Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Tiara pardede

Kelas : XI IPS 3

Penurunan Keanekaragaman Hayati

Sebagai akibat kerusakan hutan, pembukaan lahan, praktek pengolahan lahan yang kurang
memperhatikan ekologi, pertanian monokultur dll., maka terjadi penurunan keanekaragaman
hayati di Propinsi Bengkulu. Kegiatan monokultur dapat menyebabkan sebagian flora, fauna dan
mikrobia musnah. Contohnya, kantong semar yang dahulu sangat banyak dijumpai di Bengkulu
sekarang menjadi sedikit jumlah dan jenisnya. Kegiatan pembukaan lahan yang kurang ramah
lingkungan seperti lahan disemprot dapat menyebabkan telur-telur dan flora lainnya menjadi tidak
berkembang. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria dilindungi. Satwa-satwa
tersebut antara lain badak Sumatera, gajah Sumatera, harimau Sumatera, tapir, beruang madu,
rusa sambar, napu, rangkong, siamang, kuao, walet hitam, penyu belimbing serta kura-kura. Ada
delapan jenis kura-kura yang ada di Bengkulu yaitu kura nanas, kura garis hitam, kura patah dada,
beiyogo, baning coklat, labi-labi hutan, kura pipi putih dan bulus. Baning coklat berstatus dilindungi
dan sudah terancam punah. Flora langka yang ada di Bengkulu adalah Raflesia arnoldi, bunga
bangkai dan anggrek pensil.

Upaya untuk mencegah punahnya flora dan fauna langka tersebut antara lain adalah:

(1) konservasi in-situ: upaya pelestarian flora dan fauna langka beserta ekosistemnya di kawasan
konservasi. Luas hutan konservasi di Bengkulu adalah 426.203,23 ha.

(2) konservasi ex-situ: UNIB telah mencoba membiakan Raflesia alnordi dengan menggunakan
kultur jaringan, tapi belum berhasil.

(3) program penangkaran satwa langka.

(4) Penyuluhan tentang penangkaran satwa secara intensif.

(5) Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang keanekaragaman hayati dan


manfaatnya bagi masyarakat.

(6) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

(7) Memasukkan keanekaragaman hayati ke dalam kurikulum SD, SMP, SMU serta perguruan
tinggi.

(8) Memperluas habitat satwa liar.

Anda mungkin juga menyukai