PDF To Word
PDF To Word
KAMAR OPERASI
2018
RS SENTOSA 1
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB V : Logistik
RS SENTOSA 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kamar operasi / Operating Theatre (OT) RS Sentosa merupakan salah satu unit khusus di
Rumah Sakit (RS) yang berfungsi sebagai ruang tindakan pembedahan, baik yang
bersifat elektif maupun emergensi, selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan
pemulihan kesehatan bagi pasien yang berfokus pada patient safety (keamanan dan
keselamatan pasien).
Keamanan dan keselamatan pasien selama di RS perlu diperhatikan, oleh karena itu OT
sangat memerlukan perhatian khusus dalam hal fasilitas atau peralatan yang harus
memenuhi standar, dimana standar tersebut juga disesuaikan dengan sentralisasi dari
pelayanan di RS Sentosasehingga sangat besar manfaatnya bagi pelayanan yang dikelola
secara profesional baik dari segi fasilitas maupun Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai
dengan kompetensinya.
RS SENTOSA 3
pendokumentasian catatan medik pasien yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam
memberikan perawatan baik yang berada di OT maupun ruangan lainnya, sedangkan
kelengkapan fasilitas peralatan dengan tekhnologi canggih atau terkini bukan satu-
satunya alat pembanding mutu dari RS.
Untuk mewujudkan hal itu, disusunlah Pedoman Pelayanan Kamar Bedah ini untuk
menjadi acuan setiap pelayanan yang akin diberikan di kamar operasi.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
RS SENTOSA 4
bersifat terencana maupun emergensi, baik yang dilakukan dengan lokal anestesi maupun
dengan pembiusan. Pelayanan pembedahan di OT bisa berasal dari AE, IPD, OPD, ODC,
ICU/ HCU, LDS. Mengingat kedatangan pasien yang berasal dari emergensi tidak dapat
diprediksi, oleh karena itu, pelayanan terhadap pasien di OT RS Sentosa berlangsung 24
jam setiap harinya, sehingga staf yang bekerja di OT maupun dokter juga harus dalam
keadaan siap memberikan pelayanan, baik dengan ada di tempat (onsite) atau dengan
panggilan jika ada pasien sesuai jadwal jaga yang sudah ditentuka setiap awal bulan.
D. Batasan Operasional
Pelayanan terhadap pasien yang berada di OT dapat berasal dari ruang rawat inap, One Day
Care (ODC), Accident & Emergency, Labour Delivery Suite (LDS), Intensive Care Unit
(ICU). Pasien yang berasal dari ruang tersebut diatas setelah dilakukan serah terima di
transfer area dapat langsung masuk ke ruang tindakan jika tindakan tersebut cito,
sedangkan pada pasien yang electif atau terencana masuk ke ruang preparation room dan
dokter anesthesia atau tim bedah dapat melengkapi assessment di ruang tersebut
E. Landasan Hukum
RS SENTOSA 5
pekerjaan perawat anestesi
7. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
10. Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah di Rumah Sakit Tahun 2011
11. No 11 thn 2017 mengenai keselamatan pasien
RS SENTOSA 6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. IDENTIFIKASI JABATAN
Memmbantu Kepala Divisi Penunjang Klinis dan Pelayanan Medis, dalam hal
mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan di Kamar Bedah dan Kamar
Pemulihan serta CSSD sehingga dapat terlaksana dengan baik.
RS SENTOSA 7
4. Merencanakan dan menyusun serta melaksanakan jadwal pertemuan berkala
dikamar operasi.
5. Melaksanakan dan mengawasi tata tertib pelayanan dikamar operasi sesuai
kebijakan yang ditetapkan.
6. Mengadakan dan memelihara kerjasama yang baik dengan bagian yang terkait
dalam hubungan fungsional.
7. Bersama-sama dengan karyawan yang menjadi tanggung jawabnya
menciptakan suasana kerja yang baik sehingga mutu pelayanan kepada pasien
dapat terjaga.
8. Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dikamar
operasi maupun antar bagian di lingkungan rumah sakit.
9. Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan karyawan yang menjadi
tanggung jawabnya serta memberikan petunjuk untuk pelaksanaan tugas.
Apabila terjadi penyimpangan dapat mengambil langkah yang diperlukan dan
melaporkan hal tersebut, mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung
jawab kepada atasan.
10. Mengawasi pelaksanaan pelayanan dikamar operasi.
11. Mengkoordinir tenaga yang membantu dalam pelayanan Dokter Spesialis baik
pelayanan medis maupun administratif.
12. Mengawasi tertib administrasi dikamar operasi antara lain rekam medis
pasien(termasuk resuma apabila pasien keluar dari ICU), administrasi
keuangan, obat-obatan, alat kesehatan, alat rumah tangga dan lain-lain.
13. Mengikuti rapat/ pertemuan rutin dengan Kepala Divisi Penunjang Klinis dan
Pelayanan Medis serta rapat/ pertemuan lain apabila diminta.
14. Menerima dan melaksanakan tugas sebagai anggota panitia/ subkomite atau
tugas lain atas penunjukan direktur.
15. Membuat laporan kegiatan kamar operasi secara berkala setiap triwulan dan
tahunan.
16. Melakukan pengawasan dan pengendalian bahaya dan resiko kecelakaan kerja
di kamar operasi, yaitu:
16.1 Memahami kebijakan K3 secara menyeluruh
RS SENTOSA 8
16.2 Mengerti dan mampu melakukan prosedur tanggap darurat/
emergency prosedure.
16.3 Mampu melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja K3
16.4 Mampu megisis formulir insiden/ kecelakaan kerja
16.5 Mampu melakukan investigasi dan analisa insiden/ kecelakaan kerja.
d. DIMENSI JABATAN
1. Dimensi Keuangan
e. HUBUNGAN KERJA
1. Internal Perusahaan
2. Eksternal Perusahaan
f. WEWENANG
RS SENTOSA 9
1. Memberi dan membagi tugas karyawan yang menjadi tanggung jawabnya
untuk kelancaran pelayanan kepada pasien
2. Membuat prosedur pelayanan dikamar operasi sesuai standar Siloam
Hospitals
3. Menganalisa kebutuhan, menyusun rencana pengembangan karir,
mengendalikan produktifitas serta menevaluasi kinerja SDM di kamar
operasi.
4. Memberikan ijin dan cuti kepada karyawan yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
mempertimbangkan kelancaran pelayanan kepada pasien dikamar operasi
g. SPESIFIKASI JABATAN
a. IDENTIFIKASI JABATAN
Membantu Kepala Divisi Penunjang Klinis dan Pelayanan Medis, dalam hal
mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan anesthesia di RS
sehingga dapat terlaksana dengan baik.
3. HEAD NURSE
a. Pendidikan
RS SENTOSA 11
□ Diutamakan S1 keperawatan/ Ners, pernah menjadi Ketua Tim/ Perawat
Primer atau Duty Manager
□ Mengikuti pelatihan manajemen kepala bangsal keperawatan
□ Mengikuti pelatihan CPR/ACLS
b. Ketrampilan Teknis
RS SENTOSA 12
□ Loyalitas dan dedikasi tinggi
d. Kecakapan Lain
□ Mampu berbahasa inggris denga baik (tulisan maupun lisan) dan bisa
mengoperasikan komputer dengan baik
4. PERAWAT BEDAH
a. Pendidikan
b. Ketrampilan Teknis
□ Menguasai standar asuhan keperawatan Bedah dan mampu bekerja dalam tim
RS SENTOSA 13
tindak lanjut dari setiap permasalahan yang ada
□ Memastikan semua fasilitas penunjang berfungsi dengan baik dan lengkap
setiap hari
□ Mampu menyusun perencanaan dan pelaporan setiap shift
□ Membuat pendokumentasian asuhan keperawatan
□ Membuat pendokumentasian asuhan keperawatan
d. Kecakapan Lain
□ Mampu berbahasa inggris denga baik (tulisan maupun lisan) dan bisa
mengoperasikan komputer dengan baik
5. PERAWAT ANESTESI
a. Pendidikan
e. Ketrampilan Teknis
RS SENTOSA 14
anesthesia.
□ Memahami dan menerapkan peran fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat
anestesi
□ Memahami masalah2 yang terkait dengan dsisiplin, etik keperawatan, dan
hukum
□ Menguasai prosedur keperawatan umum dan kamar bedah yang berkaitan
dengan anestesi
□ Mampu memberikan motivasi pada orang lain dan konsisten dalam
menetapkan peraturan RS
□ Menciptakan lingkungan dan area kerja yang aman dan nyaman
□ Mampu melakukan komunikasi dengan baik terhadap pasien dan profesi lain
□ Sense of belonging
□ Memiliki ide2 untuk pengembangan dan peningkatan mutu keperawatan
□ Mampu menganalisa setiap permasalahan dalam tim dan melaksanakan tindak
lanjut dari setiap permasalahan yang ada
□ Memastikan semua fasilitas penunjang berfungsi dengan baik dan lengkap
setiap hari terutama alat-alat anestesi
□ Mampu menyusun perencanaan dan pelaporan setiap shift
□ Membuat pendokumentasian asuhan keperawatan
□ Membuat pendokumentasian asuhan keperawatan
g. Kecakapan Lain
□ Mampu berbahasa inggris dengan baik (tulisan maupun lisan) dan bisa
mengoperasikan komputer dengan baik
RS SENTOSA 15
6. ASISTEN PERAWAT KESEHATAN (HCA)
a. Pendidikan
b. Ketrampilan Teknis
RS SENTOSA 16
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah
Kategori Kategori Peran dan
Kebutuhan Beban Kerja
Staf Tugas
Staf
HN/ Senior 1 perawat
Incharge Mengkoordinir jadwal operasi dan staff
staf pershift
□ Perawat asisten menjadi asisten dokter bedah
3 perawat OT Perawat asisten
□ Perawat instrumen menjadi perawat
OT Room pertim Perawat instrument
instrumentator bedah.
pershift Perawat sirkulasi
□ Perawat sirkulasi bertugas melengkapi
Recovery 1 Perawat Bertugas menerima pasien dan memonitor pasien
Perawat anesthesi
Room perhift di prep room & RR.
C. Pengaturan Jaga
Suatu organisasi pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa departemen salah satunmya
adalah: departemen OT. Adanya departemen tentunya membutuhkan staf yang akan
memberikan pelayanan kesehatan yaitu tindakan operasi. Kebutuhan staf atau ketenagaan
disesuaikan dengan jenis pelayanan operasi yang dilakukan di OT Siloam Hospitals,
dimulai dengan operasi ringan sampai operasi berat serta tergantung juga dari spesialisasi
dokter bedah tersebut. Ketenagaan juga akan berkaitan dengan sentralisasi atau center of
excelleance dari masing-masing RS sehingga dapat menentukan jumlah kebutuhan yang
dimulai dari parawat di ruang pemulihan / recovery room (RR), perawat steril (Perawat
asisten & instrumen), perawat anestesi
RS SENTOSA 17
maupun tenaga penunjang lainnya yang berkaitan dalam pelayanan di OT.
Di RS Sentosa pengaturan jaga sudah diatur dalam jadwal dinas setiap awal bulan yang
telah disusun oleh Head Nurse dan sudah disetujui oleh HDON dan Kepala Departemen
untuk 1 bulan ke depan yang terdiri dari minimal 1 perawat senior, 1 perawat bedah, 1
perawat instrumen, 1 perawat instrumen dan 1 perawat anesthesia setiap shiftnya. Namun
begitu, jika ada kebutuhan tenaga yang lebih pada waktu tertentu, incharge malam akan
mengatur kembali ketenagaan disesuaikan dengan jumlah operasi dan kesibukan esok hari
sehingga bisa mengefektifkan ketenagaan
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat untuk
melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua kegiatan
pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 4 shift dalam 24
jam yaitu:
Jika ada kekurangan tenaga untuk operasi diwaktu malam hari, terdapat jadwal On Call
yang berlaku dari Jam 20.30 sampai dengan 07.30 pagi.
RS SENTOSA 18
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
RS SENTOSA 19
B. Standar Fasilitas
RS SENTOSA 20
7 OT Room C Ruang tidakan 1. Lantai dari vinyl dan tidak
pembedahan untuk bersudut disetiap ruang OT.
operasi bersih 2. Pendan 2 buah, mesin anesthesia,
bed side monitor.
3. Meja operasi merk Maquet (arm
board 2 bh, seat belt)
4. Sumber listrrik selain dari PLN
harus tersambung generator & UPS
5. Lampu operasi merk Maquet
6. Trolley instrumen 2 bh, trolley
gown 1 bh, trolley mayo 1 bh,
trolley intrubasi 1 bh, trolley spinal
1 bh, trolley consumable 1 bh.
7. X Ray viewer 3 bank 1 bh, tempat
sampah medis , non medis dan
tempat sampah medis beroda, serta
tempat linen kotor.
8. Dingklik/foot step dan kursi untuk
dokter anestesi serta untuk
operator dan asisten (jika operasi
dalam posisi duduk).
9. Jam dinding & hygrometer.
10. AC HEPA filter dan tekanan udara
positif (suhu 18 -22°C,
kelembaban udara 45 - 65% ,
Tekanan +8, perputaran udara dari
AC dan kultur udara 10 CFU/m3
(Kemenkes No 1204/ Menkes/ SK/
X/ 2004 hal 59 maupun KRS-
SHOT - 001).
11. TV monitor dan komputer untuk
membuka Instapacs.
12. Troley alkes untuk bedah sesuai
operasi
13. Troley alkes untuk anesthesia.
14.Rak stainless untuk menyimpan
asesoris meja operasi sementara.
RS Sentosa 21
vi. Trolley instrumen 2 bh, trolley
gown 1 bh, trolley mayo 1 bh,
vii. Tv monitor untuk melihat
Instapacs, tempat sampah medis ,
non medis dan tempat sampah
medis beroda, serta tempat linen
kotor.
iii. Dingklik/foot step dan kursi untuk
dokter anestesi serta untuk
operator dan asisten (jika operasi
dalam posisi duduk).
ix. Jam dinding & hygrometer.
x. Troley alkes untuk bedah sesuai
operasi
xi. Troley anesthesia sesuai operasi
xii. Rak stainless untuk menyimpan
asesoris meja operasi sementara.
iii. Hepafilter udara positif (suhu 18 -
22°C, kelembaban udara 45 - 65%
, Tekanan +8, perputaran udara
dari AC dan kultur udara 10
CFU/m3 (Kemenkes No 1204/
Menkes/ SK/ X/ 2004 hal 59
maupun KRS-SHOT - 001).
RS Sentosa 22
9 OT Room E Ruang tidakan 1. Lantai dari vinyl dan tidak
pembedahan untuk bersudut disetiap ruang OT.
operasi kotor 2. Pendan 2 buah, mesin anesthesia,
bed side monitor.
3. Meja operasi merk Mindray (arm
board 2 bh, seat belt, penopang
kaki 2 buah)
4. Sumber listrrik selain dari PLN
harus tersambung generator &
UPS
5. Lampu operasi merk Mindray
6. Trolley instrumen 2 bh, trolley
gown 1 bh, trolley mayo 1 bh,
7. TV monitor untuk melihat
Instapacs, tempat sampah medis ,
non medis dan tempat sampah
medis beroda, serta tempat linen
kotor.
8. Dingklik/foot step dan kursi untuk
dokter anestesi serta untuk
operator dan asisten (jika operasi
dalam posisi duduk).
9. Jam dinding & hygrometer.
10. Troley alkes untuk bedah sesuai
operasi
11. Troley anesthesia sesuai operasi
12. Rak stainless untuk menyimpan
13. Hepafilter udara positif (suhu 18 -
22°C, kelembaban udara 45 - 65%
, Tekanan +8, perputaran udara
dari AC dan kultur udara 10
CFU/m3 (Kemenkes No 1204/
Menkes/ SK/ X/ 2004 hal 59
maupun KRS-SHOT - 001)
RS Sentosa 23
11 Steril Storage Tempat menyimpan 1. Rak besi, jolly box sedang dan
set instrument dan besar, serta container
instrument lepasan 2. Meja instrument utuk operasi
yang sudah 3. Troley neuro
disterilkan dari
CSSD
12 Nurse Station Tempat menulis 1. Meja nurse station, kursi,
laporan maupun telepon, tempat sampah non
medis, tempat sampah medis
pendokumentasian 2. Komputer dan printer &
catatan rekam telepon.
medis pasien. 3. Rak tempat menyimpan form.
4. Documentation book, booking
book.
5. Jam dinding
6. White board dilapisi kaca.
14 Ruang Ruang istirahat untuk tim 1. Tempat tidur tingkat, Meja sedang
OT
Istirahat
RS Sentosa 24
15 Change Room Ruang ganti staf dan 1. Toilet, tempat sampah non medis.
dokter 2. Wastafel, cermin, tempat
Male & Female
sampah, brackhet tissue dan
trolley linen.
3. Lemari tempat menyimpan barang-
barang berharga(loker)
16 Staf Lounge Ruang makan staf dan 1. Dispenser, galon air minum, Meja
dokter setelah dan kursi makan
melakukan tindakan. 2. Meja dan Rak piring untuk
menempatkan gelas atau piring
setelah dicuci.
3. Sink dan kran air mengalir, jam
dinding.
4. Tempat sampah non medis
5. Canvas Board.
6. Televisi
7. Kulkas makanan
17 Sterile Koridor Tempat lalu lalang staf 1. Scrub sink dan brackhet
dan transfer bed pasien desinfektan dan cermin.
2. Brackhet tissue dan tempat
sampah non medis & jam
dinding.
3. Meja untuk apron plastik dan
scrub brush
RS Sentosa 25
BAB IV
Jenis Pelayanan
Pelayanan pasien di RS khususnya dibagian OT dapat beroperasional selama 24 jam baik yang
bersifat elektif maupun emergency, untuk pelayanan pasien yang elektif tentunya dapat diatur
sesuai dengan ketenagaan maupun sistem kerja dibagian OT. Sistem kerja petugas atau perawat
dan doter di OT dapat diatur dengan cara seperti jaga ditempat bagi perawat maupun doter
anesthesia sesuai dengan jadwal jaganya, hal ini untuk menghindari keterlambatan tindakan
bagi pasien yang masuk RS dengan kategori sangat membutuhkan pelayanan dengan segera
diunit OT
a. Bedah Umum
b. Bedah Saraf
c. Bedah Plastik
d. Bedah Orthopedi
e. Bedah Urologi
f. Obsgyn
g. THT
h. Mata
RS Sentosa 26
Pembagian Daerah-daerah di Kamar Operasi
a. Daerah Kotor
Daerah atau koridor jalur untuk distribusi linen kotor bekas operasi yang akan
dipilah dan dikirim ke Laundry. Juga alur instrument bekas operasi sebelum dikirim
ke CSSD untuk dilakukan pencucian dan penyeterilan.
b. Daerah Bebas
Daerah bebas merupakan daerah dimana pembatasan baju dan alas kaki masih bisa
dari luar/ belum perlu ganti baju dan alas kaki. (Pantry, Ruang tunggu, Ruang
konsultasi).
c. Daerah Bersih
Daerah pembatasan alas kaki, jadi petugas, keluarga pasien harus ganti alas kaki
atau melepas alas kaki jika ingin masuk area ini.
RS SENTOSA 27
Area restriktik adalah derah dimana pengunjung tidak diijinkan masuk, petugas
harus memakai perlengkapan khusus(topi, masker, alas kaki, pakaian khusus),
harus ganti baju, tidak boleh dirangkap.
a. Persiapan alat-alat
o Keutuhan dari bungkusan atau kemasan tersebut (tidak robek, tidak terbuka, tidak
kotor).
o Kelembaban dari kemasan atau bungkusan.
o Tanggal steril harus tercantum di bagian luar pembungkus, tanda expire date
harus ada. Jika sudah expire, makan alat tidak boleh dipakai dan segera dikirim
ke CSSD untuk disteril ulang.
RS SENTOSA 28
dan masih terbukti jika alat tersebut masih berfungsi dengan baik serta hasil kultur
sterilitas yang masih dalam batas aman untuk pemakaian.
□ Persiapan alat-alat untuk operasi disiapkan tim operasi minimal 1 jam sebelum
jadwal operasi. Persiapan operasi dalam hal ini meliputi:
b. Ventilasi
Udara yang masuk kamar bedah disaring bebas debu dan kuman, hepafilter diganti
setiap 12 bulan sekali, yaitu pada bulan Juli. Jika sebelum 12 bulan ada
ketidaknormalan pemantauan suhu, tekanan dan kelembaban kamar operasi,
penggantian hepafilter bisa saja dilakukan untuk mendapatkan hasil tekanan, suhu dan
kelembaban yang sesuai standar. Pemeriksaan kultur udara kamar operasi dilakukan
setiap 1 tahun sekali atau jika diperlukan. Suhu dan kelembaban udara harus diatur,
suhu antara 180 -220 C, kelembaban antara 45-65%, tekanan dibanding dengan koridor
diatas +8. Pemeriksaan suhu, tekanan dan kelembaban kamar operasi di cek 3 kali
sehari atau setiap pergantian shift, jika ada ketidaknormalan maka petugas OT akan
melaporkan hal tersebut kepada building maintenance agar bisa segera dilakukan
pemeriksaan dan perbaikan apabila diperlukan.
□ Lantai harus sudah dibersihkan dan dipel dengan cairan khusus( Hexaquart plus)
yang memang khsusu dipakai untuk disinfeksi lantai kamar operasi.
□ Pastikan meja operasi, meja instrumen, meja mayo sudah di lap dengan cairan
khusus untuk pembersihan permukaan meja stainless
□ Pastikan semua asesoris meja operasi yang akin dipakai sudah dilap dan
dibersihkan dengan cairan khusus untuk operasi
RS SENTOSA 29
B. Syarat-Syarat Bekerja di Kamar Operasi
a. Displin yang tinggi dalam menjalankan peraturan sepsis jangan banyak bicara.
b. Jangan banyak mondar-mandir dan usahakan jangan terlalu banyak orang dalam kamar
operasi.
c. Kesehatan dan kebersihan.
d. Petugas kamar operasi harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan (karier
sangat sukar ditentukan).
e. Perlengkapan petugas:
Pada lalu lintas ini perlu diingat adanya daerah-daerah bebas, area semirestriktik, daerah
bersih dan area restriktik.
RS SENTOSA 30
Lalu lintas meliputi:
a. Petugas buka alas kaki, masuk ruang bedah lewat pintu khusus, menuju ruang
ganti pakaian (daerah bersih)
b. Petugas ganti pakaian dengan pakaian khusus bedah (tidak boleh dirangkap) dan
cuci tangan.
c. Pakaian petugas disimpan dalam lemari pakaian yang sudah disiapkan.
d. Petugas masuk dalam area restriktik dalam kedaan sudah memakai tutup kepala,
masker dan alas kaki khusus.
e. Bila sudah selesai bekerja petugas keluar melalui jalur yang sama waktu masuk
dengan meletakkan kembali perlengkapan-perlengkapan yang sudah dipakai di
tempat yang sudah ditentukan.
RS SENTOSA 31
d. Selesai operasi pasien dibawa ke kamar pemulihan atau ruang sadar pulih dengan
menggunakan Brankard Instalasi Kamar Operasi dan memakai pakaian bedah.
e. Pasien keluar dari kamar pemulihan menuju ruangan lewat pintu ruang pulih
sadar.
• Sebelum operasi dimulai, semua alat yang mungkin akan dipakai sudah
dipersiapkan di dalam kamar operasi.
• Setelah selesai operasi, semua alat yang sudah dipakai harus segera dibawa ke
tempat pencucian sementara lewat jalur khusus instrument kotor, kemudian disiram
dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa darah yang masih menempel.
• Kirim instrument kotor yang sudah direndam di dalam cairan enzimatik tersebut ke
CSSD lewat lift khusus instrument kotor dan segera info kepada petugas CSSD jika
ada alat kotor.
• Instrumen dicuci, dipack, disterilkan dan dikirim kembali ke OT untuk disimpan
dan siap digunakan.
• Instrument yang sudah disterikan dan siap dipakai, dikirim oleh petugas CSSD
lewat lift khusus instrument bersih.
• Linen yang sudah dipakai dimasukan kedalam troley linen kotor setelah
sebelumnya diperiksa jika ada instrument tertinggal dan akin dikirim ke laundry
untuk tatalaksana selanjutnya.
• Alat–alat disposable yang sudah dipakai dimasukkan ke dalam kantong atau tempat
khusus dan dikirim ke bagian pembakaran.
RS SENTOSA 32
D. Tata Laksana Pembedahan pada Pasien dengan HIV dan Hepatitis B dan C
d. Personil kamar operasi harus memakai apron plastik kedap air di bawah jas operasi
memakai pelindung mata (kaca mata) dan pelindung muka, memakai sarung tangan
rangkap dua.
e. Personil dalam kamar operasi sesedikit mungkin dan alat-alat yang diperlukan saja,
harus ada dua orang perawat keliling: 1 orang di dalam dan 1 orang lagi di luar
untuk menghindari kontaminasi ke luar ruangan.
f. Perawat keliling juga harus menggunakan sarung tangan, pelindung mata dan muka,
apron plastik kedap air di bawah jas operasi yang steril.
g. Harus memakai linen disposable, meja operasi dilapisi plastik supaya darah bekas
operasi tidak mengenai tempat tidur
h. Pasien dibawa ke ruang pemulihan setelah sadar benar.
i. Instrumen yang telah dipakai dipisahkan dengan instrumen yang lain dan segera
dikirim ke CSSD dengan diberikan tanda instrumen infeksius serta info kepada
petugas CSSD
j. Perawat yang mencuci instrumen tersebut harus memakai perlengkapan seperti:
RS SENTOSA 33
• Pelindung mata (kaca mata), pelindung wajah ini sangat penting dengan
banyaknya percikan-percikan air yang mengandung kuman.
a. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernapasan atau udara dan bebas dari luka terbuka.
b. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat
darah.
c. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus mengganti pakaian dengan
pakaian yang khusus dipakai untuk bekerja di ruang tersebut, termasuk alas kaki,
pakaian tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak
boleh dibawa masuk.
d. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung atau gaun dan alas kaki
pelindung yang disediakan sebelum memasuki ruangan.
e. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak
dengan pasien.
f. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernafasan/udara dan bebas dari luka terbuka.
□ Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus menganti pakaian
dengan pakaian yang khusus dipakai untuk bekerja diruang tersebut, termasuk
alas kaki,pakaian tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan
pakaian dari luar tidak boleh dibawa masuk.
RS SENTOSA 34
□ Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung/skort dan alas kaki
pelindung yang disediakan sebelum memasuki ruangan.
□ Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali
kontak dengan pasien.
• Doter anestesi akan melakukan evaluasi kondisi pasien setelah tiba di RR dan
memastikan pasien telah dipasang alat monitor respiratorik hemodinamik
dengan baik dan benar.
• Selama pasien di RR, pemantauan kondisi pasien akan dicatat dalam form
anestesia record.
• Pemindahan pasien dari RR ke ruangan atas instruksi dokter anestesi.
• Kriteria kelayakan pemindahan pasien dari RR ke ruangan dengan menggunakan
penilaian Aldrette score
RS SENTOSA 35
BAB V
Logistik
Alat Medis
Permintaan alat medis yang dipakai di OT yaitu: consumable, obat, instrument dan equipmen
dapat mengacu ke KRS-SHPUR-003.
Medical supplies kategori barang yang digunakan oleh pasien atau barang sekali pakai seperti
syringe, gloves steril, obat dan implant, barang-barang tersebut jika dipakai maka harus masuk
ke dalam billing charge form lalu dimasukkan kedalam sistem sebagai input pemakaian pasien,
hal ini dilakukan oleh WCr yang bertanggung jawab di OT.
Jenis barang-barang dan obat khusus yang dipakai operasi tertentu hanya tersimpan di OT
sehingga staf yang bertanggung jawab terhadap storage tersebut bekerjasama dengan HN OT
bertugas untuk menentukan stock sesuai dengan kebutuhan.
Permintaan barang dan obat tersebut dapat indent melalui komputerisasi maupun secara manual
dengan cara mengisi formulir permintaan stock ward yang berasal dari farmasi, sedangkan
permintaan dapat disesuaikan dengan stoek inisial atau minimal dan maksimal barang yang
berada di OT. Permintaan barang atau obat diluar stoek yang telah ditentukan bersama farmasi
maka harus diketahui HN OT.
Troley Anesthesia
RS SENTOSA 36
disediakan di troley anesthesia akin selalu di cek oleh petugas WCr untuk penginputan
pemakaian setiap kali operasi dan kemudian akin melengkapinya lagi untuk operasi berikutnya.
Untuk troley anesthesia khusus spinal digunakan meja stainless yang berisi perlengkapan obat,
alkes, cairan infus yang telah disiapkan oleh petugas WCr setelah ada permintaan dari perawat
anesthesia, setelah selesai operasi, meja beserta sisa obat, alkes dan cairan infus yang tidak
terpakai akin dikembalikan kepada petugas WCr untuk mengecekan pemakaian dan
penginputannya.
Instrumen
Instrumen yang berada di storage OT merupakan inventaris OT dan setiap pemakaian instrumen
harus masuk ke dalam billing charge form lalu dimasukkan kedalam sistem sebagai input
pemakaian pasien, hal ini dilakukan oleh WCr yang bertanggung jawab di OT.
Permintaan instrumen baru (diluar yang telah tersedia) harus menuliskan kebutuhan
penggunaannya serta harus menulis pada formulir permintaan (Purchase Requisition Form) dan
setelah lengkap ditandantangani maka form tersebut dikirim kebagian purchasing untuk
diproses lebih lanjut.
Penyimpanan barang tersebut harus terdata sebagai barang inventaris OT, setelah barang
tersebut steril penyimpananannya berada di steril store baik berupa set maupun single
instrument dan suhu serta kelembabannya harus dilakukan monitoring.
Equipmen
Equipment yang berada di OT masuk dalam kategori mesin yang digunakan untuk kelengkapan
tindakan operasi dan setiap pemakaian alat tersebut harus masuk ke dalam billing charge form
dan proses input pemakaian pasien sama dengan obat dan atau lainnya, hal ini dilakukan oleh
WCr yang bertanggung jawab di OT.
Permintaan alat / mesin baru (diluar yang telah tersedia) harus menuliskan kebutuhan
penggunaannya serta harus menulis pada formulir permintaan (Purchase Requisition Form) dan
setelah lengkap ditandatangani atasan maka form tersebut dikirim kebagian purchasing untuk
diproses lebih lanjut. Penyimpanan barang tersebut harus terdata sebagai barang
RS SENTOSA 37
inventaris OT dan penyimpananannya berada di equipment store, suhu dan
kelembambannya juga harus di monitoring.
Troley Emergency
Troley emergency ada 1 di kamar operasi, ditempatkan diRR sehingga jika ada kejadian yang
tidak diinginkan pada pasien post operasi yang ada di RR bisa cepat untuk mengambil tindakan
yang diperlukan. Pengecekan mesin DC Shock, alat laryngoscope beserta bladenya diakukan
setiap pagi oleh perawat anesthesia. Untuk pengecekan kelengkapan isi dari emergency troley,
dilakukan oleh petugas farmasi setiap bulan sekali dengan didampingi petugas WCr saat
pengecekannya. Setelah diakukan pengecekan kelengkapan isinya, emergency troley kembali
dikunci dengan nomer kode yang akin dicatat oleh petugas farmasi tersebut. Jika ada
kekurangan barang, petugas farmasi segera mencari tahu kemana perginya atau kekurangan
barang tersebut. Setiap pemakaian akes atau obat yang berasal dari emergency troley, harus
melaporkan kepada farmasi untuk segera mendapatkan ganti barang dan dikunci kembali.
Permintaan barang yang bukan milik RS tetapi akan dipakai operasi maka staf OT untuk
memintanya harus mengacu pada KRS-SHPUR-03.
Alat Keperawatan
Setelah barang datang maka dilakukan pengecekan dari purchasing bersama HN OT / incharge
yang telah didelegasikan oleh atasannya maka setelah itu menjadi tanggung jawab dari HN OT
dan harus dilakukan inventarisasi agar memudahkan pengontrolan sehingga bila terjadi sesuatu
cepat diketahui penyebabnya.
RS SENTOSA 38
Tenun
1. Fasilitas tempat tidur pasien / transfer bed, meja operasi, antara lain: Sheet, draw sheet,
pillow sheet & pillow protector.
2. Fasilitas staf OT yang terdiri dari OT scrub dengan berbagai ukuran yang dimulai dari
ukuran S sampai dengan XXL.
3. Proses permintaan sama dengan peralatan.
4. Penyimpanan dapat di linen storage dan sebagian didistribusikan ke change room.
5. Inventaris harus dilakukan disesuaikan dengan jadwal dari pihak yang terkait.
Permintaan alat tulis kantor atau masuk dalam kategori alat yang tidak di charge ke pasien
maka dapat mengacu pada (PT_SHMD_002) yang terdiri dari:
1. Kertas HVS, spidol permanen maupun non permanen, formulir yang dipakai departemen
OT.
2. Permintaan ditulis pada formulir permintaan atau disesuai dengan sistem yang ada.
Permintaan alat rumah tangga yang terdapat di OT adalah alat yang dipergunakan di staf
lounge antara lain:
RS SENTOSA 39
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian
Keselamatan pasien menjadi tanggung jawab semua staff di Siloam Hospitals yang bertugas
dimana pasien tersebut berada. Keselamatan pasien tersebut merupakan salah satu indikator
mutu pelayanan RS, mutu pelayanan pasien yang berfokus Patient Safety di OT dimulai sejak
persiapan pasien diruangan, sebelum, selama dan setelah dilakukan tindakan, dimana hal ini
berfokus pada International Patient Safety Goals (IPSG) dan mengacu dari buku Joint
Commission International Accreditation (JCIA) selain itu juga dari buku Standarisasi
Akreditasi Nasional.
Tujuan
Identifikasi pasien dilakukan oleh seluruh petugas pelayanan di OT yang dimulai dari transfer
area, preparation room, sebelum dilakukan pembiusan sampai dengan pasien selesai dilakukan
tindakan pembedahan yaitu di RR maupun pada saat serah terima dengan perawat ruangan.
Pada saat penerimaan pasien di transfer area, identifikasi pasien dilakukan dengan meminta
pasien menyebutkan nama dan nomer MR dan dicocokkan dengan gelang pasien dan data di
medical record. Pemberian antibiotik profilaksis sebelum operasi juga kita tanyakan dahulu
RS SENTOSA 40
nama dan nomer MR pasien serta kita tunjukkan expire date yang tertera pada label obat yang
akin kita berikan.
Komunikasi secara efektif di RS seperti misalnya instruksi yang diberikan melalui telepon,
dituliskan pada formulir integrated note, kemudian diberikan tanda (sign here) setelah
dibacakan dan diberikan steampel Read Back disamping pesanan tersebut atau pada kolom
nama dan tanda tangan.
Pada saat hand over pasien yang akan dilakukan operasi, pastikan semua instruksi dari dokter
dibaca ulang sehingga tidak akan ada kesalahan karena salah dengar atau salah persepsi.
Hand over mengacu kepada form catatan keperawatan peri operatif(SHNUR 1506.03/2)
Penanganan obat dengan kewaspadaan tinggi/ high alert dilakukan oleh farmasi, obat-obat
yang termasuk dalam daftar obat tersebut akan diberikan label high alert oleh petugas farmasi
dfan disimpan dalam lemari terpisah (SPO-SHG-QR-003).
Obat high alert yang tersedia di kamar operasi antara lain, propofol, heparin inj, lidocain inj.
Dalam pemakaiannya staff yang bertanggung jawab adalah perawat anestesi.
RS SENTOSA 41
penglihatan bisa juga pasien yang tidak sadar.
c. Penandaan lokasi operasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan surgical
marker jika belum tersedia, maka dapat spidol yang tidak mudah luntur.
d. Penandaan tersebut dilakukan pada anggota tubuh yang memiliki dua bagian yaitu
kanan dan kiri, anggota tubuh yang memiliki banyak stuktur (jari-jemari tangan
dan kaki) dan anggota tubuh yang memiliki tingkatan (tulang belakang / cervical
sampai sacrum).
e. Penandaan tersebut dengan diberikan inisial dokter yang akan melakukan tindakan
pada pasien tersebut.
f. Penandaan yang akan dilakukan pada pencabutan gigi maka dapat dilakukan pada
foto rontgent gigi pasien.
Pelaksanaan Time Out dapat dilakukan dengan 3 tahap antara lain: dimulai dari ruang
persiapan, proses time out yang dilakukan di ruang tindakan dan sebelum dilakukan
penutupan rongga operasi.
RS SENTOSA 42
□ posisi pasien selama prosedur
□ Antisipasi kejadian kritis:
o Dokter operator (antisipasi kehilangan darah, kemungkinan
kejadian di luar rencana prosedur, perkiraan lama prosedur)
o Dokter anestesi (perhatian khusus terkait anestesi)
o Perawat Scrub (sterilisasi instrument sudah dikonfirmasi,
masalah/perhatian khusus terkait alat)
□ Antibiotik profilaksis diberikan 60menit terakhir
□ Tromboprofilaksis diberikan/tidak
□ Implant tersedia dan siap digunakan (bila dipakai)
5. Pada saat membacakan Nama, MR, Date of Birth (DOB) pasien perawat
anestesi mencocokkan label yang digunakan pasien tersebut.
6. Jenis tindakan yang dibacakan adalah dari formulir IC bedah.
7. Setelah proses time out selesai, operasi dapat segera dimulai.
b. Kelengkapan Pendokumentasian
Proses time out & site marking harus dilakukan pendokumentasian secara lengkap
oleh semua tim yang melakukan tindakan pada pasien tersebut didokumentasi di
form penandaan lokasi operasi.
Pencegahan terjadinya infeksi di OT dengan cara penerapan universal precaution yaitu cuci
tangan yang dilakukan oleh semua staff, Cuci tangan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alkohol gel maupun air mengalir. Cuci tangan bertujuan untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme melalui tangan:
Prosedur cuci tangan yang dilakukan oleh staff OT untuk membantu tindakan pembedahan
terhadap pasien tentunya berbeda dengan petugas kesehatan yang lain.
RS SENTOSA 43
Prosedur cuci tangan tim steril adalah sebagai berikut:
Mencegah terjadinya pasien jatuh selama berada di OT dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Pada saat dilakukan perpindahan atau penggeseran dari transfer bed ke meja operasi
roda tempat tidur dalam keadaan terkunci.
2. Bedside rail tempat tidur selalu terpasang.
3. Selama berada di meja operasi seatbelt dalam posisi terpasang.
RS SENTOSA 44
4. Pada saat monitoring pasien di RR, pastikan bedside rail selalu terpasang, posisikan
branchard pada posisi terendah, monitor selalu kesadaran pasien post op
5. Pasca operasi pasien memiliki resiko jatuh pasca anestesi, maka pasien pin kuning
RS SENTOSA 45
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Standard Precautions
Mencuci tangan
1. Setelah kontak dengan cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan benda yang terkontaminasi.
Sarung Tangan
1. Memakai sarung tangan (bersih non steril dan adekuat) bila akan kontak dengan darah,
cairan tubuh atau substansi lainnya.
2. Gunakan sarung tangan bersih bila akan kontak dengan mucus, membrane atau luka
terbuka.
3. Ganti sarung tangan di antara dua pekerjaan atau prosedur pada pasien yang sama.
4. Lepaskan sarung tangan segera setelah dipakai secara benar dan pada saat akan
memegang benda yang bersih atau pindah ketempat lain.
5. Cuci tangan segera.
Keamanan Kerja
1. Semua staf yang akan melakukan tindakan pembedahan kepada pasien dengan resiko
terpapar cairan tubuh pasien wajib menggunakan APD seperti apron, goeggles sarung
tangan.
2. Menutup luka atau goresan kulit sebelum melakukan tindakan terhadap pasien.
3. Sesering mungkin melakukan cuci tangan sebelum maupun setelah melakukan tindakan
kepada pasien.
RS SENTOSA 46
4. Berhati-hati pada saat melakukan tindakan dengan menggunakan benda tajam.
5. Untuk mencegah terjadinya bahaya atau tertusuk jarum bekas pakai pasien, pada saat
melepas jarum menggunakan pengaman atau klem dan menggunakan tempat yang aman.
6. Setiap insttumen yang akan dipakai atau setelah dipakai harus dilakukan penghitungan
sebelum dikirim ke CSSD.
Kejadian bencana alam di negara kita tidak bisa di prediksi kapan waktu dan bentuknya, oleh
sebab itu untuk mengantisipasi kejadian-kejadian di luar praduga manusia maka di OT Siloam
Hospitalss menentukan pembagian tugas yang diberlakukan pada setiap OT maupun setiap
shift yang akan dibagi dan dituliskan pada papan pembagian jadwal K3 oleh HN pada pagi
hari.
1. Petugas yang terkena paparan cairan tubuh pasien pada daerah selaput lendir segera
RS SENTOSA 47
lakukan bilas dengan air yang mengalir atau air bersih atau dengan cairan fisiologis
(NaCL 0.9%).
2. Setelah dibersihkan segera berobat ke emergency.
3. Jika bahan kimia yang tertumpah adalah bahan mudah terbakar, segera matikan
sumber listrik yang mungkin dapat mengeluarkan api seperti diathermy mesin.
4. Jika terjadi tumpahan darah dilantai segera buka spill kit yang berisi sarung tangan
atau gloves, apron, bubuk hipoklorit, sendok kecil dan masker.
5. Dengan cara memakai masker, gloves, apron bila perlu taburkan bubuk hipoklotit
diatas tumpahan darah lalu tutup dengan tissue.
6. Hubungi petugas house keeping untuk segera membersihkan tumpahan tersebut.
7. Lakukan pelaporan dengan cara menuliskan kejadian pada formulir incident report
non medis.
1. Petugas segera membersihkan luka tusukan dengan cara mencuci dengan air yang
mengalir dan sabun lalu bilas dengan alkohol serta hindarkan menekan luka tersebut.
2. Segera periksa ke dokter perusahaan atau ke emergency bila di luar jam dinas atau
hari libur.
3. Memberitahu atasan dan infection control nurse.
4. Membuat laporan kejadian dan melaporkan tim K3 RS dan QR Departement.
5. Melakukan tindakan profilaksis dan pemeriksaan sampel darah (bila ada indikasi
hepatitis atau HIV).
6. Melakukan tindak lanjut pemeriksaan bila hasil posistif (1, 3, 6 bulan) setelah kejadian
Ergonomi Bekerja
Terkait dengan ergonomi beberapa posisi aktivitas saat bekerja dan sikap tubuh yang benar
sebagai berikut:
RS SENTOSA 48
a. Duduk.
Perhatikan pemilihan kursi yang dapat mendukung bagian belakang tubuh kita pada
posisi yang benar dan atur tinggi rendahnya agar posisi kaki dapat menapak di lantai
dengan nyaman. Sebisa mungkin mengosongkan isi kantong celana bagian belakang agar
tidak mengganggu keseimbangan bagian belakang tubuh kita. Isi dompet yang tebal di
kantong celana juga dapat membuat nyeri punggung bawah karena adanya tekanan yang
besar dan terus menerus terhadap otot bokong.
b. Berdiri.
Pekerjaan yang dilakukan berdiri maka salah satu kaki harus di istirahatkan secara
bergantian yaitu: letakkan salah satu kaki di atas sesuatu yang letaknya lebih tinggi dari
kaki yang sebelahnya dan hindari membungkuk atau miring ke samping. Hindari juga
penggunaan sepatu hak tinggi bagi pekerjaan yang dilakukan dengan cara berdiri dan
berjalan.
Jika benda yang diambil lebih rendah letaknya hindari posisi membungkuk setinggi
pinggang, cara yang salah dapat menimbulkan nyeri punggung bagian bawah dan risiko
terjadi cedera otot.
Jika benda yang akan diambil lebih tinggi letaknya maka harus memperhatikan seberapa
jauh jangkauan tangan kita. Apabila pada posisi tersebut menyebabkan tangan kita
membentuk sudut lebih dari 120º terhadap tubuh kita, maka kita harus menggunakan ala
bantut seperti: meja, kursi, dan tangga.
d. Mengangkat beban
1. Posisikan kedua kaki secara terpisah, salah satu berada didepan kaki
RS SENTOSA 49
yang lainnya agar stabil dan kuat.
2. Tekuk lutut, posisi jongkok, menghadap beban yang diangkat.
3. Pegang beban, angkat beban, tarik beban mendekati tubuh.
4. Angkatlah beban dengan menggunakan otot-otot kedua kaki.
5. Jaga punggung agar tetap lurus begitu juga kepala saat mengangkat beban hingga
proses mengangkat selesai (posisi berdiri).
6. Usahakan semua gerakan dilakukan secara halus, hindari melakukan gerakan
menghentak atau gerakan memutar.
e. Membawa beban
Pada saat membawa beban jangan melakukan hentakan mendadak atau gerakan
memutar/menyamping, karena kondisi ini akan menyebabkan tekanan yang lebih besar
di bagian punggung bawah, terutama bila hal ini dilakukan secara berulang. Ketika
membawa beban, usahakan posisi tubuh adalah berdiri tegak saat berjalan, jangan terlalu
membungkuk (ke depan atau ke belakang), posisi beban mendekati tubuh dan jika jarak
tempuhnya cukup jauh, sebaiknya menggunakan bagian bahu dan bila terlalu berat, maka
harus diangkat dengan bantuan pekerja lainnya.
□ Laki-laki dewasa 40 kg
□ Perempuan dewasa 15-20 kg
□ Laki-laki (16-18 tahun) 15-20 kg
□ Perempuan (16-18 tahun)12-15 kg
Selain memperhatikan posisi aktivitas saat bekerja dan sikap tubuh, maka harus juga
diperhatikan masalah pengaturan kegiatan atau proses kerja, peningkatan pengetahuan
cara mengangkat beban, dan pengawasan terhadap para pekerja.
RS SENTOSA 50
Pengaturan kegiatan adalah sebagai berikut:
RS SENTOSA 51
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Sasaran Mutu OT
Sasaran mutu yang terdapat di departemen OT dilakukan dengan cara monitoring data maupun
mengantisipasi terjadinya keterlambatan sesuai dengan rencana atau jadwal tindakan.
Monitoring sasaran mutu di OT yang dilakukan antara lain:
1. Pemberian antibiotik profilaksis diberikan tidak lebih dari 60 menit sebelum insisi
LAPORAN
Jenis Laporan
Laporan yang harus dilaporkan setiap bulannya (sebelum tgl 3) antara lain:
a. Utilisasi operasi
A. Laporan Mutu
□ Kelengkapan informed consent t indakan pada saat pasien di terima di transfer area.
Laporan audit cuci tangan dilakukan random selama 1 bulan untuk memantau kepatuhan
staff dalam menjalankan 5 langkah cuci tangan. Audit dilakukan oleh link infection
control yang ada di OT dan akan dilaporkan kepada Infection control RS setiap akhir
bulan.
Frekuensi Pelaporan
Laporan Harian
Laporan harian dikirim via email kepada Medical Record untuk dibuat laporan OTR Medical
Record. Laporan ini juga dikirim ke Director, CEO, Kepala Dept OT. Laporan ini berisi tentang
operasi hari kemarin, keterlambatan operasi, batal atau jadi operasi beserta alasan batalnya,
rencana operasi hari ini dan rencana ketenagaan.
Laporan Bulanan
Laporan bulanan harus masuk kebagian masing-masing paling lambat adalah setiap tanggal 03
pada bulan yang sedang berjalan, laporan dikirimkan melalui email kepada:
□ Direktur Operasional dan Head Division of Ancillary Clinical anatar lain: Clinical
indicator, Laporan mutu, laporan kinerja staf, FTE & Dashboard OT.
□ QR : Clinical indicator, laporan mutu dan Dashboard OT.
□ HDoN : FTE & Dashboard OT.
□ Medical Record : Dashboard OT
□ HRD : FTE
Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat berdasarkan data laporan bulanan selama satu tahun dimulai dari bulan
Januari sampai Desember, kemudian data tersebut dianalisa sesuai dengan program maupun
target / budget pencapaian dari OT serta tindak lanjut dari program tersebut maupun program
kedepannya.
BAB X
PENUTUP
OT RS Sentosa merupakan salah satu unit khusus di Rumah Sakit yang berfungsi sebagai ruang
tindakan pembedahan, baik yang bersifat elektif maupun emergensi, selain itu juga berfungsi
untuk meningkatkan pemulihan kesehatan bagi pasien yang berfokus pada patient safety.
Keamanan dan keselamatan pasien selama di RS perlu diperhatikan, oleh karena itu OT sangat
memerlukan perhatian khusus dalam hal fasilitas atau peralatan yang harus memenuhi standar,
dimana standar tersebut juga disesuaikan dengan sentralisasi dari pelayanan di Siloam
Hospitals, sehingga sangat besar manfaatnya bagi pelayanan yang dikelola secara profesional
baik dari segi fasilitas maupun SDM sesuai dengan kompetensinya.
Buku Pedoman Pelayanan OT Siloam Hospitals disusun sebagai sarana yang dapat membantu
dalam pengaturan maupun monitoring pelayanan, efektifitas, efesiensi serta keamanan dan
keselamatan yang berfokus pada patient safety selain itu juga dapat berfungsi sebagai pedoman
untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan semua pelanggan
Direktur RS Sentosa
PEI{UTUF
Felayanan
kesehatan di RS Sentosa selalu n:eninglraikan r*utunya dengan berbagai rflacarr!
usah4 pendokumantasian
selain dari cata{an medic pasien yang dilakukan cleh peftrgas
kesehat;an
dalam rnernbsrikan pfirswrrtan baik yang berada di OT rua$pun ruangan lainnya
j*ga
did*patkaa dari sirvey pelayanan pa*iea s*lama berada di OT" sed*ngfuan kelengknpan
fasilit*s peralata*
dengan tekhnologi cxrggih atau terkini buk*a $atu-ffitilEp alat
pembaading nxrtu dari RS.
&Llk, Psd*rnan Pelayanan OT Sil*an: Hospital* disusun sebagai sarana ya&g dapat
n"rei:rbarifu
tlalsp peagatrua* rnaupun nlaxituring pelayaran, efekti tas, efesiensi ser{a
kramaran dan keselamatan yang berfokus pada patient safety selain itu juga dap*t
berfungsi sebagai p*dcma:r untuk rneningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan karapan
s€mua pelanggan
Birektur RS Sertosa