Anda di halaman 1dari 7

Halaman 2: Penulis menggambarkan bahwa Devdas adalah anak yang nakal sampai dia itu tidak

diperbolehkan keluar kelas saat istirahat dan diawasi oleh Bhulo si ketua kelas.

Halaman 8: Penulis menyatakan bahwa ayah Devdas yang bernama Narayan Mukherjee adalah
seorang tuan tanah (Zamindar)
Halaman 14,15, dan 16: Penulis menyatakan sebuah percakapan dan penggambaran beberapa
perilaku yang menunjukkan bahwa Parvati sangat perhatian terhadap Devdas, tetapi Devdas
bersikap acuh.

Halaman 19&20: Penulis menyatakan Devdas tidak lagi sekolah, ayahnya akan menyuruh guru
datang kerumah untuk mengajarkannya.

Halaman 20: Penulis menggambarkan sikap devdas yang ringan tangan. Ia memukuli Parvati
hanya karena perkara sepele.

Halaman 25&26: penulis menyatakan Parvati berhenti sekolah. karena luka yang disebabkan
Devdas cukup parah, dan Parvati mengaku luka itu disebabkan guru yang menghukumnya dengan
sangat keji. Maka ibu dan neneknya Parvati tidak lagi membolehkan parvati pergi sekolah.

Halaman 28:
Penulis menggambarkan bahwa Devdas&Parvati selalu bersama melalui hari - harinya

Halaman 37:
penulis menggambarkan Ibunya Devdas cemas karena Devdas tumbuh menjadi anak yang nakal.
Dan ayahnya berencana menyekolahkannya di Kalkutta

Halaman 38:
Devdas menolak dengan segala cara. Tetapi ayahnya tetap berhasil mengirimnya ke Kalkutta.

Halaman 43:
Tergambarkan perubahan penampilan dan sikap dari diri Devdas. Ia berpenampilan elegan dan
tabiat kasar kasarnya benar - benar lenyap dalam perantauannya di Kalkutta.

Halaman 44&45:
Devdas pulang ke desanya. Tergambarkan perubahan sikap yang terjadi diantara Devdas dan
Parvati, kini mereka sudah kaku dan menjadi canggung terhadap satu sama lain.

Halaman 48:
Neneknya Parvati berbicara dengan Ibunya Devdas tentang rencana penjodohan Parvati dengan
Devdas.

Halaman 48&49:
Pernyataan bahwa Parvati itu berasal dari keluarga pedagang
Halaman 49:
Ibunya Devdas menolak rencana penjodohan tersebut alasannya Devdas masih terlalu muda dan
juga ada perbedaan kasta antara Devdas dan Parvati.

Halaman 59:
Parvati masih berharap dapat menikah dengan Devdas.

Halaman 73:
Devdas berbicara singkat dengan ayahnya tentang rencananya ingin melamar Parvati. Namun,
rencana itu ditolak mentah - mentah oleh ayahnya.

Halaman 75&76:
Devdas mengirim surat dari Kalkutta untuk Parvati. Ditulisnya ia tak akan menikahi Parvati
karena itu bertentangan dengan apa yang orangtuanya inginkan. Dan ia juga tak terlalu mencitai
Parvati.

Halaman 76&77:
Devdas merasa khawatir atas perasaan Parvati ketika membaca surat darinya.

Halaman 82:
Devdas menytakan penyesalannya karena telah tinggal di Kalkutta ia merasa kehilangan banyak
hal. Pernyataannya menggambarkan bahwa ia akan pulang ke desanya dan tak kan kembali ke
Kalkutta.

Halaman 86:
Devdas sampai di rumahnya. Devdas melawati hari - harinya dengan frustasi bercampur gelisah.

Halaman 87:
Devdas tak sengaja bertemu dengan Parvati.

Halaman 91:
Parvati menyombongkan dirinya yang akan segera menikah dengan lelaki bijaksana, tenang, sabar,
juga agamais.

Halaman 94:
Devdas geram kehilangan kendali dan ia pun memukul Parvati dengan kayu pacing, wajah Parvati
berlumuran darah.

Halaman 95:
Devdas menyatakan ia hanya memberikan sesuatu agar dapat Parvati kenang pertemua terakhir
merekan itu.

Halaman 102:
Devdas melewati malam pernikahan Parvati di Taman Eden, Kalkutta.
Halaman 103:
Sudah pagi, Devdas masih menggelandang. Lalu, ia teringat dengan asramanua yang dulu ia
tempati.

Halaman 104:
Devdas tiba di asrama, bertemu dengan Chunilal teman lamanya di asrama. Devdas pun diajak
Chunilal ke kamarnya.

Halaman 105:
Devdas menghabiskan waktu dengan tertidur.

Halaman 106:
Devdas terbangun pada pagi di hari ketiga. Bayang - bayang gelap kemurungan mulai pupus dari
wajahnya.

Halaman 110:
Chunilal dan Devdas tiba di tempat yang sering Chunilal kunjungi. Mereka disambut oleh
Chandramukhi. Devdas merasa jijik ketika melihat Chandramukhi.

Halaman 111:
Devdas menghina Chandramukhi.
Suasananya sangat canggung.

Halaman 113:
Devdas pergi meninggalkan Chandramukhi

Halaman 116&117:
Chandramukhi tertarik dengan Devdas. Dan meminta Chunilal mengajak Devdas ke tempatnya
lagi.

Halaman 118:
Parvati tiba di rumah suaminya yang sangat mewah.

Halaman 132:
Devdas menggelandang di kolong - kolong kota.

Halaman 135:
Chandramukhi menyatakan sebuah kalimat yang menggambarkan bahwa Devdas telah kecanduan
minuman keras. di halaman yang sama Chandramukhi berbicara pada dirinya sendiri bahwa
dirinya jatuh cinta dengan Devdas.

Halaman 140:
Devdas pulang ke desanya, karena ayahnya meninggal.
Halaman 142:
Penampilan Devdas sangat membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri, karena pengaruh
alkohol.

Halaman 157:
Parvati meminta Devdas berjanji agar tak menyentuk minuman keras lagi.

Halaman 158:
Devdas merasa ia tak mampu melakukan itu.

Halaman 160:
Devdas bersumpah untuk pulang ke Parvati dan meminta Parvati untuk merawatnya jika itu
adalah hal yang terakhir yang dapat ia lakukan.

Halaman 161:
Devdas tinggal dirumah selama enam bulan setelah kematian ayahnya. Ibunya Devdas ingin
menikahkannya lalu pindah ke Varanasi.

Halaman 162:
Ibunya sadar menikahkan Devdas bukan lah hal yang mudah.

Halaman 163:
Devdas ke Kalkutta. Terlintas Chandramukhi di benaknya. Lalu, ia menghampiri Chandramukhi.

Halaman 165:
Terlihat kehidupan Chandramukhi berbeda. Seperti telah tertimpa malapetaka.

Halaman 168&169:
Chandramukhi menyatakan rasa cintanya terhadap Devdas.

Halaman 181:
Chandramukhi menyatakan bagaimana ia pertamakali jatuh cinta kepada Devdas.

Halaman 184:
Devdas pergi meninggalkan Chandramukhi.

Halaman 185:
Dua tahun berlalu. Parvati bahagia bersama keluarganya. Bahkan ia telah menikahkan putranya.

Halaman 196:
Terlihat surat dari Manorama kepada Parvati. Ia membicarakan keadaan Devdas yang sangat
kacau.
Halaman 210&211:
Istri dari kakaknya Devdas menyatakan bahwa Devdas sudah jarang pulang, jarang ada kabar. Ia
hanya pulang ketika ia membutuhkan uang. Dan dia menghabiskan uang - uangnya untuk
minuman dan pelacur.
Tak ada yang mengetahui keberadaan Devdas sekarang.

Halaman 213:
Chandramukhi tiba di Kalkutta untuk mencari Devdas.

Halaman 219:
Hampir satu setengah bulan Chandramukhi mencari Devdas akhirnya mereka bertemu. Ditengah
malam, Devdas sedang dalam keadaan mabuk di pinggir jalan.

Halaman 222:
Devdas terbangun dipagi hari, sudah ada di kamar Chandramukhi. Ia bingung. Sebab yang ia ingat
hanyalah seseorang yang merawatnya dengan sangat lembut tadi malam.

Halaman 225:
Devdas terkena infeksi liver.
Dokter datang, dan memeriksa keadaan Devdas. Ternyata keadaan Devdas sangat parah. Bahkan
pada hari ketiga, Devdas terserang demam. Kabar dikirimkan kerumah, untuk meminta biaya
perawatannya.

Halaman 232:
Devdas meninggalkan Kalkutta, ia tinggal di Allahabad selama beberapa waktu.
Ia pun menulis surat untuk Chandramukhi yang menyatakan bahwa Devdas memutuskan untuk
tak akan jatuh cinta lagi.

Halaman 233:
Parvati dan Chandramukhi sering melintas dalam benak Devdas. Ada rasa ingin bersama mereka.
Dan ketika memikirkan bahwa mereka tak bisa diraih, maka hatinya akan hampa dan kepiluan
yang mencekam terasa seperti alkohol menyirami hatinya.
dihalaman yang sama. Devdas pergi ke Lahore, menemui chunilal. Devdas pun mencicipi
minuman keras kembali.

Halaman 234:
Devdas jatuh sakit lagi. Bahkan, sampai tiga atau empat dokter yang datang dan mulai
merawatnya.

Halaman 235:
Kondisi Devdas membaik.

Halaman 236:
Devdas kembali ke Allahabad.
Beberapa bulan kemudian. Devdas dan Dharmadas pindah ke Bombay karena udaranya cocok
dengan keadaan Devdas.
Setahun berlalu. Devdas keluar dari rumah sakit di Bombay. Ia menaiki delman bersama
Dharmadas. Dharmadas menyarankan agar Devdas pulang kerumah ibunya di Varanasi. Devdas
pun menangis.

Halaman 237:
Devdas menyadari banyak orang yang menyayanginya, tetapi tak seorang pun yang memilikinya.
Devdas menolak untuk bertemu ibunya, dengan alasan waktunya belum tepat.

Halaman 238:
Dharmdas terus berada disampingnya. Mata Devdas perih, dan demam mencengkam dirinya lagi.

Halaman 239:
Masih dalam perjalanan pulang saat melewati Varanasi, Devdas tak sadarkan diri karena demam.
Ia siuman saat mendekati Patna. Ia berkata tak sanggup menjumpai ibunya. Dharmadas
menawarkan untuk turun di Patna dan mencari dokter. Devdas menolak, ia tetap ingin pulang.
Ketika sampai di Pandua Dharmadas tertidur damai. Dengan tubuh berjubal gigil, Devdas keluar
dari stasiun dan memanggil kusir. Devdas meminta untuk diantar ke Hatipota.

Halaman 240:
Ia menghitung hari dan berpikir mampu kah dia sampai di Hatipota dan bertemu dengan Parvati.

Halaman 241:
Devdas duduk diatas pedati. Ia menangis memikirkan ibunya dan Chandramukhi.

Halaman 242:
Setelah melewati jalan bermil - mil jauhnya. Ia terbaring pingsan. Ia siuman dan bertanya berapa
lama lagi ia akan sampai tujuan kepada kusir, kusir mengatakan masih enam mil lagi yang harus
ditempuh.

Halaman 243:
Devdas gelisah, ia berpikir apakah ia dapat bertemu dengan Parvati?
Pada malam harinya Devdas menggigil karena demam, hidungnya mengucurkan darah. Ia
mencengkeram kuat - kuat hidungnya. Lalu ia menyadari gusinya juga berdarah dan ia kesulitan
bernapas. Dengan susah payah ia bertanya kepada kusir berapa jauh lagi. Kusir menjawa dua mil
lagi.

Halaman 244:
Kusir bertanya kenapa Devdas megap - megap. Devdas tak kuasa menjawabnya. Pedati melaju
cepat. Sampailah di Hatipota. Pedati pun berhenti dibawah pohon bodhi didepan rumah zaminda
(Tuan Tanah) Hatipota. Kusir menyuruh Devdas turun tapi Devdas hanya terdiam. Devdas
membuka mata. Bibirnya bergerak - gerak, tapi tiada suara yang keluar. Devdas ingin mengangkat
lengannya, tapi tak kuasa. Dua butir air mata mengalir di pipinya.
Halaman 245:
Dengan bantuan lentera si kusir melihat bahwa Devdas menatapnya, tapi tak mampu bicara.
Cahaya-merah subuh meluluri angkasa. Orang - orang dari kediaman zamindar keluar dan melihat
pemandangan yang tak lazim. Seorang laki - laki terbaring sekarat di bawah pohon.

Halaman 246:
Devdas hanya mampu memandangi orang yang silih berganti mendatanginya, tanpa dapat
berbicara sepatah kata pun.
Dokter berbicara bahwa kematiannya sudah dekat. Seserorang menaruh iba pada Devdas dan
memercikkan setetes air ke mulutnya, sesuai kebiasaan yang dilakukan terhadap orang yang
sekarat. Devdas memandangnya dengan pilu, dan kemudian menarik napas yang menyiksa
beberapa kalim setelah itu, berakhir lah semuanya.

Halaman 250:
Parvati baru menyadari bahwa orang yang ramai dibicarakan itu adalah Devdas.

Halaman 251:
Parvati berlari ingin menghampiri Devdas. Tetapi Devdas sudah dibawa pergi.

Resume:
Devdas seorang laki - laki yang berasal dari keluarga berkasta zamindar. Ia bersikap angkuh,
ringan tangan, dan berpenampilan elegan. Ketika ia merasakan patah hati. Hidupnya hancur,
bahkan sempat menjadi gelandangan, menghabiskan harta warisan untuk minuman keras dan
pelacur. Hingga, ia menemui ajal yang sangat tragis tanpa ada belaian kasih sayang yang
menyentuhnya diakhir hayatnya.

Anda mungkin juga menyukai