V. DASAR TEORI
1. Hidrogen
Hidrogen adalah unsur teringan yang terdapat dalam tabel periodic dan
merupakan unsur yang paling banyak terdapat di jagat raya dengan
presentase kadar hidrogen di jagat raya adalah 75% berat atau 93% mol.
Hidrogen terdapat di bumi sampai di ruang angkasa sebagai penyusun
bintang. Hidrogen dalam bentuk unsurnya berupa gas diatomic (H2). Gas
H2 merupaan gas yang paling ringan, tidak berwarna, dan tidak berbau dan
gas ini bersifat mudah terbakar dengan adanya oksigen. Gas hidrogen di
alam terdapat dalam dua bentuk molecular yaitu orthohidrogen dan para
hidrogen, kedua bentuk meolekular ini berbeda dalam hal spin relative
electron dan inti atomnya. Pada orthohidrogen, spin dua protonnya adalah
parallel sehingga membentuk keadaan molecular yang disebut sebagai
triplet dengan bilangan kuantum spin 1 (1/2 + 1/2). Pada parahidrogen
maka spin protonnya antiparalel sehingga membentuk keadaan singlet dan
bilangan kuantum spinnya 0 (1/2 – 1/2). Pada keadaan STP (Standard
Temperature Pressure) gas hidrogen tersusun dari 25% bentuk para dan
75% bentuk ortho. Bentuk ortho tidak dapat dimurnikan, disebabkan
perbedaan kedua bentuk hidrogen tersebut maka sifat fisika keduanya juga
berbeda. (Sugiyarto, 2004)
Hidrogen memiliki nomor atom 1 dan nomor massa 1,008. Dengan
nomor atom ini maka hidrogen memiliki konfigurasi electron 1s1 dan
jumlah electron dalam kulit atomnya 1. Hidrogen diletakkan dibagian atas
bersama dengan golongan IA, tapi perlu diingat bahwa hidrogen bukan
merupakan anggota golongan 1A dan hidrogen bukan anggota golongan
manapun di dalam tabel periodik. Hidrogen diletakkan dalam periode 1
bersama dengan helium, dan blok tempat hidrogen berada pada system
periodik adalah pada blok s.
Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan
dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Isotop hidrogen
yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya
hanya mempunyai proton tunggal tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen
dapat bermuatan positif (kation) ataupun negative (Anion). Hidrogen
sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini
melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen
merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan Schrodingernya
dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada enenrgetika dan ikatan atom
hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan
mekanika kuantum. (House,2010)
Gas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat
eksplosif jika membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan
volume 45% - 75% dan dengan klorin dengan perandingan volume 5% -
95%. Disebabkan gas hidrogen sangat ringan maka api yang disebabkan
pembakaran gas hidrogen cenderung bergerak ke atas dengan cepat
sehingga mengakibatkan kerusakan yang sangat sedikit jika dibandingkan
api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon. Reaksi spontanitas ini
biasanya dipicu oleh adanya kilatan api, panas atau cahaya matahari.
Entalpi pembakaran gas hidrogen adalah -256 kJ/mol dengan reaksi :
2 H2 (g) + O2 (g) ⟶ 2H2O (l) +572 kJ (House,2010)
Hidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang bersifat
oksidator dan bersifat lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen seperti
golongan halide. Hidrogen dapat bereaksi secara spontan dengan klorin
dan fluorin pada temperature kamar membentuk hidrogen halide.
Hidrogen juga dapat membentuk senyawa dengan unsur yang kurang
bersifat elektronegatif misalnya logam dengan membentuk hidrida.
Sifat Fisika
Titik lebur : -259,14oC
Titik Didih : -252,87oC
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak berbau
Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K
Kapasitas panas : 14,304 J/gK
Sifat Kimia
Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2
Energi ionisasi : 1312 kJ/mol
Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
Panas atomisasi : 0,904 kJ/mol H2
Jumlah kulit : 1
Biloks minimum : -1
Elektronegatifitas : 2,18 (skala pauling)
Konfigurasi electron : 1s1
Struktur : hcp ( hexagonal close packed)
Jari- jari atom : 25 pm
Konduktivitas termal : 0,1805 W/mK
Berat atom 1,0079
(Lee, 1991)
(Anonim, 2004)
Senyawa Hidrogen
a) Hidrida
Hidrida adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan
bahwa bilangan oksidasi hidrogen yang bereaksi dengan unsur lain
adalah -1 dan dinotasikan sebagai H-. Beberapa contoh senyawa
hidrida adalah LiH, NaH, LiAlH4, BeH2, dan lainnya. Ikatan dalam
senyawa hidrida dapat bersifat kovalen hingga sangat bersifat ionik
dan hidrida ini bisa menjadi bagian molekul, oligomer, polimer,
padatan ion, layer dalam absorbsi kimia, atau bahkan menjadi
bagian dari suatu logam. Hidrida bereaksi sebagai basa lewis dan
bersifat sebagai reduktor dan bisa juga bereaksi dengan radikal
hidrogen dan proton. Berbagai macam unsur dapat membentuk
hydrida dan sekarang menjadi subyek penelitian yang penting untuk
menemukan logam yang dapat menyimpan hidrogen untuk
pembangkit listrik atau baterai. Hidrida juga memerankan peranan
yang penting dalam sintesis senyawa organik disebabkan sebagai
reduktor.
b) Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang pada dasarnya terdiri dari
hidrogen dan karbon akan tetapi pengertian ini semakin meluas
disebaban beberapa hidrokarbon juga mengandung unsur lain
seperti fosfor, nitrogen, belerang dan bahkan logam
(organometalik). Golongan hidrokarbon sangat luas diantaranya
alkana, alkena, alkuna, alcohol, ester, asam karoksilat, aldehid,
keton, amida, senyawa aromatik, dan berbagai macam
makromolekul seperti golongan protein dan karbohidrat.
c) Hidrogen halide
Hidrogen halide adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari
reaksi antara hidrogen dengan unsur halide yaitu golongan 7
misalnya , HF, HCl, HBr, dan HI. Senyawa Hat jarang ditemukan
di alam dan brsifat tidak stabil. Senyawa hidrogen halide bersifat
asam disebabkan kecenderungan mereka melepaskan H+ dalam
larutan. Kecuali HF maka hidrogen halide yang lain adalah asam
kuat. Kecenderungan hidrogen bereaksi dengan halide ini
disebabkan mereka memiliki perbedaan keelektronegatifitas yang
cukup besar.
d) Air (H2O)
Molekul air memiliki dua atom hidrogen dan satu atom oksigen
yang terikat secara kovalen. Oksigen mengikat hidrogen dengan
kuat disebabkan oksigen memiliki elektronegatifitas yang tinggi
sehingga dihasilkan kutub positif dan negative dalam molekul air
sehingga hal ini menyumbangkan bahwa air memiliki momen
dipole. Semua molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen
sehingga meningkatkan titik didih air. (House, 2010)
2. Oksigen
Dioksigen (O2) adalah gas tak berwarna dan tak berbau yang
menempati 21% karena atom oksigen juga komponen utama air dan
batuan, oksigen adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi.
Walaupun unsur ini melimpah, oksigen dibuktikan sebagai unsur baru di
abad ke-18. Karena kini sejumlah besar oksigen digunakan untuk produksi
baja, oksigen dipisahkan dalam jumlah besar dari udara yang dicairkan.
16 17 18
Isotop oksigen O (kelimpahan 99,762%), O (0,038%), dan O
17
(0,200%). O memiliki spin I = 5/2 dan isotop ini adalah nuklida yang
18
penting dalam pengukuran NMR. O digunakan sebagai perunut dalam
studi mekanisme reaksi. Isotop ini juga bermafaat untuk penandaan garis
absorpsi spectrum IR atau Raman dengan cara efek isotop.
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam system tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Oksigen merupakan
unsur yang sangat penting bagi keidupan terutama dalam proses
pernapasan. Oksigen merupakan golongan kalkogen dan dapat dengan
mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi
oksida). Semua kelompok molekul structural yang terdapat pada organism
hidup seperti protein, karbohidrat, dan lemak mengandung oksigen.
(Sutrisno,2008)
Struktur Oksigen
Pada temperature dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak
berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2, dimana dua atom
oksigen secara kimiawi beikatan dengan konfigurasi electron triplet spin.
Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana
sebagai ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua electron
dengan dua ikatan tiga electron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi
electron molekul ini memiliki dua electron tak berpasangan yang
menduduki dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini
dikelompokkan sebagai antiikatan, sehingga ikatan oksigen diatomic
adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.
Oksigen mengalami dua bentuk alotropi, yaitu sebagai molekul
diatomic (O2) dan molekul trioksida (O3). Alotrop oksigen elementer yang
umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen (O2) yang memiliki
panjang ikatan 121 pm dan energi ikatan 498 kJ/mol. Alotrop oksigen ini
digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan
komponen utama atmosfer bumi.
Sifat Fisik
Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Oksigen
lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu
molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio
atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada
suhu. Pada suhu 0oC, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg/L, jika
pada suhu 20oC oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg/L. Pada suhu
25oC dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 ml oksigen per liter.
Air laut mengandung sekitar 4,95ml per liter.
Oksigen mengembun pada 90,20 K dan membeku pada 54,36K. Baik
oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan
oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang
tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara cair. Oksigen
cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan
nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat
reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Pembuatan Oksigen
Dalam membuat gas oksigen dalam skala kecil di laboratorium dapat
dilakukan dengan cara antara lain :
a. Memanaskan serbuk kalium klorat (KClO3) dengan katalisator
mangan oksida ( batu kawi) sebagai katalis.
2 KClO3(s) + MnO2(s) ⟶ 2 KCl (s) + O2 (g)
b. Menguraikan hidrogen peroksida H2O2 dengan MnO2 sebagai katalis
H2O2 (l) + MnO2 (s) ⟶ H2O (l) + O2 (g)
c. Elektrolisis air yang diberi asam sulfat H2SO4
2 H2O (l) ⟶2 H2 (g) + O2(g)
d. Memanaskan barium peroksida (BaO2)
BaO2 (s) ⟶ 2 BaO (s) + O2(g)
(Saito,2009)
Senyawa Oksigen
a. Senyawa oksida
Oksida adalah senyawa biner suatu unsur dengan oksigen. Sebagian
besar oksida diperoleh langsung dengan mereaksikan unsurnya
langsung dengan oksigen. Oksigen-oksigen dasar yang sederahana jika
bereaksi dengan air akan mengahasilkan hidroksida logam. Oksida
dapat diklasifikasikan ke dalam lima golongan, yaitu :
1. Oksida asam adalah suatu oksida yang dengan air akan
membentuk asam, biasanya merupakan oksida non-logam.
Misalnya SO3, CO2, dan lain-lain
2. Oksida asam adalah suatu oksida yang dengan air akan
membentuk basa, biasanya merupakan oksida logam. Misalnya
barium oksida bereaksi dengan air menghasilkan basa menurut
persamaan reaksi :
BaO(s) + H2O(l) ⟶ Ba(OH)2(aq)
3. Oksida amfoter adalah suatu oksida yang dapat bereaksi
dengan asam maupun basa. Contoh jika bereaksi dengan :
Bereaksi dengan asam : ZnO(s) + 2H3O(aq) ⟶ Zn2+(aq) +
3H2O(l)
Bereaksi dengan basa : ZnO(s) + 2OH-(aq) + H2O(l) ⟶
[Zn(OH)4]2-(aq)
4. Oksida netral adalah suatu oksida yang tidak bereaksi dengan
asam maupun basa. Misalnya H2O, N2O,NO CO
5. Oksida campuran merupakan campuran dari oksida sederhana.
Misalnya : PbO3 merupakan campuran dari dua bagian PbO
dan satu bagian PbO2.
b. Senyawa peroksida
Peroksida adalah senyawa oksida yang memiliki bilangan oksidasi
-1. Misalnya H2O2. H2O2 meupakan cairan biru pucat dengan titik
beku -0,46oC. Cairannya lebih kental daripada air karena kuatnya
ikatan hidrogen. Hidrogen peroksida berfungsi dalam berbagai
reaksi oksidasi reduksi
Sebagai pengoksidasi : H2O2 + 2I-+ 2H+ ⟶ 2H2O + I2
Sebagai pereduksi : 5 H2O2 + 2 MnO4- + 6 H+ ⟶ 2 Mn2+ + 8H2O +
5O2
c. Senyawa superoksida
Senyawa superoksida adalah senyawa oksida yang memiliki
bilangan oksida -1/2. Misalnya RbO. Salah satu contoh
penggunaan senyawa superoksida, misalnya pada kalium
superoksida. Dalam system tertutup pada kapal tertutup pada kapal
selam, kalium superoksida digunakan untuk menghilangkan gas
karbon dioksida hasil pernafasan para kru kapal selam.
d. Ozon
Ozon adalah salah satu bentuk alotropi dari oksigen. Ozon murni
adalah gas berwarna biru muda dan berbau tajam. Ozon cair
berwarna biru tua, sedangkan ozon padat berwarna ungu tua. Ozon
bersifat tidak stabil, baik dalam bentuk gas, cair atau padat. Ozon
cair mudah meledak. Ozon terbentuk pada kadar rendah dalam
udara akibat arus listrik seperti kilat dan oleh tenaga tinggi seperti
radiasi elektromagnetik. Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan
amat berbahaya pada kesehatan manusia. Ozon dihasilkan apabila
O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242 nm dan
disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang
yang besar dari 290 nm. Ozon juga merupakan penyerap utama
sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini
efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam
lapisan dan penyerapan 90% sinar UV. (Sugiyarto,2004)
B. BAHAN
1. Logam kalsium 3 potong
2. Serbuk magnesium 1 sendok
3. Serbuk seng 0,02 gram
4. Larutan H2O2 3% 2 tetes
5. Larutan H2O2 4,5% 8 ml
6. Larutan KI 0,1 M 2 ml
7. Kapas kaca 3 lembar
8. Larutan amilum 1 tetes
9. Indicator PP 2 tetes
10. Larutan HCl 4 M 3 ml
11. Kristal Kalium Klorat ±0,5 cm
12. Kertas lakmus 2 lembar
13. Kayu 3 buah
14. Serbuk batu kawi ½ sendok kecil
15. Korek api 1 buah
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Gas hidrogen dapat dibuat secara laboatorium dengan :
a. Mereaksikan logam Ca dengan air
b. Mereaksikan logam Mg dengan air melalui pemanasan
c. Mereaksikan logam Zn dengan uap air
d. Mereaksikan logam Zn dengan HCl
e. Mereaksikan KI dengan H2O2
2. Gas hidrogen dapat menyebabkan nyala api semakin besar dengan uji
coba nyala api
3. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorat dengan
batu kawi pada pemanasan. Batu kawi bertindak sebagai katalis
4. Gas oksigen dapat dibuat dengan cara mereaksikan permanganate dengan
hidrogen peroksida
5. Pengujian gas oksigen dapat dilakukan dengan uji nyala api, nyala api aan
membesar jika gas hidrogen dan gas oksigen terbentuk.