Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ILMU BIOMEDIK DASAR

“SISTEM IMUNOLOGI DAN HEMATOLOGI”

Nama Dosen Mata Kuliah :


Tria Firza.,S.Kep.,Ners.,M.Biomed

Disusun oleh:

Afuah Dini

Annisa Destiani Nurramadhan

Moch Anan Ma’ruf

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

Jl. Terusan Jenderal Sidirman, Baros, Kota Cimahi, Jawa Barat 40525

Tahun Akademik 2017/2018


1. Mekanisme respon imun terhadap imunisasi ?

Pemberian vaksin sama dengan pemberian antigen pada tubuh. Jika terpapar oleh antigen,
baik secara alamiah maupun melalui pemberian vaksin, tubuh akan bereaksi untuk
menghilangkan antigen tersebut melaluisistem imun. Secara umum, respons imun dibagi
menjadi 2, yaitu respons imun non-spesifik dan respons imun spesifik.

Respons imun nonspesifik merupakan imunitas bawaan (innate immunity) yaitu respons
terhadap zat asing dapat terjadi walaupun sebelumntya tidak pernah terpapar pada zat
tersebut. Diturunkan secara alami,tidak selektif dalam menahan setiap benda asing atau sel
abnormal pada pertama kali terpapar. Respons imun nonspesifik membentuk lini pertahanan
pertama terhadap se lasing,cedera, tatau peradangan. Kerusakan jaringan sebagian besar
diperantarai oleh fagosit yang berubah menjadi makrofag. Sekresinya mengahncurkan se
lasing dan sel yang rusak melalui proses fagositosis dan pengeluaran zat kimia.

Respons imun spesifik adalah serangan selektif yang ditujukan untuk membatasi atau
menetralisasi serangan tertentu oleh tubuh telah disiapkan untuk dihadapi. Respons imun
spesifik meruapakan respons didapat/acquired/ (dari luar organisme) pengaruh yang timbul
terdapat antigen tertentu dimana tubuh pernah terpapar sebelumnya. Yang mempunyai peran
penting di respons imun spesifik adalah sel-sel limfosit. Respons imun spesifik dimulai
dengan aktivitas makrofag (antigen presenting cell) yang memproses antigen,demian rupa
sehingga dapat menimbulkan interaksi dengan sel-sel system imun spesifik.dengan
rangsangan antigen yang telah diproses sel-sel system imun neproliferasi (beradaptasi dengan
ginjal) dan berdiferensiasi (membedakan) sehingga menjadi sel yang memiliki kompetensi
imunologis dan mampu bereaksi dengan antigen. Respons ini diperantarai oleh sel T dan sel
B. Pertahanan oleh sel T dikenal sebagai imunitas selular, sedangkan pertahanan oleh sel B
dikenal sebagai imunitas humoral. Imunitas selular berperan melawan antigen di dalam sel
(intasel), sedangkan imunitas humoral berperan melawan antigen di luar sel (ekstrasel).
dalam pemberian vaksin, sistem imun spesifik inilah yang berperan untuk memberikan
kekebalan terhadap satu jenis agen infeksi, melalui mekanisme memori. Sel B jika terpapar
oleh antigen, akan mengalami transformasi, proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma
yang akan memproduksi antibodi. Antibody pertama yang dihasilkan oleh sel B yang baru
terbentuk adalah immunoglobulin IgM yang berfungsi sebagai reseptor untuk mengikat
antigen spesifik. Dalam sel B terdapat respons imun yaitu respons imun primer yaitu
pertemuan awal antara antigen dan antibody.dan juga respons imun sekunder yaitu respons
imun pada pajanan kedua.

2. Mekanisme hubungan sirkulasi limfatik dengan sirkulasi darah ?

Sirkulasi limfatik berfungsi untuk mengembalikan cairan intertisial ke sistem


kardiovaskuler sekitar 8 L/hari yang meninggalkan pembuluh penukar menuju jaringan
tubuh. Pembuluh limfatik yang lebih besar meleati nodus limfatik yang berisi limfosit, yang
berperan meningkatkan respons imun terhadap mikroba,toksin bakteri, dan material asing lian
yang terbawa cairan intertisial ke dalam sistem limfatik.

Pembuluh darah yang lebih besar umumnya memiliki struktur tiga lapis, yaitu

 Lapisan dalam yang tipis, tunika intima, terdiri dari selapis (monolayer) sel endotel
(endothelium) yang di sokong oleh jaringan ikat. Sel-sel endotel yang melapisi lumen
vaskuler dirapatkan oleh suatu tight junction (taut erat), yangmembatasi difusi
molekul besar melewati endothelium.
 Lapisan tengah yang tebal, tunika media, dipisahkan dari tunika intima oleh suatu
selubung dan berfenetrasi (berperforasi), lamina elastika interna, yang sebagian besar
tersusun atas elastin. Lapisan media ini mengandung sel otot polos yang terbenam
dalam matriks ekstraseluler yang terutama tersusun atas kolagen,elastin, dan
proteoglikan.
 Lamina elastika eksterna memisahkan tunika media dari lapisan bagian luar,tunika
adventisia. Lapisan ini mengandung jaringankolagen yang menyokong fibroblast dan
saraf.

3. Hasil pemeriksaan lab untuk imunologi ?


4. Hasil pemeriksaan lab untuk hematologi ?

Pria Wanita Pria dan Wanita


Hemoglobin 13,5-17,5 g/dL 11,5-15,5 g/dL
Eritrosit
4,5-6,5 x 1012/L 3,9-5,6 x 1012/L

PCV (Hematokrit) 40-52% 36-48%


MCV 80-95 fL
MCH 27-34 pg
MCHC 20-35 g/dL
Leukosit
Total 4,0-11,0 x 109/L
Neutrophil 2,5-7,5 x 109/L
Limfosit 1,5-3,5 x 109/L
Monosit 0,2-0,8 x 109/L
Eusonofil 0,04-0,44 x 109/L
Basophil 0,01-0,1 x 109/L
Trombosit 150-400 x 109/L

5. Jenis-jenis transfuse darah ?

Transfusi ialah proses pemindahan darah atau komponen darah dari


seseorang (donor) ke orang lain (resipien). Jenis-jenis transfuse adalah :

1) Darah (whole blood), 1 unit darah (250-450 ml) dengan antikoagulan sebanyak 15
ml/100 ml darah. Dilihat dari masa penyimpanannya makan whole blood dapat dibagi
menjadi dua,yaitu :
a. Darah segar (fresh blood) : darah yang disimpan <6 jam, masih lengkap
mengandung trombosit dan faktor pembeku.
b. Darah yang disimpan (stored blood) : darah yang sudah disimpan >6 jam.

Darah dapat disimpan sampan dengan 35 hari. Darah simpan kandungan trombosit
dan sebagian faktor pembeku (terutama faktor labi) sudah menurun jumlahnya.
2) Preparat sel darah merah:
a. Sel darah merah yang dimamparkan (packed red cell = PRC).
Darah diperkatkan sehingga mencapai hematokrit 70-80% yang berarti
menghilangkan 125-150 ml plasma dari satu unitnya. PRC merupakan pilihan
utama untuk anemia kronik karena volumenya yang lebih kecil dibandingkan
dengan whole blood.
b. Washed red cell= leucocyte platelet and plasma poor RBC.
Berguna untuk mencegah reaksi febris. Dapat diberikan untuk AIHA dan untuk
mengurangi sensitisasi terhadap antigen leukosit.
3) Konsentrat trombosit (platelet concentrate): digunakan untuk mengatasi keadaan
trombositopenia berat,misalnya pada leukemia akut.
4) Konsentrat granulosit (granulocyte concentrate) : dipakai untuk leucopenia berat
dengan neutrofil <0,5x109/L.
5) Five percent albumin solution=plasma protein fraction: digunakan untuk penggantian
volume plasma pada luka bakar,kedaruratan abdomen dan trauma jaringan yang luas.
6) Fresh frozen plasma (plasma segar dibekukan),mengandung plasma dan faktor
koagulasi labil. Peraparat ini di buat dari donor tunggal sehingga resiko penularan
hepatitis rendah.
7) Cryoprecipitate (kriopresipitat):mengandung EVIII (80-100 unit), faktor von
Willebrand, E XIII, fibronectin dan fibrinogen. Digunakan untuk hemofili A,penyakit
von Willebrand
8) Lyophilized (freeze-dried) faktor VIII concentrate, dipakai untuk terapi hemofili A.
Preparat ini dibuat dari “pooled plasma” sehingga ada resiko penularan hepatitis dan
HIV/AIDS.
9) Lyophilized (freeze-dried) faktor IX prothorombin complex concentrate : mengandung
prothorombin,EIX,VII dan EX.Dipakai untuk mengatasi hemofili B.
10) Fibrinogen (freeze-dried) dipakai untuk mengatasi DIC.
Daftar Pustaka

Aaronson, I, Philip and Word,P,T,Jeremy.2010. At a Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta :


Erlangga.

Bakta,I Made.2007.Hematologi Klinik Ringkas, edisi 1. Jakarta : EGC.

Syaifuddin.2016.Buku Ajar Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai