Anda di halaman 1dari 5

Biografi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Ir. Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Hakka Ahok, lahir di
Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966, beliau adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta
dari 15 Oktober 2012 yang mendampingi Gubernur Joko Widodo. Keluarganya adalah
keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).

Basuki Tjahaja Purnama merupakan anak sulung dari empat orang bersaudara. Ia
memiliki tiga orang adik yang bernama Basuri Tjahaja Purnama, Fifi Lety, Harry
Basuki. Nama panggilan ‘Ahok’ diberikan oleh Ayahnya. Namun pada awalnya
ayahnya memeberikan nama panggilan ‘Banhok’ yang artinya ‘Belajar Disegala
Bidang’. Namun lama-kelamaan, Basuki Tjahaja Purnama akhirnya lebih akrab disapa
dengan nama panggilan Ahok.

Basuki lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di Desa Gantung, Kecamatan


Gantung, Kabupaten Belitung Timur, hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah
menengah tingkat pertama. Setelah tamat sekolah menengah pertama, ia melanjutkan
sekolahnya di Jakarta dari sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi. Ahok
mengambil jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti dan selesai pada tahun 1989.
Setelah menempuh pendidikannya di Jakarta, ia kemudian kembali ke kampung
halamannya dan kemudian memulai usaha dengan mendirikan perusahaan bernama
CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan untuk PT Timah yang
terkenal di Belitung Timur. Namun hanya berlangsung selama dua tahun Ahok di dunia
pertambangan, ia kemudian melanjutkan kuliahnya dengan mengambil program master
manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta tahun
1992.

Ahok terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai


Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten
Belitung Timur pada 2004. Kemudian pada Pemilu 2004, ia mencalonkan diri sebagai
anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur
periode 2004-2009. Pada tahun 2012 Ahok mencalonkan diri sebagai Wagub DKI
Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Ahok mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan
Nachrowi Ramli. Namun DPRD DKI Jakarta mengumumkan Ahok sebagai Gubernur
DKI Jakarta menggantikan Jokowi, yang telah menjadi Presiden Republik Indonesia
pada 14 November 2014. Setelah pengumuman ini, DPRD DKI Jakarta mengirimkan
surat ke Kementerian Dalam Negeri agar Ahok dilantik menjadi gubernur. Ahok
dilantik menjadi Gubernur DKI pada 19 November 2014.

Pada 9 Mei 2017, Ahok divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Utara karena kasus penodaan agama. Ahok terbukti melakukan
penodaan agama dalam pidatonya di Kepulauan Seribu pada 2016. Ahok menikah
dengan, kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan dikaruniai 3 putra-putri bernama
Nicholas Sean Purnama, Nathania Berniece Zhong, dan Daud Albeenner Purnama.
Ahok kemudian menceraikannya pada 2018 serta mendapatkan hak asuh anak kedua
dan ketiga.

Ahok mendapatkan remisi selama 3 bulan 15 hari dan akan bebas pada 24 Januari
2019. Ahok mendapat remisi karena telah berkelakuan baik dan telah menjalani masa
pidana selama lebih dari 6 bulan.
Pada 6 September, politikus PDIP yang merupakan rekan Ahok, yakni Ruhut Sitompul,
pernah menyatakan Ahok akan menikah begitu bebas dari penjara, yakni sekitar
Januari 2019. Wanita yang dikabarkan akan menjadi istri Ahok adalah Bripda Puput
Nastiti Devi, yang bertugas di Detasemen Pelayanan Markas Mabes Polri.

Ahok dan Bripda Puput Nastiti Devi dijodohkan oleh mantan Wakil Gubernur DKI
Djarot Saiful Hidayat. Puput pernah menjadi ajudan Veronica Tan. Politikus PDIP
Prasetyo meyakini Ahok sebagai pria yang tak berselingkuh, sehingga hubungan
Ahok-Puput tidak diawali perselingkuhan saat Puput masih menjadi ajudan Vero.

Yang sudah Dilakukan Ahok, Semenjak Menjadi Gubernur DKI

1. Pemberantasan Korupsi

Sebelumnya para tikus kantor dan tikus negara bebas merdeka


menggerogoti pundi-pundi uang rakyat dengan dalih berbagai proyek yang bisa
direkayasa. melalui Proyek di APBD dan APBN yang ada di Pemprov DKI. .
Penjahat-penjahat berdasi tersebut sebelumnya bisa berpesta terus menerus.
Semenjak Ahok menjadi Gubernur DKI, sudah banyak pejabat pemprov
penggerogot proyek tersebut yang di ajukan Ahok ke KPK, ada juga yang di non
“ Jobkan” , dan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi Korupsi , Ahok juga
Kemudian mengadakan lelang jabatan Camat, Lurah dan Kepala Sekolah yang
targetnya setidak tidaknya membuat takut oknum pejabat pemrov bemain main
dengan anggaran dan pelayanan publik bertambah baik .

2. Membenahi semerawut Jakarta

Sebelum Ahok, memang ibukota nampak semrawut sehingga tampak


kumuh dan tidak nyaman bagi semua orang kecuali para preman. Beberapa upaya
Ahok untuk mengatasi banjir dan sekaligus menata kerapian Kota Jakarta yakni
dengan memberishkan kali kali dari sampah dan memindahkan para pemukim Kali
tersebut ke beberapa rumah susun di Jakarta. Terakhir merelokasikan warga yang
menduduki lahan negara di Kali Jodoh kerumah susun. Juga Ahok berhasil
menertibkan Pasar Tanah Abang dari PKL yang sebelumnya memacetkan jalan ,
kini arus lalulintas di Pasar Tanah Abang menjadi lancar.

3. Bersihkan Pungli Urus KTP dan surat-surat lainnya


Sebelumnya untuk urusan administrasi di DKI tidaklah mudah. Misalnya
untuk ngurus KTP dan surat pentng lainnya , supaya tidak berlama lama kita harus
ada uang pelicin atau itilah lainnya “ Nembak “ jika tidak , ada saja alasan oknum
petugas tersebut untuk mempersulit warga yang membutuhkan pelayanan. Kini
jika ada petugas minta uang pelicin dalam penyelesaian administari , ketahuan
Ahok, oknum tersebut tinggal menunggu waktu saja akan mendapat hadiah Ahok
berupa “ non Job” dari jabatannya.

4. Kerusakan jalan tidak diperbaiki

Sejak Ahok memimpin Jakarta, jika ada laporan kerusakan jalan Ahok
segera memerintahkan Dinas terkait untuk memperbaiki jalan tersebut. Beda
dengan kepemimpinan sebelumnya laporan kerusakan jalan ditanggapi juga tetapi
agak lamban dan ada warga menilai pebaikkan jalan sebelum Ahok asal bapak
senang.

5. Penertiban Kelompok radikal

Sebelum Ahok, Kelompok-kelompok radikal tumbuh tumbuh subur,


mereka meraja lela, semakin tidak terkendali karena tidak ada yang ditakuti atau
disegani. Mereka seakan akan sudah melebihi penegak hukum, melakukan sweping
di berbgai jalan dan hotel hotel pada waktu bulan Ramadhan, serta mereka juga
menjadi pelindung kejahatan terorganisir seperti Preman yang sudah ditertibkan
Ahok yakni preman di pasar tanah Abang ataupun preman Kalijodoh. Beberapa
gubernur sebelumnya tidak pernah berhasil menertibkan Pasar tanah Aabng dan
Kali jodoh.
6. Mengatasi Banjir

Semenjak Ahok gencar mencanakan Jakarta bebas Banjir, tahun ini


walau banjir masih bisa menyerang Jakarta, tetapi sekarang mudah surut dan
hilang.

7. Kemacetan Jakarta

Sumber :

Randan, Piter. 2014. The Ahok Way: Hidup adalah Kebenaran Mati adalah
Keuntungan. Jakarta: PT. Visi Anugerah Indonesia

Santosa, Agus. 2016. Ahok: Hargaku Adalah Nyawaku. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

https://www.kompasiana.com/andiansyori/56f51b8fe6afbda0082c0e32/apa-saja-
yang-dilakukan-ahok-semenjak-menjadi-gubernur-dki?page=all

Anda mungkin juga menyukai