Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“Alkana dan Sikloalkana”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Penulis

Kuningan, Februari 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Penamaan atau nomenklatur


2. Sifat-sifat alkana
3. Reaksi-reaksi pada alkana
4. Pembuatan Alkana
5. Senyawa Alkana yang ada di alam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat diabaikan begitu


saja, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir
setiap studi yang berhubungan dengan tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme
tergantung pada prinsip kimia organik. Bidang-bidang studi ini mencakup obat-
obatan ilmu kedokteran, biokimia, mikrobiologi dan banyak ilmu pengetahuan
yang lainnya.

Senyawa organik mempunyai struktur yang beragam dengan sifat fisika dan
kimia yang berbeda beda. Sehingga dari sifat-sifat khasnya kita dapat melakukan
analsis terhadap senyawa-senyawa tersebut apabila. Analisis yang dilakukan
meliputi analisis secara kulitatif dan secara kuantatif.

Studi mangenai senyawa alifatik khususnya alkana, alkena, alkohol dan eter
perlu dipalajari dan dipahami, karena apabila senyawa tersebut berada secara
bersamaan sulit untuk diidentifikasi secara langsung, tetapi identifikasi yang
dilakukan harus secara bertahap dan berkesinambungan dari yang bersifat umum
sampai spesifik.

Makalah ini akan membahas mengenai Alkana dan Sikloalkana beserta


reaksi reaksi yang terjadi, sehingga kita dapat melakukan proses identifikasi dan
analisis dengan pengujia yang tepat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan permasalahannya adalah
1. Bagaimana penamaan alkana dan sikloalkana?
2. Apa saja sifat-sifat pada alkana?
3. Bagaimana reasi yang terjadi pada alkana ?
4. Bagaimana cara pembuatan alkana ?
5. Senyawa alkana apa saja yang ada di alam ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui tentang penamaan Alkana dan Sikloalkana

2. Mengetahui apa saja sifat yang dimiliki pada alkana

3. Mengetahui reaksi apa saja yang ada pada alkana

4. Mengetahui bagaimana cara pembuatan alkana

5. Mengetahui senyawa alkana apa saja yang ada dialam


BAB II

PEMBAHASAN

Senyawa alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang terdiri dari atom karbon
dan hidrogen. Alkana dikatakan jenuh karena dalam strukturnya hanya terdiri dari ikatan
tunggal antara C dan H.

Ikatan tunggal antara C – H pada alkana terbentuk karena overlap ikatan σ pada
orbital hibridisasi sp3. Metana sebagai molekul alkana yang paling sederhana memiliki
bentuk molekul tetrahedral. Alkana adalah golongan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh.
Alifatik berasal dari bahasa yunani aleiphatos yang artinya lemak. Sejak dahulu lemak
sudah dikenal sebagai contoh senyawa organik yang mempunyai gugus ester dan
hidrokarbon.

Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2 atau CnH2n+1- H atau R-H Jika satu atom H
hilang, maka rumus molekulnya menjadi CnH2n+1 atau R-, maka gugus baru itu disebut
alkil. Pemberian nama untuk senyawa alkana menggunakan akhiran –ana.

Tabel 2.1 Dua Puluh Pertama Alkana Rantai Tidak Bercabang

Nama Rumus molekul Nama Rumus molekul


Metana CH4 Undekana CH3 (CH2)9CH3
Etana CH3CH3 Dodekana CH3 (CH2) 10C3
Propana CH3CH2CH3 Tridekana CH3 (CH2) 11C3
Butana CH3 (CH2)2CH3 Tetradekana CH3 (CH2) 12C3
Pentana CH3 (C2) 3CH3 Pentadekana CH3 (CH2)13C3
Heksana CH3(CH2) 4CH3 Heksadekana CH3 (CH2)14C3
Heptana CH3(CH2) 5CH3 Heptadekana CH3 (CH2)15C3
Oktana CH3(CH2) 6CH3 Heptadekana CH3 (CH2)16C3
Nonana CH3(CH2) 7CH3 Nonadekana CH3 (CH2)17C3
Dekana CH3(CH2) 8CH3 Eikosana CH3 (CH2)18C3
Suatu alkana yang kehilangan satu hidrogen disebut sebagai alkil. Gugus alkil
bukan merupakan gugus yangstabil sehingga alkil tidak bisa berdiri sendiri.Penamaan
gugus alkil berdasarkan nama alkananya dimana akhiran –ana pada alkana akan berubah
menjadi –il. Contohnya gugus alkil dari metana adalah metil, gugus alkil dari heksana
adalah heksil.

(Beberapa gugus alkil)

Alkana dengan satu rumus molekul misalnya C4H10 bisa mempunya lebih dari satu
rumus struktur, yaitu bisa membentuk normal butana atau metilpropana. Senyawa ini yang
disebut sebagai isomer rantai. C4H10 merupakan alkana terkecil yang dapat membentuk
isomer. Semakin banyak atom karbonnya maka semakin banyak isomer yang bisa
terbentuk.

Bila alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh rantai lurus maka sikloalkana
adalah senyawa hidrokarbon yang membentuk cincin (siklik). Sikloalkana memiliki rumus
umum (CH2)n. Sikloalkana paling sederhana adalah siklopropana yang merupakan cincin
tiga anggota. Beberapa senyawa sikloalkana sederhana:

Siklopropana Siklobutana Siklopentana Sikloheksana


1. PENAMAAN ATAU NOMENKLATUR

Alkana diberi nama sesuai dengan penamaan dalam deret homolognya. Pemberian
nama berdasarkan tata nama IUPAC. Aturan untuk penamaan pada senyawa alkana
adalah sebagai berikut :

1. Jika berupa alkana rantai lurus tanpa percabangan, beri nama sesuai dengan jumlah
atom C-nya.
2. Jika alkana mempunyai cabang atau rantai samping, maka gunakan langkah-
langkah berikut :
1) Tentukan rantai induknya, yaitu rantai terpanjang dalam senyawa tersebut.
Rantai diluar rantai induk dianggap sebagai rantai cabang atau substituen. Jika
ada dua rantai terpanjang, pilih rantai terpanjang yang mempunyai substituen
terbanyak. Contoh :

CH3CH2CH2CH2CH-CH H3C CH CHCH2CH2CH3

CH2CH3 CH3 CH2CH3

Rantai induk : heptane 2-metil-3-etilheksana


Substituen : metil Bukan
Nama : 3-metilheptana 3-isopropilheksan

2) Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga gugus cabang akan
mendapat nomor terkecil. Jika ada rantai samping dengan urutan yang sama
dari kedua ujung, perhatikan salah satu ujung yang substiuen keduanya lebih
dekat dengan substituent pertama.
3) Kenali rantai samping yang terikat pada induknya dan beri nama sesuai nomor
urutnya. Jika terdapat lebih dari satu gugus cabang yang sama maka gugus
cabang harus diberi awalan di-untuk dua gugus cabang yang sama, tri-untuk
tiga gugus cabang yang sama, tetra-untuk empat gugus cabang yang sama, dan
seterusnya.Bila pada rantai induk terdapat lebih dari satu gugus cabang yang
tidak sama, maka urutan pemberian nama (dalam bahasa inggris) berdasarkan
abjad.

CH3
CH C CH2CH2 - CH2CHCH3
CH3 CH3
2,2,5-trimetilheptana

4) Tuliskan nama senyawa organik secara lengkap sebagai kata tunggal.

CH3 CH3
CH3 – C - CH2CH2 – CCH2CH2
CH3 CH2CH3

2,2,5- trimetil- 5- etilheptana

Pada rantai alkana terdapat empat macam atom karbon berdasarkan posisi
terikatanya atom karbon tersebut, yaitu :

a. karbon primer apabila atom C tersebut mengikat satu atom C yang lain.
b. Karbon sekunder apabila atom C tersebut mengikat dua atom C yang lain.
c. Karbon tersier apabila karbon tersebut mengikat tiga atom C lain.
d. Karbon kuartener apabila atom C tersebut mengikat empat atom C yang lain.
Contohnya :
Untuk tata nama pada senyawa sikloalkana, penamaannya prinsipnya sama seperti
pada senyawa alkana hanya saja untuk rantai induknya diberi awalan siklo-. Rantai induk
senyawa alkana ditentukan dari jumlah karbon penyusun cincinnya. Apabila sikloalkana
mempunyai subtituen atau rantai samping maka penamaannya diawali dengan nama
substituennya diikuti dengan nama rantai induknya.

CH2CH3

etilsiklopentana

Dari contoh senyawa sikloalkana diatas terlihat bahwa jumlah karbon pada
substituen atau rantai samping (metil) lebih kecil dibandingkan dengan senyawa sikliknya,
sehingga senyawa tersebut merupakan senyawa sikloalkana tersubstitusi alkil.

Bila sikloalkana memiliki lebih dari satu substituen, maka penomoran diberikan
sekecil mungkin.

H3C CH3 CH2CH3 H3CH2C NO2

CH3

Br

1,3-dimetilsiklopentana 1-bromo-3-etilsikloheksan 1-metil-2-nitro-4-etilsikloheksana

2. SIFAT-SIFAT ALKANA
a. Sifat Fisika

Pada suhu dan tekanan standar : C1-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cairan,
C18-Cn berwujud padat.

Titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa organik lainnya


dengan berat molekul yang sama, karena senyawa alkana memiliki gaya vander
waals sangat besar hal ini mengartikan bahwa jarak antar molekulnya sangat
berdekatan sehinnga dibutuhkan energi yang besar untuk memisahkan molekl-
molekulnya.
Semakin panjang rantai molekul semakin memperbesar titik didih artinya titik
didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Senyawa alkana
mengalami gaya van der Waals di antara molekul-molekulnya. Semakin besar gaya
van der Waals di antara molekul-molekulnya, maka semakin tinggi titik didihnya,
Titik didih alkana akan meningkat kira-kira 20–30 °C untuk setiap 1 atom karbon
yang ditambahkan pada rantainya.

Larut dalam non polar atau sedikit polar, tidak larut dalam air karena adanya
beda kepolaran, alkana bersifat nonpolar karena beda bentuk geometri molekulnya.
Alkana bentuk geometri molekunya simetris karena tidak ada pasangan elektron
bebas . selain itu, keelektronegatifan atom-atom penyusunnya yang kecil.
sedangkan air bersifat polar karena bentuk geometrinya yang tidak simetris yang
disebabkan karena adanya pasangan elektron bebas, selain itu juga air mempunyai
ikatan hidrogen, juga beda keelektronegatifan yang sangat besar antara atom-atom
peyusunnya. Selain itu juga senyawa alkan bersifat jenuh, karena semua elektron
karbon terikat dengan hydrogen.

Pada Sikloalkana memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana, hanya saja
titik didih dan densitasnya lebih tinggi dari alkana hal ini disebabkan oleh gaya
london yang lebih kuat yang dikarenakan bentuk cincin yang memberikan bidang
sentuh yang lebih besar.

b. Sifat Kimia
Alkana termasuk senyawa alifatik, Dengan kata lain, alkana adalah sebuah
rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal.
Tidak reaktif, sehingga sering disebut sebagai parafin, hal ini dikarenakan
oleh semua elektron karbon terikat pada atom lain sehingga tidak ada pasangan
elektron bebas, selain itu geometri molekul alkana yang tetrahedral juga
mempengaruhi kereaktifan karena semua sisi-sisinya terdapat ikatan sehingga
sulit untuk diserang.

3. REAKSI-REAKSI PADA ALKANA


Reaksi yang terjadi pada alkana diantaranya yaitu :
1. Reaksi Oksidasi
Alkana dapat mengalami reaksi pembakaran dengan oksigen. Pada reaksi
pembakaran ini akan dihasilkan karbon dioksida dan air, serta melepaskan energi
dalam bentuk kalor (panas).
Contoh reaksi pembakaran metana membutuhkan dua molekul O2 yang akan
membebaskan energi sebesar 890 kJ/mol.

CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 890 kJ/mol.

2. Reaksi Substitusi H oleh halogen


Selain mengalami reaksi pembakaran, alkana juga dapat bereaksi dengan
senyawa halogen. Reaksinya merupakan reaksi subtitusi. Pada temperatur biasa
klor dan brom akan dapat mensubstitusi (mengganti) atom-atom hidrogen dari
alkana. Berikut ini merupakan contoh reaksi alkana dengan Cl2 yang diradiasi
dengan sinar ultraviolet. Dari reaksi ini akan dihasilkan campuran produk yang
terdiri dari CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4
cahaya
CH4 +Cl2 CH3Cl + HCl
CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 + HCl
CH2Cl2 + Cl2 CHCl3 + HCl
CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl
3. Nitrasi
Merupakan reaksi antara alkana dengan asam nitrat yang akan
menghasilkan nitri alkana. Reaksi ini berlangsung melalui reaksi substitusi H oleh
gugus nitro (penitroan).

CH3-CH3 + HO-NO2 pekat CH3-CH2-NO2 + H2O

4. Pirolisis
Terjadi karena peristiwa dekomposisi termal, dimana suatu molekul besar
akan pecah menjadi molekul-molekul kecil karena pemanasan tanpa melibatkan
oksigen. Peristiwa pirolisis ini disebut juga sebagai cracking.
5. Sulfonasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat yang akan menghasilkan asam
alkanasulfonat. Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam
sulfat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H.
R-H + HO-SO3H R-SO3H + H2O
4. PEMBUATAN ALKANA
Alkana dapat dibuat di laboratorium melalui berbagai cara reaksi, diantaranya :
1. Reduksi alkil halida Alkana dapat diperoleh dari reduksi alkil halida dengan
menggunakan reduktor logam, misalnya logam Zn dan dengan adanya garam
atau asam yang dapat menghasilkan hidrogen misalnya HCl. Reaksi juga dapat
terjadi dengan reduktor logam Na dan alkohol.

Reaksi umummya :
RX + Zn + 2 HCl RH + 2 ZnCl2
Contoh :
2CH3CH2CH2Cl + Zn + 2 HCl 2CH3CH2CH3 + 2 ZnCl2
2. Hidrogenasi alkena
Merupakan reaksi hidrogenasi suatu alkena dengan H2, reaksi ini
menggunakan katalis Nikel (Ni) atau Platinum (Pt)
Ni
CH3CH=CH3 CH3CH2CH3
3. Reaksi wurtz
Merupakan reaksi pembuatan alkana dengan memanaskan alkilhalida
dengan logam Na.
CH3Br + CH3Br + 2 Na CH3- CH3 + 2 NaBr
4. Reaksi Grignard
Reaksi ini dimulai dengan pembentukan suatu reagensia grignard dari
alkilhalida yang direaksikan dengan Mg dalam eter. Hasil reaksinya berupa
RMgX (reagensia Grignard). Kemudian reagensia grignard yang terbentuk
direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus H aktif seperti air atau
alkohol atau asam, sehingga akan terbentuk sneyawa alkohol
eter
CH3CH2CH2Br + Mg CH3CH2CH2MgBr
CH3CH2CH2MgBr + H2O CH3CH2CH3 + Mg(OH)Br
5. SENYAWA ALKANA YANG ADA DIALAM
1. Gas alam

Komposisi gas alam sebagian besar terdiri dari metana sebesar 60 – 90%.
Metana merupakan gas alam yang terbentuk dari penguraian selulosa oleh
bakteri, karena seringnya terbentuk di dasar rawa kemudian gas-gas ini timbul
ke permukaan sehingga sering disebut sebagai gas rawa.
Contoh gas alam lainnya adalah etana dan propane. Gas alam dan minyak
bumi umumnya terdapat bersamaan. . Gas alam terbentuk dari reaksi di bawah
ini:

C6H12O6 → 3CH4 + 3CO2

2. Minyak bumi

Minyak bumi terbentuk karena proses sedimentasi dari sisa tumbuhan dan
hewan yang lambat laun akan berubah menjadi hidrokarbon. Perbedaan umur,
temperature, dan proses pembentukan mimyak bumi akan menghasilkan
bermacam-macam hidrokarbon yang bagian-bagiannya berbeda.

Sebagai contoh minyak bumi di Indonesia banyak mengandung senyawa


aromatik, di Amerika berisi senyawa hidrokarbon jenuh dan di Rusia berisi
senyawa siklis.

Minyak bumi yang diperoleh dari alam ini masih merupakan minyak
mentah yang belum dapat dimanfaatkan. Minyak mentah ini merupakan
campuran dari senyawa alifatik dan aromatic, termasuk sulfur dan nitrogen.
Agar dapat diperoleh senyawa yang bisa dimanfaatkan maka minyak mentah
harus melalui proses refining atau pemurnian. Minyak bumi ini merupakan
sumber energi yang kita manfaatkan sehari-hari. Contohnya adalah bensin,
minyak tanah, avtur, dan sebagainya.

3. Batubara

Batubara terbentuk dari hasil peluruhan tumbuhan oleh bakteri dalam


berbagai tekanan. Komposisi batubara dibedakan berdasarkan kadar karbon
penyusunnya. Batubara keras atau antrasit mengandung kadar karbon terbesar,
kemudian batubara bitumen atau batubara lunak, lignit dan terakhir adalah
gambut.

Pemanasan batubara tanpa oksigen akan menghasilkan gas batubara dengan


komponen utama CH4 dan H2, ter batubara, dan kokas (residu) batubara. Bagian
yang digunakan sebagai bahan bakar adalah gas batubara dan kokas. Sedangkan
ter barubara merupakan komponen batubara yang kaya akan kandungan
senyawa aromatic.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alkana ialah hidrokarbon jenuh, hanya memiliki ikatan tunggal karbon-karbon.


Nama dasarsuatu alkana ialah rantai lurus terpanjang yang terdiri dari atom-atom
karbon. Substituen ialah gugus yang melekat pada rantai utama suatu molekul
substituen jenuh yang hanya mengandung atom C dan H dinamakan gugus alkil.

Bila alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh rantai lurus maka sikloalkana
adalah senyawa hidrokarbon yang membentuk cincin (siklik). Sikloalkana memiliki
rumus umum (CH2)n. Sikloalkana paling sederhana adalah siklopropana yang
merupakan cincin tiga anggota

Minyak bumi dan gas alam merupakan dua sumber alami yang paling penting
dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Riawan, S, 1990, Kimia Organik, Jakarta : Binarupa Aksara


Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H, 1982, Kimia Organik
Jilid 1, edisi ke-3 Jakarta : Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkanahttp://warung-kimia.blogspot.com/2011/11/isomer-
alkana-alkena-dan-alkuna.
htmlhttp://wanibesaik.wordpress.com/211/06/24/5896/http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/hidro-karbon/tata-nama-alkana.

Anda mungkin juga menyukai