Revisi Proposal Skripsi 2019
Revisi Proposal Skripsi 2019
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM)
Oleh :
NPM :145100028
2019
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Npm : 145100028
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal skripsi yang berjudul ini saya
: hubungan waiting times / waktu tunggu pelayanan kesehatan terhadap kepuasan
pasien poliklinik mata JTEC di instalasi rawat jalan rumah harapan bunda
jakarta 2019 adalah benar-enar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan
subtansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi
manapun, serta bukan, karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan
dan kebenaran isinya sesuai dengan proposal skripsi ilmiah yang harus di junjung
tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Yang menyatakan
Tia Fitriyah
Tia Fitriyah 145100028. HUBUNGAN WAITING TIMES/WAKTU
TUNGGU DENGAN KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK
MATA PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
HARAPAN BUNDA JAKARTA TAHUN 2019, dibimbing oleh Laila
Ulfa SKM.MKES.
Latar belakang: Menunggu dalam waktu yang lama menyebabkan
ketidakpuasan terhadap pasien dengan mengetahui karekteristik
responden yang meliputi tingkat usia, pekerjaan, tingkat pendidikan,
dan pengguna asuransi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Poliklinik Mata di Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta.Tujuan
penelitian ini untuk melihat hubungan Waiting Times/ waktu tunggu
dengan kepuasan pasien di Poliklinik Mata pada Instalasi Rawat Jalan
di Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta.
PENDAHULUAN
kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, yang tidak hanya
2018 tentang kewajiban rumah sakit dan kewajiban pasien, Rumah Sakit adalah
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Instalasi Rawat Jalan secara sederhana didefinisikan meliputi
prosedur terapik dan diagnostik serta pengobatan yang diberikan kepada pasien
pemeriksaan dokter. Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang
dengan situasi dan harapan pasien (Neti M. Bustani A. Joy Rattu Josephine S. M.
provinsi Sulawesi Utara masih tergolong lama (< 60 menit) yang disebabkan
jumlah pasien yang banyak, kurangnya petugas loket pendaftaran dan BPJS,
Saat pasien datang mulai dari mendaftar ke loket, antri dan menunggu
panggilan ke poli umum untuk dianamnesa (diperiksa) oleh dokter, perawat atau
bidan sekitar lebih dari 90 menit, ini termasuk kategori lama. Saat pasien datang
mulai dari mendaftar ke loket, antri dan menunggu panggilan ke poli umum untuk
dianamnesa 4 (diperiksa) oleh dokter, perawat atau bidan sekitar < ½ jam atau 30
- 60 menit, ini termasuk kategori sedang. Saat pasien datang mulai dari mendaftar
(diperiksa) oleh dokter, perawat atau bidan sekitar 30 menit, ini termasuk kategori
sebaik mungkin oleh pemberi jasa agar memuaskan kebutuhan dan keinginan
model kualitas jasa Parasuraman yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016).
al, 2013).
yang di sesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Pelayanan yang baik dan
bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat , nyaman, ( Utami, 2015).
menurut Kotler dan Keller (2016) pasien dinyatakan puas apabila: setia terhadap
produk, adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif (word of
mayoritas puas sebanyak 79 orang (91,9%) dan kurang puas 7 orang (8,1%).
Sarana dan fasilitas di rawat jalan akan memberikan dampak terhadap kualitas
pelayanan terhadap masyarakat, sarana yang memadai dan akses yang mudah dan
fasilitas rumah sakit yang lengkap akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan
yang terlalu lama, dokter yang datang terlalu lama, dan pelayanan yang kurang
memuaskan. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh RS. Harapan Bunda Jakarta
poliklinik mata mengalami naik turun dan masih di dapat keluhan pasien yang
Jakarta pada tahun 2019 terutama di Poliklinik Mata JTEC berdasarkan data dari
Medical Record dalam bulan Januari , Februari dan Maret 2019 sebanyak 7.028
pasien. Berikut ini adalah kunjungan 3 bulan terakhir di Poliklinik Mata JTEC RS
Berdasarkan survey awal yang didapatkan oleh peneliti pada awal bulan april
2019 di Poliklinik Mata JTEC Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta pada 20 orang
pasien menunjukan 70% orang pasien yang menunjukan waktu tunggu pasien
antara 100-200 menit untuk mendapatkan pelayanan medis, yaitu mulai dari
dokter, dimana waktu bertemu untuk diperiksa dokter dirasakan terlalu singkat
Berdasarkan latar belakang diatas dan sampai saat ini belum ada laporan
tertulis tentang lama waktu tunggu pelayanan Poliklinik Mata JTEC Rumah Sakit
Harapan Bunda Jakarta, hal ini penting sebagai acuan dalam pembenahan
didapatkan oleh peneliti pada awal bulan april 2019 di Poliklinik Mata JTEC
Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta pada 20 orang pasien menunjukan 70%
orang pasien yang menunjukan waktu tunggu pasien antara 100-200 menit untuk
lama, dokter yang datang terlalu lama, dan pelayanan yang kurang memuaskan.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh RS. Harapan Bunda Jakarta terutama
mengalami naik turun dan masih di dapat keluhan pasien yang negatif.
Poliklinik Mata JTEC di Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Harapan Bunda
pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta tahun 2019.
kepuasan pasien Poliklinik Mata di Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Harapan
ilmu yang didapat melalui penelitian ini, yaitu tentang hubungan waiting times /
waktu tunggu pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien Poliklinik Mata
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit untuk
secara umum. Sebagai dasar dan tahap awal melakukan evaluasi secara berkala
TINJAUAN PUSTAKA
suatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
mutu pelayanan.
yang di sesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Pelayanan yang baik dan
bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat , nyaman, ( Utami, 2015).
Menurut Yazid (2004) dikutip oleh Nursalam (2013) ada enam faktor
memuaskan.
menyenangkan.
pelanggan.
yang diberikan.
3) Surat kaleng
telepon
Muninjaya, (2012) :
5) Contact rate
pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, dan pengaruh
a. Kualitas pelayanan
Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka
memperoleh pelayanan yang lebih baik atau sesuai dengan yang diharapkan
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk
c. Faktor emosional
Pasien akan merasa nyaman bahwa orang lain kagum terhadap pasien
yang memilh rumah sakit dengan kategori rumah sakit mahal memiliki tingkat
e. Harga
pasien.
harapannya.Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas dan jika
penyediaan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif, Kotler
system keluhan dan saran, ghost shopping, lost customer analysis, dan survei
dibandingakn dengan memikat pelanggan. Oleh karena itu menurut Kotler dan
produk, adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif, dan
pemeriksaan dokter. Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang
disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Neti M. Bustani A. Joy Rattu
Saat pasien datang mulai dari mendaftar ke loket, antri dan menunggu
panggilan ke poli umum untuk dianamnesa (diperiksa) oleh dokter, perawat atau
bidan sekitar lebih dari 90 menit, ini termasuk kategori lama. Saat pasien datang
mulai dari mendaftar ke loket, antri dan menunggu panggilan ke poli umum
untuk dianamnesa 4 (diperiksa) oleh dokter, perawat atau bidan sekitar < ½ jam
atau 30 - 60 menit, ini termasuk kategori sedang. Saat pasien datang mulai dari
dianamnesa (diperiksa) oleh dokter, perawat atau bidan sekitar 30 menit, ini
Rawat Jalan
yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. SPM ditetapkan dan diterapkan
Menurut PERMENKES RI. No. 129. Tahun 2008, SPM di Rawat Jalan
jam buka pelayanan dari jam: 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali hari
jumat: 08.00 s/d 11.00, waktu tunggu di rawat jalan kurang dari 60 menit,
Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang
tersedia, obat dan alat kesehatan, serta proses pemberian pelayanan kesehatan,
atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai standar profesi yang
secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai norma dan etika yang baik.
Menurut Gaspersz yang dikutip oleh Bustami (2011) mengemukakan
bahwa terdapat beberapa standar mutu yang harus diperhatikan dalam pemberian
pelayanan.
kesalahan.
pelayanan.
dan sebagainya.
kepercayaan pasien/pelanggan.
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
fisik tidak terikat kepada produk. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat
yang dilindungi oleh UndangUndang Dasar (Daryanto dan Ismanto Setyabudi,
pelayanan kepada pasien dengan sebaik mungkin (Dedi Mulyadi, dkk, 2013).
dimana pada pelayanan kesehatan unit ini harus diisi dengan bidang keahlian
consent);
5. Menyelenggarakan rekam medis;
9. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
peraturan perundang-undangan;
dan desain ruangan seperti ruangan tunggu dan ruangan periksa. Sarana dan
prasarana lingkungan fisik tersebut diharapkan akan membentuk lingkungan
terapik dan diagnostik serta pengobatan yang diberikan kepada pasien dalam
Kesehatan RI, 2018). Membagi rawat jalan tingkat pertama dan tingkat
yang bersifat umum oleh pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk
pasien di rumah sakit baik yang akan berobat jalan maupun yang akan dirawat
di rumah sakit. Instalasi Rawat Jalan adalah unit pelayanan berada di bawah
Rawat Jalan dipimpin oleh seorang kepala Instalasi. Mempunyai tugas dan
fungsi menyediakan fasilitas terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan
Poliklinik Rawat Jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik. selain itu
ditentukan oleh kemampuan manajemen dan Komite Medik Rumah Sakit dalam
menjaga reputasi institusi dan kepercayaan pelanggan terhadap para dokter dan
kedokteran.
2.2 Penelitian Yang Relevan
1. Hasan 2014 Hubungan antara waktu tunggu Cross Waiting Tidak terdapat hubungan
2. Muthiah Rissa & Hubungan waktu tunggu Cross Waiting Terdapat hubungan
Fakhrudin Nasrul pelayanan terhadap tingkat Sectional times/ antara waktu tunggu
KotaSurakarta.
3 Nur laeliyah & 2015 Hubungan antara waktu tunggu Cross Waiting Terdapat hubungan
Heru Subekti pelayanan pasien di rawat jalan Sectional times/ antara waktu tunggu
RSUD Kabupaten
Indramayu.
2.3 Kerangka Teori
Kinerja pelayanan
Persepsi Aspek-aspek Kepuasan
Lima elemen untuk menilai
Indikator mutu pasien Pasien
kualitas pelayanan;
Mutu pelayanan a. Kualitas pelayanan
a. Tangible (kenyataan),. Kepuasan pasien
kesehatan b. Kualitas produk jasa
b. Empathy (empati), c. Faktor emosional
c. Reability (Kehandalan) d. Biaya
Indikator mutu berkaitan dengan
e. Harga
d. Responsiveness (cepat pengukuran kepuasan pasien
f. b
tanggap), a. Surat masuk pada kotak saran
Hasan 2014
i. Menanyakan
kepuasan
pengguna
layanan
kesehatan
melalui
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut Syofian (2013) Konsep adalah suatu istilah, terdiri dari satu
berlaku umum atau abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atasa
atau inddividu tertentu. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada
Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan waiting times/ Waktu Tunggu terhadap
kepuasan pasien.
berikut :
1. Ada hubungan antara waiting times/waktu tunggu bagian pendaftaran
Tabel 3.1
No Variabel Defnisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Data
Independen
2 Waiting Yaitu saat Melihat Kuisioner Kategori Nominal
times /waktu pasien register sesuai
tunggu mendaftaran rekam standar :
di loket medis jika ≤ 45
kartu sampai menit
mendapatka 2) Kategori
n map / tidak sesuai
status pasien standar :
dan pada jika > 45
saat melapor menit
di poliklinik
mata sampai
mendapatka
n pelayanan
kesehatan
dari perawat
atau dokter
di poliklinik
mata (Neti
M. Bustani Kuisioner Kategori
A. Joy sangat
Rattu setuju : jika
Josephine menjawab
skor >80%
S. M.
(>18)
Saerang, Kategori
2015) tidak sangat
Bagian Penilaian setuju : jika
pendaftaran pasien menjawab
terhadap skor < 80%
fasilitas Kuisioner (<18)
3 fisik, Kategori
perlengkapa Skor min 6 sangat
n, pegawai Max 30 setuju : jika
dan sarana menjawab
komunikasi skor >80%
(>12)
Kategori
Penilaian tidak sangat
Reability pasien setuju : jika
kepada menjawab
kemampuan skor < 80%
4 yang (<12)
diberikan Skor min 4
dan Max 20 Kuisioner Kategori
dijanjikan sangat
dengan setuju : jika
segera,akura menjawab
t, dan skor >80%
memuaskan (>12)
oleh petugas Kategori
rumah sakit tidaksangat
Penilaian setuju: jika
Responsive pasien menjawab
terhadap skor < 80%
kemampuan (<12)
5 yang
diberikan Skor min 4
oleh petugas max 20 Kuisioner
untuk Kategori
membantu sangat
pasien dan setuju : jika
memberikan menjawab
pelayanan skor >80%
yang (>15)
tanggap Kategori
Penilaian tidak sangat
Assurance pasien setuju : jika
terhadap menjawab
6 kemampuan, skor < 80%
kesopanan (<15)
pengetahuan Skor min 5
dan sifat Max 25
yang bisa di
percaya dari
para petugas
rumah sakit Kuisioner Kategori
yang sangat
sifatnya setuju : jika
bebas dari menjawab
bahaya, skor >80%
resiko atau (>15)
keragu- Kategori
raguan tidak sangat
Penilaian setuju: jika
Empathy pasien menjawab
terhadap skor < 80%
hubungan (<15)
7 komunikasi
, perhatian, Skor min 5
dan mampu Max 25
memahami
kebutuhan
pasien
BAB IV
METODE PENELITIAN
Poliklinik Mata.
studi Cross- sectional (studi potong lintang) yaitu penelitian hanya melakukan
observasi dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Penelitian
antara variabel, pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data yang telah
di Poliklinik Mata pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Harapan Bunda
Jakarta 2019.
Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta yang merupakan salah Rumah Sakit
Umum Swasta di Jakarta Timur dan waktu penelitian pada bulan April-Juni
2019.
Pada penelitian ini alat pengumpulan data adalah kuesioner yang digunakan
gambaran dan hubungan waiting times / waktu tunggu terhadap kepuasan pasien
3. Menyusun format
a. Informed Consent
memberikan informasi yang ditanyakan peneliti dengan jujur dan apa adanya,
b. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi penjelasan peneliti yang diinginkan, pada responden. Isi
kata pengantar secara garis besar adalah : a) perkenalan diri peneliti, b) latar
belakang , c) tujuan penelitian, d) kerahasiaan data yang akan diberikan
c. Petunjuk Pengisian
Berisi petunjuk pengisian, agar data yang dihasilkan seragam dan mudah untuk
d. Butir-Butir Insturmen
Butir instrumen terdiri dari identitas responden dan identitas balita serta
4.4.1 Populasi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan (Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien yang berkunjung ke Poliklinik Mata pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah
Sakit Harapan Bunda Jakarta jumlah populasi 1.747 pasien adalah jumlah pasien
kunjungan lama yang datang ke Poliklinik Mata dalam satu bulan terakhir (Maret
2019 ).
4.4.2 Sampel.
Sampel dalam hal ini adalah pasien di Poliklinik Mata pada Instalasi
1) Kriteria inklusi
2) Kriteria esklusi
a) Klien yang tidak pernah mendapatkan pendidikan formal dan tidak tamat
sekolah
Sampel
yang memiliki kunjungan banyak dan lama pemeriksaan lebih lama, rata-rata
kunjungan/hari di Poliklinik Mata JTEC pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah
Sakit Harapan Bunda Jakarta yaitu 93 orang/hari pada bulan Maret 2019 . Berikut
ini adalah grafik rata-rata kunjungan pasien 3 bulan terakhir di Poliklinik Mata
pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta dengan
adalah suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
N
n=
1 + N (d)2
n : besar sampel
N : jumlah populasi
= 93
1 +93 (0,05)2
= 93
1 + 93(0.0025)
= 93
1 + 0,232
= 93
1,232
= 75,48
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n)
Mata yang terdiri dari 24 item akan tetapi lebih menitipberatkan kepada
tercermin dalam keragaman skor dengan penggunaan skala yang berkisar antara
kuesioner yang sudah baku dengan nilai pearson product moment R: 0,70 –
0,798 (kuat).
1. Data primer
pertanyaan terpimpin.
2. Data sekunder
Data sekunder secara langsung diperoleh melalui Medical Record Rumah Sakit
tidak sangat setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, sangat setuju. Berikut uraian
Alternatif Skore
Tidak Sangat Setuju 1
Tidak Setuju 2
Ragu- Ragu 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan yang telah masuk tidak
2. Codeting
Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang
termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk
angka-angka atau huruf untuk membedakan anata data atau identitas data
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan adata ke dalam bentuk tabel yang telah
yang akan diteliti (variabel dependen dan variabel independen) kemudian untuk
dependen dan variabel independen. Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk
parametrik. Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang
dapat digunakan pada kondisi satu atau kedua variabel yang diukur adalah
skala ordinal (berbentuk ranking) atau kedua variabel adalah kuantitatif namun
Republik Indonesia.
Jakarta: EGC.
http://www.rshs.or.id/fasilitas/pelayanan-medis/instalasi-
rawat-jalan/.
Anom Adi. 2017. Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Peserta BPJS Kesehatan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal
Tepak Manajemen Bisnis, IX(3), 54-64.
Diapinsa Gema. 2017. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualits Produk, dan Harga
Terhadap Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 6(4).
Ida Ayu. 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan
dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Wangaya Kota
Denpasar. Tesis. Universitas Udayana.
Kotler, P., & Armstrong, G. 2016. Principles of Marketing 16th. Prentice Hall
International Inc, New Jersey.
Solichah, S. 2016. Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien Rumah Sakit: Kasus
Pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Medicolegal dan Manajemen RS, 6(1),
9-15.
Winston Kaban. 2015. Kepuasan Pasien di IGD RSUP Prof. Dr. Kandou Manado
Tahun 2015. Tesis. Manado. Universitas Sam Ratulangi.