Anda di halaman 1dari 2

Silaturahim di Hari Raya

Hari raya idul fitri, siapa yang tidak gembira akan hari ini? Aku yakin semua umat muslim di
seluruh dunia yang sudah melaksanakan puasa dan ibadah lainnya di bulan ramadan, akan
benar-benar menunggu serta kemudian bergembira di hari raya terbesar umat islam ini.

Hal yang paling aku tunggu di hari raya idul fitri adalah berkunjung ke rumah tetangga dan
sanak saudara. Untuk mengunjungi mereka semua, biasanya kami sekeluarga harus
meluangkan waktu hingga 5 hari. Duh lelahnya, tapi entah kenapa, kami tidak merasa letih,
kami selalu bergembira ketika pergi ke semua tempat-tempat tersebut.

Hari pertama, setelah melaksanakan sholat idul fitri, kami bersama-sama berkeliling ke
rumah-rumah tetangga. Hari pertama lebaran memang kami khususnya untuk berkunjung ke
rumah mereka. Tetanggaku banyak sekali sehingga memang harus diluangkan waktu selama
satu hari penuh.

Di hari itu sebenarnya adikku adalah orang yang paling bergembira. Karena ia masih kelas 1
SMP, ada banyak orang yang memberinya uang saku. Ada yang 2 ribuan, 5 ribuan, dan
bahkan 20 ribuan. Biasanya, jika tetangga tersebut dekat sekali dengan keluargaku, ia
memberi adikku uang pecahan 20 ribuan. Duh senangnya. Sementara aku, tidak lagi
mendapatkan uang tersebut. Selalu saja aku dilewati hanya karena sudah besar. Yah memang,
umurku sekarang sudah 18 tahun dan ini tahun pertamaku berada di Universitas sebagai
mahasiswa.

Acara keliling kampung berakhir di waktu ashar, sekitar pukul 3.30 sore. Setelah
melaksanakan sholat ashar di masjid, kami beristirahat untuk mempersiapkan tenaga esok
hari. Maklum, besok kami harus pergi ke rumah kakek. Oiya, setiap tahunnya kami tidak ikut
tradisi mudik lebaran. Karena rumah keluarga besar kami masih dalam satu propinsi sehingga
mereka semua bisa dikunjungi dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Esok paginya kami segera bersiap-siap. Aku mandi setelah sholat subuh kemudian segera
menyetrika baju yang akan kupakai di hari itu. Ibu mempersiapkan oleh-oleh, adikku seperti
biasa, masih saja tertidur, sementara ayah sedang memanaskan mobil.

Satu jam kemudian tepat pukul 6.30, kami akhirnya siap untuk berangkat. Kami berkendara
selama hampir satu jam setelah akhirnya tiba dan kemudian disambut meriah oleh keluarga
disana. Setiap idul fitri, di rumah kakek ku memang mengadakan sebuah pertemuan keluarga.
Sehingga itulah saat dimana aku bisa berkumpul bersama semua keluarga.

Di acara pertemuan keluarga tersebut kami bersalam-salaman, bermaaf-mafaan, mengambil


foto bersama, dan tentu saja makan siang bersama. Begitu meriah hari itu. Kesempatan
tersebut juga dimanfaatkan oleh keluarga besarku untuk menggelar acara perkenalan bagi
anggota keluarga baru dan juga arisan keluarga. Beruntung sekali keluargaku, hari itu kami
yang mendapatkan uang arisan tersebut.

Kami adalah keluarga yang terkenal kompak, dan hal itu tidak lepas dari peran kakekku
menyelenggarakan acara tersebut setiap tahunnya. Kalau hari kedua ini, kami benar-benar
merasa lelah dan sepertinya harus segera beristirahat. Selepas sholat maghrib berjamaah,
kami segera pulang untuk beristirahat. Ayah memutuskan setidaknya kami beristirahat di
rumah selama satu hari, baru kemudian melanjutkan bersilaturahim ke rumah kerabat yang
lain pada hari raya ke-4.

Teman-teman, itulah sedikit ceritaku tentang silaturahim di hari raya.

Anda mungkin juga menyukai