Anda di halaman 1dari 10

DOI: http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v21i1.

661

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEER ASSISTED LEARNING


(PAL) TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS MAHASISWA
DALAM PERKULIAHAN MORFOLOGI TUMBUHAN

Sariwulan Diana
Departemen Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung
Email: sariwulwul@yahoo.co.id

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penerapan strategi Peer Assisted Learning (PAL) dalam
perkuliahan Morfologi Tumbuhan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan rancangan quasi eksperimental jenis pretest postest
control group design. Rancangan tersebut mencakup satu kelompok mahasiswa yang diberi pretes (tes yang
dilakukan sebelum perlakuan PAL) yang kemudian dilanjutkan dengan mengobservasi proses perlakuan PAL
dan diakhiri postes. Satu kelompok mahasiswa lainnya (kontrol) hanya diberi pretes dan diakhiri postes. Ins-
trumen penelitian meliputi angket untuk menjaring tutor, seperangkat soal pretes, soal responsi, soal postes
dan angket tentang respon mahasiswa terhadap program PAL yang dilakukan. Penerapan strategi PAL ber-
pengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa dalam perkuliahan Mor-
fologi Tumbuhan (thitung > dari ttabel). Peningkatan literasi sains mahasiswa pada kelas eksperimen termasuk
kategori sedang (N-gain 0,4) dan rendah (N-gain 0,1) pada kelas kontrol. Semua mahasiswa merespon positif
terhadap startegi PAL yang dilakukan.

Kata kunci: Peer Assisted Learning, Literasi Sains, Morfologi Tumbuhan

ABSTRACT
Research on the effect Peer Assisted Learning (PAL) strategy implementation in Plant Morphology Course,
which aims to improve students’ scientific literacy has been done. This study used an experimental method,
with a quasi experimental pretest posttest control group design. The draft includes a group of students given a
pretest (tests performed before PAL treatment) which is then followed by observing the PAL treatment
process and posttest. One other student group (control) was observe only by pretest and posttest. The
research instruments include a questionnaire to solicit tutor, a set of pretest and posttest questions, tutorial,
and questionnaires about student response to the PAL program. Implementation of the PAL strategy
significantly effected students’ scientific literacy ability (tcalc. > dari ttable). Students’ scientific literacy ability
were increased with moderate category (N-gain 0.4) in the experimental class and lower category (N-gain
0.1) in the control class. All students respond positively to the PAL strategy.

Keywords: Peer Assisted Learning, Science Literacy, Plant Morphology

PENDAHULUAN Science Study (TIMSS), sangat menekankan


peningkatan kualitas kompetensi guru (Stacey,
Kualitas pendidikan Indonesia khususnya
2011). Menurut Udompong et al. (2014) kemam-
dalam kemampuan literasi sains siswa di kancah
puan menguasai materi dan elemen literasi sains
internasional masih sangat rendah, terbukti dari
ini sangat diperlukan calon guru agar mampu
hasil skor Programme for International Student
menggunakan metode yang tepat dalam mengem-
Assesment (PISA) yang berada pada urutan ke-64
bangkan literasi sains di kelas. Oleh karena itu
dari 65 negara (OECD, 2013; Puspaningtyas et
salah satu upaya untuk mengatasi keterpurukan
al., 2015; Shi et al., 2016). Menurut Jäppinen
kualitas pendidikan IPA adalah dengan mening-
(2005, dalam Stacey, 2011) keberhasilan siswa
katkan kompetensi guru IPA dan calon guru IPA
Finlandia dalam meraih prestasi terbaik PISA
termasuk didalamnya calon guru Biologi, khusus-
adalah faktor yang bersumber dari guru. Begitu
nya dalam kemampuan literasi sains, karena pada
pula kesuksesan literasi matematika Jepang
saatnya calon guru IPA tersebut akan membe-
dalam Trends in International Mathematics and

82
83 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 82-91

lajarkan IPA melalui aspek-aspek literasi sains sains tersebut disusun dalam perangkat asesmen
kepada peserta didik. yang disebut scientific literacy assessment
Dalam penelitian ini diungkap pengaruh (SLA). Beberapa studi dengan menggunakan
penerapan strategi pembelajaran yang melibatkan SLA yang sudah dimodifikasi menunjukkan bah-
tutor sebaya, yang disebut Peer Assisted Lear- wa kemampuan literasi sains siswa SMP se-
ning (PAL) terhadap peningkatan kemampuan kabupaten Sumedang masih kurang sekali
literasi sains mahasiswa calon guru Biologi da- (Rachmatulloh et al., 2016), begitu pula pada
lam pembelajaran mata kuliah Morfologi Tum- siswa SMA di kota Bandung (Diana et al.,
buhan. Pada awalnya PAL memang dilakukan 2015a). Bahkan di kalangan mahasiswa calon
untuk menanggapi kritikan terhadap kegagalan guru Biologi dalam mata kuliah Fisiologi
dalam literasi numerasi dan literasi sains sehing- Tumbuhan, juga menunjukkan kemampuan lite-
ga menuntut dikembangkannya suatu sistem un- rasi sains yang masih sangat rendah, meskipun
tuk mentransfer keterampilan yang relevan (Top- demikian kemampuan tersebut berpotensi untuk
ping dan Ehly, 1998). Startegi PAL dapat diterap- ditingkatkan melalui penerapan strategi PAL
kan secara terstruktur di dalam ruang kelas dan (Diana, 2016).
terpantau langsung oleh pengajar, atau bahkan Studi tentang kemampuan literasi sains
tidak dibatasi waktu dan tempat (Tessier, 2007; siswa maupun mahasiswa dengan menggunakan
Longaretti et al., 2010). Dengan demikian pene- instrumen literasi sains selain SLA, telah banyak
rapan strategi PAL sangat memungkinkan untuk dielaborasi. Putra et al. (2016) mengemukakan
terjadinya scaffolding literasi sains yang berarti bahwa para calon guru Madrasah Ibtidaiyah di
di kalangan mahasiswa calon guru Biologi dalam Jawa Barat menunjukkan adanya masalah dalam
mempelajari materi Morfologi Tumbuhan. proses dan hasil belajar sains. Siswa SMA
Beberapa keunggulan PAL sudah terbukti Ngawi dan Madiun yang dites menggunakan
dalam membantu keberhasilan praktikum Fisio- Nature of Science Literacy Test menunjukkan
logi Tumbuhan (Diana dan Rustaman, 2010), me- kemampuan literasi sains yang sangat rendah
ningkatkan kualitas praktikum Botani Phane- (Ariyanti et al., 2016).
rogamae (Diana et al., 2011a), praktikum Fisio- Banyak usaha yang telah dilakukan para
logi Tumbuhan (Diana et al., 2011b; Diana et al., ahli dalam meningkatkan kemampuan literasi
2012b; Diana, 2014a), praktikum Anatomi Tum- sains, diantaranya adalah dengan mengembang-
buhan (Diana, 2014a, Diana et al., 2015b), dan kan asesmen, merevisi kurikulum dan mengapli-
praktikum Morfologi Tumbuhan (Diana et al., kasikan instrumentasi berbasis riset (Surpless et
2011b; Diana et al., 2012a; Diana, 2014a). al., 2014). Selain itu berbagai penerapan model
Penerapan PAL juga dapat meningkatkan pengu- pembelajaran digunakan untuk meningkatkan li-
asaan konsep mahasiswa pada mata kuliah Em- terasi sains siswa, seperti Guided Discovery dan
briologi Tumbuhan (Diana, 2014b). PAL juga Problem Base Learning (Ardianto & Rubini,
merupakan strategi yang efektif dalam member- 2016), Levels of Inquiry (Arief, 2015), Guided
dayakan mahasiswa disamping meningkatkan Inquiry (Putra et al., 2016), Science, Technology,
prestasi belajarnya (Horvath, 2011; Abedini et Engineering, and Mathematics (STEM)
al., 2013). Begitu pula menurut Longaretti et al. (Khaeroningtyas et al., 2016), pengajaran ber-
(2010) bahwa salah satu keuntungan PAL adalah basis literasi sains (Widiyanti et al., 2015) dan
meningkatkan motivasi dan mengembangkan ku- Cooperative Learning (Ekohariadi, 2009).
alitas proses belajar. Puspaningtyas et al. (2015) juga berhasil
Literasi sains merupakan kemampuan mengembangkan buku teks sains berbasis aspek
menggunakan pengetahuan sains, meng- literasi sains. Selama ini belum terungkap tentang
identifikasi permasalahan, dan menarik ke- pengaruh penerapan strategi PAL terhadap ke-
simpulan berdasarkan bukti-bukti, untuk mema- mampuan literasi sains mahasiswa calon guru
hami dan membuat keputusan tentang alam dan Biologi dalam perkuliahan Morfologi Tumbuhan.
perubahannya sebagai akibat aktivitas manusia
(Lokan et al., 2008). Menurut Fives et al. (2014) METODE
aspek literasi sains terdiri dari peran sains, ber- Metode yang digunakan dalam penelitian
pikir dan bekerja secara ilmiah, sains dan masya- ini adalah kuasi eksperimen, dengan rancangan
rakat, matematika dalam sains serta motivasi dan jenis nonequivalent control group design. Ran-
kepercayaan terhadap sains. Semua aspek literasi cangan tersebut mencakup satu kelompok maha-
Diana, Pengaruh Penerapan Strategi Peer Assisted Learning (PAL) Terhadap Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa dalam
Perkuliahan Morfologi Tumbuhan 84

siswa yang diberi pretes (tes yang dilakukan tersebut, selanjutnya dilakukan postes untuk
sebelum perlakuan PAL) yang kemudian dilan- mengevaluasi hasil responsi dalam PAL meng-
jutkan dengan mengobservasi proses perlakuan gunakan perangkat soal pilihan ganda tetapi kon-
PAL dan diakhiri postes (soal postes berbeda tennya masih sama.
dengan soal pretes, tetapi kontennya sama). Satu Untuk mengungkap peningkatan pengua-
kelompok mahasiswa lainnya (kontrol) hanya saan literasi sains pada mahasiswa, maka dihi-
diberi pretes dan diakhiri postes, tanpa perlakuan tung uji Normalized-gain (N-gain) dan tingkat
PAL. kategorinya dengan menggunakan rumus dari
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Hake (1999), yang ditulis sebagai berikut.
Departemen Pendidikan Biologi Program Pendi-
dikan Biologi angkatan tahun 2013 kelas A (Skor postes – Skor pretes)
N-gain = =
(sebagai kelompok kontrol) dan kelas B (sebagai (Skor maksimal – Skor pretes)
kelompok perlakuan) yang sedang mengontrak
mata kuliah Morfologi Tumbuhan pada semester Nilai N-gain yang diperoleh dikategorikan
genap tahun 2014/2015. Instrumen penelitian yakni N-gain >0,7 (Skor tinggi), 0,3>N-gain>0,7
meliputi angket untuk menjaring tutor, sepe- (Skor sedang), dan N-gain< 0,3 (Skor rendah).
rangkat soal pretes berbentuk essay antara lain Skor N-gain yang diperoleh pada kelas kontrol
tentang morfogenesis serta hormon tumbuhan diperbandingkan dengan skor N-gain pada kelas
yang memuat aspek-aspek literasi sains menurut perlakuan.
Fives et al. (2014). Instrumen yang digunakan
dalam melaksanakan strategi PAL adalah sepe- HASIL DAN PEMBAHASAN
rangkat soal essay tentang materi dan aspek yang
sama seperti pada soal pretes, tetapi wacananya Sebelum dilakukan PAL (pretes), rerata
berbeda dengan soal pretes. Instrumen lainnya kemampuan literasi sains mahasiswa dalam mata
adalah soal postes yaitu seperangkat soal pilihan kuliah Morfologi Tumbuhan masih sangat ku-
ganda untuk mengonfirmasi hasil responsi dalam rang, yaitu sebesar 43,7 pada kelas kontrol dan
PAL dengan wacananya sama dengan soal pretes. 43,1 pada kelas perlakuan (Tabel 1). Pretes pada
Instrumen berikutnya adalah angket yang dise- kedua kelas ini tidak berbeda nyata dengan nilai t
barkan kepada mahasiswa tentang tanggapannya hitung = 0.4283< t tabel = 3.406 (p= 0.001).
terhadap program PAL yang dilakukan. Hasil ini bersesuaian dengan hasil penelitian li-
Program PAL yang diberikan diawali terasi sains lainnya yaitu pada siswa SMA di kota
dengan berdiskusi antara dosen pengampu mata Bandung masih rendah (Diana et al., 2015a),
kuliah Morfologi Tumbuhan dengan para ketua bahkan pada siswa SMP se-kabupaten Sumedang
kelompok (tutor yang sebelumnya sudah dipilih sangat rendah (Rachmatulloh et al., 2016).
berdasarkan prestasi akademik yang tertinggi dan Kemampuan literasi sains yang paling
hasil sosiogram kelas), mengenai hasil pretes dan tinggi dalam pretes ini adalah dalam indikator
jawaban soal pretes yang diharapkan. Dosen mengidentifikasi isu ilmiah yang melandasi kepu-
pengampu mata kuliah Morfologi Tumbuhan tusan kebijakan yang merupakan salah satu aspek
tersebut mengonfirmasi jawaban yang paling sains dan masyarakat, dengan nilai berturut-turut
benar dari para tutor dan menggiring secara tidak 83 dan 84 (dari skala 100) pada kelas kontrol dan
langsung pada jawaban yang diharapkan. Tahap kelas perlakuan.
ini juga merupakan PAL yang terjadi antara Kemampuan literasi sains yang paling
dosen dan para tutor. rendah dalam pretes ini adalah dalam indikator
Tahap program PAL selanjutnya adalah memahami aplikasi matematika dalam sains yang
terjadinya interaksi antara para tutor dengan merupakan salah satu aspek matematika dan
tutee-nya di kelas membahas tentang soal-soal sains, dengan nilai berturut-turut 1 dan 7 (dari
responsi berbekal hasil PAL dosen tutor, dengan skala 100) pada kelas kontrol dan kelas perlakuan
intervensi dosen sekecil mungkin, dosen hanya (Tabel 1; Gambar 1). Umumnya mahasiswa
memantau dari jarak jauh. Setelah PAL belum dapat menginterpretasi grafik hasil pene-
diimplementasikan, semua mahasiswa ditugaskan litian yang menampilkan hubungan suatu variabel
untuk menjawab seperangkat soal esai responsi terhadap dua variabel lainnya.
85 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 82-91

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pembelajaran


No. Soal Aspek Literasi Sains Nilai Penguasaan Mahasiswa (%)
& Indikatornya Kelas Kontrol Kelas Perlakuan
Pretes R Postes Pretes Postes Pretes Responsi Postes
Berpikir dan bekerja secara ilmiah:
1 - 1 Mengenal pola 56 40, 65 56 - 60, 83
2, 13 4 2, 14 Memperoleh/mengevaluasi kesimpulan 55, 71 78 52, 76 77 83
berdasarkan bukti
3 1,2 - Mengajukan tahapan kritis dalam desain 68 - 59 90, 94 -
penelitian
4, 5 3 4 Mengidentifikasi variabel penelitian 33, 38 74 41, 36 96 81
Matematika dan sains:
6 5 5, 6 Memahami aplikasi matematika dalam 1 33, 28 7 73 60, 14
sains
Peran sains:
7 6 7 Memahami hakekat usaha/aktivitas ilmiah 32 11 53 100 26
- - 3 Memahami konsep sains generik - 15 - - 11
- - 9 Mengidentifikasi pertanyaan yang dapat - 35 - - 74
dijawab melalui investigasi sains
Sains dan masyarakat:
8, 9, 7,8, 8, 10, Menerapkan pengetahuan saintifik dalam 29, 17, 28, 30, 93, 20, 64, 95,
11 10 12 kehidupan sehari-hari 45 80, 67 20, 12 77 95
10 9 11 Mengidentifikasi isu ilmiah yang 83 74 84 87 95
melandasi keputusan kebijakan
12 11 13 Mempertanyakan validitas sumber 40 74 34 85 100
laporan ilmiah
Rerata 43,7 50,1 43,1 81,0 67,2
N-gain 0,1 0,4
Keterangan: R: Responsi; -:Tidak ada data.

Mempertanyakan validitas sumber ilmiah

Mengidentifikasi isu ilmiah dalam kebijakan

Menerapkan pengetahuan saintifik

Mengidentifikasi pertanyaan investigasi


sains
Indikator Literasi Sains

Memahami konsep sains generik

Memahami hakekat aktivitas ilmiah

Memahami aplikasi matematis

Mengidentifikasi variabel

Postes Perlkn
Mengajukan tahapan penelitian
Responsi
Memperoleh kesimpulan Pretes Perlkn
Postes Kontrol
Mengenal pola Pretes Kontrol

0 20 40 60 80 100
Nilai Rata-rata

Gambar 1. Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa.


Diana, Pengaruh Penerapan Strategi Peer Assisted Learning (PAL) Terhadap Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa dalam
Perkuliahan Morfologi Tumbuhan 86

Dari hasil wawancara kepada mahasiswa, literasi sains mahasiswa yang ”sangat baik”
umumnya mahasiswa tidak terbiasa mengin- dalam responsi adalah memahami hakekat usaha
terpretasi grafik yang menunjukkan hubungan atau aktivitas ilmiah (sebagai bagian dari aspek
tiga variabel. Mereka biasanya hanya membaca peran sains), mengidentifikasi variabel penelitian
grafik yang menunjukkan hubungan dua variabel dan mengajukan tahapan kritis dalam desain
saja, yaitu sumbu X sebagai variabel bebas dan penelitian (sebagai bagian dari aspek berpikir dan
sumbu Y sebagai variabel terikat, atau seba- bekerja secara ilmiah).
liknya. Hal yang paling menarik pada hasil
Dari hasil responsi setelah dilakukan PAL, penelitian ini adalah dari hasil responsi kemam-
kemampuan literasi sains mahasiswa secara puan memahami hakekat usaha/aktivitas ilmiah
umum meningkat signifikan dengan nilai t hitung sangat tinggi yaitu mencapai nilai 100, tetapi
= 15.8682 > ttabel = 3.406 (p = 0.001; p< 0,05), mengalami penurunan capaian dari pretes (53) ke
dari rerata ”kurang sekali” pada pretes men-jadi postes (26) (Tabel 1; Gambar 1), akibatnya N-
”baik” pada responsi (Tabel 1). Kemampuan gain-nya menurun (Tabel 2; Gambar 2).

Tabel 2. Rekapitulasi N-Gain Setiap Indikator Literasi Sains


Aspek Literasi Sains N-gain
& Indikatornya Kelas Kontrol Kelas Perlakuan
Berpikir dan bekerja secara ilmiah:
Mengenal pola -0,1 0,4
Memperoleh/mengevaluasi kesimpulan berdasarkan bukti 0,4 0,5
Mengidentifikasi variabel penelitian 0,6 0,7
Matematika dan sains:
Memahami aplikasi matematika dalam sains 0,3 0,3
Peran sains:
Memahami hakekat usaha/aktivitas ilmiah -0,3 -0,6
Sains dan masyarakat:
Menerapkan pengetahuan saintifik dalam kehidupan sehari-hari 0,4 0,8
Mengidentifikasi isu ilmiah yang melandasi keputusan kebijakan -0,5 0,7
Mempertanyakan validitas sumber laporan ilmiah 0,6 1,0
Rerata 0,1 0,4

0,8

0,6

0,4
N-gain

0,2 Kontrol
-1E-15 Perlakuan
-0,2 1 2 3 4 5 6 7 8
-0,4

-0,6
Indikator Literasi Sains

Keterangan : 1) Mengenal pola, 2) Memperoleh/mengevaluasi kesimpulan


berdasarkan bukti, 3) Mengidentifikasi variabel penelitian, 4)
Memahami aplikasi matematika dalam sains, 5) Memahami hakekat
usaha/aktivitas ilmiah, 6) Menerapkan pengetahuan saintifik dalam
kehidupan sehari-hari, 7) Mengidentifikasi isu ilmiah yang
melandasi keputusan kebijakan, 8) Mempertanyakan validitas
sumber laporan ilmiah
Gambar 2. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa (N-Gain) Per Indikator.
87 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 82-91

Dalam pretes karena pertanyaan diajukan perbedaan nilai N-gain antara -0.5 pada kelas
dalam bentuk soal essay, mahasiswa dapat kontrol dengan 0.7 pada kelas eksperimen (Tabel
menjawabnya dengan bahasanya sendiri. Dalam 2; Gambar 2). Pada kelas eksperimen ketika
responsi, mereka menjawabnya secara tertulis pembekalan tutor, jawaban yang diinginkan pada
essay tetapi dengan bahasa yang hampir seragam. soal-soal dapat dikonfirmasi, walaupun jawaban
Ketika dilakukan postes, pertanyaan yang sama tersebut harus berasal dari para tutor dan bukan
diajukan dalam bentuk soal pilihan ganda, dari dosen. Pada kelas kontrol, ketepatan jawaban
ternyata sekitar seperempat kelas saja yang dapat tersebut tidak ada penekanan kembali.
memilih jawaban yang tepat. Tampaknya maha- Dari Gambar 2 tampak bahwa hampir
siswa kurang dapat mencermati hakekat aktivitas semua indikator kemampuan literasi sains yang
ilmiah pengendalian variabel yang tertera dalam diujikan kepada mahasiswa pada perkuliahan
kalimat option. Hal ini menunjukkan bahwa Morfologi Tumbuhan mengalami peningkatan.
kecermatan dalam memahami soal tidak dapat Rerata peningkatan kemampuan literasi sains
mudah dishare dari tutor kepada tutee, atau pada kelas kontrol masih termasuk ”rendah” (N-
sesama peer. Juga bentuk soal dari essay yang gain 0,1) sedangkan pada kelas perlakuan sudah
jawabannya agak terbuka terhadap subjektivitas termasuk kategori ”sedang” (N-gain 0,4) (Tabel
sangat berbeda efeknya dengan bentuk soal pil- 1). Hasil uji t terhadap data postes dari kedua
ihan ganda yang seolah-olah buah pikiran yang kelas, menunjukkan perbedaan yang berarti ber-
menjawab soal harus ‘sejalan’ dengan pikiran dasarkan nilai t hitung = 6.5589> t tabel = 3.460
penyusun soal. (p = 0.001). Peningkatan yang ”tinggi” diperoleh
Pada soal no. 3 dalam responsi yang melalui penerapan strategi PAL pada indikator
memuat indikator literasi sains mengidentifikasi literasi sains mengidentifikasi variabel penelitian,
variabel penelitian, ternyata mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan saintifik dalam kehi-
mengemukakan varibel bebas dan variabel terikat dupan sehari-hari, mengidentifikasi isu ilmiah
dari suatu grafik hasil penelitian dengan kategori yang melandasi keputusan kebijakan dan mem-
“sangat baik”. Indikator literasi sains lainnya pertanyakan validitas sumber laporan ilmiah
yang sudah dikuasai mahasiswa dalam kategori (Tabel 2; Gambar 2). Peningkatan yang masih
“sangat baik” dalam responsi adalah mengajukan kategori ”sedang” yang diperoleh melalui pene-
tahapan kritis dalam desain penelitian, yang rapan strategi PAL, adalah pada indikator
dijaring dalam soal no. 1 dan 2, masing-masing mengenal pola, dan memperoleh/mengevaluasi
berturut-turut menuntut mahasiswa mengajukan kesimpulan berdasarkan bukti. Kemampuan lite-
tujuan dan cara kerja dari suatu grafik hasil rasi sains mahasiswa yang masih ”rendah” seka-
penelitian. Kemampuan literasi sains yang masih lipun sudah menggunakan strategi PAL adalah
“kurang sekali” dalam responsi adalah salah satu memahami aplikasi matematika dalam sains dan
soal yang memuat indikator menerapkan bahkan terjadi penurunan pada indikator me-
pengetahuan saintifik dalam kehidupan sehari- mahami hakekat usaha/aktivitas ilmiah.
hari, yaitu soal no. 8 yang meminta mahasiswa Secara keseluruhan peningkatan kemam-
memberikan usul tentang kriteria tumbuhan yang puan literasi sains mahasiswa calon guru Biologi
tepat untuk menyiapkan taman sekaligus halaman melalui penerapan strategi PAL dalam kategori
gedung yang dapat menampung banyak kendaran sedang, hampir bersesuaian dengan hasil pene-
untuk parkir. Sebagian besar mahasiswa meng- litian Ekohariadi (2009) yang memperlihatkan
usulkan tumbuhan yang tepat untuk ditanam di korelasi positif antara kegiatan cooperative
taman halaman gedung yang dapat menampung learning dan modelling (dalam hal ini peer
banyak kendaran untuk parker adalah pohon- teaching) dengan kemampuan literasi sains
pohon yang bercabang monopodial. Jawaban siswa. Kemampuan literasi sains siswa SMP
yang paling tepat adalah pohon yang bercabang Pemalang juga meningkat signifikan melalui
ortotrop atau bahkan tidak bercabang. Bila ja- penerapan pengajaran berbasis literasi sains
wabannya monopodial saja kurang tepat, karena (Widiyanti et al., 2015). Begitu pula literasi sains
bisa saja percabangannya plagiotrop. siswa SMP Negeri Bumiayu meningkat dengan
Mengidentifikasi isu ilmiah yang melan- menerapkan STEM 6E (Khaeroningtyas et al.,
dasi keputusan kebijakan merupakan kemam- 2016).
puan literasi sains yang paling tinggi pening- Temuan ini agak berbeda dengan hasil
katannya melalui strategi PAL, yang tampak dari penelitian Diana (2016) pada mata kuliah Fisio-
Diana, Pengaruh Penerapan Strategi Peer Assisted Learning (PAL) Terhadap Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa dalam
Perkuliahan Morfologi Tumbuhan 88

logi Tumbuhan yang menunjukkan bahwa mela- hakan keaktifan siswa yaitu Levels of Inquiry
lui implementasi PAL kemampuan literasi sains (Arief, 2015), Guided Inquiry (Putra et al., 2016),
mahasiswa mengalami peningkatan meskipun pe- STEM (Khaeroningtyas et al., 2016), pengajaran
ningkatannya masih “rendah”. Di lain pihak, berbasis literasi sains (Widiyanti et al., 2015)
hasil studi ini mendukung pada penelitian PAL dan Cooperative Learning (Ekohariadi, 2009).
dalam mata kuliah Embriologi Tumbuhan, bah- Mata kuliah Morfologi Tumbuhan juga sangat
wa penerapan PAL dapat meningkatkan pengua- menuntut keaktifan mahasiswanya yang ditandai
saan konsep mahasiswa dengan N-gain 0,76 dengan lebih dominannya praktikum daripada te-
(Diana, 2014b). Begitu pula dengan serangkaian ori, serta di akhir semester mahasiswa ditugaskan
penelitian PAL dalam praktikum, menunjukkan berinkuiri melalui mini riset yang didesain, dila-
bahwa PAL yang difasilitasi oleh asisten prak- kukan, dipresentasikan, dan dilaporkan secara
tikum turut mendukung peningkatan N-gain berkelompok dan mandiri.
praktikan Morfologi Tumbuhan dan praktikan Di bidang instrumen penelitian ini sendiri,
Anatomi Tumbuhan dari “rendah” menjadi masih menyisakan kekurangan, antara lain bebe-
“sedang”, baik dari tahap uji coba program mau- rapa indikator literasi sains yang diujikan dalam
pun pada tahap implementasi program (Diana et pretes dan postes, absen diungkap dalam res-
al., 2012a; Diana et al., 2011b; Diana et al., ponsi, bahkan ada pula indikator literasi sains
2012b; Diana, 2014a). yang diujikan dalam postes saja tanpa dimun-
Meskipun hasil penelitian ini menambah culkan dalam pretes. Selain itu perbedaan bentuk
daftar dukungan terhadap keunggulan strategi soal, yaitu soal essay pada pretes dan soal pilihan
PAL yang berkaitan langsung dengan prestasi ganda pada postes yang dimaksudkan agar maha-
akademik (Topping dan Ehly, 1998; Menesses, siswa tidak terjebak pada “menghafal” jawaban,
2005), tetapi khususnya dalam kemampuan lite- memberikan scoring yang berbeda dan ketegasan
rasi sains pada mahasiswa masih sangat perlu penilaian yang berbeda pula. Yang menjadi ken-
ditingkatkan lagi. Pembelajaran Morfologi Tum- dala adalah dalam pelaksanaan PAL melalui
buhan yang didominasi dengan penemuan konsep responsi di dalam kelas, lembar jawaban indi-
melalui praktikum selama ini, kurang meng- vidual sebagai hasil responsi yang dikumpulkan
giatkan mahasiswanya dalam berpikir yang ber- dengan kalimat yang hampir persis sama setiap
aspek literasi sains, kajian teorinya kurang ber- kelompok, ditemukan kemungkinan masih
basis penelitian eksperimental tetapi lebih ber- “kurang” dikuasai oleh masing- masing individu
sifat deskriptif dan jarang membahas aplikasi dalam kelompok tersebut. Sebagian besar
konsep Morfologi Tumbuhan dalam menentukan mahasiswa ingin mengejar “cepat”, “praktis” dan
kebijakan serta dalam kehidupan sehari-hari. “sepakat” dalam berdiskusi dan sangat meng-
Banyak faktor yang mempengaruhi hindari “konflik”. Dengan demikian, masalah
rendahnya literasi sains pada siswa (dan maha- yang dianggap sulit “ditelan” begitu saja.
siswa) di negeri ini, yaitu antara lain per-bedaan Menurut hasil angket dan observasi kelas,
tuntutan pembelajaran yang berlaku selama ini secara total semua mahasiswa mengakui bahwa
dengan tuntutan PISA. Menurut pendapat para strategi PAL tepat digunakan untuk memper-
ahli pendidikan sains yang dirangkum oleh dalam penguasaan materi kuliah, karena diskusi
Surpless et al. (2014), rendahnya literasi sains diantara mahasiswa dapat memperbaiki kemam-
disebabkan pola pembelajaran di sekolah puan dalam atmosfir yang lebih menyenangkan,
(termasuk di Perguruan Tinggi) yang masih dan bahasa tutor lebih dimengerti oleh peer.
menenkankan penguasaan konten bukan melalui Kekurangan yang dialami mahasiswa adalah
proses ilmiah. Ardianto dan Rubini (2016) umumnya mereka kurang berpengalaman men-
mengemukakan bahwa dengan adanya gap antara cermati hasil penelitian dan belum pernah men-
pembelajaran sains sehari-hari dengan dengan jawab soal-soal materi kuliah berbasis penelitian.
tuntutan PISA tersebut, diperlukan pembenahan
dalam pembelajaran sains, misalnya dengan me- KESIMPULAN
nerapkan model pembelajaran tertentu yaitu
Guided Discovery dan Problem Based Learning. Strategi Peer Assisted Learning (PAL)
Peneliti lain pun mengajukan beberapa alternatif yang dilakukan dalam perkuliahan Morfologi
model pembelajaran yang berpotensi untuk me- Tumbuhan dapat meningkatkan kemampuan lite-
ningkatkan literasi sains siswa dengan mengusa- rasi sains mahasiswa dalam kategori “sedang”.
89 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 82-91

Kemungkinan besar strategi PAL yang meliputi Diana, S., Rustaman, N., Redjeki, S. & Iriawati.
pembekalan terhadap tutor tentang jawaban yang (2011a). Studi Awal tentang Kemampuan
tepat dari soal-soal pretes literasi sains, dilan- Asisten Mahasiswa dalam Pelaksanaan
jutkan dengan interaksi antara tutor dengan ma- Program Peer Assisted Learning (PAL)
hasiswa peernya dalam membahas soal-soal Praktikum Botani Phanerogamae. Dalam N.
responsi literasi sains, merupakan faktor yang Rustaman dkk (Penyunting), Prosiding
menentukan terhadap peningkatan kemampuan Seminar Nasional Biologi: Inovasi Biologi
literasi sains pada mahasiswa. dan Pembelajaran Biologi untuk Mem-
Berdasarkan temuan penelitian, untuk bangun Karakter Bangsa (hlm. 431-444).
lebih meningkatkan kemampuan literasi sains Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi
mahasiswa maka direkomendasikan bahwa pem- FPMIPA UPI.
belajaran Morfologi Tumbuhan harus berbasis ri- Diana, S., Rustaman, N., Redjeki, S. & Iriawati.
set dan materi perkuliahan harus dihubungkan (2011b). Peer Assisted Learning (PAL)
dengan fenomena yang aktual dalam kehidupan Program on Plant Morphology and
bermasyarakat. Selain itu, disarankan alat eva- Physiology in Empowering Future Biology
luasi pembelajaran juga bermuatan aspek-aspek Teacher-Students-Assistant. Dalam Kusnadi
literasi sains yang mewakili semua indikator lite- dkk (Penyunting), Proceeding 5th Inter-
rasi sains, tidak hanya bermuatan konsep saja. national Seminar on Science Education:
Strenghtening Science Education through
DAFTAR PUSTAKA Continuing Teacher Professional Develop-
ment (hlm. 42.1-42.8). Bandung: SPs UPI.
Abedini, M., Mortazavi, F., Javadinia, S.A. & Diana, S., Rustaman, N., Redjeki, S. & Iriawati.
Moonaghi, H.K. (2013). A New Teaching (2012a). Program Peer Assisted Learning
Approach in Basic Sciences: Peer Assisted (PAL) dalam Praktikum Morfologi Tum-
Learning. Procedia - Social and Behavioral buhan untuk Pemberdayaan Asisten Maha-
Sciences, Vol. 83, hlm. 39 – 43. siswa Calon Guru Biologi. Makalah Semi-
Ardianto, D & Rubini, B. (2016). Comparison nar Program Penelitian dan Pengabdian
of Students’ Scientific Literacy in Integrated kepada Masyarakat: Peningkatan Indeks
Science Learning Through Model of Guided Pembangunan Manusia Indonesia Melalui
Discovery and Problem Based Learning. Pemanfaatan Hasil-Hasil Penelitian dan
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan
hlm. 31-37. Tinggi. Bandung: LPPM UPI.
Arief, M. K. (2015). Penerapan Levels of Inquiry Diana, S., Rustaman, N., Redjeki, S. & Iriawati.
pada Pembelajaran IPA Tema Pemanasan (2012b). Implementasi Taksonomi Baru
Global untuk Meningkatkan Literasi Sains. Marzano untuk Pemberdayaan Mahasiswa
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Asisten Praktikum Fisiologi Tumbuhan da-
Pengajaran,Vol. 2 No.2, hlm. 166 – 176. lam Program Peer Assisted Learning (PAL).
Ariyanti, A.I.P., Ramli, M. & Prayitno, B.A. Dalam B.A. Prayitno dkk (Penyunting),
(2016). Preliminary Study on Developing Prosiding Seminar Nasional IX Pendidikan
Science Literacy Test for High School Biologi: Biologi, Sains, Lingkungan, dan
Students in Indonesia. Prosiding ICTTE Pembelajarannya dalam Upaya Pening-
FKIP UNS, Vol.1 No.1, hlm. 248-289. katan Daya Saing Bangsa (hlm. C023-1 -
[Online].http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.ph C023-6). Surakarta: Prodi Biologi, Jurusan
p/ictte/article/view/7604 Pendidikan MIPA FKIP USM.
Diana, S. & Rustaman, N. (2010). Preliminary Diana, S. (2014a). Pemberdayaan Asisten
Profile of Tutor’s Ability in Managing Praktikum Untuk Pelaksanaan Peer Assis-
Practical Work on Plant Physiology Through ted Learning (PAL). Disertasi. SPs UPI.
Peer Assisted learning (PAL) Program. Bandung.
Dalam Liliasari dkk (Penyunting), Diana, S. (2014b). Penerapan Strategi Peer
Proceeding The 4th International seminar of Assisted Learning (PAL) Untuk
Science Education: Curriculum Develop- Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam
ment of Science Education in 21th Century Perkuliahan Embriologi Tumbuhan. Dalam
(hlm. B15-1 - B15-6). Bandung: SPs UPI. A. Shodiqin dkk. (Penyunting), Prosiding
Diana, Pengaruh Penerapan Strategi Peer Assisted Learning (PAL) Terhadap Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa dalam
Perkuliahan Morfologi Tumbuhan 90

Seminar Nasional Mathematics and Reasoning: How Literate are Australia’s


Sciences Forum: Membidik Karya Lokal Students?. OECD PISA. [Online].
Yang Unggul Untuk Pengembangan Mate- http://research.acer.edu.au/indigenous_educa
matika dan Sains (hlm. 417-422). tion/7
Semarang: FMIPA Universitas PGRI Longaretti L., Godinho, S., Parr, G. & Wilson, J.
Semarang. (2010). Rethinking Peer Teaching. [Online].
Diana, S., Rachmatulloh, A. & Rahmawati, E.S. http://www.aare.edu.au/02pap/1on02122.ht
(2015a). Profil Kemampuan Literasi Sains m.
Siswa SMA Berdasarkan Instrumen Menesess, K.F. (2005). Determinating the
Scientific Literacy Assesments (SLA). Da- Relative Efficacy of Reciprocal and
lam Sutarno dkk. (Penyunting), Prosiding Nonreciprocal Peer Tutoring for Students
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi Identified as At-Risk for Academic Failure.
FKIP UNS (hlm. 285-291). Surakarta: [Online]http://www.eric.ed.gov/ERICWebP
Pendidikan Biologi FKIP UNS. ortal/search/detailmini.jsp?_nfpb=true&_&E
Diana, S., Rustaman, N., Redjeki, S. & Iriawati. RICExtSearch_SearchValue_0=EJ866092&
(2015b). Peer Assisted Learning (PAL) ERICExtSearch_SearchType_0=no&accno=
Program in Plant Anatomy Practicum. EJ866092.
Dalam Proceedings of International OECD. (2013). PISA 2012: Assessment and
Seminar on Mathematics, Science and Com- Analytical Framework: Mathematics,
puter Science Education (MSCEIS 2015): Reading, Science, Problem Solving and
Improving Quality of Mathematics, Science Financial Literacy. OECD Publishing.
and Computer Science Education Through [Online]http://www.oecd.org/about/member
Research. Mathematics and Science sandpartners/
Education. Bandung: FPMIPA UPI. Puspaningtyas, A.A, Rusilowati, A. & Nugroho,
Diana, S. (2016). Penerapan Strategi Peer S.E. (2015). Science Textbook Development
Assisted Learning (PAL) untuk Mening- Based On Scientific Literacy Aspects Theme
katkan Kemampuan Literasi Sains Maha- Matter Changes in Environment.
siswa Dalam Perkuliahan Fisiologi Tum- Proceedings of the IConSSE FSM SWCU,
buhan. Laporan Penelitian Pendidikan Bio- hlm. SC.44–50.
logi Departemen Pendidikan Biologi UPI. Putra, M.I.S., Widodo, W. & Jatmiko, B. (2016).
Bandung. The Development of Guided Inquiry Science
Ekohariadi. (2009). Faktor-Faktor yang Learning Materials to Improve Science
Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indo- Literacy Skill of Prospective MI Teachers.
nesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 5,
Dasar, Vol. 10, No.1, hlm. 29-43. No. 1, hlm. 83-93.
Fives, H., Huebner, W., Birnbaum, A.S. & Rachmatulloh, A., Diana, S. & Rustaman, N.
Nicolich, M. (2014). Developing A Measure (2016). Profile Of Middle School Students
of Scientific Literacy For Middle School on Scientific Literacy Achievements by
Students. Science Education, Vol. 98, No.4, Using Scientific Literacy Assessments
hlm. 549 -580. (SLA). Dalam AIP Conference Proceedings.
Horvath, K. (2011). Effects of Peer Tutoring on 1708, 080008. AIP Publishing.
Student Achievement. [Online] http://www- Shi, W.Z., He. X., Wang, Y., Fan Z.G. & Guo L.
.cehs.ohio.edu/gfx/media/pdf/Horvath.pdf. (2015). PISA and TIMSS Science Score,
Khaeroningtyas, N., Permanasari, A. & Hamidah, Which Clock is More Accurate to Indicate
I. (2016). Stem Learning in Material of National Science and Technology Com-
Temperature and Its Change to Improve petitiveness?. Eurasia Journal of Mathe-
Scientific Literacy of Junior High School matics, Science & Technology Education,
Students. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol.12 No.4, hlm. 965-974.
Vol. 5 No. 1, hlm. 94-100. Stacey, K. (2011). The PISA View of
Lokan, J., Greenwood, L. & Cresswell, J. (2008). Mathematical Literacy in Indonesia.
The PISA 2000 Survey of Students' Reading, IndoMS. J.M.E, Vol. 2, No. 2, hlm. 95-126.
Mathematical and Scientific Literacy Skills: Surpless, B., Bushey, M. & Halx, M. (2014).
15-Up And Counting, Reading, Writing, Developing Scientific Literacy in
91 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 82-91

Introductory Laboratory Courses: A Model Udompong, L., Traiwicitkhun, D. &


for Course Design and Assessment. Journal Wongwanich, S. (2014). Causal model of
of Geoscience Education, Vol. 62, hlm. research competency via scientific literacy
244–263. of teacher and student. Procedia-Sosial and
Tessier, J. (2007). Research and Teaching : Behavioral Science, Vol. 116, hlm. 1581-
Small-Group Peer Teaching in an Intro- 1586.
ductory Biology Classroom. Journal of Widiyanti, F., Indriyanti, D. R. & Ngabekti, S.
College Science Teaching, Vol. 36, No. 4, (2015). The Effectiveness of The Application
hlm. 64-69. of Scientific Literacy-Based Natural Science
Topping, K.J. & Ehly, S.W. (1998). Peer- Teaching Set toward The Students’ Learning
Assisted Learning. Lawrence Erlbaum Activities and Outcomes on The Topic of The
Associates,Inc., Publishers, Mahwah. Interaction of Living Organism and
[Online].http://www.google.co.id/search?hl= Environment. Jurnal Pendidikan IPA
id&ir=&pg=PR9&dq=pe..ce=og&q=peer+as Indonesia, Vol. 4, No. 1, hlm. 20-24.
sisted+learning+strategies&sa=N&tab=pi.

Anda mungkin juga menyukai