2. Komponen Pendidikan
Dalam proses pendidikan merupan suatu kesatuan yang tersusun sebagai suatu
sistem pendidikan, kenapa pendidikan sebagai suatu sistem, karena dalam pendidikan
terdapat komponen –komponen yang saling terkait. yang bertujuan untuk mentransfer
informasi kepada peserta didik yaitu untuk menjadikan perubahan kearah kebaikan.
Komponen dalam pendidikan meliputi:
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yang pertama adalah tujuan pendidikan, setiap kegiatan
yang memiliki proses pasti memiliki tujuan yang akan di capai. Tujuan
pendidikan adalah untuk menjadikan seorang atau sekelompok terjadi perubahan
ke arah ysng lebih baik, dan juga akan adanya perubahan sikap, perilaku yang
lebih baik akibat adanya proses pendidikan.
Adapun beberapa tujuan pendidikan yaitu:
1. Tujuan pendidikan nasioanal.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak di capai dalam
sistem pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional tertuang dalam
undang-undang sistem pendidikan nasiona [lSISDIKNAS] No 20 tahun 2003,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
lebih beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak di capai oleh suatu
lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu.Tiap lembaga memiliki
tujuan masing- masing yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan
karakterisitik lembaga tersebut. Tujuan institusional terdiri dari tujuan khusus
dan tujuan umum. Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Sedangkan tujuan umum merujuk
pada pengembangan warga negara yang baik.
3. Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak di capai oleh suatu program
studi dan bidang studi suatu mata pelajaran yang di susun berdasarkan tujuan
institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi
tujuan pendidikan Atau taksonomi tujuan yang di kaitkan dengan bidang studi
yang bersangkutan. Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu
pada arah pencapain tujuan pendidikan nasional.
4. Tujuan pembelajaran (instruktusional)
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak di capai setelah selesai
di selenggarakannya suatu proses pembelajaran. Misalnya suatu pertemuan
yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini di susun
berdasarkan tujuan kurikulum.
b. Pendidik
Pendidik adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada peserta
didik Namun ia tak hanya sekedar memberikan pengetahuan saja tetapi juga
mendidik siswanya agar berperilaku dan berkepribadian baik Selain itu pendidik
juga harus mempunyai peran membimbing dan mengarahkan peserta didik sesuai
dengan bakat dan minatnya masing-masing
Pendidik atau guru bukan hanya di jadikan sebagai profesi tetapi menjadi
pendidik itu sudah merupakan kodrat untuk membimbing dan memberi ilmu
kepada peserta didik. Selain itu pendidik di tuntut menjadi pribadi yang cerdas,
bersemangat, ramah dan juga menjadi pribadi yang patut patut di contoh oleh
peserta didik. Pendidik juga harus mengajar dengan berpedoman kepada
kurikulum dan patuh pada etos kerja.
Menjadi seorang pendidik itu merupakan sebuah amanat yang harus di jalankan
berdasarkan panggilan hati. Namun yang terjadi sekarang, masih banyak motivasi
para pendidik yang salah yang membuat terhambatnya kemajuan pendidikan di
Indonesia. Hal ini terjadi karena banyak guru yang bekerja hanya mengharapkan
uang semata, dapat kita lihat dari guru yang “ngasal“ saat masuk kelas misalnya:
datang ke kelas menyuruh peserta didik membuka buku kemudian di suruh baca-
baca dan pendidik hanya duduk diam sambil bermain telfon seluler, dll. Bisa kita
bayangkan apa ilmu yang peserta didik dapatkan jika cara belajar itu tetap di
pertahankan.
Sebagai generasi muda inilah mindset yang harus kita rubah pada masa yang akan
datang, Seharusnya guru harus mengajar dengan sepenuh hati dan memberikan
edukasi yang berguna bagi peserta didik
Pendidik yang di SK-kan
Untuk sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru , biasanya pada beberapa
sekolah yang berada di daerah terpencil , terisolir maupun dalam kategori daerah
khusus lainnya , tentu saja tidak ada pilihan lain selain harus mengangkat guru
honorer atau guru tidak tetap untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.
Pengangkatan atau penunjukan tenaga pengajar oleh sekolah ini tentu saja
berdasarkan pertimbangan yang sudah matang baik dari sekolah , komite sekolah
dan wali murid , hingga masyarakat setempat agar proses belajar mengajar tetap
berlangsung.
SK pengangkatan guru honorer sekolah di terbitkan oleh kepala sekolah dan gaji
guru yang bersangkutan akan di danai oleh bantuan operasional sekolah (BOS)
dan sumber dana pendidikan lainnya
c. Peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran melalui pendidikan formal,in-formal
maupun non-formal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Karakteristik peserta didik:
1. Individu memiliki potensi fisik dan psikis sehingga ia menjadi sebuah pribadi
yang khas
2. Individu yang sedang berkembang dan sedang belajar
3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena
mereka adalah objek atau sasaran dari sebuah pendidikan. Selain itu peserta didik
juga menjadi penerus generasi bangsa atau yang menjadi pemimpin di suatu hari
nanti. Oleh karena itu peserta didik juga harus di tuntut untuk serius dalam proses
belajar, tak hanya pendidik saja namun kerjasama antara pendidik dengan peserta
didik sangat di perlukan supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
benar.
1. Metode Demonstrasi
Adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret. Demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.
2. Metode Diskusi
Adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1) Diskusi Kelompok
Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur
jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
2) Diskusi Kelompok Kecil
Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari
3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah
dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang
disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam proses pelaksanaan
nya, guru harus mengatur kondisi agar:
1) Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
2) Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang.
3) Setiap siswa harus saling memberikan respons.
4) Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap
penting.
5) Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta
memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
3. Metode Simulasi
Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses
pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar
bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus
misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yng sebenarnya akan lebih bagus melalui
simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan
penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode
mengajar, di antaranya:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa
diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
b. Jenis-jenis Simulasi
1) Sosiodrama
Adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut
hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran
keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2) Psikodrama
Metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk
terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang di
alaminya.
3) Role Playing (Bermain Peran)
Adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan
untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual atau
kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat
diangkat untuk role playing misalnya kejadian seputar pemberontakan G 30
S/PKI, memainkan oeran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran
keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya.
A. Fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan
belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta.
3) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan
lingkungan.
4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan
baik.
7) Media dapat membangkitkkan keinginan dan minat baru.
8) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
9) Media dapat memberikan pemngalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret
sampai yang abstrak.
ALAT PENDIDIKAN
Adalah segala sesuatu yang secara langsung terwujudnya pencapaian pendidikan
Pengertian tentang alat pendidika dibedakan dua macam pengertian:
a. Alat pendidikan yang bersifat tindakan
Yaitu berupa upaya atau siasat dala, kaitan dengan kewibawaan. Alat ini
berfungsi prevensi (pencegahan) mencakup teladan, anjuran, suruhan, pengarahan, dan
pembinaan. Sedangkan fungsi represif (reaksi setelah ada perbuatan) mecakup syarat,
pujia, hadiah/ ganjaran, teguran, dan hukuman.
Pemilihan alat pendidikan yang akan digunakan perlu mempertimbangkan beberapa hal,
sebagai berikut:
1) Situasi hubungan antara guru dan murid. Hubungan yang diliputi kewibawaan guru
dan kepercayaan murid atas kewibawaan itu, alat pendidikan yang digunakan cukup yang
prevensif saja seperti teladan, anjuran dan suruhan.
2) Perbedaan sifat dan taulat murid juga harus diperhatikan
3) Pada anak yang normal sebaiknya digunakan tindakan yang prevensif
4) Pengunaan kecaman, ancaman dan hukuman haruslah hati-hati dan bijaksana sebab,
penggunaan tindakn ini sering kali mengakibatkan hubungan edukatif menjadi rusak dan
merugikan perkembangan kepribadian murid
b. Alat pendidikan yang berupa kebendaan
sebagai alat bantu yang lazim disebut sebagai sarana pengajaran seperti alat
pengajaran. Penggunaan alat pendidikan sebagai alat bantu harus mempetimbangkan
berbagai faktor:
1) Tujuan apakah yang ingin dicapai?
2) Alat-alat apakah yang tersedia?
3) Pendidik mana yang akan menggunakan?
4) Bagaiamana karakteristik anak didik?
5) Dimana alat tersebut digunakan?
Alat pendidikan ialah suatu upaya atau tindakan atau perbuatan atau situasi atau
benda atau alat yang dengan digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam proses
pendidikan.
f. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan pada hakekatnya merupakan sesautu yang ada diluar diri
individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat
dalam diri individu
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan berfungsi antara lain sbb:
1) Fungsi internal
* Pusat pendidikan formal
* Pusat kebudayaan
* Lembaga sosial
2) Fungsi eksternal
antara lain ikut berpartisipasi membantu keluarga dan masyarakat dalam hal
penyelenggaraan pendidikan informasi dan non formal
3) Jenis-jenis Lingkungan informasi (keluarga)
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak, karena dilingkungan
itulah pertama-tama dia menerima pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakan
dasar utama bagi pembentukan kepribadian selanjutnya UU sistem pendidikan nasional
no. 2 tahun 1989 menyatakan secara jelas dalam pasal 10 ayat 4. Bahwa keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nila-nilai morla dan keterampilan kepada anak
Fuad lchsan (1995) mengemukakan fungsi lembaga pendidikan keluarga sebagai berikut:
a) Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak yang merupakan faktor yang
sangat penting dalam pembentuk kepribadian anak
b) Dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang
c) Pembentuk pendidikan moral
d) Untuk menumbuhkan sikap tolong menolong, tenggang rasa sehingga tumbuh
kehidupan keluarga damai dan sejahtera
e) Berperan meletakan dasar-dasar pendidikan agama
f) Untuk membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat mengembangkan
dan menolong diirnya sendiri, keluarga cenderung menciptakan kondisi yang bias
menumbuh kembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi tanggung jawab,
keterampilan, dll.
b. Lingkungan formal (sekolah)
Pendidikan sekolah adalah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
disekolah melalui kegiatan belajar mengajar degan organisasi yang tersusun rapi,
terncanan dan berkesinambung.
1) Mampu menumbuhkangkan anak sebagai makhluk individu melalui pemberian semua
bidang studi
2) Berfungsi sebagai pembinaan watak anak
3) Harus bisa mengembangkann sikap sosial, gotong royong, toleransi dan demokrasi
4) Harus dapat menumbuhkan kembangkan anak sebagai makhluk yang religius
5) Harus mengahasilkan tenaga kerja ynag berkualitas yang mampu mensejahterkan
dirinya dan orang lain
6) Sekolah befungsi konservatif inovatif dan selektif
Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:
Bina Budaya.