
(Fitri, 2013).
2
yang dapat diketahui dari kasus PT Gudang Garam dan PT Toshiba. Dalam
positif dari pasar karena pada tahun 2016 mengumumkan bahwa akan
membagikan deviden sebesar 5 triliun atau sama dengan Rp. 2.600 per saham
kenaikan laba usaha perusahaan sebesar Rp. 1,7 triliun. Hal tersebut di perkuat
pula dengan laba per saham perusahaan yang meningkat dari Rp.666 menjadi Rp.
880 (Saputra, 2017). Berbeda halnya dengan yang dialami oleh PT Toshiba. PT
dialami pada tahun 2016. Terbongkarnya kasus skandal dan kerugian yang
dialami tersebut berimbas pada turunnya saham perusahaan hingga 12% yang
Informasi yang disampaikan kepada investor harus akurat dan tepat waktu agar
masa depan (Hasanzade et al., 2013). Kebijakan investor atas investasi yang
mengantongi taraf keuntungan yang besar akan lebih deras memberikan informasi
3
Alasan peneliti memilih variabel default risk, profitabilitas dan risiko sistematis,
karena informasi yang terkandung dalam ketiga variabel tersebut sangat penting
tersebut dipilih karena melihat sudut pandang investor yang memiliki perspektif
jangka panjang. Investor yang rasional akan melihat seberapa besar perusahaan
manufaktur hal ini karena perkembangan perusahaan manufaktur yang pesat dan
Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2017) menemukan bahwa Default risk
Zakaria et al., (2013) memberikan bukti bahwa Default risk di pasar Negara
bahwa terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara Default risk terhadap
Earnings Response Coefficient. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Zakaria
et al., (2013) yang menemukan bahwa ada pengaruh negatif antara Default risk
dengan Earnings Response Coefficient. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan
4
dengan Delvira (2013) dan Buana (2014) yang menemukan bahwa tidak ada
Coefficient.
dan ROA. pada penelitian sebelumnya proksi yang digunakan oleh peneliti secara
(Khoerul, 2013), ROE untuk profitabilitas (Afran dan Ira, 2008) dan untuk risiko
sistematis tetap menggunakan beta. Studi empiris dan jangka waktu penelitian
yang digunakan juga berbeda, pada penelitian sebelumnya studi empiris yang
jangka waktu penelitian selama tiga tahun berturut-turut (Rosa, 2013 dan Sem,
2014). Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lagi mengenai
(ERC)?
(ERC)?
(ERC)?
(ERC).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tandelilin (2010) pasar efisien adalah pasar dimana harga semua
tersedia. Informasi yang tersedia meliputi informasi dimasa lalu, informasi saat
ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang bisa
analysts), dan bahkan harga pasar itu sendiri. Sebagai suatu alat atau sarana untuk
tepat waktu (timely), dan hemat (cost effective) serta relative bila dibandingkan
yang menjadi dasar dalam membentuk opini dari informasi yang lainnya.
8
Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan
dengan investasi. Suatu pasar dikatakan efisien jika semua informasi bisa diakses
secara mudah dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak di pasar, maka
Efiensi dalam bentuk lemah, (2) Efisien dalam bentuk setengah kuat dan (3)
Efisien dalam bentuk kuat. Pasar efisien akan terpenuhi jika beberapa hal ini
mereka juga merupakan price taker sehingga tindakan dari satu investor saja
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi laba pada saat yang sama
informasi tersebut. Jika kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk pasar
yang efisien.
pasar terhadap informasi laba yang dipublikasikan oleh perusahaan yang dapat
satu satuan mata uang dari laba yang diharapkan pada return saham dan
keuangan itu memiliki kredibilitas tinggi, maka ia akan bereaksi terhadap laporan
Reaksi yang diberikan investor tergantung dari kandungan informasi dalam laba
menggunakan beta, Default Risk yang merupakan proksi dari struktur modal,
hasilnya masih belum konsisten dan bervariasi antara satu dengan yang lainnya.
laba yaitu: Beta (Resiko Sistematis), Capital Structure, Earnings Quality, Growth
Price.
Default risk adalah kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atau pokok
pinjaman pada waktu yang tepat. Default risk merupakan hal yang amat
Ini dipicu oleh kondisi melemahnya perekonomian nasional maupun global dan
ketatnya pasar kredit serta anjloknya daya beli masyarakat. Risiko gagal bayar
merupakan hal yang amat diperhatikan oleh investor. Salah satu alasan mengapa
dari investasi yang dilakukan, namun disisi lain setiap investasi mengandung
unsur ketidakpastian atau risiko artinya pemodal atau investor tidak mengetahui
dengan pasti berapa hasil yang akan diterima dari investasi yang dilakukan.
Situasi yang tidak pasti ini akan menyebabkan investor akan berhati-hati dalam
lebih lambat bahkan sama sekali tidak bereaksi atas informasi laba yang
dikeluarkan perusahaan.
Bagi perusahaan yang memiliki Default Risk yang tinggi, laba yang dihasilkannya
memberikan harapan yang baik untuk obligasi dan hutangnya. Hal tersebut
pembayaran atas hutang. Namun hal ini akan direspons negatif oleh investor
Menurut Tandelilin (2010), risiko sistematik atau dikenal juga dengan risiko pasar
(market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di
di luar dari keadaan perusahaan itu sendiri, biasanya dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu, kondisi perekonomian di masa itu, inflasi, perubahan tingkat suku
bunga, perubahan nilai tukar mata uang, sistem perpajakan yang diberlakukan
merupakan risiko yang dapat mempengaruhi semua saham perusahaan yang tidak
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Hal ini terjadi karena risiko ini
Dalam teori portofolio modern, risiko dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis
dan risiko tidak sistematis. Disini peneliti akan berfokus pada risiko yang
sistematis. Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak
pengaruh return pasar terhadap return yang diberikan oleh suatu perusahaan
perusahaan dan return di masa mendatang. Risiko perusahaan yang semakin tinggi
tersebut, sehingga membuat ERC nya akan semakin rendah (Scott, 2009). Jadi
beta merupakan pengukur risiko sistematis (syistematic risk) dari suatu sekuritas
terhadap risiko pasar. Beta juga bisa digunakan sebagai alat ukur sebelum
2.1.5 Profitabilitas
untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang
saham. Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan
keuangan perusahaan.
Kenaikan atau kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai oleh suatu entitas
Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
ROA dan Net Profit Margin. Penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA)
dengan yang diuji oleh penulisan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah
Model penelitian dirancang untuk dapat lebih memahami konsep penelitian dan
arah dari hubungan kualitas dari variabel independen dan dependen. Penelitian ini
berusaha untuk menguji pengaruh default risk, risiko sistematis dan profitabilitas
terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Dari uraian di atas maka model
H1 (-) Earnings
Risiko Sistematis (X2) Response
H2 (+)
H2 (-)
Coefficient (Y)
Profitabilitas (X3) H3 (+)
Risiko yang dihadapi oleh investor atau pemegang obligasi dikarenakan obligasi
tersebut gagal bayar yang disebut dengan default risk. Risiko gagal bayar hanya
sehingga bagi investor yang membeli obligasi korporasi harus menyadari bahwa
investasinya tidak bisa kembali sebelum obligasi jatuh tempo (Diantimala, 2008).
16
Penelitian Agustina (2015) dan Ratnasari (2017) menunjukkan hasil yang sama.
coefficient. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai default risk, maka akan
memiliki hutang rendah (Delvira, 2013). Apabila pada suatu pasar terdapat
perusahaan dengan informasi tingkat hutang yang tinggi di masa depan maka
kemungkinan besar perusahaan tersebut akan kurang mendapat respons yang baik
dari para investor sehingga nilai Earnings Response Coefficient akan melemah.
Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Default risk suatu perusahaan maka
Coefficient.
portofolio aset. Parameter yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko
sekuritas terhadap perubahan return pasar (Buana, 2014). Semakin tinggi beta
suatu sekuritas maka semakin sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar.
tersebut. Namun jika risiko beta saham perusahaan tersebut tinggi, ini akan
perusahaan tidak akan sebanyak bila betanya rendah. Hal ini mengindikasikan
risiko sistematik yang tinggi akan menurunkan tingkat koefisien respons laba
perusahaan (ERC). Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu perusahaan,
maka semakin rendah reaksi investor terhadap kejutan laba dan akan diikuti oleh
koefisien respons laba rendah pula. Dengan demikian hubungan antara risiko
Buana (2014) yang menunjukkan bahwa ERC akan berkurang jika terdapat laba
kejutan yang besar. Karena investor cenderung kurang menyukai kejutan laba
yang besar karena mereka menganggap terdapat pula risiko yang besar. Penelitian
yang dilakukan oleh Delvira (2013) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa
semakin tinggi risiko akan mengurangi reaksi para investor sehingga earnings
Apabila pada suatu pasar terdapat perusahaan dengan informasi tingkat risiko
yang tinggi di masa depan maka kemungkinan besar perusahaan tersebut akan
kurang mendapat respons yang baik dari para investor karena salah satu asumsi
teori tersebut mengatakan bahwa investor bersifat risk averse, sehingga nilai
keuangan yang didalamnya juga mengandung informasi terkait risiko yang tinggi
18
menjadi sinyal bagi para investor, sehingga respons akan melemah dan
sebagai berikut:
Coefficient.
atau profit sebagai upaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut
tinggi akan mampu menyelesaikan operasi yang dijalankan saat ini, yang
hasilnya berpengaruh positif signifikan. Maka kinerja perusahaan yang baik akan
mendorong kualitas informasi laba yang lebih baik yang disajikan oleh
manajemen. Investor akan bereaksi lebih baik atas informasi laba yang
Coefficient.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu
data yang diukur dalam suatu skala numerik (Tandelilin, 2010) dan merupakan
data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara, yang diperoleh dari data laporan keuangan perusahaan pada
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan. Data default risk, risiko
Selanjutnya, data pasar berupa harga saham, return perusahaan, serta return pasar
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
1. Perusahaan telah terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia sejak Januari 2014
Rupiah.
Penelitian ini mengunakan satu variabel dependen dan tiga variabel independen.
Variabel Dependen adalah Variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi
Independen adalah Variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
independen dalam penelitian ini adalah default risk, risiko sistematis dan
laba yang diumumkan oleh perusahaan (Scott, 2006). Dalam mengukur Earnings
CAR merupakan proksi harga saham yang menunjukkan besarnya respons pasar
model pasar yang disesuaikan karena dianggap sebagai penduga terbaik adalah
model pasar yang disesuaikan. Dalam model ini, yang dianggap sebagai penduga
terbaik untuk mengestimasi return sekuritas adalah return indeks pasar. Model ini
Dimana:
Untuk memperoleh data abnormal return tesebut, terlebih dahulu harus mencari
Dimana
Dimana:
Dimana:
CAR it: Cummulative abnormal return perusahaan i pada hari t waktu jendela
pengamatan; dan
CAR pada saat laba akuntansi dipublikasikan dihitung dalam event window
pendek selama 7 hari (3 hari sebelum peristiwa, 1 hari peristiwa, dan 3 hari
23
harga saham cenderung berfluktuasi sebelum dan sesudah pengumuman laba yang
dipandang cukup mendeteksi abnormal return yang terjadi akibat publikasi laba
UE atau laba kejutan adalah selisih antara laba sesungguhnya dengan laba
ekspektasian bisa mengisolasi komponen kejutan yang ada didalam laba dengan
komponen yang diantisipasi. Didalam pasar modal yang efisien, komponen yang
menggunakan model langkah acak sehingga laba yang tidak diekspektasi adalah
sebagai berikut:
Dimana:
Koefisien respons laba merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara
proksi harga saham dan laba akuntansi (Soewardjono, 2005). Proksi harga saham
yang digunakan adalah CAR, sedangkan proksi laba akuntansi adalah UE.
Sehingga ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara CAR
24
dengan UE dapat dilihat dari slope β. Besarnya koefisien respons laba (ERC)
CAR = α + β (UE) + e
Dimana:
UE : Unexpected earnings
e : Komponen error
dalam melunasi bunga maupun pokok pinjaman tepat pada waktunya . Risiko
return yang tinggi namun di sisi lain tingkat ketidakpastiannya juga tinggi (Scott,
klaim kreditur jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang
diharapkan yang akan dikonversikan menjadi kas lebih cepat (Brigham &
2. Acid test-ratio merupakan revisi dari rasio lancar disebut juga dengan rasio
3. Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang (Kasmir,
2008). Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas
yang setara dengan kas. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
waktu tertentu.
Risiko sistematik yang disebut juga risiko pasar karena mempengaruhi semua
karena risiko ini adalah risiko yang saling berhubungan yang menimbulkan
dampak yang berkesinambungan dan diluar kendali perusahaan itu sendiri. Beta
suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data
historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat
digunakan untuk mengestimasi beta masa depan. Beta historis dapat dihitung
dengan menggunakan data historis berupa data pasar (Return sekuritas dan return
pasar) sehingga disebut beta pasar, data akuntansi (laba perusahaan dan laba
et al., 2011)
Indikator Beta adalah koefisien pergerakan harga saham terhadap harga pasar.
terjadi di dalam pasar. Risiko sistematik adalah bagian dari pasar keseluruhan
saham, kondisi pasar ini yang akan menjadi indikator berubahnya harga saham
harga saham di Indonesia merupakan harga saham IHSG (WBBA, 2013). Untuk
27
memperoleh nilai beta kita menggunakan model regresi antara return pasar dan
return saham setiap perusahaan. Dalam hal ini beta merupakan pengukur risiko
diperoleh dari regresi antara return saham dengan return pasar seperti yang
digunakan dalam penelitian Delvira (2013). Beta dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
R = α + β Rm + e
Dimana:
R : Return saham
Rm : Return pasar
Menghitung return saham dan return pasar dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana:
Dimana:
(Kasmir, 2011). Pengukuran profitabilitas pada penelitian ini diwakili oleh Return
On Asset (ROA), dengan alasan bahwa ROA dapat mencerminkan alat ukur
kebijakan yang dimiliki pimpinan perusahaan yang cukup berpengaruh dalam hal
keputusan investor untuk berinvestasi. Jika diperoleh ROA yang cukup tinggi,
maka perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini menjadi daya tarik bagi
tersebut diikuti dengan meningkatnya permintaan akan saham tersebut dan diikuti
apabila nilai ROA naik akan mengakibatkan nilai perusahaan baik sehingga
Return On Assets dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia
ROA =
29
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur
dari nilai asetnya (Rullyan, 2017), semakin besar rasionya semakin bagus karena
perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilki secara efektif
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji
(Ghozali, 2013).
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dalam model
regresi. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis
statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui normalitas residual adalah
30
dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik P-P plot.
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
2016). Uji multikoliniearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melihat nilai VIF (variance Inflaction Factor) dan nilai Tolerance yang
cara yakni:
1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka mengindikasikan tidak
2. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka mengindikasikan terjadi
31
yang lain (Ghozali, 2016). Suatu model regresi yang baik seharusnya terjadi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji glejser
dan dengan melihat grafik scatterplot. Uji glejser dilakukan dengan meregres
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
2. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi yang terjadi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Durbin Watson (DW Test) dengan bantuan software SPSS.
3. Jika nilai DW lebih besar dari (4-dL) maka koefisien autokorelasi <
3.4.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh
dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap dependen digunakan model regresi
linear berganda dengan persamaan sebagai berikut :
Y = α + β X1 + β X2+ β X3 + ɛ
Dimana :
Y : Earnings respons coefficient (ERC)
α : Konstanta
β : Koefisien regresi variable independen
X1 : Default risk
33
X2 : Risiko Sistematis
X3 : Profitabilitas
ɛ : Standar error
Menurut Ghozali (2016), ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik dapat diukur dari nilai
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang dikehendaki statistiknya
diterima.
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
2016).
34
Uji statistik F Digunakan untuk memastikan bahwa model penelitian yang telah
dirumuskan dapat diterapkan dalam penelitian ini. Uji model dilakukan denga
value atau F hitung adalah jika p value < 0,05 atau F hitung ≥ F tabel maka Ha
diterima, artinya model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan
dalam penelitian. Sebaliknya, jika p value ≥ 0,05 F hitung < F tabel maka Ha
ditolak, artinya model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk
dependen (Ghozali, 2016). Penerapan uji ini didasarkan pada hipotesis nol (H0)
1. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka hipotesis
2. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka hipotesis
54
BAB V
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh default risk, risiko sistematis
terdukung.
terdukung.
1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel default risk, risiko sistematis dan
Response Coefficient, dengan waktu yang singkat maka kejadian dalam suatu
5.3 Saran
waktu penelitian dan mengganti proksi yang digunakan agar dapat diperoleh
lebih dari tiga tahun agar hasil penelitian tersebut dapat lebih
menggambarkan kondisi yang ada dan memberikan hasil yang lebih akurat,
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L.P Kartika Rahayu1 dan I.G.N Agung Suaryana. 2015. Pengaruh
Ukuran Perusahaan Dan Risiko Gagal Bayar Pada Koefisien Respon Laba.
Jurnal akuntansi Vol.13.No.2 Nov. 2015.
Arfan, Muhammad dan Ira Antasari. 2008. Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan
Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 1,
No. 1. Januari 2008
Buana, Eka Larasanta, 2014, Pengaruh Risiko Sistematik, Persistensi Laba dan
Kesempatan Bertumbuh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC).
Jurnal akuntansi.
Darwanis, Dana Siswar dan Andina, Arie. 2013. Pengaruh Risiko Sistematis
Terhadap Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility Serta Dampaknya
Terhadap Pertumbuhan Laba Dan Koefisien Respon Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi, 6 (1), pp : 64-92.
Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistimatik, Leverage dan
Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI Tahun 2008-2010).
Jurnal WRA, Vol. 1, No.1.
Diantimala, Yossi. 2008. Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan
dan Default Risk terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Jurnal Telaah
dan Riset Akuntansi. Vol.1, No.1, Januari 2008:102-122.
Eduardus, Tandelilin. 2010. Portofolio Dan Investasi, Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Elsakit, O.M. dan Worthington, A.C. 2014. The Impact of Corporate
Characteristics and Corporate Governance on Corporate Social
Environmental Disclosure: A Literature Review. Canadian Center of
Science and Education: International Journal of Business and Management,
Vol. 9, No. 9, pp. 1-15.
Etty, Murwaningsari. 2008. Pengujian Simultan : Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Earnings Response Coefficient. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi XI 2008: Pontianak.
Fitri, Laila. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kesempatan Bertumbuh, Dan
Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2008-2011). Jurnal Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 23. Edisi 8. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Hasanzade, Mahboobe dkk, 2013, “Factors Affecting the Earnings Response
Coefficient: An Empirical Study for Iran”. European Online Journal of
Natural and Social Sciences. Vol 2 No.3.
Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Iin Mutmainah E.R. dan Subowo. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, Asimetri Informasi dan Profitabilitas terhadap Kualitas Laba.
Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 7, No. 2. ISSN 2085-4277.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Mahendra, I Putu Yuda dan Dewa Gede Wirama. 2017. Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Modal, dan Ukuran Perusahaan Pada Earnings Response
Coefficient. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.20.3.
Mulyani, Sri., Nur Fadjrih dan Andayani. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Earnings Response Coefficient Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Audit Indonesia.
Volume 11 No. 1
Palupi, Margaretta. 2006. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Koefisien
Respon Laba Bukti Empiris pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal EKUBANK,
Vol 3.
Ratna, Wijayanti Daniar Paramita. 2012. Pengaruh Leverage, Firm Size, dan
Voluntary Disclosure terhadap Earnings Response Coefficient(ERC). Jurnal
Wiga. Vol.2,. No.2,. September 2012.
Ratnasari, Dewi, Edi Sukarmanto dan Diamonilisa Sofianty. 2017. Pengaruh
Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan dan Default risk Terhadap Earnings
Response Coefficient (Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).
Jurnal akuntansi. Vol.2.
Hidayat, Rafki. 2016. Dua bulan pertama 2016, belasan ribu orang di-PHK.
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/02/160216_indonesia
_buruh_phk. diakses pada 28 Februari 2018.