Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

1. Pengertian pendidikan sebagai suatu sistem


Sistem berasal bari bahasa Yunani systema, yang berarti sehimpunan bagan atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan .
Istilah sistem adalah suatu konsep yang abstrak. Defnisi tradisional menyatakan bahwa
sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai satu tujuan.

2. Komponen Pendidikan
Dalam proses pendidikan merupan suatu kesatuan yang tersusun sebagai suatu
sistem pendidikan, kenapa pendidikan sebagai suatu sistem, karena dalam pendidikan
terdapat komponen –komponen yang saling terkait. yang bertujuan untuk mentransfer
informasi kepada peserta didik yaitu untuk menjadikan perubahan kearah kebaikan.
Komponen dalam pendidikan meliputi:
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yang pertama adalah tujuan pendidikan, setiap kegiatan
yang memiliki proses pasti memiliki tujuan yang akan di capai. Tujuan
pendidikan adalah untuk menjadikan seorang atau sekelompok terjadi perubahan
ke arah ysng lebih baik, dan juga akan adanya perubahan sikap, perilaku yang
lebih baik akibat adanya proses pendidikan.
Adapun beberapa tujuan pendidikan yaitu:
1. Tujuan pendidikan nasioanal.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak di capai dalam
sistem pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional tertuang dalam
undang-undang sistem pendidikan nasiona [lSISDIKNAS] No 20 tahun 2003,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
lebih beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak di capai oleh suatu
lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu.Tiap lembaga memiliki
tujuan masing- masing yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan
karakterisitik lembaga tersebut. Tujuan institusional terdiri dari tujuan khusus
dan tujuan umum. Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Sedangkan tujuan umum merujuk
pada pengembangan warga negara yang baik.
3. Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak di capai oleh suatu program
studi dan bidang studi suatu mata pelajaran yang di susun berdasarkan tujuan
institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi
tujuan pendidikan Atau taksonomi tujuan yang di kaitkan dengan bidang studi
yang bersangkutan. Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu
pada arah pencapain tujuan pendidikan nasional.
4. Tujuan pembelajaran (instruktusional)
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak di capai setelah selesai
di selenggarakannya suatu proses pembelajaran. Misalnya suatu pertemuan
yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini di susun
berdasarkan tujuan kurikulum.
b. Pendidik
Pendidik adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada peserta
didik Namun ia tak hanya sekedar memberikan pengetahuan saja tetapi juga
mendidik siswanya agar berperilaku dan berkepribadian baik Selain itu pendidik
juga harus mempunyai peran membimbing dan mengarahkan peserta didik sesuai
dengan bakat dan minatnya masing-masing
Pendidik atau guru bukan hanya di jadikan sebagai profesi tetapi menjadi
pendidik itu sudah merupakan kodrat untuk membimbing dan memberi ilmu
kepada peserta didik. Selain itu pendidik di tuntut menjadi pribadi yang cerdas,
bersemangat, ramah dan juga menjadi pribadi yang patut patut di contoh oleh
peserta didik. Pendidik juga harus mengajar dengan berpedoman kepada
kurikulum dan patuh pada etos kerja.
Menjadi seorang pendidik itu merupakan sebuah amanat yang harus di jalankan
berdasarkan panggilan hati. Namun yang terjadi sekarang, masih banyak motivasi
para pendidik yang salah yang membuat terhambatnya kemajuan pendidikan di
Indonesia. Hal ini terjadi karena banyak guru yang bekerja hanya mengharapkan
uang semata, dapat kita lihat dari guru yang “ngasal“ saat masuk kelas misalnya:
datang ke kelas menyuruh peserta didik membuka buku kemudian di suruh baca-
baca dan pendidik hanya duduk diam sambil bermain telfon seluler, dll. Bisa kita
bayangkan apa ilmu yang peserta didik dapatkan jika cara belajar itu tetap di
pertahankan.
Sebagai generasi muda inilah mindset yang harus kita rubah pada masa yang akan
datang, Seharusnya guru harus mengajar dengan sepenuh hati dan memberikan
edukasi yang berguna bagi peserta didik
Pendidik yang di SK-kan
Untuk sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru , biasanya pada beberapa
sekolah yang berada di daerah terpencil , terisolir maupun dalam kategori daerah
khusus lainnya , tentu saja tidak ada pilihan lain selain harus mengangkat guru
honorer atau guru tidak tetap untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.
Pengangkatan atau penunjukan tenaga pengajar oleh sekolah ini tentu saja
berdasarkan pertimbangan yang sudah matang baik dari sekolah , komite sekolah
dan wali murid , hingga masyarakat setempat agar proses belajar mengajar tetap
berlangsung.
SK pengangkatan guru honorer sekolah di terbitkan oleh kepala sekolah dan gaji
guru yang bersangkutan akan di danai oleh bantuan operasional sekolah (BOS)
dan sumber dana pendidikan lainnya

c. Peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran melalui pendidikan formal,in-formal
maupun non-formal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Karakteristik peserta didik:
1. Individu memiliki potensi fisik dan psikis sehingga ia menjadi sebuah pribadi
yang khas
2. Individu yang sedang berkembang dan sedang belajar
3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena
mereka adalah objek atau sasaran dari sebuah pendidikan. Selain itu peserta didik
juga menjadi penerus generasi bangsa atau yang menjadi pemimpin di suatu hari
nanti. Oleh karena itu peserta didik juga harus di tuntut untuk serius dalam proses
belajar, tak hanya pendidik saja namun kerjasama antara pendidik dengan peserta
didik sangat di perlukan supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
benar.

d. Materi atau Isi Pendidikan


Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi
yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam
pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan sosial, pendidikan
keterampilan, pendidikan jasmani dll.
e. Metode, Media dan Alat Pendidikan
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung
pada cara gutu menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran.
Berikut ini beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran:
1. Metode Ceramah
Dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode
ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap
guru atau atau instruktur. Hal ini disebabkan adanya faktor kebiasaan baik dari
guru maupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam
proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga
dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan
materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti
ada proses belajar dan tidak ada guru berarti berarti tidak ada belajar. Metode
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran ekspositori.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
1) Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah
dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan
yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau
peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru,
dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat
duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa


kelemahan, di antaranya:
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang
dominan, sebab apa yang di berikan guru adalah apa yang dikuasainya,
sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai
guru.
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan
oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya
mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan
auditif nya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan
yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran
melalui pendengarannya.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara
fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak
mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana,
atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru yang tidak menarik
4) Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walau pun ketika siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua
itu tidak menjamin siswa selutuhnya sudah paham.

1. Metode Demonstrasi
Adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret. Demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa


kelemahan, di antaranya:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan
metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya
terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih
mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.

2. Metode Diskusi
Adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1) Diskusi Kelompok
Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur
jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
2) Diskusi Kelompok Kecil
Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari
3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah
dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang
disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.

Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam proses pelaksanaan
nya, guru harus mengatur kondisi agar:
1) Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
2) Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang.
3) Setiap siswa harus saling memberikan respons.
4) Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap
penting.
5) Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta
memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi


Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar.
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3) Mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta
dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
4) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai
pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di


antaranya:
1) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
2) Memerlukan waktu yang cukup panjang yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
3) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
b. Jenis-jenis Diskusi
1) Diskusi Kelas
Adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota
kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini
adalah: pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, misalnya siapa
yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber
masalah (guru, siswa atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus
dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk
menanggapi permasalahan. Keempat, sumber masalah memberi tanggapan, dan
kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2) Diskusi kelompok kecil
Dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah
anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaan nya dimulai dengan guru
menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi
ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil.
3) Simposium
Adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang
dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk
memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan
pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan
pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan
sebelumnya.
4) Diskusi Panel
Adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang
panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Dalam diskusi
panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar
peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar
diskusi panel efektif perlu digabungan dengan metode lain, misalnya dengan
metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam
diskusi

3. Metode Simulasi
Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses
pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar
bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus
misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yng sebenarnya akan lebih bagus melalui
simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan
penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode
mengajar, di antaranya:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa
diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, yaitu:

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.

b. Jenis-jenis Simulasi
1) Sosiodrama
Adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut
hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran
keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2) Psikodrama
Metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk
terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang di
alaminya.
3) Role Playing (Bermain Peran)
Adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan
untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual atau
kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat
diangkat untuk role playing misalnya kejadian seputar pemberontakan G 30
S/PKI, memainkan oeran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran
keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.

MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya.
A. Fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan
belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta.
3) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan
lingkungan.
4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan
baik.
7) Media dapat membangkitkkan keinginan dan minat baru.
8) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
9) Media dapat memberikan pemngalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret
sampai yang abstrak.

B. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran


1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan
lain sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mangandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film, dan
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang
aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti
film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi dan lain
sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti
film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk
memproyeksikan film slide, slide projector untuk memproyeksikan film slide,
operhead projector untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat
proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain
sebagainya.

C. Prinsip-prinsip Penggunaan Media


1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan di arahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Media tidak di gunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-
mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi
benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi
pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus
sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran. Contohnya untuk membelajarkan
siswa memahami pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka guru perlu
mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan itu.
3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa
yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami
pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya,
siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap
bahan pelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki
kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memperhatikan setiap kemampuan
dan gaya tersebut.
4) Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien. Media yang
memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan
tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliki
nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memerhatikan efektivitas penggunanya.
5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama media-media mutakhir
seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan
khusus dalam mengoperasikannya. Oleh karena itulah sebaiknya guru mempelajari
dahulu bagaimana mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akan bisa
menolong tanpa kemampuan teknis mngoperasikannya. Oleh karena itulah sebaiknya
guru mempelajari dahulu bagaimana mngoperasikan dan memanfaatkan media yang
akan digunakan. Hal ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-
kesalahan yang prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya
penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah sebaliknya
mempersulit siswa belajar.

ALAT PENDIDIKAN
Adalah segala sesuatu yang secara langsung terwujudnya pencapaian pendidikan
Pengertian tentang alat pendidika dibedakan dua macam pengertian:
a. Alat pendidikan yang bersifat tindakan
Yaitu berupa upaya atau siasat dala, kaitan dengan kewibawaan. Alat ini
berfungsi prevensi (pencegahan) mencakup teladan, anjuran, suruhan, pengarahan, dan
pembinaan. Sedangkan fungsi represif (reaksi setelah ada perbuatan) mecakup syarat,
pujia, hadiah/ ganjaran, teguran, dan hukuman.
Pemilihan alat pendidikan yang akan digunakan perlu mempertimbangkan beberapa hal,
sebagai berikut:
1) Situasi hubungan antara guru dan murid. Hubungan yang diliputi kewibawaan guru
dan kepercayaan murid atas kewibawaan itu, alat pendidikan yang digunakan cukup yang
prevensif saja seperti teladan, anjuran dan suruhan.
2) Perbedaan sifat dan taulat murid juga harus diperhatikan
3) Pada anak yang normal sebaiknya digunakan tindakan yang prevensif
4) Pengunaan kecaman, ancaman dan hukuman haruslah hati-hati dan bijaksana sebab,
penggunaan tindakn ini sering kali mengakibatkan hubungan edukatif menjadi rusak dan
merugikan perkembangan kepribadian murid
b. Alat pendidikan yang berupa kebendaan
sebagai alat bantu yang lazim disebut sebagai sarana pengajaran seperti alat
pengajaran. Penggunaan alat pendidikan sebagai alat bantu harus mempetimbangkan
berbagai faktor:
1) Tujuan apakah yang ingin dicapai?
2) Alat-alat apakah yang tersedia?
3) Pendidik mana yang akan menggunakan?
4) Bagaiamana karakteristik anak didik?
5) Dimana alat tersebut digunakan?

Adapun alat bantu/ sarana pendidikan mempunyai beberapa fungsi, yaitu


1) Merekam: untuk memberikan kemungkinan memproduksi peristiwa-peristuwa yang
terjadi saat ini dan dimasa yang akan datang
2) Manipulatif: untuk memungkinkan pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa secara
wajar tidak dapat diamati
3) Stimulatif: untuk menyusun suatu lingkungan belajar yang estetik/ unik dalan rangka
meningkatkan motivasi murid
4) Mengingatkan kembali: untuk mengingatkan kembali murid pada hal-hal lain yang
telah dipelajari, sebelum ia mulai dengan pelajaran baru
5) Memperagakan: untuk memungkinkan murid menerima rangsangan belajar pada
waktu dan tempat yang sesuai, misalnya dengan memberikan contoh.
6) Mengaktifkan respon murid: murid harus menjadi penghasil dan memakai
pengatahuan yang aktif bukan penerima pasif
7) Evaluatif: untuk mengintreprestasikan respon murid sehubungan dengan berbagai
variabel, termasuk kepribadian dan potensi belajarnya dna untuk memungkinkan murid
mengevaluasi tingkah lakunya sendiri
8) Umpan balik: untuk mendorong murid untuk mengubah dan memperbaiki tingkah
lakunya. Umpan balik ini dapat diberikan secara tepat dan luwes melalui interaksi dengan
murid

Alat pendidikan ialah suatu upaya atau tindakan atau perbuatan atau situasi atau
benda atau alat yang dengan digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam proses
pendidikan.

f. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan pada hakekatnya merupakan sesautu yang ada diluar diri
individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat
dalam diri individu
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan berfungsi antara lain sbb:
1) Fungsi internal
* Pusat pendidikan formal
* Pusat kebudayaan
* Lembaga sosial
2) Fungsi eksternal
antara lain ikut berpartisipasi membantu keluarga dan masyarakat dalam hal
penyelenggaraan pendidikan informasi dan non formal
3) Jenis-jenis Lingkungan informasi (keluarga)
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak, karena dilingkungan
itulah pertama-tama dia menerima pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakan
dasar utama bagi pembentukan kepribadian selanjutnya UU sistem pendidikan nasional
no. 2 tahun 1989 menyatakan secara jelas dalam pasal 10 ayat 4. Bahwa keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nila-nilai morla dan keterampilan kepada anak
Fuad lchsan (1995) mengemukakan fungsi lembaga pendidikan keluarga sebagai berikut:
a) Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak yang merupakan faktor yang
sangat penting dalam pembentuk kepribadian anak
b) Dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang
c) Pembentuk pendidikan moral
d) Untuk menumbuhkan sikap tolong menolong, tenggang rasa sehingga tumbuh
kehidupan keluarga damai dan sejahtera
e) Berperan meletakan dasar-dasar pendidikan agama
f) Untuk membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat mengembangkan
dan menolong diirnya sendiri, keluarga cenderung menciptakan kondisi yang bias
menumbuh kembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi tanggung jawab,
keterampilan, dll.
b. Lingkungan formal (sekolah)
Pendidikan sekolah adalah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
disekolah melalui kegiatan belajar mengajar degan organisasi yang tersusun rapi,
terncanan dan berkesinambung.
1) Mampu menumbuhkangkan anak sebagai makhluk individu melalui pemberian semua
bidang studi
2) Berfungsi sebagai pembinaan watak anak
3) Harus bisa mengembangkann sikap sosial, gotong royong, toleransi dan demokrasi
4) Harus dapat menumbuhkan kembangkan anak sebagai makhluk yang religius
5) Harus mengahasilkan tenaga kerja ynag berkualitas yang mampu mensejahterkan
dirinya dan orang lain
6) Sekolah befungsi konservatif inovatif dan selektif

c. Lingkungan nonformal (masyarakat)


Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruht
terhadap perkembangan pribadi seseorang. Kaitan anatara pendidikan dan masyarakat
dapat ditinjau dari beberpa segi yaitu:
1) Masyarakat adalah sebagai penyelenggaraan pendidikan, baik yang dilembangkan
maupun yang tidak dilembagakan
2) Lembaga-lembaga kemasyarakat/ kelompok sosial di masyarakat baik lagsung maupun
tak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun
dimanfaatkan
Secara konkret peran dan fungsi pendidikan kemasyarakat dapat dikemukan sebagai
berikut:
1) Memberikan kemampuan profesional untuk mengembangkan karir.
2) Memberikan kemampuan tekis akademik dalam suatu 14ystem pendidikan nasional.
3) Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan berguna.
4) Mengembangkan kemampuan kehidupan beragama.
5) Mengembangkan keahlian dan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:
Bina Budaya.

Anda mungkin juga menyukai