Identifikasi Dan Rencana Pengembangan Sa
Identifikasi Dan Rencana Pengembangan Sa
Mata Kuliah :
Sistem Wilayah, Lingkungan, dan Hukum Pertanahan
MAHASISWA :
SILVYA CANDRA KUSUMA
NRP. 3114207805
DOSEN :
Dr. Ir. EKO BUDI SANTOSO, MSc. Lie. Rer. Reg.
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN ASET
INFRASTRUKTURJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 3
1.1. LATAR BELAKANG …………………………………………………… 3
1.2. MAKSUD …………………………………………………… 4
1.3. TUJUAN …………………………………………………… 4
1.4. RUANG LINGKUP …………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………… 5
2.1. DEFINISI WILAYAH, DAERAH, KAWASAN, DAN ZONA ……. 5
2.1.1. Wilayah, Daerah, dan Kawasan …………………………… 5
2.1.2. Pengembangan Wilayah …………………………… 6
2.2. SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR …………….…. 8
2.2.1. Sarana dan Prasarana …………………………… 8
2.3.2. Infrastruktur …………………………………………………… 8
2.3. PROYEKSI PENDUDUK …………………………………………………… 10
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ……………………….…… 12
3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ………………………….… 12
3.1.1. Rencana Program Jangka Panjang
Kabupaten Trenggalek ………….………………………….… 12
3.1.2. Rencana Program Jangka Menengah
Kabupaten Trenggalek ………….………………………….… 12
3.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek …… 13
3.2. PROFIL KABUPATEN TRENGGALEK ………………………….… 16
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi …………….…. 16
3.2.2. Kondisi Topografi …………………………………………………… 17
3.2.3. Kondisi Hidrologi …………………………………………………… 17
3.2.4. Kondisi Iklim …………………………………………………… 19
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan ………………………….… 19
3.2.6. Kependudukan …………………………………………………… 19
3.2.7. Kondisi Perekonomian Wilayah ………………………….… 20
3.3. PROFIL KECAMATAN WATULIMO ………………………….… 21
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi …………….…. 21
3.2.2. Kondisi Topografi …………………………………………………… 22
3.2.3. Kondisi Hidrologi …………………………………………………… 22
3.2.4. Kondisi Iklim …………………………………………………… 23
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan ………………………….… 23
3.2.6. Kependudukan …………………………………………………… 24
3.2.7. Sistem Transportasi …………………………………………………… 24
3.2.8. Utilitas …………………………………………………… 25
3.2.9. Perekonomian …………………………………………………… 26
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN …………………………………………………… 27
4.1. ISU STRATEGIS …………………………………………………… 27
4.1.1. Potensi Wilayah …………………………………………………… 27
4.1.2. Permasalahan Wilayah ………….………………………….… 27
4.2. ANALISA FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KAWASAN CEPAT
TUMBUH …………………………………………………………………... 28
4.3. PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PRIORITAS …………………………………………………………………... 29
1
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Timur, bahwa untuk mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan yang terus
membesar dan berpotensi mendorong perkembangan mega urban serta mengendalikan kawasan
terbangun di perkotaan sesuai dengan daya dukung dan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan maka diterapkan suatu konsep pusat pembangunan berupa Satuan Wilayah
Pengembangan (SWP). SWP ini diharapkan akan dapat menciptakan keserasian dan keseimbangan
struktur ruang wilayah, sehingga pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya diharapkan
mampu sebagai motor penggerak pembangunan, sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.
Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi 9 (sembilan) Satuan Wilayah Pengembangan dan salah satunya
adalah SWP Kediri, yang meliputi Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan
Kabupaten Tulungagung, dengan pusat pelayanan di Kota Kediri.
Kabupaten Trenggalek termasuk pada SWP Kediri dan sekitarnya, dengan pusat pelayanan
di Kota Kediri, adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang telah ditetapkan sebagai kawasan
strategis cepat tumbuh. Kecamatan Watulimo, salah satu kecamatan di Kabupaten Trenggalek,
merupakan pusat perkembangan kawasan pesisir di bagian selatan Kabupaten Trenggalek, yang
dilalui oleh Jalan Lingkar Selatan Jawa Timur. Perkembangan Kecamatan Watulimo yang pesat
memberikan implikasi positif dengan direncanakannya kawasan ini sebagai penyangga
perkembangan wilayah di bagian Selatan Kabupaten Trenggalek. Pada penetapan kawasan
strategis Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Watulimo termasuk kedalam bagian Kawasan
Minapolitan dan juga termasuk pada Bagian Kawasan Agropolitan. Perkembangan Kecamatan
Watulimo juga semakin pesat dengan adanya potensi wisata di Perigi, Tasikmadu dan
Karanggandu, sehingga dengan penyediaan sarana prasarana infrastruktur di wilayah ini
diharapkan dapat mendukung perkembangan Kecamatan Watulimo.
3
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1.2. MAKSUD
Maksud dari penulisan ini adalah :
1. Menginventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis cepat tumbuh di
Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Menginventarisasi potensi dan masalah prasarana/sarana infrastruktur pada wilayah
strategis cepat tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pengembangan
wilayah strategis cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
3. Mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada kawasan
strategis cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 – 2017 untuk menunjang
pengembangan potensi di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis cepat
tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan masalah prasarana/ sarana infrastruktur
pada wilayah strategis cepat tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek.
3. Tersusunnya kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada kawasan strategis
cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 – 2017 untuk menunjang
pengembangan potensi di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
4
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
8. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secaranasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan.
9. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan.
10. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Dampak negatif lain yang ditimbulkan terhadap kota-kota di wilayah lain, yaitu :
1. Tidak meratanya penyebaran penduduk perkotaan dan terjadinya over concentration penduduk
kota.
2. Tidak optimalnya fungsi ekonomi perkotaan terutama dikota-kota menengah dan kecil dalam
menarik investasi dan tempat penciptaan lapangan pekerjaan.
6
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
antardaerah yang relatif sudah berkembang dengan daerah tertinggal di sekitarnya dalam
suatu keterpaduan sistem wilayah pengembangan ekonomi;
d. mengoptimalkan pengelolaan potensi sumberdaya spesifik daerah provinsi/kabupaten/
kota bagi peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, yang
berwawasan kelestarian lingkungan; dan
e. menciptakan perwujudan keterpaduan, keseimbangan dan keserasian pertumbuhan
antar wilayah.
8
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B. Jenis Infrastruktur
Jenis infrastruktur
1. Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/1987 tentang Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia, Lamp.22, Prasarana Lingkungan adalah jalan, saluran air minum, saluran
air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah, jaringan listrik.
2. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.59/1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Permendagri No.2/1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota, Sistem utama jaringan
utilitas kota (pola jaringan fungsi primer dan sekunder) seperti air bersih, telepon, listrik, gas,
air kotor/ drainase, air limbah.
C. Komponen Infrastruktur Ke PU an
Beberapa komponen Infrastruktur meliputi Ke PU an, meliputi :
1. Perumahan, adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. (Sumber: UU
No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
2. Jalan Lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah dan hanya untuk
kendaraan-kendaraan kecil. Untuk kawasan perumahan didisain oleh Developer saat membuat
tata ruang, sehingga status tanahnya milik Negara yang disediakan sebagai prasarana untuk
umum. Pembangunan jalan, perbaikan dan pemeliharaan dapat dilakukan oleh warga sekitar
lingkungan dan/ atau oleh siapa saja.
3. Air bersih, dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi sebagai air minum dan penunjang
aktivitas mereka sehari-hari, yang memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan biologi.
Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana Air Bersih yaitu jumlah penduduk, kawasan yang
diprioritaskan, tipologi kota (besar, sedang, kecil), ketersediaan sumber air bersih, dan skala/
cakupan pelayanan.
4. Drainase, merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan
kota(perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase
merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu sistem drainase mayor
dan mikro. Faktor pertimbangan penyediaan prasarana rainase yaitu kepadatan penduduk dan
kepadatan pemukiman, kawasan prioritas dan mendesak untuk penanganan (rawan bencana),
dan luas area kawasan tergenang.
9
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pn = Po + n.a
2. Model Eksponensial
Asumsi dasar penggunaan exponential model adalah bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
tiap tahun akan selalu proporsional dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Ada
suatu variabel yang bersifat konstan, yaitu laju pertumbuhan penduduk, bukan jumlah
pertumbuhan penduduk. Secara fisik, makin besar jumlah penduduk makin cepat pula
pertumbuhannya. Model matematisnya adalah sebagai berikut :
Pn = Po (1 + r )n
10
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
P = a + bx
Px 2 xPx
a = Konstanta empirik =
Nx 2 ( x ) 2
NPx xP
b = Konstanta empirik =
Nx 2 ( x ) 2
11
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
sebagai pemandu dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan dan pengambilan keputusannya.
Untuk mewujudkan visi pembangunan Trenggalek 2010-2015 tersebut maka misi pembangunan
Trenggalek 2010-2015 adalah Pembangunan Pro Rakyat. Yang dimaksud dengan Pembangunan
Pro Rakyat adalah pembangunan yang berpihak kepada kepentingan rakyat, dirancang dan
dilaksanakan dengan melibatkan rakyat.
Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Trenggalek Tahun 2010–
2015 dijabarkan ke dalam 3 (tiga) misi, dijalankan secara berkesinambungan dan sinergis, serta
memfokuskan pada pengembangan sektor sektor ekonomi dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai basis pembangunan kemakmuran masyarakat Kabupaten Trenggalek sesuai
Misi Pembangunan Pro Rakyat yang diarahkan untuk :
a. Misi 1 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kebutuhan Dasar Rakyat dan
Penanggulangan Kemiskinan.
Perluasan lapangan kerja, peningkatan kepedulian sosial, partisipasi masyarakat dan
kesetaraan gender merupakan strategi pembangunan yang berkembang dari masa ke masa
yang dinamis sesuai dengan konteks peradaban. Paradigma pembangunan ini berbasis
komunitas dengan memberikan tempat utama bagi prakarsa, keanekaragaman lokal, dan
kearifan lokal.
b. Misi 2 : Mewujudkan Ekonomi Daerah yang Mandiri, Berdaya Saing, Berkeadilan, serta
Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan dan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Pengembangan Pertanian, Agroindustri, Pemberdayaan UMKM, terutama yang banyak
menyerap tenaga kerja dan berorientasi pada ekspor yang didukung dengan peningkatan
kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan
yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta berorientasi pada globalisasi
ekonomi, pemberdayaan investasi daerah perlu dilakukan terhadap semua komponen yaitu
pemerintah, masyarakat, dan swasta.
c. Misi 3 : Memantapkan Harmoni Sosial melalui peningkatan kesalehan sosial, penegakan serta
penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia, dengan didukung birokrasi yang
reformatif dan pelayanan publik yang prima.
Meningkatkan pelayanan yang adil dan merata, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
secara benar dan bersih termasuk didalamnya penyelenggaraan pelayanan publik
memerlukan unsur-unsur mendasar antara lain unsur profesionalisme dari pelaku dan
penyelenggara pemerintahan dan pelayanan publik.
Luas wilayah Kabupaten Trenggalek sebesar 126.140 ha, dimana dua kecamatan yang
memiliki luas wilayah yang cukup besar bila dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya yaitu
Kecamatan Munjungan dengan luas 14.837 ha (12%) dan Kecamatan Watulimo dengan luas 15.591
ha (12%) yang merupakan kawasan pesisir di Kabupaten Trenggalek. Sedangkan kecamatan
dengan ukuran luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Pogalan dengan luas 4.180 ha (3%).
16
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
17
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS
yang arah alirannya bermuara ke Samudera Hindia.
Wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar maupun kecil.
Bagian utara Trenggalek terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Bagong
dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu
dari utara Sungai Bagong yang bermuara di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang
bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan
dari selatan Sungai Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk
Dam Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Kali Brantas
sebagian besar digunakan untuk irigasi, dan sebagian masuk ke PLTA Niyama. Sedangkan di bagian
selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke Samudera Indonesia, yaitu Sungai Gedangan
berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan
Panggul. Sungai Tumpak Nongko di Kecamatan Munjungan; Sungai Ngemplak di Kecamatan
Watulimo.
Tabel 3.2 Potensi Sumber Air Kabupaten Trenggalek
RATA-RATA DEBIT AIR
NO KECAMATAN MATA AIR
(Liter/Detik)
1 Panggul 53 89
2 Munjungan 4 9,5
3 Watulimo 18 24
4 Kampak 6 63
5 Dongko 10 20,5
6 Pule 67 216
7 Karangan 14 13
8 Suruh 19 15
9 Gandusari 11 38
10 Durenan 6 16
11 Pogalan 9 12
12 Trenggalek 22 15
13 Tugu 72 66
14 Bendungan 50 61
18
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Trenggalek sebesar 663 orang/ km 2 di mana Kecamatan
Watulimo mempunyai kepadatan sekitar 512 orang/ km2, Kecamatan Monjungan sekitar 373 orang/
km2 dan Kecamatan Panggul sekitar 691 orang/ km 2. Kecamatan yang mempunyai kepadatan
penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Pogalan dengan kepadatan sekitar 1.461 jiwa/km 2,
disusul Kecamatan Trenggalek dengan tingkat kepadatan 1.241 jiwa/km². Adapun Kecamatan yang
mempunyai tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Bendungan dengan
tingkat kepadatan 335 jiwa/km2.
3.2.7. Kondisi Perekonomian Wilayah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek pada tahun 2009 masih
didominasi sektor lapangan usaha pertanian sebesar 33,49 % disusul dengan sektor lapangan
usaha jasa-jasa sebesar 21,49% dan sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 19,87 %. Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
masih memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
struktur ekonomi Kabupaten trenggalek, ditopang oleh sektor lapangan usaha pertanian, jasa-jasa
dan perdagangan, hotel serta restoran karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersebut, tidak
terdapat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan sektor lapangan usaha yang memberikan
kontribusi terkecil bagi perekonomian Kabupaten renggalek adalah sektor lapangan usaha listrik,
gas dan air bersih sebesar 0,43%.
Tabel 3.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011-2014 Atas Dasar Harga
Konstan (dlm jutaan rupiah)
URAIAN /
NO 2010 2011 2012 2013**
EXPLANATION
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pertanian 1.903.253,01 2.106.763,62 2.309.611,63 2.554.153,11
2 Pertambangan Dan 101.113,75 114.353,67 122.764,50 131.530,13
Galian
3 Industri 252.821,41 282.020,43 312.370,01 347.682,72
4 Listrik, Gas Dan Air 25.985,47 29.784,58 33.448,21 37.176,39
Minum
5 Bangunan 110.439,44 125.179,56 148.176,72 176.541,93
6 Perdagangan, 1.180.006.83 1.363.390,18 1.637.041,02 1.924.094,62
Hotel Dan Restoran
7 Angkutan Dan 154.769,29 171.809,03 189.991,48 211.106,35
Komunikasi
8 Bank, Lembaga 160.359,05 181.457,30 210.982,89 245.434,46
Keuangan Lainnya
9 Jasa-Jasa 739.027,60 822.154,76 905.657,63 1.016.709,42
PDRB/GRDP 4.627.775,86 5.196.913,14 5.870.044,09 6.646.429,13
Sumber : PDRB Kab. Trenggalek 2014
20
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pada tahun 2012, sektor pertanian berdasarkan harga berlaku memberikan kontribusi
sebesar 38,43 % yang merupakan kontribusi terbesar bagi PDRB Kabupaten Trenggalek. Sektor
lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar
0,56%. Hal ini dikarenakan sektor ini belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Sebagai
contoh, masyarakat saat ini masih memanfaatkan air tanah dalam dalam mencukupi kebutuhan air
bersih sehari-hari sehingga jangkauan distribusi air bersih PDAM masih terbatas pada wilayah
perkotaan saja.
JUMLAH 154,01 -
22
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
PANJANG
NO DESA NAMA SUNGAI
(Km)
4 Watulimo Karangtuwo 36
11 Ngembel - -
23
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3.3.6. Kependudukan
Pada tahun 2014, Kecamatan Watulimo mempunyai penduduk sebanyak 64.694 jiwa yang
tersebar di 12 Desa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 20.831 KK. Desa Tasikmadu memilki
jumlah penduduk tertinggi yaitu 10.374 jiwa, sedangkan wilayah Desa Ngembel memiliki jumlah
penduduk terendah yaitu 2.508 jiwa. Untuk lebih lengkapnya distribusi penduduk pada tiap Desa
di Kecamatan Watulimo dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah.
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Watulimo
24
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
utama yang menghubungkan antar desa masih menggunakan jaringan jalan eksternal, hal
tersebut disebabkan karena baiknya kondisi jaringan jalan serta kelengkapan jalan.
Kondisi dan dimensi jalan di Kecamatan Watulimo sangat mempengaruhi tingkat
aksesbilitas ke wilayah sekitar serta dalam Kecamatan Watulimo sendiri. Kondisi jalan yang terdapat
di wilayah Kecamatan Watulimo ditinjau berdasarkan:
a. Jenis perkerasan, dibedakan menjadi aspal, perkerasan paving, dan macadam.
Jaringan jalan di Kecamatan Watulimo sebagian besar memeiliki perkerasan aspal, pada
beberapa jalan masih memiliki perkerasan makadam diantaranya yaitu jalan - jalan
lingkungan. Sedangkan jalan dengan perkerasan paving diantaranya jalan lingkungan di
beberapa permukiman
b. Kondisi jalan, untuk kondisi jalan di Kecamatan Watulimo dibedakan menjadi kondisi baik,
kondisi sedang/rusak sebagian, dan kondisi rusak/jalan hampir keseluruhan rusak.
Jalan - jalan utama di Kecamatan Watulimo sebagian besar mempunyai kondisi baik, namun
pada beberapa jalan lingkungan dapat ditemui jalan dengan kondisi rusak sebagian.
3.3.8. Utilitas
a. Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Kecamatan Watulimo tidak semuanya
terlayani oleh jaringan air PDAM (yang terlayani PDAM yaitu Perigi, Tasikmadu, Karanggandu,
Margomulyo, Gemaharjo, Sawahan dan Dukuh). Pemenuhan kebutuhan air bersih saat ini berasal
dari sumber mata air Desa Sawahan, Desa Karanggandu dan Desa Dukuh yang disalurkan ke
rumah-rumah dengan sistem perpipaan (PDAM).
b. Listrik
Secara keseluruhan hampir semua wilayah Kecamatan Watulimo sudah terjangkau oleh
jaringan listrik. Selain itu juga terdapat saluran udara tegangan rendah yang menyalurkan listrik ke
setiap rumah melalui sambungan rumah.
c. Telepon
Fasilitas telekomunikasi berupa jaringan telepon sangat penting dan berperan dalam kehidupan
masyarakat sehari- hari. Kecamatan Watulimo sudah terlayani jaringan utilitas berupa saluran
telepon, baik telepon pribadi maupun telepon selular.
d. Drainase
Jaringan drainase yang terdapat di Kecamatan Watulimo berupa jaringan primer, sekunder
dan tersier :
Saluran Drainase Primer, berupa sungai antara lain Sungai Sowan, Kali Gerang, Kali
Wancir, Kali Karangtuwo, Kali Kuning, Kali Ngerit dan Kali Pang.
Saluran Drainase Sekunder, merupakan saluran yang mengalirkan air limbah/buangan ke
saluran drainase primer dari saluran drainase tersier.
25
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Saluran Drainase Tersier, berfungsi untuk mengalirkan air dari rumah - rumah penduduk
menuju saluran sekunder. Saluran tersier di wilayah perencanaan adalah berupa saluran
selokan di sekitar bangunan.
e. Persampahan
Sistem pengolahan sampah yang ada di Kecamatan Watulimo pada ibu kota kecamatan telah
di kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perkimsih, serta keberadaan TPA Bengkorok. Sedangkan
pada wilayah desa desa lainnya sebagian besar masih bersifat konvensional, dilakukan secara
individu dengan cara dibakar dan ditimbun. Sampah di Kecamatan Watulimo terdiri dari sampah
organik dan sampah anorganik dengan jumlah volume yang relatif sedikit kurang lebih 2,5
lt/org/hari.
3.3.9. Perekonomian
a. Sektor Pertanian
Komoditi pertanian yang menonjol di Kecamatan Watulimo adalah padi dan tanaman palawija.
Data pada tahun 2014, luasan lahan untuk tanaman padi adalah 6.794 Ha, untuk luasan lahan
tanaman palawija yaitu jagung 4.067,30 Ha, ubi kayu 2.232,29 Ha, kacang tanah 58,50 Ha, dan
kedelai 18,17 Ha.
b. Sektor Peternakan
Hasil peternakan pada Kecamatan Watulimo pada tahun 2014 adalah sapi potong dengan
jumlah 930 ekor dan diikuti dengan kerbau sejumlah 35 ekor. Persebarannya merata ditiap desa,
tertinggi pada Desa Watuagung 243 ekor.
c. Sektor Industri
Kegiatan industri yang terdapat di Kecamatan Watulimo merupakan kegiatan industri kecil,
industri paling banyak adalah industri anyaman sebanyak 5.193 unit, industri batu koral sebanyak
248 unit, industri Pengolahan Ikan sebanyak 177 unit, Industri Komponen Bangunan dan Furniture
185 unit dan industri lainnya 121 unit.
d. Sektor Pariwisata
Obyek wisata alam pada Kecamatan Watulimo berupa pantai, gua, dan pegunungan. Ada 2
(dua) jenis kawasan wisata andalan yang ada di Kecamatan Watulimo yaitu kawasan wisata alam
dan wisata budaya. Kawasan wisata alam banyak menonjolkan keindahan alam sedangkan
kawasan wisata budaya menyajikan unsur budaya dan sejarah. Kawasan wisata alam di Kecamatan
Watulimo berupa pantai Prigi, pantai Karanggongso serta pantai Damas. Sedangkan wisata budaya
seperti Upacara labuh laut di Kecamatan Watulimo. Beberapa lokasi wisata yang telah menjadi
trade mark atau tetenger bagi Kabupaten Trenggalek saat ini, khususnya yang berada di Kecamatan
Watulimo adalah Pantai Prigi di Desa Tasikmadu, Pantai Pasir putih/ karanggongso di Desa
Tasikmadu, Pantai Damas di desa Karanggandu, Gua Lawa di Desa Watuagung, dan Panjat tebing
Gunung Sepikul di desa Karanganyar.
26
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
27
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
FAKTOR
TINJAUAN KEBIJAKAN
NO. PENYEBAB IMPLIKASI PENGEMBANGAN
PERWILAYAHAN
KESTRATEGISAN
2 Sumberdaya Berdasarkan dari hasil data yang Kawasan ini juga memiliki sektor
Manusia dan didapatkan untuk Kecamatan Watulimo pendidikan yang beragam yaitu
Kelembagaan memiliki SDM yang cukup tinggi. SLTA/SMK dan tingkatan yang lebih
rendah
28
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
FAKTOR
TINJAUAN KEBIJAKAN
NO. PENYEBAB IMPLIKASI PENGEMBANGAN
PERWILAYAHAN
KESTRATEGISAN
5 Struktur dan Pola Tingkat perkembangan wilayah di Sebagian besar merupakan kawasan
Pemanfaatan kecamatan Watulimo memiliki dengan ciri khas perkotaan seperti
Ruang Wilayah ketimpangan antara wilayah utara dan perkantoran, pendidikan,
selatan. Wilayah selatan lebih bercirikan perdagangan jasa khususnya pada
perkotaan yaitu Desa Prigi, dan Desa sekitar jalan kolektor primer.
Tasikmadu.
6 Faktor Adanya sempadan sungai, sempadan Kawasan rawan potensi banjir pada
Penghambat Pantai dan kawasan lindung lainnya.
Adanya kawasan hutan sebagai resapan
air.
7 Faktor peluang Peluang pengembangan adalah adanya Peluang berupa dukungan kebijakan
jalan kolektor primer serta dukungan memantapkan posisi Kecamatan
kebijakan (pengembangan pariwisata, Watulimo sebagai pendukung
perumahan dan pendidikan). perkembangan Kabupaten
Trenggalek di bagian Selatan
29
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sebagai hasil keluaran dari proses analisa penentuan desa/kelurahan prioritas Kawasan
Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek yang telah dilakukan
dengan mengunakan lima model analisa diatas maka dalam bagian ini sebuah perhitungan
kompilatif dengan menggunakan model analisa indeks disusun untuk menentukan desa/kelurahan
terpilih prioritas di wilayah studi.
Penentuan jumlah kelas dalam tiap wilayah studi akan berbeda, karena
pengimplementasian perhitungan model Strugess untuk menentukan jumlah kelas sesuai dengan
jumlah desa/kelurahan yang di analisa. Perhitungan Strugees ini adalah sebagai berikut :
Jumlah kelas
Dimana :
Dt = Nilai tertinggi
Dr = Nilai terendah
Adapun Hasil perhitungan kompilatif dari empat model analisa penentuan desa/kelurahan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh prioritas terpilih di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek
adalah sebagai output dari hasil keseluruhan analisa yang telah dilakukan pada proses-proses
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indeks Penentuan Desa Prioritas Kawasan Cepat Tumbuh Kecamatan Watulimo
Kab.Trenggalek
Dari hasil perhitungan diatas, disesuikan dengan interval kelas, maka desa yang masuk dalam
kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo adalah Desa Prigi dan Desa Tasikamadu, namun
30
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
terdapat satu desa yang memiliki potensi pengembangan sangat baik yakni Desa Karanggandu.
Dengan demikian, terdapat 3 desa yang menjadi Kawasan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo.
1. Drainase Saluran drainase telah Saluran drainase yang ada Banyak sampah dan sedimen
menjangkau wilayah berkonkonstruksikan beton, yang menumpuk disetiap
permukiman di Desa sehingga memberikan pertemuan saluran
Kranggandu khususnya pada kemudahan dalam Pada beberapa koridor jalan,
jalan poros desa. perawatan. masih belum tersedia saluran
Terdapat saluran primer (Kali Terdapat saluran primer drainase sehingga air
Sowan) yang bisa dijadikan outlet limpasan mengalir di badan
Saluran Drainase menjangkau saluran drainase jalan.
sebagian besar wilayah Saluran masih ada yang
permukiman di Desa belum terkoneksi satu sama
Kranggandu (1.500 m) lain
Belum ada saluran di Kawasan
permukiman Desa
Karanggandu 500 meter.
800 meter saluran dranase di
wilayah Desa Karanggandu
dalam kondisi rusak
2. Air Bersih Sumur Gali; 1.380 KK Air tanah dangkal dan Kurang adanya kontrol
(62,98%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air pada
PDAM ; 174 KK (7,94%) Dekat dengan sumber air (di sumber-sumber berupa
Sudah terlayani perpipaan Desa Kranggandu Sendiri) sumur gali dan sumur pompa
Menggunakan pompa air untuk Sudah terdapat perpipaan milik masyarakat.
menyalurkan air dari sumur.
31
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4. Jalan Selain di lalui oleh jalan Lokal Jalan di Desa Kondisi jalan-jalan
Primer Wilayah Desa Kranggandu dilalui lingkungan yang sudah
Karanggandu juga dilalui jalan jalan Arteri Primer cukup rusak.
Arteri Primer (JLS) (JLS) Belum adanya proses
Wilayah Desa Karanggandu pemeliharaan ataupun
memiliki jalan aspal sepanjang peningkatan kualitas jalan
7,23 Km yang dilakukan di wilayah
Makadam ; 6,31 Km Kawasan Cepat Tumbuh.
Tanah ; 18,71 Km
5. Perumahan Di Desa Kranggandu: Jumlah Sebagian besar rumah warga Keberadaan perumahan non
rumah terdapat 2.147 unit, sudah permanen. permanen dapat
dimana 1.803 (83,98%) unit Kondisi Lingkungan mempengaruhi kualitas
sudah berupa rumah pemukiman cukup baik. lingkungan perumahan
permanen, dan 66 (3,07%) Semakin pesatnya penduduk.
unit rumah tidak permanen. pertumbuhan di wilayah
strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya permukiman
penduduk.
6 Sanitasi Sebagian besar penduduk Kepedulian masyarakat Kondisi jamban yang kurang
telah menggunakan jamban terhadap kesehatan cukup baik, sehingga menciptakan
keluarga dengan septic tank baik, ini dapat dilihat dengan kesan negatif bagi
Dari 2.191 KK terdapat 1.682 cukup baiknya kondisi lingkungan.
KK (76,77% ) yang memiliki jamban yang ada. Masih terdapat keluarga
Jamban yang tidak menggunakan
Terdapat MCK dengan jumlah jamban sesuai dengan
pengguna mencapai 93 KK standart kesehatan sebanyak
416KK.
32
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Drainase Saluran drainase telah Saluran drainase yang ada Banyak sampah dan sedimen
menjangkau sebagian berkonkonstruksikan beton, yang menumpuk disetiap
besar wilayah permukiman sehingga memberikan pertemuan saluran
di Desa Prigi. kemudahan dalam perawatan. Pada beberapa koridor jalan,
Saluran Drainase yang ada Terdapat saluran primer yang masih belum tersedia saluran
di Jalan Utama Prigi sudah bisa dijadikan outlet saluran drainase sehingga air limpasan
berkonstruksi beton. drainase mengalir di badan jalan.
terdapat saluran primer
(Kali Gerang)
Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah permukiman
di Desa Prigi (2.800 m)
Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Prigi 700 meter.
900 meter saluran dranase
di wilayah Desa Prigi dalam
kondisi rusak
2. Air Bersih Sumur Gali ; 1.424 KK (64 Air tanah dangkal dan Kurang adanya kontrol
%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air pada
PDAM ; 326 KK (14,65 %) Sudah terlayani perpipaan sumber-sumber berupa sumur
Sebagian besar penduduk gali dan sumur pompa milik
sudah memanfaatkan masyarakat.
sumber-sumber air bersih
yang ada, antara lain :
sumur pompa dan sumur
gali.
Menggunakan pompa air
untuk menyalurkan air dari
sumur.
Sudah terdapat perpipaan
(PDAM)
3. Persampahan Sudah ada pengelolaan Masyarakat antusias terhadap Masih adanya masyarakat di
persampahan yang ada sosialisasi bank sampah dan kawasan cepat tumbuh
melayani IKK Watulimo komposting membuang sampah
dengan TPA Bengkorok. disepanjang jalan dan seluran
Sudah ada sosialisasi drainase.
mengenai bank sampah Masih terdapat warga yang
dan sosialisasi mengenai membakar sampah sehingga
komposting Limbah hasil pembakaran
dapat mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
4. Jalan Wilayah Desa prigi dilalui Keberadaan jalan-jalan yang Kondisi jalan-jalan lingkungan
jalan Kolektor primer yang strategis akan semakin menarik yang sudah cukup rusak.
menghubungkan kecenderungan pertumbuhan Belum adanya proses
Kecamatan Watulimo yang mendekati jalan-jalan pemeliharaan ataupun
dengan Kecamatan utama. peningkatan kualitas jalan
Munjungan dan Kecamatan Sebagian besar jalan yang ada yang dilakukan di wilayah
Pogalan di Kawasan Cepat Tumbuh Kawasan Cepat Tumbuh.
Aspal ; 5,49 Km sudah memiliki jenis perkerasan Masih ada jalan dengan
Makadam ; 8,02 Km aspal perkerasan berupa makadam
Tanah ; 2,5 Km dan jalan tanah.
33
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5. Perumahan Di Desa Prigi: Jumlah Kondisi Lingkungan pemukiman Masih terdapat rumah non
rumah terdapat 2.069 cukup baik. permanen dan semi permanen
rumah dimana 1.679 unit Semakin pesatnya Angka backlog mencapai 156
(81,15%) merupakan pertumbuhan di wilayah unit
rumah permanen. strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya permukiman
penduduk.
Berkembangnya perumahan
swasta (developer)
6 Sanitasi Sebagian besar penduduk Kepedulian masyarakat Kondisi jamban yang kurang
telah menggunakan terhadap kesehatan cukup baik, sehingga menciptakan
jamban keluarga dengan baik, ini dapat dilihat dengan kesan negatif bagi lingkungan.
septic tank cukup baiknya kondisi jamban Masih terdapat keluarga yang
Dari 2.225 KK terdapat yang ada. tidak menggunakan jamban
1.738 KK yang memiliki sesuai dengan standart
Jamban keluarga kesehatan sebanyak 379 KK.
Sudah terdapat MCK
dengan pengguna
sebanyak 108 KK
Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2014
1. Drainase Saluran drainase telah Saluran drainase yang ada Banyak sampah dan
menjangkau sebagian berkonkonstruksikan beton, sedimen yang menumpuk
besar wilayah permukiman sehingga memberikan disetiap pertemuan saluran
di Desa Tasikamadu kemudahan dalam perawatan. Pada beberapa koridor
Saluran Drainase yang ada Terdapat saluran primer yang jalan, masih belum tersedia
di Jalan Utama Desa bisa dijadikan outlet saluran saluran drainase sehingga
Tasikamdu sudah drainase air limpasan mengalir di
berkonstruksi beton. badan jalan.
terdapat saluran primer
(Kali Wancir)
Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah permukiman
di Desa Tasikamadu (3.200
m)
Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Tasikamadu 850
meter.
600 meter saluran dranase
di wilayah Desa
Tasikamadu dalam kondisi
rusak
34
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2. Air Bersih Sumur ; 2.664 KK Air tanah dangkal dan Kurang adanya kontrol
(67,99%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air pada
PDAM ; 450 KK ( 11,49 %) Sudah terlayani PDAM sumber-sumber berupa
Sebagian besar penduduk sumur gali dan sumur
sudah memanfaatkan pompa milik masyarakat.
sumber-sumber air bersih
yang ada, antara lain :
sumur pompa dan sumur
gali.
Menggunakan pompa air
untuk menyalurkan air dari
sumur.
Sudah terlayani PDAM
3. Persampahan Sudah ada pengelolaan Masyarakat antusias terhadap Masih adanya masyarakat
persampahan yang ada sosialisasi bank sampah dan di kawasan cepat tumbuh
melayani IKK Watulimo komposting membuang sampah
dengan TPA Bengkorok. disepanjang jalan dan
Sudah ada sosialisasi seluran drainase.
mengenai bank sampah Masih terdapat warga yang
dan sosialisasi mengenai membakar sampah
komposting sehingga Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
4. Jalan Wilayah Desa Tasikamadu Keberadaan jalan-jalan yang Belum adanya proses
dilalui jalan Arteri Primer strategis akan semakin menarik pemeliharaan ataupun
(JLS) kecenderungan pertumbuhan peningkatan kualitas jalan
Aspal ; 13,17 Km yang mendekati jalan-jalan yang dilakukan di wilayah
Makadam; 13,71Km utama. Kawasan Cepat Tumbuh.
Tanah; 4,96 Km Sebagian besar jalan yang ada Masih ada jalan dengan
di Kawasan Cepat Tumbuh perkerasan berupa
sudah memiliki jenis perkerasan makadam dan jalan tanah.
aspal
5. Perumahan Di Desa Tasikmadu: Kondisi Lingkungan pemukiman Keberadaan perumahan
Jumlah rumah terdapat cukup baik. non permanen dapat
3.682 rumah dimana 3.019 Semakin pesatnya pertumbuhan mempengaruhi kualitas
rumah (81,99 %) di wilayah strategis cepat lingkungan perumahan
merupakan rumah tumbuh, berpotensi pada penduduk.
permanen dan 221 rumah semakin berkembangnya Jumlah backlog cukup
merupakan rumah non permukiman penduduk. tinggi mencapai 236 unit
permanen. Tumbuhnya perumahan swasta rumah.
35
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Karanggandu ditabelkan
pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas di
Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
1. Sektor Unggulan
36
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
pangan modal
Berkelanjutan Pusat informasi
dan tekhnologi
mengenai
pertanian.
2. Pusat Peningkatan Membuat pusat Melakukan
Pertumbuhan pelayanan air bersih pertumbuhan penataan pada
untuk menunjang wilayah seperti pusat pertumbuhan
aktivitas di loksai Kawasan Terpadu dengan dokumen
pusat pertumbuhan untuk produksi penataan kawasan
Perbaikan kualitas dan pemasaran khusus pusat
jalan untuk Produk pertumbuhan
memperlancar arus kecamatan
pergerakan barang
dan orang
Pengembangan
persampahan
melalui bank
sampah dan
komposter
3. Pengendalian - - Membuat aturan -
Efek Lipat Ganda bersama/ aturan
zonasi dalam
pengembangan
wilayah
4. Penataan Area Perbaikan dan - Program penataan
Dampak peningkatan kualitas kawasan
jalan untuk terdampak untuk
memperlancar menidentifikasi dan
pergerakan barang meminimalisir
dan orang dampak yang
Perbaikan perluasan dihasilkan dari
area pelayanan pusat pertumbuhan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015
37
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Prigi ditabelkan pada
tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas di Desa
Prigi Kecamatan Watulimo
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
1. Sektor Unggulan
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
39
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Tasikmadu ditabelkan
pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas di Desa
Tasikmadu Kecamatan Watulimo
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
1. Sektor Unggulan
40
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
indutri
41
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
KEBUTUHAN
NO JENIS ARAHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
SARPRAS SUPRASTRUKTUR LAIN
PEMBANGUNAN
wilayah
4. Penataan Area Perbaikan dan - Program penataan -
Dampak peningkatan kawasan terdampak
kualitas jalan untuk menidentifikasi
untuk dan meminimalisir
memperlancar dampak yang
pergerakan dihasilkan dari pusat
barang dan orang pertumbuhan
Perbaikan
perluasan area
pelayanan
persampahan dan
air bersih
Sumber: Hasil Analisa, 2015
4.6. PROYEKSI PENDUDUK
4.6.1. Data Penduduk
Data penduduk yang diambil adalah jumlah penduduk masing-masing desa di kecamatan
Watulimo yaitu 5 (lima) tahun terakhir. Berikut ini data mengenai jumlah penduduk di wilayah desa
pada kawasan pesisir Watulimo :
Tabel 4.9 Data Penduduk Kecamatan Watulimo
JUMLAH PENDUDUK
NO DESA
2010 2011 2012 2013 2014
42
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Exponential didapatkan hasil pada tabel 4.11.
3. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Regresi Linear didapatkan hasil pada table 4.12.
43
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Tabel 4.14
Analisa Kebutuhan Sarana Perumahan Di Kawasan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo
44
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Setelah sebelumnya diketahui jumlah rumah hingga akhir tahun 2018 pada masing-
masing Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo, maka selanjutnya dilakukan
analisa kebutuhan dengan pertimbangan Penyediaan rumah terdiri dari penyediaan rumah
sederhana, bantuan rumah swadaya, dan perbaikan lingkungan kumuh.
Penanganan Perumahan
No Desa Rehabilitasi Penyediaan Rumah Bantuan Rumah TOTAL
Rumah Non Sederhana Sehat Swadaya (75 %
Permanen (25% dari Backlog) dari backlog)
1 Karanggandu 66 28 84 178
2 Prigi 101 25 57 183
3 Tasikmadu 221 0 0 221
Sumber ; Hasil Analisa
Analisa prasarana jalan pada Desa/Kelurahan yang termasuk kedalam wilayah kawasan
cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo di Kabupaten Trenggalek mencakup kebutuhan prasarana
jalan dan jenis perkerasan jalan yang ada.
a. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk melayani
kebutuhan masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan jalan provinsi/kabupaten/kota
adalah tingkat kondisi jalan (baik dan sedang) 60% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti
pada tahun 2019, kondisi jalan provinsi/kabupaten/kota berada pada kondisi baik dan sedang
adalah 60% dari jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.16 Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk melayani
kebutuhan masyarakat melalui penyediaan konektivitas wilayah provinsi/kabupaten/kota adalah
100% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti pada tahun 2019, konektivitas wilayah
provinsi/kabupaten/kota adalah 100% dari jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Hasil perhitungan untuk SPM Konektivitas Wilayah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17 Perhitungan SPM Konektivitas Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
Target Target SPM
Panjang SPM
Panjang Jalan Mobilitas
No Desa Jalan Konektivitas Keterangan
penghubung Tahun 2019
Km Km % %
1 Karanggandu 32,25 32,25 100% 100% Sesuai Target
2 Prigi 15,92 15,92 100% 100% Sesuai Target
3 Tasikmadu 32,36 32,36 100% 100% Sesuai Target
Sumber ; Hasil Analisa
Berdasarkan hasil analisa diatas, SPM Konektivitas jalan di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo sudah mencapai 100%. Kondisi jalan kolektor dan lokal yang cukup bagus meningkatkan
aksesbilititas wilayah ini. Berdasarkan SPM, target aksesbilitas dari wilayah Kawasan Cepat Tumbuh
menuju pusat kegiatan di sekitarnya harus sama dengan 100%. Mengingat kondisi wilayah cepat
tumbuh Kecamatan Watulimo yang dilalui jalan kolektor dan lokal serta adanya moda transportasi
darat berupa angkutan umum, maka pencapaian SPM untuk wilayah cepat tumbuh Kecamatan
Watulimo dianggap sudah tercapai.
Target pencapaian SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari
pada tahun 2019 adalah 81,77%.
Tabel 4.18 Perhitungan SPM Air Bersih di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
Tingkat Pelayanan
Jumlah Non
KK Non Target Target
No Desa Penduduk Perpipaan Perpipaan Keterangan
Eksisting Perpipaan Perpipaan Total SPM 2019 SPM 2018
Eksisting Terlindungi
Terlindung
1 Karanggandu 6.630 2.191 174 1380 7,9% 20,81% 28,76% 81,77% 68,52% Belum Sesuai
2 Prigi 6.296 2.225 326 1424 14,7% 22,62% 37,27% 81,77% 70,64% Belum Sesuai
3 Tasikmadu 12.926 3.918 450 2664 11,5% 20,61% 32,10% 81,77% 69,35% Belum Sesuai
Sumber ; Hasil Analisa
46
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa dari tingakt pelayanan SPM hingga
target tahun 2019 semua desa/kelurahan tidak memenuhi target sehingga perlu dilakukan
sosialisasi terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih, untuk penacapain 68,52 % Desa
karanggandu, 70,64 % Desa Prigi dan 69,35 % Desa Tasikmadu di tahun 2018. Kebutuhan air
bersih lebih ditekankan pada sosialisasi, mempertahankan kualitas air dan pembangunan sumur
pompa. Sedangkan rencana jangka panjang adalah dengan survei mengenai potensi sumber air.
Jumlah
KK Terlayani Tingat Target SPM Target SPM
No Desa Penduduk Keterangan
Eksisting Drainase Pelayanan 2019 2018
Eksisting
Mengenai SPM luas genangan, dikarenakan pada semua wilayah tidak terjadi genangan
yang melebihi 2 jam, maka SPM ini tidak dilakukan perhitungan.
47
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Fasilitas sistem pengelolaan air limbah permukiman yang memadai adalah satu kesatuan
sistem fisik (teknis) dan non fisik (non teknis) berupa unit pengolahan setempat (tangki septik/MCK
komunal) dan/atau berupa sistem pengolahan terpusat (pengaliran air limbah dari sambungan
rumah melalui jaringan perpipaan yang kemudian diolah pada instalasi pengolahan air limbah baik
skala kawasan maupun skala kota/regional). SPM pengelolaan air limbah permukiman yang
memadai adalah jumlah penduduk yang terlayani sistem pengelolaan air limbah pada tahun 2019
sebesar 60%. Hasil perhitungan untuk KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut.
Tabel 4.20. Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Permukiman KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
Tingkat Pelayanan
Jumlah Memilki Penggunan
KK Target Target
No Desa Penduduk Jamban MCK Jamban MCK Keterangan
Eksisting Total SPM 2019 SPM 2018
Eksisting pribadi Umum Pribadi Umum
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa berdasarkan SPM pelayanan pengelolaan air
limbah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo sudah melebihi target. Namun ada beberapa hal
penting agar pelayanan lebih optimal, adalah sosialisasi mengenai cara hidup bersih dan sehat serta
rehabilitasi MCK umum.
4.7.6. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
A. Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
Setiap sampah yang dikumpulkan dari sumber ke tempat pengolahan sampah 3R, yang selanjutnya
dipilah sesuai jenisnya, digunakan kembali, didaur ulang, dan diolah secara optimal, sehingga pada
akhirnya hanya tersisa residu sampah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1
Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
target pengurangan sampah di Perkotaan hingga tahun 2019 adalah 20% penduduk. Perhitungan
SPM di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut.
Tabel 4.21 Perhitungan SPM Pengurangan Sampah Perkotaan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
1 Karanggandu 6.630 2.191 267 12,19% 20% 18,0% Belum Tercapai 5,9% 128
2 Prigi 6.296 2.225 235 10,56% 20% 17,6% Belum Tercapai 7,1% 158
3 Tasikmadu 12.926 3.918 514 13,12% 20% 18,3% Belum Tercapai 5,2% 202
Sumber ; Hasil Analisa
48
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dari tabel diatas, belum ada pengurangan sampah perkotaan pada wilayah perencanaan, walaupun
sosialisasi tentang bank sampah dan komposter sudah dilakukan dan mendapatkan respon yang
positif. Untuk selanjutnya dihitung mengenai penambahan bank sampah serta komposter untuk
masing-masing desa/kelurahan sebagai berikut.
Tabel 4.22 Kebutuhan Bank Sampah dan Komposter
Target penduduk Terlayani
Jumlah Target
KK Bank
No Desa Penduduk Terlayani Komposter
Eksisting Sampah Bank Sampah Komposter
Eksisting 2018
49
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Sanitasi Sebagian besar Kepedulian Kondisi jamban yang Pembangunan MCK Umum Pembangunan MCK Umum Peningkatan pelayanan
penduduk telah masyarakat kurang baik, 10 unit 10 unit dengan rincian sanitasi 95,25 %
menggunakan terhadap kesehatan sehingga Penyuluhan Pola Hidup kegiatan Terwujudnya lingkungan
jamban keluarga cukup baik, ini menciptakan kesan Bersih dan Sehat pada Tahun 2016 ; 5 unit yang bebas terhadap
dengan septic tank dapat dilihat negatif bagi tahun 2016, tahun 2017, Tahun 2017 ; 5 unit polusi air limbah
Dari 2.191 KK dengan cukup lingkungan. dan tahun 2018. Masyarakat memahami
terdapat 1.682 KK baiknya kondisi Masih terdapat pentingnya sanitasi dan
(76,77% ) yang jamban yang ada. keluarga yang tidak pola hidup sehat
memiliki Jamban menggunakan sehingga dapat
Sudah terdapat MCK jamban sesuai meningkatkan tingkat
dengan jumlah dengan standart kesehatan dan
pengguna mencapai kesehatan sebanyak kesejahteraan
93 KK 416KK masyarakat serta dapat
mengurangi angka
kematian;
2. Air Bersih Sebagaian besar Air tanah dangkal Kurang adanya Pembangunan Reservoar Pembangunan Reservoar Dengan pemanfaatan
penduduk sudah dan kualitasnya kontrol terhadap ground 1 unit . ground 1 unit yang sumber air bersih dari
memanfaatkan cukup baik kualitas air pada Penyediaan SR 871 unit . dilaksanakan pada tahun Desa Karanggandu
sumber-sumber air Dekat dengan sumber-sumber Penyediaan Saluran 2016 dengan penyediaan
bersih yang ada, sumber air (di Desa berupa sumur gali Distribusi 9000 m . Penyediaan SR 871 unit reservoar ground,
dimana : Kranggandu Sendiri) dan sumur pompa Penyediaan Kran Umum 10 dengan rincian penyediaan SR,
Sumur Gali; 1.380 KK Sudah terdapat milik masyarakat. unit. pembangunan penyediaan saluran
(62,98%) perpipaan. Sebagian masyarakat Tahun 2016 ; 300 unit distribusi dan
PDAM ; 174 KK menggunakan Tahun 2017; 300 unit penyediaan Kran Umum
(7,94%) empang untuk Tahun 2018; 271 unit sebanyak akan
Sudah terlayani memenuhi kebutuhan Penyediaan Saluran meningkatkan pelayanan
perpipaan cuci dan mandi Distribusi 9000 m, dengan Air Bersih menjadi 68,52
Menggunakan pompa rincian pembangunan % pada tahun 2018.
air untuk menyalurkan Tahun 2016 ; 4500 m Terpenuhinya kebutuhan
air dari sumur. Tahun 2017; 4500 m air bersih.
50
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
51
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5. Drainase Saluran drainase telah Saluran drainase Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran rusak Rehabilitasi saluran rusak Dengan Rehabilitasi
menjangkau wilayah yang ada sedimen yang yang ada di Desa yang ada di Desa Saluran drainase yang
permukiman di Desa berkonkonstruksikan menumpuk disetiap Karanggandu sepanjang Karanggandu sepanjang rusak di harapkan
Kranggandu beton, sehingga pertemuan saluran 800 meter 800 meter yang mencegah terjadinya
khususnya pada jalan memberikan Pada beberapa Pembangunan saluran baru dilaksanakan pada Tahun genangan dan perbaikan
poros desa. kemudahan dalam koridor jalan, masih sepanjang 500 meter 2016 ; kualitas lingkungan di
Terdapat saluran perawatan. belum tersedia Pembangunan saluran baru kawasan permukiman.
primer (Kali Sowan) Masih luasnya saluran drainase sepanjang 500 meter yang Pembangunan Saluran
Saluran Drainase wilayah belum sehingga air limpasan di laksanakan pada tahun Drainase Baru di Kawasan
menjangkau sebagian terbangun (sekitar mengalir di badan pertama tahun 2016 Pesisir Desa di harapkan
besar wilayah 90%) bisa jalan. mencegah terjadinya
permukiman di Desa digunakan sebagai Saluran masih ada genangan pada kawasan
Kranggandu (1.500 area resapan alami yang belum permukiman dan
m) Dibeberapa jalan terkoneksi satu sama mengurangi kerusakan
Belum ada saluran di lingkungan yang lain jalan lingkungan yang di
Kawasan permukiman berupa jalan tanah sebabkan oleh genangan
Desa Karanggandu terdapat drainase pada jalan lingkungan.
500 meter. tanah yang bisa
800 meter saluran digunakan sebagai
dranase di wilayah embrio peningkatan
Desa Karanggandu saluran drainase
dalam kondisi rusak Masyarakat mulai
sadar betapa
pentingnya
keberadaan saluran
drainase dalam
bermukim.
6. Perumahan Di Desa Kranggandu: Sebagian besar Keberadaan Rehabilitasi perbaikan Rehabilitasi perbaikan Pada tahun 2018 tidak
Jumlah rumah rumah warga sudah perumahan non rumah tidak layak huni rumah tidak layak huni ada lagi rumah yang
terdapat 2.147 unit, permanen. permanen dapat sebanyak 66 unit sebanyak 66 unit dengan tidak layak huni.
dimana 1.803 Kondisi Lingkungan mempengaruhi Penyuluhan rumah layak pentahapan pelaksanaan Menganjurkan
(83,98%) unit sudah pemukiman cukup kualitas lingkungan dan sehat. Tahun 2016 ; 30 unit masyarakat untuk pola
berupa rumah baik. perumahan Tahun 2017 ; 36 unit hidup sehat dengan
permanen, dan 66 Semakin pesatnya penduduk. Penyuluhan rumah layak rumah sehat bersih
pertumbuhan di dan sehat pada tahun aman dan nyaman maka
52
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(3,07%) unit rumah wilayah strategis 2016 , 2017, dan tahun tidak akan terkesan
tidak permanen. cepat tumbuh, 2018 kumuh
berpotensi pada
semakin
berkembangnya
permukiman
penduduk
Sumber : Hasil Rencana 2015
1. Sanitasi Sebagian besar Kepedulian Kondisi jamban yang Pembangunan MCK Pembangunan MCK Peningkatan pelayanan
penduduk telah masyarakat terhadap kurang baik, sehingga Umum 10 unit Umum 10 unit, yang di sanitasi 95,74 % pada
menggunakan jamban kesehatan cukup baik, menciptakan kesan Pelaksanaan laksanakan secara tahun 2018
keluarga dengan ini dapat dilihat negatif bagi Penyuluhan Pola bertahap pada tahun Menganjurkan upaya untuk
septic tank dengan cukup baiknya lingkungan. Hidup Bersih dan 2016 dan tahun 2017, penduduk lebih
Dari 2.225 KK kondisi jamban yang Masih terdapat Sehat dengan perincian memperhatikan kesehatan
terdapat 1.738 KK ada. keluarga yang tidak Tahun 2016 ; 5 unit lingkungan (PHBS)
yang memiliki Jamban menggunakan jamban Tahun 2017 ; 5 unit
keluarga sesuai dengan Penyuluhan Pola Hidup
Sudah terdapat MCK standart kesehatan Bersih dan Sehat pada
dengan pengguna sebanyak 379 KK tahun 2016, tahun
sebanyak 108 KK 2017, dan tahun 2018.
2. Air Bersih Sumur Gali ; 1.424 KK Air tanah dangkal dan Kurang adanya Penyediaan Reservoar Pembangunan Dengan pemanfaatan
(64 %) kualitasnya cukup kontrol terhadap ground 1 unit . Reservoar ground sumber air bersih dari
PDAM ; 326 KK (14,65 baik kualitas air pada Penyediaan SR 742 sebanyak 1 unit yang Desa Karanggandu dengan
%) sumber-sumber unit dilaksanakan pada penyediaan reservoar
berupa sumur gali tahun 2016 ground, penyediaan SR,
53
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sebagian besar Dekat dengan sumber dan sumur pompa Penyediaan Saluran Pelaksanaan penyediaan saluran
penduduk sudah air (di Desa milik masyarakat. Distribusi sepanjang Penyediaan SR 742 distribusi dan penyediaan
memanfaatkan Kranggandu Sendiri) Sebagian masyarakat 7500 m unit yang di lakukan Kran Umum sebanyak
sumber-sumber air Sudah terdapat menggunakan Penyediaan Kran secara bertahap, yaitu; akan meningkatkan
bersih yang ada, perpipaan. empang untuk Umum sebanyak 10 Tahun 2016 ; 300 pelayanan Air Bersih
antara lain : sumur memenuhi kebutuhan unit unit menjadi 70,64 % pada
pompa dan sumur cuci dan mandi Tahun 2017; 300 tahun 2018.
gali. unit Terpenuhinya kebutuhan
Menggunakan pompa Tahun 2018; 142 air bersih.
air untuk menyalurkan unit
air dari sumur. Pembangunan Saluran
Sudah terdapat Distribusi Sepanjang
perpipaan (PDAM) 7500 m, dengan
pentahapan
pelaksanaan
Tahun 2016; 4500
m
Tahun 2017; 3000 m
Pelaksanaan
pembangunan Kran
Umum sebanyak 10
unit, yang dilakukan
secara bertahap; yaitu
Tahun 2016 ; 5 unit
Tahun 2107; 5 unit
3. Perumahan Di Desa Prigi: Jumlah Kondisi Lingkungan Masih terdapat rumah Rehabilitasi perbaikan Pelaksanaan Pada tahun 2018 tidak ada
rumah terdapat 2.069 pemukiman cukup non permanen dan rumah tidak layak Rehabilitasi perbaikan lagi rumah yang tidak
rumah dimana 1.679 baik. semi permanen huni sebanyak 101 rumah tidak layak huni layak huni.
unit (81,15%) Semakin pesatnya Angka backlog unit sebanyak 101 unit, Menganjurkan masyarakat
merupakan rumah pertumbuhan di mencapai 156 unit Penyuluhan rumah yang dilaksanakan untuk pola hidup sehat
permanen. wilayah strategis layak dan sehat secara bertahap yaitu; dengan rumah sehat
cepat tumbuh, Tahun 2016 ; 50 bersih aman dan nyaman
berpotensi pada unit maka tidak akan terkesan
semakin Tahun 2017 ; 51 kumuh.
berkembangnya unit
54
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
55
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
56
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Sanitasi Sebagian besar Kepedulian Kondisi jamban yang Pembangunan MCK Pelaksanaan Peningkatan pelayanan
penduduk telah masyarakat terhadap kurang baik, sehingga Umum 10 unit Pembangunan MCK sanitasi 96,05 % pada
menggunakan jamban kesehatan cukup baik, menciptakan kesan Penyuluhan Pola Hidup Umum sebanyak 10 tahun 2018
keluarga dengan septic ini dapat dilihat negatif bagi Bersih dan Sehat . unit, yang dilaksanakan Menganjurkan upaya
tank dengan cukup baiknya lingkungan. dalam dua tahap untuk penduduk lebih
Dari 3.918 KK terdapat kondisi jamban yang Masih terdapat pelaksanaan yaitu memperhatikan
3.053 KK (77,92%) ada. keluarga yang tidak Tahun 2016 ; 5 unit kesehatan lingkungan
yang miliki Jamban menggunakan jamban Tahun 2017 ; 5 unit (PHBS)
sesuai dengan standart Pelaksanaan
kesehatan sebanyak Penyuluhan Pola Hidup
619 KK Bersih dan Sehat
secara berkala yaitu
pada tahun 2016, tahun
2017, dan tahun 2018.
2. Air Bersih Sumur ; 2.664 KK Air tanah dangkal dan Kurang adanya kontrol Penyediaan Reservoar Pembangunan Dengan pemanfaatan
(67,99%) kualitasnya cukup baik terhadap kualitas air ground, sebanyak 1 Reservoar ground sumber air bersih dari
PDAM ; 450 KK ( Dekat dengan sumber pada sumber-sumber unit sebanyak 1 unit yang Desa Karanggandu
11,49 %) air (di Desa berupa sumur gali dan Penyediaan SR dilaksanakan pada dengan penyediaan
Sebagian besar Kranggandu Sendiri) sumur pompa milik sebanyak 1460 unit tahun 2016 reservoar ground,
penduduk sudah Sudah terdapat masyarakat. Penyediaan Saluran Pelaksanaan Penyediaan penyediaan SR,
memanfaatkan perpipaan. Sebagian masyarakat Pipa Distribusi SR sebanyak 1460 unit, penyediaan saluran
sumber-sumber air menggunakan empang sepanjang 15.000 m yang dilakukan dengan distribusi dan
bersih yang ada, untuk memenuhi Penyediaan Kran tahapan pelaksanaan; penyediaan Kran Umum
antara lain : sumur kebutuhan cuci dan Umum sebanyak 10 Tahun 2016 ; 500 sebanyak akan
pompa dan sumur gali. mandi unit. unit meningkatkan
Menggunakan pompa Tahun 2017; 500 unit pelayanan Air Bersih
air untuk menyalurkan Tahun 2018; 460 unit menjadi 69,35 % pada
air dari sumur. Pemabngunan Saluran tahun 2018.
Sudah terlayani PDAM Pipa Distribusi Terpenuhinya
kebutuhan air bersih.
57
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
sepanjang 15.000 m,
dengan tahapan;
Tahun 2016 ; 5000
m
Tahun 2017; 5000 m
Tahun 2018; 5000 m
Pembangunan Kran
Umum 10 unit, yaitu;
Tahun 2016 ; 5 unit
Tahun 2107; 5 unit
3. Drainase Saluran drainase telah Saluran drainase yang Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran Pelaksanaan Rehabilitasi Dengan Rehabilitasi
menjangkau sebagian ada sedimen yang drainase rusak yang saluran Drainase kondisi Saluran drainase yang
besar wilayah berkonkonstruksikan menumpuk disetiap ada di Desa rusak yang ada di Desa rusak di harapkan
permukiman di Desa beton, sehingga pertemuan saluran Tasikmadu sepanjang Tasikmadu sepanjang mencegah terjadinya
Tasikamadu memberikan Pada beberapa koridor 600 meter 600 meter, yang genangan dan
Saluran Drainase yang kemudahan dalam jalan, masih belum Pembangunan saluran dilaksanakan pada perbaikan kualitas
ada di Jalan Utama perawatan. tersedia saluran drainase baru Tahun 2016. lingkungan di kawasan
Desa Tasikamdu sudah Masih luasnya wilayah drainase sehingga air sepanjang 850 meter Pembangunan saluran permukiman.
berkonstruksi beton. belum terbangun limpasan mengalir di Drainase baru Pembangunan Saluran
terdapat saluran primer (sekitar 90%) bisa badan jalan. sepanjang 850 meter Drainase Baru di
(Kali Wancir) digunakan sebagai yang dilaksanakan pada Kawasan Permukiman di
Saluran Drainase area resapan alami Tahun 2016. harapkan mencegah
menjangkau sebagian Dibeberapa jalan terjadinya genangan
besar wilayah lingkungan yang pada kawasan
permukiman di Desa berupa jalan tanah permukiman dan
Tasikamadu (3.200 m) terdapat drainase mengurangi kerusakan
Belum ada saluran di tanah yang bisa jalan lingkungan yang di
Kawasan permukiman digunakan sebagai sebabkan oleh
Desa Tasikamadu 850 embrio peningkatan genangan pada jalan
meter. saluran drainase lingkungan.
600 meter saluran Masyarakat mulai
dranase di wilayah sadar betapa
Desa Tasikamadu pentingnya
dalam kondisi rusak keberadaan saluran
58
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
drainase dalam
bermukim.
4. Perumahan Di Desa Tasikmadu: Kondisi Lingkungan Keberadaan Rehabilitasi perbaikan Pelaksanaan Rehabilitasi Pada tahun 2018 tidak
Jumlah rumah terdapat pemukiman cukup perumahan non rumah tidak layak huni perbaikan rumah tidak ada lagi rumah yang
3.682 rumah dimana baik. permanen dapat sebanyak 221 unit . layak huni sebanyak tidak layak huni.
3.019 rumah (81,99 Semakin pesatnya mempengaruhi Penyuluhan rumah 221 unit, yang Menganjurkan
%) merupakan rumah pertumbuhan di kualitas lingkungan layak dan sehat. dilaksanakan secara masyarakat untuk pola
permanen dan 221 wilayah strategis cepat perumahan penduduk. bertahap pada hidup sehat dengan
rumah merupakan tumbuh, berpotensi Jumlah backlog cukup Tahun 2016 ; 100 rumah sehat bersih
rumah non permanen. pada semakin tinggi mencapai 236 unit aman dan nyaman
berkembangnya unit rumah. Tahun 2017 ; 121 maka tidak akan
permukiman unit terkesan kumuh.
penduduk. Pelaksanaan
Tumbuhnya Penyuluhan rumah layak
perumahan swasta dan sehat pada tahun
2016 , 2017, dan tahun
2018
5. Persampahan Jumlah KK Eksisting Rendahnya laju Masih adanya Penyuluhan kebersihan Penyuluhan kebersihan Mengurangi timbunan
3.918 KK produksi sampah, masyarakat di lingkungan dan lingkungan dan sampah yang di hasilkan
Sudah ada pengelolaan sehingga masih dapat kawasan cepat Pembinaan Pembinaan pengelolaan dari kegiatan rumah
persampahan yang ada dikendalikan. tumbuh membuang pengelolaan sampah. sampah pada tahun tangga yang
melayani IKK Watulimo Pada beberapa sampah disepanjang 2016, tahun 2017, dan mengakibatkan
dengan TPA wilayah, sudah jalan dan seluran tahun 2018. turunnya lingkungan.
Bengkorok. menerapkan pola drainase. Masyarakat mampu
Sudah ada sosialisasi pengelolaan kolektif. Masih terdapat warga melakukan pemilahan
mengenai bank Sehingga berpotensi yang membakar terhadap jenis sampah
sampah dan sosialisasi untuk sistem tersebut sampah sehingga dan penanganannya.
mengenai komposting diterapkan pada Limbah hasil
wilayah lainnya. pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
59
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6. Jalan Wilayah Desa Keberadaan jalan-jalan Kondisi jalan-jalan Perbaikan jalan Pelaksanaan Perbaikan Meningkatnya kulaitas
Lingkungan Tasikamadu dilalui yang strategis akan lingkungan yang sudah menuju Permukiman jalan sepanjang 5 Km, jalan Poros Desa
jalan Arteri Primer semakin menarik cukup rusak. sepanjang 5 Km. yang dilaksnakan secara Meningkatnya kualitas
(JLS) kecenderungan Belum adanya proses Peningkatan bertahap yaitu; jalan makadam
Aspal ; 13,17 Km pertumbuhan yang pemeliharaan ataupun perekerasan Jalan dari Tahun 2016 ; 2500 m sepanjang 14 Km
Makadam; 13,71Km mendekati jalan-jalan peningkatan kualitas Jalan Makadam ke Tahun 2017 ; 2500 m menjadi Jalan Lapen
Tanah; 4,96 Km utama. jalan yang dilakukan di Jalan lapen sepanjang Peningkatan pada tahun 2018
Sebagian besar jalan wilayah Kawasan 14 Km. perekerasan Jalan dari
yang ada di Kawasan Cepat Tumbuh. Jalan Makadam ke Jalan
Cepat Tumbuh sudah Masih ada jalan lapen sepanjang 14 Km,
memiliki jenis dengan perkerasan dengan tahapan
perkerasan aspal berupa makadam dan pelaksanaan;
jalan tanah. Tahun 2016 ; 7000 m
Tahun 2017 ; 7000 m
60
Program Pasca Sarjana
Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. KESIMPULAN
Pola perkembangan kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo secara umum banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor pemicu serta keberadaan suatu pusat pertumbuhan yang memberikan
tarikan yang kuat pada wilayah-wilayah disekitarnya. Kesimpulan dari penulisan Identifikasi Dan
Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh di
Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut :
1. Terdapat 3 desa/kelurahan prioritas pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, yaitu:
a. Desa Prigi, merupakan Pusat Ibu Kota Kecamatan Watulimo. Sektor pelayanan pemerintahan,
perdagangan dan jasa merupakan sektor yang dikembangkan. Potensi industri kecil
menengah yang ada adalah Industri Anyaman dan Pengolahan Ikan.
b. Desa Tasikamadu, merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan Besuki Kabupaten
Tulungagung. Potensi wilayah ini adalah adanya Jalan Lintas Selatan, Pelabuhan Pendaratan
Ikan, adanya objek wisata Pantai Perigi dan Pantai Karanggongso. Potensi industri kecil
menengah yang ada adalah Industri Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
c. Desa Karanggandu, merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Watulimo sehingga fasilitas
perkotaan berkembang di wilayah ini. Potensi industri kecil menengah yang ada adalah industri
Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
2. Untuk mendukung desa tersebut menjadi Kawasan Cepat Tumbuh, diperlukan pengembangan
infrastruktur meliputi air bersih, drainase, sanitasi, permukiman, jalan dan persampahan.
3. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman diharapkan akan memacu pertumbuhan pusat
kegiatan ekonomi, serta mampu mendorong perkembangan kawasan dampak dari kawasan
strategis cepat tumbuh yang ada di kecamatan Watulimo.
5.2. REKOMENDASI
Rekomendasi mengenai pengembangan Kecamatan Watulimo antara lain :
61