Etik Dalam Psikiatri
Etik Dalam Psikiatri
A. Kode Profesional
Sebagian besar organisasi profesional dan kelompok bisnis memiliki kode
etik yang mencerminkan suatu konsensus mengenai standar umum tingkah laku
profesional yang sesuai. Principles of Medical Ethics dari American Medical
Association (AMA) dan Principles of Medical Ethics with Annotations Especially
Applicable to Psychiatry dari American Psychiatric Association (APA)
memaparkan standar ideal praktik dan sifat profesional praktisi. Kode ini mendesak
untuk menggunakan teknik yang terampil dan ilmiah, mengatur kesalahan sendiri
dalam profesi dan menghormati hak serta kebutuhan pasien, keluarga, kolega dan
masyarakat.
1
2
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi diterapkan apabila seseorang berespon setelah
diberikan informasi dan waktu yang cukup untuk memahami keuntungan,
risiko dan biaya dari semua opsi yang diberikan. Hal ini dapat juga berarti
menghormati hak setiap individu untuk tidak mendengarkan secara rinci dan
bahkan memilih orang lain (misalnya keluarga atau dokter) untuk
menentukan pengobatan yang terbaik untuknya.
Psikiater harus memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya kepada
pasien mengenai penyakit yang dideritanya dan pilihan pengobatan yang
tersedia. Setelah itu, pasien memerlukan waktu untuk berpikir dan berdiskusi
dengan teman atau keluarga mengenai keputusannya. Jika pasien tidak dalam
keadaan yang baik dalam membuat keputusan, maka psikiater dapat
mempertimbangkan keputusan alternatif melalui wali.
d. Keadilan (Justice)
Konsep keadilan menyangkut pada masalah penghargaan dan hukuman
serta penyaluran manfaat yang adil bagi semua pihak. Masalah yang relevan
terhadap prinsip ini mencakup apakah sumber daya harus didistribusikan
secara adil bagi yang membutuhkan, apakah mereka harus pergi ke tempat
dimana mereka berdampak besar terhadap kesejahteraan setiap individu yang
dilayani, atau kemana mereka berpengaruh besar terhadap lingkungan.
C. Masalah Spesifik
Dari sudut pandang praktis, terdapat beberapa masalah spesifik yang sering
melibatkan psikiater, diantaranya adalah pelecehan seksual, pelecehan nonseksual,
pelanggaran kerahasiaan pasien, kesalahan pengobatan (inkompeten, agen ganda)
dan aktivitas ilegal (asuransi, billing, pedagang saham).
a. Pelecehan Seksual
Sangat tidak etis bagi psikiater untuk membangun hubungan bersifat
seksual dengan pasien. Berbagai undang-undang telah diterapkan terhadap
psikiater yang melanggar prinsip ini. Beberapa diantaranya adalah undang-
undang perkosaaan dan kekerasan seksual. Banyak pasien yang telah
memenangkan banyak gugatan dalam kasus malpraktik ini. Namun, sanksi
pelanggaran ini masih merupakan perdebatan etik.
Masalah hubungan yang bersifat seksual antara dokter dengan mantan
pasien termasuk pelanggaran prinsip etik, walaupun masih kontroversial.
Pepatah “sekali menjadi pasien, akan tetap menjadi pasien” menegaskan
4
bahwa segala keterlibatan dengan mantan pasien harus dilarang, bahkan yang
mengarah kepada pernikahan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa reaksi
transference yang selalu ada antara pasien dan terapis mencegah keputusan
logis mengenai emosi dan hubungan seksual antara kedua belah pihak.
Sedangkan yang lain bersikeras bahwa bila reaksi transferense itu masih ada,
maka terapi dikatakan tidak selesai, dan sebagai manusia otonom, mantan
pasien tersebut tidak boleh menjadi subjek moralitas paternalistik dokter.
Dengan demikian, sebenarnya tidak ada sanksi yang melarang keterlibatan
emosional atau seksual antara psikiater dengan mantan pasien. Beberapa
psikiater berpendapat bahwa terdapat rentang waktu yang “normal” sebelum
hubungan itu terbentuk. Periode waktu yang dimaksud juga masih
kontrovesial, beberapa sumber menyebutkan dua tahun. Psikiater lain
berpendapat bahwa pembatasan waktu tersebut merupakan hal yang sia-sia
karena The Principles menyatakan bahwa aktivitias seksual baik dengan
pasien sekarang maupun mantan pasien adalah tidak etis.
Walaupun tidak disebutkan dalam The Principles, aktivitas seskual
dengan anggota keluarga pasien juga merupakan perilaku tidak etis. Hal ini
sangat penting, terutama ketika psikiater berhadapan dengan pasien anak atau
remaja. Dalam kebanyakan program pelatihan anak dan remaja, psikiater
menganggap bahwa orang tua pasien merupakan pasien juga, sehingga aturan
dan etika yang berlaku kepada pasien juga berlaku kepada orang tua.
Meskipun demikian, beberapa psikiater keliru dalam memahami konsep ini.
Salah satu contoh nyata pelecehan seksual di lingkungan psikiatri
dilaporkam dalam Medical Board of California Action report (bulan Juli
tahun 2006) mengenai seorang psikiater yang memiliki hubungan terlarang
dengan pasien skizofrenia selama 7 tahun. Dokter tersebut tidak hanya
berhubungan seksual dengan pasien, tapi juga memiliki praktik prostitusi
dimana pasien dan dokter ada di dalamnya. Sebagai imbalan, dokter tersebut
memberikan resep berisi obat-obat terlarang kepada pasien. Untuk menutupi
hal ini, aktivitias tersebut di sebut dengan terapi kelompok. Sampai pada
5
b. Pelecehan Non-seksual
Hubungan antara dokter dan pasien dalam rangka memberikan terapi
yang adekuat terhadap pasien disebut hubungan dokter-pasien. Hubungan
tersebut memiliki batas-batas tertentu yang dapat saja dilanggar oleh salah
satu pihak.
Tidak semua pelanggaran batas disebut hubungan dokter-pasien disebut
kejahatan. Sebagai contoh, pasien dapat mengatakan kepada dokter di akhir
sesi terapi, “Dok, uang saya ketinggalan di rumah dan saya butuh uang untuk
membayar parkir. Bolehkah saya meminjam uang, Dok?” Pada kondisi ini,
pasien mencoba melanggar batas hubungan dokter-pasien. Berdasarkan
orientasi teoritis dokter, situasi saat itu dan faktor-faktor lain,, dokter juga
dapat memilih untuk melanggar batas. Apakah pelanggaran batas juga
termasuk kejahatan, masih merupakan suatu perdebatan. Ada pernyatan yang
menyatakan bahwa pelanggaran batas yang eksploitatiflah yang dapat disebut
kejahatan. Dokter bertanggung jawab untuk menjaga batas antara dokter dan
pasien dengan meminimalkan pelanggaran batas dan mencegah terjadinya
eksploitasi.
Merugikan pasien bukan termasuk kejahatan pelanggaran batas.
Sebagai contoh, penggunaan informasi yang berasal dari pasien termasuk
dalam pelanggaran batas non-etik, walaupun tidak terdapat kerugian nyata
yang dapat timbul kepada pasien.
1. Pekerjaan
Hampir semua hubungan kerja dengan mantan pasien bermasalah
dan hubungan kerja dengan pasien saat ini tidak beretik. Alaminya,
keadaan dan lokasi dapat memainkan peran yang signifikan terhadap
6
2. Falsafah
Falsafah seseorang dapat mengaburkan pertimbangan dan dapat
menyebabkan penyimpangan etik. Oleh karena itu, setiap keputusan
klinis haruslah dibuat untuk kebaikan pasien. Seorang psikiater harus
menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya dan
tatalaksana apa saja yang dapat diberikan. Tatalaksana yang terbaik
menurut psikiater haruslah disarankan kepada pasien, tetapi pada
akhirnya pasien bebas untuk menentukannya sendiri.
3. Sosial
Situasi dan kondisi harus selalu dipertimbangkan dalam diskusi
mengenai perilaku seorang psikiater beretika dalam lingkungan sosial.
Prinsipnya secara keseluruhan adalah batas-batas hubungan psikiater-
pasien harus dihargai. Prinsip ini harus digunakan sebisa mungkin
untuk kepentingan pasien. Masalah sering muncul pada sesi terapi
ketika batas hubungan dokter-pasien dilanggar dan persahabatan
terbentuk. Objektivitas dikompromikan, netralitas pengobatan
terganggu, dan faktor-faktor lain di luar kesadaran kedua belah pihak
dapat memperparah keadaan. Persahabatan seperti ini harus dihindari
selama terapi untuk menghindari konflik yang mungkin dapat terjadi.
4. Keuangan
7
c. Kerahasiaan
Kerahasiaan merujuk kepada tanggung jawab psikiater untuk tidak
menyebarkan informasi pasien yang didapat dari sesi terapi kepada pihak
ketiga. Hak istimewa merujuk kepada hak pasien untuk mencegah kebocoran
informasinya pada sesi terapi di mata hukum. Psikiater harus menjaga
kerahasiaan pasien, karena dengan prasyarat tersebut pasien mau berbicara
secara bebas. Membocorkan rahasia pasien berarti tidak memegang prinsip
nonmaleficience sehingga akan mempermalukan pasien. Membocorkan
rahasia pasien juga melanggar perjanjian yang secara implisit atau eksplisit
psikiater jaga.
Kerahasiaan pasien juga dapat digunakan untuk melindungi orang lain
ketika pasien membuat ancaman yang serius. Situasi dapat menjadi rumit
ketika risiko tidak hanya mengenai orang tertentu, seperti ketika dokter
mengalami gangguan atau keadaan mental seseorang mempengaruhi
kinerjanya akan pekerjaan yang berbahaya, seperti polisi, pemadam
kebakaran atau operator mesin. Situasi rumit juga dapat muncul ketika
perusahaan asuransi meminta data rinci mengenai kerahasiaan pasien,
sehingga pasien harus diinformasikan terlebih dahulu bahwa kerahasiaan
informasinya dapat diketahui oleh perusahaan asuransi.
Berbagai situasi dapat muncul karena penggunaan data pasien.
Menyikapi hal ini, maka informasi hanya diberikan sesuai dengan keperluan.
8
bekerja. Kegiatan memonitor ini harus dilakukan oleh dokter yang independen atau
kelompok dokter yang tidak memiliki kepentingan terkait.
Office of Professional Medical Conduct (OPMC) di negara bagian New York
mengatur praktik kedokteran dengan menginvestigasi praktik ilegal atau tidak etis
yang dilakukan oleh dokter dan profesional kesehatan lain, seperti asisten dokter.
Lembaga pengatur yang serupa juga ada di negara bagian lain. Kesalahan
profesional di negara bagian New York didefinisikan sebagai salah satu dari hal
berikut:
1. Berpraktik secara curang dan jelas lalai atau inkompeten
2. Berpraktik saat kemampuannya terganggu
3. Terbiasa mabuk atau menggunakan narkotika atau menggunakan zat lain yang
memiliki efek yang serupa
4. Melakukan tindakan asusila dalam praktik profesi
5. Mengizinkan, membantu, atau bekerja sama dengan orang tak berizin untuk
melakukan aktivitas yang memerlukan izin
6. Menolak melayani klien atau pasien karena perbedaan kepercayaan, warna
kulit atau asal negara
7. Berpraktik di luar lingkup yang diizinkan oleh hukum
8. Dihukum karena melakukan kejahatan atau menjadi pelaku tindakan
pendisiplinan di yurisdiksi lain
Pengaduan kesalahan profesi utamanya berasal dari masyarakat umum, di
samping perusahaan asuransi, lembaga penegak hukum dan dokter.
Komitmen
- Kompetensi Profesional. Dokter harus berkomitmen untuk belajar
sepanjang hayat. Profesi ini secara keseluruhan harus melihat bahwa seluruh
anggotanya kompeten.
- Kejujuran terhadap Pasien. Dokter harus memastikan bahwa pasien secara
jujur dan sadar telah diberikan informasi mengenai pilihan terapi yang
tersedia dan dokter harus membiarkan pasien untuk memilih. Dokter juga
harus menginformasikan bahwa dapat terjadi kesalahan yang dapat melukai
pasien selama sesi terapi. Jika terjadi kecelakaan akibat kesalahan dokter,
maka dokter tersebut harus segera memberitahukan kepada pasien. Karena
bila tidak, maka hal itu dapat merusak kepercayaan pasien dan masyarakat
12
G. Psikiater Militer
13