Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN AKHIR BENGKEL LISTRIK SEMESTER II

INSTALASI PENERANGAN ON PLASTER

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bengkel Listrik

Dosen Pembimbing:

Sukamdi, S. T., M. M. T.

Disusun oleh:
Dewi Saraswati

1841150116

PROGRAM STUDI SISITEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan limpahan
rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini dapat terselesaikan, dengan judul
laporan “Instalasi Penerangan Satu Fasa Sistem Pemasangan On Plaster”.

Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek yang telah
dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta manfaat dari praktek itu
sendiri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini
instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak terkait, hususnya kepada dosen pembimbing (instruktur).

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari isi,
penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke
depannya.

Penulis,

Dewi Saraswati

NIM 1841150116

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….......1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Instalasi………………………………………………………………………………..3
2.2 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)…………………………………………………...4
2.3 Instalasi Penerangan On Plaster……………………………………………………….5
2.4 Persyaratan Umum Instalasi Listrik……………………………………………………6
2.5 Alat Ukur Dalam Instalasi Penerangan 1 Fasa Sistem On Plaster…………………….7
2.6 Komponen dan Alat Dalam Instalasi Penerangan 1 Fasa Sistem On Plaster………….9
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1 Tabel Alat dan Bahan…………………………………………………………………21
BAB IV LANGKAH KERJA
4.1 Penggambaran Sketsa Pada Papan……………………………………………………23
4.2 Pemipaan……………………………………………………………………………..24
4.3 Pengawatan…………………………………………………………………………..24
4.4 Pengerjaan Panel……………………………………………………………………..25
4.5 Commisioning………………………………………………………………………..25
4.6 Pemasangan kWh Meter dan Penyambungan Sistem Ke Jaringan…………………..26
4.7 Pembebanan kWh Meter……………………………………………………………..27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..29
5.2 Saran…………………………………………………………………………………29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem Kelistrikan merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri Malang,
salah satu mata kuliah di program studi Sistem Kelistrikan adalah Bengkel Listrik. Praktek bengkel
listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik Listrik yang didapat pada mata
kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna bagi mahasiswa itu sendiri.

Pada praktek bengkel listrik ini terdapat beberapa job yang harus diselesaikan dalam setiap
semester sesuai silabus yang diberikan. Setelah menyelesaikan praktikum siswa dituntut untuk
membuat laporan hasil praktikum yang dikumpul pada akhir semester sebagai syarat untuk
memenuhi nilai ujian semester. Dengan laporan ini dapat dinilai tentang kemampuan mahasiswa
untuk memahami materi yang disampaikan oleh dosen pembimbing. Selain untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi juga sebagai referensi atau bekal dalam bekerja
pada dunia usaha atau dunia industri nantinya. Dengan keterampilan bengkel listrik ini, mahasiswa
bisa mengaplikasikan semua teori yang didapat pada mata kuliah lain dalam prakteknya
yang bisa menciptakan lulusan yang kompeten dan siap bersaing dalam dunia kerja.

1.2 TUJUAN

Tujuan praktek bengkel listrik Semester II :

a. Dapat menggambar dan membaca suatu gambar instalasi penerangan 1 fasa.


b. Dapat mempersiapkan alat-alat dan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk
instalasi penerangan on plaster.
c. Dapat memahami fungsi dan dapat memasang komponen-komponen yang dibutuhkan
dalam instalasi penerangan on plaster.
d. Dapat memasang pipa, penghantar dan memeriksa suatu instalasi bertegangan.
e. Dapat membaca diagram pengawatan panel, memasang isi panel,melakukan
pengawatan panel, melakukan pemeriksaan pengawatan panel.

1
f. Dapat mengukur tahanan isolasi menggunakan Megger.
g. Dapat memahami prinsip kerja kWh meter, membaca diagram
rangkaian pengawatan kWh meter, mengukur menggunakan alat kWh meter,dan
memasang instalasi kWh meter.
h. Dapat melakukan terminasi kabel twistead dan dapat melakukan penyambungan pada
jaringan bertegangan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 INSTALASI
Instalasi listrik adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Dalam perancangan sistem instalasi listrik
sebuah gedung, instalasi listrik dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Instalasi pencahayaan buatan
b. Instalasi daya listrik Instalasi
Pencahayaan buatan adalah upaya untuk memberikan daya listrik pada lampu sehingga
dapat dijadikan sumber cahaya ketika pencahayaan alami terkendala waktu dan lingkungan.
Pencahayaan buatan ini meliputi lampu, armatur lampu, kabel/penghantar dan sakelar. Instalasi
pencahayaan buatan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung
dalam menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk
menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik
pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung. Sebuah rancangan
instalasi listrik harus memenuhi standar dan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Ketentuan
mengenai komponenkomponen instalasi listrik sudah terangkum dalam Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-ketentuan lain sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis Bangunan dan
Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014.
3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan.
4. SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
5. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan
menggunakan energi tersimpan.
6. Kriteria desain konsultan.

3
2.2 KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Secara umum
keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapan yang berkaitan dengan mesin
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja
serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar
terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD,
perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus atau
kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja.
Langkah – langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik, tempat kerja, dan
cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi lisrik dapat diikuti pentunjuk berikut:
1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik diantaranya :
1) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah tangga seperti
sakelar, fiting, kotak -kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan
kecelakaan listrik.
2) Tidak diperbolehkan :
3) Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
4) Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar
5) Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
6) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-terminal
sambungan kabel, dan lain -lain.
7) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan
8) Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat kerja,
diantaranya :
i) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
ii) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik

4
iii) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya listrik
9) Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja,
antara lain :
• Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN (AKLI)
• Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman (lengan panjang,
tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
• Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus sesuai dengan PUIL.
• Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
• Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
• Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengancara memegang
dan menarik tusuk kontak tersebut.

2.3 INSTALASI PENERANGAN ON PLASTER

Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik


untuk keperluan penerangan (pencahayaan). Instalasi penerangan 1 fasa dengan sistem on plaster
merupakan instalasi penerangan yang hanya menggunakan sumber 1 fasa dan pemasangannya
dilakukan dipermukaan tembok. Dalam pemasangan instalasi listrik penerangan, maka perlu
dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
instalasi listrik penerangan adalah pemasangan instalasi penerangan pada rumah kayu, seluruhnya
dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian atas langit-langit. Penempatan komponen listrik
yang berupa saklar dan stop kontak dapat dipasangkan pada tiang rumah. Komponen tersebut tidak
dipasangkan pada dinding karena tebal dinding tidak memenuhi syarat. Semua penghantar dalam
instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC atau union agar penghantar aman dari benturan
mekanis, disamping itu juga penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila
terjadi kerusakan. Dahulu pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding.Sekarang pada
umumnya pipa dipasang atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan.
Komponen yang dapat ditanam dalam tembok seperti saklar dan stop kontak.

5
2.4 PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK
2.4.1 Keamanan
Ditujukan untuk keselamatan manusia, ternak dan harta benda. Pemeriksaan daninspeksi/
pengawasan dari instalasi sebelum digunakan/ disambung.Dan setiap perubahan yang
penting perlu diberi tanda/ kode untuk keamanan dalam pekerjaan-pekerjaan selanjutnya
2.4.2 Keandalan
Keandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi “kerusakan” dalam batas-batas normal,
termasuk dari kesederhanaan suatu sistem, misalkan : mudah untuk dimengerti dan
diopersaikan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. Untuk selanjutnya
dapat digabungkan dengan peralatan-peralatan listrik
2.4.3 Kemudahan
Semua peralatan, termasuk pengawatan akan diatur menurut
operasinya, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan dan perbaikan serta mudah dalamm
enghubungkannya.Perincian-perinciannya tercantum dalam label atau sejenisnya,
yangmenunjukkan penggunaan switchgear dan controlgear agar menghindari
darikebingungan atau kesimpang siuran
2.4.4 Ketersediaan (cadangan)
Pemberian daya yang kontinyu untuk para konsumen adalah penting. Sumber daya
(cadangan) diperlukan untuk memberikan daya seluruh atausebagian dari beban. Keluasan
dari sistem listrik yaitu : sistem listrik tersebut dapat diadakan perubahan jika diperlukan,
diperbaruhi, dan perluasan keperluan-keperluan lain di masa mendatang
2.4.5 Pengaruh dari lingkungan
Pengaruh dari macam-macam hal misalnya sebgai contoh : polusi, kebisingan,dan lain
sebagainya.Termasuk juga masalah keindahan
2.4.6 Ekonomi
Instalasi listrik sejak dari perancanagn, pelaksanaan pemasangan sampai
dengan pengoperasian harus diperhitungkan biayanya sesuai dengan investasi.

6
2.5 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER

2.4.1 Tespen
Tespen adalah alat untuk mendeteksi tegangan, membedakan polaritas, menguji atau
memeriksa fuse atau MCB yang putus

2.4.2 Multimeter
Multimeter adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai Amperemeter,Voltmeter,
Ohmmeter. Ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog.
Kegunaan : mengukur arus AC / DC ( Amperemeter ) , mengukur teganganAC / DC (
Voltmeter ), Mengukur tahanan ( Ohmmeter)

Cara menggunakan multimeter :


a. Sebagai Amperemeter, multimeter dipasang secara seri pada rangkaian.Tentukan jenis arus
yang diukur dan batas ukur yang digunakan.
b. Sebagai Voltmeter, multimeter dipasang secara paralel pada rangkaianTentukan jenis
tegangan yang diukur dan batas ukur yang digunakan
c. Sebagai Ohmmeter, multimeter dapat dipasang secara seri maupun paralel

7
2.4.3 Megger
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi. Cara kerja darimegger yaitu
dengan membangkitkan tegangan tertetntu dan disambung keujung-ujung peralatan yang akan
diketahui tahanan isolasinya.

Cara Menggunakan Megger :


a. Periksa jarum penunjuk (harus pada posisi 0)
b. Cek baterai dengan cara mengubah saklar pada posisi B.CHECK.
c. Tekan B.CHECK, dan lihat jarum penunjuk,apakah sudah menunjukkan Bat Good.
d. Setelah cek baterai,lepas B.CHECK dan ubah saklar ke arah 500 V.
e. Jangan menyentuh ujung kabel (Probes) pada saat pengukuran,karena
Meggermengeluarkan tegangan tinggi.
2.4.4 Clamp meter
Clamp Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada
sebuah kabel konduktor yang dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang
penjepitnya (Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya.

8
2.4.5 kWh meter

kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali

jangka waktu tertentu tersebut. Bagian utama dari kWh meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, piringan aluminium, dan magnet permanen yang tugasnya menetralkan piringan
aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran
piringan aluminium. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet, dimana medan
magnet tersebut menggerakkan piringan aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan
counter digit sebagai tampilan jumlah kWh nya.

2.6 KOMPONEN DAN ALAT DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON


PLASTER

2.6.1 Spesifikasi Komponen


1. Pipa Pelindung
Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang dalam dinding maupun di luar
dinding pada permukaan kayu. Pemasangan di dalam dinding sangat bermanfaat, disamping
sebagai pelindung penghantar juga saat dilakukan penggantian penghantar di kemudian hari
akan mudah dan efisien. Pengerjaan pipa ini meliputi memotong dan menyambung dengan
elbow. Dalam job bengkel instalasi on plaster ini, pipa yang digunakan adalah pipa PVC.

9
2. Kotak Sambung
Kotak sambung pada instalasi penerangan berguna untuk:
1. Sebagai tempat penyambung/ pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung pemakai/
bebas dari penarikan penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.
2. Sebagai tempat pemeriksaan kabel instalasi.

3. Klem
Klem digunakan pada instalasi di luar tembok. Klem digunakan untuk mempekuat pipa
atau kabel.

4. Lasdop
lasdop digunakan pada sambung dan untuk mencegah adanya hubungan dan untuk
mencegah adanya hubungan singkat (korslet).

10
5. Saklar
Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untukmenghubungkan
dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban.Saklar sangat banyak macam
dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi
tenaga dan banyak lagi jenisnya.

6. Tombol tekan ( Push button )


Swich Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau
memisahkan bagian-bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem saklar tekan
push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dan saklar tekan untuk emergency. Push
button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open)).

11
7. Roset kayu
Kayu roset merupakan tempat penunjang dari fitting lampu.

8. Kotak Kontak
Kotak kontak adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan alat listrik yangdapat
berpindah-pindah.

9. Saklar Impuls
Saklar impuls adalah jenis saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
magnet,dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls bekerja. Lamanya
mengoperasikan dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini mempunyai
dua posisi kontak,“off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada posisi pertama.Dalam
mengendalikan (on dan off) suatu lampu menggunakan push button sebagai kontrol bantu,

12
dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya impuls (sinyal) yang diberikan dari
push button.

10. Fuse ( Sekring )


Sekering digunakan sebagai pemutus sirkit yang mengamankan sirkit akhirpenerangan
darurat, yang harus ditempatkan dalam PHB yang mendapat suplai langsung dari baterai.

11. Line up terminal

Tempat penyambungan kabel dari sumber yang di hubungkan dengan kabel dari beban
yang letaknya di dalam panel.

12. Konektor (piercing)

13
Konektor digunakan untuk memegang kabel twisted sehingga kabel twisted tidak
lepas sewaktu pemasangan. Pemasangan konektor ini harus benar-benar menembus isolasi
kabel twisted, agar arus dapat mengalir ke KWh meter.

13. Saklar sensor cahaya (selcon)

Selcon merupakan sakklar yang bekerja secara otomatis dengan media intensitas
cahaya.

14. Fitting Lampu

Fitting merupakan alat yang berfungsi sebagai pemegang atau tempat bola lampu.
Ada dua jenis fitting, yaitu:

a. Fitting duduk
Disebut fitting duduk, karena pada dasarnya setelah dipasang
kedudukannya melekat di tempat semula. Fitting ini juga sering disebut fitting
dinding, karena dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Bila
pemasangannya tidak dapat dilaksanakan secara langsung, perlu dipasang roset
dari kayu sebagai gantinya.
b. Fitting gantung

14
Fitting gantung adalah suatu peralatan dalam rangkaian instalasi
penerangan yang berfungsi sebagai pemegang bola lampu dan penghantar daya
listrik ke lampu. Pelaksanaan pemasangan fitting gantung hendaknya
dimaksudkan sedemikian rupa sehingga faktor elektris dan mekanis dapat
dijamin kehandalannya.

15. Kabel
1. NYA

Kabel NYA biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga.
Dalam instalasi rumah digunakan 1,5 mm2 dan 2.5 mm2 . Berinti tunggal, berlapis
bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Agar aman memakai
kabel NYA, kabel harus dipasang dalam pipa jenis PVC atau saluran tertutup.
Sehingga, tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.

2. NYM
Kabel NYM digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC
(biasanya berwarna putih atau abu-abu). Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua

15
lpis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini dapat
dipergunakan di lingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

3. NYY

Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVVC (biasanya berwarna hitam), ada
yang berinti 2, 3, atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM. Kabel NYY
memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.

4. TWISTED
yaitu kabel yang dipilin sehingga membentuk putaran. Kabel ini berfungsi
mengalirkan tegangan dari jaringan tegangan PLN ke KWh meter.

16. Panel Instalasi Milik Pelanggan (Panel IML)

Panel IML merupakan suatu perlengkapan untuk membagi tenaga listrik dan/atau
mengendalikan dan melindungi sirkit. Pada praktik instalasi on plaster, panel IML tersebut
yang menerima tenaga listrik dari saluran utama konsumen dan membagikannya ke seluruh
instalasi konsumen.

17. Lampu Pijar 40 Watt


Lampu pijar digunakan sebagai indikator apakah instalasi penerangan yang telah
kita rancang sudah benar penempatan antara fasa dengan netralnya. Lampu pijar dipasang
di fitting duduk dan fitting lokal. Pada jobdesk ini, dibutuhkan 4 buah lampu pijar.

16
18. OAK
OAK merupakan tempat dudukan bagi deksel yang berisi APP. Pada OAK,
terdapat terminal-terminal yang nantinya akan dihubungkan ke APP. Pemasangan OAK
langsung pada papan menggunakan sekrup. Pada jobdesk ini dibutuhkan 1 buah OAK.

19. BOX Panel 40x30 cm


Box panel berfungsi sebagai tempat pengaman serta line up terminal yang
menghubungkan kabel sumber dengan kabel beban. Box panel yang digunakan berukuran
kecil dengan ukuran 40 × 30 cm.

Panel listrik adalah sebuah papan hubung bagi yang berisi koponen-komponen listrik,
yang disesuaikan dengan fungsi panel tersebut. Terdiri dari fuse, saklar impuls, dan
terminal. Pada jobdesk ini, digunakan box panel sebanyak 1 buah.

17
20. Benang
Benang merupakan serat yang berfungsi sebagai isolator pada instalasu
penerangan. Benang membalut sambungan ekor babi yang akan ditutup dengan lasdop
kemudian. Fungsi benang adalah sebagai pengerat agar lasdop tidak lepas dan berfungsi
dengan baik sebagai isolator. Pemasangan benang haruslah pas, sehingga tidak dapat
dilepas dengan mudah. Pada jobdesk ini, digunakan 10 helai benang.

2.6.2 Spesifikasi alat

1. Palu
Palu atau martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada
benda. Palu umumnya digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan
logam dan mengancurkan suatu objek.

18
2. Sekrup
Bentuk ulir pada batang sekrup berdungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat
pada kayu. Untuk hasil terbaik, kayu induk jharus dilubangi dengan ukuran sebesar
diameter inti sekrup dan kayu tambahan dilubangi sebesar ukuran diameter sekrup bagian
luar. Dengan adanya ulir tersebut, aplikasi sekrup membutuhkan waktu lebih lama daripada
paku.

3. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang terbuat dari kayu atau logam.
Logam dan kayu mempunyai sifat yang sangat berbeda sehingga alat potongnya juga
berbeda.

4. Tang
Tang adalah alat yang digunakan untuk memegang benda kerja. Tang terbuat dari
baja dan pemegangnya dilapisi dengan karet keras.

19
5. Obeng Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memutar sekrup. Batang obeng
dibuat dari baja, sedang pemegangnya dibuat dari bahan penyekat seperti kayu, plastik,
atau karet keras. Mata obeng dibedakan menjadi 2 macam, yaitu obeng pipih (minus) dan
obeng bintang (plus).

6. Kunci Pas
Kunci pas digunakan untuk memasang kabel twisted pada konektor. Jika tidak ada
kunci pas, bisa juga menggunakan kunci inggris.

7. Tangga
Tangga yang ada di Bengkel Listrik terbuat dari kayu, Berfungsi untuk membantu
mahasiswa saat akan memasang kabel twisted pada sumber tegangan PLN

20
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 TABEL ALAT DAN BAHAN

NO. Nama Peralatan Spesifikasi Satuan Jumlah KET


A. Pipa dan alat bantu
1. Pipa PVC 5/8 dim M 4
2. Kotak Sambung Lokal 5/8 dim Bh 2
3. Klem aluminium 16 mm Bh 4
4. Klem PVC 5/8 dim Bh 12
5. Klem NYM 10 mm Bh 6
6. L-bow PVC 5/8 dim Bh 7 Bending
B. Saklar dan Peralatannya
7. Saklar seri on plaster 220 V AC Bh 1
8. Saklar cahaya 220 V AC Bh 1
9. Saklar tekan on plaster 220 V AC Bh 1
10. Fitting duduk local E 27/ 220 V Bh 3
11. Fitting duduk import 220 V / E 27 Bh 1
12. Roset kayu Lokal Bh 3
13. Stop kontak 1 fasa 220 V AC Bh 1
C. Panel IML dan Kelengkapannya
14. Kotak Panel 35 x 40 cm Bh 1
15. Saklar relay impuls 220 V Bh 1
16. Fuse lengkap on plaster 220 V AC/ 10 A Bh 3
17. Profil V / dudukan relay Aluminium Cm 20

21
18. Profil G / dudukan line up 220 V AC Bh 15
terminal
19. Busbar Cu dan mur baut 28 x 5 cm Bh 1
20. Line up terminal 4 mm Bh 13 3 input, 10
output
21. End plate 4 mm Bh 2
22. End piece 4 mm Bh 1
D. Panel APP
23. OAK Tipe 1 Bh 1
24. Deksel Bh 1
25. kWh meter 1 fasa Bh 1
26. MCB 1 fasa 220 V / 10 A Bh 1
27. Terminal Blok 16 mm Bh 1
E. Penghantar
28. Kabel NYM 3 x 1,5 mm/re M
29. Kabel NYMHY 4 x 1,5 mm/re M
30. Plug 1 fasa 220 V / 10 A Bh 1
31. NYA merah 1,5 mm M
32. NYA hitam 1,5 mm M
33. NYA biru 1,5 mm M
34. NYA kuning-hijau 1,5 mm M
35. Lasdop Bh
36. Sekrup kayu 3,5 x 15 mm Bh
37. Sekrup kayu 3,5 x 30 mm Bh
38. Sekrup kayu 3,5 x 20 mm Bh
39. Sekrup kayu 3,5 x 50 mm Bh

22
BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1 PENGGAMBARAN SKETSA PADA PAPAN

Pembuatan sketsa tahap pengerjaan:

1. Gunakan APD untuk keamanan. Contoh: baju bengkel.


2. Siapkan alat dan bahan dalam membuat sketsa, yaitu kapur, penggaris, lap, dan
gambar kerja.
3. Bersihkan papan yang akan dikerjakan dengan menggunakan lap bersih.
4. Gunakan kapur untuk menggambar sketsa gambar instalasi sesuai gambar jobsheet.
5. Gunakan penggaris dan meteran untuk membantu dalam menggambar sketsa.
6. Gambar garis tepi untuk mempermudah penggambaran.
7. Gambar komponen-komponen yang akan dipasang pada papan sesuai letak yang
telah tercantum dalam jobsheet.
8. Setelah selesai, periksa kembali sketsa gambar yang telah digambar pada papan.
9. Jika sudah benar, mulai pasang komponen, kecuali selcon, panel IML, dan kWh
meter.

23
4.2 PEMIPAAN

Tahap pengerjaan:

1. Potong pipa sesuai panjang yang telah ditentukan antar komponen.

2. Sambungkan pipa dengan L-bow untuk pipa yang melengkung.

3. Pasang pipa sesuai dengan gambar jobsheet.

4. Rekatkan pipa menggunakan klem.

4.3 PENGAWATAN

Tahap pengerjaan:

1. Gunakan APD untuk keamanan, contoh: baju bengkel.


2. Tentukan kabel yang akan dimasukkan ke dalam pipa
3. Masukkan kabel ke dalam pipa secara bersamaan sesuai jumlah yang telah
ditentukan.
4. Potong kabel yang sudah dimasukkan pipa. Jangan lupa beri space pada kabel
yang akan dipotong untuk penyambungan dengan komponen lainnya, seperti
saklar, fitting, kotak sambung, stop kontak, panel, dan tombol tekan.

24
5. Sambung kabel pada saklar, fitting, selcon, stop kontak, push button. 6.
Gunakan lasdop dan benang untuk sambungan ekor babi di kotak sambung.

4.4 PENGERJAAN PANEL

Tahap pengerjaan:

1. Gunakan APD untuk keamanan, contoh: baju bengkel.


2. Siapkan alat dan bahan untuk pengerjaan panel
3. Lepas plat yang ada di dalam panel dan pintu panel
4. Pasang komponen yang akan dipasang pada panel, seperti terminal, busbar,
fuse, saklar impuls.
5. Lakukan pengawatan pada panel sesuai dengan jobsheet.
6. Periksa sambungannya menggunakan multimeter. Jika sudah benar, masukkan
plat panel ke dalam panel.
7. Hubungkan kabel yang ada pada pipa dengan terminal sesuai gambar yang
terdapat di jobsheet. Kemudian, periksa sambungannya menggunakan
multimeter.

4.5 COMMISIONING

a. Commisioning Tidak Bertegangan

Pemeriksaan sambungan:
 Gunakan multimeter dalam mengecek tiap sambungan.

25
 Jika jarum multimeter bergerak ke arah kanan berarti terdapat sambungan.
 Jika jarum tidak bergerak, maka cek kembali sambungannya.
 Setelah selesai, catat hasil pengecekan.
Jalur No. Komponen Jenis Kondisi
Sambungan Sambungan
1 Fitting Fasa baik
Lampu A Netral Baik
2 Fitting Fasa Baik
1 Lampu B Netral Baik
3 Kotak Fasa Baik
Kontak Netral Baik
PE/Ground Baik
1 Selcon Fasa load Baik
2 Fasa line Baik
Netral Baik
1 Fitting Fasa Baik
Lampu C Netral Baik
3 2 Fitting Fasa Baik
Lampu D netral Baik

b. Pengujian seluruh sistem


 Pasang seluruh beban (4 lampu pijar)
 Hubungkan panel dengan sumber tegangan
 Operasikan semua beban
 Amati beban, catat dan buat tabel.

No. Komponen Keterangan


1 Lampu A Menyala
Lampu B Menyala
2 Lampu C Menyala

26
3 Lampu D Menyala
4 Kotak Kontak Bertegangan

4.6 PEMASANGAN kWh METER DAN PENYAMBUNGAN SISTEM KE JARINGAN

Tahap Pengerjaan:
1. Siapkan peralatan, meliputi kunci pas, obeng, tespen, tangga portable
2. Siapkan bahan, meliputi kabel twisted, kWh meter 1 fasa, connector.
3. Pasang kWh meter pada panel OAK sesuai dengan gambar wiring APP di
jobsheet. Hubungkan kabel dari panel dengan terminal di panel di OAK.
4. Setelah kWh meter dipasang, ambil tangga, kabel twisted, connector.
5. Naiki tangga. Lalu, pasang kabel twisted dari panel OAK dan kabel dari sumber
ke connector. Gunakan kunci pas untuk merapatkan kabel dalam connector agar
kabel terpasang dengan kuat.
6. Uji terminal di panel OAK menggunakan tespen. Cek fasa dan netralnya. Jika
saluran fasa maka tespen akan menyala, sedangkan saluran netral tespen tidak
menyala. Jika sesuai, maka pemasangan sudah benar.

4.7 PEMBEBANAN KWh METER

Tahap Pengerjaan :

1. Menyiapkan beban yang akan digunakan yaitu 4 lampu pijar 40 watt dan 1 mesin bor
tangan 600 watt

27
2. Mengukur arus yang mengalir menggunakan clamp meter pada saat bebannya lampu
pijar saja
3. Setelah itu, mengukur arus yg mengalir menggunakan clamp meter pada saat
bebannya lampu pijar dan mesin bor tangan.
4. Menghitung daya aktif, energi, dan biaya yang harus dikeluarkan dari arus dan
tegangan yg di ukur.

NO. Bagian Yang Diukur Nilai Tegangan Keterangan

1. Kotak Kontak 225,7

NO. Beban Nilai Arus


1. 4 buah lampu pijar 40 watt 0,6 A
2. 4 buah lampu pijar 40 watt, mesin bor tegangan 600 1,4 A
watt

28
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pada praktikum bengkel semester II “instalasi penerangan 1 fasa system on plaster ” ini ,
mahasiswa telah mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang Secara umum :

 Memasang instalasi penerangan 1 fasa system on plaster


 Dapat mencari dan mengetahui trouble shooting pada instalasi penerangan 1 fasa
system on plaster
Secara khusus :
 Memahami gambar kerja instalasi baik diagram single line maupun diagram
pengawatan
 Memahami fungsi, memasang dan menggunakan komponen-komponen / peralatan
instalasi
 Melakukan pemipaan dan wiring / pengawatan
 Memahami prinsip kerja kWh meter, memasang instalasi kWh meter dan mengukur
menggunakan kWh meter
 Menyambung pada jaringan bertegangan
5.2 SARAN
Mahasiswa harus mengikuti instruksi dari dosen pengajar, dan memahami isi jobsheet agar
tidak terdapat kesalahan dalam pemasangan sambungan. Mahasiswa juga harus menggunakan
APD agar aman dalam bekerja.

29
30

Anda mungkin juga menyukai