Di era sekarang ini, telah banyak produk – produk yang digunakan sebagai produk kebersihan. Salah satunya yang sering kita gunakan sehari – hari adalah sabun. Berbagai macam jenis sabun yang kita gunakan salah satunya sabun antiseptik. Sabun merupakan salah satu macam surfaktan (bahan surface active), senyawa yang menurunkan tegangan permukaan air. Sifat tersebut dapat menyebabkan larutan sabun dapat memasuki serat, menghilangkan kotoran dan minyak. Sabun merupakan hasil dari hidrolisa asam lemak dan basa. Atau biasa dikenal dengan proses saponifikasi. Prosees saponifikasi adalah proses penyabunan yang mereaksikan suatu lemak atau gliserida dengan basa (Sari dkk., 2010). Pada saat ini, teknologi sabun telah berkembang secara pesat dengan berbagai macam jenis dan bentuk yang mudah ditemui di pasaran seperti sabun mandi, sabun cuci untuk pakaian, dll (Naomi dkk., 2013). Sabun yang dibuat dari natrium hidroksida lebih sukar larut dibandingkan dengan sabun yang dibuat dari kalium hidroksida (Sari dkk., 2010). Menurut Ali, et al (1980), sabun pada sekarang dicampur untuk mendapatkan sifat – sifat yang diinginkan. Sabun mandi mengandung minyak wangi, zat warna dan bahan obat (Sari dkk., 2010). Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun tergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun padat adalah natrium hidroksida (NaOH). Sedangkan alkali yang digunakan untuk sabun cair adalah kalium hidroksida (KOH) (Naomi dkk., 2013). Pada penelitian yang akan kami lakukan yaitu pembuatan sabun cair antiseptik dengan bahan utama …..dan campuran gel dari getah pohon yodium. Getah pohon yodium sendiri mengandung beberapa bahan aktif antibakteri yaitu fitokimia terpenoid, fenolik dan flavonoid (Abdullah, 2006; Tjahjani dkk., 2017). Hal tersebut telah dibuktikan pada penelitian Meiliyana tahun 2015. Menurut Harbone (1987) getah tanaman yodium diketahui memiliki bahan aktif berupa alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin. Saponin sebagai pembersih sehingga efektif jika digunakan untuk menyembuhkan luka terbuka. Sedangkan, tanin dapat digunakan sebagai pencegahan innfeksi luka karena memiliki daya antiseptik serta obat luka bakar (Haryati dkk., n.d). 1.2. Rumusan Masalah Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Meiliyana tahun 2005, kandungan bahan aktif sebagai antibakteri pada getah tanaman yodium yaitu fitokimia terpenoid, fenolik dan flavonoid (Tjahjani dkk., 2017). Dan menurut Harbone pada tahun 1987 getah tanaman yodium diketahui mengandung bahan aktif berupa alkalioid, saponin, flavonoid dan tanin. Dari beberapa bahan tersebut, dua diantaranya berfungsi sebagai pembersih sehingga efektif untuk penyembuhan luka terbuka dan sebagai pencegahan infeksi luka karena memiliki daya antiseptik. Dua kandungan yang dimaksud adalah saponin dan tanin (Haryati dkk., n.d). Pada penelitian yang akan kami lakukan, getah pohon yodium yang ada akan digunakan sebagai campuran pada pembuatan sabun cair antiseptik.