Anda di halaman 1dari 11

ASKEP PRIA DAN WANITA

(BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA)

DISUSUN OLEH :
1. NURHUDAYA FAUZIAH.L 6. YULIADI YUSUF
2. ALMASARI KANITA 7. RISDA
3. NADIA WIDIASARI 8. ISLAMIAH
4. FITRI RAMADHAN 9. A. ARDIANSYAH
5. ROHIMIN MUH IKRAM 10. VILDA AMALIA
6. LA ODE AGUSTINO SAPUTRA

KEPERAWATAN 2016

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ungkapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah yang
telah dilimpahkan kepada kita, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik yang
membahas tentang Askep Pria Dan Wanita . Selanjutnya, salam dan salawat kita sanjungkan
kepada Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah membawa ummat
manusia dari alam kebodohan ke alam penuh ilmu pengetahuan.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Dan apabila sekiranya terdapat kesalahan dalam makalah ini, kami meminta
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan masa depan kami.

Samata, 22 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................

C. Tujuan ....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................

A. Angka Kesakitan dan Kematian.............................................................................................

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan.....................................................................

C. Masalah Kesehatan Utama .....................................................................................................

D. Proses Keperawatan dan Masalah Keperawatan....................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Angka Kesakitan dan Kematian

Tingginya angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) yang disebabkan oleh

penyakit yang tidak menular, termasuk dalam kategori ini adalah penyakit yang disebabkan

oleh faktor genetik dan gaya hidup menjadi fenomena saat ini. Menurut World Health

Organization (WHO, 2008) penyakit yang tidak menular menyumbang mortalitas terbesar di

dunia, ada 4 yakni penyakit kardiovaskuler (jantung, stroke, dan sejenisnya), kanker,

diabetes, dan penyakit pernafasan kronis.

Penyakit semacam ini bisa dicegah karena penyebabnya kebanyakan adalah merokok, pola

makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang, serta konsumsi alkohol berlebihan.

Perbaikan aktivitas yang terkait hal-hal tersebut sebenarnya bisa menekan hingga 80%
kejadian penyakit yang tidak menular dalam kelompok 4 besar tadi. Tambahan lagi, angka

itu semakin bisa ditekan apabila obat dan pelayanan kesehatan semakin mudah terjangkau

(Sedyaningsih, 2010).

Kanker merupakan salah satu penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13% dari

seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angka mortalitas sekitar 7,9 juta kematian pada

tahun 2007. Menurut WHO jenis kanker terbanyak penyebab mortalitas tiap tahunnya adalah

kanker paru (1,4 juta mortalitas/tahun),lambung (866.000 mortalitas/tahun), kanker usus

besar (677.000 mortalitas/tahun), liver (653.000 mortalitas/tahun), dan payudara (548.000


mortalitas/tahun). (Sedyaningsih, 2010).
Di Indonesia kanker menempati peringkat keenam penyebab kematian sesudah infeksi,

kardiovaskuler, kecelakaan lalu lintas, defisiensi nutrisi, dan penyakit kongenital.

Diperkirakan ada 170-190 kasus baru setiap 100.000 penduduk pertahun (Tjindarbudi,

2002). Sedangkan menurut Aziz (2006) kanker usus besar menempati peringkat ke sembilan

di Indonesia setelah kanker Rahim, Payudara, Ovarium, Kulit, Tiroid, Rektum, dan Kelenjar

getah bening. (Sedyaningsih, 2010).

Perubahan gaya hidup dan modernisasi, terutama di kota besar mengakibatkan pola

penyakit di Indonesia berubah. Mengkonsumsi makanan berlemak, kurang sehat, maupun

yang telah diproses (seperti diawetkan, diasinkan, dan diasap) dapat menyebabkan frekuensi

penyakit kanker usus besar terus meningkat dan mendekati pola di negara maju. Apabila

ditemukan pada stadium dini maka biaya pengobatan penyakit kanker menjadi lebih murah

dengan hasil lebih baik. Di Indonesia, sekitar 80% penderita penyakit kanker usus besar

ditemukan pada stadium lanjut sehingga pengobatan tidak memuaskan, bahkan cenderung

mempercepat mortalitas. (Sedyaningsih, 2010).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat, yaitu: faktor keturunan, lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku.

1. FAKTOR KETURUNAN
Setiap orang dilahirkan dengan gen yang berbeda-beda. Tidak ada satu manusia

pun yang terlahir dengan gen yang sama persis dengan gen yang dimiliki oleh manusia

lainnya. Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa

sejak lahir Jika ada beberapa anggota keluarga Anda menderita kanker, mungkin Anda

juga beresiko tinggi terkena penyakit ini. Tapi, banyak yang bisa kita lakukan untuk

melawan balik.

Secara keseluruhan, sekitar 5 sampai 10 persen penyebab kanker diakibatkan

karena faktor genetik. Namun menurut studi baru dalam jurnal The Prostate, kondisi ini
tidak hanya dapat diturunkan dari orangtua saja, tapi juga kerabat keluarga lainnya,

seperti tante ataupun sepupu.

Kita tidak bisa mencegahnya karena sifatnya adalah warisan dari orang tua atau

leluhur. Sudah banyak contoh kasus yang mendenta suatu penyakit karena faktor

tersebut. Mungkin kita mengira suatu penyakit yang diderita salah satu atau sebaglan

anggota keluarga adalah penyakut keturunan. Misalnya, ternyata beberapa paman, atau

bibi kita juga menderita penyakit yang sama, tetapi untuk lebih pastinya kita harus

memeriksakannya ke dokter, sehlngga perawatan dan pengobatannya tidak dikira-kira

tapi langsung dltangani dokter.


2. FAKTOR LINGKUNGAN
Kesehatan ditentukan oleh banyak hal. Selain makanan, minuman, dan gaya
hidup, faktor eksternal seperti lingkungan juga mempengaruhi kesehatan. Adapun faktor
lingkungan yang dimaksud,yaitu:
a. Radiasi Elektromagnetik Yaitu energi gabungan dari energi magnet dan listrik.
Cahaya yang kita lihat sehari-hari, infra merah, sinar x, sinar gamma, gelombang
radio dan telepon genggam, sinyal dari tower raksasa, televisi, komputer, dan alat
elektronik lainnya termasuk sumber dari radiasi elektromagnetik. Manusia yang
secara kontinyu terpapar radiasi elektromagnetik akan lebih besar peluangnya terkena
penyakit, seperti kanker, gangguan kepribadian, gangguan saraf, gangguan sistem
reproduksi, dll. Berbagai negara, misalnya Amerika sudah paham betul tentang
dampak radiasi elektromagnetik ini. Para ilmuan di sana banyak menemukan fakta
tentang hubungan radiasi ini dengan kanker otak, sindroma down, dan cacat lahir.
b. Radiasi Ultraviolet Berasal dari terik matahari (terutama siang hari). Beberapa
penelitan mengatakan radiasi ultraviolet ini berkaitan dengan supresi (turunnya)
sistem imun dan ganasnya sel kanker pada kulit. Radiasi ultraviolet dewasa ini kian
bertambah intensitasnya akibat pengaruh penipisan ozon.
c. Radiasi Radioaktif (Ionisasi) Berasal dari bahan peledak yang mengandung uranium.
Radiasi ini populer di era pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Kini dampak dari
pengeboman itu pada penduduk ialah penyakit hipotiroid autoimun yang dipicu oleh
rekasi autoimun. Penyakit ini mengahambat laju metabolisme seluruh organ termasuk
produksi organ-organ imunitas. Akibatnya, penyakit infeksi level rendah sekalipun
dapat menyebabkan kematian.
d. Polusi Udara Sifat panas dari polusi seperti asap industri, gas buang kendaraan, asap
kebakaran hutan, dll. dapat menyebabkan kerusakan saluran pernapasan. Namun,
tidak hanya itu, hasil pembakaran minyak bumi, seperti bensin dapat memicu
pertumbuhan sel kanker. Bensin mengandung benzena, xilena, dan toluene; setelah
diproses dari mesin, lalu keluar melalui knalpot kendaraan dalam bentuk polycyclic
aromatic hydrocarbons, dapat bersifat karsinogenik (menumbuhkan sel kanker).
Selain contoh di atas, asap rokok yang terhisap secara pasif juga menyebabkan
penyakit (seperti kanker paru).
e. Bising Yaitu bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu
kenyamanan dan kesehatan. Tingkat kebisingan yang > 85 db (desibel) dapat merusak
reseptor organ korti (organ pendengaran). Kerusakan dapat terjadi apabila seseorang
terpapar bising yang melebihi desibel normal, serta terpapar sering dan kontinyu
terhadap bising itu-biasa pada pekerja industri-. Penyakit yang terjadi dikenal dengan
nama Noise Induce Hearing Loss (NIHL) atau tuli sensorineural.
f. Air Terkontaminasi Airlah yang menjadi "korban" limbah industri (arsen, timbal,
raksa, dll), bahan pertanian (pestisida), dan "sisa" manusia (tinja, sabun, limbah
domestik lain). Limbah industri dan pertanian berbahaya karena sifat kimia
beracunnya, sedangkan "sisa" manusia selain berbahaya karena sifat kimia, juga
berbahaya karena aspek bakteriologisnya. Air yang diduga tercemar biasanya
mengandung berbagai karakter yang melebihi batas (baku mutu) yang ditentukan
berdasarkan parameter tertentu, seperti bau, rasa, kekeruhan, pH, E. Coli, coliforms,
BOD (Biochemical Oxygent Demand), COD (Chemical Oxygent Demand), fosfat,
dan amoniak.
g. Lingkungan Kerja dan Tempat Tinggal Pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan
kerja yang terdapat pajanan (exposure) bahan kimia yang bersifat toksik, eksplosif,
mudah terbakar, mudah menyala, oksidator, korosif, iritatif, karsinogenik, ataupun
mutagenik, memiliki dampak buruk yang tinggi terhadap kesehatan. Begitupun
tempat tinggal yang mengandung banyak bahan berbahaya seperti asbestos (genteng
asbes), tempat tinggal yang berisik (dekat diskotik), tempat tinggal yang kumuh,
tempat tinggal di dekat tower sinyal telekomunikasi, serta tempat tinggal yang
berpotensi terkena bencana, juga sangat membahayakan kesehatan.
3. FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN
Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan
dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik
atau sesuai dengan yang diharapkan. Mutu pelayanan kesehatan yang dapat
menimbulkan tingkat kepuasan pasien dapat bersumber dari faktor yang relatif
sefesifik, seperti pelayanan rumah sakit, petugas kesehatan, atau pelayanan
pendukung (Woodside, 1989). Prioritas peningkatkan kepuasan pasien adalah
memperbaiki kualitas pelayanan dengan mendistribusikan pelayanan adil, palayanan
yang ramah dan sopan, kebersihan, kerapian, kenyamanan dan keamanan ruangan
serta kelengkapan, kesiapan dan kebersihan peralatan medis dan non medis
(Marajabessy, 2008).
Berikut faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan :
a. Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan
keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan
cepat diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan
terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya tombol panggilan didalam ruang rawat
inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi yang akan
dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang
berkunjung di rumah sakit, akan dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor
kepuasan pasien adalah : kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika,
karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain
visual.
b. Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan. Yang dimaksud mempengaruhi kualitas pelayanan adalah dengan
adanya biaya, maka fasilitas pelayanan kesehatan dapat lebih lengkap seperti,
peralatan medis, dan ruang pelayanan.
c. Dukungan dari lingkungan sekitar :
1) Masyarakat
2) Pemerintah
3) Penunjang pelayanan kesehatan lainnya
4. FAKTOR PERILAKU
Secara Umum Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki
oleh manusia dan di pengaruhi adat,sikap,emosi, nilai, etika, kekuasaan,persuasi,
dan genetika.Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma
sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang
dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau
yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Perilaku Kesehatan (Notoatmodjo
2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan
minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit
b. Perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial budaya, dan sebagainya.
C. Masalah kesehatan utama pada pria dan wanita
1. Pria
Masalah kesehatan pada pria yaitu adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
perilaku yang tidak sehat seperti merokok, karena zaman sekarang dari kalangan SD
sampai dengan Kalangan Mahasiswa kebanyakan mengkonsumsi rokok setiap harinya.
selain itupula orang-orang yang kena asap rokok juga sangat beresiko dikarenakan
terhirup asap dari perokok aktif. Menurut data WHO lebih dari 5 juta orang meninggal
dunia karena mengisap rokok secara langsung, sedangkan 600 ribu orang lebih
manunggal dunia disebabkan oleh terpapar dari asap rokok. Oleh sebab itu perawat
komunitas harus memberikan pendidikan kesehatan bagi sekolah dasar untuk
menghindari perilaku merokok ataupun mengurangi khususnya di kalangan mahasiswa
namun kebanyakan orang akan mulai berhenti jika sudah terserang oleh penyakit yang
disebabkan oleh perilaku merokok (gabriella, 2019)
2. Wanita
Masalah lesehan utama pada wanita yaitu kanker payudara. Kanker payudara
adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara. Kanker bisa terbentuk
dikelenjar yang menghasilkan susu atau di saluran yang membawa air susu dari kelenjar
ke [kuting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di
dalam payudara. (nirmala, 2019)
Kanker payudara saat ini menjadi masalah lesehan utama baik di dunia maupun di
Indonesia karena tingginya angka insidensi yang diyakini berkaitan dengan beberapa
faktor risiko yang mempengaruhinya. Menurut dari data WHO pada tahun 2012, kejadian
kanker payudara sebanyak 1.677.000 kasus. Kanker payudara merupakan kanker yang
paling banyak diderita oleh kaum wanita. Diperkirakan jumlah kasus baru tidak kurang
dari 1.050.346 pertahun. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi.
Berdasarkan data riset lesehan dasar tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah
1,4 per 1000 penduduk atau 330.000 orang. Kanker payudara termasuk kanker tertinggi
pada wanita di Indonesia. Kejadian kanker di provinsi Sumatera barat 5,6% lebih tinggi
dari rata-rata nasional 4,3% yaitu pada urutan tertinggi ke 6 dari 33 provinsi di Indonesia
berdasarkan Riskesdas nasional tahun 2008. (nirmala, 2019)
Daftar Pustaka
gabriella. (2019). hubungan merokok danpendidikan dengan kualitas hidup pada laki-laki dewasa
di desa tatelu kecamatan dimemebe kabupaten minahasa utara. jurnal kesehatan, 1-6.
nirmala, s. d. (2019). analisis determinan kanker payudara pada wanita di rsup drm djamil
padang tahun 2018. jurnal kesehatan, 77-86.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat
untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
Go Nursing. 2008. Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar.
Sedyaningsih, E.R., 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisis 11. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer
Muttaqin, Arif dan kumala sari.2012.Asuhan keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.Jakarta
: SalembaMedika
Purnomo B, Basuki. 2014. Dasar-DasarUrologi. Jakarta: CV SagungSeto

Anda mungkin juga menyukai