Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MANAJEMEN LALU LINTAS

DI SUSUN OLEH KELOMPOK : 2

Tasliyatul Fuaadiyah
Nurul Masidayu
M. Jefinda Mayendra
Rino Harianto
Yogi Eka Prayoga

Dosen Pembimbing : Guswandi, ST., MT

TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
TAHUN AJARAN
2016/2017
A. Pengertian Polusi
Polusi adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi maupun materi ke dalam
lingkungan sehingga menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya. Dalam pengertian lebih lengkap, polusi adalah perubahan yang
kurang menguntungkan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh hasil aktivitas manusia
secara keseluruhan atau sebagian, melalui pengaruh langsung/tidak langsung, dari perubahan
dalam susunan kimia-fisika, tingkat radiasi, pola energi, dan limbah dari organisme. Polusi
dapat mengakibatkan perubahan unsur fisik, panas, biologis, dan kimiawi, terhadap suatu
lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya atau potensial bahaya terhadap kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan makhluk hidup. Bahan yang menyebabkan
polusi disebut polutan.

B. Jenis-Jenis Polusi
Jenis-jenis polusi dapat kita bagi menjadi empat jenis, yaitu polusi udara, polusi tanah,
polusi air, dan polusi suara.

 Polusi Udara: Polusi udara disebabkan oleh debu, partikel-partikel, asap


pembakaran, asap rokok, gas-gas, seperti CO, CO2, NO2, CFC. Polusi udara dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit pernapasan.
 Polusi Tanah: Polusi tanah umumnya disebabkan oleh pencemaran sampah rumah
tangga. Selain itu, polusi tanah juga bisa disebabkan oleh insektisida dan pestisida
yang digunakan petani untuk membasmi hama tanaman. Kegiatan industri
penambangan juga dapat merusak tanah.
 Polusi Air: Polusi air terjadi jika sumber-sumber air seperti
laut, danau, atau sungai telah tercemar sampah dan limbah berbahaya. Akibatnya, air
tidak bisa lagi digunakan. Polusi air banyak disebabkan oleh limbah industri dan
rumah tangga yang dibuang ke sungai, misalnya sampah organik, air detergen,
minyak bumi, pupuk buatan dan pestisida. Limbah tersebut akan menyebabkan
pencemaran air sehingga menimbulkan bau tak sedap, menurunnya kadar oksigen air
yang membahayakan kehidupan organisme air. Indikator air telah terpolusi adalah
perubahan bau, warna, rasa, dan suhu.
 Polusi Suara: Polusi suara diakibatkan oleh adanya berbagai macam suara dalam
berbagai kekuatan suara (dalam decibel), misalnya suara bising kendaraan bermotor.
Polusi suara dapat menyebabkan gangguan pada sistem pendengaran dan kemudian
diteruskan dengan gangguan psikologis, stress, naiknya tekanan darah, dan gangguan
kesehatan lainnya.
Kasus Pencemaran Lingkungan : Polusi Udara di Jakarta

Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh Indonesia, sampai-sampai


sebagian warga Jakarta memberikan julukan "kota polusi" kepadanya. Munculnya julukan
tersebut tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Data-data di bawah ini bisa memberikan
gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta.
Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk
nomor 3 di dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Kedua, masih dalam skala global,
kadar partikel debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang
tertinggi nomor 9 (yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei
oleh Bank Dunia pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50
mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu dalam udara.
Ketiga, jumlah hari dengan kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2002, Jakarta dinyatakan sehat selama 22 hari, sedangkan pada tahun 2003,
Jakarta dinyatakan sehat hanya selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok
Kerja Udara Kaukus Lingkungan Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan
kualitas udara terburuk di Jakarta jauh di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya
justru naik di atas 51 hari. Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan jika Jakarta dijuluki
"kota polusi" karena begitu keluar dari rumah, penduduk Jakarta akan langsung berhadapan
dengan polusi.
Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor
yang menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan
perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI
Jakarta. Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang
terdaftar di DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni
2009 adalah 9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan
Maret 2009 adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa
kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan
jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun.
Angka-angka tersebut menjadi sangat signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI
Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan ideal. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar
7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas
wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14
persen. Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila
kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.
Penyebab lain dari meningkatnya laju polusi di Jakarta adalah kurangnya ruang
terbuka hijau (RTH) kota. RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik,
introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh
RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan
wilayah perkotaan. RTH kota memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian
dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, peneduh, produsen
oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan
tanah, serta penahan angin. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan kurangnya
kemampuan ekosistem kota untuk menyerap polusi.
Sumber : www.kabarindonesia.com

1. Reaksi Masyarakat
Dalam kondisi yang tidak bersahabat tersebut tentu saja mengundang berbagai reaksi
atau respon dari masyrakat. Respon tersebut dapat berupa :

 Melihat kondisi udara di ibu kota negara kita ini sudah sangat tercemar, reaksi
masyarakat di Jakarta melihat kondisi tersebut adalah dengan menggunakan masker
yang dapat mengurangi mengurangi rasa tidak nyaman ketika menghirup nafas karena
cuaca yang sudah tercemar asap kendaraan bermotor dan juga untuk mencegah
timbulnya berbagai penyakit yang ditimbulkan akibat asap kendaraan ini.
 Selain menggunakan masker, masyarakat juga beraksi dengan mengaspirasikan
suaranya kepada pemerintah DKI Jakarta untuk membatasi jumlah kendaraan
bermotor di wilayah Jakarta karena salah satu penyebab utama dari pencemaran udara
di Jakarta adalah jumlah kendaraan bermotor melebihi kapasitas penduduk Jakarta itu
sendiri atau juga masyarakat dapat menyuarakan untuk menggunakan bahan bakar
alternatif untuk kendaraan bermotor baik itu untuk kendaraan pribadi ataupun umum
yang lebih ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi.

 Apabila pemerintah belum bisa merealisasikan aspirasi masyarakat tersebut,


masyarakat juga dapat bereaksi secara mandiri dengan menggerakan penanaman jalur
hijau dijalan – jalan utama dikota Jakarta, sehingga asap kendaraan bermotor dapat
disaring oleh pepohonan yang bisa mengurangi polusi di kota Jakarta, mengingat
Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat kurang, jalur hijau ini dapat menjadi alternatif
yang cukup bagus.

2. Hasil dari pencemaran.


a. Hasil dari pencemaran udara ini tentunya bersifat negatif karena sangat
merugikan bagi masyarakatnya.Salah satunya yang merugikan adalah dari segi
kesehatan. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari pencemaran udara ini antara
lain :

 Kanker paru – paru dan kanker liver (hati).

 Bronchitis, ashma, dan gangguan nafas.

 Iritasi mata, iritasi pada selaput lendir di hidung, dan iritasi kulit

 Sakit kepala, tenggorokan kering, dan batuk.

b. Selain berbahaya bagi kesehatan, pencemaran akibat asap kendaraan bermotor


ini pun dapat berdampak pada lingkungan seperti :

 Aspek rumah kaca.


c. Dapat menyebabkan peningkatan panas di bumi karena gas – gas dalam rumah
kaca seperti uap air dan karbondiosida tidak terlepas ke angkasa luar
melainkan terperangkap didalam lapisan bumi.

 Penipisan lapisan ozon.

d. Zat – zat dalam asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan tipis dan
berlubangnya lapizan ozon sehingga menyebabkan Global Warming dan juga
meningkatkan jumlah penyakit kanker kulit, penyakit katarak, kanker kulit,
menurunkan immunitas tubuh serta produksi pertanian dan perikanan.

 Hujan asam.

3. Pendapat secara psikologis.

Pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor ini dapat berdampak secara
psikologis bagi masyarakatnya, gangguan yang dapat ditimbulkan antara lain :

a. Gangguan emosional.
Gangguan emosional tersebut antara lain kejengkelan dan
kebingungan. Suasana yang tidak nyaman tersebut menyebabkan orang-orang
mudah merasa jengkel terhadap suasana di sekitarnya yang dapat
mengakibatkan terganggunya hubungan interpersonal dengan orang lain,
seperti mudah emosi bila orang lain melakukan kesalahan atau bercanda
dengan kita.

b. Gangguan gaya hidup.


Gaya hidup orang-orang yang tinggal di sekitar tempat terjadinya pencemaran
dapat terganggu. Contohnya yaitu gangguan tidur atau istirahat, selain itu
orang-orang yang tinggal di tempat yang sekitarnya terdapat pencemaran juga
menjadi mudah kehilangan konsentrasi sehingga orang tersebut menjadi sulit
untuk berkonsentrasi.
c. Gangguan kecerdasan.
Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak di bawah umur yang sedang
dalam usia pertumbuhan. Awal mulanya ketika masih bayi sering menghirup
ataupun mengkonsumsi zat-zat berbahaya lainnya sampai di luar batas
kewajaran karena di sekitar tempat tinggalnya terdapat pencemaran
lingkungan. Sewaktu masih bayi gangguan ini masih sulit untuk di deteksi dan
gangguan kecerdasan ini mulai tampak ketika anak tersebut mulai memasuki
kehidupan sekolahnya.

d. Gangguan kejiwaan.
Asap kendaraan bermotor juga dapat berimbas pada kejiwaan, salah
satu contohnya adala stress. Dengan kondisi keadaan Jakarta yang sering
macet dan asap kendaraan yang melebihi batas dapat menyebabkan orang
menjadi stress dalam memulai aktivitasnya.

4. Solusi untuk mengurangi pencemaran udara dikota jakarta

contoh kegiatan yang harus dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara dikota jakarta:
 Mengadakan acara car free day(hari bebas kendaraan) dimana langkah ini
dilakukan agar masyarakat tedak terbiasa dengan penggunaan kendaraan yang dapat
menyumbangkan polusi udara sekitar, cara ramah lingkungan bisa dengan
bersepedah.
 Mengadakan penghijauan di lingkungan kita demi terciptanya suasana yang
tenang sejuk dan nyaman mulailah dari lingkungan kita karna hal sekecil apapun bisa
bermanfaat banyak bagi kita dan alam, seperti menanam pohon dan tidak membuang
sampah sembarangan.
 Membuat hutan kota dimana hutan kota ini bermanfaat berfungsi untuk menyerap
polusi di kota-kota besar dan mengurangi dampak yang terjadi akibat pencemaran
udara
 Gunakan tranportasi umum seperti ankot, busway dll, jika tdk perlu sekali simpan
lah kendaraan pribadi anda dirumah dan gunakan transportasi umum yg ada. ini akan
membantu mengurangi polusi udara.

Anda mungkin juga menyukai