Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh :

Kelompok I :

1. Dewi Julianti NIM 201751069

2. Dede Muziburohman NIM 201751060

3. Elsah NIM 201751099

4. Luky Afiransa NIM201751195

5. Nurul Musyahadah NIM 201751253

JURUSAN FARMASI

INSTITU SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami memperoleh kesehatan dan
kekuatan untuk dapat menyelesaikan “Makalah tentang Senyawa Tanin ini''.

Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnyapenulis


sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen atas kebijaksanaan dalam membantu
dan membimbing kami sehingga “Makalah tentang Senyawa Tanin”
ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi


penyampaian yang menjadikan “Makalah tentang Senyawa Tanin” ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua
pihak untuk kesempurnaan makalah ini
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan menghasilkan beberapa
senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energy melainkan untuk menunjang kelangsungan
hidupnya seperti untuk pertahanan dari predaptor. Beberapa senyawa seperti alkaloid, triterpen
dan golongan fenolmerupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari metabolisme
skunder.Golongan fenol dicirikan oleh adanya cincin aromatik dengan satu atau dua
gugushidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi flavonoid,fenilpropanoid,
asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dantanin, yang tersebar luas di
berbagai jenis tumbuhan.

Tanin merupakan senyawa fenolik yang mengandung protein. Tanin terdiri atas
bermacam-macam kelompok oligomer dan polimer. Oleh karena itu adabeberapa kesimpang
siuran tentang terminologi yang digunakan untuk mengidentifikasi ataupun mengelompokkan
senyawa tanin. Salah satu definisiyang paling baik yang diberikan oleh Horvath (1981). Tanin
adalah suatu senyawa fenolik dengan berat molekul cukup tinggi yang mengandung hidroksil
dankelompok lain yang cocok (seperti karboksil) untuk membentuk komplek yangefektif dengan
protein dan makro molekul yang lain dibawah kondisi lingkungantertentu yang dipelajari. Tanin
merupakan bentuk kompleks dari protein, pati,selulosa dan mineral. Tanin mempunyai struktur
dengan formula empiris C72H52O46.

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus
dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin,yaitu tanin terkondensasi dan
tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau flavolansecara biosintesis dapat dianggap terbentuk
dengan cara kondensasi katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan
kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu flavon dengan
satuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8. Kebanyakan flavolan mempunyai2-20 satuan
flavon.

Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tannin yang
sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat logam. Maka dari itu efek yang
disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksi dan biologis

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa tanin?

2. Apa saja klasifikasi dari tanin?

3. Bagaimana proses biosintetik dari tanin?

4. Apa contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin ?

5. Bagaimana uraian tanaman jambu biji ?

6. Apa manfaat senyawa tannin pada tanaman jambu biji?

7. Bagaimana efek farmakologi jambu biji?

8. Bagaimana mekanisme penyembuhan diare oleh tanin?

I.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari senyawa tanin

2. Untuk mengetahui klasifikasi senyawa tanin

3. Untuk mengetahui proses biosintetik dari tanin

4. Untuk mengetahui contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin

5. Untuk mengetahui uraian tanaman jambu biji

6. Untuk mengetahui manfaat senyawa tannin pada tanaman jambu biji

7. Untuk mengetahui efek farmakologi jambu biji

8. Untuk mengetahui mekanisme penyembuhan diare oleh tanin


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan obat tradisional pada masyarakat pada umumnya masih sebatas dalam
bentuk jamu, yang cara penyajiannya dengan cara direbus ataudiseduh, sehingga kurang disukai
penggunaannya. Selain itu sediaan jamu masih mempunyai kekurangan seperti penyajian yang kurang
praktis, bentuk sediaan yang kurang stabil dan takaran dosis yang tidak tepat. Salah satu usaha
untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan pembuatan dalam bentuk sediaan farmasetisyang
lebih baik dari bahan alam, yaitu dengan membuatnya dalam bentuk sediaan tablet dari ekstrak
tanaman.

Daun jambu biji (Psidium guajava L) adalah salah satu obat tradisional yang masih sering
digunakan sampai sekarang. Daun jambu biji sebagai obat tradisional digunakan untuk
pengobatan diare, radang lambung, sariawan,keputihan, kencing manis. Secara alamiah daun
jambu biji yang diketahui berkhasiat dan aman dikonsumsi (Dalimartha, 2001). Salah satu zat
yang terkandung dalam tanaman jambu biji (Psidium guajava L) adalah tanin yang dapat digunakan
sebagai obat anti diare. Tanin merupakan senyawa fenolik larutair dengan BM 500-3000,
memberikan reaksi umum senyawa fenol dan memiliki sifat-sifat khusus seperti presipitasi
alkaloid, gelatin, dan protein-protein lain.Tanin banyak tedapat di dalam tumbuhan berpembuluh,
khususnya dalam jaringan kayu, selain itu banyak terdapat pada bagian daunnya.

Senyawa aktif pada daun yang berfungsi sebagai anti diare adalah tannin. Ekstrak daun
jambu biji dapat digunakan untuk membasmi bakteri/mikroba penyebab diare (Salmonella
typhii,E. coli,Shigella dysentriae). Komposisi kimia di dalam daun jambu biji adalah tannin 9 -
12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat, asam ursolat, asam psidiolat, asam
kratogolat, asam oleanolat, asam guajavarin dan vitamin.

Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yangterdapat dalam
bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil). Monomer tannin
adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat
kompleks dan biasanya tergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol,
makatannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif
terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi,berguna untuk bahan perekat
termosetting yang tahan air dan panas. Tanin diharapkan mampu mensubsitusi gugus fenol dari resin
fenol formaldehid guna mengurangi pemakaian fenol sebagai sumberdaya alam tak terbarukan.
Tanin merupakan metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigen dengan rasa khas yang
sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin (proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin
kondensasi. Tannin hidrolisis diprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin
kondensasi disintesis dari prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang
dihasilkansecara in vitro dapat dipahami karena produksi metabolit sekunder pada kalus invitro
dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya komposisi media yang digunakan dan zat pengatur
tumbuh yang diaplikasikan.

Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoi
glukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi olehlima atau lebih gugus ester
galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam
heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis, selagi tanin ini
menghasilkan asam elagat.

Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang mempunyai berat
molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus lainnya (seperti karboksil) sehingga
dapat membentuk kompleks dengan protein dan makromolekul lainnya di bawah kondisi
lingkungan tertentu

Penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis merupakan salah satu penyakit
yang masih banyak dijumpai di masyarakat,. Adapun tanaman obat yang dapat digunakan untuk
membantu mengatasi diare diantaranya mempunyai efek sebagai adstringen (pengelat) yaitu
dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan, diare dan
disentri, selain itu juga mempunyai efek sebagai antiradang, dan antibakteri.
BAB II

PEMBAHASAN

I.1. Definisi Tanin

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang
belum matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang ,tanin digunakan sebagai energi
dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tannin. Tanin yang dikatakan sebagai sumber
asam pada buah.
Berikut adalah gambar struktur tanin.

Sifat-sifat Tanin :

1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat.
2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
3. Tidak dapat mengkristal.
4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
5. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan proteintersebut sehingga tidak
dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Sifat kimia Tanin :

1. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yangsukar dipisahkan


sehingga sukar mengkristal.
2. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.
3. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.

dengan Identifikasi Tanin dapat dilakukan cara :

1. Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan.


2. Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.
3. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromatberwarna coklat.

Kegunaan Tanin :
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian tertentu pada tanaman,
misalnya buah yang belum matang, pada saat matang taninnya hilang.
2. Sebagai antihama bagi tanaman sehingga mencegah serangga danfungi.
3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.
4. Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya padagastrointestinal dan
pada kulit.
5. Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnyaluka bakar, dengan cara
mengendapkan protein.
6. Sebagai pengawet dan penyamak kulit.
7. Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.
8. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam tamak yang tidak
larut.
Hidrolisa Tanin: Tanin apabila dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksi yang sederhana.
Hidrolisa :
1. Asam Gallat terurai pirogalol
2. Asam Protokatekuat Katekol
3. Asam Ellag dan Tenol-fenol lain.(Asam Ellag dapat disamak kulit bentuk bunga).
I.2. Klasifikasi Tanin

Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinya senyawa yang
memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin yang terhidrolisis
dan tanin yang terkondensasi.

1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat


dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan
menggunakanasam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah
gallotaninyang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat.
Selainmembentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yangbisa
disebut Ellagitanins.

Berat molekul galitanin 1000-1500,sedangkan Beratmolekul Ellaggitanin 1000-3000.


Ellagitanin sederhana disebut juga ester asamhexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat
terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air. Asam elagat merupakan hasil sekunder
yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tanin yang sesungguhnya merupakan ester
asamheksaoksidifenat.

2. Tanin terkondensasi (condensed tannins).Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis,
tetapi dapat terkondensasimeghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari
polimerflavonoid yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol,
makatannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida.Tanin terkondensasisangat reaktif
terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasiTanin terkondensasi
merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat padaseluruh dunia tumbuhan tetapi
terutama pada tumbuhan berkayu. Taninterkondensasi telah banyak ditemukan dalam
tumbuhan paku-pakuan. Nama laindari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin
merupakan polimer dariflavonoid yang dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu
contohnyaa dalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun
dariepiccatechin dan catechin.
II.3. Biosintesis Tanin

Biosintesa dari Tanin

secara umum :Biosintesa asam galat dengan precursor senyawa fenol propanoid
Contoh :
- Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin
- Dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat
- Dengan precursor senyawa fenol propanoid. ( Rhus thypina )
- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin

1. Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara
kondensasi katekin tunggal (galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian
oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon dengan
satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai
20satuan flavon. Nama lain untuk tanin-terkondensasi adalah proantosianidin karena bila
direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus
dan dibebaskanlah monomer antosianidin.
Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan asam akan
menghasilkan sianidin.

2. Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil
atau lebih. Pada jenis kedua, intimolekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam
heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini
menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida
atau asam sulfat menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzabletanin yang terhidrolisis oleh
asam lemah atau basa lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh
gallotannins adalah ester asam gallicglukosa dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan
dalam daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.

Salah satu contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin adalah jambu biji
II.4. Uraian Tanaman Jambu Biji
1. Divisio : Spermatophyta
2. Subdivisio : Angiospermae
3. Classis : Dicotyledoneae
4. Ordo : Myrtale
5. Familia : Myrtacea
6. Genus : Psidium
7. Species : Psidium guajava L

Jambu biji (Psidium guajava L) tersebar meluas hingga Asia Tenggara


termasuk Indonesia, Asia Selatan, India dan Srilanka. Jambu biji termasuk tanaman perduyang
memiliki banyak cabang dan ranting serta batang pohonnya keras.Permukaan kulit luarnya
berwarna coklat dan licin. Bila kulit kayu jambu bijidikelupas akan terlihat permukaan batang
kayunya basah. Bentuk daunnya bercorak bulat telur dengan ukuran agak besar dan bunganya
kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di
daerah. Dataran rendah sampai ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Pada umur2-3
tahun jambu biji sudah mulai berbuah dan bijinya banyak terdapat pada daging buahnya.
Daun jambu biji (Psidium guajava L) merupakan daun tunggal bertangkai pendek dengan
letak berhadapan dan panjang tangkai daun 0,5-1 cm. Helaian daun bulat memanjang agak
jorong, ujung tumpul, pangkal membulat,tepi rata agak menekuk ke atas, pertulangan menyirip
dengan panjang 6-14 cmdan lebar 3- 6 cm berwarna hijau. Ibu tulang daun dan tulang cabang
menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.

II.5. Manfaat Tanaman Jambu Biji Pada Tanin

Senyawa tannin bersifat sebagai astringent, yaitu melapisi mukosa usus,khususnya usus
besar dan menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak.Serta sebagai penyerap racun
dan dapat menggumpalkan protein. Oleh Karena itu senyawa tannin dapat membantu
menghentikan diare.

II.5. Kandungan Dari Tanaman Jambu Biji Pada Tanin

Senyawa aktif pada daun jambu biji yang berfungsi sebagai anti diare adalah tannin.
Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk membasmi bakteri/mikroba penyebab diare
(Salmonella typhii,E. coli,Shigella dysentriae).Komposisi kimia di dalam daun jambu biji adalah
tannin 9 - 12%, minyak atsiri,minyak lemak dan asam malat, asam ursolat, asam psidiolat, asam
kratogolat,asam oleanolat, asam guajavarin dan vitamin.

II.7. Efek Farmakologi dan hasil penelitian pada Jambu Biji

Secara in vitro, infus daun jambu biji dengan bermacam-macam kepekatan menunjukkan
perbedaan yang nyata pada diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman Shigella Flexneri dan
Shigella Sonnei, sebagai penyebab disentri basiler.(Imam Subagyo, Wahjo Dyatmiko dan Abdul
Karim, UNAIR 1981)Secara in vitro, rebusan daun jambu biji kadar ccdapat mengurangi
kontraksi usus halus terpisah marmut, yang sebanding dengan atropin sulfat 2,5

mcg/ml. Kekuatan relaksasi antara rebusan 5%, 10% dan 20% b/v tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata. (Natsir P. Djunaid, JF FMIPA UNHAS,1986) Secara in vitro, infus daun jambu biji
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan perkiraan kadar terendah
sebesar 2% b/v, tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sampai batas
10%b/v (prima Yuniarti, FF UGM, 1991).
Infus buah jambu biji pada kelinci memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar
glukosa darah). Sebagai pembanding digunakan tolbutamida(Letty Puspitawati, Fakultas Farmasi
UNTAG 193). Hasil penelitian efek infus daun jambu biji dalam upaya pencegahanasfiksia
setelah penyemprotan histami sebagai berikut; Waktu timbulnya asfiksia lebih panjang pada
kelompok yang mendapat infus daun jambu biji 5% dibandingkan pada kelompok yang
mendapatkan NaCi fisiologis dan antropinsulfat (P<0,05).

Waktu tumbulnya asfiksia antara infus daun jambu bij dengan fenilhidramin HCI tidak
berbeda nyata (P>0,05).Asfiksida tidak terjadi pada kelompok yang mendapatkan infuse
daun jambu biji 10%, efedrin dan aminofilin (Aznan Lelo, Yineldi Anwar, M. IskandarLubis,
dkk, Bagian Farmakologi FKL USU dan Jurusan Farmasi FMIPA USU)
BAB III

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan :Tannin
merupakan senyawa kimia yang kompleks terdiri dari senyawa polifenol yang tersebar luas pada
daun dan buah yang belum masak. Senyawa tanin terbagiatas dua yaitu tannin terhidrolisis dan
tanin terkondesasi. Salah satu tanaman yang mengandung senyawa tannin ialah daun jambu biji
yang bersifat astringent yangbermanfaat untuk membantu pengobatan diare. Efek farmakologi
dari daun jambu biji dalam membantu pengobatan diare sudah terbukti melalui beberapa
penelitian yang dilakukan.

IV.2. Saran

Saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan agar dapat membantu
berkembangnya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978.


Termiticidal Components of Wood Extracts : 7-Methyljuglone from Diospyros virginia
JournalAgriculture Food Chemistry.Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia Edisi IV.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.Hudayani,
Miftakhul. 2008.
Efek antidiare ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica val) Pada mencit jantan Galur
swiss Webster.
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.Harborne, J.B.1996.
Metode Fitokimia
Edisi ke-2.ITB Bandung.Bandung.Novitasari, Ayuningtyas. 2009.
Pengaruh Penggunaan Amprotab® Sebagai Bahan Penghancur Terhadap Sifat Fisik Tablet
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.).Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.Sa'adah, Lailis. 2010.
Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Tanin Dari Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi
L.).Skripsi
. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri. Malang.Utami, Indah Wahyuni. 2008.
Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight.) Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Balb-C Yang
Diinduksi Dengan Kalium Oksonat.Skripsi
. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai