Anda di halaman 1dari 89

BUKU INFORMASI

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN MUTU


INA.5220.3.13.02.05

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI
Jl. Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat, Jakarta Selatan
DAFTAR ISI

KEMETERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. 2


BAB I PENDAHULUAN …………………………………….…………………………….. 5
A. Tujuan Umum ………………………………………………………………….. 5
B. Tujuan Khusus …………………………………………………………………. 5
BAB II MENYUSUN RENCANA MUTU BAHAN KONSTRUKSI
BERDASARKAN DETAIL DESIGN SESUAI SPESIFIKASI ....... 6
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyusun Rencana Mutu
Bahan Konstruksi Berdasarkan Detail Design Sesuai
Spesifikasi……………………………………………………………………….. 6
1. Jadual (Schedule) Pengujian Mutu Bahan Disusun…………
2. Rencana Mutu Konstruksi Disusun Berdasarkan Detail 6

Desain ………………………………………………………………………
3. Rencana Prosedur Untuk Pengujian Bahan Disusun……….. 9
4. Mutual Check Direncanakan Sesuai Gambar Kerja ………. 33
37
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyusun Rencana Mutu
Bahan Konstruksi Berdasarkan Detail Design Sesuai Spesifikasi 40
C. Sikap Kerja dalam Menyusun Rencana Mutu Bahan Konstruksi
Berdasarkan Detail Design Sesuai Spesifikasi ……………………. 40
BAB III MENGANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BERDASARKAN
DETAIL DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIK ……………….... 41
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menganalisis Kebutuhan
Bahan Berdasarkan Detail Desain Dan Spesifikasi Teknik ….. 41
1. Gambar Kerja Yang Telah Disetujui Pemeri Kerja
Dianalisis……………………………………………………………………
41
2. Antara Gambar Dokumen Tender Dengan Spesifikasi
Teknik Dianalisis Kesesuaiannya……………………………………
3. Jenis Kebutuhan Bahan Dianalisis Sesuai Dengan Mutu 45
Konstruksi …………………………………………………………………
46
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menganalisis Kebutuhan
Bahan Berdasarkan Detail Desain Dan Spesifikasi Teknik ……… 52

C. Sikap Kerja dalam Menganalisis Kebutuhan Bahan Berdasarkan


52

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 2 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Detail Desain Dan Spesifikasi Teknik …………………………………..


BAB IV MELAKUKAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK
KEPERLUAN UJI MUTU DI LABORATORIUM …………………. 53
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Perhitungan
53
Kebutuhan Bahan Untuk Keperluan Uji Mutu Di Laboratorium…
1. Volume Contoh Bahan Dihitung Untuk Keperluan Uji Mutu.. 53
2. Bahan Untuk Setiap Jenis Pekerjaan Uji Mutu Dianalisis….. 62
3. Jenis Pekerjaan Uji Mutu Dihitung Volume Benda Uji… …… 68

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Perhitungan


Kebutuhan Bahan Untuk Keperluan Uji Mutu Di Laboratorium… 71
C. Sikap Kerja dalam Melakukan Perhitungan Kebutuhan Bahan
Untuk Keperluan Uji Mutu Di Laboratorium ………………….…… 71
BAB V MENYUSUN METODE KERJA, JADUAL (SCHEDULE) KERJA,
ALAT-ALAT DAN SDM UNTUK KEBUTUHAN UJI MUTU ..... 72
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyusun Metode Kerja,
Jadual (Schedule) Kerja, Alat-Alat Dan SDM Untuk Kebutuhan
72
Uji Mutu…………………………………………………………………………... 72
1. Metode KerjaPelaksanaan Uji Mutu Disusun......................
2. Jadual (Schedule) Pelaksanaan Uji Mutu Disusun Sesuai
77
Setiap Jenis Pekerjaan...................................................
82
3. Klasifikasi SDM Disiapkan/Disusun..................................
4. Rencana Pengadaan Peralatan Disusun........................... 84
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menyusun Metode Kerja,
Jadual (Schedule) Kerja, Alat-Alat Dan SDM Untuk Kebutuhan
86
Uji Mutu……………………………………………………………………….
C. Sikap Kerja Menyusun Metode Kerja, Jadual (Schedule) Kerja,
Alat-Alat Dan SDM Untuk Kebutuhan Uji Mutu……………………... 86
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 87
A. Dasar Perundang-undangan………………………………………………. 87
B. Buku Referensi………………………………………………………………… 87
C. Referensi Lainnya…………………………………………………………….. 87
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ………………………………………… 89
A. Daftar Peralatan/Mesin……………………………………………………… 89
B. Daftar Bahan……………………………………………………………………. 82

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 3 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 4 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun
rencana pengendalian mutu.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi ini melalui buku informasi
memberi pengertian bagaimana menyusun rencana pengendalian mutu guna
memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Menyusun rencana mutu bahan konstruksi berdasarkan detail desain sesuai
spesifikasi
2. Menganalisis kebutuhan bahan berdasarkan detail desain dan spesifikasi
teknik
3. Melakukan perhitungan kebutuhan bahan untuk keperluan uji mutu di
laboratorium
4. Menyusun metode kerja, jadual (schedule) kerja, alat-alat dan SDM untuk
kebutuhan uji mutu

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 5 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

BAB II

MENYUSUN RENCANA MUTU BAHAN KONSTRUKSI BERDASARKAN


DETAIL DESAIN SESUAI SPESIFIKASI

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Menyusun Rencana Mutu Bahan


Konstruksi Berdasarkan Detail Desain Sesuai Spesifikasi

1. Jadual (Schedule) Pengujian Mutu Bahan Disusun.

a. Pengujian mutu bahan / material.


Material adalah semua bahan yang digunakan untuk bangunan konstruksi.
Pengujian mutu material terdiri atas :
1) Uji mutu material alami
2) Material rekayasa yang dipakai sebagai bahan bangunan konstruksi
Pegujian mutu material dilakukan terhadap setiap jenis material sesuai
spesifikasi yang disyaratkan dalam dokumen kontrak pekerjaan.
Kriteria dan tata cara pengujian mutu material dilaksanakan oleh
Laboratorium Pengujian berdasarkan standar uji.
Bahan – bahan yang diuji mutunya untuk pekerjaan SDA antara lain;
1) Material alami
a) Tanah
b) Pasir (agregat halus)
c) Kerikil (agregat kasar)
d) Batuan dan perlu mengadakan survey di sumber material.
e) Air serta material alami lainnya
3) Material rekayasa
a) Beton
b) Bata
c) Paving blok
d) Baja konstruksi
e) Baja beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 6 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

f) Bahan tambah beton


g) Bahan rekayasa untuk stabilisasi tanah, dan lain sebagainya.

b. Jadwal pengujian mutu bahan.


Jadual pengujian mutu bahan dilakukan sebelum jadual pelaksanaan
pekerjaan bersangkutan. Untuk bahan-bahan yang siap uji misal pasir,
kerikil , baja beton dapat dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan. Namun untuk uji mutu campuran dan kuat beton perlu waktu
beberapa hari sebagaimana jadwal dibawah.

Tabel 1. Jadwal Uji Mutu Dan Kuat Beton.

Waktu yang Di
No. Kegiatan
perlukan (hari)
1. Tahap persiapan yaitu proses pemeriksaan bahan
utama pembentuk beton antara lain:
a. Kerikil
(SSD) , kandungan lumpur ˂ 1%
b. Pasir SSD,
1
kandungan lumpur ˂ 5%
c. Pemeriksaan
gradasi pasir, kerikil
d. Pemilihan
portland semen
2. Proses perencanaan campuran beton, antara lain:
a. Tentukan nilai factor air semen ( f a s ) bebas
b. Tentukan nilai slump
c. Tentukan ukuran maksimum kerikil
d. Jumlah semen = kadar air bebas/ f a s.
e. Jumlah semen minimum.
1
f. Persentase agregat halus
g. Berat volume beton.
h. Kadar agregat gabungan = Berat volume
beton –(jumlah semen +kadar air bebas )
i. Timbang bahan sesuai kompsisi yang sudah
ditetapkan.
3. Tahap ketiga yaitu proses pencampuran bahan 1
pembentuk beton.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 7 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

a. Campur semua bahan dalam mesin pengaduk.

4 Tahap keempat yaitu proses penentuan nilai slum.


a. Setelah campuran dianggap cukup plastis,
ukur nilai slumpnya.
b. Pengisian adukan beton dalam cetakan
dilakukan dalam 3 lapisan yang tiap lapisnya
kira-kira bervolume yang sama.
c. Tiap lapis dirojok dengan batang baja
penumbuk 25 kali, agar pori-pori yang terjadi 1
seminimal mungkin.
d. Setelah dirojok ratakan bagian atas cetakan
dengan tongkat perata.
e. Pindahkan cetakan yang sudah terisi beton
kedalam ruangan yang lembab/laboratorium,
diamkan
f. Selama 24 jam sebelum cetakan dibuka.
5. Tahap kelima yaitu proses pengujian mutu beton
a. Setelah cetakan dibuka, tutupi beton dengan
karung goni yang telah dibasahi air.
Perawatan dilakukan 2 hari sekali dengan
menyiram beton dan karung goni dengan air
selama 28 hari ( terhitung mulai saat cetakan
dibuka )
b. Setelah umur 28 hari dilakukan uji kuat tekan
beton untuk silinder
c. Jalanya pengujian:
28
1) Ambil benda uji beton silinder yang telah
berumur 28 hari kemudian permukaan
benda uji beton tersebut di lap dan
ditimbang masing-masing beratnya
2) Letakkan benda uji pada tempat yang
telah tersedia pada mesin desak
3) Jalankan mesin desak dan lakukan
penekanan sampai benda uji hancur dan
mencatat beban maksimum (P) yang
terjadi selama pemeriksaan benda uji.
Total waktu yang diperlukan uji mutu dan kuat
32
beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 8 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

2. Rencana Mutu Konstruksi Disusun Berdasarkan Detail Desain.

a. Pekerjaan Tanah
Semua pekerjaan tanah tiap pekerjaan harus dilaksanakan menurut
ukuran dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.Yang dimaksud
dengan ” ketinggian tanah ” dalam spesifikasi adalah tinggi ” permukaan
tanah ” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah
dimulai.
1) Daerah Pengambilan Bahan (”Borrow Area”)
Bahan untuk timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus
diambilkan dari daerah pengambilan bahan (” Borrow Area”) setelah
diuji untuk mengetahui kelayakannya.
Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus
dikupas dari tanaman termasuk akar-akarnya.
2) Percobaan Pendahuluan Untuk Bahan Timbunan
Bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan harus diuji
menurut cara yang di syaratkan didalam Laboratorium yang disetujui
guna mendapatkan ketebalan lapisan yang ditimbun, sampai berapa
jauh pemadatannya serta kebutuhan air, siraman dalam
pemadatannya, demikian juga kelayakannya.
3) Pemadatan Khusus pada Timbunan
Timbunan dengan pemadatan khusus harus terdiri dari bahan-bahan
yang telah disetujui dihampar dalam tiap-tiap lapisan datar dan merata
tebal 0,20 – 0,25 m dengan kemiringan keluar, dan kemudian
dipadatkan sehingga tebal setelah padat menjadi lebih kurang 0,15 m.
Kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga sedemikian dengan
cara pengeringan alami atau dengan pembasahan memakai alat
semprot. Untuk pemadatan harus menggunakan mesin giling, alat

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 9 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

pemadat, roda penggetar atau peralatan lain yang disetujui sehingga


menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95 % dari kepadatan kering
yang dilaksanakan menurut Standar Uji Proctor.
4) Penyiapan Tanah
Sebelum penggalian bahan timbunan, permukaan dari tanah yang
akan ditimbun harus disiapkan. Permukaan tanah tersebut diatas harus
dikupas dari segala tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya harus digaruk sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan
paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang
digaruk harus selalu dijaga baik secara pengeringan alami atau
pembasahan dengan alat semprot.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan
bekas-bekas yang terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
5) Tanggul
Tanggul untuk saluran pembuang, saluran pembawa, jalan dan lain-
lainnya, apabila tidak dinyatakan lain, harus menggunakan tanah hasil
galian dari saluran pembawa atau saluran pembuang itu, bila
memungkinkan.
Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan atau kurang bila
diambil dari hasil galian saluran pembawa atau saluran pembuang,
maka kekurangan bahan bahan diatas harus diambil dari tanah
"Borrow area" seperti yang disyaratkan.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah harus
dibuat rapat air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah
diisi dengan debit maximum dalam waktu panjang.
Tanggul itu dan juga tanggul yang dipakai sebagai inspeksi atau jalan
masuk harus dibentuk seperti dalam spesifikasi teknik.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 10 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Bahan timbunan dihampar horizontal dengan ketebalan merata secara


berlapis-lapis, dan setiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih
dari 0,25 m, tergantung dari jenisnya mesin/alat pemadat yang
digunakan.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin timbris,
roda penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan
mencapai tidak kurang 90% dari pemadatan kering yang dilaksanakan
menurut Standar Uji Proctor.
6) Toleransi Ukuran dalam Pekerjaan Tanah
Toleransi ukuran dalam Pekerjaan Tanah sesuai diterangkan dibawah
ini, dengan syarat bahwa luas potongan melintang rata-rata untuk
panjang 500 m dari saluran, sama dengan yang tertera pada Gambar.
Dasar saluran : + 0.05m atau - 0.10 vertikal
level puncak timbunan : + 0.10m atau - 0.5 Vertikal
dasar kemiringan timbunan : + 0.05m atau - horizontal
puncak kemiringan timbunan : + 0.10m atau - horizontal
Garis as dari saluran,tanggul dan jalan harus diletakan dengan teliti
dan tidak boleh dipengaruhioleh toleransi tersebut diatas.
7) Peralihan
Pada setiap perubahan tampang lintang, peralihan pada dasar dan
talud saluran harus dibuat sedemikian rupa. sehingga perubahan
kearah tegak atau mendatar
tidak lebih dari 1:10.
8) Pekerjaan Pengeringan
Harus menjaga agar galian bebas dari air selama pelaksanaan. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus
dilaksanakan dengan cara yang telah ditentukan.
Harus dijamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 11 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

9) Perapian permukaan galian


Dasar / formasi suatu galian yang akan menerima beton.pasangan
batu atau isian yang dipadatkan,0,15 m yang terakhir dari galian harus
dikerjakan rapih, dengan tenaga manusia.sebelum menempatkan
beton,pasangan batu atau bahan isian,semua Lumpur harus
disingkirkan.
10)Pemilihan dan pemadatan tanah urugan (Backfill)
Bila pengisian kembali pada bawah muka tanah dan dekat sekitar
bangunan diperlukan, bahan yang akan dipakai harus dipilih secara
cermat dan dipadatkan.
11)Gebalan rumput
Baik ditunjukkan atau tidak dalam Gambar, lereng-lereng baru dari
saluran, jalan dan parit harus digebal dengan rumput. Sebelum
lempengan rumput dipasang, permukaan harus diratakan dan
digemburkan bila perlu dan dilapisi dengnn tanah humus 2 cm.
Permukaan lempeng rumput harus rata dengan permukaan lereng
saluran.
Setelah lempengan rumput dengan air harus disiram dengan air
secukupnya sampai baik.sedang lempenngan rumput yang tidak
tumbuh dibuang dan diganti.
12)Lempengan rumput dan semat-sematnya
a) Persyaratan lempengan rumput.
(1) rumput lempengan harus tebal dan bersama akar akarnya.
(2) ukuran-ukuran 25 x ,25 cm2.
b) Semat-sematnya.
Semat-semat bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang
lempengan rumput. Ukuran dari semat-semat tadi paling tidak 30
cm panjangnya dengan tebal 2-3 cm dan dipasang 3 buah semat
untuk setiap lempengan ukuran 25 x 25 x 4 cm.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 12 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

e. Beton
1) Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Semen Portland
sesuai dengan merek yang disetujui dan memenuhi Standar Nasional
Indonesia, NI-8 atau standar lain nya sesuai spesifikasi teknik. Harus
menyertakan sertifikat pengujian dari pabrik untuk tiap-tiap
pengiriman.
2) Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia NI-2 atau standar lainnya yang dipersyaratkan
dalam spesifikasi teknik pasir harus diambil dari sungai atau tambang
pasir penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan di
ijinkan apabila pasir yang ada tidak memenuhi gardasinya. Kandungan
maximum terhadap lempung berat, bila diuji menurut ketentuan
standar uji.
Bahan bantuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi baik
dengan diameter maxsimum tergantung klas dari betonnya. Harus
membuat percobaan untuk contoh material secara rutin dan dengan
frekuiensi yang sebagaimana spesifikasi teknik.
3) Air
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat beton untuk adukan
harus dari sumber yang memenuhi Standar Nasional Indonesia, NI-2
atau standar lainnya sesuai spesifikasi teknik.
Harus diadakan percobaan mengenai air yang di usulkannya untuk
sebelum melaksanakan pekerjaan beton.
4) Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dibuat dari semen. pasir, kerikil dan air
seperti di tentukan. Dapat memakai zat penambah ( additives) atau cat

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 13 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

tambahan untuk mempermudah persiapan pembuatan sambungan cor


sesuai spesifikasi teknik.
5) Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan Gambar dari sesuai
dengan Standar Indonesia NI-2/PBI. 1971 atau standar lain yang
disyaratkan atau spesifikasi teknik.
Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari
kerusakan, kulit gilingan yang lepas dan karat. Batang baja yang telah
bentrok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokan lagi untuk dipakai
dipekerjaan tanpa persetujuan Direksi.
6) Acuan (Bekisting)
Acuan harus di usahakan tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan boton. serta untuk memperoleh bentuk permukaan yang
diperlukan. Acuan harus dipasang dengan sempurna. dan sesuai
dengan bentuk. ukuran pekerjaan beton yang di tunjukan dalam
Gambar. Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa
mencegah bahan-bahan beton sehingga bisa menghasilkan permukaan
beton yang padat. Jika dikehendaki oleh Tiap kali sebelum
pembetonan dimulai acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan.
pembetonan hanya boleh dimulai. apabila Direksi sudah memeriksa
dan memberi persetujuan terhadap acuan yang telah dibuat.
Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk
pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini.
Muka sisi balok. lantai dan dinding : 1 hari
bagian bawah : 21 hari

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 14 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

7) Perancah.
Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah distel dengan baja. Tiang perancah boleh mempunyai
paling banyak satu sambungan yang tidak disokong kearah samping.
Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang-tiang perancah. Stabilitas
perlu dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton serta beban-
beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat getaran alat
penggetar, berat pekerja dll.
8) Pekerjaan Permukaan
Untuk penyelesaian prrmukaan beton dibedakan dua jenis,
sebagaimana diuraikan berikut:
a) Penyelesaian kasar.
penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan
oleh cor yang menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik
dan disambung-sambung dengan tajam dan siku siku.
b) Penyelesaian halus.
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan
pemakaiaan papan-papan kayu rata. plywood atau pelat untuk
acuan. Muka beton yang diacu dan diselesaikan dengan halus
bebas dari tanda tanda kayu, lekuk-lekuk dan Iain-lain.
Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut
untuk oermukaan beton yang akan tetap kelihatan.
9) Kelas Beton
Kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batangan dari
bahan bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar
Indonesia PBI 71. NI – 2 atau standar lain sesuai spesifikasi teknik.
Harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan
kelasnya sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan
perbandingan diatas harus sesuai dengan petunjuk Standar Nasional

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 15 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Indonesia, PBI 71, NI-2 atau standar lain yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknik.
10)Pengujian Beton
Pengujian beton harus dilaksanakan menurut prosedur yang digariskan
dalam Standar Nasi'onal Indonesia. NI-2. PBI 1971 atau standar lain
yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Selama pengecoran harus selalu melakukan Slump Test pada saat
mulai pengecoran Test-test itu harus .dilakukan berdasarkan Standar
Nasional Indonesia, NI-2. PBI 1971 atau standar lain yang disyaratkan
dalam spesifikasi teknik.
11)Sambungan Pengecoran
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat diperkecil.
Siar pengecoran harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis
lurus. dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok
dan sejauh mungkin dari tempat dengan gaya lintang/geser yang
terkecil. Sambungan itu,merupakan jenis pertemuan biasa.
Llkuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran
harus tidak lebih dari 1,0m dan ukuran mendatar lebih dari 7 m .
12)Beton Pra Cetak
Beton Pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh
itu memungkinkan. Setiaip unit pracetak harus segera ditandai
dengan tanggal pengecoran dan setelah dicetakan dibuka maka
selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton
13)Pembetonan Pada Permukaan Tidak Kedap Air
Pemborong tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan
yang tidak kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan
kulit/membran kedap air atau bahan kedap lainnya yang disetujui oleh
Direksi.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 16 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

14)Bengkokan Tulangan Baja


Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus,yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam
kedaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis
tengah 20 mm atau lebih harus dibengkok dengan mesin pembengkok
yang direncanakan untuk itu. Bentuk tulangan baja harus dipotong
sesuai dengan gambar tidak boleh menyambung tulangan tanpa
persetujuan Direksi.
15)Pemasangan Tulangan Baja
Pemasangan tulangan baja pada tempat kedudukan yang ditunjukkan
dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap
pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Perenggang dari
beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu
beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan
kawat harus sepadan dengan bahan tulangan. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara. '
Batang utama dari tulangon anyaman ex pabrik yang berdampingan
harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang melintang
dengan overlap 150 mm.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar,tulangan baja harus dipasang
sedemikian,hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai
permukaan penyelesaian beton, sebagai berikut:

Tabel 2. Selimut Minimum Tulangan Baja


Selimut Minimum
Kelas Beton Jenis Pekerjaan
(mm)
K300 Beton prestress 25
Tiang beton bertulang
Bagian-bagian pracetak
K300 Bidang yang terkena 50
gesekan/atau pada air laut
K225 Pekerjaan – pekerjaan 40
Umunya.
K225 Pelat Beton Pracetak 25

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 17 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pipa beton
K175 Beton bertulang 40
Umumnya.

16)Penyekat Air (Water-Stops)


Penyakat air (water-stops) harus dari karet seperti tercamtum dalam
gambar. Penyekat air daiatas harus didapatkan dari pabrik yang
disetujui Direksi dan harus dicetak sampai panjang yang
memungkinkan dan lengkap dengan bagian bagian yang membentuk
sudut dan persilangan .dan harus dibuat menerus pada bangunan itu
dibangian bawah muka air tertinggi atau seperti yang tercantum
didalam gambar. Untuk menyambung penyekat air di lapangan harus
dengan dipanasi.
Karet Penyekat Air Karet harus memenuhi persyaratan dibawah ini
apabila bahannya diuji menurut percobaan yang di syaratkan dalam
spesifikasi teknis.
Kuat tarik minimum 2 kg/mm2
Pertambahan panjang sebelum putus (minimun) 500%
Kepadatan max pada methode deflection secara tetap 20% dari
defleksi asli
Penyerapan air max. Setelah 2 hari pada 20 derajat Celcius 5%
Sesudah pelapukan (selama 48 jam pada 70'C dalam zat asam pada
tekanan 0,20 kg/mm2) :
a) Kuat tarik minimum 80% dari
nilai asli
b) Pertambahan panjang minimum
sebelum putus 80% dari
nilai asli
17)Pengisi Sambungan (Joint Filters)
Sambungan harus fibre Board yang direndam bitumen noporLi
"Expandite Floxceli" atau bahan sejenis yang disetujui.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 18 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh


Direksi dan harus disimpan dan dipasang menurut ketentuan dari
pabrik. Bahan pengisi sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan
dalam gambar harus dipotong menurut bentuknya dan dipasang untuk
mengisi seluruh ruang antara muka beton, kecuali yang terisi dengan
penahan air dan penutup sambungan.
Lembar-lembar pengisi sambungan dipasang rapat satu sama lain dan
sambungan ditutup pada sisi-sisinya untuk mencegah keluarnya
semen.
18)Batang Dowel
Bila batang Dowel menembus suatu sambungan, maka harus
dibungkus, dan bungkus harus dibuat lebih dahulu dari bahan yang
memenuhi syarat untuk mengisi sambungan atau dari bahan lain yang
disetujui oleh Direksi.

Gambar 1. Tipikal Sambungan Melintang


Dengan Dowel

19)Penutup sambungan (Joints Sealer)


Harus membuat alur pada sambungan gerak dan sambungan kontraksi
pada kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 19 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

dari pekerjaan beton yang ada penyangganya. Alur tersebut harus


dibuat lurus dan berukuran sesuai yang ditunjukkan oleh gambar.
Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti
dijelaskan didalam spesifikasi teknik .Bahan diatas harus didapatkan
dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan digunakan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik. Harus ada sertifikat uji dari setiap bahan
dimaksud yang dikirim ke lapangan. Bahan yang dipakai harus tidak
meleleh pada sambungan vertikal dengan lebar 40 mm dan kedalaman
25 mm pada suhu 80o C.
20)Sambungan dengan Bitumen
Bila pada gambar ditunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan
beton, permukaan-permukaan tersebut harus bersih dan kering
sebelum pengecatan bitumen dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis
bitumen harus dari jenis penetrasi 40 / 50 .
f. Pasangan batu.
1) Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar
seperti pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang
bersih dan keras, tahan lama dan sejenis.
2) Bata
Semua bata harus memenuhi Standar Nasional Indonesia dan bermutu
paling baik dari masing-masing jenis. Bata harus keras, utuh dan
dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-
sudutnya
3) Adukan
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland
dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 3 atau 1 : 4 seperti ditentukan
dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan.
4) Kerikil Pengisi (Gravel Backing)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 20 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Kerikil harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan
lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 1
mm.
5) Filter Kerikil Bergradasi (Graded Gravel Filter)
Filter kerikil yang dimaksudkan disini harus mempunyai pembagian
butir tertentu dan terdiri dari bahan yang mengandung silikat, bersih
keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat, seperti
tanah liat. Kerikil untuk filter ini harus mempunyai pembagian butir
yang memenuhi syarat seperti di bawah ini :
a) Ukuran 50 % bahan filter berada antara 5 sampai 8 kali ukuran 50
% bahan yang dilindungi
b) Keseragaman bahan filter harus sama dengan keseragaman bahan
yang dilindungi dan yang dimaksud dengan keseragaman suatu
contoh bahan ialah perbandingan antara yang berukuran 60 %
sampai dengan ukuran 10 % dari bahan tersebut.
6) Filter Pasir (Sand Filter)
Pasir untuk filter pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan
spesifikasi untuk bahan batuan halus, tetapi harus selalu merupakan
pasir kasar dan mudah dilalui air.
7) Pemasangan bata
Bata harus dipasang dengan benar menurut garis-garis dengan arah
mendatar tegak dan dengan ukuran sesuai yang diperlihatkan dalam
gambar.
Sesaat sebelum dipasang, bata dicelupkan lebih dahulu ke dalam air.
Umumnya tebal sambungan siar mendatar tidak boleh lebih dari 0,6
cm dan tegak 1 cm.
8) Pekerjaan Siar

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 21 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Kecuali jika ditentukan lain, sambungan dengan adukan 1 PC : 3 ps


yang kelihatan harus disiar rata dan halus. Semua sambungan yang
tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.
9) Pemasangan batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu
secara kasar dan berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa
saling menutup.
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu
sebelum diapsang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus
kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan,
semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan
berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta
tidak boleh ada batu berimpit satu sama lain.
10)Pasangan Batu Muka
Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu
muka harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran
tebal minimal 15 cm, permukaan batu muka harus merata setelah
dipasang.
Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang
dipasang didalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat
(pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka
harus dikerjakan bersama-sama dengan pasangan batu inti agar
supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar. Adukan
untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 ps.
11)Pipa Peresapan (Suling-suling)
Tembok penahan harus dilengkapi dengan suling-suling kecuali
ditentukan lain. Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 22 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

permukaan.. Setiap ujung pemasukan suling-suling harus dilengkapi


dengan saringan. Suling-suling dipasang bersamaan dengan pasangan
batu dan disisakan 0,20 m keluar sisi belakang pasangan batu guna
pemasangan saringan sebelum diurug.
Filter terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa yang
menonjol keluar pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah
sekeliling pipa setebal 15 cm. Filter kerikil tersebut dibungkus lagi
dengan ijuk untuk membatasi filter dari tanah asli atau tanah urug.
12)Sambungan Gerak Sederhana
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat
suatu perubahan penampang yang besar pada pasangan batu yang
dapat terjadi penurunan (settlement) yang berbeda.
Sehubungan gerak sederhana dapat dibuat dengan memasang batuan
bergradasi (saringan kerikil, atau filter) dibelakang pasangan batu
pada bagian sambungan, setinggi sambungan tadi. Filter ini harus
terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik. Untuk menahan
longsornya filter ini, harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm
atau geotextile membrane.
13)Berapen
Sebelum melaksanakan Back fill pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1
PC : 5 ps setebal 2 cm (berapen).
14)Penyiapan Permukaan Tanah Untuk Lantai Kerja
Penyiapan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan lapisan
lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian kerikil seperti
ditempatkan diatas permukaan tanah tersebut dengan ketebalan yang
sesuai dengan gambar untuk membuat permukaan yang rata dan
sejajar dengan permukaan yang direncanakan.
15)Lantai Kerja Blok Beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 23 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Blok-blok harus diletakkan dan dialasi dengan seksama untuk


membuat permukaan yang benar-benar rata dengan sambungan
terbuka sejajar lebar 1cm antara tiap-tiap blok. Semua itu harus dari
beban klas K225.
16)Lantai Kerja Batu Kosong
Lantai kerja batu kosong terdiri dari batu pecah kasar sedemikian
sehinnga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu mempunbyai
panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20cm dan tebal tidak kurang
dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir dan
diletakkan pada dasar alamiah sedemikian sehingga permukaan yang
telah selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.
17)Lantai Kerja Pasangan Batu
Batu harus seperti yang ditentukan untuk lanta[ kerja batu kosong,
akan tetapi semuanya harus didasari dan disambung dengan adukan
semen dan pasir.
18)Bronjong dan Matras
Batu untuk Bronjong harus dengan ukuran tidak kurang dari 15cm dan
tidak lebih dari 25cm. Batu yang dipakai dipilih yang berbentuk agak
bulat dari pada bersudut.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemidah bagian
dalam dengan bahan kawat dsan bentuk anyaman yang sama.
Hubungan antara bronjong atau matras harus terikat erat dengan
kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong
untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan
dengan tanah diberi lapisa filter krikil. Geotextile atau lapisan injuk.
Bronjong harus diikat dengan kawat erat-erat pada bronjong yang
berdampingan sepanjang tepinya.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 24 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Gambar 2. Bronjong

19)Lindungan dengan batu kosong (Rip-Rap)


Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat
jenis tidak kurang dari 2.4. tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran
dan bentuk kira-kira sama, dengan ukuran 10-20cm untuk sloope
protection dan minimal 40 cm untuk penahan gerusan pada bendung
dan pekerjaan dll.
20)Pekerjaan Plesteran
Apabila diperintahkan permukaan dinding dan lantai dari pasangan
batu/bata kali lama maupun baru harus diplester dengan adukan 1 Pc :
3Ps. Plesteran dalam satu lapisan tebalnya maksimum 15 mm.
Bilamana tebalnya plesteran lebih dari 15 mm (maximal 25 mm) maka
harus dibuat secara dua lapis.
21)Lapis Lindung Pasangan Batu (Lining Pasangan Batu)
Pekerjaan lapis lindung pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan
penjelasan pada gambar. Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya
harus memenuhi spesifikasi teknik
22)Lapis Lindung Beton Pra – Cetak
Bahan dan pengerjaan pelat beton pra cetak harus memenuhi
ketentuan spesifikasi teknik. Beton yang dipakai untuk pembuatan
pelat harus beton K175 dengan ukuran krikil maksimum 2 cm. Ukuran
pelat, panjang saluran yang akan diberi lapis lindung serta batas-batas
dan ketinggiannya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
gambar .

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 25 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

23)Pencetakan Pelat
Pelat harus dicetak diatas dasaran yang dipersiapkan khusus untuk itu,
harus diperhatikan pencegahan terjadinya perubahan bentuk dan
pembengkokan dari cetakan selama dan sesudah pengecoran. Bila
pelat dicetak diatas tanah asli, permukaannya harus dilapisi dengan
plywood atau dengan bahan lain untulk mendapatkan dasar yang rata
dan air semen dari beban baru tidak diisap oleh tanah.
Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan dengan sebaik-
baiknya, harus dijaga agar beton dapat memenuhi ruang seluruhnya.
Permukaan atasnya kemudian digosok sampai halus.
24)Pemasangan Pelat
Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi
sebelum pelat-pelat ditempatkan dalam posisi masing-masing.
Pelat harus dipasang demikian pula hingga batas atas dan bawah
menjadi simetris. Sambungan harus selembar 2 cm dan harus disiar
dengan hati-hati dengan spe 1 PC : 2Ps secara rata. Tebal siar sama
dengan tebal pelat. Sebelum disiar sambungan harus dibersihkan
secara menyeluruh dicuci dan disikat dengan sikat baja, bila
diperlukan pada pelat juga harus dipasang pipa-pipa peresapan.
25)Batu candi
Batu candi digunakan pada bendung, lebih-lebih pada bendung yang
membawa bahan kasar (seperti pasir dn batu) untuk menanggulangi
gerusan pasir pada permukaan bendung batu candi tersebut harus
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi tekink dan mutunya harus
diuji dalam laboratorium.
a) Ukuran
Setiap batu harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai
piramida terpancungdengan ukuran 30 cm30cm bujur sangkar atau
maksimum 40cm x 40cm pada permukaan luarnya. Bagian dalam

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 26 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

berukuran minimal 20cm x 20cm dan tingginya 30 – 60cm. Pada


bagian atas/luar setebal 4cm dari permukaan harus dibuat halus
dan rata. Pada bagian bawah /luar dibuat dari permukaan kasar
kecuali ditentukan lain.
b) Berat Jenis (Spesific Gravity)
Bahan untuk batu candi harrus dari batuan yang mempunyai berat
jenis tiddak boleh kurang dari 2.65 dengan angka porositas
maksimum 2%.
c) Uji Kekerasan
Uji kekerasan hanya dicoba dengan jalan membuat kubus
berukuran 200 x 200 x 200 mm3 yang diambil sebuah secara
random/acak untuk setiap 300 buah batu. Kekuatan tekanan
sampai pecah harus lebih besar dari 80 kg/cm2. ketahanan
terhadap gerusan dari batu candi harus diuji menurut prosedur
pengujian sebagaimana dalam spesifikasi teknis.
d) Uji Keawetan
Keawetan batu cansi harus dsiuji seperti ditunjukkan oleh Direksi.
e) Ikatan dan Sambungan
Batu candi harus dipasangg dengan adukan 1 Pc : 4 ps dengan
jarak antara pada bagian atas tidak boleh lebih dari 1 cm. Pada
bagian atas harus disisir rata dengan adukan 1 PC : 2 Ps.
g. Pekerjaan pipa
1) Pipa Beton
Pipa beton dengan diameter kurang dari 0,7 meter, dibuat tanpa
tulangan dengan permukaan yang halus dan rata serta dibuat dari
beton K. 175. Untuk pipa beton dengan diameter lebih besar dari 0,7
meter dibuat dengan tulangan spiral dan dibuat dari beton K. 225
2) Hubungan untuk Pipa Beton dan Sambungan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 27 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Kecuali ditentukan lain hubungan untuk pipa beton, belokan dan


tikungan harus dilaksanakan dengan bagian – bagian khusus seperti
yang ditentukan dan disediakan oleh pabrik.

Gambar 3. Sambungan Pipa Beton Dengan Seal Karet

3) Pemasangan
Pipa harus diletakkan/dipasang dengan selimut pasangan batu kali
menurut ukuran yang ditunjukkan didalam gambar. Pasangan batu kali
pembungkusnya harus dengan adukan 1 pc : 4 ps.
4) Landasan Beton
Lapisan landasan dari beton kelas Bo harus dihampar keseluruh lebar
dari formasi atau galian fondasi dengan ketebalan minimum 70 mm
dan menurut kemiringan rencana dari saluran pipanya.
5) Meletakkan Pipa.
Setiap pipa selekasnya sebelum diletakkan/dipasang harus disikat
bersih dan diperiksa terhadap cacat – cacat yang ada. Setiap pipa
harus dipasang dengan teliti menurut arah dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi. Dalam keseksamaan sebagai berikut :
Diameter : Toleransi dalam arah dan ketinggian :
Sampai dengan 75 Cm ± 5 mm
Diatas 75 Cm ± 10 mm
6) Pemasangan Pipa dengan Pembungkus Pasangan Batu Kali
Pasangan batu pembungkus pipa harus dibentuk sedemikian sehingga
bagian luar pipa selalu terbungkus dengan adukan pasangan batu.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 28 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Sebelum pipa diletakkan, pasangan batu dasar harus diselesaikan


sampai 3 cm dibawah pipa dan lantai kerja dengan adukan 1 Pc : 4 Ps
menurut kemiringan pipa.
Sambungan antara 2 pipa harus diplester dengan adukan sehingga
muka bagian dalam pipa menjadi kontinu merata (smooth).
Pada pipa yang tidak dapat dimasuki setelah selesai dipasang, maka
pemasangannya harus bertahap sehingga dapat melakukan
pemeriksaan bagian dalam secara teratur.
7) Sambungan Pipa Besi atau Pipa Asbes
Sambungan pipa harus dibuat sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
Bila dipakai sambungan sayap, harus meminyaki ulir semua baut yang
dipakai, sebelum dipasang. Setelah semua baut terpasang harus dicat
2x dengan cat bitumen.
Pipa besi yang dipasang diatas permukaan tanah pada umumnya
memakai sambungan sayap, dan yang dibawah permukaan tanah
memakai sambungan lentur (flexible).
Viking Johnson atau setiap sambungan lentur lain harus dipasang
setiap jarak 40 meter diatas tanah dan ditempat pipa masuk kedalam
tanah. Sambungan lentur ini harus bisa menahan pergerakan
mendatar tidak kurang 1,25 mm/m panjang antara dua sambungan
lentur.
8) Sambungan Lentur dan Sayap (Flange Adaptors)
Bila pemakaian sambungan viking Johnson atau yang sejenis
menggunakan sambungan sayap, maka pemasangan sayap harus
sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
Pipa besi dan pipa asbes harus diletakkan diatas bahan dasaran. Bahan
dasaran ini harus dipasang keseluruh lebar dasar galian dan
dipadatkan dengan hati – hati sampai dengan ketinggian minimum 15

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 29 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

cm dibawah pipa bagian bawah atau 1/6 dari diameter luar pipa.
Dipilih mana yang lebih besar.
9) Bahan untuk Dasaran
Bahan dasaran harus terdiri dari pasir kasar, kerikil, baru pecah, bata
pecah atau beton pecah menurut persetujuan Direksi. Semua bahan
harus lolos dari saringan dengan ukuran dibawah ini :
Diameter Saringan (mm) % Lolos
75 5-30
52 5-20
45 1-10

10)Pemasangan Pipa Pada Bahan Berbutir


Apabila pipa dipasang didalam bahan berbutir maka pada tiap
sambungan harus disisakan ruang kerja untuk pemasangan dari
panjang pipa harus selalu mendapat dukungan penuh. Sambungan
pipa harus dijaga agar supaya bahan berbutir tidak masuk kedalam
sambungan.
Setelah peletakan pipa selesai diletakkan dan diuji sesuai persetujuan
Direksi, sisa galian harus ditimbun sampai setinggitengah pipa dengan
bahan granular. Timbunan ini harus dipadatkan dengan hati – hati,
sehingga tidak merusak pipa maupun sambungannya. Bahan timbunan
terpilih kemudian ditambahkan dan dipadatkan menurut spesifikasi ini
dengan syarat tambahan bahwa lapisan – lapisan urugan dibawah
puncak dari pipa tidak boleh lebih dari 7,5 cm.
h. Terowongan (Tunnel)
1) Galian
Galian untuk terowongan harus dikerjakan, sesuai batas kemiringan
dan ukuran – ukuran yang tertera dalam gambar. Garis pembayaran
yang ditunjukkan pada gambar adalah batas terluar yang dipakai

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 30 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

dalam pengukuran progres volume pekerjaan galian untuk


pembayaran, tanpa mengindahkan batas galian sesungguhnya yang
sudah dikerjakan.
2) Penopang Terowongan (Tunnel Support)
Penopang dari baja konstruksi (steel support) harus disediakan dan
dipasang sesuai ditunjukkan pada gambar atau menurut persetujuan
Direksi. Penopang baja ini dan perlengkapan baja lain harus disediakan
lengkap baut, mur-mur, ring-ring, pelat-pelat, batang – batang
pengikat, dan lain-lain kelengkapan untuk pemasangan penopang-
penopang itu.
3) Lain – lain Penopang, Baja dll
Jumlah dan ukuran dari blok-blok kaki, papan-papan penunjang diatas
penopang baja, pemisah-pemisah, baja, tidak semuanya dicantumkan
dalam gambar, tetapi semuanya harus ada sesuai dengan
keperluannya dan untuk keamanan. Bahan yang dipakai untuk blok
kaki, ganjal-ganjal dapat dibuat dari kayu, baja atau beton pracetak.
4) Lapisan Beton Pada Terowongan (Tunnel Concrete Lining)
Lapisan beton untuk terowongan harus beton klas K 175 dan
dilaksanakan tahap demi tahap sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Pada keadaan yang normal, tidak diperkenankan ada
sambungan cor dalam arah mendatar, kecuali pada sambungan antara
dinding dan lantai dasar.
Beton harus dipadatkan dan dalam ikatan yang baik pada seluruh
keliling terowongan. Beton harus dipompa atau ditempatkan dengan
pompa tekan sekeliling terowongan dan dipadatkan dengan penggetar
sebelah dalam serta penggetar sebelah luar yang dikaitkan pada
cetakan.
5) Acuan (Bekisting)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 31 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Acuan harus dibuat kuat, dipasang teliti dan dibuat kaku sesuai garis
bentuk yang ditentukan
6) Beton Untuk Galian Lebih (Concrete for Overbreak)
Beton untuk mengisi rongga akibat kelebihan galian harus sama
mutunya dengan lapis beton terowongan dan diisikan dengan cara
sama pula seperti untuk bagian – bagian lainnya.
7) Grouting Untuk Celah
Setelah pengecoran lapisan beton selesai dan apabila ada celah, maka
harus dilakukan pengisian / grouting pada celah tersebut, hingga
yakin bahwa lapisan beton menjadi penuh sampai batas permukaan
galian.
Pengisian (grouting) dilaksanakan melalui lubang yang dibor sebesar
minimum 40 mm menembus beton sampai permukaan tanah dengan
jarak tidak lebih dari 4,0 meter. Kedalam lobang bor tersebut akan
diisikan / diinjeksikan grout dengan tekanan 0,2 MN/m2 (2 kg/cm2)
atau menurut petunjuk Direksi dengan grout dengan perbandingan
tidak lebih 8 air : 1 Pc. Setelah grout mengeras, maka lobang-lobang
dibersihkan dan sedalam 0,1 m diisi dengan spesi. Pengisian dengan
grout dilakukan hanya setelah paling sedikit 14 hari pengecoran beton
selesai.
8) Lubang Pelepas Tekanan ( Pressure Relief Holes)
Setelah selesai pengisian grout dengan tekanan untuk pengisian
rongga-rongga dan untuk konsolidasi, harus membuat lobang-lobang
pelepas tekanan pada atap terowongan di lokasi sesuai dengan
kedalaman seperti pada gambar.
9) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Sambungan konstruksi harus melingkar (terpisah dari sambungan
antara dinding dan dasar) dan harus dipasang karet water stop atau
seperti tercantum dalam gambar. Sambungan memanjang

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 32 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

(longitudinal joints) sesuai gambar sedapat mungkin diusahakan


jumlahnya minimal dan yang terletak pada bidang yang memotong as
terowongan serta miring dengan sudut 45oC terhadap garis tegak.
Semua sambungan memanjang harus dapat mengikuti tegangan geser
pokok.

3. Rencana Prosedur Untuk Pengujian Bahan Disusun


Sebagai contoh diambil prosedur pengujian kuat beton yaitu besarnya beban
yang dapat dipikul beton per satuan luas . Untuk memperoleh nilai kuat tekan
yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu kita perlu melakukan test kuat tekan beton, dengan prosedur
pengujian sebagai berikut:

a. Menyiapkan benda uji dan peralatan yang digunakan:


1) Cetakan silinder, diameter 152 mm, tinggi 305 mm;
2) Tongkat pemadat, diameter 16 mm, panjang 600 mm, dengan ujung
dibulatkan, dibuat dari baja yang bersih dan bebas karat;
3) Mesin pengaduk atau bak pengaduk beton kedap air;
4) Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh;
5) Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan;
6) Satu set alat pelapis (capping);
7) Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok, sendok perata, dan
talam;
8) Satu set alat pemeriksa slump;
9) Satu set alat pemeriksaan berat isi beton.

b. Cara pembuatan benda uji:


1) Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton;
2) Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada saat
melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 33 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

mengenai dasar cetakan, pada saat pemadatan lapisan kedua serta


ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm kedalam
lapisan dibawahnya;
3) Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-
lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup, ratakan permukaan
beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air serta tahan
karat, kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan
letakkan pada tempat yang bebas dari getaran.
4) Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, untuk
perencanaan campuran beton, rendamlah benda uji dalam bak
perndam berisi air pada temperatur 25oC disebutkan untuk
pematangan (curing), selama waktu yang dikehendaki, untuk
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan, pematangan
(curing) disesuaikan dengan persyaratan.

c. Tahapan sebagai berikut pengujian kuat tekan beton


1) Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan
kain lembab;
2) Tentukan berat dan ukuran benda uji;
3) Lapisilah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan
mortar belerang;
4) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris;
5) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan
berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik;
6) Lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji;
7) Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji
8) Perhitungan :
Kuat tekan beton = P/A

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 34 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang (cm2)

d. Ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut:


1) Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan
diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan
dengan 29 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang
600 mm;
2) Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan
diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan
dengan 32 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang
300 mm;
3) Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi;
4) Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk
kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat
tekan seperti berikut :
Bentuk Benda Uji Perbandingan
Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm 1,00
20 cm x 20 cm x 20 cm 0,95
Silinder : 15 cm x 30 cm 0,83
5) Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari,
dan 28 hari;
6) Hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah benda
uji;
7) Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan ( hanya untuk
perencanaan campuran beton ), isi bak pengaduk maksimum 7 dm3
dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk campuran beton slump.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 35 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

e. Kelas beton
Tabel 2. Kelas Beton
Ukuran Max Berat Min. Berat Max
Kelas dari kerikil PC tiap m3 dari air tiap Pemakaian
(mm) Beton (Kg) Kg PC (Kg)

Beton Prestres

Tiang –tiang
Beton Bertulang
K300 20 350 0,48 
Bagian Beton Bertulang
Pracetak
 Lapisan beton tahan
abrasi / aus
Beton bertulang untuk
K225 20 320 0,50 konstruksi besar utama,
dan pelat beton pra cetak
Beton bertulang
K175 40 275 0,55 Beton masa
Pipa
K125 40 250 0,60 Beton masa
Bo Lantai kerja

f. Perbandingan Campuran
Penentuan perbandingan diatas harus sesuai dengan petunjuk Standar
Nasional Indonesia, PBI 71, NI – 2.
Dan dilakukan percobaan campuran dengan pengujiannya untuk tiap kelas
beton.
g. Campuran Percobaan (Trial Mixes)
Membuat campuran percobaan untuk setiap klas beton dengan memakai
alat-alat yang sama yang akan dipakai dipekerjaan.
Campuran percobaan akan diijinkan bila kekuatan dari uji kubus yang
diambil dari tiap kelas beton memenuhi syarat-syarat spesifikasi untuk
masing-masing kelas beton.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 36 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pembuatan contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional


Indonesia, NI – 2, PBI 1971.

h. Pengujian Beton
Pelaksanaan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan, dalam
Standar nasional Indonesia, NI – 2, PBI 1971.
Contoh beton untuk test kubus dari campuran percobaan dan dari tempat
penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan
menyerahkan kepada laboratorium yang disetujui untuk diadakan
pengujian. Kubus-kubus harus dibuat dalam cetakan 15 x 15 x 15 Cm
seperti disyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia, NI – 2, PBI 1971.
Selama pengecoran harus selalu melakukan Slump Test pada saat mulai
pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasar Standar Nasional
Indonesia, NI – 2, PBI 1971. Kecuali ditentukan lain maka hasil test harus
sesuai dengan tabel 4.4.1 dari Standar nasional Indonesia, NI – 2, PBI
1971.
Untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-hasil tersebut
dalam satuan metrik.

4. Mutual Check Direncanakan Sesuai Gambar Kerja.

a. Pemeriksaan terhadap perencanaan pekerjaan konstruksi


Dalam melakukan pemeriksaan, acuan desain yang digunakan adalah
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan/atau standar keteknikan terkait.
Lingkup pemeriksaan perencanaan pekerjaan konstruksi terkait Tipe atau
jenis konstruksi dan perhitungan desainnya, serta gambar konstruksi
antara lain :
1) Teliti pemilihan jenis atau tipe konstruksi;
2) Teliti dasar pertimbangan atau kebijakan pemilihan tipe tersebut;
3) Teliti apakah jenis atau tipe konstruksi tersebut telah sesuai dengan
kondisi lapangan yang ada.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 37 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

4) Teliti dasar – dasar perhitungan yang dipakai;


5) Teliti proses legalisasi perhitungan konstruksi.
6) Teliti data masukan untuk perhitungan perencanaan pekerjaan
konstruksi, apakah sudah memenuhi persyaratan standar konstruksi
terkait (SNI):
7) Teliti TOR perencanaan teknis dan hasilnya untuk mengetahui tujuan,
keperluan, dan kriteria-kriteria yang digunakan oleh pemilik proyek
(pemerintah);
8) Teliti legalitas gambar desain.
9) Teliti apakah penyusunan Spesifikasi Teknik telah sesuai SNI atau
ketentuan yang berlaku di Departemen Pekerjaan Umum terkait
dengan Sektor;
10)Teliti apakah penyusunan Spesifikasi Teknik telah sesuai dengan
ketentuan Negara Donor (loan);

b. Pemeriksaan terhadap pelaksanaan fisik konstruksi


Pemeriksaan dalam rangka pemenuhan ketaatan, kelengkapan, kebenaran,
efisiensi dan ekonomis, meliputi :
1) Keteknikan
Pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan keselamatan
umum,konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan
dan/atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan
standar atau norma yang berlaku. Lingkup pemeriksaan meliputi :
a) Metode pelaksanaan
Pemeriksaan terhadap metode pelaksanaan dan metode kerja bila
dinilai terjadi inefisiensi direkomendasikan untuk dilakukan value
engineering
b) Personil

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 38 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

(1) Pemeriksaan terhadap pemenuhan kualitas dan kuantitas


tenaga kerja (Sertifikat Keahlian Kerja dan Sertifikat
Keterampilan Kerja).
(2) Pemeriksaan terhadap perhitungan kebutuhan tenaga kerja.
(3) Pemeriksaan terhadap penyusunan jadwal waktu penyediaan
tenaga kerja.
(4) Pemeriksaan terhadap efektivitas penyediaan tenaga kerja.
c) Peralatan
(1) Pemeriksaan terhadap jenis, jumlah, kapasitas dan kondisi
peralatan/umur ekonomis;
(2) Pemeriksaan terhadap perhitungan kebutuhan peralatan dan
kesesuaian penggunaan peralatan dengan peruntukannya, bila
perlu disarankan dilakukan value engineering;
(3) Pemeriksaan terhadap penyusunan jadwal waktu penyediaan
peralatan;
(4) Pemeriksaan terhadap realisasi/perubahan pengerahan
peralatan;
(5) Pemeriksaan terhadap efektivitas penggunaan peralatan.
d) Mutu Bahan
(1) Pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan bahan baku dan
bahan campuran;
(2) Pemeriksaan terhadap perhitungan kebutuhan bahan baku dan
bahan campuran;
(3) Pemeriksaan terhadap penyusunan program pengadaan bahan
baku;
(4) Pemeriksaan terhadap realisasi program pengadaan/
penggunaan bahan baku;
(5) Pemeriksaan terhadap kemungkinan inovasi penggunaan bahan
yang terkait dengan value engineering.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 39 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

e) Mutu Produk
Pemeriksaan pemenuhan persyaratan kualitas konstruksi dan
komponennya dengan melakukan pengujian menggunakan standar
keteknikan SNI atau standar dari Negara donor.
(1) Pemeriksaan terhadap kualitas :
(a) Hasil test kualitas produk dan standar yang digunakan;
(b) Sistem uji kualitas produk dan pengambilan sampelnya;
(c) Hasil evaluasi test poduk dan metodenya;
(d) Bahas metode pengujian dan pengambilan sampel.
(2) Pemeriksaan terhadap Kuantitas :
(a) Pemeriksaan terhadap prosedur permohonan dan
persetujuan untuk memulai pelaksanaan setiap tahap
kegiatan
(b) Pemeriksaan terhadap pengukuran hasil pelaksanaan untuk
pembayaran antara lain :
 Cara mengukur kuantitas berdasar dokumen kontrak
dan pelaksanaannya;
 Waktu pengukuran, hasil pengukuran dan back up
datanya;
 Buku Harian.

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Menyusun Rencana Mutu Bahan


Konstruksi Berdasarkan Detail Desain Sesuai Spesifikasi

1. Menyusun Jadwal (Schedule) Pengujian Mutu Bahan


2. Menyusun Rencana Mutu konstruksi berdasarkan detail desain
3. Menyusun Rencana Prosedur untuk pengujian bahan
4. Merencanakan mutual cek sesuai sesuai gambar kerja kerja

C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Menyusun Rencana Mutu Bahan


Konstruksi Berdasarkan Detail Desain Sesuai Spesifikasi

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 40 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

1. Cermat
2. Teliti

BAB III

MENGANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BERDASARKAN DETAIL DESAIN DAN


SPESIFIKASI TEKNIK

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menganalisis Kebutuhan Bahan


Berdasarkan Detail Desain Dan Spesifikasi Teknik

1. Gambar Kerja Yang Telah Disetujui Pemberi Kerja Dianalisis

a. Gambar konstruksi
Gambar ini dibuat dan diterbitkan oleh Konsultan Desain, sebagai acuan
utama untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan
Gambar konstruksi mempunyai ciri umum tidak harus mendetail dalam
penggambarannya, namun harus mencakup keseluruhan lingkup
pekerjaan, baik yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor pelaksana
maupun oleh pihak lain (misal : instansi khusus atau Kontraktor Spesialis
lain yang ditunjuk Owner) -- dan diberikan notasi yang jelas tentang
lingkup pekerjaan yang terkait, baik pada gambar maupun dalam
dokumen dokumen pelelangan (kontrak).
Pada setiap set gambar konstruksi, biasanya diberikan acuan Standard
Drawing (Standar Detail) yang harus diikuti oleh Kontraktor dalam
mengaplikasikan apa yang digambarkan oleh Konsultan Desain pada
gambar konstruksi.
Gambar ini pada umumnya didistribusikan dengan jalur :
Konsultan Desain ke Konsultan MK atau Owner, lalu dari Konsultan MK
kepada kontraktor.
Gambar konstruksi pada umumnya bersifat mengikat dengan kekuatan
tertinggi apabila terjadi ketidaksesuaian antar dokumen kontrak, terutama
pada jenis kontrak lump-sum (baik fixed price maupun fixed unit price)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 41 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Gambar konstruksi juga bersifat dapat dijadikan dasar pelaksanaan


dengan atau tanpa adanya Shop Drawing yang menjelaskan secara lebih
detail.

b. Gambar kerja (shop Drawing)


Shop Drawing merupakan gambar yang dibuat dan diterbitkan oleh
Kontraktor dan diperiksa serta disahkan oleh Konsultan MK dan Pemberi
Kerja sebelum dapat dipakai sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
Gambar ini dibuat karena beberapa kondisi :
1) sebagai gambar pendetail untuk memperjelas atas apa yang tertuang
dalam gambar konstruksi.
2) sebagai gambar kerja yang memuat informasi kondisi aktual lapangan,
yang belum tetuang dalam gambar konstruksi.
3) apabila terdapat modifikasi atau perubahan atau penambahan atau
pengurangan suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan, atas persetujuan
atau perintah Konsultan MK atau Owner
4) apabila terdapat modifikasi atau perubahan yang diusulkan oleh
Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan MK atau Owner, untuk
menyesuaikan tingkat kesulitan pelaksanaan, kondisi di lokasi proyek
maupun metoda khusus yang ditawarkan oleh Kontraktor
Yang harus diketahui dan diperhatikan oleh setiap engineer Kontraktor
adalah bahwa Shop Drawing bersifat terikat mutlak pada gambar
konstruksi, dalam arti tidak dapat menghilangkan atau mengubah apa
yang tertuang dalam gambar konstruksi tanpa adanya perintah atau
persetujuan tertulis dari Konsultan MK / Owner yang dituangkan dalam
Site Instruction
Jadi apabila Kontraktor membuat Shop Drawing dengan menyalahi apa
yang tertuang dalam gambar konstruksi (misal mengganti atau
menghilangkan elemen pekerjaan tertentu), tanpa ada dasar Site

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 42 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Instruction yang mendukungnya, maka tetap berkewajiban dan dapat


dituntut untuk melaksanakan elemen yang diganti atau dihilangkan
tersebut sesuai apa yang tertuang dalam konstruksi, walaupun Shop
Drawing yang dibuat sudah direview dan ditandatangani oleh Konsultan
MK.

c. Analisis gambar kerja.


Gambar kerja yang telah disetujui Pemberi Kerja perlu dicermati antara
lain;
1) Kesesuaiannya dengan gambar konstruksi, apakah dalam gambar kerja
tersebut ada elemen-elemen gambar konstruksi yang hilang atau
dihilangkan. Jika ada perlu diklarifikasi kepada konsultan MK dan
owner.
2) Apakah gambar kerja tersebut dapat diterapkan di lapangan, jika tidak
maka gambar kerja perlu perbaikan.
3) Kesesuaiannya dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi teknik.

d. Monitoring dan dokumentasi gambar konstruksi dan gambar kerja di


lapangan.
File yang disiapkan dan disimpan di lapangan untuk keperluan
dokumentasi gambar pada umumnya :
1) Master file untuk For Construction Drawing yang diterima beserta
revisi-revisinya
2) Master file untuk Shop Drawing dan Fabrication Drawing yang diajukan
dan disetujui beserta revisi-revisinya
3) Arsip untuk menyimpan gambar-gambar yang direvisi dan tidak dipakai
lagi sebagai acuan pelaksanaan (Superseeded)
4) Data monitoring pengajuan, penerimaan, revisi, serta distribusi gambar
5) Data file Site Instruction yang mendasari Shop Drawing dan
Fabrication Drawing yang berubah dari apa yang tertuang dalam For
Construction Drawing.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 43 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Gambar 3. Bagan alir monitoring dan dokumentasi gambar di lapangan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 44 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

2. Antara Gambar Dokumen Tender Dengan Spesifikasi Teknik


Dianalisis Kesesuaiannya.

a. Gambar desain
Gambar desain adalah gambar yang dibuat untuk mempersiapkan suatu
proyek sampai dengan tahap pelelangan. Gambar desain juga disebut
gambar perencanaan atau gambar prarencana. Gambar ini belum
merupakan gambar lengkap karena hanya terdiri dari gambar yang pokok-
pokok saja, misalnya gambar denah. Biasanya gambar prarencana
diperlukan hanya diperlukan untuk keperluan negosiasi atau konsultasi.
Setelah rencana proyek tersebut disepakati/disetujui Pengguna Jasa dan
pihak-pihak terkait lainnya, maka dibuat gambar rencana yang dilengkapi
dengan gambar konstruksi dan gambar pelengkap lainnya.

b. Gambar tender
Gambar tender adalah gambar yang digunakan sebagai acuan dalam
perhitungan volume pekerjaan dalam proses pemilihan kontraktor.
Gambar ini sudah lebih detil dari gambar perencanaan. Ukuran-ukuran
penting sudah tertera dengan jelas, gambar-gambar pelengkap sudah
tersedia, acuan-acuan untuk pembangunan juga sudah diberikan.
Tujuannya adalah menunjang perhitungan yang cermat sesuai dengan
spesifikasi yang diminta. Gambar ini mengikat terhadap penawaran yang
sudah diberikan dan menjadi acuan terhadap klaim dalam tahap
selanjutnya

c. Kesesuaian gambar kerja dengan spesikasi teknis


Kadang –kadang di temui antara data- data di gambar kerja tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis , kemungkinan kesalahan dapat terjadi baik pada
data gambar maupun pada spesifikasi teknis. Bilamana ditemui
ketidaksesuaian tersebut agar dilaporkan pada direksi pekerjaan,

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 45 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

selanjutnya direksi dapat klarifikasi kepada konsultan perencana,


sedemikian hingga didapat solusinya.
Tabel 4. Contoh Item – Item Pekerjaan Yang Perlu Dicermati Dalam
Gambar Kesesuainnya Dengan Spesifikasi Teknis.

No. Item pekerjaan Keterangan


1. Pekerjaan beton :
a. Dimensi : tinggi, lebar , Terkait dengan ; volume perkerjaan,
panjang (bentang) kekuatan konstruksi
b. Kelas beton Terkait dengan; kekuatan konstruksi.
Contoh, untuk bendungan pada sungai
yang membawa material batu2an
digunakan beton mutu tinggi (˃K225).
c. Ø tulangan dan Terkait dengan; kekuatan konstruksi.
penempatan tulangan
2. Pekerjaan besi:
a. Dimensi : tinggi, lebar , Terkait dengan ; volume perkerjaan,
panjang (bentang) kekuatan konstruksi
b. Jenis material/besi Terkait dengan; kekuatan / umur
konstruksi.
Contoh, untuk pekerjaan besi didaerah
pantai / daerah rawa yang airnya
asam , digunakan baja tahan karat
(stainless steel).
3. Pekerjaan batu
a. Jenis batu untuk Pada sungai yang membawa material
bendungan. batu2an, digunakan jenis batu yang
mempunyai kekerasan cukup tinggi.
b. Dimensi batu untuk Untuk matras , diameter diambil 15
matras cmm s/d 25cm

3. Jenis Dan Kebutuhan Bahan Dianalisis Sesuai dengan Mutu


Konstruksi.
a. Tanah
1) Bahan tanah

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 46 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Bahan untuk timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus


diambilkan dari daerah pengambilan bahan (”Borrow Area”) yang
disetujui oleh direksi setelah diuji untuk mengetahui kelayakannya.
2) Tanah untuk timbunan, misal untuk tanggul/bendung.
Bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan harus diuji
menurut cara yang di syaratkan Direksi didalam Laboratorium yang
disetujui guna mendapatkan ketebalan lapisan yang ditimbun, sampai
berapa jauh pemadatannya serta kebutuhan air, siraman dalam
pemadatannya, demikian juga kelayakannya.
3) Lempengan rumput dan semat-sematnya
a) Persyaratan lempengan rumput.
(1) rumput lempengan harus tebal dan bersama akar akarnya.
(2) bukan berasal dari tanah yang susut besar.
(3) ukuran-ukuran 25 x ,25 cm2.
(b) Semat-sematnya.
Semat-semat bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang
lempengan rumput. Ukuran dari semat-semat tadi paling tidak 30
cm panjangnya dengan tebal 2-3 cm dan dipasang 3 buah semat
untuk setiap lempengan ukuran 25 x 25 x 4 cm.
b. Beton
1) Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Semen Portland
sesuai dengan merek yang disetujui dan memenuhi Standar Nasional
Indonesia, NI-8 atau standar lain nya sesuai spesifikasi teknik.
2) Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia NI-2 atau standar lainnya yang dipersyaratkan
dalam spesifikasi teknik

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 47 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

3) Air
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat beton untuk adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Direkai dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia, NI-2 atau standar lainnya sesuai spesifikasi teknik.
4) Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dibuat dari semen. pasir, kerikil dan air
seperti di tentukan. Pemborong boleh memakai zat penambah
(additives) atau cat tambahan untuk mempermudah persiapan
pembuatan sambungan cor atau persetujuan Direksi.
5) Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan Gambar dari sesuai
dengan Standar Indonesia NI-2/PBI. 1971 atau standar lain yang
disyaratkan atau spesifikasi teknik.
6) Kelas Beton
Kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batangan dari
bahan bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar
Indonesia PBI 71. NI – 2 atau standar lain sesuai spesifikasi teknik dan
sifat-sifatnya yang terpenting.
7) Beton Pra Cetak
Beton Pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh
itu memungkinkan. Setiaip unit pracetak harus segera ditandai
dengan tanggal pengecoran dan setelah dicetakan dibuka maka
selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton.
8) Penyekat Air (Water-Stops)
Apabila tidak diminta lain,penyekat air (water-stops) harus dari karet
seperti tercamtum dalam gambar.
9) Pengisi Sambungan (Joint Filters)
Sambungan harus fibre Board yang direndam bitumen noporLi
"Expandite Floxceli" atau bahan sejenis yang disetujui.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 48 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh


Direksi dan harus disimpan dan dipasang menurut ketentuan dari
pabrik.
10)Penutup sambungan (Joints Sealer)
Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti
dijelaskan didalam spesifikasi teknik.
11)Sambungan dengan Bitumen
Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40 / 50 atau lainnya yang
mendapat persetujuan dari Direksi.

c. Pasangan Batu
1) Batu
Batu harus bersih dan keras, tahan lama dan sejenis, bersih dari
campuran besi, noda-noda, lobang-lobang, pasir, cacat atau ketidak
sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui oleh Direksi
2) Bata
Semua bata harus memenuhi Standar Nasional Indonesia dan bermutu
paling baik dari masing-masing jenis. Bata harus keras, utuh dan
dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-
sudutnya harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi.
3) Adukan
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland
dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 3 atau 1 : 4 seperti ditentukan
dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan
4) Kerikil Pengisi (Gravel Backing)
Kerikil harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan
lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 1
mm.
5) Filter Kerikil Bergradasi (Graded Gravel Filter)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 49 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Filter kerikil yang dimaksudkan disini harus mempunyai pembagian


butir tertentu dan terdiri dari bahan yang mengandung silikat, bersih
keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat, seperti
tanah liat
6) Filter Pasir (Sand Filter)
Pasir untuk filter pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan
spesifikasi untuk bahan batuan halus, tetapi harus selalu merupakan
pasir kasar dan mudah dilalui air.
7) Ukuran Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu
secara kasar dan berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa
saling menutup.
Setiap batu harus berukuran antara 6 kg sampai 25 kg.
8) Pipa Peresapan (Suling-suling)
Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan
paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas permukaan.
9) Batu bronjong
Batu untuk Bronjong dengan ukuran tidak kurang dari 15cm dan tidak
lebih dari 25cm. Batu yang dipakai dipilih yang berbentuk agak bulat
dari pada bersudut.
9) Lindungan dengan batu kosong (Rip-Rap)
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat
jenis tidak kurang dari 2.4, tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran
dan bentuk kira-kira sama, dengan ukuran 10-20cm untuk sloope
protection dan minimal 40 cm untuk penahan gerusan pada bendung.
10)Batu Candi
Batu yang dipakai harus berasal dari gunung berapi (andesite, basalt,
dasite, diabase, diorite, gabre atau grane-diorite) berwarna gelap
sewarna dan sejenis semua batu harus didapatkan dari satu sumber,

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 50 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

kuat tidak mudah pecah dan tahan terhadap cuaca atau bahan-bahan
yang dibawa arus sungai.
Setiap batu harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai
piramida terpancungdengan ukuran 30 cm 30cm bujur sangkar atau
maksimum 40cm x 40cm pada permukaan luarnya. Bagian dalam
berukuran minimal 20cm x 20cm dan tingginya 30 – 60cm
d. Pekerjaan pipa
1) Pipa Beton dan Sambungan
Pipa beton dengan diameter kurang dari 0,7 meter, dibuat tanpa
tulangan dengan permukaan yang halus dan rata serta dibuat dari
beton K. 175. Untuk pipa beton dengan diameter lebih besar dari 0,7
meter dibuat dengan tulangan spiral dan dibuat dari beton K. 225
2) Sambungan Pipa Besi atau Pipa Asbes
Sambungan pipa harus dibuat sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
3) Sambungan Lentur dan Sayap (Flange Adaptors)
Bila pemakaian sambungan viking Johnson atau yang sejenis
menggunakan sambungan sayap, maka pemasangan sayap harus
sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
4) Bahan untuk Dasaran
Bahan dasaran harus terdiri dari pasir kasar, kerikil, baru pecah, bata pecah
atau beton pecah menurut persetujuan Direksi. Semua bahan harus lolos dari
saringan dengan ukuran dibawah ini :
Diameter Saringan (mm) % Lolos
75 5-30
52 5-20
45 1-10

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 51 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menganalisis Kebutuhan Bahan


Berdasarkan Detail Desain Dan Spesifikasi Teknik
1. Menganalisis gambar kerja kerja yang telah disetujui pemberi kerja
2. Menganalisis kesesuaian antara gambar kerja dokumen tender dengan
spesifikasi teknik
3. Menganalisis jenis dan kebutuhan bahan sesuai dengan mutu konstruksi

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Menganalisis Kebutuhan Bahan


Berdasarkan Detail Desain Dan Spesifikasi Teknik
1. Cermat
2. Teliti

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 52 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

BAB IV
MELAKUKAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK
KEPERLUAN UJI MUTU DI LABORATORIUM

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melakukan Perhitungan


Kebutuhan Bahan Untuk Keperluan Uji Mutu Di Laboratorium

1. Volume Contoh Bahan Dihitung Untuk Keperluan Uji Mutu


a. Tanah
1) Pemeriksaan tanah.
Tabel 4. Pemeriksaan Tanah
Volume contoh tanah yang
Macam diperlukan
Pemeriksaan
contoh tanah
Berat Ukuran Kasar

Contoh Pada Tanah Kadar air dalam 150 gr Untuk panjang


test standar Pasir persentase berat tanah yang diambil
Penetrasi kering dengan alat
Berat isi unsur tanah 250 gr pengambil tanah
Pembagian ukuran kira – kira 20 – 25
butir (termasuk Cm
analisa sedimen)
100 gr
Untuk panjang
Tanah Kadar air dalam 150 gr tanah yang diambil
Kohesif persentase berat dengan pengambil
kering tanah kira – kira
Berat isi unsur tanah 30 – 35 Cm
Pembagian ukuran 450 gr
butir (Termasuk
analisa sedimen)
Batas cair – batas 100 gr
plastis
200 gr
Kerikil Kadar air dalam Untuk panjang
(diameter persentase berat 200 gr tanah yang diambil
maksimu kering dengan alat
m kurang (Pembagian ukuran pengambil tanah
dari 9,5 butir hanya analisa 450 gr kira – kira 25 – 35
mm) lapis) cm
250 gr

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 53 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Contoh yang Tekanan unconfined dan tekanan - Dengan


diambil ....( per contoh) mempertimbangka
dengan alat Contoh Ǿ 35 mm Ǿ 50 mm n pemotongan sisi
pengambil kira – kira 9 Cm
tanah Kira – kira 12 Cm
berdinding Konsolidasi (per contoh) - Dengan
tipis jenis Contoh Ǿ 60 x 20 mm mempertimbangka
torak tetap n pemotongan sisi
kira - kira 5 Cm
Geser langsung (per contoh) - Dengan
Contoh Ǿ 60 x 20 mm mempertimbangka
n pemotongan sisi
kira – kira 4 cm
Berat isi Karena contoh untuk tekanan
unconfined ataupun tekanan
triaxial atau contoh
sebelumnya dapat dipakai,
maka panjang bagian ini tidak
perlu dipedulikan. Bila hal ini
dipertimbangkan panjangnya
kira – kira 5 – 10 cm.
Berat isi unsure tanah Bahan kelebihan yang
Pembagian ukuran butir terpotong ketika contoh untuk
Batas Cair – Batas Plastis test di atas dilakukan, dapat
dimanfaatkan.
Contoh Bila didasarkan pada cara
untuk test pengulangan dalam proses 3– Bila kerikil dengan Ǿ
pemadatan kering 6,5 lebih dan 35 mm
tanah Dipakai tabung Ǿ 10 Cm Kg sebanyak setengah
Dipakai tabung Ǿ 15 Cm 6,5 – karung goni ikut
10 Kg tercampur, maka
exivalensi isi ini akan
bertambah secara
sebanding.
Bila didasarkan pada cara Bila kerikil dengan Ǿ
pengulangan dalam proses lebih dari 38 mm
kering sebanyak setengah
Dipakai tabung Ǿ 10 Cm 20 Kg karung goni ikut
Dipakai tabung Ǿ 15 Cm 40 Kg tercampur, maka
ekivalensi isi ini akan
bertambah secara
sebanding
Bila didasarkan pada cara tidak Bila kerikil dengan Ǿ
berulang dalam proses tidak lebih dari 38 mm
kering sebanyak setengah
Dipakai tabung Ǿ 10 Cm 20 Kg karung goni ikut
Dipakai tabung Ǿ 15 Cm 40 Kg tercampur, maka
ekivalensi isi ini akan
bertambah secara
sebanding

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 54 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Contoh un Per contoh 5–


tuk test CBR 10 Kg
bagi tanah
terganggu
2) Kepadatan Standard
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara
kadar air dan kepadatan tanah dengan memadatkan didalam cetakan
silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 2,5
kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm (12”).
Pemeriksaan dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :
Cara A : cetakan diameter 102 mm (4”), bahan lewat saringan 4,75
mm (no. 4), volume benda uji 15 kg.
Cara B : cetakan diameter 152 mm (6”), bahan lewat saringan 19 mm
(3/4”), volume benda uji 65 kg.
3) Kepadatan Berat (Modified)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan memadatkan didalam cetakan silinder
berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 4,54 kg (10
lbs) dan tinggi jatuh 45,7 cm (18”).
Pemeriksaan kepadatan dibagi dalam 2 cara sebagai berikut :
Cara A : Cetakan diameter 102 mm (4”) bahan lewat saringan 4,75
mm (no.4), volume benda uji 20 kg
Cara B : Cetakan diameter 152 mm (6”) bahan lewat 19 mm (3/4”),
volume benda uji 70 kg
4) Permeabilitas Tanah Yang Berbutir Halus
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permebilitas
dari tanah yang berbutir halus dengan menggunakan system tegangan
menurun.
5) Permeabilitas Tanah Yang Berbutir Kasar

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 55 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pemeriksaaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien


permeabilitas dari tanah yang berbutir kasar dengan menggunakan
system tegangan tetap.
6) Kekuatan geser langsung
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kohesi (c) dan sudut
geser tanah (Ø).
7) Kekuatan Tekan Bebas
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan
tekan bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesip dalam
keadaan asli maupun buatan (remoulded).
Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya beban
aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau
pada saat regangan aksialnya mencapai 20%.
Benda uji yang dipergunakan berbentuk silinder, benda uji mempunyai
diameter minimal 3,3 cm dan tingginya diambil 2x diameter. Biasanya
dipergunakan benda uji dengan diameter 6,8 cm dan tingginya 13,6
cm
8) Tekan Tiga Sumbu
Pemeriksanaan ini dimaksudkan untuk menentukan sudut geser tanah
(Ø) dan kohesi tanah ( c ) dengan cara memberi tegangan tiga arah.
9) CBR Laboratorium
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR ( California
Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di
Laboratorium pada air tertentu. CBR ialah perbandingan antara beban
penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalam dan
kecepatan penetrasi yang sama.
Contoh kira – kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg
untuk campuran tanah agregat.
10) Penetrasi Tanah Di Laboratorium

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 56 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentuan indek kerucut


(perlawanan tanah) yang telah dipadatkan dilaboratorium.

11) Konsolidasi
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan sifat-sifat
pemanfaatan suatu jenis tanah yaitu sifat perubahan isi dan proses
keluarnya air dari dalam pori tanah yang diakibatkan adanya
perubahan tekanan vertical yang bekerja pada tanah tersebut
b. Bahan untuk beton
1) Pemeriksaan Terhadap Berat Jenis Semen
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan berat
jenis semen. Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi
kering pada suhu konstan dengan berat isi air suling pada temperatur
4º C yang isinya sama dengan isi semen tersebut.
Benda uji/contoh diambil sebanyak 100 gram semen yang masih baru
(semen yang belum kena hawa lembab/membeku ).
2) Pemeriksaan Terhadap Waktu Pengikatan Semen
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan waktu
permulaan mengikatnya semen. Waktu permulaan mengikatnya semen
adalah dari mulainya mencampur air dengan semen sampai pasta
tersebut kehilangan sifat plastis (menjadi beku)
Benda uji/contoh diambil sebanyak 400 gram semen yang masih baru
(semen yang belum kena hawa lembab/membeku)
3) Pemeriksaan Terhadap Kekekalan Semen (Soundness Test)
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui baik dan
buruknya jenis semen terhadap stabilitas pengikatan semen.Contoh
semen sebanyak 200 gram untuk dibuat dua sample.
4) Pemeriksaan Terhadap Kekuatan tekan maksimum

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 57 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui


kekuatan tekan semen. Kekuatan tekan semen ini adalah beban
maximum yang diterima terhadap satuan luas permukaan.
Benda uji/contoh terdiri dari dari campuran satu bagian semen, dua
bagian pasir standard dan air dengan perbandingan air – semen 0,65.
semen = 520 gram, pasir standard = 1040 gram dan air = 338 gram.
5) Pemeriksaan Terhadap Analisa Saringan Agregat Halus
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan
pembagian butiran/gradasi agregat halus/pasir. Dimana butiran
/gradasi tersebut akan ditentukan oleh saringan yang sudah
ditentukan.
Contoh sebanyak 100 gram untuk pasir yang lebih besar dari 95%
lolos saringan 1,2 mm dan 500 gram untuk pasir yang lebih kecil dari
95 % lolos saringna 1,2 mm .
6) Pemeriksaan Terhadap Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan berat
jenis dan penyerapan agregat halus/pasir dalam kondisi SSD.
Benda uji/contoh diambil sebanyak 1000 gram.
7) Pemeriksaan Terhadap Bahan Lolos Saringan 0,088
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan jumlah
bahan yang lolos saringan 0,088 mm pada bahan dengan cara
pencucian.
Benda uji/contoh diambil sebanyak :
500 gram untuk agregat halus/pasir, (lolos saringan 5 mm)
2500 gram untuk agregat kasar/koral, (lolos saringan 20 mm)
5000 gram untuk agregat kasar/koral, (lolos saringan 40 mm)
8) Pemeriksaan Terhadap Kadar Air Permukaan Agregat Halus
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar air
permukaan pada agregat halus (pasir) dalam keadaan kondisi SSD.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 58 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Benda uji/contoh diambil sebanyak 200 gram, dan contoh ini boleh
contoh yang kering, contoh yang SSD maupun contoh yang basah atau
yang baru diambil dari lapangan.
9) Pemeriksaan Terhadap Kotoran Organik Agregat Halus .
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kotoran
organik yang terkandung pada agregat halus / pasir. Kotoran organik
yang terkandung pada agregat halus / pasir bisa menimbulkan efek
merugikan terhadap mutu beton.
Benda uji / contoh diambil sebanyak 500 gram.
10)Pemeriksaan Terhadap Kekekalan Agregat (Soundness Test)
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
kekekalan atau daya tahan suatu agregat terhadap cuaca atau sinar
matahari.
Benda uji / contoh sebagai berikut dengan menurut jenisnya.
b) Untuk agregat halus / pasir.
Adapun jenis contoh yang akan diambil adalah :
Tertahan saringan 0,3 mm lolos saringan 0,6 mm
Tertahan saringan 0,6 mm lolos saringan 1,2 mm
Tertahan saringan 1,2 mm lolos saringan 2,5 mm
Tertahan saringan 2,5 mm lolos saringan 5 mm
Tertahan saringan 5 mm lolos saringan 10 mm
,masing-masing contoh sebanyak 110 gram
c) Untuk agregat kasar / koral
Pengambilan untuk jenis contoh pertama;
Tertahan saringan 5 mm lolos saringan 10 mm sebanyak 300 gr
Tertahan saringan 10 mm lolos saringan 20 mm sebanyak 1000gr
Tertahan saringan 20 mm lolos saringan 40 mm sebanyak 1500gr
Tertahan saringan 40 mm lolos saringan 60 mm sebanyak 3000 gr
Tertahan saringan 60 mm lolos saringan 80 mm sebanyak 3000 gr

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 59 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pengambilan untuk jenis contoh kedua;


Tertahan saringan 5 mm lolos saringan15 mm sebanyak 300 gr
Tertahan saringan 15 mm lolos saringan 25 mm sebanyak 1500 gr
Tertahan saringan 25 mm lolos saringan 50 mm sebanyak 3000 gr
Tertahan saringan 50 mm lolos saringan 80 mm sebanyak 3000 gr
Pengambilan untuk jenis contoh ketiga
Tertahan saringan 5 mm lolos saringan 10 mm sebanyak 300 gr
Tertahan saringan 10 mm lolos saringan 15 mm sebanyak 500 gr
Tertahan saringan 15 mm lolos saringan 20 mm sebanyak 750 gr
Tertahan saringan 20 mm lolos saringan 25 mm sebanyak 1000 gr
Tertahan saringan 25 mm lolos saringan 40 mm sebanyak 1500 gr
Tertahan saringan 40 mm lolos saringan 50 mm sebanyak 200 gr
Tertahan saringan 50 mm lolos saringan 80 mm sebanyak 3000 gr
d). Untuk batuan dasar
Untuk jenis batuan dasar contoh akan dihancurkan terlebih dahulu
dengan bentuk dan ukuran yang sedang dengan alat pemecah
batuan kemudian cuci contoh dari hasil pemecahan tersebut dan
keringkan didalam oven dengan temperatur 1050C – 1100C selama
24 jam dan setelah kering dan dingin ambil sebanyak 5000 gram.
11)Pemeriksaan Terhadap Analisa Saringan Agregat Kasar
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan atau
mengetahui pembagian butiran (gradasi) agregat kasar.
Ketentuan pengambilan contoh menurut maksimum agregatnya
Maksimum agregat 10 mm minimum pengambilan contoh 1000 gr
Maksimum agregat 15 mm minimum pengambilan contoh 2500 gr
Maksimum agregat 20 mm minimum pengambilan contoh 5000 gr
Maksimum agregat 40 mm minimum pengambilan contoh 15000 gr
Maksimum agregat 50 mm minimum pengambilan contoh 20000 gr
Maksimum agregat 60 mm minimum pengambilan contoh 25000 gr

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 60 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Maksimum agregat 80 mm minimum pengambilan contoh 30000 gr


Maksimum agregat 100 mm minimum pengambilan contoh 35000
gr
12)Pemeriksaan Terhadap Keausan Agregat Kasar
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan
ketahanan agregat kasar terhadap gesekan atau keausan.

Tabel 5. Volume Contoh .

Lolos ayakan Berat contoh


Jenis Jumlah
dan tertahan yang akan diambil
gradasi berat (g)
ayakan (g)
10-15 mm 1250 + 10
15-20 mm 1250 + 10 5000
A
20-25 mm 1250 + 25 + 10
25-40 mm 1250 + 25
15-20 mm 2500 + 10 5000
B
20-25 mm 2500 + 10 + 10
5-10 mm 2500 + 10 5000
C
10-15 mm 2500 + 10 + 10
5000
D 2,5-5 mm 500 + 50
+ 10
40-50mm 500 + 50
1000
E 50-60 mm 2500 + 50
+ 100
60-80 mm 2500 + 50
25-40 mm 5000 + 25 10000
F
40-50 mm 5000 + 50 + 75
20-25 mm 5000 + 25 10000
G
25-40 mm 5000 + 25 + 50

13)Pemeriksaan Terhadap Berat Isi Agregat


Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan
berat isi agregat halus, kasar maupun campuran.
contoh sebanyak 500 gram untuk agregat halus
contoh sebanyak 1000 gram untuk maksimum agregat 25 mm
contoh sebanyak 2500 gram untuk maksimum agregat lebih dari
25 mm.
14)Pemeriksaan Terhadap Kekentalan Beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 61 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengukur


konsistensi atau kekentalan beton muda dan untuk menentukan
workability
Benda uji atau contoh diambil langsung dari alat pengaduk
(concrete mixer) yang akan dilakukan untuk pengecoran
15)Pemeriksaan Terhadap Kandungan Udara Pada Beton
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan atau
mengetahui kandungan udara pada beton muda (campuran beton)
Benda uji / contoh diambil langsung dari alat pengaduk ( concrete
mixer) yang akan dilakukan untuk pengecoran
16)Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Tekan beton
Maksud dan tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan atau
mengetahui kekuatan tekan beton setelah dilakukan perawatan
Benda uji atau contoh yang akan di tes adalah berupa kubus atau
silinder setelah dilakukan perawatan selama 7 hari, 14 hari, 21 hari
dan 28 hari dan juga harus diketahui tentang data-datanya.

2. Bahan Untuk Setiap Jenis Pekerjaan Uji Mutu Dianalisis


a. Beton
Beton merupakan bahan bangunan yang tersusun atas material pasir
(agregat halus), kerikil (agregat kasar), semen ,air dan admixture (zat
aditif) jika diperlukan
Kualitas dan karakteristik beton akan sangat dipengaruhi oleh material
penyusunnya tersebut. Perencanaan campuran beton akan menentukan
kuat tekan beton, kemudahan pengerjaan dan besarnya rangkak dan
susut beton.
Campuran air dan semen membentuk gel/pasta yang berfungsi mengikat
agregat pasir dan kerikil. Secara umum sifat beton akan dipengaruhi
(Mulyono, 2003):

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 62 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

1) Kualitas semen (apabila digunakan untuk konstruksi beton bertulang


pada umumnya dipakai jenis semen yangmemenuhi syarat)
2) Proporsi semen terhadap campuran
3) Kekuatan dan kebersihan agregat
4) Interaksi antara pasta semen dengan agregat
5) Pencampuran yang cukup dari bahanbahan pembentuk beton
6) Penempatan yang benar, penyelesaian,dan pemadatan beton
7) Perawatan beton
Di pasaran umumnya banyak beredar semen portland tipe I (normal/PC)
yang dapat umum digunakkan. Bahkan, sekarang banyak juga beredar
jenis semen portland pozzolan (PPC) dimana sudah ditambahkan
pozzolan, yang berfungsi meningkatkan kuat tekan beton tapi dengan
kuat tekan awal yang rendah. Sehingga penggunaan PPC ini
membutuhkan waktu pengerasan di awal yang lebih lama dibanding
menggunakan semen tipe I (normal).
1) Agregat
Menurut standar ASTM, agregat halus (pasir) yang akan digunakan
dalam campuran beton haruslah mempunyai ukuran butir lebih kecil
dari 4,75 mm, dan agregat kasarnya (kerikil) mempunyai ukuran butir
lebih besar 4,75 mm sampai 40 mm. Gradasi atau ukuran butir dari
agregat yang digunakan haruslah bervariasi atau tidak seragam.
Karena kuat tekan beton sangat dipengaruhi oleh kepadatan dari
susunan agregat yang diikat oleh pasta semen tersebut. Gradasi
agregat yang bervariasi akan menyebabkan meminimalisir rongga dan
pori pada beton karena agregat yang lebih kecil akan mengisi rongga-
rongga di antar agregat yang lebih besar. Agregat yang bulat dan
kasar akan memberikan tingkat kepadatan yang lebih baik
dibandingkan agregat yang pipih dan panjang. Gradasi agregat dapat
diketahui dengan melakukan uji lolos ayakan atau saringan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 63 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Kandungan lumpur dan lempung yang banyak akan mengurangan


ikatan pasta semen pada agregat, sedangkan senyawa organik seperti
sisa tanaman, humus, zat-zat asam, akan mengganggu proses hidrasi
semen dengan air. Kondisi demikian tentunya akan mengurangi
kekuatan tekan beton.
Disarankan, sebelum menggunakan agregat halus/pasir ini,
dilakukan ‘pencucian’ terlebih dahulu, dengan cara menyiram
dengan air agar kandungan lumpurnya larut/hilang.
Menurut SK SNI S-04-1989-F, agregat yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a) Agregat kasar
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan no.4 atau
ukuran 4,75 mm (Mulyono, 2003).
Persyaratan agregat kasar SK SNI S04-1989-F :
(1) Butir-butir tajam dan keras dengan indeks kekerasan ≤ 2,2.
(2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh cuaca (terik matahari dan
hujan), jika diuji dengan larutan garam natrium sulfat bagian
yang hancur maksimum 12%, sedangkan dengan larutan garam
magnesium sulfat maksimum 18%.
(3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan
0,06 mm) lebih dari 5%.
(4) Tidak mengandung zat organis terlalu banyak, yang dibuktikan
dengan percobaan warna dengan 3% NaOH, yaitu warna cairan
di atas endapan agregat kasar tidak boleh lebih gelap daripada
warna standar gradasi.
(5) Modulus halus butir antara 5 - 8 dan variasi butir sesuai standar
gradasi.
(6) Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, agregat
harus tidak relatif terhadap alkali.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 64 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

b) Agregat halus
Agregat halus adalah agregat yang lolos saringan no.4 atau ukuran
4,75 mm (Mulyono, 2003).
Persyaratan agregat halus SK SNI S04-1989-F :
(1) Butir-butirnya keras dan tidak berpori.
(2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik
matahari dan hujan), jika di uji dengan larutan garam natrium
sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, jika di uji dengan
garam magnesium sulfat maksimum 18%.
(3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan
0,06 mm) lebih dari 5%.
(4) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif terhadap alkali.
(5) Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari
20%.
(6) Modulus halus butir antara 1,5 – 3,8 dan dengan variasi butir
sesuai standar gradasi.
(7) Agregat halus dari laut/pantai, boleh dipakai asalkan dengan
petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Jenis agregat halus (pasir):
(1) Pasir galian
Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah
atau dengan cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya
tajam bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam
walaupun biasanya harus dibersihkan dari kotoran tanah
dengan jalan dicuci terlebih dahulu.
(2) Pasir sungai
Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai, yang pada
umumnya berbutir

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 65 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

halus dan bulat–bulat akibat proses gesekan. Daya lekatan


antar butiran agak
kurang karena bentuk butiran yang bulat. Pada sungai tertentu
yang dekat dengan hutan kadang–kadang banyaknya
mengandung humus.
(2) Pasir pantai
Pasir pantai adalah pasir yang diambil dari tepian pantai, bentuk
butirannya halus dan bulat akibatgesekan dengan sesamanya.
Pasir ini merupakan pasir yang jelek karena mengandung
banyak garam
2) Air
Sedangkan air yang digunakan hendaklah air yang umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, bukan air yang tercemar oleh bahan-
bahan kimia atau air kotor dengan kandungan zat organik tinggi.
Banyaknya air yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan
reaksi proses hidrasi dan rencana mutu beton yang direncanakan.
Biasanya dinyatakan dalam nilai faktor air semen (fas). Jumlah air
yang berlebihan atau kurang tentu akan mengurangi kuat tekan beton
yang dibuat.
Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi pasta yang
kemudian mengikat semua aggregat dari yang paling besar sampai
paling halus.
3) Semen
Berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk
pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar
agregat satu sama lain. Susunan unsur semen portland sebagaimana
tabel dibawah ( sumber: Tjokrodimuljo, 2007).

Tabel 6. Susunan Unsur Semen Portland

Unsur (%)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 66 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Kapur (CaO) 60 – 65
Silika (SiO2) 17 – 25
Alumina (Al2O3) 3–8
Besi (Fe2O3) 0,5 – 6
Magnesia (MgO) 0,5 – 4
Sulfur (SO3) 1–2
Soda/potash Na2O+K2O) 0,5 – 1

c. Bahan timbunan.
1) Bahan untuk timbunan biasa
a) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang
berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO M145 atau sebagai CH menurut " Unified atau Casagrande
Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada
penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau
kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali
tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah
bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu
jalan.
b) Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila
dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti
yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari
1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh
AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 67 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase


kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
2) Bahan untuk timbunan pilihan
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi ketentuan, bila
diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, timbunan pilihan harus
memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
b) Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau
pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang
memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan
pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa
timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau
lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan
yang dipilih, dan disetujui akan tergantung pada kecuraman dari
lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang
akan dipikul.

3. Jenis Pekerjaan Uji Mutu Dihitung Volume Uji Mutu.


a. Kuat tekan beton
Kuat tekan adalah karakteristik mekanik utama dari beton yang dapat
diketahui melalui penelitian uji tekan di laboratorium terhadap benda uji.
Dimensinya ke benda uji standar menurut ASTM yaitu silinder 15cm x
30cm.
Melalui prosedur standar pengujian kuat tekan dan menggunakan
formula-formula baku perhitungan tekan rata-rata diperoleh informasi
bahwa kuat tekan rata-rata untuk berbagai dimensi benda uji berbeda.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 68 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Tabel dibawah adalah konversi nilai kuat tekan beton menurut dimensi
benda uji;
Tabel 7. Konversi Nilai Kuat Tekan Beton Menurut Dimensi Benda Uji

Bentuk benda uji Ukuran (mm) Faktor modifikasi


100x100x100 0.80
Kubus 150x150x150 0.80
200x200x200 0.83
150x300 1.00
Silinder 100x200 0.97
200x500 1.05
150x150x450 1.05
Prisma
200x200x600 1.05
Sumber: ASTM, 1986

b. Pemeriksaan karakteristik tanah


1) Kepadatan Standard.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara
kadar air dan kepadatan tanah. Pemeriksaan kepadatan dapat
dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut:
a) Cara A : cetakan diameter 102 mm (4”), tinggi 116,5 mm , volume
benda uji = 951 cm3 ,bahan lewat saringan 4,75 mm (no. 4)
b) Cara B : cetakan diameter 152 mm (6”), tinggi 116,5 mm , volume
benda uji = 2.112 cm3 bahan lewat saringan 19 mm (3/4”)
2) Kepadatan Berat (Modified)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara
kadar air dan kepadatan tanah. Pemeriksaan kepadatan dibagi dalam
2 cara sebagai berikut :
a) Cara A : cetakan diameter 102 mm (4”), tinggi 116,5 mm , volume
benda uji = 951 cm3 ,bahan lewat saringan 4,75 mm (no. 4)
b) Cara B : cetakan diameter 152 mm (6”), tinggi 116,5 mm , volume
benda uji = 2.112 cm3 bahan lewat saringan 19 mm (3/4”)
3) Permeabilitas Tanah Yang Berbutir Halus

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 69 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permebilitas


dari tanah yang berbutir halus dengan menggunakan system tegangan
menurun.
Peralatan ; Cetakan Silinder diameter 10 cm & tinggi 12,7 cm, volume
benda uji =996 cm3
4) Permeabilitas Tanah Yang Berbutir Kasar
Pemeriksaaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien
permeabilitas dari tanah yang berbutir kasar dengan menggunakan
system tegangan tetap.
Peralatan ; Cetakan Silinder diameter 10 cm & tinggi 12,7 cm, volume
benda uji =996 cm3
5) Kekuatan geser langsung
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kohesi (c) dan sudut
geser tanah (Ø).
Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali
diameter butir maksimum. Perbandingan diameter terhadap tebal
benda uji harus minimal 2 : 1.
Volume benda uji =16,8 cm3
6) Kekuatan Tekan Bebas
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan
tekan bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesip dalam
keadaan asli maupun buatan (remoulded).
Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya beban
aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau
pada saat regangan aksialnya mencapai 20%.
Biasanya dipergunakan benda uji dengan diameter 6,8 cm dan
tingginya 13,6 cm, volume benda uji = 493 cm3

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 70 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

6) Tekan Tiga Sumbu


Pemeriksanaan ini dimaksudkan untuk menentukan sudut geser tanah
(Ø) dan kohesi tanah ( c ) dengan cara memberi tegangan tiga arah.
7) CBR Laboratorium
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California
Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di
Laboratorium pada air tertentu. CBR ialah perbandingan antara beban
penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalam dan
kecepatan penetrasi yang sama.
Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 153 mm ,
tinggi 178 mm, volume benda uji = 3270 cm3
8) Penetrasi Tanah Di Laboratorium
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentuan indek kerucut
(perlawanan tanah) yang telah dipadatkan dilaboratorium.
Volume benda uji :Kerucut diameter 20,3 mm, luas 3,23 cm2 dan
sudut 30 derajat .
9) Konsolidasi
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan sifat-sifat
pemanfaatan suatu jenis tanah yaitu sifat perubahan isi dan proses
keluarnya air dari dalam pori tanah yang diakibatkan adanya
perubahan tekanan vertical yang bekerja pada tanah tersebut.

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Melakukan Perhitungan


Kebutuhan Bahan Untuk Keperluan Uji Mutu di Laboratorium
1. Menghitung volume contoh bahan untuk keperluan uji mutu.
2. Menganalisis bahan untuk setiap jenis pekerjaan uji mutu.
3. Menghitung volume benda uji jenis pekerjaan uji mutu.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam


1. Cermat
2. Teliti

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 71 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

BAB V
MENYUSUN METODE KERJA, JADUAL (SCHEDULE) KERJA, ALAT-ALAT DAN
SDM UNTUK KEBUTUHAN UJI MUTU

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyusun Metode Kerja, Jadual


(Schedule) Kerja, Alat-Alat Dan Sdm Untuk Kebutuhan Uji Mutu

1. Metoda Kerja Pelaksanaan Uji Mutu Disusun.


a. Penyelidikan tanah .
Ada beberapa macam penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu
menggunakan metode Sondir, Uji Boring, Uji Penetrasi Standar dan lain-
lain. Dari sampel tanah yang diambil dilapangan untuk mengetahui sifat-
sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium, compaction
test. Pengetesan boring atau soil test untuk mengetahui daya dukung dan
karakteristik tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan
lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui kekuatan lapisan tanah, kepadatan
dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas tanah.
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu
disesuaikan dengan sifat sifat yang akan diteliti secara lebih detail di
laboratorium. Pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan sifat-sifat
yang akan diteliti. Untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada tiga macam
pengambilan contoh tanah yaitu :
1) Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soil sample). yang diperlukan
untuk analisis ;
a) penetapan berat isi atau berat volume (bulk density),
b) agihan ukuran pori (pore size distribution) dan
c) untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh),
2) Contoh tanah terusik (disturbed soil sample), yang antara lain
diperlukan untuk penetapan;

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 72 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

a) kadar lengas,
b) tekstur,
c) tetapan Atterberg,
d) kenaikan kapiler,
e) luas permukaan (specific surface),
f) erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan
(rainfall simulator)
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam penyelidikan ini antara lain:
1) Metode Tes Deep Boring.
Tes Deep Boring adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli
untuk mengetahui kondisi tanah per-layer dan jika dimungkinkan
sampai ke tanah keras. Dalam boring ini sekaligus dilakukan dengan
tes Undisturbed dan Disturbed Sampling serta SPT (standard
penetration test) disetiap interval 2 m. Hal ini mengacu sesuai dengan
prosedur ASTM D.1586. Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT,
dimasukan dalam kantong plastik dan diberi label nama sesuai dengan
nilai/jumlah pukulan, kedalaman dan nomor bornya. Contoh tanah
yang diperoleh dari SPT tersebut bisa digunakan untuk visual
description maupun uji laboratorium bila diperlukan.
2) Metode Tes Undisturbed dan Disturbed Sampling
Tanah tak terganggu (undisturbed soil sample) adalah tanah yang
terletak dibawah permukaan tanah yang memiliki struktur berbeda dari
tanah terganggu (disturbed soil sample) karena tanah tersebut masih
belum terganggu oleh faktor luar. Sedangkan tanah terganggu
merupakan tanah yang memiliki distribusi ukuran partikel sama
dengan seperti di tempat asalnya, tetapi strukturnya telah rusak.
Tujuan pengambilan sampel tanah tak terganggu untuk berbagai
analisa sifat fisik tanah seperti penentuan;
a) bobot isi tanah (bul density),

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 73 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

b) ruang pori total (porositas) tanah,


c) permeabilitas,
d) pH,
e) distribusi pori,
f) kandungan atau kadar air dll.
Sedangkan tujuan pengambilan sampel tanah terganggu untuk
kepentingan analisa kimia dan kestabilan agregat (agregat stability)
Pengambilan contoh tanah asli dan contoh tanah terganggu
dilaksanakan pada setiap interval 0,5 m atau pada setiap perubahan
tanah. Pengambilan contoh tanah ini dimaksudkan untuk penentuan
jenis dari tanah dan hasilnya akan di sajikan didalam boring log,
setelah boring log selesai selanjutnya dilakukan pengamatan muka air
tanah didalam lubang bor setelah dilakukan pemboran selesai,
kapasitas hand boring ini maksimal sampai 6 m, yaitu dengan
pelaksanaan sebagai berikut:
a) menentukan satu titik untuk test boring,
b) memasang peralatan pada titik tersebut,
c) pengambilan sample dilakukan menggunakan tabung yang ditutup
dengan parafin pada kedua ujungnya, dan dimasukkan ke dalam
plastik, setiap plastik diberi keterangan sample untuk dibawa ke
laboratorium, semua sample harus dihindari dari benturan dan
sinar matahari
3) Metode Standard Penetration Test (SPT) .
Uji penetrasi standar (SPT) adalah tes penetrasi dinamis in-situ yang
dirancang untuk memberikan informasi tentang sifat-sifat geoteknik
tanah Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi
nilai kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji. Untuk melakukan
pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang disebut Standard
Split Barrel Sampler atau tabung belah standar. Alat ini dimasukkan ke

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 74 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

dalam Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor. Alat ini
diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan hingga ujungnya
menumpu ke tanah dasar. Setelah menumpu alat ini kemudian dipukul
(dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas. Pada
pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam 15,24 cm.
Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30,48
cm. Pada pukulan kedua inilah muncul nilai "N" yang merupakan
manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung
belah standar mencapai kedalaman 30,48 cm. Menurut teori Terzaghi
dan Peck, hubungan nilai N dengan kerapatan relatif adalah sebagai
berikut:
Tabel. 8 Hubungan Nilai N Dengan Kerapatan Relatip
Nilai N Kerapatan Relatip (Dr)
˂4 Sangat tidak padat
4-10 Tidak Padat
10-30 Kepadatan sedang
30-50 Padat
˃ 50 Sangat padat

4) Sondir Test
Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk keperluan desain pondasi, salah
satu metode pelaksanaan adalah dengan metode sondir. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan tanah keras (Hard Layer)
dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Tujuan sondir secara
umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman dan
stratifikasi tanah secara pendekatan. Hasil CPT disajikan dalam bentuk
diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung,
kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang
diletakkan pada tanah tersebut. Penyondiran ini dilaksanakan hingga
mencapai lapisan tanah keras dimana alat ini dilengkapi dengan
Adhesion Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai
perlawanan konus (cone resistance) dan hambatan lekat (local friction)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 75 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

secara langsung dilapangan. Pembacaan manometer dilakukan setiap


interval 2 m, dimana nilai perlawanan konus telah mencapai 250
kg/cm2 atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2,5 ton (kapasitas
alat). Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka
tanah dan besarnya nilai perlawanan konus (qc) serta jumlah
hambatan pelekat (tf). Kemudian tahapan pelaksanaan sondir test
adalah pertama dilakukan pemasangan alat pada titik sondir kemudian
nilai yang dihasilkan merupakan nilai konus atau friction conus yang
dilakukan setiap interval 20 cm kedalaman sampai menunjukkan geser
maksimum 250 kg/cm2 atau sampai kedalaman maksimum alat sondir
biasanya 30 m. Gunanya sondir test untuk mengetahui jenis lapisan
tanah.
5) Uji Tanah Di Lapangan
Pengujian tanah di lapangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
a) Pemboran inti /core drilling/boring adalah pekerjaan yang
mengambil contoh tanah untuk mengetahui lapisan tanah dan
untuk mengambil contah tanah yang akan di uji di laboratorium.
Pekerjaan SPT sekaligus dikerjakan dengan alat ini,
b) Uji Conus/Sondir adalah Uji untuk mengetahui nilai tahanan konus
(qc) terhadap konsistensi tanah,
c) Standart Penetrasi Test yaitu Pengujian boring dan SPT didasarkan
atas ASTM D-1586, hasil dari pengujian ini adalah diskripsi susunan
lapisan-lapisan tanah serta nilai SPT yang dinyatakan dalam N
pukulan. Nilai SPT diperoleh yaitu pada tabung SPT ditekan atau
dipukul sedalam 150 mm pada tanah tak terganggu sambil
mencatat banyaknya pukulan yang diperlukan. Pengujian ini
dilakukan bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa
dilakukan tiap 1,5 m kedalaman atau tiap pergantian jenis tanah.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 76 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

6) Uji Tanah Laboratorium


Pengujian ini menggunakan sampel tanah yang telah di ambil pada
pekerjaan core drilling yaitu contoh tanah tidak terganggu dan
terganggu. Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui sifat dan
karakteristik tanah, Hasil dari uji laboratorium akan di korelasikan
dengan hasil uji lapangan sehingga dapat didesain struktur pondasi
yang aman dan efisien.
Penelitian di laboratorium dilakukan dengan menggunakan contoh
tanah tidak terganggu dan terganggu yang berasal dari Thin Walled
Tube Sampler. Uji laboratorium yang dilakukan meliputi Soil Properties
yang meliputi index properties, shear strength properties dan
compressibility properties. Penelitian dari contoh tanah tidak terganggu
dan terganggu dilakukan dengan persyaratan prosedur dari ASTM
(American Standard for Testing Material), yang meliputi:
a) Penentuan Kadar Air Tanah Asli (wn),
b) Penentuan berat isi tanah (γ),
c) Penentuan berat isi tanah kering (γd),
d) Penentuan berat jenis (Specific Gravity, Gs),
e) Penentuan konsistensi Tanah (Atterberg Limits),
f) Sieve Analysis dan Hydrometer Analysis (Grained size distribution),
g) Consolidation Test (Oedometer Test),
h) Shear Strength by Triaxial UU Test.

2. Jadual (Schedule) Pelaksanaan Uji Mutu Disusun


Sesuai Setiap jenis Pekerjaan.
Sebagai contoh jadual pelaksanaan uji mutu diambil pelaksanaan uji kuat
tekan beton. Pengujian sampel beton bertujuan untuk mendapatkan kekuatan
beton yang digunakan pada konstruksi bangunan. Pengujian ini
menggunakan mesin khusus yang bernama Universal Testing Machine.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 77 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Pada pengecoran dilapangan penting dilakukan pengujian slump test agar


dapat mengetahui kekakuan ataupun menentukan konsistensi pencampuran
dari agregat halus dan agregat kasar tersebut. Pengujian tekan beton dan
slump test memang tidak dapat dipisahkan untuk menjaga kualitas
pengecoran pada struktur bangunan.
Beton dapat dikategorikan berkualitas baik jika mempunyai sifat-sifat kuat,
awet, kedap air dan kemungkinan perubahan dimensi yang kecil. Kuat tekan
beton merupakan parameter utama yang harus diketahui dan dapat
memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya yang
lain dari beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton adalah
sangat kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam
menerima gaya tarik. Kuat tarik beton hanya berkisar antara 10% sampai
15% dari kuat tekan beton.
Kuat tekan beton adalah kemampuan beton keras untuk menahan gaya tekan
dalam setiap satu satuan luas permukaan beton. Secara teoritis, kekuatan
tekan beton dipengaruhi oleh kekuatan komponen komponennya yaitu;
1. pasta semen,
2. volume rongga,
3. agregat, dan
4. interface (hubungan antar muka) antara pasta semen dengan agregat.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, faktor-faktor yang mempengaruhi
kekuatan beton adalah:
1. Nilai faktor air semen.
Untuk memperoleh beton yang mudah dikerjakan, diperlukan faktor air
semen minimal 0,35.
2. Rasio agregat-semen. Pasta semen berfungsi sebagai perekat butir-butir
agregat, sehingga semakin besar rasio agregat-semen semakin buruk
kualitas beton yang dihasilkan, karena kuantitas pasta semen yang
menyelimuti agregat menjadi berkurang.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 78 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

3. Derajat kepadatan.
Semakin baik cara pemadatan beton segar, semakin baik pula kualitas
yang dihasilkan. Pemadatan di lapangan biasa dilakukan dengan potongan
besi tulangan ø16 yang ditumpulkan, atau dengan alat bantu vibrator.
4. Umur beton.
Semakin bertambah umur beton, semakin meningkat pula kuat tekan
beton. Pada umumnya,beton dan dianggap mencapai kuat tekan 100%
pada umur 28 hari.
5. Cara perawatan.
Beton dirawat di laboratorium dengan cara perendaman, sedangkan di
lapangan dilakukan dengan cara perawatan lembab (menutup beton
dengan karung basah) selama 7- 14 hari.
6. Jenis semen.
Semen tipe I cenderung bereaksi lebih cepat daripada PPC. Semen tipe I
akan mencapai kekuatan 100% pada umur 28 hari, sedangkan PPC
diasumsikan mencapai kekuatan 100% pada umur 90 hari.
7. Jumlah semen.
Semakin banyak jumlah semen yang digunakan, semakin baik kualitas
beton yang dihasilkan, karena pasta semen yang berfungsi sebagai
matriks pengikat jumlahnya cukup untuk menyelimuti luasan permukaan
agregat yang digunakan.
8. Kualitas agregat yang meliputi:
a. gradasi,
b. teksture permukaan,
c. bentuk,
d. kekuatan,
e. kekakuan, dan
f. ukuran maksimum agregat.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 79 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Prosedur dan tata cara pengujian kuat tekan beton di Indonesia dapat
dilakukan dengan mengacu SNI : 03-1974-1990.
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
dihasilkan oleh alat uji tekan. Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
uji kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990, terdiri dari:
1. Cetakan silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305 mm,
2. Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat,
berdiameter 16 mm, panjang 600 mm, dan ujungnya dibulatkan,
3. Mesin pengaduk (mixer),
4. Timbangan,
5. Mesin uji tekan (compression testing machine),
6. Sendok cekung,
7. Sarung tangan.
Pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun
secara manual dengan tangan.
Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan
perlakuan beton segar sebagai berikut:
1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap lapisnya
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
2. Meratakan permukaan beton.
3. Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan
selama 24 jam.
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji.
5. Merendam dalam bak perendam berisi air pada temperatur ±25 oC.
Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meletakan benda uji pada mesin tekan secara sentris.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 80 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

2. Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban antara 2 sampai 4


kg/cm2 per-detik.
3. Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur.
4. Mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
5. Menggambar/mendokumentasikan bentuk kerusakan benda uji.
6. Mencatat keadaan benda uji.
7. Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan luas.
Kuat tekan beton dihitung berdasarkan besarnya beban persatuan luas,
menurut Persamaan berikut:
fc = P/A
di mana ;
fc = kuat tekan beton (MPa)
P = beban maksimum (N)
A = luas penampang benda uji (mm2).
Dengan mengamati tahapan pelaksanaan uji mutu kuat tekan beton ,
kemudian disusun jadual pelaksanaan uji mutu sebagai berikut:

Tabel. 9 Jadual Pelaksanaan Pengujian Kuat Tekan Beton.


Hari ke
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 30 31 32
Mempersiapkan
1 material; semen,
pasir,kerikil,air
Mempersiapkan
2
peralatan uji.
Menentukan
3 perbandingan material
dan slump test
Pencetakan dan
4
perendaman bahan uji
5 Pengujian
6 Pelaporan

Berdasarkan jadual, untuk mempersiapkan uji kuat beton memerlukan waktu


32 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 81 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

3. Klasifikasi SDM disiapkan / Disusun.


Secara umum perangkat untuk kebutuhan uji mutu terdiri atas:
a. Kepala laboratorium uji mutu.
b. Laboran uji mutu, dapat lebih dari satu tergantung
banyaknya jenis pekerjaan yang ada.
c. Asisten laboran.
d. Staf administrasi.

Struktur Organisasi:

Kepala Laboratorium
Uji Mutu

Laboran Uji Mutu

Staf administrasi/
keuangan

Ass. Laboratorium
Uji Mutu

Gambar 4. Stryktur Organisasi Laboratorium

Tugas pokok dan fungsi:

g. Kepala Laboratorium.
1) Menyusun rencana operasional dan pengembangan laboratorium;
2) Menyiapkan jadwal kegiatan laboratorium;
3) Mengkoordinasikan segala kegiatan yang dilaksanakan dalam
Laboratorium;
4) Melakukan pembinaan kepada anggota laboratorium;

5) Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka resource sharing


dan pemberdayaan laboratorium;

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 82 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

6) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas ketersediaan sarana


prasarana dan kegiatan dalam laboratorium;
7) Memeriksa hasil perhitungan dan pengujian laboratorium dan
memberikan rekomendasi.
h. Laboran
1) Melakukan pengujian bahan;
2) Menyiapkan peralatan untuk kegiatan uji mutu bahan;
3) Menganalisa hasil perhitungan dan pengujian laboratorium;
4) Membersihkan, merawat dan melakukan perbaikan ringan peralatan
laboratorium;
5) Menginventarisasi jumlah dan kondisi peralatan yang ada di
laboratorium, sirkulasi pemakaian alat.
i. Asisten laboran.
Membantu pelaksanaan tugas laboran sedemikian hingga pelaksanaan
pekerjaan lancar.
j. Staf Administrasi Akademik Laboratorium:
1) Mendokumentasi surat masuk dan keluar ke dan dari laboratorium,
laporan praktikum, dan penelitian;
2) Operator data base laboratorium;
3) Mendokumentasi surat masuk dan keluar ke dan dari laboratorium;

4) Mengerjakan tugas di bidang administrasi dan keuangan.

Klasifikasi pendidikan untuk masing-masing petugas laboratorium sebagai


berikut:

Tabel 10. Klasifikasi pedidikan Petugas Laboratorium

Petugas Klasifikasi pedidikan


Kepala laboratorium S1,S2,S3 Teknik
Laboran D2,D3, S1 Teknik
Asisten laboran SMK,D1,D2 Teknik

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 83 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Staf Administrasi SMA, D1,D2,D3 dan S1

4. Rencana Pengadaan Peralatan Disusun.


Sebagai contoh adalah peralatan penyelidikan mekanika tanah untuk di
lapangan maupun di laboratorium antara lain :
a. Sondir
Sondir adalah alat untuk mengetahui karakteristik tanah yang dilakukan di
lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan konstruksi.
Sondir ada dua macam, yang pertama adalah sondir ringan dengan
kapasitas 0-250 kg/cm² dan yang kedua adalah sondir berat dengan
kapasitas 0-600 kg/cm².
Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang
berfungsi untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras.
b. Bor
Bor adalah alat untuk pengambilan sampel tanah untuk penyelidikan
laboratorium.
Alat bor ada 2 macam yaitu :
1) Bor tangan (iwan auger), dioperasikan secara manual, untuk
pengambilan sampel tanah dengan kedalaman maksimum 8 m.
2) Bor mesin, untuk pengambilan sampel tanah ˃ 8 m.
c. Consolidation Test Apparatus
Konsolidasi adalah proses berkurangnya volume atau berkurangnya
rongga pori dari tanah jenuh berpemeabilitas rendah akibat pembebanan.
Proses ini terjadi jika tanah jenuh berpemeabilitas rendah dibebani, maka
tekanan air pori tanah bertambah, akibatnya air mengalir kelapisan tanah
dengan tekanan air pori yang rendah yang diikuti dengan
penurunantanah. karena permeabilitas tanah rendah, maka proses ini
membutuhkan waktu.
d. CBR Test Apparatus

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 84 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban


penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
Ada 2 macam alat dalam pengujian California Bearing Ratio (CBR):
1) Pengujian California Bearing Ratio (CBR) di lapangan dengan
menggunakan alat uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
2) Pengujian California Bearing Ratio (CBR) dengan menggunakan tes
CBR mekanis.
e. Atterberg Test Apparatus
Atterberg Test Apparatus untuk menentukan Batas susut/shrinkage
limit(WS). Maksud dari uji batas-batas Atterberg adalah untuk
menentukan angka-angka konsistensi atterberg yaitu : - Batas
susut/shrinkage limit (WS).
Batas susut (shrinkage limit) WS adalah batas kadar air dimana tanah
dengan kadar air dibawah nilai tersebut tidak menyusut lagi (tidak
berubah volume).
d. Permeabillity Test Apparatus
Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik
melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun
vertical (Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo 1983).
Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling
berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam
partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih
rendah.
e. Triaxial Test Apparatus
Pengujian geser triaksial adalah pengujian yang paling bisa dihandalkan
untuk memastikan parameter tegangan geser " pengujian ini sudah
dipakai sacara luas untuk kepentingan pengujian umum maupun
kepentingan penelitian"

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 85 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

Percobaan triaksial merupakan metode paling umum untuk mencari


kekuatan geser tanah".
f. Direct Shear Test Apparatus
Kekuatan geser tanah (soil shear strength) dapat di definisikan sebagai
kemampuan maksimum tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan
bentuk pada kondisi tekanan (pressure) dan kelembapan tertentu (Head,
1982). Kekuatan geser dapat diukur dilapangan maupun dilaboratorium.
Pengukuran dilapangan antara lain dapat dilakukan menggunakan vane
shear, plate load dan test penetrasi. Pengukuran dilaboratorium meliputi
penggunaan miniatur vane shear, direct shear, triaxial compression dan
unconfined compression (sallberg, 1965) dan fall-cone soil shear strength.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menyusun Metode Kerja, Jadual


(Schedule) Kerja, Alat-Alat Dan SDM Untuk Kebutuhan Uji Mutu
1. Menyusun metode kerja pelaksanaan uji mutu
2. Menyusun jadwal (schedule) pelaksanaan uji mutu sesuai setiap jenis
pekerjaan
3. Menyiapkan/ menyusun klasifikasi SDM
4. Menyusun rencana pengadaan peralatan

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Menyusun Metode Kerja, Jadual


(Schedule) Kerja, Alat-Alat Dan Sdm Untuk Kebutuhan Uji Mutu

1. Cermat
2. Teliti

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 86 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

1. Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.


2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06/Prt/M/2008 Tentang
Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Dan Pelaksanaan Pemeriksaan
Konstruksi Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang
Sistim Pelatihan Kerja Nasional
5. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan dan Produktivitas Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
181/LATTAS/XII/2013 Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan
Berbasis Kompetensi

B. Buku referensi
1. Draft SKKNI 2005 Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air , Departemen
Pekerjaan Umum.
2. Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007
3. SNI 5-04-1989 F, mutu dan cara uji agregat beton
4. SNI 03-1966-1989 , Metode Pengujian Batas Plastis
5. SNI 03 -3422-1994 , Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah
6. SNI 03-1744-1989, Metode Pengujian CBR Laboratoriun
7. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
8. Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007.

C. Referensi lainnya
1. https://www.bphn.go.id/data/documents/08pdpapua013.doc tentang ;
Pengujian Mutu Material Dan Konstruksi Bangunan.
2. https://lauwtjunnji.weebly.com/gambar--for-construction-dan-shop-drawing.
html.
3. (https://konstruksiplus.blogspot.com/2009/01/gambar-gambar- konstruksi
.html 29 Jan 2009.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 87 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

4. http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pekerjaan-tanah.html31 Mei 2009.


5. http://arafuru.com/sipil/syarat-syarat-urugan-tanah-yang-baik.html27 Jan
2016.
6. https://media.neliti.com/media/publications/141183-ID-pengaruh-dimensi-
benda-uji-terhadap-kuat.pdf.
7. https://tekniksipil006.wordpress.com/2014/10/12/makalah-penyelidikan-tanah-
dengan-sondir.
8. https://tekniksipil006.wordpress.com/2014/10/12/makalah-penyelidikan-
tanah-dengan-sondir.
9. https://junaidawally.blogspot.com/2015/11/uji-batas-batas-atterberg-astm-
d4318.html.
10. ttp://www.ilmusipil.com/cara-tes-kuat-tekan-beton 12 Nov 2009

DAFTAR PERALATAN /MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin
No Nama Peralatan Keterangan
1

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 88 dari 89
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.02.05

2
3
4
5

B. Daftar Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1
2
3
4

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 89 dari 89

Anda mungkin juga menyukai