Anda di halaman 1dari 1

Abu Thohir,Lc: Manhaj

Jumat, 1 Maret 2019


Tahzir: mengingatkan keburukan seseorang kepada orang lain.
Ingat ayat tentang ayat ghibah... memakan bangkai saudara.
Ada 6 poin yg tidak termasuk ghibah:
1.Salah satu dalam rangka tahzir.
2. Menceritakan keburukan untuk memutuskan hukum.

Contoh 1: Ketika ada wanita dipinang 2 orang lelaki, Rasulullah mengatakan kekurangan lelaki
tersebut.
Ilmu jarhu wa ta'dil: menyebutkan kekurangan dan penyimpangan perawi.

Umat nabi adalah umat yang adil, tdk serampangan dan tidak berlebih-lebihan.

Qodariah:
Jabariah: selalu bersandar pada takdir

Penyimpangan Tahzir
Serampangan: manhaj muwazanah, tidak paham manhaj jarhu wa ta'dil. Saat ulama,
menjelaskan perawi maka tidak disebutkan kebaikan. Mereka selalu semboyan persatuan. ?
Contoh: Sururi. Selalu pakai Kalimat haq tapi maksudnya batil.
Jika ditanya belajar dengan seseorang: Siapapun tidak ada yg sempurna, ambil baiknya dan
buang buruknya.

Seorang alim menikah dgn wanita khawarij dengan tujuan mewarnai wanita tapi faktanya alim
ini menjadi khawarij tulen.

Tersisa 2 orang yaitu abu Hurairah dan rajal bin anfawah. Rajal selalu mendampingi nabi dan
ahli ibadah dan Zuhud. Ternyata Rajal diutus menasehati musailamah. Rajal dimuliakan
musailamah, akhirnya rajal ditawari setengah harta. Rajal berdakwah bahwa musailamah dan
nabi adalah join.

Berlebih-lebihan
Ghuluw dalam masalah tahzir.
Ketentuan tahzir:
1. Betul2 yakin menyimpang, tidak boleh katanya dan sangkaan.
2. Pengaruh yg ditahzir sampai atau tidak. Syaikh Rabi' mengumpamakan tahzir sebagai obat.
3. Tidak sembarangan mentahzir. Yaitu ulama.
4. Gunakan tahzir seperlunya.
5. Jarh mestinya terperinci tentang penyimpangan. Penyimpangan kadang2 tidak manhaji.

Anda mungkin juga menyukai