Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( SKI )


“ RESUME WALI SONGO “

DISUSUN OLEH :
DZAKKI AL RAFIIF EFENDI
KELAS : VI. B

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI ( MIN ) I


PEKANBARU
TAHUN 2019
RESUME WALI SONGO

Masuknya agama Islam di pulau Jawa, pada mulanya dibawa oleh para pedagang yang
berasal dari Malaka. Namun, penyebarannya dilakukan oleh para wali. Wali adalah penyiar
agama Islam di Jawa. Dengan demikian, perkembangan Islam di pulau Jawa tidak lepas dari
peranan para wali. Jumlah wali yang terkenal ada sembilan, yang dalam bahasa Jawa dikenal
dengan sebutan songo, sehingga jadilah sebutan Wali Songo. Adapun para Wali Songo
tersebut adalah:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim / Syekh Maulana Magribi)
Pada mulanya Sunan Gresik merupakan salah satu ahli dakwah yang dikirim
oleh Sultan Zainal Abidin dari kerajaan Samudra Pasai untuk menyebarkan pengaruh Islam
ke pulau Jawa dan Sulawesi bersama dengan Maulana Ishak. Setelah lama di pulau Jawa,
Sunan Gresik juga dikenal dengan panggilan Maulana magribi atau Syekh Magribi karena
berasal dari wilayah Magribi, Afrika Utara. Dan ada juga yang menyebutnya Syekh Jumadil
Kubra.
Kedatangan Sunan Gresik di Jawa tercatat sebagai orang Islam pertama yang masuk ke
Jawa. Oleh karena itu, kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuk Islam di pulau
Jawa. Dalam menyiarkan ajaran Islam, beliau menerapkan metode dakwah yang tepat untuk
menarik simpati warga masyarakat terhadap agama Islam. Beliau wafat pada tanggal 12
Rabiul Awwal 882 H atau 8 April 1419 M dan di makamkan di pekuburan Wetan Gresik.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)


Sunan Ampel lahir di Campa, Aceh pada tahun 1401 M dengan nama aslinya Raden
Rahmat. Ia adalah putra Maulana Malik Ibrahim. Sunan ampel memulai aktivitasnya dengan
mendirikan Pesantren Ampel Denta sehingga ia juga dikenal sebagai pembina pondok di
Jawa Timur.
Di pesantren tersebut, ia mendidik dan membimbing para pemuda Islam untuk menjadi
da’i. Diantaranya ada Raden Paku, Raden Patah, Raden Makhdum Ibrahim, Maulana Ishak
dan Syarifudin. Sunan Ampel adalah orang yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan
pertama Demak yang mempunyai jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat
Islam di Nusantara. Sunan Ampel wafat di Surabaya pada tahun 1481 M dan di makamkan di
Ampel.
3. Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)
Lahir di Surabaya tahun 1465 M. Ia adalah putranya Raden Rahmat, cucunya Sunan
Gresik, dan sudara sepupu Sunan Kalijaga. Sunan Bonang dianggap sebagai “pencipta
gending pertama”. Dalam menyebarkan Islam ia selalu menyesuaikan diri dengan
kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang dan musik gamelan. Beliau
memusatkan dakwahnya di Tuban. Dalam aktivitas dakwahnya, ia mengganti nama-nama
dewa dengan nama-nama malaikat. Sunan Bonang memberikan pendidikan Islam secara
mendalam kepada Raden Patah, putra raja Majapahit Prabu Brawijaya V, yang kemudian
menjadi Sultan Demak Pertama. Sunan Bonang wafat di Tuban tahun 1525 M.

4. Sunan Giri (Raden Paku/ Prabu Satmata/ Sultan Abdul Fakih)


Lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli Raden Paku. Ia adalah putra
Maulana Ishak dan dikenal dengan panggilan Raden Ainul Yaqin. Sunan Giri memulai
aktivitas dakwahnya di daerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan sebuah pesantren
dengan nama “Pesantren Sunan Giri”. Ia mengirim da’i terdidik ke berbagai daerah di luar
pulau Jawa, seperti di Madura, Ternate, Tedore dan Kangean.
Ia terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis. Ia mendidik anak-anak dengan
berbagai permainan yang berjiwa agama seperti jelungan, jor gula, cublak-cublak, suweng,
iler-iler yang masih dikenang hingga saat ini. Sunan Giri wafat dan dimakamkan di Giri,
Gresik pada tahun 1506 M.

5. Sunan Drajat (Raden Kosim/ Syarifuddin Masih Munat/ Sunan Sedayu)


Lahir di Ampel, Surabaya pada tahun 1407 dengan nama asli Raden Qosim atau
Syarifuddin. Ia merupakan putra Sunan Ampel. Pada waktu para wali memutuskan untuk
mengadakan pendekatan cultural pada masyarakat Jawa dalam menyiarkan Islam. Sunan
Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang Jawa yang sampai saat ini masih
digemari masyarakat, yaitu tembang pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwahnya
Sunan Drajat ialah perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial. Dakwahnya selalu
berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat di Sedayu, Gresik pada
pertengahan abad ke-16 M.
6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid/Syekh Malaya)
Dilahirkan pada akhir abad ke-14 M dengan nama Raden Mas Syahid. Ayahnya
bernama Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta yang menjadi Bupati Tuban. Dan ibunya
bernama Nawang Rum.

Karena sistem dakwahnya yang akurat dan intelek, para bangsawan dan cendikiawan
banyak yang bersimpati kepadanya. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan
wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islam seperti saat ini. Sunan Kalijaga
mengarang aneka cerita wayang bernapaskan Islam terutama mengenai etika. Beliau juga
berjasa dalam pengembangan seni suara, seni ukir, seni pahat, dan kesusatraan.

7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq/ Raden Undung)


Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Ia memiliki
keahlian khusus dalam ilmu fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, hadits dan logika. Oleh
karenanya, diantara walisongo yang lain, ia mendapat julukan waliyyul’ilmi atau orang yang
kuat ilmunya. Beliau juga melaksanakan dakwah denganpendekatan kultural.

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)


Beliau adalah putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria memusatkan aktivitas dakwahnya di
gunung Muria yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Ia menjadikan tempat-tempat
terpencil sebagai pusat dakwahnya. Ia lebih suka menyendiri dan tinggal di desa serta bergaul
dengan rakyat biasa. Beliau mengadakan kursus-kursus untuk kaum nelayan, pedagang dan
rakyat biasa untuk mendalami ilmu agama Islam.

9. Sunan Gunungjati (Syarif Hidayatullah)


Lahir di Mekkah tahun 1448 M. Ia adalah cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ia
mengembangkan ajaran Islam di Cirebon, Majalengka, Kawali, Kuningan, Sunda Kelapa,
Dan Banten. Sunan Gunungjati sangat berjasa dalam memajukan kerajaan Demak, khususnya
dalam pelantikan Sultan Trenggono sebagai raja Demak ketiga hingga kerajaan Demak
mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan Islam di pulau Jawa.

Demikianlah pembahasan mengenai Sejarah Singkat Wali Songo Di Pulau Jawa

Anda mungkin juga menyukai