Anda di halaman 1dari 17

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Tinjauan Umum

Di dalam laporan kerja praktek ini, pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaporkan
adalah pelaksanaan pekerjaan yang diikuti selama kerja praktek di lapangan
pada royek Penggantian Jembatan Tirtonadi. Maka kegiatan yang akan dibahas
pada bab ini, yaitu :

1. Struktur bawah, meluputi pekerjaan pondasi bore pile, pilecap dan


kepala jembatan (kepala jembatan)
2. Struktur atas, (pekerjaan stressing girder)

5.2 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan

5.2.1 Sebelum Pekerjaan Dilaksanakan

Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, berdasarkan kontrak pekerjaan,


kontraktor diharuskan memberitahu/memohon ijin kepada konsultan pengawas
sedikitnya tiga hari sebelum hari pelaksanaan pekerjaan. Jangka waktu tiga hari
diperlukan agar konsultan pengawas mempunyai waktu yang cukup
mengadakan pemeriksaan persiapan pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang harus
diperiksan oleh konsultan pengawas adalah:

a. Pekerjaan pembesian, apakah diameter besi yang dipasang dan jarak


pembesian sudah sesuai dengan ketentuan dalam gambar pelaksanaan.
b. Bahan untuk pengecoran beton, apakah sudah cukup untuk volume beton
yang akan dicor
c. Perancah dan bekesting, apakah sudah cukup kuat

42
d. Peralatan, apakah sudah dipersiapkan dan dalam keadaan baik

Apabila keempat hal tersebut telah diperiksa, maka konsultan pengawas


memberikan surat tanda setuju untuk pekerjaan dilaksanakan kepada
kontraktor.

5.2.2 Saat Pelaksanaan Pekerjaan

Pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan pengawas berkewajiban


mengawasi pekerjaan dengan seksama, memerintahkan kontraktor untuk
melakukan uji slump beton, membuat benda uji beton. Konsultan pengawas
juga berkewajiban untuk mencatat jika karena sesuatu hal terdapat perubahan-
perubahan pekerjaan

5.3 Pekerjaan Struktur Bawah

5.3.1 Pekerjaan Pondasi Bore Pile

Pondasi bore pile merupakan konstruksi yang digunakan sebagai pondasi


Jembatan Tirtonadi. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada pekerjaan
pondasi bore pile, yaitu :

a. Pekerjaan Persiapan

Setelah lokasi pengeboran siap, dibuatlah tanda berupa patok yang berfungsi
sebagai letak dari titik yang akan dibor. Titik – titik ini dibuat oleh tim surveyor.
Selanjutnya yaitu persiapan alat. Pada pekerjaan bore pile ini pihak kontraktor
memilih PT. Global Sakti Perkasa sebagai sub kontraktor yang mengerjakan
bore pile. Semua peralatan disediakan oleh PT. Global Sakti Perkasa. Pondasi
bore pile pada Jembatan Tirtonadi berjumlah 12 titik pada setiap kepala
jembatan, dengan diameter 100 cm dan kedalaman 11 m dari elevasi 0.

43
b. Pekerjaan Pengeboran Pondasi Bore Pile

Gambar 5.1. Denah Titik Pondasi

Apabila persiapan lahan, bahan dan peralatan sudah selesai maka pengeboran
dapat dilaksanakan. Alat berat yang digunakan yaitu Bore Drilling Machine.
Pada lapisan tanah atas pengeboran dilakukan menggunakan mata bor spiral dan
diangkat setiap interval 0,5 meter. Hal ini dilakukan hingga mencapai
kedalaman tanah basah. Setelah mencapai kedalaman tanah basah, mata bor
spiral diganti dengan mata bor berbentuk bucket. Kemudian lubang bor
dipasang casing untuk mencegah kelongsoran. Setelah mencapai kedalaman
rencana, pengeboran dihentikan sementara. Mata bor dibiarkan berputar tetapi
beban penekanan dihentikan sampai tanah dan air tertampung dalam bucket dan
dibuang dari lubang hasil pengeboran . Setelah cukup bersih stang bor diangkat
dari lubang bor.

44
Gambar 5.2. Pekerjaan Pengeboran Tanah

c. Pekerjaan Pemasangan Tulangan

Setelah lubang bor bersih, dilakukan pemasangan tulangan. Baja tulangan yang
telah dirakit diangkat dengan bantuan bore drilling machine dengan posisi
kerangka baja tulangan tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati. Baja tulangan yang telah dimasukkan kedalam lubang bor ditahan
dengan menekuk tulangan bagian atas lalu dikaitkan ke casing. Setelah rangka
baja tulangan terpasang, pipa tremie disambung dan dimasukkan ke dalam
lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.

45
Gambar 5.3.Detail Penulangan Borepile

Gambar 5.4. Pemasangan tulangan

46
d. Pekerjaan Pengecoran Bore Pile

Tahap selanjutnya yaitu pekerjaan pengecoran beton dengan mutu K-300 ke


dalam lubang bor. Setelah tenaga cor siap, beton dituangkan ke dalam lubang
bor melalui pipa tremie menggunakan corong cor. Penuangan beton dilakukan
dengan menaik-turunkan pipa tremie sehingga cukup untuk mendorong air
tanah keatas. Slump adukan beton setinggi 16 – 20 cm sehingga adukan beton
mudah mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor. Dengan
sistem tremie ini pengecoran dimulai dari dasar lubang, sehingga adukan beton
mendorong air dan lumpur naik keluar lubang. Pipa tremie harus selalu
terbenam dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus
menerus agar corong tidak kosong. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton
naik dan tumpah ke permukaan. Setelah pengecoran selesai, pipa tremie dan
casing diangkat menggunakan bantuan Crane. Lubang yang telah ditutup perlu
ditimbun tanah dan diberi tanda berupa patok sementara. Setelah ditimbun,
pekerjaan bore pile dilanjutkan pada titik selanjutnya dengan posisi diagonal
dari titik sebelumnya agar tanah tidak terjadi kelongsoran. Lubang yang telah
ditimbun tanah dibiarkan 7 hari untuk memperoleh kekerasan beton yang
direncanakan.

Gambar 5.5. Proses pengecoran bore pile

47
5.3.2 Pekerjaan Pilecap

Pada proyek Penggantian Jembatan Tirtonadi terdapat 2 titik pilecap yang di


kerjakan, masing – masing pilecap memiliki 12 bore pile. Pilecap berguna untuk
meratakan beban yang di terima oleh pondasi untuk di salurkan ke dalam tanah.
Desain pilecap yang di gunakan pada proyek penggantian Jembatan Tirtonadi
yaitu menyerupai bentuk kubus. Secara garis besar tahapan pekerjaan pilecap
di proyek Jembatan Tirtonadi adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan area untuk pekerjaan pilecap, dengan memberi batas area yang
akan digali dan memberi patok sebagai tanda,
b. Melakukan pemotongan kepala bore pile, dari elevasi existing sampai
kedalaman rencana pilecap, lalu tulangan bore pile di tekuk guna
sambungan dengan pilecap
c. Melakukan pengecoran setebal 10 cm yang berguna sebagai lantai kerja,
tujuan dari proses ini agar memudahkan dalam proses pembesian, dengan
mutu beton K-100

Gambar 5.6. Pekerjaan pemotongan kepala bore pile

48
Gambar 5.7. Pekerjaan pengecoran lantai kerja pilecap

d. Melakukan pembesian sesuai dengan desain yang telah ada, tujuan dari
pekerjaan ini yaitu untuk mengaitkan besi tulangan bore pile yang telah
ditekuk, dengan besi tulangan pilecap agar menjadi sebuah kesatuan. Pada
tahap pembesian ini di gunakan tulangan ulir D13, tulangan ulir D16, dan
tulangan ulir D25. Pekerjaan pabrikasi pembesian dilaksanakan langsung
pada lokasi pilecap, hal ini bertujuan untuk memudahakan pelaksanaan di
karenakan dimensi pilecap yang cukup besar. Untuk tahap pertama di awali
dari pembesian bagian bawah pilecap kemudian bagian samping pilecap
dan di akhiri dengan bagian atas pilecap. Pekerjaan diteruskan hingga
memasang tulangan kepala jembatan.

Gambar 5.8. Detail Penulangan Pile cap

49
Gambar 5.9. Pekerjaan pembesian

e. Memasang bekisting, bekisting yang di pakai pada pekerjaan ini menggunakan


bahan kayu dan multiplex. Pelaksanaan pekerjaan bekisting pada pilecap di
kerjakan setelah proses pembesian selesai.

Gambar 5.10. Pekerjaan pemasangan bekisting pilecap

50
f. Mengecor pilecap, pekerjaan pengecoran di laksanakan dengan beton ready
mix mutu K-300 menggunakan truk mixer concrete di hubungkan ke truk
concrete pump. Penggunaan concrete pump untuk mengurangi tinggi jatuh
adukan beton, karena lokasi pilecap tidak dapat di jangkau oleh truk mixer
concrete. Setelah adukan beton dituang langsung diratakan dan digetarkan
dengan menggunakan mesin vibrator agar adukan beton tersebar secara merata
mengisi rongga – rongga guna menghindari keropos saat sudah kering.

Tulangan
abutment

pilecap

Gambar 5.11. Pekerjaan pengecoran pilecap

g. Perawatan / curing beton dilakukan dengan cara melapisi pilecap dengan


terpal untuk menghindari panas matahari serta melakukan penyiraman air
pada pilecap untuk menjaga kadar air dan suhu

h. Pelepasan bekisting pilecap dilaksanakan setelah mutu beton mencapai waktu


yang di targetkan. Pada tahapan pelepasan bekisting dilakukan pengecekan
beton, pengecekan tersebut meliputi retak pada beton yang telah berumur 14
hari.

51
5.2.3 Pekerjaan Kepala jembatan

Kepala jembatan mempunyai fungsi yaitu menerima beban yang berasal dari
struktur atas kemudian di salurkan ke dalam pile yang berada di bawah kepala
jembatan agar menyebar ke dalam tanah, fungsi lain yaitu berguna sebagai
dinding penahan tanah. Terdapat dua buah kepala jembatan dalam
pembangunan Jembatan Tirtonadi , yang pertama terletak di sebelah utara
jembatan dan yang kedua berada pada sebelah selatan jembatan. Secara garis
besar pelaksanaan pekerjaan kepala jembatan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pembesian kepala jembatan sesuai dengan rencana kerja yang


sudah ada, pekerjaan pembesian dilakukan bersamaan dengan pembesian
pilecap.

Gambar 5.12. Pembesian kepala jembatan

b. Pemasangan bekisting kepala jembatan bisa dilakukan ketika pembesian sudah


selesai dikerjakan, bahan yang digunakan untuk bekisting yaitu multiplex serta
bambu sebagai main frame, bekisting dipasang mengelilingi kepala jembatan,

52
Gambar 5.13. Pemasangan bekisting kepala jembatan

c. Melakukan pengecekan pembesian antara pembesian di lapangan dengan


dokumen perencanaan
d. Pekerjaan pengecoran menggunakan beton ready mix mutu K-300. Truk mixer
concrete di hubungkan ke pump concrete. Setelah adukan beton dituang
langsung diratakan dan digetarkan dengan menggunakan mesin vibrator

Gambar 5.14. Pengecoran kepala jembatan IV

53
h. Perawatan pengecoran dengan menutupi menggunakan terpal untuk
mengurangi sinar matahari secara langsung dan juga melakukan penyiraman
agar suhu dan kadar air dalam kepala jembatan tetap terjaga.

i. Pelepasan bekisting kepala jembatan di laksanakan setelah mutu beton


mencapai waktu yang di targetkan. Pada pelepasan ini di awali dengan
membuka main frame yang mengunci atau mengencangkan bekisting.
Kemudian barulah melepas bekisting. Pada tahapan pelepasan bekisting
dilakukan pengecekan beton, pengecekan tersebut meliputi retak pada beton
yang telah berumur 14 hari.

Gambar 5.15. Kepala jembatan III jembatan tirtonadi

5.3 Pekerjaan Struktur Atas

5.3.1 Pekerjaan Pemasangan Girder

Pemasangan girder merupakan tahapan pekerjaan dengan tujuan meletakan


girder pada posisi sesuai dengan desain yang di rencanakan. Pelaksanaan

54
pemasangan di awali dari kepala jembatan 4 menuju ke kepala jembatan 3
Pekerjaan pemasangan dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:

a. Pabrikasi perancah, berfungsi untuk menyesuaikan desain launcher dengan


kondisi di lapangan. Selain penyesuaian desain launcher, pabrikasi juga
berfungsi sebagai persiapan area kerja pemasangan.

b. Proses erection girder, girder di angkat menuju area kerja launcher.


Pengangkatan girder menggunakan mobile crane, 2 mobile crane mengikat 1
segmen. Satu segmen girder paling ujung diletakkan pada bearing pad di kepala
jembatan 3, berfungsi sebagai tumpuan katrol untuk rel launcher. Kemudian,
segmen lainnya diletakkan di kepala jembatan 4 kemudian ditarik menuju
kepala jembatan 3.

c. Segmen girder diurutkan sesuai dengan nomor girder (pengurutan girder sesuai
dengan nomor urut berfungsi sebagai penyesuaian tendon stressing antar girder,
lubang tendon ini berfungsi sebagai tempat strand baja). Peletakan girder
disusun dengan jarak yang saling berdekatan.

Gambar 5.16. Proses pemasangan girder.

55
5.3.2 Pekerjaan Stressing Girder

Girder yang di gunakan pada jembatan Tirtonadi adalah precast girder T


(pemilihan precast bertujuan untuk mempercepat pekerjaan, sehingga
beton tiba di lapangan dalam kondisi telah selesai tahap pengecoran dan
pembukaan bekisting), desain girder yang di setujui pada perencanaan
mempunyai panjang 55,8 meter. Girder yang digunakan memiliki mutu
beton K-800. Pelaksanaan tahapan stressing dilaksanakan langsung diatas
kepala jembatan yang disangga dengan perancah. Hal ini dilakukan karena
terbatasnya lahan proyek. Satu lajur balok. terdiri dari 7 segmen girder T
dengan panjang segmen bervariasi. Pekerjaan stressing girder melalui 2
tahapan utama (pekerjaan strand baja dan stressing girder). Pada jembatan
Tirtonadi dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Pekerjaan strand baja, adalah pekerjaan memasukan kabel strand baja


pada masing – masing tendon yang telah di sediakan. Kabel strand yang
digunakan berdiamater 15,6 mm. Satu lubang tendon di isi sebanyak 19
kabel strand baja,. Jumlah lubang tendon sebanyak 5 buah dan 2 buah
untuk blister. Pada sistem post-tensioning ini digunakan sistem single,
yang artinya hanya menarik salah satu ujung kabel strand saja.
Penarikan dilakukan setelah alat penarik kabel (jack) terpasang pada
salah satu ujung kabel yang dilakukan stressing

b. Pengecekan kelayakan stressing meliputi pengecekan kondisi girder


(ada tidaknya retakan), pengecekan straind baja (jumlah straind baja
pada angkur hidup dan pemasangan straind baja pada angkur hidup);

c. Proses stressing di laksanakan setelah girder di nyatakan layak steesing


pada tahapan pengecekan. Untuk stressing girder di gunakan hydraulic
pump PE 550 dan hydraulic jack, kedua alat ini memberikan tarikan
pada kabel strand baja. Pekerjaan stressing selesai dengan melakukan
pemotongan strand baja yang melebihi angkur hidup.

56
Gambar 5.17. Proses stressing Girder.

d. Girder yang telah melewati proses stressing kemudian diperkuat dengan


metode grouting. Bahan tambah pada proses grouting adalah sika. Sika
di suntikan melalui lubang yang telah di sediakan pada girder. Setelah
proses grouting selesai maka dilakukan finishing dengan memplester
lubang grouting;

Gambar 5.18. Persiapan grouting.


57
5.3.3 Pekerjaan Diafragma

Diafragma merupakan bagian dari struktur atas yang berada diantara girder
dengan fungsi utama sebagai penstabil girder pada arah melintang.
Diafragma pada pekerjaan Jembatan Tirtonadi memiliki dimensi
165x150x40 cm. Diafragma yang di gunakan ada 2 jenis, tipe pertama
merupakan diafagma precast dengan posisi di bagian ujung setiap girder,
tipe kedua adalah diafragma yang telah menjadi satu bagian dengan
segmen girder, yang terletak pada bagian tengah lajur balok girder.
Pekerjaan diafragma ini memiliki tahapan – tahapan sebagai berikut:

a. Pekerjaan persiapan diafragma meliputi pengecekan kondisi diafragma


dan pengecekan dimensi diafragma (panjang, lebar, dan tebal);

b. Penyetingan diafragma di laksanakan dengan cara diafragma di angkat


ke posisi peletakan menggunakan angkur. Lubang tendon pada girder
harus di sesuaikan dengan lubang tendon yang terdapat pada diafragma;
c. Memasukan kabel strand baja pada lubang tendon yang telah di
sediakan. 1 lubang tendon di isi sebanyak 1 kabel strand baja. Kemudian
kabel straind baja di setting pada angkur hidup. Tahapan terakhir pada
pekerjaan straind baja ini adalah stressing strand baja;

d. Diafragma yang telah melewati proses stressing diperkuat dengan


metode grouting. Bahan tambah pada proses grouting adalah Sika. Sika
di suntikan melalui lubang yang telah di sediakan pada girder dan
menghubungkan langsung ke tendon diafragma. Setelah proses grouting
selesai dilakukan finishing dengan memplester lubang grouting.

5.4 Setelah pelaksanaan selesai

Setelah proses pelaksanaan selesai kontrakor menyerahkan as built


drawing kepada owner yang kemudian disimpan di lokasi proyek
dengan tujuan apabila bangunan ini roboh gambar pelaksanaan yang
disimpan dapat digunakan sebagai acuan dalam membangun ulang.

58

Anda mungkin juga menyukai