Saudara II : Betul apa yang kau katakan saudaraku. Padahal kita ini
adalah satu golongan yang kuat.
Saudara saudara Yusuf meminta izin pada ayah mereka Ya’qub untuk membawa
Yusuf pergi bersama mereka.
Saudara I : Wahai ayah, kami akan membawa Yusuf bersama kami
besuk pagi.
Ya’qub : Bisakah kamu tidak membawanya?
Saudara I : Biarkanlah dia pergi bersama kami besuk pagi, agar dia
dapat bersenang senang dan bermain main, sesungguhnya kami pasti
menjaganya.
Yusuf diam dan pasrah diri pada Allah SWT ketika saudara saudaranya
memasukkannya ke dasar sumur. Sore harinya mereka pulang dengan membawa
berita bohong pada ayahnya sambil menangis.
Saudara I : Wahai ayah, sesungguhnya kami pergi berlomba lomba
dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang barang , lalu dia dimakan
serigala.
Saudara II : Dan kamu sekali kali tidak akan percaya pada kami,
sekalipun kami adalah orang orang yang benar.
Saudara I : Lihatlah baju gamis ini ayah. Baju gamis berlumuran darah
ini adalah miliknya.
Kesokan paginya lewatlah seorang musafir yang sedang mengambil air dan
melihat yusuf di sumur.
Musafir : Oh!, Luar biasa, disini terdapat seorang anak muda!
Musafir tersebut membawa Yusuf ke pasar dan menjualnya sebagai budak dengan
harga yang sangat murah.
Musafir : Sepertinya anak ini bisa dijual. Dan aku akan mendapatkan
keuntungan. Tapi aku tidak tahu siapa dia, bagaimana bila nanti pemiliknya
datang dan mengambil anak ini? Ah, sudahlah aku akan langsung saja
menjual anak ini ke pasar!
Datanglah orang Mesir yang membeli Yusuf. Ternyata orang yang membeli Yusuf
itu adalah Raja Mesir saat itu bernama Qithfir.
Qithfir : Berapa harga budak ini?
Qithfir : 10 dirham?
Sudah beberapa tahun lamanya ia tinggal di rumah Qithfir. Yusuf tumbuh menjadi
seorang yang dewasa. Saat itu Qithfir sedang tidak berada di rumah. Zulaikha
datang kepada Yusuf dengan maksud supaya Yusuf menundukkan diri kepadanya.
Zulaikha : (berjalan masuk ke kamar Yusuf dengan langkah
menggoda sambil menutup pintu pintu) Marilah ke sini.
Sesungguhnya Zulaikha dan Yusuf telah bermaksud untuk melakukan perbuatan itu
andaikata Yusuf tidak melihat tanda dari Tuhannya. Yusuf diberi kekuatan
keimanan oleh Allah SWT.
Yusuf : (berlari menuju ke pintu)
Ketika Yusuf berhasil membuka pintu, didapati Qithfir sudah berada di depan
pintu.
Zulaikha : Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud
berbuat sesuatu dengan istrimu selain dipenjarakan atau dihukum dengan
azab yang pedih?
Yusuf : Tidak Tuan! Dia menggodaku untuk menundukkan diriku
terhadanya.
Qithfir : Aku tidak tahu apa yang telah terjadi pada kalian disini.
Mari tanyakan ini pada seorang yang ahli.
Ahli : (melihat Yusuf dan Zulaikha dan pakaian mereka) Jika baju
gamisnya sobek di depan, maka benar wanita ini telah digoda oleh Yusuf,
tetapi jika gamisnya sobek di belakang maka wanita inilah yang telah
menggoda Yusuf.
Yusuf pun dipenjara atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Dan wanita wanita
di kota bergosip gossip tentang istri Qithfir.
Wanita I : Isteri Raja menggoda bujangnya untuk menundukkan
dirinya kepadanya, sungguh cinta ia kepada bujangnya itu sangat
mendalam.
Disediakanlah apel dan pisau untuk mengupasnya. Lalu ketika mereka sedang
mengupas apel. Zulaikha menyuruh Yusuf untuk keluar.
Zulaikha : Keluarlah. Nampakkanlah dirimu kepada mereka.
Zulaikha : Itulah dia orang yang kamu cela, karena aku tertarik
kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk
menundukkan dirinya padaku akan tetapi dia menolak.
Yusuf : Hai kedua temanku, manakah yang lebih baik, tuhan tuhan
yang bermacam macam itu ataukah Allah yang Maha Esa?
Pemuda yang dimintai tolong oleh Yusuf, lupa untuk memeberi tahu keadaan Yusuf
pada tuannya karena Syaitan menjadikannya lupa. Karena itu Yusuf tetap
dipenjara hingga beberapa tahun lamanya. Suatu hari Raja bermimpi.
Qithfir : Sesungguhnya aku bermimpi melihat 7 ekor sapi betina
gemuk dimakan oleh 7 sapi betina kurus kurus dan 7 bulir gandum yang
hijau dan 7 bulir gandum yang kering. Terangkanlah kepadaku tentang
tabir mimpiku.
Orang I : Itu adalah mimpi yang kosong dan aku tidak tahu tentang
mentabirkan mimpi.
Orang itu kembali kepada Qithfir untuk memberitahu tabir mimpi yang
disampaikan oleh Yusuf.
Qithfir : Bawalah dia kepadaku.