Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

MAKALAH
KESEHATAN LINGKUNGAN

OLEH :

LUH PUTU EKA WIJAYANTI


NIP.19850217 201101 2 015
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmatnya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk
memberikan pembinaan kepada Kader Kesehatan Remaja (KKR).

Kader Kesehatan Remaja sangat diperlukan untuk memberi contoh kepada remaja lain,
anak-anak ataupun masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, selain itu juga untuk
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari polusi.

Disadari bahwa Kesehatan Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan


mahluk hidup, maka dari itu semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Klumpu, 28 Oktober 2016


Pemegang Program Kesehatan Lingkungan

Luh Putu Eka Wijayanti, A.Md.Kep


NIP.19850217 201101 2 015
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II .. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
2.2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
2.3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
2.4 Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
2.5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran

Daftar Pustaka
KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu
daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan
perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara
pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan
dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang
semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan
lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang
pendidikan yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya
teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi
mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan,
Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan
kualitas lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
4. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
6. Status Kesehatan Lingkungan
1.3 Tujuan
Kader Kesehatan Remaja (KKR) dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara
serta ruang lingkup dari pada kesehatan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran
kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan
yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis.
Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.

2.2 Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat


2.2.1 Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat
kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C,
sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
Pengolahan air merupakan suatu upaya untuk mendapatkan air bersih dan sehat
dengan standar mutu air yang memenuhi syarat kesehatan. Proses pengolahan air
merupakan proses perubahan fisik, kimia, dan biologi air baku. Adapun tujuan
pengolahan air adalah :
- Memperbaiki derajat keasaman.
- Mengurangi bau.
- Menurunkan dan mematikan mikroorganisme.
- Mengurangi kadar bahan-bahan terlarut

Pengolahan Air Secara Fisika


Pengolahan air secara fisika yang telah dilakukan adalah penyaringan, pengendapan
atau sedimentasi, absorbsi, dan adsorbsi.
Penyaringan atau Filtrasi:
Penyaringan merupakan pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan. Proses
penyaringan air melalui pengaliran air pada media butiran. Secara alami penyarinagn
air terjadi pada permukaan yang mengalami peresapan pada lapisan tanah. Bakteri
dapat dihilangkan secara efektif melalui proses penyaringan demikian pula dengan
warna, keruhan, dan besi.

Sedimentasi atau Pengendapan


Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel padat yang tersusupensi dalam cairan
atau zat cair dengan menggunakan pengaruh gravitasi atau gaya berat secara alami.
Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan yang tersuspensi pada air dan
kandungan organisme tertentu di dalam air.

Ada dua jenis pengendapan yaitu Discrete Settling dan Flocelent Settling. Discrete
Settling terjadi apabila proses pengendapan suatu partikel tidak terpenuhi oleh proses
pengelompokkan partikel sehingga kecepatan endapannya akan konstan. Flocelent
Settling dipengaruhi oleh pengelompokkan partikel sehingga kecepatan pengendapan
yang dimiliki berubah semakin besar.

Proses sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :


- Diameter butiran
- Berat jenis butiran
- Berat jenis zat cair
- Kekeruhan cairan
- Kecepatan aliran

Pengolahan Air secara Kimia

1. Koagulasi atau Flokulasi : Koagulasi atau flokulasi adalah proses pengumpulan


partikel-partikel yang tidak dapat diendapkan dengan jalan menambahkan koagulasi.
Contoh bahan koagulasi antara lain tawas dan kapur (Sanropie, 1984).Cara koagulasi atau
flokilasi dalam pengolahan air dengan bahan kimia berguna untuk air yang mengandung
bahan kimia, dan warna tetapi tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya apabila air sudah susah
diendapkan maka berarti perlu ditambahkan bahan kimia.

2. Aerasi: Aerasi dalah proses pengolahan air dengan mengotakkan air dengan uadara yang
bertujuan untuk menambah oksigen, menurunkan karbondioksida, dan mangan supaya
bisa diendapkan. Proses ini juga menghilangkan bau pada air (Sanropie, 1984).
Pengolahan Air secara Mikrobiologi
Upaya untuk memperbaiki mikrobiologi air yang paling konvensional adalah
dengan mematikan mikroorganisme dalam air. Proses mematikan mikroorganime yang
banyak dipraktekkan serta paling sederhana adalah dengan mendidihkan air hingga
mencapai suhu 100ºC

2.2.2 Keadaan Udara


Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh,
contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).

2.2.3 Keadaan tanah


Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu tumbuhan,
dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.

2.2.4 Kebersihan dan kerapihan


Keadaan yang bersih dan rapih dapat memberi kesan yang nyaman terhadap
penghuninya, selain itu juga menurunkan tingkat risiko terjadinya penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan.
2.2.5 Tidak ada Genangan Air
Kondisi lingkungan yang terbebas dari genangan air akan menurunkan risiko
penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air, nyamuk, selain itu juga lingkungan
tidak terlihat jorok.
2.2.6 Sampah tidak berserakan
Dengan tidak berserakan sampah disembarang tempat juga dapat
menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan, tidak menimbulkan bau an
lingkungan terlihat asri.
2.2.7 Tersedia Jamban yang sehat
Jamban yang sehat merupakan syarat utama rumah sehat, jamban yang sehat
adalah jamban yang mempunyai tempat penampungan tinja (septi tank), tempat
berpijak, tertutup, tersedia air dan sabun.
2.2.8 Tidak terdapat vector penyakit : lalat, tikus, kecoa, nyamuk
Dengan terhindarnya vector penyakit, maka diharapkan seikit masyarakat
yang terserang penyakit berbasis lingkungan
2.2.9 Perumahan yang sehat
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan. Menurut Wicaksono, rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari
manusia. Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan
sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan
setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia.

1) Syarat Fisiologis
Rumah telah memenuhi kebutuhan fisiologis apabila penghuninya telah memperhatikan
aspek pencahayaan, penghawaan, menghindari kebisingan, dan adanya pembagian
ruangan dalam rumah.
a. Pencahayaan
Pencahayaan yang diperlukan untuk suatu ruangan di dalam rumah dapat berbentuk
cahaya alami (sinar matahari) dan cahaya buatan (sinar lampu).
b. Penghawaan
Penghawaan untuk suatu ruangan di dalam rumahharus diperhitungkan aliran udara yang
masuk dan kapasitas ruangan untuk suatu hunian atau jumlah udara yang diperlukan
perorang yang tinggal didalamnya
c. Kebisingan (Noise)
Tidak ada gangguan ketenangan akibat kebisingan baik yang bersumber dari luar maupun
dari dalam rumah.
d. Ruangan (space)
Tersedia ruang yang cukup untuk kegiatan bermain bagi anak-anak, dan untuk belajar di
samping ruangan utama untuk ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dan sebagainya.

2) Syarat psikologis
Untuk memenuhi kebutuhan psikologis dalam rumah, maka penghuni haruslah
memperhatikan faktor-faktor dibawah ini
a. Menjamin privacy
Tiap anggota keluarga terjamin ketenangan dan kebebasannya (privacy), sehingga tidak
terganggu baik oleh keluarga yang lain, tetangga maupun orang yang kebetulan lewat
diluar.
b. Tersedianya ruang keluarga.
Ruang keluarga sangat penting untuk saling melepaskan kerinduan setelah setiap anggota
keluarga melakukan aktivitas diluar rumah seharian. Ruang keluarga adalah sarana untuk
menjalin hubungan sosial maupun emosional keluarga.
c. Lingkungan yang sesuai
Lingkungan pemukiman yang tidak sesuai dengan keadaan sosial penghuninya akan
menimbulkan masalah secara psikologis. contoh tempat hunian real state dibangun
untuk kalangan ekonomi menengah ke atas. Seseorang akan dapat memilih hunian mana
yang sesuai dengan kemampuan strata sosial keluarganya. Kesenjangan strata antar
penghuni atau pemukiman akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Tersedia sarana yang sifatnya memerlukan “privacy”
Rumah dilengkapi dengan kamar mandi dan kloset sendiri. Tidak etis bila seseorang
mandi atau berhajat di fasilitas milik tetangganya. Setidaknya tersedia sarana tersebut.
e. Jumlah kamar tidur yang cukup
Jumlah kamar tidur disesuaikan dengan usia penghuninya. Usia di bawah 2 tahun boleh
satu kamar dengan orang tua. Anak di atas 10 tahun harus di pisahkan antara laki-laki dan
perempuan. Sedangkan anak umur 17 tahun ke atas diberikan kamar tersendiri.
f. Mempunyai halaman yang dapat ditanami pepohonan atau taman.
Disamping menimbulkan rasa keindahan juga untuk membersihkan udara dan menahan
/melindungi pencemaran udara dari luar.
g. Hewan peliharaan (pet) dibuatkan kandang tersendiri terpisah dari rumah.
Untuk menghindari tertularnya penyakit zoonosis, ataupun keributan yang ditimbulkan
oleh binatang kesayangan, sebaiknya dibuatkan kandang terpisah dari kamar yang biasa
dihuni.
3) Mencegah penularan penyakit
Rumah selain berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi dapat juga mempunyai peranan
dalam penyebaran penyakit yang terjadi disekitar rumah yang mempunyai dampak buruk
terhadap kesehatan penghuninya. Bagaiman agar rumah tidak menjadi sarang ataupun
tempat terjadinya penularan penyakit. Simak uraikan berikut ini
a. Tersedianya persediaan air bersih / air minum
Air bersih sangat diperlukan baik sebagai sarana pembersih maupun sebagai bahan untuk
air minum . Penyediaan air bersih harus memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas.
Bebas dari vektor ataupun binatang pengerat
b. Keadaan rumah maupun halaman serta lingkungannya menjamin tidak
terdapatnya sarang vektor ataupun binatang pengganggu lainnya. Hal ini terkait dengan
konstruksi maupun keadaan dan kelengkapan fasilitas yang digunakan seperti adanya
tempat penyimpanan sampah yang baik, kebersihan yang selalu terjaga dan sebagainya.
c. Tersedianya tempat pembuangan tinja dan air limbah yang memenuhi syarat
sanitasi
d. Luas / ukuran kamar yang tidak menimbulkan suasana “crowded”
Luas kamar minimum ukuran 2,5 m 3 m dengan ketinggian langit-langit 2,75 – 3 m.
Sanitasi perumahan, khususnya yang menyangkut kepadatan penghuni kamar dan luas
jendela berpengaruh terhadap timbul dan menularnya penyakit pneumonia. Sekalipun
pencahayaan alami juga berperan penting dalam menekan kejadian penyakit dalam
saluran pernafasan.
e. Fasilitas untuk pengolahan makanan / memasak dan penyimpanan makanan
yang terbebas dari pencemaran maupun jangkauan vektor maupun binatang pengerat.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan
Sedangkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam rumah kita bisa menerapkan
hal-hal berikut ini
a. Adanya ventilasi di dapur.
b. Cukup intestitas cahaya,.
c. Jauh dari pohon besar,
d. Garis rooi. Bangunan harus mengikuti garis rooi (garis sempadan). Jarak pagar
dengan bangunan minimal lebar jalan.
e. Lantai yang selalu basah (kamar mandi, kamar kecil) tidak licin, baik karena
konstruksinya maupun pemeliharaannya.
f. Bagian bangunan yang dekat api atau listrik terbuat dari bahan tahan api
g. Cara mengatur isi ruangan / meletakkan barang. Pengaturan ruangan
memberikan keleluasaan bergerak, terutama untuk keselamatan anak-anak.

Pengolahan Sampah Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus
memperhatikan faktor-faktor, berikut:
a. Penimbunan sampah.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan.
e. Pembuangan

Lingkungan yang tidak mempunyai ciri-ciri diatas adalah lingkungan yang kurang sehat,
misalnya suatu lingkungan yang banyak sampah bertebaran, genangan air, tidak ada jamban
sehingga orang membuang hajat sembarangan dan perumahan yang pengap.

Beberapa kerugian yang dapat dijumpai bila lingkungan kurang sehat :

1. Lingkungan yang kotor dan tidak teratur kurang indah dipandang


2. Tidak tersedianya jamban memberikan kesan yang tidak nyaman pada pagi hari
orang-orang terpaksa jongkok di pinggir sungai atau di kebun
3. Sulit mendapatkan air, sehingga harus berjalan jauh untuk mendapatkan air
4. Dapat menimbulkan penularan penyakit, dan sebagainya.

2.3 Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


2.3.1 Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2.3.2 Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
2.3.3 Mengolah tanah sebagaimana mestinya
2.3.4 Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

Pengaruh Lingkungan dan perilaku terhadap kesehatan menurut H.L Blum adalah

1. Faktor Keturunan
2. Faktor Pelayanan Kesehatan
3. Faktor perilaku Masyarakat
4. Faktor Lingkungan

2.4 Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


2.4.1 Mengurangi Pemanasan GlobalDengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya
pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon,
zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2
(carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan
secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut
untuk bernafas.
2.4.2 Menjaga Kebersihan Lingkungan Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus
menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih
dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama.
Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
a. Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat
dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah,
b. Membersihkan Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang
tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah
non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu
menguburnya.
2.5 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat.

Penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air
limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
a. Diare disebabkan makanan tercemar oleh kontaminasi lalat
b. Demam berdarah disebabkan oleh nyamuk aedes aygepti
c. Disentri disebabkan makanan yang tercemar/terkontaminasi
d. Hepatitis A suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A yang disebarkan oleh
kotoran/tinja penderita; biasanya melalui makanan
e. Kolera penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi/ terinfeksi
Vibrio cholerae atau bakteri kolera
f. Tiphus suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
g. Cacingan disebabkan oleh makanan yang tecemar,tangan yang kotor dan lingkungan yang
kumuh
h. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa virus plasmodium
i. influenza disebabkan oleh pencemaran udara
j. ISPA disebabkan oleh pencemaran udara
k. TBC Paru karena adanya infeksi akut / kronis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberkulosi
l. Leptospirosis adalah penyakit zoonosi / penyakit yang ditularkan dari hewan. Hewan yang
menyebarkan penyakit ini adalah anjing, kucing, domba,kuda, tetapi lebih banyak disebarkan melalui
kencing tikus. Penyebabnya oleh bakteri leptospira sp.
m. Rabies adalah penyakit zoonosis/ penyakit yang ditularkan dari hewan. Hewan yang dapat
menyebarkan virus ini adalah anjing, kucing dan kera. Penyebabnya oleh lyssaviruses atau virus rabies
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan :
- Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
- Mengolah tanah sebagaimana mestinya
- Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

3.2 Saran
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan
DAFTAR PUSTAKA

Soemirat, Juli . 2011. Kesehatan Lingkungan . Penerbit Gadjah Mada University Press . Jakarta

http://dzumanjipunya.wordpress.com/2012/01/02/kesehatan-lingkungan/ 29-11-2012 / 17.20

0 7 Digg1

Komentar →
Di Terbitkan oleh Bakrin Cell → 07.54.00

Kategory → MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN » MAKALAH BIDANG


KESEHATAN SKM » contoh makalah - lengkap

0 komentar:

Poskan Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

◄ Posting Baru Posting Lama ►

Advertiser
STATS

Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan

Entri Populer
 MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN D I S U S U N OLEH : NAMA :


VERAWATI, S.KM ...

 MAKALAH PENYAKIT JANTUNG KORONER

MAKALAH PENYAKIT JANTUNG KORONER D I S U S U N OLEH : NAMA :


VERAWATI, S.KM ...

 MAKALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

MAKALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF D I S U S U N OLEH : NAMA :


VERAWATI, S.KM ...

 MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR D I S U S U N OLEH : NAMA


: VERAWATI, S.KM ...
 MAKALAH KANKER PARU

MAKALAH KANKER PARU D I S U S U N OLEH : NAMA : VERAWATI, S.KM


...

TopMenu
 Beranda
 ABOUT US
 PRIVACY POLICY
 DISCLAIMER
 SITEMAP
 CONTACT US
 KUNNBAL

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut Untuk Komentar

Label
 MAKALAH BIDANG ASKEP
 MAKALAH BIDANG KESEHATAN SKM
 MAKALAH BIDANG NARKOBA
 MAKALAH BIDANG PENDIDIKAN

DMCA
PROTECTED

Copyright © 2012. contoh makalah - lengkap - All Rights Reserved B-Seo Versi 3 by Blog
Bamz

Sumber : http://contohmakalah-lengkap.blogspot.com/2014/01/makalah-kesehatan-
lingkungan.html#ixzz4OLLoPIhY

arudji, Didik, Kesehatan Lingkungan, Cv. Karya putra darwati,Bandung, 2010

Soemirat, Kesehatan Lingkungan Revisi, Gadjah Mada University press, Yogyakarta,


2011

Anda mungkin juga menyukai