Anda di halaman 1dari 3

Nama/NPM : Masayu Dinahya/1806185600

Kelas : Agama Islam C


Fakultas : Farmasi
Materi : PBL-1

JUAL BELI JABATAN

I. Definisi Jabatan
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang pegawai dalam rangka suatu satuan organisasi. Islam menempatkan kedudukan dan jabatan
sebagai amanah yang memiliki konsekuensi yang berat. Allah SWT berfirman:

َ َ‫سان إِنَّه َكان‬


‫ظلو ًما َجه‬ ِ ْ ‫ض َو ْال ِج َبا ِل فَأ َ َبيْنَ أ َ ْن يَحْ م ِْلنَ َها َوأ َ ْشفَ ْقنَ مِ ْن َها َو َح َملَ َها‬
َ ‫اْل ْن‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َ َ‫ضنَا ْاْل َ َمانَة‬
َّ ‫علَى ال‬ َ ‫ِإنَّا‬
ْ ‫ع َر‬

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung,
maka semua enggan untuk memikulnya dan merasa berat menerimanya. Dan dipikul lah amanat
itu oleh manusia. Sesungguhnya mereka amat zhalim dan bodoh.” ( Q.s. Al Ahzab: 72)

‫ضعِيف َوإِنَّ َها أ َ َمانَة َوإِنَّ َها يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة خِ ْزي َونَدَا َمة إِ ََّل‬
َ َ‫علَى َم ْن ِكبِي ث َّم قَا َل يَا أَبَا ذَ ٍّر إِنَّك‬
َ ‫ب بِيَ ِد ِه‬ َ َ‫َّللاِ أ َ ََل ت َ ْستَعْمِ لنِي قَا َل ف‬
َ ‫ض َر‬ َّ ‫يَا َرسو َل‬
‫ع َل ْي ِه فِي َها – رواه مسلم‬َ ‫َم ْن أ َ َخذَهَا بِ َح ِق َها َوأَدَّى الَّ ِذي‬

“Wahai Rasulullah, mengapa anda tidak memberiku jabatan? Maka beliau menepuk bahuku,
kemudian bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu lemah, sedangkan jabatan itu
amanah, dan jabatan itu adalah kerugian dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang
yang mendapatkannya secara haq dan menunaikan tanggungjawabnya’.” (HR.
Muslim, Shahih Muslim, Juz 3, hlm. 1.457, Hadis No. 1.825)

Jabatan dan kedudukan bukan semata-mata hanya sebuah kehormatan dan kebanggaan
yang harus diperebutkan. Kedudukan dan jabatan sangat berdekatan dengan amanah dan khianat
maupun surga dan neraka. Suatu kedudukan dan jabatan sangat berkaitan dengan kekuasaan dan
kemewahan. Jika seorang pejabat tidak memiliki iman yang kuat untuk istiqomah dalam
menjalankan amanah tersebut, maka pejabat tersebut akan menghianati dan mengingkari
kepercayaan aspirasi umat dan amanah dari Allah SWT.

Kekuasaan adalah karunia Allah yang diberikan kepada seseorang untuk dijalankan dalam
rangka mengagungkan Allah, maka dalam melaksanakan amanah jabatan tersebut harus
dilandaskan oleh ketentuan-ketentuan Allah SWT.
II. Definisi Jual Beli Jabatan
Jual beli jabatan merupakan perbuatan curang dan mengingkari amanah yang
dipercayakan oleh Allah SWT dan umat manusia. Jual beli jabatan merupakan perbuatan yang
haram dan dilarang oleh Allah SWT. Jual beli jabatan dapat terjadi karena adanya suap atau
pemerasan. Suap bisa terjadi atas inisiatif dari calon pejabat atau karena pejabat yang berupaya
memeras bawahan untuk kepentingan mempertahankan posisi atau promosi. Siapa yang mampu
membayar tinggi akan berpeluang menempati posisi tersebut. Semakin besar anggaran yang
dikelola oleh pemegang jabatan, semakin tinggi nilai jual posisi tersebut. Maraknya fenomena jual
beli jabatan berdampak buruk bagi tata kelola pemerintahan dan masyarakat. Birokrasi cenderung
korup dan tidak akan berjalan secara optimal karena dijalankan oleh orang yang bukan ahlinya.
Tugas melayani rakyat akhirnya terbengkalai karena birokrasi digunakan untuk melayani pejabat-
pejabat yang berwenang. Ketika seseorang memperoleh atau mempertahankan jabatan dengan cara
menyuap maka untuk mengembalikan uang suap tersebut sang pejabat akhirnya memanfaatkan
kedudukan untuk melakukan korupsi. Rasulullah SAW bersabda:

‫ إذا أسند اْلمر إلى غير أهله فانتظر الساعة‬:‫ كيف إضاعتها يا رسول هللا؟ قال‬،‫إذا ضيعت اْلمانة فانتظر الساعة‬

“Apabila amanah disepelekan, tunggulah kehancuran. ‘Bagaimana bentuk penyepelean itu wahai
Rasulullah? ‘Apabila sebuah urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, tunggulah
kehancuran,’Kata Rasulullah’”. (HR: Bukhari)

‫الحكم في والمرتشي الراشي سلم و عليه هللا صلى هللا رسول لعن‬

“Rasul Saw melaknat penyuap dan penerima suap dalam suatu penghukuman.” (HR: al-Tirmidzi)

III. Penyebab Jual Beli Jabatan

Jual beli jabatan dapat terjadi karena beberapa aspek, antara lain aspek individu pelaku
korupsi, aspek organisasi, dan aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada. Aspek
individu pelaku korupsi berupa dorongan dari dalam diri, keinginan, niat, atau kesadarannya untuk
melakukan tindak korupsi. Terdapat beberapa faktor penyebab seseorang untuk melakukan korupsi
khususnya jual beli jabatan, yaitu sifat tamak atau rakus manusia, moral yang kurang kuat dalam
menghadapi godaan, penghasilan yang kurang mencukupi kebutuhan hidup, adanya kebutuhan
hidup yang mendesak sehingga memerlukan uang dalam waktu singkat, gaya hidup konsumtif,
malas dan tidak mau bekerja keras, serta tidak menerapkan atau tidak memahami ajaran-ajaran
agama secara benar dan sesuai dengan aturan-aturan Allah SWT sehingga tidak memiliki iman,
aqidah, dan akhlak yang baik.
Tindakan korupsi atau jual beli jabatan yang berasal dari organisasi dapat terjadi karena
adanya beberapa faktor penyebab, antara lain kurang adanya teladan yang baik dari seorang dari
pemimpin, tidak adanya kultur organisasi yang benar dan sesuai agama, lemahnya sistem
pengawasan dan pengendalian manajemen, serta manajemen yang cenderung menutupi korupsi
dalam organisasinya.

Tindakan jual beli jabatan juga dapat terjadi karena adanya faktor-faktor penyebab yang
timbul dari masyarakat, antara lain nilai-nilai yang berlaku di masyarakat ternyata memberikan
peluang untuk terjadinya tindak korupsi, masyarakat kurang menyadari bahwa yang paling
dirugikan akibat tindak korupsi adalah masyrakat sendiri, masyarakat kurang menyadari bahwa
masyarakat sendiri terlibat dalam setiap praktik korupsi, serta masyarakat kurang menyadari bahwa
pencegahan dan pemberantasan korupsi hanya akan berhasil jika masyarakat turut aktif dalam
mencegah dan memberantasnya.

REFERENSI

Anonim. (Tanpa tahun). Bab II Korupsi dan Dampaknya. [Internet] diakses pada 29 April 2019 di
http://eprints.walisongo.ac.id/3925/3/104211009_Bab2.pdf

Anonim. (2018). Hukum Membeli Jabatan dalam Islam. [Internet] diakses pada 29 April 2019 di
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-membeli-jabatan-dalam-islam

Anonim. (2019). Korupsi Jual Beli Jabatan. [Internet] diakses pada 29 April 2019 di http://www.koran-
jakarta.com/korupsi-jual-beli-jabatan_16032019/

Ferdiansyah, Hengki. (2019). Hukum Jual Beli Jabatan dalam Islam. [Internet] diakses pada 29 April
2019 di https://islami.co/hukum-jual-beli-jabatan-dalam-islam/

Muchtar, Amin. (2015). Arti Sebuah Jabatan. [Internet] diakses pada 29 April 2019 di
http://www.sigabah.com/beta/arti-sebuah-jabatan/

Siroj, Sofyan. (2015). Islam, Jabatan, dan Kekuasaan. [Internet] diakses pada 29 April 2019 di
https://www.kompasiana.com/www.klikqr.com/552aec81f17e61c353d623ce/islam-jabatan-dan-
kekuasaan

Anda mungkin juga menyukai