Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP (Sekolah Menengah Pertama)


Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester :
Materi Pokok : sistem pernafasan
Alokasi Waktu : 1 x 2 jp

A. KOMPETENSI INTI ( KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

No Kompetensi dasar Indikator pencapaian kopetensi


1 3.2 Memahami konsep sistem pernafasan 3.2.1.Menjelaskan struktur dan alat-alat
yang ada pada diri, makhluk hidup, pernafasan pada manusia.
dan gangguan fungsi yang mungkin 3.2.2.Menjelaskan fungsi alat-alat
terjadi pada sistem respirasi manusia pernafasan pada manusia.
3.2.3.Menjelaskan mekanisme pernapasan
pada manusia.
3.2.4.Menjelaskan kelainan/penyakit yang
terjadi pada sistem pernafasan.
2 4.2 Menyajikan hasil pengamatan tentang 4.2.1. Mempresentasikan hasil analisis
sistem pernafasan yang ada pada mengenai penyebab, dan dampak
manusia dan hewan kelainan pada system respirasi

C. Tujuan Pembelajaran
 Siswa mampu Menunjukkan masing masing organ penyusun sistem pernapasan
melalui praktikum sistem pernapasan dengan benar.
 Siswa mampu menjelaskan dengan benar dan tepat fungsi dari organ penyusun sistem
pernapasan melalui praktikum sistem pernapasan yang telah di laksanakan dengan
benar.
 Siswa di harapkan mampu menjelaskan proses respirasi melalui studi literatur dengan
baik dan benar.
 siswa mampu mencari tahu macam macam- gangguan yang terjadi pada fungsi sistem
respirasi respirasi manusia melalui referensi teori yang relefan.
 siswa mampu Menjelaskan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pernafasan
melalui praktikum sistem pernapasan yang telah di laksanakan.

D. Materi
Sistem Pernapasan pada Manusia
Di dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam organ penyusun sistem
pernapasan. Pada waktu SMP kelas VIII, Anda telah mempelajari tentang sistem pernapasan
pada manusia, yang meliputi mekanisme secara sederhana dan organ-organ penyusun sistem
pernapasan. Cobalah Anda lakukan kegiatan berikut ini untuk mengingat kembali organ-
organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.
1. Organ-Organ pernapasan Manusia
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara
ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru. Anda dapat memahami
organ-organ pernapasan pada manusia dengan mempelajari materi berikut.
a. Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas
lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut,
banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput
mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambutrambut kecil (silia) dan selaput
lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung,
mengatur suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga
mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut anak
tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat ke atas menutup rongga hidung
sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam rongga hidung.
b. Faring
Faring merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan. Faring merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan.
c. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring terdiri atas tulang
rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai
tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup
oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat
ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara itu,
ketika bernapas epiglotis akan membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau
lebih dikenal dengan pita suara.
d. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm. Trakea
tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C.
Cincin-cincin tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di
tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea
tetap terbuka.
Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga
terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh
epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini
debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
e. Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu
menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri. Tempat percabangan
ini disebut bifurkase. Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh
jenis sel yang sama. Bronkus yang ke kiri lebih panjang dan sempit serta kedudukannya lebih
mendatar daripada yang ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru
kanan lebih mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga
bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
f. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya
lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke
dalam seberkas kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus.
g. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-
gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung
bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya perluasan daerah
permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah
dan CO2 dari sel-sel darah ke udara.
h. Paru-Paru
Paru-paru ada dua dan merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terletak dalam
rongga dada. Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta di tengahnya dipisahkan oleh jantung.
Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik, berpori, dan seperti spon. Apabila diletakkan di
dalam air, paru-paru akan mengapung karena mengandung udara di dalamnya.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru-paru kanan mempunyai
tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Paru-paru dilapisi
oleh selaput atau membran serosa rangkap dua disebut pleura. Di antara kedua lapisan pleura
itu terdapat eksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga mencegah terjadinya gesekan
antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak saat bernapas. Dalam keadaan sehat kedua
lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan
memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
Tekanan pada rongga pleura atau intratoraks lebih kecil daripada tekanan udara luar
(± 3–4 mmHg). Di bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan
perluasan permukaan paru-paru yang disebut alveolus dan jumlahnya lebih kurang 300 juta
buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan mencapai 160 m2
atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Anda telah mengingat kembali berbagai macam organ-organ penyusun sistem
pernapasan pada manusia. Pada manusia, organ pernapasan utamanya adalah paru-paru
(pulmo) dan dibantu oleh alat-alat pernapasan lain. Jalur udara pernapasan untuk menuju
selsel tubuh adalah:
rongga hidung → faring (rongga tekak) → laring → trakea (batang tenggorok)
→ bronkus → alveolus → sel-sel tubuh.
Namun, mekanisme pernapasan pada manusia tidaklah sesederhana itu. Dalam
sistem pernapasan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Bagaimana mekanisme pertukaran O2
dan CO2 di dalam tubuh kita? Untuk mengetahuinya simaklah uraian berikut ini.
Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan
melalui paru-paru. Arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel
dengan ”lingkungannya”. Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan
dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung
melalui saluran pernapasan. Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udara
pernapasan tidak berdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat
berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung
paru-paru (alveolus). Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua
tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).

a. Pernapasan Luar (Eksternal)


Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Oleh karena itu,
berlangsung difusi gas dari luar masuk ke dalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasan
luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah.
Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3 –) dengan persamaan reaksi
seperti berikut.
H+ + HCO3 – ⎯→ H2CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai
berikut.
H2CO3 ⎯→ H2O + CO2
Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat mempercepat
reaksi. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah
diangkut; HHb menjadi Hb. Hb merupakan singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis protein
dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan menjadi
oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2 ⎯→ HbO2
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan
CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760
mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar ± 160 mmHg. Tekanan parsial
pada kapiler darah arteri ± 100 mmHg, dan di vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O2
dari udara berdifusi ke dalam darah.
Sementara itu, tekanan parsial CO2dalam vena ± 47 mmHg, tekanan parsial CO2 dalam
arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ± 40 mmHg. Adanya perbedaan
tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke alveolus.
b. Pernapasan Dalam (Internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke dalam
jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan
jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut.
HbO2 ⎯→ Hb + O2
Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi,
karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah.
Hal ini disebabkan karena sel-sel secara terusmenerus menggunakan oksigen dalam respirasi
selular.
Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya
perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-paru.
Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan
tekanan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon
dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terusmenerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh.
Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41 mmHg. Hal
inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar
jaringan.
Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
1) Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3 –) oleh plasma
darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen
(H+) dan ion bikarbonat (HCO3 –). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini
segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3 – meninggalkan eritrosit masuk ke plasma
darah. Kedudukan ion HCO3 – dalam eritrosit diganti oleh ion klorit. Persamaan
reaksinya sebagai berikut.
H2O + CO2 → H2CO3 → H+ + HCO3 –
2) Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut.
CO2 + Hb → HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari
hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino. Reaksinya sebagai
berikut.
CO2 + RNH2 → RNHCOOH
3) Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat
(H2CO3).
Anda dapat lebih mengetahui mengenai kandungan karbon dioksida di dalam
pernapasan dengan melakukan kegiatan berikut. Tidak semua CO2 yang diangkut darah
melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya
membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam
bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau
penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat
(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah
yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan
fisiologis yang disebut asidosis.
Anda dapat lebih memahami proses berlangsungnya pernapasan luar dan pernapasan
dalam pada manusia dengan mengamati Gambar

Anda mungkin juga menyukai