MAKALAH
Ditulis Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA JAYA
2018
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 6
Assalamualaikum, WR. WB. Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah
swt, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Kepemimpinan Pertukaran
Pemimpin – Anggota (Leader Member Exchange – LMX)
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karenanya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah
swt.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Sekalian
dari penulis, terimakasih dan Wassalamualaikum, WR. WB.
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam berbagai sektor, ada tren organisasi yang muncul yaitu susunan kolaboratif seperti
aliansi dan jaringan dengan tujuan memasuki pasar baru dan medapat inovasi atau produk baru.
Dengan kolaborasi, organisasi berharap untuk bertukar kekuatan, seperti kemampuan,
pengetahuan dan sumber daya dengan yang lain, yang memperbolehkan mereka membangun
solusi yang membangun, inovatif dan sinergis untuk masalah yang tidak bisa mereka selesaikan
sendiri.
Perspektif yang berorientasi pada sistem focus pada bagaimana kualitas hubungan LMX
berefek pada pengikut interpersonal, kelompok, dan organisasi. Pendukung Sistem dan Jaringan
melihat pertentangan bahwa hubungan pemimpin tidak terbatas pada pengikut, tapi jugateman
sejawat, konsumen, supplier dan pemangku kepentingan relevan di kelompok kerja kolektifdan
jaringan organisasi.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :
Pembahasan
Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa sebuah organisasi dilihat dari hubungan
dan interaksi antara atasan dan bawahan, yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu in-group dan
out-group, dalam in-group, hubungan ditandai dengan adanya saling percaya, menghormati,
saling membutuhkan, dan saling mempengaruhi, pertukaran informasi yang baik, meningkatnya
kepercayaan diri, dan saling memberikan perhatian, sedangkan dalam out-group, hubungan yang
timbul antara atasan-bawahan ditandai dengan adanya komunikasi formal yang mempunyai
kecenderungan berdasarkan hanya kepada deskripsi pekerjaan saja. Perbedaan antara dua
kelompok ini adalah tingkat kedekatan hubungan dan interaksi antara pimpinan dan bawahan.
Teori LMX ini seperti adanya kepercayaan pimpinan terhadap karyawan dan sebaliknya
Pimpinan menaruh kepercayaan kepada pimpinan dan demikian pula sebaliknya yaitu karyawan
mempercayai pimpinan untuk berbuat yang terbaik bagi karyawan membuat karyawan menjadi
lebih royal kepada perusahaan. Karyawan mau diberi tanggung jawab lebih, bahkan ada yang
sampai mau dengan sukarela mengerjakan pekerjaan tambahan yang tidak terstruktur
sebelumnya. Hal tersebut bisa terjadi karena karyawan sudah ada hubungan saling percaya antara
atasan dan keryawan untuk bisa sama-sama memajukan organisasi perusahaan
Dimensi kepemimpinan LMX :
Untuk menjaga hubungan, pemimpin harus selalu memberi perhatian, responsif pada
kebutuhan dan perasaan mereka dan sering mempersuasi dan berkonsultasi dengan mereka.
Dasar pertukaran hubungan yang lebih dalam adalah kontrol pemimpin diluar hasil yang
diinginkan pengikut. Hasil yang diharapkan, misalnya adalah manfaat pada karir pengikut,
memberi hadiah spesial, memperbolehkan ikut dalam pengambilan keputusan, memberiotoritas
lebih besar dan lain-lain. Hubungan LMX berkualitas tinggi dengan karakter yaitu dukungan
pemimpin yang lebih tinggi, kepuasan pengikut lebih tinggi dan lain-lain. Selain itu, hubungan
positif antara LMX dan kepuasan kerja pengikut lebih kuat ketika pemimpin memiliki dukungan
organisasional, karena pemimpin merasa mempunyai sumber yang lebih untuk bertukar dengan
pengikut. Pengikut dengan LMX tinggi memberi perilaku hubungan organisasional yang lebih
besar.
Dalam hal ini ada factor-faktor yang mempengaruhi kualitas LMX seperti berikut :
1. Sifat Pengikut
3. Faktor Situasional
Yaitu kejadian yang tidak terduga yang menimbulkan peluan pemimpin untuk
mengevaluasi etika kerja pengikut atau karakter. Persepsi dari reaksi pengikut akan
mempengaruhi hubungan mereka.
1. Pemimpin dan pengikut memperlakukan dirinya sebagai orang yang tidak saling
mengenal, menguji satu sama lain untuk mengidentifikasi perilaku apa yang dapat
diterima. Setiap hubungan dinegosiasikan informal antara tiap pengikut dan pemimpin.
Manajemen Kesan dibutuhkan disini. Manajemen Kesan adalah usaha pengikut untuk
membuat citra yang baik dengan tujuan untuk mendapat keuntungan atau menjaga
hubungan panjang dengan pemimpin. Selain itu,ada pula taktik lain untuk mempengaruhi
pemimpin, yaitu Penyenangan (Ingratiation). Penyenangan adalah usaha untuk terlihat
suportif, apresiatif dan bertanggung jawab. Ada pula Promosi Diri (Self Promotion) yaitu
usaha untuk terlihat kompetendan dapat dipercaya. Penelitian melihat adanya hubungan
positif antara penyenangan dari pengikut dan kesukaan pemimpin terhadapnya. Sehingga
kemampuan seseorang sangatlah penting untuk mempengaruhi hubungan pemimpin dan
pengikut.
2. Setelah pemimpin dan pengikut kenal, mereka harus memperbaiki dan mengetahui
peranyang mereka mainkan. Kepercayaan, kesetiaan dan hormat mulai terbangun antara
pemimpin dan pengikut. Dalam tahap ini, keadilan dari pemimpin sangatlah krusial.
Ketika pemimpin merasa adil dan berbuat baik dalam tujuannhya, pengikut akan
mengambil kesimpulan bahwa pemimpin melakukannya kepada mereka, dan akan
menghasilkan hasil pertukaran yang tinggi.
3. Tahap ini adalah tahap kedewasaan. Pertukaran berdasarkan pada ketertarikan
pribadi berubah menjadi komitmen yang sama pada misi dan tujuan di dalam unit kerja.
Kualitas pertukaran antara pimpinan dan bawahan yang baik maka akan menghasilkan :
kurangnya perputaran karyawan, evaluasi kinerja yang lebih positif, tingginya frekuensi promosi,
komitmen kepada organisasi yang lebih besar, penugasan kerja lebih disenangi, sikap kerja lebih
baik, lebih banyak perhatian dan dukungan dari pemimpin, partisipasi yang lebih besar,
kemajuan karir lebih cepat. Terdapat fase-fase dalam kepemimpinan LMX yang digambarkan
pada tabel berikut:
E. Tokoh Pemimpin
Contoh dari beberapa tokoh yang kami ambil adalah bukan dari sistem kepemimpinan
industrial. Tokoh pemimpin yang kami jadikan sebagai contoh dengan salah satunya menerapkan
Leader Member Exchage (LMX) dalam kepemimpinannya adalah pahlawan Inggris pada masa
Perang Dunia II yaitu Sir Winston Churchill. Sir Winston Churchill ialah seorang pemimpin
politik Inggris yang dikenal karena kepemimpinannya dari Britania Raya selama Perang Dunia
II. Dia adalah salah satu yang memberi harapan bangsa putus asa pada hari-hari paling gelap dari
Perang Dunia II, dan instrumental dalam memutar pasang surut dari pertempuran melawan
Pasukan Axis di Eropa.
Churchill benar-benar mulai bersinar ketika dia kembali ke panggung politik selama awal
Perang Dunia II. Sebagai Perdana Menteri, dia memimpin Inggris untuk melawan terhadap orang
Jerman. Selain politisi, Churchill juga seorang seniman, sejarawan dan penulis; karya-karyanya
memenangkan Hadiah Nobel Sastra.
Churchill adalah tipe pemimpin yang tidak egoin akan jabatannya, walaupun memangg ia
terkenal dengan sifat yang keras. Kepemimpinan Churchill memiliki struktural yang baik, ia
tidak membatasi peran anggota-anggotanya apabila memiliki sebuah keunggulan dan keuntungan
untuk kepentingan negara bagian Britania Raya tersebut. Beberapa kali adanya pertukaran peran
antara Churchill dan anggotanya dalam menentukan strategi dan keputusan yang dilakukan untuk
pelaksanaan Perang Dunia II, seperti Max Aitken (Lord Beaverbrook) yang notabene adalah
asisten penasihat bagi Churchill, Max Aitken ini diperkenalkan Churchill dalam sebuah rapat
dadakan saat ada gencatan senjata pada militer Inggris oleh tentara Nazi. Max Aitken diminta
Churschill untuk memimpin rapat tersebut karena Max Aitken memiliki strategi misi yang
terbaik untuk diperintahkan kepada militer Inggris melawan Nazi. Dan itu terbukti dengan
kemenangan militer Inggris atas gencatan senjata yang dilakukan oleh Nazi.
BAB III
Kesimpulan
pada 17 November).