oleh
Nuril Fauziah,S.Kep NIM 182311101047
Rofi Syahrizal,S.Kep NIM 182311101048
Elik Anistina, S.Kep NIM 182311101070
A. LATAR BELAKANG
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan/atau tanpa
darah dan/atau lendir dalam tinja (Betz, 2010). Diare diartikan sebagai buang air
besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya
(Daldiyono, 2006). Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, berupa cairan
abnormal, dan encer (Apriningsih, 2009). Diare dapat digolongkan menjadi
ringan, sedang, atau berat; akut atau kronis; meradang atau tidak meradang.
Gangguan ini merupakan manifestasi dari transportasi cairan dan elektrolit yang
abnormal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus terjadi
di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, dan sebagian besar anak-anak
dibawah umur 5 tahun. Meskipun diare membunuh sekitar 4 juta orang/tahun di
negara berkembang, ternyata diare juga masih merupakan masalah utama di
negara maju. Di Amerika, setiap anak 2 mengalami 7-15 episode diare dengan
rata-rata usia 5 tahun. Di negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5
tahun mengalami episode diare 3 sampai 4 kali pertahun (WHO, 2009). Sampai
saat ini kasus diare di Indonesia masih cukup tinggi dan menimbulkan banyak
kematian terutama pada bayi dan balita. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Depkes RI, 2008)
Diare menyebabkan kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%).
Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare setiap tahun atau sekitar 460 balita
per hari. Sedangkan dari hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di
Indonesia dalam Depkes RI diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada
balita, nomor tiga bagi pada bayi, dan nomor lima bagi semua umur. Setiap anak
di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6–2 kali pertahun (Kemenkes
RI, 2011).
E. METODE
a. Jenis model pembelajaran : ceramah dan diskusi
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Membuat keputusan nilai personal
3. Mengidentifikasi pilihan tindakan
4. Memberi komentar
5. Menetapkan tindak lanjut
F. MEDIA
Leaflet
G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Rofi Syahrizal, S.Kep
2. Penyaji : Elik Anistina, S.Kep
3. Moderator : Nuril Fauziyah, S.Kep
4. Fasilitator : Rofi Syahrizal, S.Kep
H. SETTING TEMPAT
Keterangan:
= Pemateri
= Peserta penyuluhan
I. PROSES KEGIATAN
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberikan salam, Memperhatikan dan 5 menit
memperkenalkan diri, dan menjawab salam
membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
umum dan manfaat bagi
pasien.
c. Menjelaskan tentang Memperhatikan
tujuan umum dan tujuan
khusus
Penyajian a. Menjelaskan kepada Memperhatikan 20
pasien tentang pengertian, menit
penyebab dan tanda gejala
diare Memperhatikan
1) Memberikan
pertanyaan kepada
pasien mengenai
materi yang baru Menjawab
disampaikan pertanyaan
2) Pasien menjelaskan
materi yang telah
disampaikan Memperhatikan
b. Menjelaskan tentang
komplikasi,
penatalaksanaan, Memperhatikan
pencegahan diare
1) Memberikan
pertanyaan kepada
pasien mengenai Menjawab
materi yang baru pertanyaan
disampaikan
2) Pasien menjelaskan
materi yang telah Memperhatikan
disampaikan
c. Menjelaskan tentang
pengertian, tujuan, dan Memperhatikan
waktu cuci tangan pakai
sabun
1) Memberikan
pertanyaan kepada Menjawab
pasien mengenai pertanyaan
materi yang baru
disampaikan
2) Pasien menjelaskan Memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
d. Mendemonstrasikan cara
6 langkah cuci tangan Memperhatikan
1) Meminta peserta untuk
mempraktekkan 6
langkah cuci tangan Mempraktekkan
pakai sabun bersama
dengan pemateri
2) Pasien mempraktekkan
mandiri 6 langkah cuci
tangan pakai sabun
Penutup a. Menutup pertemuan Memperhatikan 5 menit
dengan memberi
kesimpulan dari materi
yang disampaikan Memberi saran
b. Mengajukan pertanyaan
kepada pasien Memberi komentar
c. Mendiskusikan bersama dan menjawab
jawaban dari pertanyaan pertanyaan bersama
yang telah diberikan Memerhatikan dan
d. Menutup pertemuan dan membalas salam
memberi salam
J. EVALUASI
1. Apa pengertian diare?
2. Apa penyebab diare?
3. Apa tanda dan gejala diare?
4. Apa komplikasi diare?
5. Bagaimana penanganan diare?
6. Bagaimana pencegahan diare?
7. Kapan melakukan cuci tangan pakai sabun?
8. Bagaimana cara melakukan cuci tangan pakai sabun?
K. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
3. Berita acara
4. Daftar hadir
Lampiran 1 : Materi
DIARE
1.Pengertian
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan/atau tanpa
darah dan/atau lendir dalam tinja (Betz, 2010). Diare diartikan sebagai buang air
besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya
(Daldiyono, 2006). Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, berupa cairan
abnormal, dan encer (Apriningsih, 2009). Diare dapat digolongkan menjadi
ringan, sedang, atau berat; akut atau kronis; meradang atau tidak meradang.
Gangguan ini merupakan manifestasi dari transportasi cairan dan elektrolit yang
abnormal.
Diare juga ada yang membedakan menjadi diare akut dan diare kronis.
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat. Pada diare yang berlanjut lebih dari dua minggu disertai
kehilangan berat badan atau tidak bertambah berat badannya selama masa tersebut
disebut sebagai diare kronik. Sedangkan menurut Daldiyono (2006) diare kronis
berarti diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare. Batasan waktu
15 hari tersebut merupakan suatu kesepakatan karena banyaknya usul untuk
menentukan batasan waktu diare kronik.
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang lunak dan cair. Urgensi
adalah sensasi defekasi yang tidak dapat ditunda. Ini dapat mengindikasikan
adanya iritabilitas rectum tetapi dapat pula terjadi ketika volume feses yang cair
terlalu banyak, sehingga menyebabkan rectum terlalu penuh sebagai tempat
penimbunan. Frekuensi hanya menggambarkan jumlah feses yang dikeluarkan
dan dapat atau tidak berhubungan dengan urgensi atau diare. Diare berdarah selalu
patologis dan biasanya mengindikasikan salah satu bentuk colitis atau yang
lainnya. Infeksi sering menjadi penyebab diare sementara akut. Diare pada pagi
hari yang berubah menjadi feses yang normal/butiran pada siang hari jarang
merupakan hal yang patologis. Diare yang terjadi pada pasien yang dirawat
meungkin disebabkan oleh infeksi Clostridium difficile (Sachasin, 2008).
2. Penyebab
Menurut Brunner & Suddarth (2001), penyebab diare ditinjau dari
patofisiologinya yaitu:
1. Diare sekresi (virus/kuman, hiperperistaltik usus halus, defisiensi
imun/SigA).
2. Diare osmotik (malabsorpsi makanan, kurang energi protein, bayi berat
badan lahir rendah)
Penyebab diare ditinjaudari jenis diare yang diderita yaitu:
1. Diare akut
a. Rotavirus merupakan penyebab diare nonbakteri (gastroenteritis) yang
paling sering
b. Bakteri penyebab diare akut antara lain organisme Eschericia coli dan
Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium difficile
dapat diberikan terapi antibiotik.
c. Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal infeksi traktus
urinarius dan pernapasan atas), pemberian makan yang berlebihan,
antibiotik, toksin yang teringesti, irritable bowel syndrome,
enterokolitis, dan intoleransi terhadap laktosa.
2. Diare kronis biasanya dikaitkan dengan satu atau lebih penyebab berikut
ini:
a. Sindrom malabsorpsi
b. Defek anatomis
c. Reaksi alergik
d. Intoleransi laktosa
e. Respons inflamasi
f. Imunodefisiensi
g. Gangguan motilitas
h. Gangguan endokrin
i. Parasit
j. Diare nonspesifik kronis
3. Faktor predisposisi diare antara lain usia yang masih kecil, malnutrisi,
penyakit kronis, penggunaan antibiotik, air yang terkontaminasi, sabitasi
atau higiene buruk, pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak
tepat.
3. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis berdasarkan tingkat keparahan diare yaitu:
1. Diare ringan dengan karakteristik sedikit pengeluaran feses yang encer
tanpa gejala lain.
2. Diare sedang dengan karakterisitk pengeluaran feses cair atau encer
beberapa kali, peningkatan suhu tubuh, muntah dan iritabilitas
(kemungkinan), tidak ada tanda-tanda dehidrasi (biasanya), dan kehilangan
berat badan atau kegagalan menambah berat badan.
3. Diare berat dengan karakteristik pengeluaran feses yang banyak, gejala
dehidrasi sedang sampai berat, terlihat lemah, menangis lemah, iritabilitas,
gerakan yang tak bertujuan, respons yang tidak sesuai, dan kemungkinan
letargi, sangat lemah, atau terlihat koma.
4. Gejala-gejala terkait dapat meliputi demam, mual, muntah, dan batuk
(Betz, 2010).
Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang paling penting.
Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok menggunakan dengan
sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yang kemudian dibilas dibawah air yang mengalir.
b. Infeksi cacing
1. Air mengalir
2. Handuk/ tisu
3. Sabun
6. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan
berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
BERITA ACARA
Pada hari Senin tanggal 24 September 2018 jam 09.00 s/d 09.30 WIB bertempat
di Ruang Perintologi RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo telah dilaksanakan
kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Diare oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini
diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir).
Pembimbing Klinik
Ruang Perintologi
RSUD dr. . Abdoer Rahem Situbondo
-------------------------------------
Lampiran 3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Diare oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember tanggal 24 Desember
2018 jam 09.00 s/d 09.30 WIB bertempat di Ruang Perintologi RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo.
NO NAMA ALAMAT TANDA
TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
Pembimbing Klinik
Ruang Perintologi
RSUD dr. . Abdoer Rahem Situbondo
-------------------------------------