KITA MENJADI
BERMAKNA
www.sabilulilmi.com
Marhaban Yaa Ramadhaan …
Bulan penuh berkah akan tiba. Bulan ampunan akan segera hadir.
Bulan rahmat akan kembali menyapa, berjumpa dengan para
perindunya. Bulan kegembiraan bagi ahli iman yang merindukan
kemulian takwa dan kesempurnaan agamanya. Gegap gempita
bulan agung yang membahagiakan setiap mukmin. Di hati
mereka, ia begitu istimewa. Di dada mereka, ia sangat spesial.
Padanya, pintu-pintu surga dibuka. Pintu-pintu neraka ditutup.
Setan-setan yang menyesatkan dibelenggu.
3
Pancangkan Tekad
4
Tidak sekejap mata pun kebaikan akan dapat kita lakukan tanpa
taufiq dan pertolongan dari Allah. Begitupun dengan keburukan,
tidak akan mampu kita hindari tanpa bantuan dari-Nya.
Dari sini, penting bagi kita yang hendak meraih kebaikan apapun
untuk selalu menguatkan ketawakalan kepada Allah dan sering
memohon bantuan (beristi’anah) kepada-Nya. Dengan
menyandarkan hati kepada-Nya, dengan penuh perendahan diri di
hadapan-Nya kita memohon, agar Allah berkenan mambantu
urusan ibadah kita di bulan Ramadhan ini.
5
Allah menghapus dosa kita. Sehingga kita dapat menuai
keberuntungan secara maksimal di musim ibadah tahun ini.
6
Ibadah yang sangat penting ini memiliki banyak sekali keutamaan.
Berikut adalah beberapa keutamaan shaum di bulan Ramadhan
yang penting untuk selalu kita hadirkan ketika kita melaksanakan
ibadah yang mulia ini. Mudah-mudahan dengan senantiasa
mengingatnya, kita dapat melaksanakan ibadah shaum di bulan
Ramadhan tahun ini dengan baik.
ِ ِ
َ ص َام يَ ْوًما ِِف َسبِ ِيل اللَّو بَ َّع َد اللَّوُ َو ْج َهوُ َع ْن النَّا ِر َسْبع
ني َخ ِري ًفا َ َم ْن
“Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah
akan jauhkan wajahnya dari api neraka sejarak tujuhpuluh tahun
perjalanan.” (HR Bukhari Muslim)
Sangat jelas makna hadis ini, bahwa orang yang berpuasa satu
hari saja dalam rangka untuk mentaati Allah, maka ia akan
dijauhkan dari azab api neraka sejarak tujuhpuluh tahun perjalan.
Jarak yang sangat jauh sekali. Maka bagaimana dengan orang
yang melakukannya selama satu bulan penuh?
9
melindungi orang yang berpuasa dari kemaksiatan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah:
Mendapat Maghfirah
10
Menjadi Syafaat pada Hari Kiamat
الطعام
َ رب؛ منَعتُو
ِّ أي:الصيام
ِّ يوم القيامة؛ يقولَ الصيام والقرآن يَش َفعان للعبد
ِّ
: قال،فشفِّعين فيو
َ النوم بالليل
َ منَعتُو: ويَقول القرآن،فشفِّعين فيو
َ َوالشهوة
ِ في َش َّف
عان ُ
Shiyam dan al Qur`an kelak akan memberi syafa’at untuk seorang
hamba pada hari kiamat. Shiyam berkata: Wahai Rabb, aku telah
menghalanginya dari makanan dan syahwat, maka izinkanlah aku
memberi syafaat untuknya. Al Qur`an juga berkata: Wahai Rabb,
aku telah menghalanginya dari tidur pada malam hari, maka
izinkanlah aku menjadi syafaat baginya. Maka keduanya memberi
syafaat. (HR Ahmad, Hakim dan Baihaqi, Ahmad Syakir berakata,
“sanadnya shahih”)
دخل ِ َّ
ُ َ ال ي،يوم القيامة
َ دخل منو الصائمون ُ َ ي، الريَّان:إن ِف اجلنة بابًا يُقال لو
فإذا دخلوا أُغلِق، أين الصائمون؟ فيَ ُقومون فيدخلون: يُقال،منو أح ٌد غريىم
دخل منو أح ٌدُ َفلم ي
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut al Rayyan.
Orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat memasuki (surga)
dari pintu tersebut, tidak ada seorang pun selain mereka. Kelak
11
akan ada yang berseru, “dimanakah orang-orang yang berpuasa?”
maka mereka bangkit dan masuk. Jika mereka telah masuk, pintu
itu akan ditutup dan tidak ada seorang pun yang masuk
melaluinya lagi.” (HR Bukhari Muslim)
Hadis ini adalah satu dari sekian banyak hadis yang menerangkan
tentang keutamaan ibadah puasa. Allah secara langsung
menyatakan bahwa puasa dapat menerbitkan kebahagiaan pada
hati orang-orang yang melaksanakannya. Beban saat berpuasa
menahan segala keinginan syahwat kelak berakhir dengan berjuta
kebaikan yang menyenangkan, baik di dunia, maupun di akhirat.
12
Kebahagiaan orang yang berpuasa tentu bukan bermakna bahwa
ia tidak menyukai ibadah yang dilakukannya itu. Namun
sebagaimana yang dikatakan tadi, kebahagiaan itu lahir dari
kenikmatan yang ia rasakan saat ia diberikan kekuatan untuk
melaksakan salah satu ibadah kepada Allah yang cukup berbeban.
Kebahagiaan itu adalah tanda keimanan yang terpancang dalam
hatinya, kesadaran yang dalam atas kebutuhannya terhadap
ketaatan yang dapat mengangkat derajatnya di sisi Allah. Dan ini
adalah hakikat kebahagian orang yang beriman.
13
Juga firman Allah tentang orang-orang yang diazab oleh-Nya,
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-
pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am *6+: 44)
14
Syaikhul Islam –rahimahullah- berkata,
17
Takwa, tidak dibangun diatas satu nilai kebaikan. Takwa adalah
akumulasi dari nilai-nilai dan unsur-unsur kebaikan yang beragam.
Nilai-nilai inilah yang penulis sebut sebagai nilai-nilai ketakwaan.
Dalam ibadah puasa, terdapat sejumlah nilai-nilai yang dapat
membangun ketakwaan seorang hamba kepada Allah. Berikut ini
diantaranya beserta penjelasannya yang ringkas:
19
Keikhlasan tentu sangat penting dalam ketakwaan. Perintah-
perintah Allah harus dilaksanakan seorang hamba dengan ikhlas,
dalam rangka mencari keridhaan Allah. Pun demikian dengan
larangan-larangan Allah, jika seorang hamba ingin mendapat
pahala dari meninggalkannya, ia pun harus meninggalkannya
karena Allah.
20
Biasanya, kenikmatan serta karunia Allah tersebut manusia sadari
saat ia terhalang darinya dan merasa membutuhkannya. Makan
dan minum adalah karunia Allah yang dirasakan oleh manusia
setiap hari, namun sering kali baru disadari bahwa semua itu
merupakan nikmat Allah yang sangat besar pada saat manusia
terhalang darinya.
Saat beribadah puasa, rasa lapar dan dahaga akan dirasakan. Saat
ia merasakan lapar dan dahaga itulah, ia pun akan mengingat
sebagian saudara-saudaranya yang merasakan hal yang sama.
Namun bedanya, ia hanya merasakan lapar dan dahaga
sementara waktu saja, sementara sebagian saudara-saudaranya
yang miskin merasakan hal itu hampir dalam setiap waktu.
Jika hati bersih, maka tentu lisan dan anggota badan akan baik
dan selalu bertakwa kepada Allah.
21
Shaum; Pengertian dan Hikmahnya
Secara istilah syar’i, shiyam adalah menahan diri dengan niat dari
perkara-perkara yang khusus, pada waktu yang khusus, dilakukan
oleh orang-orang yang khusus.
Hukum-Hukum Puasa
1. Islam, maka orang kafir tidak wajib berpuasa dan tidak sah
puasanya jika ia berpuasa. Karena syarat seseorang diterima
amalannya adalah Islam.
5. Suci dari haidh dan nifas, maka wanita yang sedang haidh
atau nifas tidak wajib dan tidak diperbolehkan berpuasa,
dan ia harus menggantinya (qadha) pada bulan yang lain.
25
tidak mampu melakukannya dan menggantinya dengan
fidyah.
A. Orang sakit
B. Musafir
26
menimbulkan beban yang berat, mayoritas para ulama
berpendapat bahwa berpuasa lebih utama.
Diperbolehkan bagi orang yang sudah lanjut usia dan renta untuk
tidak berpuasa jika memang. Hal sebagaimana firman Allah ta’ala,
2. Ingat dan tidak lupa. Maka orang yang makan atau minum
karena pula, puasanya tidak batal.
29
b. Keluar mani dengan cara masturbasi, bercumbu, dan berulang
kali melihat sesuatu yang dapat membangkitkan syahwatnya.
Adapun jika karena memikirkannya, maka ia tidak
membatalkannya.
f. Murtad.
30
c. Mandi untuk menyegarkan badan.
h. Menggunakan celak.
Adab-Adab Puasa
Selain hal-hal yang wajib kita lakukan saat berpuasa, kita juga
dianjurkan untuk menjaga etika atau adab-adab pada saat kita
berpuasa. Tujuannya, agar kita dapat benar-benar secara
maksimal meraih pahala dari ibadah puasa yang kita lakukan.
Sangat disayangkan, jika dari bulan Ramadhan yang sangat
istimewa itu kita ternyata tidak meraih banyak pahala.
31
Diantara adab-adab tersebut adalah:
Menyegerakan berbuka.
Makan sahur
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Zaid bin Tsabit
meneritakan kepadanya, bahwa mereka makan sahur bersama
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian setelah itu mereka
shalat.” Aku (Anas) berkata, “Berapa jarak waktu antara
keduanya?” ia menjawab, “Sekitar selama seseorang membaca 50
ayat.” (HR Bukhari Muslim)
33
Menjauhi maksiat
Jika saat kita berpuasa masih suka bermaksiat, berbuat buruk dan
melanggar aturan Allah, maka apa yang menjadi tujuan puasa itu
sendiri tidak tercapai. Karenanya, Allah tidak membutuhkan lagi
puasa seorang hamba, jika perbuatan dan perkataannya buruk.
Membaca al Qur`an.
Memperbanyak zikir.
Berdoa.
34
Berbuat kebaikan kepada orang lain dengan sedekah,
memberi makan orang berbuka, bersilaturahmi, tolong
menolong dalam kebaikan dan lain-lain.
Melakukan shalat tarawih secara berjamaah.
Penutup
****
Jazakumullah khairan
35