Anda di halaman 1dari 9

Pada suatu pagi, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya.

Yusuf : Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat 11


buah bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya bersujud kepadaku.

Ayah : Hai anakku, janganlah kamu certikan mimpimu itu kepada


saudara saudaramu.

Yusuf : Mengapa aku tidak boleh ayah?

Ayah : Karena mereka akan membuat cara untuk


membinasakanmu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia.

Yusuf dengan saudara saudaranya.


Saudara I : Sesungguhnya Yusuf lebih dicintai oleh ayah kita daripada
kita sendiri.

Saudara II : Betul apa yang kau katakan saudaraku. Padahal kita ini
adalah satu golongan yang kuat.

Saudara I : Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah yang


tidak dikenal supaya perhatian ayahmu teralihkan kepadamu saja.

Saudara II : Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke


dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu
hendak berbuat.

Saudara saudara Yusuf meminta izin pada ayah mereka Ya’qub untuk membawa
Yusuf pergi bersama mereka.
Saudara I : Wahai ayah, kami akan membawa Yusuf bersama kami
besuk pagi.
Ya’qub : Bisakah kamu tidak membawanya?

Saudara II : Ayah, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami


terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang orang yang
menginginkan kebaikan baginya.

Saudara I : Biarkanlah dia pergi bersama kami besuk pagi, agar dia
dapat bersenang senang dan bermain main, sesungguhnya kami pasti
menjaganya.

Ya’qub : Sesungguhnya kepergianmu bersama Yusuf amat


menyedihkanku dan aku khawatir kalau kalau dia dimakan serigala.
Sedangkan kau sedang lengah terhadap Yusuf.

Saudara II : Jika ia benar benar dimakan serigala, sesungguhnya kalau


demikian kami adalah orang orang pengecut yang hidupnya tidak ada
artinya.

Keesokan harinya Yusuf dan saudara saudaranya pergi. Sesampainya mereka di


suatu daerah yang jarang dilewati oleh orang orang mereka memasukkan Yusuf ke
dasar sumur lalu mereka meninggalkannya.
Saudara II : Maafkan kami Yusuf, tapi kami harus melakukan ini
terhadapmu.

Yusuf diam dan pasrah diri pada Allah SWT ketika saudara saudaranya
memasukkannya ke dasar sumur. Sore harinya mereka pulang dengan membawa
berita bohong pada ayahnya sambil menangis.
Saudara I : Wahai ayah, sesungguhnya kami pergi berlomba lomba
dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang barang , lalu dia dimakan
serigala.
Saudara II : Dan kamu sekali kali tidak akan percaya pada kami,
sekalipun kami adalah orang orang yang benar.

Saudara I : Lihatlah baju gamis ini ayah. Baju gamis berlumuran darah
ini adalah miliknya.

Ya’qub : Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik


perbuatan yang buruk itu. Maka kesabaran itulah yang baik. Dan Allah
SWT sajalah yang dimohon pertolongan atas apa yang kamu ceritakan.

Kesokan paginya lewatlah seorang musafir yang sedang mengambil air dan
melihat yusuf di sumur.
Musafir : Oh!, Luar biasa, disini terdapat seorang anak muda!

Musafir tersebut membawa Yusuf ke pasar dan menjualnya sebagai budak dengan
harga yang sangat murah.
Musafir : Sepertinya anak ini bisa dijual. Dan aku akan mendapatkan
keuntungan. Tapi aku tidak tahu siapa dia, bagaimana bila nanti pemiliknya
datang dan mengambil anak ini? Ah, sudahlah aku akan langsung saja
menjual anak ini ke pasar!

Datanglah orang Mesir yang membeli Yusuf. Ternyata orang yang membeli Yusuf
itu adalah Raja Mesir saat itu bernama Qithfir.
Qithfir : Berapa harga budak ini?

Musafir : Berapapun yang kau inginkan Tuan.

Qithfir : 10 dirham?

Musafir : Baiklah Tuan. Budak ini milkimu sekarang. Terima kasih.


Qithfir berkata pada istrinya.
Qithfir : Berikan ia tempat yang baik, siapa jadi dia bermanfaat pada
kita atau kita pungut dia sebagai anak.

Zulaikha : Baiklah akan kusediakan.

Sudah beberapa tahun lamanya ia tinggal di rumah Qithfir. Yusuf tumbuh menjadi
seorang yang dewasa. Saat itu Qithfir sedang tidak berada di rumah. Zulaikha
datang kepada Yusuf dengan maksud supaya Yusuf menundukkan diri kepadanya.
Zulaikha : (berjalan masuk ke kamar Yusuf dengan langkah
menggoda sambil menutup pintu pintu) Marilah ke sini.

Yusuf : Sadarlah! Mohon ampunlah pada Allah. Aku berlindung


kepada Allah, sungguh selama ini Qithfir telah memperlakukanku dengan
sangat baik.

Zulaikha : (berjalan mendekati Yusuf) Tidak apa untuk sekali ini.

Sesungguhnya Zulaikha dan Yusuf telah bermaksud untuk melakukan perbuatan itu
andaikata Yusuf tidak melihat tanda dari Tuhannya. Yusuf diberi kekuatan
keimanan oleh Allah SWT.
Yusuf : (berlari menuju ke pintu)

Zulaikha : (mengejar Yusuf yang berlari ke pintu, menarik gamis


Yusuf dari belakang hingga sobek)

Ketika Yusuf berhasil membuka pintu, didapati Qithfir sudah berada di depan
pintu.
Zulaikha : Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud
berbuat sesuatu dengan istrimu selain dipenjarakan atau dihukum dengan
azab yang pedih?
Yusuf : Tidak Tuan! Dia menggodaku untuk menundukkan diriku
terhadanya.

Qithfir : Aku tidak tahu apa yang telah terjadi pada kalian disini.
Mari tanyakan ini pada seorang yang ahli.

Qithfir memanggil seorang ahli untuk didatangkan ke rumahnya.


Qithfir : Apakah bisa kamu jelaskan yang telah terjadi pada
mereka?

Ahli : (melihat Yusuf dan Zulaikha dan pakaian mereka) Jika baju
gamisnya sobek di depan, maka benar wanita ini telah digoda oleh Yusuf,
tetapi jika gamisnya sobek di belakang maka wanita inilah yang telah
menggoda Yusuf.

Qithfir : (melihat baju gamis Yusuf yang ternyata sobek di belakang)


Sesungguhnya kajadian ini adalah tipu daya kamu, istriku.

Zulaikha : (menunduk bersalah, menyesal)

Qithfir : Rahasiakanlah kejadian ini Yusuf. Dan kamu istriku mohon


ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya telah berbuat
salah.

Yusuf pun dipenjara atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Dan wanita wanita
di kota bergosip gossip tentang istri Qithfir.
Wanita I : Isteri Raja menggoda bujangnya untuk menundukkan
dirinya kepadanya, sungguh cinta ia kepada bujangnya itu sangat
mendalam.

Wanita II : Lalu bagaimana dengan Raja yang mendapati istrinya telah


menggoda anaknya?
Ketika Zulaikha mendengar gossip gossip yang beredar tentang dirinya di kota,
diundanglah wanita wanita itu ke rumahnya.
Wanita I : Assalamualaikum.

Zulaikha : Waalaikumsalam. Silahkan masuk. Duduklah duduklah.

Wanita II : Terima kasih.

Wanita I : Ada keperluan apa kami diundang kemari?

Zulaikha : Tidak ada sesuatu yang penting hanya ingin mengundang


kalian untuk makan apel.

Disediakanlah apel dan pisau untuk mengupasnya. Lalu ketika mereka sedang
mengupas apel. Zulaikha menyuruh Yusuf untuk keluar.
Zulaikha : Keluarlah. Nampakkanlah dirimu kepada mereka.

Wanita I : Masya Allah! Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah


malaikat yang mulia.

Wanita II : Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia.

Zulaikha : Itulah dia orang yang kamu cela, karena aku tertarik
kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk
menundukkan dirinya padaku akan tetapi dia menolak.

Yusuf : Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada


memenuhi ajakan mereka kepadaku. Jika Engkau tidak hindarkan aku dari
tipu daya mereka tentu aku akan memenuhi keinginan mereka dan aku
termasuk orang orang bodoh.
Setelah itu Yusuf kembali dimasukkan ke dalam penjara. Di dalam penjara, Yusuf
berdakwah pada dua orang budak yang juga di penjara.
Pemuda I : Hai Yusuf, aku bermimpi bahwa aku memeras anggur.

Pemuda II : Sesungguhnya aku bermimpi membawa roti diatas


kepalaku, lalu sebagiannya dimakan burung.

Yusuf : Salah satu diantara kalian berdua akan memberi minum


tuannya dengan khamar, adapun yang seorang lagi akan disalib, lalu
burung memakan sebagian kepalanya.

Yusuf : Hai kedua temanku, manakah yang lebih baik, tuhan tuhan
yang bermacam macam itu ataukah Allah yang Maha Esa?

Pemuda I : Aku menyembah nenek moyang kami yang agung.

Pemuda II : Aku menyembah patung patung nenek moyang kami.

Yusuf : Kamu menyembah nama nama yang nenek moyang kamu


telah buat di zaman dahulu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan
apapun tentang nama nama itu. Allah telah memerintahkan agar tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.

Yusuf : Terangkanlah keadaanku pada tuanmu.

Pemuda yang dimintai tolong oleh Yusuf, lupa untuk memeberi tahu keadaan Yusuf
pada tuannya karena Syaitan menjadikannya lupa. Karena itu Yusuf tetap
dipenjara hingga beberapa tahun lamanya. Suatu hari Raja bermimpi.
Qithfir : Sesungguhnya aku bermimpi melihat 7 ekor sapi betina
gemuk dimakan oleh 7 sapi betina kurus kurus dan 7 bulir gandum yang
hijau dan 7 bulir gandum yang kering. Terangkanlah kepadaku tentang
tabir mimpiku.

Orang I : Itu adalah mimpi yang kosong dan aku tidak tahu tentang
mentabirkan mimpi.

Qithfir : Temuilah orang yang dapat mentabirkan mimpi .

Orang I : Hai Yusuf, terangkanlah kepada kami tentang 7 ekor sapi


betina yang gemuk gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi betina yang kurus
kurus dan 7 bulir gandum yang hijau dan 7 bulir gandum yang kering.

Yusuf : Artinya adalah supaya kamu bertanam 7 tahun lamanya


sebagaimana biasanya, gandum yang dipanen biarkanlah tetap dibulirnya
kecuali sedikit untuk dimakan. Sesudah itu akan datang 7 tahun yang
sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan. Kemudian
setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan yang
cukup.

Orang itu kembali kepada Qithfir untuk memberitahu tabir mimpi yang
disampaikan oleh Yusuf.
Qithfir : Bawalah dia kepadaku.

Orang I : Yusuf kamu diminta menemui Raja.

Yusuf : Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah padanya


tentang wanita wanita yang telah melukai tangannya.

Qithfir : Bagaimana? Apakah ia terpengaruh oleh godaan atau tidak


ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya kepadamu.
Zulaikha : Sekarang jelaslah kebenara itu, akulah yang menggodanya
untuk menundukkan dirinya kepadaku, sesungguhnya dia termasuk orang
orang yang benar.

Yusuf : Demikianlah cara agar Qithfir mengetahui bahwa


sesungguhnya aku tidak berkhianat padanya di belakang. Dan aku tidak
membebaskan diriku dari kesalahan. Sesungguhnya nafsu selalu
menyuruh pada kejahatan. Kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah.

Qithfir : Bawalah Yusuf kepadaku agar aku memilih dia sebagai


orang yang setia kepadaku. Kamu mulai hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi dan kami percayai.

Yusuf : Jadikanlah aku bendaharawan Mesir. Sesungguhnya aku


adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.

Dan Demikianlah Allah memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir. Ia


berkuasa penuh dan dapat pergi kemana saja ia hendaki di bumi Mesir itu. Allah
melimpahkan rahmat kepada yang Dia hendaki. Dan Allah tidak menyia nyiakan
pahala orang yang berbuat baik. Sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik
bagi orang orang yang beriman dan selalu bertaqwa.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai