Anda di halaman 1dari 62

IDENTIFIKASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN

SARANA PRASARANA INFRASTRUKTUR


WILAYAH STRATEGIS DAN CEPAT TUMBUH
DI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

Mata Kuliah :
Sistem Wilayah, Lingkungan, dan Hukum Pertanahan

MAHASISWA :
SILVYA CANDRA KUSUMA
NRP. 3114207805

DOSEN :
Dr. Ir. EKO BUDI SANTOSO, MSc. Lie. Rer. Reg.

PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN ASET
INFRASTRUKTURJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 3
1.1. LATAR BELAKANG …………………………………………………… 3
1.2. MAKSUD …………………………………………………… 4
1.3. TUJUAN …………………………………………………… 4
1.4. RUANG LINGKUP …………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………… 5
2.1. DEFINISI WILAYAH, DAERAH, KAWASAN, DAN ZONA ……. 5
2.1.1. Wilayah, Daerah, dan Kawasan …………………………… 5
2.1.2. Pengembangan Wilayah …………………………… 6
2.2. SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR …………….…. 8
2.2.1. Sarana dan Prasarana …………………………… 8
2.3.2. Infrastruktur …………………………………………………… 8
2.3. PROYEKSI PENDUDUK …………………………………………………… 10
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ……………………….…… 12
3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ………………………….… 12
3.1.1. Rencana Program Jangka Panjang
Kabupaten Trenggalek ………….………………………….… 12
3.1.2. Rencana Program Jangka Menengah
Kabupaten Trenggalek ………….………………………….… 12
3.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek …… 13
3.2. PROFIL KABUPATEN TRENGGALEK ………………………….… 16
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi …………….…. 16
3.2.2. Kondisi Topografi …………………………………………………… 17
3.2.3. Kondisi Hidrologi …………………………………………………… 17
3.2.4. Kondisi Iklim …………………………………………………… 19
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan ………………………….… 19
3.2.6. Kependudukan …………………………………………………… 19
3.2.7. Kondisi Perekonomian Wilayah ………………………….… 20
3.3. PROFIL KECAMATAN WATULIMO ………………………….… 21
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi …………….…. 21
3.2.2. Kondisi Topografi …………………………………………………… 22
3.2.3. Kondisi Hidrologi …………………………………………………… 22
3.2.4. Kondisi Iklim …………………………………………………… 23
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan ………………………….… 23
3.2.6. Kependudukan …………………………………………………… 24
3.2.7. Sistem Transportasi …………………………………………………… 24
3.2.8. Utilitas …………………………………………………… 25
3.2.9. Perekonomian …………………………………………………… 26
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN …………………………………………………… 27
4.1. ISU STRATEGIS …………………………………………………… 27
4.1.1. Potensi Wilayah …………………………………………………… 27
4.1.2. Permasalahan Wilayah ………….………………………….… 27
4.2. ANALISA FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KAWASAN CEPAT
TUMBUH …………………………………………………………………... 28
4.3. PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PRIORITAS …………………………………………………………………... 29

1
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.4. IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KONDISI EKSISTING,


POTENSI, DAN PERMASALAHAN PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH
KAWASAN CEPAT TUMBUH …………………………… 31
4.4.1. Desa Karanggandu …………………………………………………… 31
4.4.2. Desa Prigi …………………………………………………… 32
4.4.3. Desa Tasikmadu …………………………………………………… 34
4.5. ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH KAWASAN CEPAT TUMBUH ….. 36
4.5.1. Desa Karanggandu …………………………………………………… 36
4.5.2. Desa Prigi …………………………………………………… 38
4.5.3. Desa Tasikmadu …………………………………………………… 40
4.6. PROYEKSI PENDUDUK …………………………………………………… 42
4.6.1. Data Penduduk …………………………………………………… 42
4.6.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk …………………………… 43
4.6.3. Prediksi Penduduk …………………………………………………… 44
4.7. ANALISA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
INFRASTRUKTUR UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH
STRATEGIS CEPAT TUMBUH ………….………………………….… 44
4.7.1. Kebutuhan Perumahan ………….………………………….… 44
4.7.2. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Jalan …………….…. 45
4.7.3. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Air Minum …………….…. 46
4.7.4. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Drainase …………….…. 47
4.7.5. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Sanitasi …………….…. 48
4.7.6. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Persampahan ……... 48
4.8. MATRIKULASI PRIORITAS PENANGANAN …………….…. 49
4.8.1. Desa Karanggandu …………………………………………………… 50
4.8.2. Desa Prigi …………………………………………………… 53
4.8.3. Desa Tasikmadu …………………………………………………… 57
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .………………………………….…… 61
5.1. KESIMPULAN …………………………………………………… 61
5.2. REKOMENDASI …………………………………………………… 61

2
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Di Jawa Timur pertumbuhan kota Metropolitan dan kota-kota besar masih didominasi oleh
Surabaya dan kota-kota sekitarnya. Sedangkan beberapa perkotaan yang juga berpotensi
berkembang relatif pesat adalah Kota Kediri, Madiun, Jember dan Blitar.
Saat ini pemerintah telah berupaya untuk mengatasi ketimpangan pembangunan wilayah
di Jawa Timur, dengan melaksanakan pengembangan wilayah. Beberapa wilayah di Jawa Timur
yang mempunyai potensi, dikembangkan secara optimal, sehingga menjadikan wilayah tersebut
berkembang dan dengan dukungan sarana dan prasarana yang ada, akan membuat wilayah dan
kawasan yang dimaksud menjadi kawasan strategis cepat tumbuh.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Timur, bahwa untuk mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan yang terus
membesar dan berpotensi mendorong perkembangan mega urban serta mengendalikan kawasan
terbangun di perkotaan sesuai dengan daya dukung dan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan maka diterapkan suatu konsep pusat pembangunan berupa Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP). SWP ini diharapkan akan dapat menciptakan keserasian dan keseimbangan
struktur ruang wilayah, sehingga pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya diharapkan
mampu sebagai motor penggerak pembangunan, sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.
Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi 9 (sembilan) Satuan Wilayah Pengembangan dan salah satunya
adalah SWP Kediri, yang meliputi Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan
Kabupaten Tulungagung, dengan pusat pelayanan di Kota Kediri.
Kabupaten Trenggalek termasuk pada SWP Kediri dan sekitarnya, dengan pusat pelayanan
di Kota Kediri, adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang telah ditetapkan sebagai kawasan
strategis cepat tumbuh. Kecamatan Watulimo, salah satu kecamatan di Kabupaten Trenggalek,
merupakan pusat perkembangan kawasan pesisir di bagian selatan Kabupaten Trenggalek, yang
dilalui oleh Jalan Lingkar Selatan Jawa Timur. Perkembangan Kecamatan Watulimo yang pesat
memberikan implikasi positif dengan direncanakannya kawasan ini sebagai penyangga
perkembangan wilayah di bagian Selatan Kabupaten Trenggalek. Pada penetapan kawasan
strategis Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Watulimo termasuk kedalam bagian Kawasan
Minapolitan dan juga termasuk pada Bagian Kawasan Agropolitan. Perkembangan Kecamatan
Watulimo juga semakin pesat dengan adanya potensi wisata di Perigi, Tasikmadu dan
Karanggandu, sehingga dengan penyediaan sarana prasarana infrastruktur di wilayah ini
diharapkan dapat mendukung perkembangan Kecamatan Watulimo.

3
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

1.2. MAKSUD
Maksud dari penulisan ini adalah :
1. Menginventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis cepat tumbuh di
Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Menginventarisasi potensi dan masalah prasarana/sarana infrastruktur pada wilayah
strategis cepat tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pengembangan
wilayah strategis cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
3. Mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada kawasan
strategis cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 – 2017 untuk menunjang
pengembangan potensi di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis cepat
tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan masalah prasarana/ sarana infrastruktur
pada wilayah strategis cepat tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek.
3. Tersusunnya kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada kawasan strategis
cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 – 2017 untuk menunjang
pengembangan potensi di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

1.4 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari penulisan ini adalah :
1. Meliputi 3 (tiga) desa yang mempunyai potensi wisata di Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek, yaitu Desa Perigi, Desa Tasikmadu dan Desa Karanggandu.
2. Prasarana/ sarana infrastruktur yang diidentifikasi meliputi bidang pemukiman, jalan
lingkungan, air bersih, drainase, sampah, dan sanitasi.

4
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. WILAYAH DAN PENGEMBANGAN WILAYAH


2.1.1. Wilayah, Daerah, dan Kawasan
Definisi Wilayah menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan menurut Murty (2000):
Wilayah adalah suatu area geografis, teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu
negara, negara bagian, provinsi, kabupaten dan perdesaan. Pembagian wilayah terdiri dari
beberapa bagian, diantaranya wilayah cepat tumbuh, wilayah perbatasan, dan wilayah pesisir.
Daerah adalah kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan terkait dengan kewenangan
pemerintahan.
Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal,
pertokoan, industri, dan sebagainya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26
Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi
utama lindung atau budi daya. Adapun jenis-jenis kawasan dalam penataan ruang adalah :
1. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
2. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan.
3. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
4. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
5. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
6. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan
yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengankawasan perkotaan di sekitarnya yang
saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya
1.000.000 (satu juta) jiwa.
5
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

7. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
8. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secaranasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan.
9. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan.
10. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

2.1.2. Pengembangan Wilayah


A. Kawasan Perkotaan
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa
Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Dalam konstelasi perwilayahan kawasan potensial sering disebut kawasan fungsional atau
kawasan unggulan, yaitu kawasan yang mempunyai potensi tinggi untuk memacu pertumbuhan.
Pertumbuhan perkotaan yang tidak seimbang menimbulkan tingkat urbanisasi yang tidak
terkendali. Secara fisik hal ini ditunjukan oleh perkembangan kota yang tidak seimbang dengan
daya dukung yang ada sering berakibat negatif, antara lain adalah:
1. Terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam di sekitar kota besar dan
metropolitan untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ;
2. Terjadinya secara terus menerus konversi lahan pertanian produktif menjadi kawasan
permukiman, perdagangan, dan industri ;
3. Menurunnya kualitas lingkungan fisik kawasan perkotaan akibat terjadinya perusakan
iingkungan dan timbulnya polusi ;
4. Menurunnya kualitas hidup majyarakat di perkotaan karena permasalahan sosial-ekonomi serta
penurunan kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan ;
5. Tidak mandiri dan terarahnya pembangunan kota-kota baru sehingga justru menjadi tambahan
beban bagi kota inti.

Dampak negatif lain yang ditimbulkan terhadap kota-kota di wilayah lain, yaitu :
1. Tidak meratanya penyebaran penduduk perkotaan dan terjadinya over concentration penduduk
kota.
2. Tidak optimalnya fungsi ekonomi perkotaan terutama dikota-kota menengah dan kecil dalam
menarik investasi dan tempat penciptaan lapangan pekerjaan.
6
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3. Tidak optimalnya peranan kota dalam memfasilitasi pengembangan wilayah.


4. Tidak sinergisnya pengembangan peran dari fungsi kota-kota dalam mendukung perwujudan
sistem kota-kota nasional.

B. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh


Menurut Permendagri nomer 29 tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis
Cepat Tumbuh Di Daerah :
1. Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara,
ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.
2. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah merupakan bagian kawasan strategis yang telah
berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya
dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
3. Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di daerah diselenggarakan berdasarkan
prinsip :
a. penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan investasi;
b. kepastian hukum tentang jaminan keamanan investasi, kemudahan dan transparansi
pengelolaan perijinan usaha melalui pelayanan satu pintu, keharmonisan hubungan
investor dengan tenaga kerja, dan keadilan di antara pelaku usaha di hulu dengan di hilir;
c. keterpaduan program dan kegiatan instansi sektoral di pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota, dengan kegiatan pelaku usaha dan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan;
d. peningkatan keterkaitan bisnis yang saling menguntungkan antara pelaku usaha skala
besar, dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pemberdayaan
masyarakat UMKM;
e. pengutamaan keterkaitan yang saling menguntungkan antarpelaku usaha dan
antarkawasan, seperti mengupayakan keterkaitan pengembangan pusat pertumbuhan
dengan sentra produksi di kawasan sekitarnya;
f. pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya butan secara optimal dan
berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan
g. pengutamaan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan
dayaguna dan hasilguna industri pengolahan di dalam negeri berbahan baku lokal dengan
tujuan ekspor dalam bentuk barang jadi.
4. Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di daerah provinsi/kabupaten/
kota bertujuan :
a. meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk unggulan di kawasan;
b. meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pusat pertumbuhan;
c. mendorong peningkatan kerjasama pembangunan antarwilayah secara fungsional, dan
7
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

antardaerah yang relatif sudah berkembang dengan daerah tertinggal di sekitarnya dalam
suatu keterpaduan sistem wilayah pengembangan ekonomi;
d. mengoptimalkan pengelolaan potensi sumberdaya spesifik daerah provinsi/kabupaten/
kota bagi peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, yang
berwawasan kelestarian lingkungan; dan
e. menciptakan perwujudan keterpaduan, keseimbangan dan keserasian pertumbuhan
antar wilayah.

2.2. SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR


2.2.1. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah fasilitas umum yang digunakan untuk menampung kegiatan sosial dan
ekonomi penduduk. Prasarana adalah komponen-komponen pelayanan publik yang berfungsi
mendukung kegiatan-kegiatan publik. Meskipun sifatnya mendukung kegiatan-kegiatan penduduk,
prasarana memiliki peran agar suatu kegiatan dapat berlangsung dengan optimal.
2.2.2. Infrastruktur
A. Definisi Infrastruktur
1. Menurut Grigg, 1988, Infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan transportasi,
pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.
2. Menurut Grigg, 2000, Infrastruktur adalah fasilitas - fasilitas atau struktur - struktur dasar,
peralatan-peralatan, instalasi - instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat.
3. Menurut Kodoatie, 20013, Infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem
sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.
Infrastruktur merupakan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur
yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat :
a. sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan
b. agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik
c. istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung
jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih,
bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi,
pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi dapat pula
mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang
dan. Sedangkan infrastruktur pada bidang permukiman terdiri dari perumahan, jalan
lingkungan, air bersih, drainase, persampahan dan sanitasi.

8
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

B. Jenis Infrastruktur
Jenis infrastruktur
1. Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/1987 tentang Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia, Lamp.22, Prasarana Lingkungan adalah jalan, saluran air minum, saluran
air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah, jaringan listrik.
2. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.59/1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Permendagri No.2/1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota, Sistem utama jaringan
utilitas kota (pola jaringan fungsi primer dan sekunder) seperti air bersih, telepon, listrik, gas,
air kotor/ drainase, air limbah.
C. Komponen Infrastruktur Ke PU an
Beberapa komponen Infrastruktur meliputi Ke PU an, meliputi :
1. Perumahan, adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. (Sumber: UU
No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
2. Jalan Lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah dan hanya untuk
kendaraan-kendaraan kecil. Untuk kawasan perumahan didisain oleh Developer saat membuat
tata ruang, sehingga status tanahnya milik Negara yang disediakan sebagai prasarana untuk
umum. Pembangunan jalan, perbaikan dan pemeliharaan dapat dilakukan oleh warga sekitar
lingkungan dan/ atau oleh siapa saja.
3. Air bersih, dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi sebagai air minum dan penunjang
aktivitas mereka sehari-hari, yang memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan biologi.
Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana Air Bersih yaitu jumlah penduduk, kawasan yang
diprioritaskan, tipologi kota (besar, sedang, kecil), ketersediaan sumber air bersih, dan skala/
cakupan pelayanan.
4. Drainase, merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan
kota(perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase
merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu sistem drainase mayor
dan mikro. Faktor pertimbangan penyediaan prasarana rainase yaitu kepadatan penduduk dan
kepadatan pemukiman, kawasan prioritas dan mendesak untuk penanganan (rawan bencana),
dan luas area kawasan tergenang.

9
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

5. Persampahan. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan


kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Setiap orang dalam
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib
mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Faktor
pertimbangan penyediaan prasarana sampah yaitu jumlah penduduk kawasan prioritas pusat
kota, permukiman kepadatan > 100 jw/ha, kawasan industry, dan kawasan dengan limbah b3
(medical waste).
6. Sanitasi. Perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya
dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Faktor
pertimbangan penyediaan prasarana air limbah yaitu kondisi fisik alami kawasan, tipologi
kawasan (besar, sedang, kecil), kawasan yang diprioritaskan, program pembangunan yang
sedang berjalan, dan melayani 80 % dari seluruh jumlah penduduk.

2.3. PROYEKSI PENDUDUK


Ada 3 (tiga) model pertumbuhan penduduk yang digunakan secara umum di gunakan
untuk perhitungan proyeksi penduduk. Ketiga model tersebut diseleksi yang aplikatif untuk situasi
dan kondisi demografi kawasan studi, yaitu :
1. Model Linear
Asumsi dasar aplikasi linear growth model adalah bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
jumlahnya konstan dari tahun ke tahun dan jumlah pertumbuhan tidak tergantung pada
jumlah penduduk pada suatu tahun tertentu. Model matematisnya adalah sebagai berikut :

Pn = Po + n.a

dimana : P = Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)


Po = Jumlah penduduk pada tahun awal pengamatan (jiwa)
n = Periode pengamatan (tahun)
a = Jumlah pertambahan penduduk tiap tahun (jiwa)

2. Model Eksponensial
Asumsi dasar penggunaan exponential model adalah bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
tiap tahun akan selalu proporsional dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Ada
suatu variabel yang bersifat konstan, yaitu laju pertumbuhan penduduk, bukan jumlah
pertumbuhan penduduk. Secara fisik, makin besar jumlah penduduk makin cepat pula
pertumbuhannya. Model matematisnya adalah sebagai berikut :

Pn = Po (1 + r )n
10
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)


Po = Jumlah penduduk pada tahun awal pengamatan (jiwa)
n = Periode pengamatan (tahun)
r = Prosentase laju pertumbuhan tiap tahun (%)

3. Model Regresi Linear


Asumsi dasar penggunaan linear regression model adalah bahwa terdapat hubungan (korelasi)
yang linear antara tahun pengamatan dengan jumlah penduduk pada tahun pengamatan
tersebut. Hubungan tersebut diterjemahkan ke dalam persamaan linear yang merupakan
formula matematis dari linear regression model ini. Model matematisnya adalah sebagai
berikut:

P = a + bx

dimana : P = Jumlah penduduk pada tahun x


x = Tahun pengamatan

Px 2  xPx
a = Konstanta empirik =
Nx 2  ( x ) 2
NPx  xP
b = Konstanta empirik =
Nx 2  ( x ) 2

11
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


3.1.1. Rencana Program Jangka Panjang Kabupaten Trenggalek
Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Trenggalek :
a. Visi
Berdasarkan kondisi Kabupaten Trenggalek saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan
mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh Kabupaten Trenggalek
dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Visi Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005–2025 adalah
Terwujudnya Kabupaten Trenggalek Sejahtera dan Berakhlak.
b. Misi
Dalam mewujudkan Visi Kabupaten Trenggalek tersebut di atas ditetapkan melalui 7 (tujuh) misi
pembangunan Kabupaten Trenggalek sebagai berikut :
1. Mengembangkan Perekonomian Berbasis Pertanian dengan Mengutamakan Agrobisnis dan
Agroindustri.
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas, Berakhlak Mulia dan Berbudaya.
3. Mewujudkan Pembangunan yang Berkeadilan dan Kemudahan Masyarakat Memperoleh
Akses untuk Meningkatkan Kualitas Hidup.
4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan Menjaga Kelestarian Lingkungan
Hidup.
5. Mengembangkan Infrastruktur yang Bermanfaat bagi Masyarakat dan Mempunyai Nilai
Tambah.
6. Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan Berorientasi pada Pelayanan
Prima.
7. Mewujudkan Kabupaten Trenggalek Berperan Penting dalam Lingkup Kawasan.

3.1.2. Rencana Program Jangka Menengah Kabupaten Trenggalek


Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Trenggalek :
a. Visi
Berdasarkan berbagai kondisi pembangunan yang dihadapi Kabupaten Trenggalek 2010-
2015, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk mengatasinya selama lima tahun
mendatang. Untuk itu, pembangunan Trenggalek 2010-2015 berangkat dari landasan visi :
Perubahan Menuju Masyarakat Trenggalek Yang Sejahtera dan Berakhlak.
b. Misi
Pernyataan misi sangat penting untuk penentuan tujuan secara efektif dan penting untuk
penyusunan strategi. Misi akan digunakan oleh Aparatur Pemerintah Kabupaten Trenggalek
12
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

sebagai pemandu dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan dan pengambilan keputusannya.
Untuk mewujudkan visi pembangunan Trenggalek 2010-2015 tersebut maka misi pembangunan
Trenggalek 2010-2015 adalah Pembangunan Pro Rakyat. Yang dimaksud dengan Pembangunan
Pro Rakyat adalah pembangunan yang berpihak kepada kepentingan rakyat, dirancang dan
dilaksanakan dengan melibatkan rakyat.
Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Trenggalek Tahun 2010–
2015 dijabarkan ke dalam 3 (tiga) misi, dijalankan secara berkesinambungan dan sinergis, serta
memfokuskan pada pengembangan sektor sektor ekonomi dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai basis pembangunan kemakmuran masyarakat Kabupaten Trenggalek sesuai
Misi Pembangunan Pro Rakyat yang diarahkan untuk :
a. Misi 1 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kebutuhan Dasar Rakyat dan
Penanggulangan Kemiskinan.
Perluasan lapangan kerja, peningkatan kepedulian sosial, partisipasi masyarakat dan
kesetaraan gender merupakan strategi pembangunan yang berkembang dari masa ke masa
yang dinamis sesuai dengan konteks peradaban. Paradigma pembangunan ini berbasis
komunitas dengan memberikan tempat utama bagi prakarsa, keanekaragaman lokal, dan
kearifan lokal.
b. Misi 2 : Mewujudkan Ekonomi Daerah yang Mandiri, Berdaya Saing, Berkeadilan, serta
Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan dan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Pengembangan Pertanian, Agroindustri, Pemberdayaan UMKM, terutama yang banyak
menyerap tenaga kerja dan berorientasi pada ekspor yang didukung dengan peningkatan
kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan
yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta berorientasi pada globalisasi
ekonomi, pemberdayaan investasi daerah perlu dilakukan terhadap semua komponen yaitu
pemerintah, masyarakat, dan swasta.
c. Misi 3 : Memantapkan Harmoni Sosial melalui peningkatan kesalehan sosial, penegakan serta
penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia, dengan didukung birokrasi yang
reformatif dan pelayanan publik yang prima.
Meningkatkan pelayanan yang adil dan merata, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
secara benar dan bersih termasuk didalamnya penyelenggaraan pelayanan publik
memerlukan unsur-unsur mendasar antara lain unsur profesionalisme dari pelaku dan
penyelenggara pemerintahan dan pelayanan publik.

3.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek


A. Penetapan Kawasan Perkotaan Dan Perdesaan
Perkembangan fasilitas di Kabupaten Trenggalek masih memusat di ibukota kabupaten,
dimana pola persebaran yang ada bersifat linier mengukuti jaringan jalan kolektor primer. Dalam
perkembangan kedepan persebaran fasilitas perlu dilaksanakan di ibukota kecamatan lainnya.
13
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penetapan kawasan perkotaan dan penetapan kawasan perdesaan di Kabupaten


Trenggalek berdasarkan kondisi, kelengkapan fasilitas dan karakteristik kegiatan yang terdapat
pada setiap kecamatan sehingga dapat ditetapkan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaannya.
Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dan
menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan peruntukan tanah dan
ruangnya.
Sistem pusat-pusat perkotaan tidak terlepas dari kelengkapan dan kualitas fasilitas
pelayanan yang dimiliki kabupaten termasuk juga potensi strategis dan aksesibilitas lokasi yang
dimiliki dibandingkan dengan kabupaten lain. Penetapan sistem dan fungsi kota mengacu pada
ketentuan sebagai berikut:
1) Penetapan fungsi dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lokasi kabupaten.
2) Potensi sumberdaya alam hinterland suatu kota yang menunjang pemantapan fungsi kota
pelayanannya.
3) Laju pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten sebagai wilayah hinterland kota pelayanan yang
berimplikasi terhadap cepatnya laju pertumbuhan kota, meningkatnya daya beli dan interaksi
ekonomi dan sosial yang terjadi, yang tergambarkan dari kelengkapan sarana dan prasarana
yang dapat sesuai dengan permintaan pasar.
4) Adanya peluang ekonomi maupun rencana pengembangan sektoral wilayah hinterland dan
rencana pengembangan kabupaten itu sendiri untuk masa yang akan datang.

B. Rencana Sistem Dan Fungsi Perwilayahan


1. Rencana Pembagian Pusat Kegiatan
Rencana untuk pembentukan pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhierarki di
Trenggalek dengan:
a. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Trenggalek sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) atau sebagai ibukota kabupaten;
b. Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yaitu perkotaan
Watulimo dan perkotaan Durenan.
c. Pengembangan perkotaan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu perkotaan Panggul dan
perkotaan Kampak
2. Rencana Fungsi Kegiatan
Dalam mewujudkan perwilayahan pengembangan telah diambil kebijaksanaan
perwilayahan Kabupaten Trenggalek yang dibagi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan
2 (dua) Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), dimana masing-masing PKLp memiliki fungsi
sesuai dengan potensi yang dimilikinya, serta arahan kegiatan utama berdasarkan kegiatan
yang dominan yang mungkin dikembangkan di wilayah pengembangan masing-masing.
Adapun rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Trenggalek beserta fungsi dan arahan
kegiatan utamanya adalah sebagai berikut:
14
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

a. Kawasan perkotaan Trenggalek sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).


PKL Trenggalek mempunyai fungsi wilayah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan
dan jasa regional, pengembangan permukiman, pelayanan sosial dan pertumbuhan
wilayah kabupaten.
b. Kawasan perkotaan Durenan sebagai Pusat kegiatan Lokal promosi (PKLp)
PKLp Durenan mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan permukiman,
perdagangan dan jasa skala lokal, pelayanan sosial dan pemerintahan, dan industri.
c. Kawasan perkotaan Watulimo sebagai Pusat kegiatan Lokal promosi (PKLp)
PKLp Watulimo mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan permukiman,
perdagangan dan jasa skala lokal, pelayanan sosial dan pemerintahan, perikanan,
industri dan pariwisata.
d. Kawasan perkotaan Kampak sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
PPK Kampak mempunyai fungsi wilayah sebagai pelayanan sosial dan pemerintahan dan
perdagangan dan jasa skala lokal.
e. Kawasan perkotaan Panggul sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
PPK Panggul mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan permukiman,
pelayanan sosial dan pemerintahan, perdagangan dan jasa skala lokal, pariwisata dan
industri.

C. Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan


Keterkaitan pedesaan dan perkotaan yang tidak seimbang, menghasilkan lambatnya
pertumbuhan di perdesaan, apabila proses urbanisasi tidak terkendali maka akan mendesak
produktifitas pertanian yang berimplikasi pada ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu
pengelolaan kawasan pedesaan dikembangkan melalui peningkatkan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi berbasis pertanian.
Sedangkan strategi pengelolaannya tetap dengan mengintensifkan keterkaitan desa-kota
melalui pengembangan kawasan agropolitan. Kegiatan pokok yang dilakukan untuk pengelolaan
kawasan perdesaan adalah :
1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan yang strategis dan
potensial.
2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam pengelolaan
kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agrobisnis, dan agroindustriI.
Pengembangan agropolitan dalam skala distrik atau dalam unit pedesaan merupakan
strategi untuk membuat suatu kebijakan pembangunan tata ruang melalui desentralisasi
perencanaan dan pengambilan keputusan. Perspektif kebijakan yang dianjurkan yaitu
pembentukan lebih banyak titik-titik pertumbuhan di kawasan pedesaan yang juga dari pusat
pertumbuhan wilayah.
15
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3.2. PROFIL KABUPATEN TRENGGALEK


3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
Secara geografis Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111° 24 - 112°11' Bujur
Timur dan 7°53' – 8°34' Lintang Selatan dengan kondisi dua per tiga dari luas wilayah merupakan
pegunungan dengan ketinggian 0–690 dpl. Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan dengan
batas wilayah meliputi :
- Sebelah Utara : Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo
- Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Ponorogo

Gambar 3.1. Peta Batas Administrasi Kabupaten Trenggalek

Luas wilayah Kabupaten Trenggalek sebesar 126.140 ha, dimana dua kecamatan yang
memiliki luas wilayah yang cukup besar bila dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya yaitu
Kecamatan Munjungan dengan luas 14.837 ha (12%) dan Kecamatan Watulimo dengan luas 15.591
ha (12%) yang merupakan kawasan pesisir di Kabupaten Trenggalek. Sedangkan kecamatan
dengan ukuran luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Pogalan dengan luas 4.180 ha (3%).

16
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 3.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Kabupaten Trenggalek

3.2.2. Kondisi Topografi


Kabupaten Trenggalek sebagian besar bertopografi terjal lebih dari 40% seluas ± 28.378
ha yang merupakan daerah rawan bencana longsor. Sebagian besar lahan ini merupakan lahan
kritis yang rentan mengalami gerakan tanah. Kawasan ini tersebar di beberapa kecamatan
diantaranya Kecamatan Bendungan, Pule, Dongko, Watulimo, Munjungan dan Kecamatan Panggul.
Luas dataran rendah dengan tingkat kemiringan antara 0 – 15 % adalah ± 42.291 ha.
Kawasan yang bertopografi datar sebagian besar terletak di Kabupaten Trenggalek bagian
utara meliputi Kecamatan Trenggalek, Karangan, Pogalan, Durenan, dan Tugu. Dengan terbatasnya
kawasan datar di Kabupaten Trenggalek, maka arah pembangunan terpusat di kawasan tersebut
sehingga diperlukan rekayasa teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan jika
pengembangan kawasan dilakukan di kawasan terjal.
3.2.3. Kondisi Hidrologi
Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang antara 2
Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M 3/detik (Kali Jati) sampai dengan 20.394
M3/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air sungai yang relatif tinggi merupakan indikasi tingkat
erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi aliran sungai tersebut baik untuk air bersih
maupun irigasi diperlukan pembangunan lebih banyak bangunan penampung air, baik bendungan,
embung, dan dam.
Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek sejumlah 361 sumber air. Sumber air di
Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya. Sumber-sumber air
tersebut perlu mendapatkan perhatian dengan menjaga kelestarian alam, terutama area di sekitar
sumber mata air sebagai kawasan lindung. Pada umumnya Kabupaten Trenggalek memiliki 2

17
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS
yang arah alirannya bermuara ke Samudera Hindia.
Wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar maupun kecil.
Bagian utara Trenggalek terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Bagong
dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu
dari utara Sungai Bagong yang bermuara di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang
bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan
dari selatan Sungai Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk
Dam Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Kali Brantas
sebagian besar digunakan untuk irigasi, dan sebagian masuk ke PLTA Niyama. Sedangkan di bagian
selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke Samudera Indonesia, yaitu Sungai Gedangan
berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan
Panggul. Sungai Tumpak Nongko di Kecamatan Munjungan; Sungai Ngemplak di Kecamatan
Watulimo.
Tabel 3.2 Potensi Sumber Air Kabupaten Trenggalek
RATA-RATA DEBIT AIR
NO KECAMATAN MATA AIR
(Liter/Detik)

1 Panggul 53 89

2 Munjungan 4 9,5

3 Watulimo 18 24

4 Kampak 6 63

5 Dongko 10 20,5

6 Pule 67 216

7 Karangan 14 13

8 Suruh 19 15

9 Gandusari 11 38

10 Durenan 6 16

11 Pogalan 9 12

12 Trenggalek 22 15

13 Tugu 72 66

14 Bendungan 50 61

Jumlah 361 658

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, 2015

18
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3.2.4. Kondisi Iklim


Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di selatan garis Katulistiwa, maka seperti kabupaten-
kabupaten lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap
tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September – April merupakan musim
penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei–Agustus. Jumlah hari hujan di
Kabupaten Trenggalek rata-rata 116 hari hujan pada tahun 2009 dengan rata-rata curah hujan
rata-rata sebanyak 17,63 mm/hari. Curah hujan tertinggi antara 20,13 - 21,85 mm/hari terjadi di
kawsan pesisir yaitu Kecamatan Watulimo, Munjungan dan Panggul. Sedangkan curah hujan
terendah di Kecamatan Kampak dan Gandusaru dengan interval 9,22 – 11,83 mm/hari.
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Trenggalek terdiri dari wilayah darat 126.140 Ha atau 1.261,40 km2
dan wilayah pengelolaan laut seluas 711,17 km2. Dari luas wilayah darat tersebut lahan untuk
permukiman mencapai ± 12.136 Ha. Sedangkan penggunaan lahan yang lainnya, berdasarkan data
dari Bakosurtanal yang tertuang dalam peta Rupa Bumi Indonesia dan updating citra Landsat tahun
2010 terlihat bahwa luas hutan Kabupaten Trenggalek sekitar ± 23.461 Ha, luas kebun sekitar ±
25.038 ha, luas sawah irigasi sebesar ± 10.769 Ha, luas sawah tadah hujan adalah ± 6728 Ha,
luas semak belukar adalah ± 26.429 Ha, luas tanah berbatu adalah ± 118 Ha dan luas tegalan
adalah ± 19.478 Ha.
Karakteristik geografis di Kabupaten Trenggalek dapat dibagi dalam beberapa tipologi
kawasan. Kawasan pegunungan terletak pada kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu
Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan Kecamatan Dongko. Kawasan
pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul.
Kabupaten Trenggalek juga mempunyai wilayah kepulauan yang tersebar di Kawasan
Selatan Kabupaten Trenggalek. Jumlah pulau yang berada di wilayah Kabupaten Trenggalek
sebanyak 57 pulau, yang keseluruhannya masih belum berpenghuni. Pulau terluar dari wilayah
Kabupaten Trenggalek adalah Pulau Panikan dan Pulau Sekel yang belum diketahui luasnya.
3.2.6. Kependudukan
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Trenggalek
pada akhir tahun 2013 sebesar 836.778 jiwa. Jumlah penduduk ini naik sebesar 1,12 % bila
dibandingkan dengan keadaan akhir tahun 2012. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama 1
dasawarsa terakhir sebesar 1,76 %. Pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh
pertumbuhan penduduk yang besar pada tahun 2008 sebesar 12,89 % dari tahun 2017. Dari jumlah
penduduk tahun 2013, sebanyak 422.869 jiwa atau 50,54 % merupakan penduduk laki-laki dan
413.909 jiwa atau 49,46 % merupakan penduduk perempuan. Pada tahun 2013, sex ratio yang
dihasilkan sebesar 102. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya laki-laki dan
perempuan seimbang, sehingga tuntutan partisipasi masyarakat menurut gender diharapkan juga
bisa proporsional.
19
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Trenggalek sebesar 663 orang/ km 2 di mana Kecamatan
Watulimo mempunyai kepadatan sekitar 512 orang/ km2, Kecamatan Monjungan sekitar 373 orang/
km2 dan Kecamatan Panggul sekitar 691 orang/ km 2. Kecamatan yang mempunyai kepadatan
penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Pogalan dengan kepadatan sekitar 1.461 jiwa/km 2,
disusul Kecamatan Trenggalek dengan tingkat kepadatan 1.241 jiwa/km². Adapun Kecamatan yang
mempunyai tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Bendungan dengan
tingkat kepadatan 335 jiwa/km2.
3.2.7. Kondisi Perekonomian Wilayah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek pada tahun 2009 masih
didominasi sektor lapangan usaha pertanian sebesar 33,49 % disusul dengan sektor lapangan
usaha jasa-jasa sebesar 21,49% dan sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 19,87 %. Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
masih memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
struktur ekonomi Kabupaten trenggalek, ditopang oleh sektor lapangan usaha pertanian, jasa-jasa
dan perdagangan, hotel serta restoran karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersebut, tidak
terdapat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan sektor lapangan usaha yang memberikan
kontribusi terkecil bagi perekonomian Kabupaten renggalek adalah sektor lapangan usaha listrik,
gas dan air bersih sebesar 0,43%.
Tabel 3.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011-2014 Atas Dasar Harga
Konstan (dlm jutaan rupiah)
URAIAN /
NO 2010 2011 2012 2013**
EXPLANATION
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pertanian 1.903.253,01 2.106.763,62 2.309.611,63 2.554.153,11
2 Pertambangan Dan 101.113,75 114.353,67 122.764,50 131.530,13
Galian
3 Industri 252.821,41 282.020,43 312.370,01 347.682,72
4 Listrik, Gas Dan Air 25.985,47 29.784,58 33.448,21 37.176,39
Minum
5 Bangunan 110.439,44 125.179,56 148.176,72 176.541,93
6 Perdagangan, 1.180.006.83 1.363.390,18 1.637.041,02 1.924.094,62
Hotel Dan Restoran
7 Angkutan Dan 154.769,29 171.809,03 189.991,48 211.106,35
Komunikasi
8 Bank, Lembaga 160.359,05 181.457,30 210.982,89 245.434,46
Keuangan Lainnya
9 Jasa-Jasa 739.027,60 822.154,76 905.657,63 1.016.709,42
PDRB/GRDP 4.627.775,86 5.196.913,14 5.870.044,09 6.646.429,13
Sumber : PDRB Kab. Trenggalek 2014

20
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pada tahun 2012, sektor pertanian berdasarkan harga berlaku memberikan kontribusi
sebesar 38,43 % yang merupakan kontribusi terbesar bagi PDRB Kabupaten Trenggalek. Sektor
lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar
0,56%. Hal ini dikarenakan sektor ini belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Sebagai
contoh, masyarakat saat ini masih memanfaatkan air tanah dalam dalam mencukupi kebutuhan air
bersih sehari-hari sehingga jangkauan distribusi air bersih PDAM masih terbatas pada wilayah
perkotaan saja.

3.3. PROFIL KECAMATAN WATULIMO


3.3.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kecamatan Watulimo merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur. Tepatnya berada di sebelah tenggara Kabupaten Trenggalek. Secara
geografis terletak diantara 111038’41’’-112046’41’’ BT dan 808’31’’-8023’01’’ LS. Kecamatan
Watulimo berada di ketinggian 7 -573 m dari permukaan laut. Batas-batas daerahnya, meliputi :
- Utara : Kecamatan Gandusari
- Timur : Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung
- Selatan : Samudera Indonesia
- Barat : Kecamatan Munjungan

Gambar 3.2. Peta Batas Administrasi Kecamatan Watulimo

Kecamatan Watulimo meliputi 12 desa, yaitu Karanggandu, Prigi, Tasikmadu, Watulimo,


Margomulyo, Sawahan, Dukuh, Slawe, Gemaharjo, Pakel, Ngembel dan Watuagung. Dengan luas
wilayah Kecamatan Watulimo yaitu 154,01 Km², dengan Desa Karanggandu sebagai wilayah Desa
yang terluas yaitu 52,87 Km² dan Desa Slawe memiliki luasan desa terkecil yaitu 2,22 Km².
21
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3.3.2. Kondisi Topografi


Berdasarkan topografinya, desa yang berada di Kecamatan Watulimo merupakan
perbukitan dan pantai. Mengacu pada hasil survey dan data ketinggian wilayah dapat diketahui
bahwa Kecamatan Watulimo mempunyai topografi yang beragam yaitu ketinggian antara 0 – 50
mdpl hingga 50 – 500 mdpl (meter di atas permukaan laut). Kecamatan Watulimo adalah daerah
berbukitan, maka desa yang berada didataran tertinggi adalah desa Dukuh yaitu mencapai 573 m
dari permukaan laut. Sedangkan dataran terendah adalah desa Karanggandu yang ketinggiannya
7 m dari permukaan laut.
Tabel 3.4 Luas Wilayah dan Bentang Alam Desa Desa Di Kecamatan Watulimo
LUAS WILAYAH
NO DESA BENTANG ALAM
(Km²)

1 Karanggandu 52,87 Pantai, Pegunungan

2 Prigi 6,13 Pantai, Pegunungan

3 Tasikmadu 26,64 Pantai, Pegunungan

4 Watulimo 11,79 Pegunungan

5 Margomulyo 4,9 Dataran, Pegunungan

6 Sawahan 14,28 Pegunungan

7 Dukuh 8,75 Pegunungan

8 Slawe 2,22 Pegunungan

9 Gemaharjo 6,46 Pegunungan

10 Pakel 4,44 Pegunungan

11 Ngembel 4,64 Pegunungan

12 Watuagung 10,89 Pegunungan

JUMLAH 154,01 -

Sumber ; Kecamatan Watulimo Dalam Angka 2014

3.3.3. Kondisi Hidrologi


Kecamatan Watulimo dilalui 8 (delapan) aliran sungai yang membelah Kecamatan
Watulimo. Sungai - sungai ini selain berfungsi mengairi lahan pertanian juga berfungsi sebagai
tempat buangan akhir dari limbah dan drainase.

22
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 3.5 Nama dan Panjang Sungai di Kecamatan Watulimo

PANJANG
NO DESA NAMA SUNGAI
(Km)

1 Karanggandu Sowan 6,7

2 Prigi Gerang 4,8

3 Tasikmadu Wancir 5,6

4 Watulimo Karangtuwo 36

5 Margomulyo Karangtuwo 2,5

6 Sawahan Singgahan 5,5

7 Dukuh Kuning 3,5

8 Slawe Karangtuwo 2,9

9 Gemaharjo Karangtuwo 3,4

10 Pakel Ngerit 3,2

11 Ngembel - -

12 Watuagung Pang 8,1

Sumber : Kecamatan Watulimo Dalam Angka 2014

3.3.4. Kondisi Iklim


Iklim yang dimiliki Kecamatan Watulimo adalah tropis, sehingga meliputi musim kemarau
dan musim penghujan. Namun, saat ini Musim penghujan tidak dapat diprediksi. Berdasarkan data
yang diperoleh pada tahun 2014 periode bulan Januari-Desember menunjukkan rata-rata curah
hujan yang rendah,namun pada bulan Mei (musim kemarau) terjadi rata rata curah hujan tertinggi
yaitu 26,57. Hal tersebut juga terjadi pada bulan Januari dan Nopember. Sedangkan curah hujan
tertinggi 426 dan rata-rata tertinggi 26,57 terjadi pada Januari dan hujan maksimum mencapai nilai
tertinggi 145 pada bulan Juli.
3.3.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
Kecamatan Watulimo meliputi 12 desa, yaitu Karanggandu, Prigi, Tasikmadu, Watulimo,
Margomulyo, Sawahan, Dukuh, Slawe, Gemaharjo, Pakel, Ngembel dan Watuagung. Berdasarkan
topografinya, desa yang berada di Kecamatan Watulimo merupakan perbukitan dan pantai.
Kecamatan Watulimo memiliki luas 15.609, 57 Ha. Terdiri dari 7.854,11 Ha lahan Hutan, 1.395,24
Ha lahan Kebun, 1.500,24 Lahan Permukiman, 658,76 Ha Lahan Sawah Irigasi, 39,06 Ha Lahan
Sawah Tadah Hujan, 3.120,94 Ha lahan Semak Belukar, 86,11 Ha Lahan Tanah Berbatu, dan 955,11
Ha lahan Tegalan.

23
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3.3.6. Kependudukan
Pada tahun 2014, Kecamatan Watulimo mempunyai penduduk sebanyak 64.694 jiwa yang
tersebar di 12 Desa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 20.831 KK. Desa Tasikmadu memilki
jumlah penduduk tertinggi yaitu 10.374 jiwa, sedangkan wilayah Desa Ngembel memiliki jumlah
penduduk terendah yaitu 2.508 jiwa. Untuk lebih lengkapnya distribusi penduduk pada tiap Desa
di Kecamatan Watulimo dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah.
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Watulimo

RUMAH PENDUDUK JUMLAH SEX


NO DESA
TANGGA LAKI LAKI PEREMPUAN PENDUDUK RATIO

1 Karanggandu 2.191 3.300 3.330 6.630 1,009

2 Prigi 2.225 3.095 3.201 6.296 1,034

3 Tasikmadu 3.918 5.098 5.276 10.374 1,035

4 Watulimo 1.908 2.993 3.179 6.172 1,062

5 Margomulyo 1.818 2.505 2.612 5.117 1,043

6 Sawahan 1.715 2.732 2.691 5.423 0,985

7 Dukuh 1.302 2.308 2.173 4.481 0,942

8 Slawe 782 1.356 1.396 2.752 1,029

9 Gemaharjo 1.581 3.082 3.220 6.302 1,045

10 Pakel 982 1.637 1.574 3.211 0,962

11 Ngembel 832 1.285 1.223 2.508 0,952

12 Watuagung 1.577 2.639 2.789 5.428 1,057

JUMLAH 20.831 32.030 32.664 64.694 1,020

Sumber ; Kecamatan Watulimo Dalam Angka 2014

3.3.7. Sistem Transportasi


langsung akan mempengaruhi sistem transportasi. Jaringan jalan di Kecamatan WaJaringan
jalan di Kecamatan Watulimo terbagi menjadi jaringan jalan internal dan eksternal yang meliputi :
a. Jaringan Jalan Utama Eksternal
Jaringan jalan yang merupakan akses eksternal mempunyai pola jaringan linier. Yang termasuk
dalam jaringan utama eksternal di Kecamatan Watulimo yaitu :
- Barat - Timur : Watulimo – Munjungan
- Utara - Selatan : Watulimo – Pogalan - Trenggalek
b. Jalan Utama Internal
Jaringan jalan utama internal terdiri dari Jalan yang menghubungkan antar desa, antar
permukiman - permukiman dan antar permukiman - pusat kegiatan. Pada umumnya jalan

24
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

utama yang menghubungkan antar desa masih menggunakan jaringan jalan eksternal, hal
tersebut disebabkan karena baiknya kondisi jaringan jalan serta kelengkapan jalan.
Kondisi dan dimensi jalan di Kecamatan Watulimo sangat mempengaruhi tingkat
aksesbilitas ke wilayah sekitar serta dalam Kecamatan Watulimo sendiri. Kondisi jalan yang terdapat
di wilayah Kecamatan Watulimo ditinjau berdasarkan:
a. Jenis perkerasan, dibedakan menjadi aspal, perkerasan paving, dan macadam.
Jaringan jalan di Kecamatan Watulimo sebagian besar memeiliki perkerasan aspal, pada
beberapa jalan masih memiliki perkerasan makadam diantaranya yaitu jalan - jalan
lingkungan. Sedangkan jalan dengan perkerasan paving diantaranya jalan lingkungan di
beberapa permukiman
b. Kondisi jalan, untuk kondisi jalan di Kecamatan Watulimo dibedakan menjadi kondisi baik,
kondisi sedang/rusak sebagian, dan kondisi rusak/jalan hampir keseluruhan rusak.
Jalan - jalan utama di Kecamatan Watulimo sebagian besar mempunyai kondisi baik, namun
pada beberapa jalan lingkungan dapat ditemui jalan dengan kondisi rusak sebagian.
3.3.8. Utilitas
a. Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Kecamatan Watulimo tidak semuanya
terlayani oleh jaringan air PDAM (yang terlayani PDAM yaitu Perigi, Tasikmadu, Karanggandu,
Margomulyo, Gemaharjo, Sawahan dan Dukuh). Pemenuhan kebutuhan air bersih saat ini berasal
dari sumber mata air Desa Sawahan, Desa Karanggandu dan Desa Dukuh yang disalurkan ke
rumah-rumah dengan sistem perpipaan (PDAM).
b. Listrik
Secara keseluruhan hampir semua wilayah Kecamatan Watulimo sudah terjangkau oleh
jaringan listrik. Selain itu juga terdapat saluran udara tegangan rendah yang menyalurkan listrik ke
setiap rumah melalui sambungan rumah.
c. Telepon
Fasilitas telekomunikasi berupa jaringan telepon sangat penting dan berperan dalam kehidupan
masyarakat sehari- hari. Kecamatan Watulimo sudah terlayani jaringan utilitas berupa saluran
telepon, baik telepon pribadi maupun telepon selular.
d. Drainase
Jaringan drainase yang terdapat di Kecamatan Watulimo berupa jaringan primer, sekunder
dan tersier :
 Saluran Drainase Primer, berupa sungai antara lain Sungai Sowan, Kali Gerang, Kali
Wancir, Kali Karangtuwo, Kali Kuning, Kali Ngerit dan Kali Pang.
 Saluran Drainase Sekunder, merupakan saluran yang mengalirkan air limbah/buangan ke
saluran drainase primer dari saluran drainase tersier.

25
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

 Saluran Drainase Tersier, berfungsi untuk mengalirkan air dari rumah - rumah penduduk
menuju saluran sekunder. Saluran tersier di wilayah perencanaan adalah berupa saluran
selokan di sekitar bangunan.
e. Persampahan
Sistem pengolahan sampah yang ada di Kecamatan Watulimo pada ibu kota kecamatan telah
di kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perkimsih, serta keberadaan TPA Bengkorok. Sedangkan
pada wilayah desa desa lainnya sebagian besar masih bersifat konvensional, dilakukan secara
individu dengan cara dibakar dan ditimbun. Sampah di Kecamatan Watulimo terdiri dari sampah
organik dan sampah anorganik dengan jumlah volume yang relatif sedikit kurang lebih 2,5
lt/org/hari.
3.3.9. Perekonomian
a. Sektor Pertanian
Komoditi pertanian yang menonjol di Kecamatan Watulimo adalah padi dan tanaman palawija.
Data pada tahun 2014, luasan lahan untuk tanaman padi adalah 6.794 Ha, untuk luasan lahan
tanaman palawija yaitu jagung 4.067,30 Ha, ubi kayu 2.232,29 Ha, kacang tanah 58,50 Ha, dan
kedelai 18,17 Ha.
b. Sektor Peternakan
Hasil peternakan pada Kecamatan Watulimo pada tahun 2014 adalah sapi potong dengan
jumlah 930 ekor dan diikuti dengan kerbau sejumlah 35 ekor. Persebarannya merata ditiap desa,
tertinggi pada Desa Watuagung 243 ekor.
c. Sektor Industri
Kegiatan industri yang terdapat di Kecamatan Watulimo merupakan kegiatan industri kecil,
industri paling banyak adalah industri anyaman sebanyak 5.193 unit, industri batu koral sebanyak
248 unit, industri Pengolahan Ikan sebanyak 177 unit, Industri Komponen Bangunan dan Furniture
185 unit dan industri lainnya 121 unit.
d. Sektor Pariwisata
Obyek wisata alam pada Kecamatan Watulimo berupa pantai, gua, dan pegunungan. Ada 2
(dua) jenis kawasan wisata andalan yang ada di Kecamatan Watulimo yaitu kawasan wisata alam
dan wisata budaya. Kawasan wisata alam banyak menonjolkan keindahan alam sedangkan
kawasan wisata budaya menyajikan unsur budaya dan sejarah. Kawasan wisata alam di Kecamatan
Watulimo berupa pantai Prigi, pantai Karanggongso serta pantai Damas. Sedangkan wisata budaya
seperti Upacara labuh laut di Kecamatan Watulimo. Beberapa lokasi wisata yang telah menjadi
trade mark atau tetenger bagi Kabupaten Trenggalek saat ini, khususnya yang berada di Kecamatan
Watulimo adalah Pantai Prigi di Desa Tasikmadu, Pantai Pasir putih/ karanggongso di Desa
Tasikmadu, Pantai Damas di desa Karanggandu, Gua Lawa di Desa Watuagung, dan Panjat tebing
Gunung Sepikul di desa Karanganyar.

26
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. ISU STRATEGIS


4.1.1. Potensi Wilayah
Beberapa potensi yangdimiliki oleh Kecamatan Watulimo, yaitu antara lain:
a. Memiliki lokasi yang cukup strategis, adanya keterkaitan sistem regional jaringan
transportasi dan fungsi kawasan terhadap wilayah perkotaan yang lebih tinggi yaitu
keberadaan Jalan Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur yaitu Pacitan-Trenggalek-Tulungagung.
b. Terdapat jalan penghubung antar wilayah (Watulimo-Munjungan-Panggul).
c. Memiliki keberadaan objek wisata berupa; Pantai Prigi di Desa Tasikmadu, Pantai Pasir
Putih di Desa Tasikmadu, Pantai Damas di Desa Karanggandu, Gua Lawa di Desa
Watuagung, dan Panjat Tebing Gunung Sepikul di Desa Karanganyar. Selain itu juga
terdapat potensi wisata budaya berupa atraksi wisata Upacara Labuh Laut (budaya
masyarakat pesisir).
d. Masih luasnya lahan pertanian, selain untuk kegiatan produksi pertanian dapat difungsikan
sebagai daya tarik wisata dalam bentuk kegiatan edukasi;
e. Terdapat beberapa fasilitas pendukung yang dapat menunjang kegiatan ekonomi di
Kecamatan Watulimo, salah satunya Pasar dan Pelabuhan Perikanan.
4.1.2. Permasalahan Wilayah
Beberapa permasalahan yang dimiliki oleh Kecamatan Watulimo, adalah :
a. Persebaran fasilitas umum belum merata, adanya pemusatan kegiatan di beberapa lokasi
pada ruas jalan utama;
b. Bergabungnya fungsi jalan utama dengan status jalan strategis nasional, belum didukung
dengan kelengkapan fasilitas jalan pada lokasi pusat kegiatan;
c. Belum optimalnya keberadaan jaringan drainase yang ada, sistem drainase belum
menyeluruh, sehingga mengakibatkan adanyatitikpotensi daerah genangan;
d. Terdapat beberapa ruas jalan dalam kondisi rusak, perlu dilakukan rehabilitasi jalan untuk
peningkatan aksesibilitas dalam kemudahan pencapaian;
e. Penyediaan air bersih belum terjangkau oleh jaringan PDAM, saat ini masih memanfaatkan
sumber air yang ada;
f. Kapasitas air tergantung musim, adanya pengurangan debit pada musim kemarau;
g. Permasalahan terkait kondisi permukiman, terdapatnya bangunan rumah di bantaran
sungai, rumah tidak layak huni, lingkungan rumah kampung padat penduduk;
h. Pengelolaan sampah belum optimal, perlunya sosialisasi teknik pengolahan sampah;
i. Daya tarik wisata yang ada belum optimal, perlu adanya dukungan prasarana sarana
penunjang kegiatan wisata;

27
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.2. ANALISA FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KAWASAN CEPAT TUMBUH


Berdasarkan Permendagri No 29 tahun 2008 terkait dengan faktor-faktor penyebab
kestrategisan pada Kawasan Cepat Tumbuh Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Faktor-Faktor Penyebab Kestrategisan KCT Watulimo

FAKTOR
TINJAUAN KEBIJAKAN
NO. PENYEBAB IMPLIKASI PENGEMBANGAN
PERWILAYAHAN
KESTRATEGISAN

 Lokasi yang strategis ini secara


1 Sumberdaya Alam  Kecamatan Watulimo memiliki lokasi
langsung berdampak terhadap
dan Sektor potensi Sumber Daya Alam berupa
perekonomian. Pada kawasan ini
Unggulan kawasan peisisir perikanan tangkap,
sektor yang berkembang yaitu
kawasan pertanian yang subur. Selain
perikanan, pertanian, pariwisata
juga pada wilayah kecamatan
dan industri. Selain itu adanya
Watulimo banyak terdapat industry.
dukungan aksesbilitas yang baik
Sektor yang berkembang adalah
mendukung pula perkembangan
transportasi, perdagangan dan jasa
wilayah ini.
dimana faktor kestrategisan wilayah
 Wilayah Watulimo juga menjadi
menjadikan Kecamatan Watulimo
bagian wilayah pengembangan
sebagai PKLp.
agropolitan.
 Sektor unggulan lainnya adalah
 Perlunya pengembangan sarana
pariwisata dimana salah satu wilayah
prasarana pendukung pariwisata
terdapat objek dan atraksi wisata.
Pantai prigi di Desa Tasikmadu, Pantai
Pasir putih / karanggongso di Desa
Tasikmadu, Pantai Damas di desa
Karanggandu, Gua Lawa di Desa
Watuagung, Panjat tebing Gunung
Sepikul di Desa Karanganyar. Atraksi
Wisata yang merupakan bagian dari
wista budaya yang terdapat di
Watulimo yaitu Upacara Labuh Laut.
 Sudah ada pengelompokan sektor
pengembangan untuk masing-masing
wilayah antara lain:
 Desa Prigi, Desa Tasikmadu yang
menjadi pendukung wilayah Kota
dengan pengembangan
perumahan, pendidikan,
perkantoran dan jasa transportasi
 Desa Desa yang berada di bagian
selatan (Perigi, Tasikmadu dan
Karanggandu) yaitu sebagai
wilayah Minapolitan perikanan
Tangkap dan beberapa kegiatan
wisata.
 Desa Desa di bagian utara yang
merupakan bagian dari kawasan
Agropolitan

2 Sumberdaya Berdasarkan dari hasil data yang Kawasan ini juga memiliki sektor
Manusia dan didapatkan untuk Kecamatan Watulimo pendidikan yang beragam yaitu
Kelembagaan memiliki SDM yang cukup tinggi. SLTA/SMK dan tingkatan yang lebih
rendah

28
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

FAKTOR
TINJAUAN KEBIJAKAN
NO. PENYEBAB IMPLIKASI PENGEMBANGAN
PERWILAYAHAN
KESTRATEGISAN

3 Sumberdaya Dilalui jalan kolektor primer serta Pada kenyataannya di Kecamatan


Prasarana dan terdapat JLS (Jalan Lintas Selatan) Jawa Watulimo khususnya pada jalan-jalan
Sarana Timur yang merupakan jalan arteri yang yang menghubungkan antar desa
menghubungkan wilayah Kabupaten masih banyak berupa jalan aspal
Pacitan – Kabupaten Trenggalek – dengan kondisi yang kurang baik dan
Kabupaten Tulungagung jalan makadam/tanah. Sehingga
membutuhkan peningkatan
perkerasan jalan.

4 Kebijakan Dikarenakan perkembangannya yang Implikasi pengembangan sebagai


Pembangunan sangat signifikan serta potensinya, pada akibat penetapan PKLp adalah
Sektoral dan RTRW kabupaten Trenggalek, dengan mengembangkan fasilitas-
Pembangunan Kecamatan Watulimo diarahkan untuk fasilitas skala Regional. Pusat
Wilayah menjadi PKLp. Perdagangan Skala Kabupaten,
meliputi Pasar Regional, Pasar
Induk/Pasar Khusus, Pusat
Perbelanjaan, Ruko, Pusat Industri
Perikanan laut., Pengembangan
Kawasan Agropolitan dan
minapolitan

5 Struktur dan Pola Tingkat perkembangan wilayah di Sebagian besar merupakan kawasan
Pemanfaatan kecamatan Watulimo memiliki dengan ciri khas perkotaan seperti
Ruang Wilayah ketimpangan antara wilayah utara dan perkantoran, pendidikan,
selatan. Wilayah selatan lebih bercirikan perdagangan jasa khususnya pada
perkotaan yaitu Desa Prigi, dan Desa sekitar jalan kolektor primer.
Tasikmadu.

6 Faktor Adanya sempadan sungai, sempadan Kawasan rawan potensi banjir pada
Penghambat Pantai dan kawasan lindung lainnya.
Adanya kawasan hutan sebagai resapan
air.

7 Faktor peluang Peluang pengembangan adalah adanya Peluang berupa dukungan kebijakan
jalan kolektor primer serta dukungan memantapkan posisi Kecamatan
kebijakan (pengembangan pariwisata, Watulimo sebagai pendukung
perumahan dan pendidikan). perkembangan Kabupaten
Trenggalek di bagian Selatan

Sumber : Hasil Analisa, 2015

4.3. PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS


Dalam penentuan kawasan strategis cepat tumbuh menggunakan perhitungan total dari
gabungan nilai komulatif dari indeks indikator penentu kawasan cepat tumbuh. Dari hasil scoring
tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam kategori kawasan cepat tumbuh. Adapun
indikator indeks yang digunakan adalah analisa kebijakan, analisa Indeks KSP/ekonomi basis,
analisa Indeks Aksesbilitas, analisa Pusat Pertumbuhan, dan analisa Potensi Kependudukan.

29
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sebagai hasil keluaran dari proses analisa penentuan desa/kelurahan prioritas Kawasan
Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek yang telah dilakukan
dengan mengunakan lima model analisa diatas maka dalam bagian ini sebuah perhitungan
kompilatif dengan menggunakan model analisa indeks disusun untuk menentukan desa/kelurahan
terpilih prioritas di wilayah studi.
Penentuan jumlah kelas dalam tiap wilayah studi akan berbeda, karena
pengimplementasian perhitungan model Strugess untuk menentukan jumlah kelas sesuai dengan
jumlah desa/kelurahan yang di analisa. Perhitungan Strugees ini adalah sebagai berikut :

Jumlah Kelas = 1 + 3.322


Log N
Dimana :

N = jumlah wilayah yang dihitung

Dengan interval kelas : Interval Kelas = Dt – Dr

Jumlah kelas
Dimana :

Dt = Nilai tertinggi

Dr = Nilai terendah

Adapun Hasil perhitungan kompilatif dari empat model analisa penentuan desa/kelurahan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh prioritas terpilih di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek
adalah sebagai output dari hasil keseluruhan analisa yang telah dilakukan pada proses-proses
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Indeks Penentuan Desa Prioritas Kawasan Cepat Tumbuh Kecamatan Watulimo
Kab.Trenggalek

Dari hasil perhitungan diatas, disesuikan dengan interval kelas, maka desa yang masuk dalam
kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo adalah Desa Prigi dan Desa Tasikamadu, namun

30
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

terdapat satu desa yang memiliki potensi pengembangan sangat baik yakni Desa Karanggandu.
Dengan demikian, terdapat 3 desa yang menjadi Kawasan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo.

Hal ini dengan pertimbangan:


- Posisi wilayah perencanaan cukup strategis dimana merupakan salah satu wilayah perkotaan
(IKK) dari Kecamatan Watulimo dan Perkotaan Trenggalek.
- Desa Prigi dan Desa Tasikamdu memiliki indeks struktur ruang (dikarenakan merupakan salah
satu kawasan perkotaan Trenggalek), indeks ekonomi basis dan indeks penduduk, serta indeks
hirarki wilayah yang lebih baik dibandingkan desa yang lain.
- Desa Karanggandu memiliki potensi pertumbuhan yang cukup baik dimana memiliki prospek
pengembangan pariwisata.
- Kedekatan antara Desa Tasikamdu, Desa Perigi dan Dessa Karanggandu bisa menjadikan
peluang kerjasama dalam pembangunan (saling terintegrasi).

4.4 IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KONDISI EKSISTING, POTENSI, DAN


PERMASALAHAN PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH KAWASAN CEPAT TUMBUH
4.4.1. Desa Karanggandu
Identifikasi sarana dan prasarana kondisi eksisting, potensi dan permasalahan pada Desa
Karanggandu ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Kondisi Eksisting, Potensi, dan Permasalahan Desa Karanggandu
SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA
NO DAN
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH

1. Drainase  Saluran drainase telah  Saluran drainase yang ada  Banyak sampah dan sedimen
menjangkau wilayah berkonkonstruksikan beton, yang menumpuk disetiap
permukiman di Desa sehingga memberikan pertemuan saluran
Kranggandu khususnya pada kemudahan dalam  Pada beberapa koridor jalan,
jalan poros desa. perawatan. masih belum tersedia saluran
 Terdapat saluran primer (Kali  Terdapat saluran primer drainase sehingga air
Sowan) yang bisa dijadikan outlet limpasan mengalir di badan
 Saluran Drainase menjangkau saluran drainase jalan.
sebagian besar wilayah  Saluran masih ada yang
permukiman di Desa belum terkoneksi satu sama
Kranggandu (1.500 m) lain
 Belum ada saluran di Kawasan
permukiman Desa
Karanggandu 500 meter.
 800 meter saluran dranase di
wilayah Desa Karanggandu
dalam kondisi rusak
2. Air Bersih  Sumur Gali; 1.380 KK  Air tanah dangkal dan  Kurang adanya kontrol
(62,98%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air pada
 PDAM ; 174 KK (7,94%)  Dekat dengan sumber air (di sumber-sumber berupa
 Sudah terlayani perpipaan Desa Kranggandu Sendiri) sumur gali dan sumur pompa
 Menggunakan pompa air untuk  Sudah terdapat perpipaan milik masyarakat.
menyalurkan air dari sumur.

31
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA


NO DAN
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH

3. Persampahan  Sudah ada pengelolaan  Masyarakat antusias  Masih adanya masyarakat di


persampahan yang ada terhadap sosialisasi bank kawasan cepat tumbuh
melayani IKK Watulimo sampah dan komposting membuang sampah
dengan TPA Bengkorok. disepanjang jalan dan
 Sudah ada sosialisasi seluran drainase.
mengenai bank sampah dan  Masih terdapat warga yang
sosialisasi mengenai membakar sampah sehingga
komposting Limbah hasil pembakaran
dapat mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.

4. Jalan  Selain di lalui oleh jalan Lokal  Jalan di Desa  Kondisi jalan-jalan
Primer Wilayah Desa Kranggandu dilalui lingkungan yang sudah
Karanggandu juga dilalui jalan jalan Arteri Primer cukup rusak.
Arteri Primer (JLS) (JLS)  Belum adanya proses
 Wilayah Desa Karanggandu pemeliharaan ataupun
memiliki jalan aspal sepanjang peningkatan kualitas jalan
7,23 Km yang dilakukan di wilayah
 Makadam ; 6,31 Km Kawasan Cepat Tumbuh.
 Tanah ; 18,71 Km
5. Perumahan  Di Desa Kranggandu: Jumlah  Sebagian besar rumah warga  Keberadaan perumahan non
rumah terdapat 2.147 unit, sudah permanen. permanen dapat
dimana 1.803 (83,98%) unit  Kondisi Lingkungan mempengaruhi kualitas
sudah berupa rumah pemukiman cukup baik. lingkungan perumahan
permanen, dan 66 (3,07%)  Semakin pesatnya penduduk.
unit rumah tidak permanen. pertumbuhan di wilayah
strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya permukiman
penduduk.
6 Sanitasi  Sebagian besar penduduk  Kepedulian masyarakat  Kondisi jamban yang kurang
telah menggunakan jamban terhadap kesehatan cukup baik, sehingga menciptakan
keluarga dengan septic tank baik, ini dapat dilihat dengan kesan negatif bagi
 Dari 2.191 KK terdapat 1.682 cukup baiknya kondisi lingkungan.
KK (76,77% ) yang memiliki jamban yang ada.  Masih terdapat keluarga
Jamban yang tidak menggunakan
 Terdapat MCK dengan jumlah jamban sesuai dengan
pengguna mencapai 93 KK standart kesehatan sebanyak
416KK.

Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2015

4.4.2. Desa Prigi


Identifikasi sarana dan prasarana kondisi eksisting, potensi dan permasalahan pada Desa
Prigi ditampilkan pada Tabel 4.4 berikut ini.

32
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 4.4 Kondisi Eksisting, Potensi, dan Permasalahan Desa Prigi


SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA
NO DAN
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH

1. Drainase  Saluran drainase telah  Saluran drainase yang ada  Banyak sampah dan sedimen
menjangkau sebagian berkonkonstruksikan beton, yang menumpuk disetiap
besar wilayah permukiman sehingga memberikan pertemuan saluran
di Desa Prigi. kemudahan dalam perawatan.  Pada beberapa koridor jalan,
 Saluran Drainase yang ada  Terdapat saluran primer yang masih belum tersedia saluran
di Jalan Utama Prigi sudah bisa dijadikan outlet saluran drainase sehingga air limpasan
berkonstruksi beton. drainase mengalir di badan jalan.
 terdapat saluran primer
(Kali Gerang)
 Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah permukiman
di Desa Prigi (2.800 m)
 Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Prigi 700 meter.
 900 meter saluran dranase
di wilayah Desa Prigi dalam
kondisi rusak
2. Air Bersih  Sumur Gali ; 1.424 KK (64  Air tanah dangkal dan  Kurang adanya kontrol
%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air pada
 PDAM ; 326 KK (14,65 %)  Sudah terlayani perpipaan sumber-sumber berupa sumur
 Sebagian besar penduduk gali dan sumur pompa milik
sudah memanfaatkan masyarakat.
sumber-sumber air bersih
yang ada, antara lain :
sumur pompa dan sumur
gali.
 Menggunakan pompa air
untuk menyalurkan air dari
sumur.
 Sudah terdapat perpipaan
(PDAM)
3. Persampahan  Sudah ada pengelolaan  Masyarakat antusias terhadap  Masih adanya masyarakat di
persampahan yang ada sosialisasi bank sampah dan kawasan cepat tumbuh
melayani IKK Watulimo komposting membuang sampah
dengan TPA Bengkorok. disepanjang jalan dan seluran
 Sudah ada sosialisasi drainase.
mengenai bank sampah  Masih terdapat warga yang
dan sosialisasi mengenai membakar sampah sehingga
komposting Limbah hasil pembakaran
dapat mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
4. Jalan  Wilayah Desa prigi dilalui  Keberadaan jalan-jalan yang  Kondisi jalan-jalan lingkungan
jalan Kolektor primer yang strategis akan semakin menarik yang sudah cukup rusak.
menghubungkan kecenderungan pertumbuhan  Belum adanya proses
Kecamatan Watulimo yang mendekati jalan-jalan pemeliharaan ataupun
dengan Kecamatan utama. peningkatan kualitas jalan
Munjungan dan Kecamatan  Sebagian besar jalan yang ada yang dilakukan di wilayah
Pogalan di Kawasan Cepat Tumbuh Kawasan Cepat Tumbuh.
 Aspal ; 5,49 Km sudah memiliki jenis perkerasan  Masih ada jalan dengan
 Makadam ; 8,02 Km aspal perkerasan berupa makadam
 Tanah ; 2,5 Km dan jalan tanah.

33
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA


NO DAN
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH

5. Perumahan  Di Desa Prigi: Jumlah  Kondisi Lingkungan pemukiman  Masih terdapat rumah non
rumah terdapat 2.069 cukup baik. permanen dan semi permanen
rumah dimana 1.679 unit  Semakin pesatnya  Angka backlog mencapai 156
(81,15%) merupakan pertumbuhan di wilayah unit
rumah permanen. strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya permukiman
penduduk.
 Berkembangnya perumahan
swasta (developer)
6 Sanitasi  Sebagian besar penduduk  Kepedulian masyarakat  Kondisi jamban yang kurang
telah menggunakan terhadap kesehatan cukup baik, sehingga menciptakan
jamban keluarga dengan baik, ini dapat dilihat dengan kesan negatif bagi lingkungan.
septic tank cukup baiknya kondisi jamban  Masih terdapat keluarga yang
 Dari 2.225 KK terdapat yang ada. tidak menggunakan jamban
1.738 KK yang memiliki sesuai dengan standart
Jamban keluarga kesehatan sebanyak 379 KK.
 Sudah terdapat MCK
dengan pengguna
sebanyak 108 KK
Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2014

4.4.3. Desa Tasikmadu


Identifikasi sarana dan prasarana kondisi eksisting, potensi dan permasalahan pada Desa
Tasikmadu ditampilkan pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Kondisi Eksisting, Potensi, dan Permasalahan Desa Tasikmadu
SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA
NO DAN
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH

1. Drainase  Saluran drainase telah  Saluran drainase yang ada  Banyak sampah dan
menjangkau sebagian berkonkonstruksikan beton, sedimen yang menumpuk
besar wilayah permukiman sehingga memberikan disetiap pertemuan saluran
di Desa Tasikamadu kemudahan dalam perawatan.  Pada beberapa koridor
 Saluran Drainase yang ada  Terdapat saluran primer yang jalan, masih belum tersedia
di Jalan Utama Desa bisa dijadikan outlet saluran saluran drainase sehingga
Tasikamdu sudah drainase air limpasan mengalir di
berkonstruksi beton. badan jalan.
 terdapat saluran primer
(Kali Wancir)
 Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah permukiman
di Desa Tasikamadu (3.200
m)
 Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Tasikamadu 850
meter.
 600 meter saluran dranase
di wilayah Desa
Tasikamadu dalam kondisi
rusak

34
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA


NO DAN
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH

2. Air Bersih  Sumur ; 2.664 KK  Air tanah dangkal dan  Kurang adanya kontrol
(67,99%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air pada
 PDAM ; 450 KK ( 11,49 %)  Sudah terlayani PDAM sumber-sumber berupa
 Sebagian besar penduduk sumur gali dan sumur
sudah memanfaatkan pompa milik masyarakat.
sumber-sumber air bersih
yang ada, antara lain :
sumur pompa dan sumur
gali.
 Menggunakan pompa air
untuk menyalurkan air dari
sumur.
 Sudah terlayani PDAM
3. Persampahan  Sudah ada pengelolaan  Masyarakat antusias terhadap  Masih adanya masyarakat
persampahan yang ada sosialisasi bank sampah dan di kawasan cepat tumbuh
melayani IKK Watulimo komposting membuang sampah
dengan TPA Bengkorok. disepanjang jalan dan
 Sudah ada sosialisasi seluran drainase.
mengenai bank sampah  Masih terdapat warga yang
dan sosialisasi mengenai membakar sampah
komposting sehingga Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
4. Jalan  Wilayah Desa Tasikamadu  Keberadaan jalan-jalan yang  Belum adanya proses
dilalui jalan Arteri Primer strategis akan semakin menarik pemeliharaan ataupun
(JLS) kecenderungan pertumbuhan peningkatan kualitas jalan
 Aspal ; 13,17 Km yang mendekati jalan-jalan yang dilakukan di wilayah
 Makadam; 13,71Km utama. Kawasan Cepat Tumbuh.
 Tanah; 4,96 Km  Sebagian besar jalan yang ada  Masih ada jalan dengan
di Kawasan Cepat Tumbuh perkerasan berupa
sudah memiliki jenis perkerasan makadam dan jalan tanah.
aspal
5. Perumahan  Di Desa Tasikmadu:  Kondisi Lingkungan pemukiman  Keberadaan perumahan
Jumlah rumah terdapat cukup baik. non permanen dapat
3.682 rumah dimana 3.019  Semakin pesatnya pertumbuhan mempengaruhi kualitas
rumah (81,99 %) di wilayah strategis cepat lingkungan perumahan
merupakan rumah tumbuh, berpotensi pada penduduk.
permanen dan 221 rumah semakin berkembangnya  Jumlah backlog cukup
merupakan rumah non permukiman penduduk. tinggi mencapai 236 unit
permanen.  Tumbuhnya perumahan swasta rumah.

6 Sanitasi  Sebagian besar penduduk  Kepedulian masyarakat  Kondisi jamban yang


telah menggunakan terhadap kesehatan cukup baik, kurang baik, sehingga
jamban keluarga dengan ini dapat dilihat dengan cukup menciptakan kesan negatif
septic tank baiknya kondisi jamban yang bagi lingkungan.
 Dari 3.918 KK terdapat ada.  Masih terdapat keluarga
3.053 KK (77,92%) yang yang tidak menggunakan
miliki Jamban jamban sesuai dengan
standart kesehatan
sebanyak 619 KK.
Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2014

35
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.5 ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH PADA 3


(TIGA) DESA TERPILIH KAWASAN CEPAT TUMBUH

4.5.1. Desa Karanggandu

Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Karanggandu ditabelkan
pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas di
Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

1. Sektor Unggulan

Industri Kerajinan  Perlu adanya  Kebijakan  Pengembangan


Anyaman Bambu perbaikan dan pengembangan SDM (penduduk)
(Besek) peningkatan IKM (Industri dalam pemasaran
jaringan jalan untuk Kecil Menengah) dan diversifikasi
memudahkan  Kebijakan industri.
aksebilitas produksi pengembangan  Kemudahan
dan distribusi sentra industri mendapatkan
 Perlu adanya modal
peningkatan  Pusat informasi
pelayanan dan tekhnologi
persampahan mengenai
 Perlu adanya pemasaran
peningkatan
pelayanan air bersih
 Peningkatan
jaringan drainase
untuk menghindari
genangan
Pariwisata  Perbaikan dan  Pengembangan  Dokumen  Promosi potensi
peningkatan kawasan terpadu kebijakan pariwisata
jaringan jalan pariwisata Pengembangan
 Penyediaan air  Pengembangan Pariwisata dari
bersih Wahana RIPD hingga
 Penyediaan sarana Permainan di RIPPO
persampahan Kawasan Wisata  Penataan pada
 Penyediaan MCK wilayah sekitar
umum kawasan wisata
Permukiman  Perbaikan dan  Peraturan Zonasi  Akses dan fasilitas
peningkatan kualitas pengembangan perkotaan/
jalan permukiman permukiman
 Pembangunan
drainase
 Penyediaan air
bersih
Pertanian  Perbaikan dan  Kebijakan  Pengembangan
peningkatan kualitas pengembangan SDM (penduduk
jalan (Jalan Usaha Kawasan dalam intensifikasi,
Tani) Agropolitan dan ekstensifikasi
 Pembangunan  Kebijakan pertanian)
Jaringan Irigasi Pengendalian  Kemudahan
Lahan Pertanian mendapatkan

36
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

pangan modal
Berkelanjutan  Pusat informasi
dan tekhnologi
mengenai
pertanian.
2. Pusat  Peningkatan  Membuat pusat  Melakukan
Pertumbuhan pelayanan air bersih pertumbuhan penataan pada
untuk menunjang wilayah seperti pusat pertumbuhan
aktivitas di loksai Kawasan Terpadu dengan dokumen
pusat pertumbuhan untuk produksi penataan kawasan
 Perbaikan kualitas dan pemasaran khusus pusat
jalan untuk Produk pertumbuhan
memperlancar arus kecamatan
pergerakan barang
dan orang
 Pengembangan
persampahan
melalui bank
sampah dan
komposter
3. Pengendalian - -  Membuat aturan -
Efek Lipat Ganda bersama/ aturan
zonasi dalam
pengembangan
wilayah
4. Penataan Area  Perbaikan dan -  Program penataan
Dampak peningkatan kualitas kawasan
jalan untuk terdampak untuk
memperlancar menidentifikasi dan
pergerakan barang meminimalisir
dan orang dampak yang
 Perbaikan perluasan dihasilkan dari
area pelayanan pusat pertumbuhan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015

37
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.5.2. Desa Prigi

Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Prigi ditabelkan pada
tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas di Desa
Prigi Kecamatan Watulimo

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

1. Sektor Unggulan

Industri Kerajinan  Perlu adanya  Kebijakan  Pengembangan


Anyaman Bambu perbaikan dan pengembangan SDM (penduduk)
(Besek) peningkatan IKM (Industri Kecil dalam pemasaran
jaringan jalan untuk Menengah) dan diversifikasi
pengangkutan hasil  Kebijakan industri.
produksi pengembangan  Kemudahan
(aksebilitas bahan sentra industri mendapatkan modal
baku dan hasil  Pusat informasi dan
produksi industri) tekhnologi
 Perlu adanya mengenai
peningkatan pemasaran
pelayanan
persampahan
Industri  Perlu adanya  Showroom (hasil  Kebijakan  Pengembangan
Pengolahan Ikan perbaikan dan produksi pengembangan SDM (penduduk)
peningkatan pengolahan ikan) IKM (Industri Kecil dalam pemasaran
jaringan jalan untuk Menengah) dan diversifikasi
memudahkan  Kebijakan industri.
aksebilitas produksi pengembangan  Kemudahan
dan distribusi sentra industri mendapatkan modal
 Perlu adanya  Pusat informasi dan
peningkatan tekhnologi
pelayanan air mengenai
bersih pemasaran
 Peningkatan
jaringan drainase
untuk menghindari
genangan
 Perlunya
Pembangunan IPAL
Terpadu untuk
limbah indutri
Perdagangan dan  Pengelolaan  Penataan areal -  Penambahan RTH
Jasa, pendidikan sampah dengan 3R sekitar perjas dan yang terintegrasi
dan Bank sampah pendidikan
 Pembangunan
saluran drainase
untuk mengurangi
genangan air ketika
hujan turun
 Peningkatan
kualitas jalan
Permukiman  Perbaikan dan -  Peraturan Zonasi  Akses dan fasilitas
peningkatan pengembangan perkotaan/
38
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

kualitas jalan permukiman permukiman


 Pembangunan
drainase
 Penyediaan air
bersih
2. Pusat  Peningkatan  Membuat pusat  Melakukan
Pertumbuhan pelayanan air pertumbuhan penataan pada
bersih untuk wilayah seperti pusat pertumbuhan
menunjang Kawasan Terpadu dengan dokumen
aktivitas di loksai untuk produksi dan penataan kawasan
pusat pertumbuhan pemasaran Produk khusus pusat
 Perbaikan kualitas pertumbuhan
jalan untuk kecamatan
memperlancar arus
pergerakan barang
dan orang
 Pengembangan
persamapahan
melalui bank
sampah dan
komposter
3. Pengendalian Efek - -  Membuat aturan -
Lipat Ganda bersama/ aturan
zonasi dalam
pengembangan
wilayah
4. Penataan Area  Perbaikan dan -  Program penataan
Dampak peningkatan kawasan terdampak
kualitas jalan untuk untuk
memperlancar menidentifikasi dan
pergerakan barang meminimalisir
dan orang dampak yang
 Perbaikan dihasilkan dari
perluasan area pusat pertumbuhan
pelayanan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015

39
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.5.3. Desa Tasikmadu

Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Tasikmadu ditabelkan
pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas di Desa
Tasikmadu Kecamatan Watulimo

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

1. Sektor Unggulan

Industri  Perlu adanya  Kebijakan  Pengembangan


Kerajinan perbaikan dan pengembangan IKM SDM (penduduk)
Anyaman peningkatan (Industri Kecil dalam
Bambu (Besek) jaringan jalan Menengah) pemasaran dan
untuk  Kebijakan diversifikasi
memudahkan pengembangan industri.
aksebilitas sentra industri  Kemudahan
produksi dan mendapatkan
distribusi modal
 Perlu adanya  Pusat informasi
peningkatan dan tekhnologi
pelayanan mengenai
persampahan pemasaran
 Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
 Peningkatan
jaringan drainase
untuk
menghindari
genangan
Industri  Perlu adanya  Showroom (hasil  Kebijakan  Pengembangan
Pengolahan perbaikan dan produksi pengembangan IKM SDM (penduduk)
Ikan peningkatan pengolahan ikan) (Industri Kecil dalam
jaringan jalan Menengah) pemasaran dan
untuk  Kebijakan diversifikasi
memudahkan pengembangan industri.
aksebilitas sentra industri  Kemudahan
produksi dan mendapatkan
distribusi modal
 Perlu adanya  Pusat informasi
peningkatan dan tekhnologi
pelayanan air mengenai
bersih pemasaran
 Peningkatan
jaringan drainase
untuk
menghindari
genangan
 Perlunya
Pembangunan
IPAL Terpadu
untuk limbah

40
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

indutri

Pariwisata  Perbaikan dan  Pengembangan  Dokumen kebijakan  Promosi potensi


peningkatan kawasan terpadu Pengembangan pariwisata
jaringan jalan pariwisata Pariwisata dari RIPD
 Penyediaan air  Pengembangan hingga RIPPO
bersih Wahana  Penataan pada
 Penyediaan Permainan di wilayah sekitar
sarana Kawasan Wisata kawasan wisata
persampahan
 Penyediaan MCK
umum
Perdagangan  Pengelolaan  Penataan areal  Pengendalian ruang  Penambahan
dan Jasa serta sampah dengan sekitar pelabuhan sekitar Pelabuhan RTH yang
Perikanan 3R dan Bank dan TPI dan TPI terintegrasi
sampah
 Pembangunan
saluran drainase
untuk
mengurangi
genangan air
ketika hujan
turun
 Peningkatan
kualitas jalan
Permukiman  Perbaikan dan -  Peraturan Zonasi  Akses dan
peningkatan pengembangan fasilitas
kualitas jalan permukiman perkotaan/
 Pembangunan permukiman
drainase
 Penyediaan air
bersih
2. Pusat  Peningkatan  Membuat pusat  Melakukan penataan -
Pertumbuhan sarana prasarana pertumbuhan pada pusat
persampahan wilayah seperti pertumbuhan
untuk Kawasan dengan dokumen
menciptakan Terpadu untuk penataan kawasan
lingkungan yang produksi dan khusus pusat
bersih pemasaran pertumbuhan
 Peningkatan Produk kecamatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas pusat
pertumbuhan
 Perbaikan
kualitas jalan
untuk
memperlancar
arus pergerakan
barang dan orang
3. Pengendalian - -  Membuat aturan -
Efek Lipat bersama/ aturan
Ganda zonasi dalam
pengembangan

41
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ARAHAN PENGEMBANGAN

KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN

wilayah
4. Penataan Area  Perbaikan dan -  Program penataan -
Dampak peningkatan kawasan terdampak
kualitas jalan untuk menidentifikasi
untuk dan meminimalisir
memperlancar dampak yang
pergerakan dihasilkan dari pusat
barang dan orang pertumbuhan
 Perbaikan
perluasan area
pelayanan
persampahan dan
air bersih
Sumber: Hasil Analisa, 2015
4.6. PROYEKSI PENDUDUK
4.6.1. Data Penduduk
Data penduduk yang diambil adalah jumlah penduduk masing-masing desa di kecamatan
Watulimo yaitu 5 (lima) tahun terakhir. Berikut ini data mengenai jumlah penduduk di wilayah desa
pada kawasan pesisir Watulimo :
Tabel 4.9 Data Penduduk Kecamatan Watulimo

JUMLAH PENDUDUK
NO DESA
2010 2011 2012 2013 2014

1 Karanggandu 6.477 6.502 6.530 6.562 6.630

2 Prigi 6.169 6.196 6.223 6.251 6.296

3 Tasikmadu 10.258 10.281 10.306 10.342 10.374

4 Watulimo 6.064 6.088 6.110 6.136 6.172

5 Margomulyo 4.990 5.021 5.049 5.086 5.117

6 Sawahan 5.301 5.340 5.364 5.397 5.423

7 Dukuh 4.344 4.376 4.408 4.439 4.481

8 Slawe 2.634 2.665 2.702 2.731 2.752

9 Gemaharjo 6.182 6.218 6.237 6.267 6.302

10 Pakel 3.086 3.125 3.153 3.184 3.211

11 Ngembel 2.404 2.422 2.446 2.480 2.508

12 Watuagung 5.319 5.345 5.372 5.402 5.428

JUMLAH 63.228 63.579 63.900 64.277 64.694

Sumber : Kecamatan Watulimo Dalam Angka Tahun 2014

42
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.6.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk


Untuk menentukan metode yang terbaik dalam perhitungan pertambahan penduduk maka
diadakan uji standar deviasi untuk tiga metode yang telah ditetapkan, yaitu : Metode Linear,
Exponential dan Regresi Linear.
1. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Linear didapatkan hasil pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Dengan Metode Linear


JUMLAH PERTAMBAHAN
PENDUDUK PREDIKSI BEDA NILAI
P n TAHUN KECAMATAN PER TAHUN PENDUDUK (Pn-Po) (Pn-Po)²
(Po) (n) (Pn=Po+na)
P0 1 2010 63.228 63.228 0 0
P1 2 2011 63.579 351 63.595 16 240,2500
P2 3 2012 63.900 321 63.961 61 3721,0000
P3 4 2013 64.277 377 64.328 51 2550,2500
P4 5 2014 64.694 417 64.694 0 0
JUMLAH
366,5 127 6511,5
RATA-RATA
Sumber : Hasil Proyeksi

2. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Exponential didapatkan hasil pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Dengan Model Exponential


JUMLAH PREDIKSI
PENDUDUK LAJU PENDUDUK BEDA NILAI
P n TAHUN KECAMATAN PERTUMB. n (Pp-Pe) (Pp-Pe)²
(Pe) (r) Pn=Po(1+r)
(Pp)
P0 0 2010 63.228 63.228 0 0
P1 1 2011 63.579 0,005551338 63591 12 144
P2 2 2012 63.900 0,005048837 63956 56 3136
P3 3 2013 64.277 0,005899844 64324 47 2209
P4 4 2014 64.694 0,006487546 64694 0 0
JUMLAH 115 5489
RATA-RATA 0,0057469
Sumber : Hasil Proyeksi

3. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Regresi Linear didapatkan hasil pada table 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Dengan Metode Regresi Linear


JUMLAH PREDIKSI
KONSTANTA
PENDUDUK JUMLAH BEDA NILAI
TAHUN (X) (X²) (PX)
KECAMATAN PENDUDUK (Pp-Pe) (Pp-Pe)²
(A) (B)
(Pe) (Pp=A+BX)
2010 -3 9 63.228 -189684 64298,6 363 63.210 (18) 339
2011 -2 4 63.579 -127158 63.573 6 41
2012 -1 1 63.900 -63900 63.936 36 1.267
2013 0 0 64.277 0 64.299 (22) 467
2014 1 1 64.694 64694 64.662 (32) 1.050
JUMLAH -5 15 319.678 -316048 3163,2
Sumber : Hasil Proyeksi

43
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.6.3. Prediksi Penduduk


Untuk mengetahui jumlah penduduk kawasan pesisir Prioritas di Kecamatan Watulimo di
Desa Tamberu Timur pada tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 digunakan model komparasi
dengan wilayah Kecamatan Watulimo sebagai areal pembanding dan wilayah Kawasan Pesisir yang
ada di Kecamatan Watulimo, yaitu Desa Tamberu Timur.
Asumsi dasar penggunaan model komparasi ini adalah bahwa pola pertumbuhan penduduk
pada suatu lokasi relatif akan sama atau proporsional atau analog dengan pola pertumbuhan
penduduk pada wilayah yang lebih luas, atau pada suatu lokasi yang memiliki kesamaan
karakteristik dengan lokasi pengamatan.
Tabel 4.13 Prediksi Penduduk Kawasan Pesisir Prioritas Di Kecamatan Watulimo

4.7. ANALISA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR UNTUK


PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH
4.7.1. Kebutuhan Perumahan
Untuk kebutuhan sarana perumahan pada masing-masing wilayah Strategis Cepat
Tumbuh di Kecamatan Watulimo yaitu, pertama pada Desa Karanggandu hingga tahun 2018
dengan jumlah penduduk tahun 2018 sebesar 6.777 jiwa memerlukan penambahan jumlah rumah
sebanyak 112 unit. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil perhitungan kebutuhan sarana perumahan
pada Kelurahan-Kelurahan wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh prioritas di Kecamatan
Watulimo dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14
Analisa Kebutuhan Sarana Perumahan Di Kawasan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo

Jumlah Bangunan Rumah Jumlah Proyeksi


Luas Kepadatan Jumlah
Penduduk Semi Non Rumah Penambahan
No Desa Wilayah Penduduk KK 2018 Permanen
Tahun 2018 Permanen Permanen Eksisting Rumah 2018
Jiwa Ha Jiwa/Ha KK Unit Unit Unit Unit Unit
1 Karanggandu 6.777 52,87 1 2259 1.803 278 66 2147 112
2 Prigi 6.453 6,13 11 2151 1679 289 101 2069 82
3 Tasikmadu 10.686 26,64 4 3562 3019 442 221 3682 -120
Sumber ; Hasil Analisa

44
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Setelah sebelumnya diketahui jumlah rumah hingga akhir tahun 2018 pada masing-
masing Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo, maka selanjutnya dilakukan
analisa kebutuhan dengan pertimbangan Penyediaan rumah terdiri dari penyediaan rumah
sederhana, bantuan rumah swadaya, dan perbaikan lingkungan kumuh.

Tabel 4.15 Penanganan Permasalahan Perumahan

Penanganan Perumahan
No Desa Rehabilitasi Penyediaan Rumah Bantuan Rumah TOTAL
Rumah Non Sederhana Sehat Swadaya (75 %
Permanen (25% dari Backlog) dari backlog)
1 Karanggandu 66 28 84 178
2 Prigi 101 25 57 183
3 Tasikmadu 221 0 0 221
Sumber ; Hasil Analisa

4.7.2. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Jalan

Analisa prasarana jalan pada Desa/Kelurahan yang termasuk kedalam wilayah kawasan
cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo di Kabupaten Trenggalek mencakup kebutuhan prasarana
jalan dan jenis perkerasan jalan yang ada.
a. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk melayani
kebutuhan masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan jalan provinsi/kabupaten/kota
adalah tingkat kondisi jalan (baik dan sedang) 60% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti
pada tahun 2019, kondisi jalan provinsi/kabupaten/kota berada pada kondisi baik dan sedang
adalah 60% dari jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.16 Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo

Total Ruas Jalan Yang SPM Target SPM Target SPM


Kondisi jalan Jalan
Panjang Memenuhi Kondisi Kondisi Jalan Kondisi Jalan
No Desa Rusak Keterangan
Aspal Lapen Makadam Jalan Kriteria Jalan 2019 2018
Km Km Km Km Km Km % % %
1 Karanggandu 7,23 6,31 18,71 32,25 5 25 78% 60% 0 Sesuai
2 Prigi 5,40 8,02 2,50 15,92 2 10 63% 60% 0 Sesuai
3 Tasikmadu 13,75 13,71 4,90 32,36 2 26 80% 60% 0 Sesuai
Sumber ; Hasil Analisa
Dari perhitungan diatas, bahwa seluruh desa telah memenuhi target di atas 60 % pada
tahun 2018. Sehingga kebutuhan program terkait peningkatan kualitas jalan adalah
peningkatan kualitas jalan pada jalan-jalan rusak di masing masing Desa di wilayah Kawasan
KCT Watulimo.
45
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

b. Penyediaan Konektivitas Wilayah

Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk melayani
kebutuhan masyarakat melalui penyediaan konektivitas wilayah provinsi/kabupaten/kota adalah
100% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti pada tahun 2019, konektivitas wilayah
provinsi/kabupaten/kota adalah 100% dari jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.

Hasil perhitungan untuk SPM Konektivitas Wilayah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17 Perhitungan SPM Konektivitas Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
Target Target SPM
Panjang SPM
Panjang Jalan Mobilitas
No Desa Jalan Konektivitas Keterangan
penghubung Tahun 2019
Km Km % %
1 Karanggandu 32,25 32,25 100% 100% Sesuai Target
2 Prigi 15,92 15,92 100% 100% Sesuai Target
3 Tasikmadu 32,36 32,36 100% 100% Sesuai Target
Sumber ; Hasil Analisa

Berdasarkan hasil analisa diatas, SPM Konektivitas jalan di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo sudah mencapai 100%. Kondisi jalan kolektor dan lokal yang cukup bagus meningkatkan
aksesbilititas wilayah ini. Berdasarkan SPM, target aksesbilitas dari wilayah Kawasan Cepat Tumbuh
menuju pusat kegiatan di sekitarnya harus sama dengan 100%. Mengingat kondisi wilayah cepat
tumbuh Kecamatan Watulimo yang dilalui jalan kolektor dan lokal serta adanya moda transportasi
darat berupa angkutan umum, maka pencapaian SPM untuk wilayah cepat tumbuh Kecamatan
Watulimo dianggap sudah tercapai.

4.7.3 Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Air Minum

Target pencapaian SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari
pada tahun 2019 adalah 81,77%.

Hasil perhitungan berdasarkan SPM di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah :

Tabel 4.18 Perhitungan SPM Air Bersih di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
Tingkat Pelayanan
Jumlah Non
KK Non Target Target
No Desa Penduduk Perpipaan Perpipaan Keterangan
Eksisting Perpipaan Perpipaan Total SPM 2019 SPM 2018
Eksisting Terlindungi
Terlindung
1 Karanggandu 6.630 2.191 174 1380 7,9% 20,81% 28,76% 81,77% 68,52% Belum Sesuai
2 Prigi 6.296 2.225 326 1424 14,7% 22,62% 37,27% 81,77% 70,64% Belum Sesuai
3 Tasikmadu 12.926 3.918 450 2664 11,5% 20,61% 32,10% 81,77% 69,35% Belum Sesuai
Sumber ; Hasil Analisa

46
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa dari tingakt pelayanan SPM hingga
target tahun 2019 semua desa/kelurahan tidak memenuhi target sehingga perlu dilakukan
sosialisasi terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih, untuk penacapain 68,52 % Desa
karanggandu, 70,64 % Desa Prigi dan 69,35 % Desa Tasikmadu di tahun 2018. Kebutuhan air
bersih lebih ditekankan pada sosialisasi, mempertahankan kualitas air dan pembangunan sumur
pompa. Sedangkan rencana jangka panjang adalah dengan survei mengenai potensi sumber air.

4.7.4. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Drainase

A. Ketersediaan Pelayanan Jaringan Drainase


SPM sistem jaringan drainase skala kota sehingga persentase penduduk yang terlayani
sistem jaringan drainase skala kota tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam, lebih
dari 2 kali setahun) yang tertangani adalah 50% pada tahun 2019. SPM Pelayanan jaringan drainase
KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut.
Tabel 4.19 SPM Pelayanan jaringan drainase KCT Prioritas Kecamatan Watulimo

Jumlah
KK Terlayani Tingat Target SPM Target SPM
No Desa Penduduk Keterangan
Eksisting Drainase Pelayanan 2019 2018
Eksisting

1 Karanggandu 6.630 2.191 3.780 57,01% 50% 0,0% Tercapai


2 Prigi 6.296 2.225 4.259 67,65% 50% 0,0% Tercapai
3 Tasikmadu 12.926 3.918 7.832 60,59% 50% 0,0% Tercapai
Sumber ; Hasil Analisa
Dari tabel diatas diketahui untuk tidak diperlukan penambahan jaringan drainase baru.
Adapun arahan pengembangan sistem drainase diantaranya adalah pemantapan jaringan drainase,
perbaikan jaringan yang telah ada secara berkala, dan pembangunan tanggul pada sungai dan
anak sungai yang melewati permukiman penduduk. Untuk meningkatkan daya serap air ke dalam
tanah, maka pada kawasan-kawasan permukiman baru harus direncanakan lubang resapan bipori
sebagai syarat pengurusan IMB. Sedangkan untuk kawasan perumahan lama tidak diwajibkan
mempunyai sumur resapan ini tetapi diharapkan penduduk di kawasan tersebut dapat membuat
lubang resapan bipori. lubang resapan bipori pada kawasan perumahan tersebut, keberadaan ruang
terbuka juga dapat dapat berfungsi sebagai daerah resapan.

B. Pengurangan Luas Genangan


Genangan yang dimaksud adalah air hujan yang terperangkap di suatu kawasan, yang
tidak bisa mengalir ke badan air terdekat. Jadi bukan banjir yang merupakan peristiwa meluapnya
air sungai melebih palung sungai.

Mengenai SPM luas genangan, dikarenakan pada semua wilayah tidak terjadi genangan
yang melebihi 2 jam, maka SPM ini tidak dilakukan perhitungan.

47
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.7.5. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sanitasi

Fasilitas sistem pengelolaan air limbah permukiman yang memadai adalah satu kesatuan
sistem fisik (teknis) dan non fisik (non teknis) berupa unit pengolahan setempat (tangki septik/MCK
komunal) dan/atau berupa sistem pengolahan terpusat (pengaliran air limbah dari sambungan
rumah melalui jaringan perpipaan yang kemudian diolah pada instalasi pengolahan air limbah baik
skala kawasan maupun skala kota/regional). SPM pengelolaan air limbah permukiman yang
memadai adalah jumlah penduduk yang terlayani sistem pengelolaan air limbah pada tahun 2019
sebesar 60%. Hasil perhitungan untuk KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut.

Tabel 4.20. Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Permukiman KCT Prioritas Kecamatan Watulimo

Tingkat Pelayanan
Jumlah Memilki Penggunan
KK Target Target
No Desa Penduduk Jamban MCK Jamban MCK Keterangan
Eksisting Total SPM 2019 SPM 2018
Eksisting pribadi Umum Pribadi Umum

1 Karanggandu 6.630 2.191 1.682 93 76,77% 4,24% 81,01% 60% 0 Tercapai


2 Prigi 6.296 2.225 1738 108 78,11% 4,85% 82,97% 60% 0 Tercapai
3 Tasikmadu 12.926 3.918 3053 246 77,92% 6,28% 84,20% 60% 0 Tercapai
Sumber ; Hasil Analisa

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa berdasarkan SPM pelayanan pengelolaan air
limbah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo sudah melebihi target. Namun ada beberapa hal
penting agar pelayanan lebih optimal, adalah sosialisasi mengenai cara hidup bersih dan sehat serta
rehabilitasi MCK umum.
4.7.6. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
A. Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
Setiap sampah yang dikumpulkan dari sumber ke tempat pengolahan sampah 3R, yang selanjutnya
dipilah sesuai jenisnya, digunakan kembali, didaur ulang, dan diolah secara optimal, sehingga pada
akhirnya hanya tersisa residu sampah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1
Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
target pengurangan sampah di Perkotaan hingga tahun 2019 adalah 20% penduduk. Perhitungan
SPM di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut.
Tabel 4.21 Perhitungan SPM Pengurangan Sampah Perkotaan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo

Jumlah Terlayani Keterangan


KK Tingkat Target Target
No Desa Penduduk 3R / Bank Keterangan Penambahan penambahan
Eksisting Pelayanan SPM 2019 SPM 2018
Eksisting Sampah (KK)

1 Karanggandu 6.630 2.191 267 12,19% 20% 18,0% Belum Tercapai 5,9% 128
2 Prigi 6.296 2.225 235 10,56% 20% 17,6% Belum Tercapai 7,1% 158
3 Tasikmadu 12.926 3.918 514 13,12% 20% 18,3% Belum Tercapai 5,2% 202
Sumber ; Hasil Analisa

48
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Dari tabel diatas, belum ada pengurangan sampah perkotaan pada wilayah perencanaan, walaupun
sosialisasi tentang bank sampah dan komposter sudah dilakukan dan mendapatkan respon yang
positif. Untuk selanjutnya dihitung mengenai penambahan bank sampah serta komposter untuk
masing-masing desa/kelurahan sebagai berikut.
Tabel 4.22 Kebutuhan Bank Sampah dan Komposter
Target penduduk Terlayani
Jumlah Target
KK Bank
No Desa Penduduk Terlayani Komposter
Eksisting Sampah Bank Sampah Komposter
Eksisting 2018

1 Karanggandu 6.630 2.191 128 1 2 1000 980


2 Prigi 6.296 2.225 158 1 2 1000 910
3 Tasikmadu 12.926 3.918 202 1 3 2000 1960
Sumber ; Hasil Analisa

B. Tersedianya Sistem Pengangkutan Sampah


Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari sumber timbulan sampah dan/atau
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju
ke tempat pemrosesan akhir. SPM pengangkutan sampah di perkotaan adalah persentase jumlah
penduduk yang dilayani melalui kegiatan pengangkutan sampah terhadap jumlah total penduduk
perkotaan. Yang dimaksud dengan penduduk perkotaan adalah penduduk pada daerah pelayanan
persampahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, target pengangkutan
sampah di Perkotaan hingga tahun 2019 adalah 70% penduduk.
Sedangkan untuk menghitung kebutuhan sarana persampahan, maka perlu diketahui
mengenai jumlah timbulan sampah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo. Sumber sampah yang
ada di Kecamatan Watulimo berasal dari rumah tangga, aktivitas perdagangan, sampah pasar,
sampah dari jalan, dengan persentase buangan sampah terbesar berasal dari rumah tangga.
Perkiraan volume sampah yang dihasilkan pada Kecamatan Watulimo adalah dengan menggunakan
standar potensi sampah.

4.8. MATRIKULASI PRIORITAS PENANGANAN


Matrikulasi mengenai kegiatan/ program yang direncanakan di masing-masing desa/
kelurahan pada Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah sebagai berikut, berdasarkan urutan
nomor adalah menunjukkan prioritas penanganan di Kecamatan Watulimo.

49
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.8.1. Desa Karanggandu


Tabel 4.23 Program Perencanaan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN PROGRAM


SARANA DAN
NO SAMPAI DENGAN TAHUN OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH 2018

1. Sanitasi  Sebagian besar  Kepedulian  Kondisi jamban yang  Pembangunan MCK Umum  Pembangunan MCK Umum  Peningkatan pelayanan
penduduk telah masyarakat kurang baik, 10 unit 10 unit dengan rincian sanitasi 95,25 %
menggunakan terhadap kesehatan sehingga  Penyuluhan Pola Hidup kegiatan  Terwujudnya lingkungan
jamban keluarga cukup baik, ini menciptakan kesan Bersih dan Sehat pada  Tahun 2016 ; 5 unit yang bebas terhadap
dengan septic tank dapat dilihat negatif bagi tahun 2016, tahun 2017,  Tahun 2017 ; 5 unit polusi air limbah
 Dari 2.191 KK dengan cukup lingkungan. dan tahun 2018.  Masyarakat memahami
terdapat 1.682 KK baiknya kondisi  Masih terdapat pentingnya sanitasi dan
(76,77% ) yang jamban yang ada. keluarga yang tidak pola hidup sehat
memiliki Jamban menggunakan sehingga dapat
 Sudah terdapat MCK jamban sesuai meningkatkan tingkat
dengan jumlah dengan standart kesehatan dan
pengguna mencapai kesehatan sebanyak kesejahteraan
93 KK 416KK masyarakat serta dapat
mengurangi angka
kematian;
2. Air Bersih  Sebagaian besar  Air tanah dangkal  Kurang adanya  Pembangunan Reservoar  Pembangunan Reservoar  Dengan pemanfaatan
penduduk sudah dan kualitasnya kontrol terhadap ground 1 unit . ground 1 unit yang sumber air bersih dari
memanfaatkan cukup baik kualitas air pada  Penyediaan SR 871 unit . dilaksanakan pada tahun Desa Karanggandu
sumber-sumber air  Dekat dengan sumber-sumber  Penyediaan Saluran 2016 dengan penyediaan
bersih yang ada, sumber air (di Desa berupa sumur gali Distribusi 9000 m .  Penyediaan SR 871 unit reservoar ground,
dimana : Kranggandu Sendiri) dan sumur pompa  Penyediaan Kran Umum 10 dengan rincian penyediaan SR,
 Sumur Gali; 1.380 KK  Sudah terdapat milik masyarakat. unit. pembangunan penyediaan saluran
(62,98%) perpipaan.  Sebagian masyarakat  Tahun 2016 ; 300 unit distribusi dan
 PDAM ; 174 KK menggunakan  Tahun 2017; 300 unit penyediaan Kran Umum
(7,94%) empang untuk  Tahun 2018; 271 unit sebanyak akan
 Sudah terlayani memenuhi kebutuhan  Penyediaan Saluran meningkatkan pelayanan
perpipaan cuci dan mandi Distribusi 9000 m, dengan Air Bersih menjadi 68,52
 Menggunakan pompa rincian pembangunan % pada tahun 2018.
air untuk menyalurkan  Tahun 2016 ; 4500 m  Terpenuhinya kebutuhan
air dari sumur.  Tahun 2017; 4500 m air bersih.

50
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN PROGRAM


SARANA DAN
NO SAMPAI DENGAN TAHUN OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH 2018

 Penyediaan Kran Umum 10


unit dengan rincian
pembangunan
 Tahun 2016 ; 5 unit
 Tahun 2107; 5 unit
3. Jalan  Selain di lalui oleh  Keberadaan jalan-  Kondisi jalan-jalan  Perbaikan jalan menuju  Pelaksanaan Perbaikan  Meningkatnya kulaitas
Lingkungan jalan Lokal Primer jalan yang strategis lingkungan yang Permukiman sepanjang 2,8 jalan menuju Permukiman jalan Poros Desa.
Wilayah Desa akan semakin sudah cukup rusak. Km. sepanjang 2,8 Km, dengan  Meningkatnya kualitas
Karanggandu juga menarik  Belum adanya  Peningkatan perekerasan perincian pelaksanaan. jalan makadam
dilalui jalan Arteri kecenderungan proses pemeliharaan Jalan dari Jalan Makadam  Tahun 2016 ; 1500 m sepanjang 6,5 Km
Primer (JLS) pertumbuhan yang ataupun peningkatan ke Jalan lapen sepanjang  Tahun 2017 ; 1300 m menjadi Jalan Lapen
 Wilayah Desa mendekati jalan- kualitas jalan yang 6,5 Km.  Peningkatan perekerasan pada tahun 2018.
Karanggandu jalan utama. dilakukan di wilayah Jalan dari Jalan Makadam
memiliki jalan aspal  Sebagian besar Kawasan Cepat ke Jalan lapen sepanjang
sepanjang 7,23 Km jalan utama yang Tumbuh. 6,5 Km, dengan
 Makadam ; 6,31 Km ada sudah memiliki pentahapan pelaksanaan
 Tanah ; 18,71 Km jenis perkerasan  Tahun 2016 ; 3000 m
aspal  Tahun 2017 ; 3500 m
4. Persampahan  Jumlah KK Eksisting  Rendahnya laju  Masih adanya  Pelaksanaan Penyuluhan  Penyuluhan kebersihan  Mengurangi timbunan
2.191 KK produksi sampah, masyarakat di kebersihan lingkungan dan lingkungan dan Pembinaan sampah yang di hasilkan
 Sudah ada sehingga masih kawasan cepat Pembinaan pengelolaan pengelolaan sampah yang dari kegiatan rumah
pengelolaan dapat dikendalikan. tumbuh membuang sampah. diselenggarakan secara tangga yang
persampahan yang  Pada beberapa sampah disepanjang berkala pada tiap mengakibatkan turunnya
ada melayani IKK wilayah, sudah jalan dan seluran tahunnya yaitu tahun lingkungan.
Watulimo dengan menerapkan pola drainase. 2016, tahun 2017, dan  Masyarakat mampu
TPA Bengkorok. pengelolaan  Masih terdapat tahun 2018 melakukan pemilahan
 Sudah ada sosialisasi kolektif. Sehingga warga yang terhadap jenis sampah
mengenai bank berpotensi untuk membakar sampah dan penanganannya.
sampah dan sistem tersebut sehingga Limbah
sosialisasi mengenai diterapkan pada hasil pembakaran
komposting wilayah lainnya. dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.

51
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN PROGRAM


SARANA DAN
NO SAMPAI DENGAN TAHUN OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH 2018

5. Drainase  Saluran drainase telah  Saluran drainase  Banyak sampah dan  Rehabilitasi saluran rusak  Rehabilitasi saluran rusak  Dengan Rehabilitasi
menjangkau wilayah yang ada sedimen yang yang ada di Desa yang ada di Desa Saluran drainase yang
permukiman di Desa berkonkonstruksikan menumpuk disetiap Karanggandu sepanjang Karanggandu sepanjang rusak di harapkan
Kranggandu beton, sehingga pertemuan saluran 800 meter 800 meter yang mencegah terjadinya
khususnya pada jalan memberikan  Pada beberapa  Pembangunan saluran baru dilaksanakan pada Tahun genangan dan perbaikan
poros desa. kemudahan dalam koridor jalan, masih sepanjang 500 meter 2016 ; kualitas lingkungan di
 Terdapat saluran perawatan. belum tersedia  Pembangunan saluran baru kawasan permukiman.
primer (Kali Sowan)  Masih luasnya saluran drainase sepanjang 500 meter yang  Pembangunan Saluran
 Saluran Drainase wilayah belum sehingga air limpasan di laksanakan pada tahun Drainase Baru di Kawasan
menjangkau sebagian terbangun (sekitar mengalir di badan pertama tahun 2016 Pesisir Desa di harapkan
besar wilayah 90%) bisa jalan. mencegah terjadinya
permukiman di Desa digunakan sebagai  Saluran masih ada genangan pada kawasan
Kranggandu (1.500 area resapan alami yang belum permukiman dan
m)  Dibeberapa jalan terkoneksi satu sama mengurangi kerusakan
 Belum ada saluran di lingkungan yang lain jalan lingkungan yang di
Kawasan permukiman berupa jalan tanah sebabkan oleh genangan
Desa Karanggandu terdapat drainase pada jalan lingkungan.
500 meter. tanah yang bisa
 800 meter saluran digunakan sebagai
dranase di wilayah embrio peningkatan
Desa Karanggandu saluran drainase
dalam kondisi rusak  Masyarakat mulai
sadar betapa
pentingnya
keberadaan saluran
drainase dalam
bermukim.
6. Perumahan  Di Desa Kranggandu:  Sebagian besar  Keberadaan  Rehabilitasi perbaikan  Rehabilitasi perbaikan  Pada tahun 2018 tidak
Jumlah rumah rumah warga sudah perumahan non rumah tidak layak huni rumah tidak layak huni ada lagi rumah yang
terdapat 2.147 unit, permanen. permanen dapat sebanyak 66 unit sebanyak 66 unit dengan tidak layak huni.
dimana 1.803  Kondisi Lingkungan mempengaruhi  Penyuluhan rumah layak pentahapan pelaksanaan  Menganjurkan
(83,98%) unit sudah pemukiman cukup kualitas lingkungan dan sehat.  Tahun 2016 ; 30 unit masyarakat untuk pola
berupa rumah baik. perumahan  Tahun 2017 ; 36 unit hidup sehat dengan
permanen, dan 66  Semakin pesatnya penduduk.  Penyuluhan rumah layak rumah sehat bersih
pertumbuhan di dan sehat pada tahun aman dan nyaman maka

52
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN PROGRAM


SARANA DAN
NO SAMPAI DENGAN TAHUN OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH 2018

(3,07%) unit rumah wilayah strategis 2016 , 2017, dan tahun tidak akan terkesan
tidak permanen. cepat tumbuh, 2018 kumuh
berpotensi pada
semakin
berkembangnya
permukiman
penduduk
Sumber : Hasil Rencana 2015

4.8.2. Desa Prigi


Tabel 4.23 Program Perencanaan Desa Prigi Kecamatan Watulimo

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


SARANA DAN
NO PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

1. Sanitasi  Sebagian besar  Kepedulian  Kondisi jamban yang  Pembangunan MCK  Pembangunan MCK  Peningkatan pelayanan
penduduk telah masyarakat terhadap kurang baik, sehingga Umum 10 unit Umum 10 unit, yang di sanitasi 95,74 % pada
menggunakan jamban kesehatan cukup baik, menciptakan kesan  Pelaksanaan laksanakan secara tahun 2018
keluarga dengan ini dapat dilihat negatif bagi Penyuluhan Pola bertahap pada tahun  Menganjurkan upaya untuk
septic tank dengan cukup baiknya lingkungan. Hidup Bersih dan 2016 dan tahun 2017, penduduk lebih
 Dari 2.225 KK kondisi jamban yang  Masih terdapat Sehat dengan perincian memperhatikan kesehatan
terdapat 1.738 KK ada. keluarga yang tidak  Tahun 2016 ; 5 unit lingkungan (PHBS)
yang memiliki Jamban menggunakan jamban  Tahun 2017 ; 5 unit
keluarga sesuai dengan  Penyuluhan Pola Hidup
 Sudah terdapat MCK standart kesehatan Bersih dan Sehat pada
dengan pengguna sebanyak 379 KK tahun 2016, tahun
sebanyak 108 KK 2017, dan tahun 2018.
2. Air Bersih  Sumur Gali ; 1.424 KK  Air tanah dangkal dan  Kurang adanya  Penyediaan Reservoar  Pembangunan  Dengan pemanfaatan
(64 %) kualitasnya cukup kontrol terhadap ground 1 unit . Reservoar ground sumber air bersih dari
 PDAM ; 326 KK (14,65 baik kualitas air pada  Penyediaan SR 742 sebanyak 1 unit yang Desa Karanggandu dengan
%) sumber-sumber unit dilaksanakan pada penyediaan reservoar
berupa sumur gali tahun 2016 ground, penyediaan SR,

53
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


SARANA DAN
NO PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

 Sebagian besar  Dekat dengan sumber dan sumur pompa  Penyediaan Saluran  Pelaksanaan penyediaan saluran
penduduk sudah air (di Desa milik masyarakat. Distribusi sepanjang Penyediaan SR 742 distribusi dan penyediaan
memanfaatkan Kranggandu Sendiri)  Sebagian masyarakat 7500 m unit yang di lakukan Kran Umum sebanyak
sumber-sumber air  Sudah terdapat menggunakan  Penyediaan Kran secara bertahap, yaitu; akan meningkatkan
bersih yang ada, perpipaan. empang untuk Umum sebanyak 10  Tahun 2016 ; 300 pelayanan Air Bersih
antara lain : sumur memenuhi kebutuhan unit unit menjadi 70,64 % pada
pompa dan sumur cuci dan mandi  Tahun 2017; 300 tahun 2018.
gali. unit  Terpenuhinya kebutuhan
 Menggunakan pompa  Tahun 2018; 142 air bersih.
air untuk menyalurkan unit
air dari sumur.  Pembangunan Saluran
 Sudah terdapat Distribusi Sepanjang
perpipaan (PDAM) 7500 m, dengan
pentahapan
pelaksanaan
 Tahun 2016; 4500
m
 Tahun 2017; 3000 m
 Pelaksanaan
pembangunan Kran
Umum sebanyak 10
unit, yang dilakukan
secara bertahap; yaitu
 Tahun 2016 ; 5 unit
 Tahun 2107; 5 unit
3. Perumahan  Di Desa Prigi: Jumlah  Kondisi Lingkungan  Masih terdapat rumah  Rehabilitasi perbaikan  Pelaksanaan  Pada tahun 2018 tidak ada
rumah terdapat 2.069 pemukiman cukup non permanen dan rumah tidak layak Rehabilitasi perbaikan lagi rumah yang tidak
rumah dimana 1.679 baik. semi permanen huni sebanyak 101 rumah tidak layak huni layak huni.
unit (81,15%)  Semakin pesatnya  Angka backlog unit sebanyak 101 unit,  Menganjurkan masyarakat
merupakan rumah pertumbuhan di mencapai 156 unit  Penyuluhan rumah yang dilaksanakan untuk pola hidup sehat
permanen. wilayah strategis layak dan sehat secara bertahap yaitu; dengan rumah sehat
cepat tumbuh,  Tahun 2016 ; 50 bersih aman dan nyaman
berpotensi pada unit maka tidak akan terkesan
semakin  Tahun 2017 ; 51 kumuh.
berkembangnya unit

54
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


SARANA DAN
NO PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

permukiman  Penyuluhan rumah


penduduk. layak dan sehat pada
 Berkembangnya tahun 2016 , 2017, dan
perumahan swasta tahun 2018
(developer)
4. Jalan  Wilayah Desa prigi  Keberadaan jalan-  Kondisi jalan-jalan  Perbaikan jalan  Perbaikan jalan menuju  Meningkatnya kulaitas
Lingkungan dilalui jalan Kolektor jalan yang strategis lingkungan yang menuju Permukiman Permukiman sepanjang jalan Poros Desa
primer yang akan semakin menarik sudah cukup rusak. sepanjang 2,5 Km. 2,5 Km, dengan  Meningkatnya kualitas
menghubungkan kecenderungan  Belum adanya proses  Peningkatan tahapan pelaksanaan jalan makadam sepanjang
Kecamatan Watulimo pertumbuhan yang pemeliharaan ataupun perekerasan Jalan yaitu; 8 Km menjadi Jalan Lapen
dengan Kecamatan mendekati jalan-jalan peningkatan kualitas dari Jalan Makadam  Tahun 2016 ; 1500 pada tahun 2018
Munjungan dan utama. jalan yang dilakukan ke Jalan lapen m
Kecamatan Pogalan  Sebagian besar jalan di wilayah Kawasan sepanjang 8 Km.  Tahun 2017 ; 1000
 Aspal ; 5,49 Km utama yang ada Cepat Tumbuh. m
 Makadam ; 8,02 Km sudah memiliki jenis  Masih ada jalan  Peningkatan
 Tanah ; 2,5 Km perkerasan aspal dengan perkerasan perekerasan Jalan dari
berupa makadam dan Jalan Makadam ke
jalan tanah. Jalan lapen sepanjang
8 Km, yaitu pada;
 Tahun 2016 ; 4000
m
 Tahun 2017 ; 4000
m
5. Drainase  Saluran drainase telah  Saluran drainase yang  Banyak sampah dan  Rehabilitasi saluran  Rehabilitasi saluran  Dengan Rehabilitasi
menjangkau sebagian ada sedimen yang rusak sepanjang 1000 rusak yang ada di Desa Saluran drainase yang
besar wilayah berkonkonstruksikan menumpuk disetiap meter Prigi sepanjang 1000 rusak di harapkan
permukiman di Desa beton, sehingga pertemuan saluran  Pembangunan saluran meter, yang mencegah terjadinya
Prigi. memberikan  Pada beberapa baru sepanjang 1000 dilaksanakan pada genangan dan perbaikan
 Saluran Drainase yang kemudahan dalam koridor jalan, masih meter. Tahun 2016 ; 1000 kualitas lingkungan di
ada di Jalan Utama perawatan. belum tersedia meter kawasan permukiman.
Prigi sudah  Masih luasnya wilayah saluran drainase  Pembangunan saluran  Pembangunan Saluran
berkonstruksi beton. belum terbangun sehingga air limpasan baru sepanjang 1000 Drainase Baru di Kawasan
 terdapat saluran (sekitar 90%) bisa mengalir di badan meter yang Permukiman di harapkan
primer (Kali Gerang) digunakan sebagai jalan. dilaksanakan pada mencegah terjadinya
area resapan alami Tahun 2016 genangan pada kawasan

55
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


SARANA DAN
NO PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA
KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

 Saluran Drainase  Dibeberapa jalan  Saluran masih ada permukiman dan


menjangkau sebagian lingkungan yang yang belum mengurangi kerusakan
besar wilayah berupa jalan tanah terkoneksi satu sama jalan lingkungan yang di
permukiman di Desa terdapat drainase lain sebabkan oleh genangan
Prigi (2.800 m) tanah yang bisa pada jalan lingkungan.
 Belum ada saluran di digunakan sebagai
Kawasan permukiman embrio peningkatan
Desa Prigi 700 meter. saluran drainase
 900 meter saluran  Masyarakat mulai
dranase di wilayah sadar betapa
Desa Prigi dalam pentingnya
kondisi rusak keberadaan saluran
drainase dalam
bermukim.
6. Persampahan  Jumlah KK Eksisting  Rendahnya laju  Masih adanya  Penyuluhan  Pelaksanaan  Mengurangi timbunan
2.225 KK produksi sampah, masyarakat di kebersihan lingkungan Penyuluhan kebersihan sampah yang di hasilkan
 Sudah ada sehingga masih dapat kawasan cepat dan Pembinaan lingkungan dan dari kegiatan rumah
pengelolaan dikendalikan. tumbuh membuang pengelolaan sampah. Pembinaan pengelolaan tangga yang
persampahan yang  Pada beberapa sampah disepanjang sampah yang mengakibatkan turunnya
ada melayani IKK wilayah, sudah jalan dan seluran dilaksanakan secara lingkungan.
Watulimo dengan TPA menerapkan pola drainase. berkala pada tahun  Masyarakat mampu
Bengkorok. pengelolaan kolektif.  Masih terdapat warga 2016, 2017, dan 2018. melakukan pemilahan
 Sudah ada sosialisasi Sehingga berpotensi yang membakar terhadap jenis sampah dan
mengenai bank untuk sistem tersebut sampah sehingga penanganannya
sampah dan diterapkan pada Limbah hasil
sosialisasi mengenai wilayah lainnya. pembakaran dapat
komposting mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
Sumber : Hasil Rencana 2015

56
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.8.3. Desa Tasikmadu


Tabel 4.23 Program Perencanaan Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


NO DAN PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

1. Sanitasi  Sebagian besar  Kepedulian  Kondisi jamban yang  Pembangunan MCK  Pelaksanaan  Peningkatan pelayanan
penduduk telah masyarakat terhadap kurang baik, sehingga Umum 10 unit Pembangunan MCK sanitasi 96,05 % pada
menggunakan jamban kesehatan cukup baik, menciptakan kesan  Penyuluhan Pola Hidup Umum sebanyak 10 tahun 2018
keluarga dengan septic ini dapat dilihat negatif bagi Bersih dan Sehat . unit, yang dilaksanakan  Menganjurkan upaya
tank dengan cukup baiknya lingkungan. dalam dua tahap untuk penduduk lebih
 Dari 3.918 KK terdapat kondisi jamban yang  Masih terdapat pelaksanaan yaitu memperhatikan
3.053 KK (77,92%) ada. keluarga yang tidak  Tahun 2016 ; 5 unit kesehatan lingkungan
yang miliki Jamban menggunakan jamban  Tahun 2017 ; 5 unit (PHBS)
sesuai dengan standart  Pelaksanaan
kesehatan sebanyak Penyuluhan Pola Hidup
619 KK Bersih dan Sehat
secara berkala yaitu
pada tahun 2016, tahun
2017, dan tahun 2018.

2. Air Bersih  Sumur ; 2.664 KK  Air tanah dangkal dan  Kurang adanya kontrol  Penyediaan Reservoar  Pembangunan  Dengan pemanfaatan
(67,99%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air ground, sebanyak 1 Reservoar ground sumber air bersih dari
 PDAM ; 450 KK (  Dekat dengan sumber pada sumber-sumber unit sebanyak 1 unit yang Desa Karanggandu
11,49 %) air (di Desa berupa sumur gali dan  Penyediaan SR dilaksanakan pada dengan penyediaan
 Sebagian besar Kranggandu Sendiri) sumur pompa milik sebanyak 1460 unit tahun 2016 reservoar ground,
penduduk sudah  Sudah terdapat masyarakat.  Penyediaan Saluran  Pelaksanaan Penyediaan penyediaan SR,
memanfaatkan perpipaan.  Sebagian masyarakat Pipa Distribusi SR sebanyak 1460 unit, penyediaan saluran
sumber-sumber air menggunakan empang sepanjang 15.000 m yang dilakukan dengan distribusi dan
bersih yang ada, untuk memenuhi  Penyediaan Kran tahapan pelaksanaan; penyediaan Kran Umum
antara lain : sumur kebutuhan cuci dan Umum sebanyak 10  Tahun 2016 ; 500 sebanyak akan
pompa dan sumur gali. mandi unit. unit meningkatkan
 Menggunakan pompa  Tahun 2017; 500 unit pelayanan Air Bersih
air untuk menyalurkan  Tahun 2018; 460 unit menjadi 69,35 % pada
air dari sumur.  Pemabngunan Saluran tahun 2018.
 Sudah terlayani PDAM Pipa Distribusi  Terpenuhinya
kebutuhan air bersih.

57
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


NO DAN PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

sepanjang 15.000 m,
dengan tahapan;
 Tahun 2016 ; 5000
m
 Tahun 2017; 5000 m
 Tahun 2018; 5000 m
 Pembangunan Kran
Umum 10 unit, yaitu;
 Tahun 2016 ; 5 unit
 Tahun 2107; 5 unit

3. Drainase  Saluran drainase telah  Saluran drainase yang  Banyak sampah dan  Rehabilitasi saluran  Pelaksanaan Rehabilitasi  Dengan Rehabilitasi
menjangkau sebagian ada sedimen yang drainase rusak yang saluran Drainase kondisi Saluran drainase yang
besar wilayah berkonkonstruksikan menumpuk disetiap ada di Desa rusak yang ada di Desa rusak di harapkan
permukiman di Desa beton, sehingga pertemuan saluran Tasikmadu sepanjang Tasikmadu sepanjang mencegah terjadinya
Tasikamadu memberikan  Pada beberapa koridor 600 meter 600 meter, yang genangan dan
 Saluran Drainase yang kemudahan dalam jalan, masih belum  Pembangunan saluran dilaksanakan pada perbaikan kualitas
ada di Jalan Utama perawatan. tersedia saluran drainase baru Tahun 2016. lingkungan di kawasan
Desa Tasikamdu sudah  Masih luasnya wilayah drainase sehingga air sepanjang 850 meter  Pembangunan saluran permukiman.
berkonstruksi beton. belum terbangun limpasan mengalir di Drainase baru  Pembangunan Saluran
 terdapat saluran primer (sekitar 90%) bisa badan jalan. sepanjang 850 meter Drainase Baru di
(Kali Wancir) digunakan sebagai yang dilaksanakan pada Kawasan Permukiman di
 Saluran Drainase area resapan alami Tahun 2016. harapkan mencegah
menjangkau sebagian  Dibeberapa jalan terjadinya genangan
besar wilayah lingkungan yang pada kawasan
permukiman di Desa berupa jalan tanah permukiman dan
Tasikamadu (3.200 m) terdapat drainase mengurangi kerusakan
 Belum ada saluran di tanah yang bisa jalan lingkungan yang di
Kawasan permukiman digunakan sebagai sebabkan oleh
Desa Tasikamadu 850 embrio peningkatan genangan pada jalan
meter. saluran drainase lingkungan.
 600 meter saluran  Masyarakat mulai
dranase di wilayah sadar betapa
Desa Tasikamadu pentingnya
dalam kondisi rusak keberadaan saluran

58
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


NO DAN PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

drainase dalam
bermukim.

4. Perumahan  Di Desa Tasikmadu:  Kondisi Lingkungan  Keberadaan  Rehabilitasi perbaikan  Pelaksanaan Rehabilitasi  Pada tahun 2018 tidak
Jumlah rumah terdapat pemukiman cukup perumahan non rumah tidak layak huni perbaikan rumah tidak ada lagi rumah yang
3.682 rumah dimana baik. permanen dapat sebanyak 221 unit . layak huni sebanyak tidak layak huni.
3.019 rumah (81,99  Semakin pesatnya mempengaruhi  Penyuluhan rumah 221 unit, yang  Menganjurkan
%) merupakan rumah pertumbuhan di kualitas lingkungan layak dan sehat. dilaksanakan secara masyarakat untuk pola
permanen dan 221 wilayah strategis cepat perumahan penduduk. bertahap pada hidup sehat dengan
rumah merupakan tumbuh, berpotensi  Jumlah backlog cukup  Tahun 2016 ; 100 rumah sehat bersih
rumah non permanen. pada semakin tinggi mencapai 236 unit aman dan nyaman
berkembangnya unit rumah.  Tahun 2017 ; 121 maka tidak akan
permukiman unit terkesan kumuh.
penduduk.  Pelaksanaan
 Tumbuhnya Penyuluhan rumah layak
perumahan swasta dan sehat pada tahun
2016 , 2017, dan tahun
2018
5. Persampahan  Jumlah KK Eksisting  Rendahnya laju  Masih adanya  Penyuluhan kebersihan  Penyuluhan kebersihan  Mengurangi timbunan
3.918 KK produksi sampah, masyarakat di lingkungan dan lingkungan dan sampah yang di hasilkan
 Sudah ada pengelolaan sehingga masih dapat kawasan cepat Pembinaan Pembinaan pengelolaan dari kegiatan rumah
persampahan yang ada dikendalikan. tumbuh membuang pengelolaan sampah. sampah pada tahun tangga yang
melayani IKK Watulimo  Pada beberapa sampah disepanjang 2016, tahun 2017, dan mengakibatkan
dengan TPA wilayah, sudah jalan dan seluran tahun 2018. turunnya lingkungan.
Bengkorok. menerapkan pola drainase.  Masyarakat mampu
 Sudah ada sosialisasi pengelolaan kolektif.  Masih terdapat warga melakukan pemilahan
mengenai bank Sehingga berpotensi yang membakar terhadap jenis sampah
sampah dan sosialisasi untuk sistem tersebut sampah sehingga dan penanganannya.
mengenai komposting diterapkan pada Limbah hasil
wilayah lainnya. pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.

59
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SARANA KONDISI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN


NO DAN PROGRAM SAMPAI OUTPUT OUTCOME
PRASARANA KONDISI EKSISTING POTENSI MASALAH DENGAN TAHUN 2018

6. Jalan  Wilayah Desa  Keberadaan jalan-jalan  Kondisi jalan-jalan  Perbaikan jalan  Pelaksanaan Perbaikan  Meningkatnya kulaitas
Lingkungan Tasikamadu dilalui yang strategis akan lingkungan yang sudah menuju Permukiman jalan sepanjang 5 Km, jalan Poros Desa
jalan Arteri Primer semakin menarik cukup rusak. sepanjang 5 Km. yang dilaksnakan secara  Meningkatnya kualitas
(JLS) kecenderungan  Belum adanya proses  Peningkatan bertahap yaitu; jalan makadam
 Aspal ; 13,17 Km pertumbuhan yang pemeliharaan ataupun perekerasan Jalan dari  Tahun 2016 ; 2500 m sepanjang 14 Km
 Makadam; 13,71Km mendekati jalan-jalan peningkatan kualitas Jalan Makadam ke  Tahun 2017 ; 2500 m menjadi Jalan Lapen
 Tanah; 4,96 Km utama. jalan yang dilakukan di Jalan lapen sepanjang  Peningkatan pada tahun 2018
 Sebagian besar jalan wilayah Kawasan 14 Km. perekerasan Jalan dari
yang ada di Kawasan Cepat Tumbuh. Jalan Makadam ke Jalan
Cepat Tumbuh sudah  Masih ada jalan lapen sepanjang 14 Km,
memiliki jenis dengan perkerasan dengan tahapan
perkerasan aspal berupa makadam dan pelaksanaan;
jalan tanah.  Tahun 2016 ; 7000 m
 Tahun 2017 ; 7000 m

Sumber : Hasil Rencana 2015

60
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. KESIMPULAN
Pola perkembangan kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo secara umum banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor pemicu serta keberadaan suatu pusat pertumbuhan yang memberikan
tarikan yang kuat pada wilayah-wilayah disekitarnya. Kesimpulan dari penulisan Identifikasi Dan
Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh di
Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut :
1. Terdapat 3 desa/kelurahan prioritas pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, yaitu:
a. Desa Prigi, merupakan Pusat Ibu Kota Kecamatan Watulimo. Sektor pelayanan pemerintahan,
perdagangan dan jasa merupakan sektor yang dikembangkan. Potensi industri kecil
menengah yang ada adalah Industri Anyaman dan Pengolahan Ikan.
b. Desa Tasikamadu, merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan Besuki Kabupaten
Tulungagung. Potensi wilayah ini adalah adanya Jalan Lintas Selatan, Pelabuhan Pendaratan
Ikan, adanya objek wisata Pantai Perigi dan Pantai Karanggongso. Potensi industri kecil
menengah yang ada adalah Industri Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
c. Desa Karanggandu, merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Watulimo sehingga fasilitas
perkotaan berkembang di wilayah ini. Potensi industri kecil menengah yang ada adalah industri
Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
2. Untuk mendukung desa tersebut menjadi Kawasan Cepat Tumbuh, diperlukan pengembangan
infrastruktur meliputi air bersih, drainase, sanitasi, permukiman, jalan dan persampahan.
3. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman diharapkan akan memacu pertumbuhan pusat
kegiatan ekonomi, serta mampu mendorong perkembangan kawasan dampak dari kawasan
strategis cepat tumbuh yang ada di kecamatan Watulimo.

5.2. REKOMENDASI
Rekomendasi mengenai pengembangan Kecamatan Watulimo antara lain :

1. Penyusunan Rencana Pengembangan Obyek Wisata di Desa Tasikmadu dan Karanggandu.


2. Penyusunan regulasi tata ruang kecamatan (Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Watulimo).
3. Pengembangan Industri (sentra Industri).
4. Pengembangan Pariwisata.
5. Pengembangan Perdagangan dan jasa.
6. Potensi Agropolitan sebagai hinterland.
7. Delineasi kawasan lindung dan penetapan LP2B.
8. Pengembangan sistem pengolahan sampah melalui bank sampah.

61

Anda mungkin juga menyukai