SKRIPSI
Oleh:
Eka Lestari Sitepu
NIM: 1111101000004
2015
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, Desember 2015
Eka Lestari Sitepu, NIM : 1111101000004
ABSTRAK
Menurut WHO (2005) Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu
permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan membebani yang pernah
ditemukan di zaman modern ini. Hal ini umumnya disebabkan oleh personalhygiene
yang tidak baik dari penjamah makanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan predisposisi, pendukung dan pendorong dengan personalhygiene
pada penjual makanan tradisional gado – gado di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan
Cempaka Putih Ciputat Timur,yang di laksanakan September–Oktober 2015.Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatifdengan desaincross sectional study.Jumlah sampel
penelitian ini sebanyak 80 sampel yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis
sampel data terdiri dari analisis univariat dan bivariat menggunakan uji statisik chi
square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penjamah makanan yang memiliki
personalhygiene yang tidak baik sebesar 61,2%. Faktor predisposisi penjamah makanan
pada variabel : umur > 44 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki – laki (83,3%),
berpendidikan SD – SMP (80%) dan lama kerja ≤ 5 tahun (76,9%), begitu juga pada
faktor pengetahuan dan sikap baik masing – masing sebesar 50% dan 64,3% memiliki
personalhygiene makanan yang tidak baik. Faktor pendorong pada variabel fasilitas
sanitasi memenuhi syarat sebesar 52,8% dan faktor pendukung pada variabel pernah
mengikuti penyuluhan/pelatihan sebesar 59,1% memiliki personalhygiene makanan tidak
baik.
Kesimpulan penelitian ini pada variabelpendidikan, lama bekerja, pengetahuan,
sikap, fasilitas sanitasi dan penyuluhan atau pelatihan tidak ditemukan adanya hubungan
dengan personalhygiene pada penjamah makanan gado - gado.Rekomendasi penelitian
ini adalah perlu dilakukannya kegiatan pelatihan/penyuluhan dan pengawasan mengenai
personal hygiene makanan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan secara berkala
bagi penjamah makanan sehingga dapat menambah pengetahuan/wawasan tentang syarat
kesehatan makanan khususnya bagi penjamah makanan jajanan/tradisional.
Kata Kunci : Personal, hygiene, gado – gado
Daftar Bacaan : 60 (1995 – 2015)
ii
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY
ENVIRONMENTAL HEALTH
Thesis, December 2015
Eka Lestari Sitepu, NIM : 1111101000004
Abstrac
Including to WHO (2008) food innate disease is one of a burden and much found
in public health problem in this modern era. This situation usually caused by personal
hygiene unwell from the eater. That is why, the purpose of this research is to find the
correlation of predisposition, supporter and booster with personal hygiene of traditional
food gado-gado seller at Pisangan District, Cirendeu and Cempaka Putih East Ciputat, at
September-October 2015. This research is a quantitative research with cross sectional
study. Total of samples were 80 samples who taken by total sampling technique.
Analysis for data samples was consist of univariat and bivariat by Chi Square Test.
The result showed that the eaters who has unwell personal hygiene were 61,2%.
Predisposition factors at variable: age>44 years old (66,7%), male (83,3%), educated
from elementary school-high school (80%), and work duration ≤ 5 years (76,9%), also at
knowledge factor and well manner was 50% and 64,3% each, has unwell personal
hygiene and food sanitation. Supporter factor of sanitation facility variable fulfill the
requirement was 52,8% and booster factor of never went to counseling/training was
59,1% has unwell personal hygiene and food sanitation.
The conclusion of this research is on variable is education, work duration,
knowledge, behavior, sanitation facility and counseling or training variables were not
found a correlation with personal hygiene. This research recommendation is to make a
counseling or training and monitoring of personal hygiene food from South Tangerang
Health Department periodic to the eater, so they can increase the knowledge about food
health requirements especially to the traditional food eaters.
Key Words : Personal hygiene, gado – gado
Reading List : 60 (1995 – 2015)
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Status : BelumMenikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Impres Marbau Selatan Kec. Marbau Kab. Labuhan Batu Utara
Prov. Sumatra Utara
Email : ekasitepu95@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
MAN 1 Binjai
S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT. Yang tidak pernah tidur dan selalu dekat
dengan hambaNya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmat-Nya
hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Salawat dan salam selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya menuju cahaya yang terang
benderang.
Tradisional Gado – Gado di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat
Timur Tahun 2015” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan
Penulisan skripsi ini semata – mata bukanlah hasil penulis, melainkan banyak pihak
yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan semangat. Untuk itu penulis
1. Orang tua sya, spirit of my life, Bapak Ridwan Sitepu Tersayang dan Ibu J. Br.
Ginting, terima kasih atas didikan iringan do’a tanpa henti – hentinya, serta selalu
2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
3. Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM. M.Kes dan Ibu Yuli Amran, M.KM, selaku Dosen
4. Keluarga Besar Sitepu : adikku tercinta Ayu Sri Menda Sitepu, Mitra Tri Mutia
Sitepu, Bolang, Iting, Tigan, Bi’ Tua (Nurahmah Sitepu), Bi’ Tengah (Hendani
vii
Sitepu), Pak Uda (Karya Sitepu) dan Bi’ Uda (Lilis Sitepu) yang selalu memberikan
khususnya Sarah Ajeng, Awaliyah dan Rahmatika yang selalu memberikan dukungan
semangat dan perhatian kepada peniliti. Terima kasih banyak dan sukses untuk kita
semua guys.
6. Teman–teman seperjuangan satu bimbingan Nurul, Pewe, Imah, Fera, Ipute, Puput,
Desy, Anantika, Lifi, Efri, Gita yang selalu memberikan dukungan semangat,
perhatian dan saran untuk perbaikan skripsi ini “Kalian Luar Biasa!”
7. Sahabat-sahabat 403 Asrama Putri FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Wina, Pipi
(Putri) dan Karin yang selalu membantu, memberikan perhatian dan dukungan
9. Sahabat-sahabatku nan jauh di daerah sebrang Sumatra Utara : Yosa, Yuli Yani, Risa
Sembiring, Beti dan Mamay Lubis yang selalu memberikan motivasi, perhatian dan
10. Keluarga Envihsa dan BEM Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan perhatian,
ini.
11. Semua Pihak yang tela membantu penulis dalam penyusunan skirpsi ini, dimana tidak
Dalam pembuatan skripsi ini tentu masih memiliki keterbatasan dan perlu
perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Jakarta, Desember2015
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3 Hipotesis ................................................................................................................. 41
x
5.2.3 Faktor Pendorong ....................................................................................... 63
5.3.3.1 Hubungan Antara Kegiatan atau Pelatihan dengan Personal Hygiene
........................................................................................................ 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Teori ........................................................................................... 35
Gambar 2 Kerangka Konsep ......................................................................................... 37
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional ........................................................................................ 38
Tabel 2 Hasil Perhitungan Sampel ................................................................................ 44
Tabel 3Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ...................................... 47
Tabel 4 Uji Perhitungan Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ....................................... 48
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene ........................................................... 51
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Penjamah Makanan ..................................... 52
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Lama Kerja Penjamah Makanan .................................... 53
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penjamah Makanan ................................... 53
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Sikap Penjamah Makanan .............................................. 54
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Sarana Pribadi Penjamah Makanan .............................. 55
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Penyuluhan atau Pelatihan Penjamah Makanan ........... 55
Tabel 12 Hubungan Antara Pendidikan dengan Personal Hygiene.............................. 57
Tabel 13 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Personal Hygiene............................. 58
Tabel 14 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Personal Hygiene ........................... 59
Tabel 15Hubungan Antara Sikap dengan Personal Hygiene ....................................... 61
Tabel 16 Hubungan Antara Sarana Pribadi dengan Personal Hygiene ........................ 62
Tabel 17 Hubungan Antara Penyuluhan/Pelatihan dengan Personal Hygiene ............ 64
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar 70% kasus penyakit diare karena makanan yang terkontaminasi oleh
outbreak sebesar 550 kasus akibat bawaan makanan, lebih dari 40% dari
jumlah korban 468 orang dan terdapat 1 orang meninggal serta 1 insiden
2
keracunan akibat pangan jasa boga/katering dengan jumlah korban 748 orang.
peningkatan kasus penyakit diare sebesar 3,63 per 1000 penduduk dan pada
tahun 2008 sebesar 77,48 per 1000 penduduk (Bank Data Kemenkes. 2015).
kemungkinan kasus penyakit diare disebabkan oleh konsumsi air minum dan
Surabaya didapatkan nilai MPN coliform pada lontong balap, pecel, gado –
gado, siomay, sate ayam, ayam penyet dan sate kambing sebesar >1100
sel/100m.
3
tidak baik, didapatkan 65,2% responden memiliki sanitasi yang tidak baik
tersebut. Hal ini diperkuat dengan penelitian Puspita (2013) tentang hygiene
enam sample secara acak. Hasil pengujian bakteri yang telah dilakukan pada
Nasional Indonesia (SNI) No. 7388 tahun 2009 batas maksimum cemaran
Mikroba pada pangan adalah 500 koloni/gr kemudian hasil dari pengujian
salah satu sample makanan gado – gado didapatkan bakteri coliform sebanyak
terdapat banyak penjual makanan di sepanjang jalan tersebut dan dilalui oleh
kendaraan bermotor dengan jarak kurang lebih hanya satu meter dari warung
pedagang gado – gado tersebut tepat di pinggir jalan yang banyak dilalui oleh
kendaraan bermotor.
pada saat penyiapan makanan tersebut baik di rumah, jasa katering, kantin
rumah sakit, sekolah, pangkalan militer, saat jamuan makanan atau pesta
(WHO, 2005).
(Khomsan, 2003).
tradisional murah dan mudah didapat, serta cita rasanya yang enak dan cocok
biologi atau mikrobiologi, kimia dan fisik. Adanya bahaya atau cemaran
Makanan jajajan yang berair dan tidak panas mempunyai risiko tinggi
satu makanan yang tidak panas ketika disajikan sehingga berpotensi terjadi
kontaminasi oleh mikroba. Bakteri atau mikroba dapat tumbuh dengan baik
pada suhu di atas 5˚C derajat – 60˚C pada makanan. Kontaminasi bakteri
cepat. Suhu 5˚– 60˚C pada makanan disebut “Temparature danger zone”.
antara suhu 5˚C – 60˚C. Sayuran merupakan salah satu bahan pangan yang
dan pengolahannya tidak memenuhi syarat seperti perebusan sayur pada suhu
yang tidak mencapai 60˚C selama 15 menit , hal ini bisa menjadi salah satu
faktor risiko terjadinya kontaminasi E. coli pada gado – gado (Puspita, 2013).
7
gado – gado adalah sayuran hijau yang diiris kecil – kecil seperti selada,
kubis, bunga kol, kacang panjang, taoge, wortel, mentimun, tomat, kentang
rebus telur rebus dan biasanya gado – gado menggunakan saus kacang untuk
menambah rasa enak pada sayuran. Masalah utama pada makanan gado –
gado adalah masalah keamanan yang disebabkan oleh tahap persiapan dan
gado – gado ini dalam keamanan pangan termasuk dalam zona tempetature
danger zone dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu 5˚ - 60˚ C,
hal ini tidak menutup kemungkinan makanan gado – gado memenuhi syarat
kesehatan seperti :
8
bakteri coliform.
makanan tersebut.
2015?
2015?
2015?
10. Apakah ada hubungan antara faktor ketersediaan sarana pribadi penjamah
11. Apakah ada hubungan antara faktor kegiatan penyuluhan atau pelatihan
Tahun 2015
dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015, yang dilakukan pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahan baku dan energi untuk pergerakan sistem di dalam tubuh manusia.
Makanan tradisional adalah makanan yang erat kaitannya dengan tradisi suatu
masyarakat berasal dari suatu daerah tertentu yang memberikan ciri khas
cukup kalori dan mineral. Semua unsur tersebut dalam keadaan yang
kesehatan manusia.
dan sebagainya.
mempengaruhi kesehatan.
menganggu kesehatan.
kesehatan.
2003):
15
selanjutnya.
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
jenis sayuran seperti daun selada segar, tauge rebus, kol rebus, kentang rebus,
mentimun, tahu goreng yang diiris tipis dan telur rebus. Gado – gado juga
kacang yang rasanya gurih dan di atasnya diberi taburan bawang goreng,
kerupuk serta emping melinjo, gado – gado ini banyak dijumpai di pulau
kita ingin hidup sehat. Kondisi tubuh yang bugar dan awet muda dapat
Sayuran merupakan pabrik bagi zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral.
Selain itu, sayuran merupakan gudang antioksidan dan serat pangan. Semua
zat – zat tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh agar
tetap prima. Vitamin yang banyak terdapat pada sayuran adalah vitamin C
radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan berbagai penyakit kanker. Mineral
yang banyak terdapat pada sayuran adalah zat besi, seng, mangan, kalsium
a. Persiapan Bahan
asam, daun jeruk purut, gula merah secukupnya dan 1 potong terasi
b. Proses pembuatan
terjadi kontaminasi pada benda lain seperti pada makanan (Kemenkes RI,
2003).
kimia, insekta, tikus dan partikel – partikel benda asing seperti kayu, metal,
pecahan gelas dan lain – lain, tetapi yang terpenting adalah bebas dari
sehingga hygiene perlu mendapatkan perhatian yang besar bagi setiap orang
yang menangani soal makanan. Bakteri dan bibit penyakit dari luar tubuh
dilihat oleh kasat mata, makanan yang kelihatan bersih tidak berbau
bakteri dari luar dan berkembang biak (Tarwotjo, 1998). Dalam hal ini
makanan dan minuman, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau
makanan agar tetap bersih, sehat dan aman. Adapun menurut pengertian
yang lain sanitasi makanan merupakan salah satu usaha pencegahan yang
ciri fisik dan mutunya dalam hal ini bentuk, warna, kesegaran, bau dan
diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan
mungkin disimpan baik dalam skala kecil di rumah maupun skala besar
tumbuhnya jamur
lain.
21
dan lain – lain. Hal yang diperhatikan pada peralatan masak adalah
sebagai berikut :
1) Bahan peralatan
2) Keutuhan peralatan
atau retak karena menjadi sarang bakteri. Peralatan yang tidak utuh
sumber kontaminasi
3) Fungsi
tersendiri
22
kontaminasi
4) Letak
Peralatan yang bersih dan siap digunakan sudah berada pada tempat
persyaratan sanitasi, dalam lemari atau pendingin. Hal – hal yang perlu
penyangga atau dipojok ruangan karena tikus, kecoa dan hewan lainnya
(1) Makanan masak yang disajikan panas harus tetap berada dalam
(2) Makanan yang disajikan dingin disimpan dalam keadaan dingin pada
(3) Makanan yang disimpan pada suhu di bawah 10˚ C harus dipanaskan
kembali.
b) Suhu
(2) Makanan basah harus segera disajikan pada suhu diatas 60˚ C
(3) Makanan basah yang masih lama disajikan disimpan pada suhu di
bawah 10˚C.
makanan selalu berada pada suhu dimana bakteri dapat tumbuh dan
danger zone”. Pemantauan yang cermat waktu dan suhu adalah cara yang
Makanan harus disimpan dibawah 5˚ C dan jika dimasak harus diatas 60˚
2000).
berbahaya dan beracun (B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan
kimia lain.
bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera
kertas atau boks plastik harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal
26
– bagian tubuh seperti tangan, rambut, hidung, dan mulut merupakan jalan
Menurut Stokes ketiga jenis penyakit tersebut dapat dipindahkan kepada orang
lain melalui makanan yang diolah atau disajikan penderita. Orang sehat
mikroorganisme ini tidak berbahaya, meskipun ada pula beberapa jenis bakteri
bagian lainnya)
8. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
Makanan
A. Predisposing Factors
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah
proses yang berurutan, yaitu (1) Awareness atau kesadaran, (2) Interest
baik – tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, (4) Trial atau mulai
yang positif, maka perilaku baru ini akan bersifat langgeng. Sedangkan,
29
2. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
dari sikap tidak dapat terlihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan
3. Keyakinan
keyakinan diperoleh baik dari dalam atau luar unsur dirinya, yang
4. Pendidikan
2007). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mubarak, dkk (2007)
perilakunya.
5. Lama Kerja
B. Enabling Factors
C. Reinforcing Factors
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau
1. Peranan Kuratif
3. Surveilans
sesuai.
Sebuah teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green pada tahun 1980,
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni bentuk pasif (covert behavior) dan
bentuk aktif (overt behavior). Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor
terdiri dari faktor fisik, tersedia atau tidaknya sarana dan prasarana hygiene
dan sanitasi pada penjamah makanan. Faktor pendorong terdiri dari sikap dan
Untuk memperjelas ide dan gagasan pada tinjauan pustaka yang telah
Faktor Predisposisi :
- Pengetahuan Penjamah
Makanan
- Sikap Penjamah Makanan
- Keyakinan
- Demografi (Pendidikan, Lama
Kerja)
Faktor Pendukung :
Faktor Pendorong :
Bagan 3.1 Kerangka Teori Kerangka konsep personal hygiene pada penjual makanan
tradisional gado – gado yang dijual di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih
Kecamatan Ciputat Timur tahun 2015
36
BAB III
KERANGKA KONSEP
sangat penting perannya. Pengetahuan dan sikap yang baik tentang personal
Faktor Predisposisi :
- Pengetahuan Penjamah
Makanan
Faktor Pendukung :
Faktor Pendorong :
- Kegiatan penyuluhan/Pelatihan
Hygiene dan Sanitasi
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala ukur
1. Personal Kebersihan seseorang dalam menangani Observasi Kuesioner 0= kurang baik, jika Ordinal
tidak memenuhi syarat
Hygienepeda makanan gado – gado yang dilihat
dengan skor < 23
gang secara visual yaitu menggunakan
1= baik, jika
makanan celemek, tidak merokok, tidak
memenuhi syarat
mengunyah, tidak menggunakan dengan skor ≥ 23
perhiasan yang berlebihan, memakai
pakaian bersih, mencuci tangan sebelum
menangani makanan dan setelah buang
air besar/kecil
2. Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang pernah Wawancara Kuesioner 0= SD - SMP (rendah) Ordinal
diterima oleh responden saat penelitian 1= SMA – Perguruan
dilakukan Tinggi (tinggi)
(Sofiana, 2010)
39
6 Ketersediaan Sarana pribadi yang disediakan untuk wawancara Kuesioner 0= kurang baik, jika Ordinal
sarana penjamah makanan berupa tempat cuci tidak memenuhi syarat
hygiene tangan, alat pelindung kerja (topi, dengan skor < 12
penjamah celemek, alas kaki dan penutup 1= baik, jika
makanan mulut/masker) memenuhi syarat
dengan skor ≥ 12
7 Kegiatan Kegiatan pelatihan atau penyuluhan Wawancara Kuesioner 0 = Tidak pernah Ordinal
pelatihan/Pen hygienesanitasi makanan yang pernah 1 = Pernah
yuluhan diikuti oleh penjamah makanan selama
penjamah berjualan.
makanan
41
3.3 Hipotesis
4. Terdapat hubungan antara sikap penjamah dengan personal hygiene pada penjual
Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2015.
Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2015.
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1Desain Penelitian
cross sectional. Pada rancangan penelitian dengan desain cross sectional variabel
sikap) diteliti pada saat yang bersamaan untuk mengetahui hubungan antara
Populasi penelitian ini adalah tempat penjualan makanan gado – gado yang
gado – gado. Untuk mengetahui jumlah sampel penelitian ini sudah memenuhi
syarat atau belum maka harus dihitung nilai dari kekuatan uji (β) penelitian.
43
Kemudian pengambilan sampel dilakukan secara uji beda dua proporsi dengan
rumus berikut:
n = [Z1 – α/2√ √ ]2
(P1 – P2)2
Keterangan :
beresiko
Z1-α/2 : Derajat Kemaknaan α pada dua sisi (two tail) yaitu sebesar 5% = 1,96
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Sampel
Suharsimi Arikunto (1986) sebagai berikut “apabila subjeknya kurang dari 100,
populasi”. Sehingga besar sampel untuk keperluan penelitian ini adalah sebanyak
a. Data Primer
1) Wawancara
2) Observasi
b. Data Sekunder
penelitian, perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan
realibitas alat ukur tersebut. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keabsahan suatu alat ukur. Tinggi rendahnya validitas alat ukur
suatu alat ukur cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
46
pengumpul data karena alat ukur tersebut sudah baik dan tidak memiliki sifat
korelasi antar skor masing – masing variabel dengan skor totalnya. Hasilnya
dengan nilai r tabel. Bila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung
> r tabel) maka dapat dikatakan instrumen tersebut valid (Hastono, 2011).
hasil uji validitas, diketahui bahwa nilai r hitung dari setiap pertanyaan lebih
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
nilai r pada kolom Cronbach’s alpha. Jika nilai r hitung lebih besar
Tabel 4.2
Hasil perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Cronbach’s Alpha Jumlah Pertanyaan Keterangan
0,852 29 Reliabel
variabel dikategorikan menjadi dua (ukuran ordinal) yaitu baik bila skor
(ukuran ordinal) yaitu baik bila skor ≥ 12 dan kurang baik bila skor <
12.
(ukuran ordinal) yaitu baik bila skor ≥ 23 dan kurang baik bila skor <
23.
50
d. Entry Data
e. Cleaning Data
Meneliti data apakah data yang dimasukkan kedalam program entry data
seluruh variabel yang di teliti. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square. Batas kemaknaan yang
digunakan ialah 0,05. Jika nilai p-value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara 2 variabel yang diuji dan begitu sebaliknya jika p-value < 0,05
ratio (OR), apabila nilai OR > 1 disimpulkan variabel di hitung merupakan faktor
independen bersifat faktor pencegah terhadap variabel dependen, serta bila nilai
variabel dependen.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015”
ini akan disajikan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu Analisis Univariat dan Analisis
Bivariat.
Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi PersonalHygiene Penjamah Makanan
Pada Penjual Makanan Gado – Gado di Kelurahan Pisangan,
Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015
PersonalHygiene dan n %
Sanitasi
Tidak Baik 51 63,8
Baik 29 36,2
Total 80 100
Berdasarkan perhitungan statistik yang terlihat pada Tabel 5.1
yang tidak baik memiliki jumlah yang lebih besar yaitu sebesar 51
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Penjamah Makanan pada
Penjual Makanan Gado – Gado di Kelurahan Pisangan,
Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015
Pendidikan n %
SD – SMP (Rendah) 5 6,2
SMA-Perguruan Tinggi 75 93,8
(Tinggi)
Total 80 100
tahun dan > 5 tahun. Distribusi lama bekerja dapat dilihat pada
tabel 5.3.
53
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Penjamah
Makanan Pada Penjual Makanan Gado - Gado di
Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih
Ciputat Timur Tahun 2015
Lama Kerja n %
> 5 tahun 13 16,2
≤ 5 tahun 67 83,8
Total 80 100
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penjamah Makanan Pada
Penjual Makanan Gado – Gado di Kelurahan Pisangan,
Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015
Pengetahuan n %
Tidak Baik 28 35,5
Baik 52 65
Total 80 100
Berdasarkan Tabel 5.4 didapatkan distribusi tingkat
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Sikap Penjamah Makanan Pada
Penjual Makanan Gado – Gado di Kelurahan Pisangan,
Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun
2015
Sikap N %
Tidak Baik 66 82,5
Baik 14 17,5
Total 80 100
Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan distribusi sikap penjamah
Cempaka Putih Ciputat Timur yang tidak baik lebih banyak yaitu
dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel 5.6.
55
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Sarana Pribadi Pada Penjual
Makanan Gado – Gado di Kelurahan Pisangan,
Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun
2015
Sarana Pribadi n %
Kurang memenuhi 44 55
syarat
Memenuhi syarat 36 45
Total 80 100
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan distribusi sarana pribadi
memenuhi syarat.
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Penyuluhan/ Pelatihan yang
diterima Penjual Makanan Gado – Gado di Kelurahan
Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur
Tahun 2015
Penyuluhan/Pelatihan n %
Tidak Pernah 36 45
Ya Pernah 44 55
Total 80 100
(personal hygiene) yang diuji dengan Uji Chi Square. Dari hasil uji silang
Tabel 5.8
Hubungan Antara Pendidikan Penjamah Makanan dengan
Personal HygienePada Penjual Makanan Gado – Gado di
Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat
Timur Tahun 2015
Tabel 5.9
Hubungan Antara Lama Kerja Penjamah Makanan dengan
Personal Hygiene dan Sanitasi Pada Penjual Makanan Gado
– Gado di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka
Putih Ciputat Timur Tahun 2015
responden (76,9%).
59
Tabel 5.10
Hubungan Antara Pengetahuan Penjamah Makanan dengan
Personal Hygiene Pada Penjual Makanan Gado – Gado di
Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat
Timur Tahun 2015
Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,953, yang artinya
baik.
Tabel 5.11
Hubungan Antara Sikap Responden dengan
Personal Hygiene Pada Penjual Makanan Gado –
Gado di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan
Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun 2015
Tabel 5.12
Hubungan Antara Sarana Pribadi dengan Personal
Hygiene Pada Penjual Makanan Gado – Gado di
Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka Putih
Ciputat Timur Tahun 2015
personalhygienetidak baik.
memenuhi syarat.
sebagai berikut :
denganPersonalHygiene
Tabel 5.13
Hubungan Antara Kegiatan Pelatihan atau Penyuluhan
dengan Personal Hygiene Pada Penjual Makanan Gado
– Gado di Kelurahan Pisangan, Cirendeu dan Cempaka
Putih Ciputat Timur Tahun 2015
BAB VI
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer dengan
terkait higiene dan sanitasi. Hal ini disebabkan dari sisi psikologi,
menjadi buruk.
67
dan mulut yang merupakan jalan masuknya mikroba untuk mencari makanan
dan pernapasan.
tidak baik lebih banyak yaitu sebesar 63,8%. Hasil studi ini didukung oleh
penelitian Mardewi (2013) tentang hygiene dan sanitasi pada pedagang kaki
memiliki personalhygiene yang tidak baik yaitu sebesar 69,3%. Begitu juga
penjamah makanan yang memiliki sikap tidak baik lebih banyak yaitu sebesar
80,8%. Selain itu, ternyata penjamah makanan yang tidak pernah mengikuti
kepada penjual makanan jajanan dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan
68
makanan sebesar 50%. Menurut Winarno (2004) hal yang harus dihindari dari
makanan. Hal ini dapat terjadi tanpa sepengetahuan penjamah makanan ketika
berbicara tidak sengaja cipratan air liur dari mulut dapat masuk ke makanan,
makanan atau cuci tangan yang tidak bersih karena kuku penjamah panjang
69
dan kotor, hal ini kemungkinan menjadi sumber kontaminan pada tangan
(Adams & Motarjemi, 2003). Kemudian hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa responden yang kontak langsung dengan makanan (tidak memakai alat
atau sarung tangan plastik sekali pakai) sebesar 55%. Hal ini konsumen
Dari hasil wawancara terlihat jawaban yang tidak sesuai dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang sikap setuju untuk
mencuci tangan dengan sabun dan tidak memakai perhiasan saat menjamah
makanan masing- masing sebesar 85% dan 62,5%. Padahal salah satu syarat
meningkatkan kualitas higiene saat mengolah makanan. Selain itu perlu juga
untuk menjaga kesehatan dan kebersihannya. Berikut ini akan dibahas satu
70
Timur.
hygienesanitasi makanan.
dari hasil uji chi square menghasilkan nilai p sebesar 0,654. Hasil
memiliki sikap tidak baik. Selain itu, ternyata penjamah makanan pada
mengikuti penyuluhan atau pelatihan yaitu sebesar 44%. Hal ini yang
makanan.
kategori yaitu kelompok lama kerja ≤ 5 tahun dan kelompok lama kerja
tahun lebih banyak dibandingkan kelompok lama kerja > 5 tahun yaitu
tahun lebih banyak dari lama kerja ≤ 5 tahun yaitu sebesar 82,4%.
(Mubarak dkk, 2007). Sehingga lama kerja yang lebih lama berarti
lama kerja > 5 tahun lebih besar memiliki personalhygiene yang tidak
ini sesuai dengan pernyataan Rogers dalam Fitriani (2010) hal yang
Personal hygiene yang tidak baik pada kelompok lama kerja > 5
makanan gado – gado. Hal tersebut terlihat dari hasil uji chi square
Universitas “X”.
makanan.
lama kerja > 5 tahun yang memiliki pengetahuan yang tidak baik yaitu
memiliki sikap tidak baik juga lebih banyak yaitu sebesar 92,3%. Selain
itu, ternyata penjamah makanan pada kelompok lama kerja > 5 tahun
lebih banyak yaitu sebesar 69,2%. Hal ini yang dimungkinkan tidak
dibuat cut off point yaitu dilakukan observasi terlebih dahulu sejak
dengan pengetahuan tidak baik yaitu sebesar 57,5%. Hasil studi ini di
pakaian kerja bersih, penutup rambut, celemek dan alas kaki untuk
biologi”.
pakaian bersih. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
80
khusus seperti pakaian kerja bersih, penutup rambut, celemek dan alas
hari.
suatu objek dan membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain
Variabel sikap dikelompokkan menjadi dua yaitu sikap baik dan sikap
di Lampung.
mengatakan setuju setelah dari kamar mandi tidak perlu mencuci tangan
(76,2%) mengatakan setuju teman kerja bersin atau batuk tetapi tidak
personalhygiene yang baik pula. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak
makanan sebaiknya tidak perlu memakai alat atau sarung tangan plastik
terlihat dari hasil uji chi square menghasilkan nilai p sebesar 0,760. Hasil
83
baik. Hal ini harus sesuai dengan pernyataan pada penelitian Rogers
berurutan yaitu :
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
yang tidak baik yaitu sebesar 50%. Selain itu, ternyata penjamah
tempat cuci tangan dan sabun khusus cuci tangan (Kepmenkes, 2003).
85
topi atau penutup kepala, alas kaki atau sepatu, tempat cuci tangan dan
makanan. Hal tersebut terlihat dari hasil uji chi square menghasilkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang sikap setuju
sepatu kerja, dan dalam mencuci tangan. Padahal sikap dan perilaku
memenuhi syarat juga memiliki personal hygiene yang tidak baik. Hal
lebih banyak yang memiliki sarana pribadi yang memenuhi syarat tetapi
karena sebagian besar memiliki sikap yang tidak baik maka akan
tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
mengenai hygiene sanitasi makanan lebih banyak dari pada yang tidak
pernah yaitu sebesar 55%. Hasil studi ini berbanding terbalik dengan
dari hasil uji chi square menghasilkan nilai p sebesar 0,488. Hasil
bahwa kegiatan pelatihan dipakai sebagai salah satu cara atau metode
BAB VII
7.1 SIMPULAN
Cirendeu dan Cempaka Putih Ciputat Timur yang tidak baik memiliki
tidak baik.
Cempaka Putih Ciputat Timur yang tidak baik lebih banyak yaitu sebesar
lebih banyak yaitu sebesar 55% dibandingkan dengan yang tidak pernah.
7.2 Saran
memakai alat atau sarung tangan plastik sekali pakai saat mengolah
mengolah makanan.
tangan ke makanan.
95
DAFTAR PUSTAKA
Agustina Febria, Prambayun dan Febri Fatma Fatmalina. 2009. Hygiene Sanitasi
pada Pedagang Makanan Jajanan Tradisional di Lingkungan Sekolah
Dasar di Kelurahan Demang Palembang Tahun 2009. Jurnal Kesmas.
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta. EGC
David Mc. Swane, RN, Unlon Richard. 2000. Essential of Fodd Safety and
Sanitation America.
Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Grasindo. Jakarta
Laelasari, Ela. (2015). Islam dan Keamanan Pangan. Ciputat. UIN Perss
Nanuwasa, Franklin & Munir. (2007). Tata Cara Laksana Hygiene Hidangan
Keracunan Hidangan, Jenis Bakteria. Diakses melalui
http://www.Ihsmakassar.com pada tanggal 20 Maret 2015.
Notoatmodjo, S (2011). Kesehatan Masyarakat : Ilmu & Seni. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
Pella, Darmin Ahmad & Afifah Inayati. (2011). Talent Management. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Puspita Ika dkk. (2013). Hubungan Praktik Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
terhadap cemaran E.coli Pada Makanan Gado - Gado di Sepanjang Jalan
Kota Manado. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi.
Selman A Carol dan Green R Laura. (2008). Environmental Health Specialist Self
– Reported Foodborne Ilness Outbreak Investigation Oractices. Journal of
Environment Health January – February Page 16 – 21. Volume 70. Number
6. Features.
Susanna Dewi dan Hartono Budi (2003). Pemantauan Kualitas Makanan dan
Gado – Gado di Lingkungan Kampus UI Depok Melalui Pemeriksaan
Bakteriologis. Makara, Seri Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juni 2003.
Susanna, Dewi dkk (2010). Kontaminasi Bakteri E. coli pada Peralatan Makanan
Pedagang Kaki Lima di Sepanjang Jalan Margonda Depok, Jawa Barat.
Jurnal Kesmas. Vol 5 No 3.
Tania, vina. 2008. Djakabaia 'Djalan - Djalan dan Makan di Soerabaia. CM.
Surabaya
Saya Eka Lestari Sitepu, mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini saya
sedang melakukan peneltian atau skripsi dengan tema “ANALISIS PERSONAL HYGIENE
2015”.Untuk itu saya mohon bantuan kepada Ibu/Bapak/Saudara untuk mengisi kuesioner ini
dengan sebaik – baiknya. Kerahasiaan dari jawaban anda pada kuesioner ini dapat dijamin,
untuk itu saya mohon isilah pertanyaan sesuai dengan kondisi yang sebenar – benarnya dan
Responden Peneliti
A. Data Umum
1. Nama :
2. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4.Perguruan Tinggi (D3, S1, S2)
3. Lama bekerja sebagai penjamah makanan : Tahun
32. Apakah penjamah makanan memakai pakaian bersih / pakaian kerja pada saat
menagani / menyajikan makanan?
1. Ya
2. Tidak
33. Apakah penjamah memakai celemek pada saat menangani/menyajikan makanan?
1. Ya
2. Tidak
34. Apakah penjamah makanan memakai penutup kepala/rambut pada saat
menangani/menyajikan makanan?
1. Ya
2. Tidak
35. Apakah penjamah makanan menggunakan alas kaki/sepatu kerja pada saat
menangani/menyajikan makanan?
1. Ya
2. Tidak
36. Apakah penjamah makanan menggunakan penutup mulut pada saat menangani
makanan?
1. Ya
2. Tidak
37. Apakah penjamah makanan mencuci tangan dengan sabun sebelum menangani
makanan, sesudah buang air besar, merokok, membuang sampah, meracik bahan
mentah dan lainnya?
1. Ya
2. Tidak
38. Apakah penjamah makanan selalu tidak merokok pada saat menangani makanan?
1. Ya
2. Tidak
39. Apakah penjamah makanan tidak berbicara menghadap ke makanan?
1. Ya
2. Tidak
40. Apakah penjamah makanan tidak menggaruk anggota badan pada saat menangani
makanan?
1. Ya
2. Tidak
41. Apakah penjamah makanan tidak memakai perhiasan tangan (misalnya cincin)?
1. Ya
2. Tidak
42. Apakah penjamah makanan tidak kontak langsung dengan makanan jadi?
1. Ya
2. Tidak
46. Apakah terdapat sarana pribadi untuk melindungi kebersihan makanan saat bekerja
pada penjamah makanan, seperti :
a. Pakaian bersih 1. Ya 2. Tidak
b. Celemek 1. Ya 2. Tidak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
SMP-SMA
75 93.8 93.8 100.0
(tinggi)
Lama_kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penyuluhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 28 35.0 35.0 35.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Personal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sarana
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
1. PENDIDIKAN
Case Processing Summary
Cases
Crosstab
Personal
SMP-SMA Count 48 27 75
Total Count 52 28 80
Risk Estimate
N of Valid Cases 80
2. Lama Kerja
Case Processing Summary
Cases
Crosstab
Personal
Total Count 52 28 80
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,55.
N of Valid Cases 80
3. Pengetahuan
Case Processing Summary
Cases
Crosstab
Personal
Baik Count 34 18 52
Total Count 52 28 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,80.
Risk Estimate
N of Valid Cases 80
4. Sikap
Case Processing Summary
Cases
Personal
Baik Count 10 4 14
Total Count 52 28 80
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,90.
N of Valid Cases 80
5. Fasilitas Sanitasi
Case Processing Summary
Cases
Crosstab
Personal
Memenuhisy Count 32 12 44
arat
% within Sarana 72.7% 27.3% 100.0%
Total Count 52 28 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,60.
Risk Estimate
N of Valid Cases 80
6. Penyuluhan
Case Processing Summary
Cases
Personal
Pernah Count 27 17 44
Total Count 52 28 80
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,60.
N of Valid Cases 80
LAMPIRANANALISIS UNIVARIAT
Pengetahuan
Baik Count 10 18 28
Total Count 28 52 80
Sikap
Baik Count 24 4 28
Total Count 66 14 80
Penyuluhan
Total Count 36 44 80
2. Pendidikan
Pengetahuan
SMP-SMA Count 25 50 75
Total Count 28 52 80
Sikap
SMP-SMA Count 61 14 75
Total Count 66 14 80
Penyuluhan
SMP-SMA Count 33 42 75
Total Count 36 44 80
3. Lama Kerja
Pengetahuan
Total Count 28 52 80
Sikap
Total Count 66 14 80
Penyuluhan
Total Count 36 44 80
4. Pengetahuan
Sikap
Baik Count 45 7 52
Total Count 66 14 80
Penyuluhan
Baik Count 21 31 52
Total Count 36 44 80
5. Sikap
Pengetahuan
Baik Count 7 7 14
Total Count 28 52 80
Penyuluhan
Baik Count 5 9 14
Pengetahuan
MemenuhiSy Count 19 25 44
arat
% within Sarana 43.2% 56.8% 100.0%
Total Count 28 52 80
Sikap
MemenuhiSy Count 34 10 44
arat
% within Sarana 77.3% 22.7% 100.0%
Total Count 66 14 80
Penyuluhan
MemenuhiSy Count 20 24 44
arat
% within Sarana 46.5% 54.5% 100.0%
Total Count 36 44 80
Pengetahuan
Pernah Count 13 31 44
Total Count 28 52 80
Sikap
Pernah Count 35 9 44
Total Count 66 14 80
Descriptives
Median 46.00
Variance 51.994
Minimum 25
Maximum 56
Range 31
Interquartile Range 9
Median 3.00
Variance 3.948
Std. Deviation 1.987
Minimum 1
Maximum 8
Range 7
Interquartile Range 3
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
Lama_kerja Stem-and-Leaf Plot
10,00 1 . 0000000000
17,00 2 . 00000000000000000
16,00 3 . 0000000000000000
12,00 4 . 000000000000
11,00 5 . 00000000000
5,00 6 . 00000
4,00 7 . 0000
5,00 8 . 00000
Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
N %
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Total N of Items 29
a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15.
b. The items are: p16, p17, p18, s1, s2, s3, s4, s5, s6, s7, s8, s9, s10, s11.
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Total Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted