Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era sekarang ini, telah banyak produk – produk yang digunakan sebagai
produk kebersihan. Salah satunya yang sering kita gunakan sehari – hari adalah
sabun. Berbagai macam jenis sabun yang kita gunakan salah satunya sabun
antiseptik.
Sabun merupakan salah satu macam surfaktan (bahan surface active), senyawa
yang menurunkan tegangan permukaan air. Sifat tersebut dapat menyebabkan
larutan sabun dapat memasuki serat, menghilangkan kotoran dan minyak. Sabun
merupakan hasil dari hidrolisa asam lemak dan basa. Atau biasa dikenal dengan
proses saponifikasi. Prosees saponifikasi adalah proses penyabunan yang
mereaksikan suatu lemak atau gliserida dengan basa (Sari dkk., 2010). Pada saat
ini, teknologi sabun telah berkembang secara pesat dengan berbagai macam jenis
dan bentuk yang mudah ditemui di pasaran seperti sabun mandi, sabun cuci
untuk pakaian, dll (Naomi dkk., 2013). Sabun yang dibuat dari natrium
hidroksida lebih sukar larut dibandingkan dengan sabun yang dibuat dari kalium
hidroksida (Sari dkk., 2010).
Menurut Ali, et al (1980), sabun pada sekarang dicampur untuk mendapatkan
sifat – sifat yang diinginkan. Sabun mandi mengandung minyak wangi, zat warna
dan bahan obat (Sari dkk., 2010). Larutan alkali yang digunakan dalam
pembuatan sabun tergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa
digunakan pada sabun padat adalah natrium hidroksida (NaOH). Sedangkan
alkali yang digunakan untuk sabun cair adalah kalium hidroksida (KOH) (Naomi
dkk., 2013).
Pada penelitian yang akan kami lakukan yaitu pembuatan sabun cair antiseptik
dengan bahan utama …..dan campuran gel dari getah pohon yodium. Getah
pohon yodium sendiri mengandung beberapa bahan aktif antibakteri yaitu
fitokimia terpenoid, fenolik dan flavonoid (Abdullah, 2006; Tjahjani dkk., 2017).
Hal tersebut telah dibuktikan pada penelitian Meiliyana tahun 2015. Menurut
Harbone (1987) getah tanaman yodium diketahui memiliki bahan aktif berupa
alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin. Saponin sebagai pembersih sehingga
efektif jika digunakan untuk menyembuhkan luka terbuka. Sedangkan, tanin
dapat digunakan sebagai pencegahan innfeksi luka karena memiliki daya
antiseptik serta obat luka bakar (Haryati dkk., n.d).
1.2. Rumusan Masalah
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Meiliyana tahun 2005, kandungan
bahan aktif sebagai antibakteri pada getah tanaman yodium yaitu fitokimia
terpenoid, fenolik dan flavonoid (Tjahjani dkk., 2017). Dan menurut Harbone
pada tahun 1987 getah tanaman yodium diketahui mengandung bahan aktif
berupa alkalioid, saponin, flavonoid dan tanin. Dari beberapa bahan tersebut, dua
diantaranya berfungsi sebagai pembersih sehingga efektif untuk penyembuhan
luka terbuka dan sebagai pencegahan infeksi luka karena memiliki daya
antiseptik. Dua kandungan yang dimaksud adalah saponin dan tanin (Haryati
dkk., n.d). Pada penelitian yang akan kami lakukan, getah pohon yodium yang
ada akan digunakan sebagai campuran pada pembuatan sabun cair antiseptik.

Anda mungkin juga menyukai