Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI PADA SISTEM SMART GRID

Magister
Teknik Elektro
Dosen: DR. Ir. Iwan Krisnadi MBA

Oleh :
Fajar Amrullah
55416110016
KOMUNIKASI PADA SISTEM SMART GRID

ABSTRAK

Sistem tenaga listrik generasi berikutnya (smart grid) dipelajari secara intensif sebagai
menjanjikan solusi untuk krisis energi. Salah satu fitur penting dari grid cerdas adalah integrasi
Kecepatan tinggi, handal dan aman jaringan komunikasi data untuk mengelola kompleks sistem
daya secara efektif dan cerdas. makalah ini mencoba untuk merangkum jaringan komunikasi
smart grid, yang dapat membantu kami mengidentifikasi masalah penelitian dalam studi
lanjutan.

A. INTRODUCTION

Saat ini ketersediaan sumber energi listrik tidak cukup memenuhi kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu sering terjadi pemadaman bergilir yang dijadikan solusi
keterbatasan tersebut. Maka dari itu diperlukan suatu sistem yang dapat menghimpun
energi listrik dari berbagai sumber mulai dari energi listrik skala besar seperti energi
listrik dari batu bara maupun energi listrik skala kecil pada pedesaan yaitu energi listrik
mikro hidro, panel surya maupun energi listrik tenaga angin. Solusi untuk menghimpun
dan mengelola ketersediaan pasokan energi listrik yaitu sistem smart grid. Smart grid
merupakan suatu konsep pengelolaan energi listrik yang mampu mengkoordinasikan
peran pembangkit listrik kecil berbahan bakar energi terbarukan seperti energi listrik
tenaga surya, angin, air, dan ombak secara optimal. Logika awal dari pengembangan
teknologi smart grid adalah berusaha semaksimal mungkin mengoptimalkan apapun
yang tersedia di bumi ini agar pembangkit sampai ke konsumen lebih efisien, ekonomis,
transparasi, berkelanjutan dan distribusi yang aman. Keuntungan besar dengan hadirnya
sistem smart grid diantaranya dapat meningkatkan efisiensi dalam konsumsi energi
listrik, meningkatkan kehandalan dalam bidang tenaga listrik, mengurangi efek rumah
kaca karena emisi karbon, dan mendukung kehadiran dari pemanfaatan energi
terbarukan secara optimal.

B. SMART GRID
1. Apa Itu Smart Grid
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya smart grid adalah pengelolaan energi
listrik dengan konsep terintegrasi dan mengurangi tergantungan terhadap sumber
daya alam yang berasal dari fosil. Integrasi ini memungkinkan adanya komunikasi
dan pertukaran informasi antara pembangkitan, distribusi dan konsumsi energi
listrik untuk membuat keputusan yang lebih cerdas mengenai konsumsi energi
dan produksi. Di dalam smart grid terdapat 3 unsur teknologi yaitu teknologi
tenaga listrik, informasi, dan telekomunikasi. Ketiga unusur tersebut saling
terintegrasi yang memungkinkan adanya komunikasi 2 arah antara perusahaan
penyedia tenaga listrik seperti PLN dengan konsumen. Transfer energi listrik
dalam smart grid ini tidak seperti sistem konvensional yang hanya satu arah tetapi
juga dapat dilakukan sebaliknya. Apabila ternyata konsumen memiliki sumber
energi listrik sendiri seperti panel surya yang dapat menghasilkan energi listrik
dari cahaya matahari, maka saat energi listrik yang dihasilkan berlebih maka
konsumen dapat mengirim energi listrik yang dihasilkan tersebut ke grid yang ada.
Dari hal tersebut konsumen bukan hanya membayar tagihan listrik saja, tetapi juga
dapat menghasilkan uang dari listrik yang dihasilkannya.

2. Komponen dan cara Kerja Smart Grid

Gambar 1 Diagram Satu Garis Smart Grid

Seperti yang terlihat pada gambar 1 smart grid terdiri dari jaringan
komunikasi, sensor canggih dan peralatan kontrol yang berfungsi memantau
jalannya sistem tersebut. Aliran daya yang diterima dan konsumsi daya yang
digunakan akan di data dan kontrol secara real time, maka dari itu aliran daya
tersebut perlu diatur agar didapatkan kinerja jaringan yang optimal dan efisien.
Oleh karena itu, diperlukan pengaturan alat pada jaringan tersebut yang dapat
memantau aliran komunikasi dan informasi dua arah antara power plant, base
kontrol dan konsumen. Metode pengaturan pada sistem ini didapatkan
berdasarkan data yang terkumpul pada base kontrol yang menerima data dari
sensor yang memantau konsumsi energi secara real time, kondisi cuaca, status
operasi, kondisi peralatan serta ketersediaan energi yang dihasilkan power plant
maupun energi yang dimiliki oleh konsumen. Data tersebut yang selanjutnya akan
digunakan untuk memprediksi kebutuhan energi dan energi yang akan di salurkan
ke konsumen. Selain itu data yang didapat pun akan dijadikan pengontrolan grid
mana yang membutuhkan energi yang lebih banyak.
Pada smart grid apabila sumber energi listrik dari salah satu power plan tidak
dapat mendistribusikan energi listrik, maka sumber energi listrik dapat dialihkan
dan disitribusikan dari sumber lainnya. Bagian-bagian smart grid terdiri dari
bagian integrated communication system, hardware yang modern, modern control
& instrumentation (I & C) dan bagian smart software. Dibawah ini akan
dijabarkan masing - masing bagian tersebut.
a. Integrated communication system, pada komponen ini memungkinkan
komunikasi terjadi dua arah antara base kontrol, konsumen dan power
plantserta dapat terintegrasi secara penuh sehingga sistem ini dinamis dan
inteaktif untuk pertukaran data dan daya secara real time. Sistem yang ada
pada bagian ini yaitu copper wiring, fiber optic, power line carrier, teknologi
wireless dan broadband over power line technologies.
b. Hardware yang Modern, pada bagian ini yaitu sistem hardware yang
mendukung sistem smart grid harus menggunakan material yang baik, bahan
super konduktif yang baik, bagian - bagian pada power plan seperti inverter,
turbin dan lain sebagainya untuk mendukung ketersediaan sumber energi.
Selain itu bagian terpenting yaitu baterai yang digunakan yang dapat
menyimpan energilistrik agar dapat digunakan dilain waktu.
c. Modern control & instrumentation (I & C) , pada bagian ini
terdiridarialgoritmauntukmengontrol sistem agar berjalan dengan baik
dengan bekerja menganalisa, mendiagnosa dan memprediksi kebutuhan
listrik dan ketersediaan listriksesuai dengan kejadian yang secang terjadi.
Contoh dari sistem ini yaitu penggunaan SCADA,sensor,digital relay dan
smart meter

3. Smart Meter pada Smart Grid


Pada smart grid, smart meter bukan hanya difungsikan sebagai alat untuk
mengukur penggunaan listrik konsumen perbulan saja tetapi difungsikan untuk
melakukan jaringan monitoring Penggunaan konsumsi listrik, alarm,
pengumpulan dan pengolaan data yang akan dikirimkan kebase kontrol, otomasi
pada jaringan dan lain sebagainya. Oleh karena itu sistem smart meter ini di
fungsikan bukan hanya menerima data dari penggunaan konsumsi listrik tetapi
dapat mengirim data, maka sistem keamanan yang terdapat pada smart meter ini
harus terkelola dengan baik agar data yang dikirim dari konsumen ke base kontrol
aman dan tidak dapat dicuri datanya oleh orang yang tidak berkepentingan.
Smart meter yang digunakan pada smart grid yaitu Advanced Metering
Infrastructure (AMI) yaitu suatu keseluruhan infrastuktur dari smart meter yang
mengelola jaringan komunikasi dua arah ke pusat pengedalianperalatan (base
kontrol), dan semua aplikasi yang dapat melakukan pengmpulan danpengiriman
informasi tentang penggunaan energisecara real time. Jadi AMIini dapat
memanagemen dan mengontrol parameter kelistrikan dan perangkat-perangkat
lainnya pada grid konsumen maupun power plan.Perangkat yang digunakan pada
AMI yaitu perangkat meter, sensor dan kontrolsetra perangkat wireless yang
memungkinkan komunikasi jarak jauh antara grid dan base kontrol.
C. KOMUNIKASI PADA SMART GRID

1. WIDE AREA MONITORING SYSTEMS (WAMS)


WAMS didesain dengan utilitas untuk mengoptimal kapasitas grid transmisi dan
mencegah melebarnya gangguan. Dengan menyediakan informasi kestabilan secara
real-time dan margin pengoperasian yang aman, WAMS memberikan sistem
peringatan dini tentang adanya gangguan untuk pencegahan dan penguranagn terjadi
sistem menjadi black-out (padam). Sensor WAMS terdistribusi melalui jaringan yang
terhubung dengan satelit GPS untuk ketepatan pengukuran dalam sistem transmisi.
Sensor – sensor yang terintegrasi terhubung dengan jaringan komunikasi.

2. PHASOR MEUSUREMENT UNIT (PMU)


PMU atau Synchrophasor memberikan operator keakuratan snapshot sistem tenaga.
PMU terdiri dari phasor tegangan bus dan phasor arus cabang dan juga memberikan
informasi lokasi dan parameter jaringan. Pengukuran fasor diambil dengan presisi
tinggi dari berbagai titik sistem tenaga dalam waktu yang sama, sehingga
memungkinkan operator untuk memvisualisasikan sudut yang tepat yang berbeda-
beda dengan lokasi yang berbeda.
PMU dilengkapi dengan penerima GPS yang memungkinkan sinkronisasi pembacaan
diambil pada titik yang jauh. Standar IEEE tentang Synchrophasor menspesifikasikan
protokol komunikasi data PMU ke phasor data concentrator seperti gambar berikut:

Gambar 2. Diagram konsep PMU berdasarkan standar IEEE

PMU memastikan keakuratan tegangan dan arus pada rate frekuensi 2,88 kHz. PMU
dapat menghitung daya nyata, frekuensi dan sudut phasa 12 kali per 60 Hertz siklus
dengan rate sampling aktual yang digunakan adalah 1,4 MHz.
Tren terbaru saat ini membutuhkan kontrol yang cepat dan diimplemetasikan secara
online untuk mengurangi tegangan collapse dalam waktu yang singkat. Selama
beberapa tahun para ahli telah menemukan bahwa PMU lebih cocok untuk
memonitoring dan mengatur kestabilan tegangan. Saat PMU terintegrasi dengan
sistem komunikasi data smart grid, pengkuran yang dilakukan memberikan visibilitas
dinamis dalam sistem tenaga

3. ADVANCED METERING INFRASTRUCTURE (AMI)


AMI merupakan konvergensi dari grid, infrastruktur komunikasi, dan mensuport
infrstruktur informasi. Jaringan pusat AMI digabung dengan komposit set AMI
industri yang memerlukan sistem keamanan dan panduan. Permasalahan domain
dialamatkan dengan implementasi AMI adalah relatif baru pada utility industri.
Meskipun demikian keberadaan AMI didahulukan untuk skala yang besar.

Fungsi AMI dapat dibagi kedalam bebrapa sub katagori, seperti :

 Market Application: melayani untuk mengurangi pekerja, transportasi dan


infrastruktur dengan pembacaan meter dan pemeliharaan, meningkatkan
akurasi tagihan, dan memungkinkan untuk mengurangi tagihan yang tidak baik
berdasarkan rate time-based, dan memfasilitasi pelanggan untuk berpartisipasi
dalam manajemen energi.
 Costumer Application: melayani pertumbuhan kesadaran pelanggan tentang
pengurangan beban, mengurangi tagihan yang tidak baik, memperbaiki cash
flow, meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, memberikan respon
demand dan majemen beban untuk memperbaiki kehandalan dan performansi.
 Distribution Operation: mengurangi beban pelanggan untuk manajemen grid,
optimasi jaringan berdasarkan pengumpulan data, memungkinkan untuk lokasi
pemadaman dan pemulihan layanan, meningkatkan kepuasan pelanggan,
mengurangi losses energi, meningkatkan kinerja dalam hal pemadaman
dengan mengurangi durasi pemadaman dan optimalisasi sistem distribusi dan
manajemen pembangkit terdistribusi, memberikan respon permintaan darurat.

4. GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) DAN GOOGLE MAPPING


GIS digunakan untuk memanajemen jaringan transmisi/distribusi dan telekomunikasi,
GIS juga digunakan untuk memenajemen informasi tentang asset utiliti untuk
pengumpulan data dan pemeliharaan. Google mapping menawarkan informasi
geografis dalam suatu platform ter-update untuk fasilitas studi dan analisis. Melalui
satelit, tersedia peta mulai dari ruang udara dan kontur jalan.

Integrasi GIS dan Google Earth atau pemetaan lain akan dapat membantu pemahaman
hubungan grid jaringan ,sebagai contoh menentukan lokasi optimal atau cara yang
baik untuk menempatkan sensor atau tiang dll. Teknologi GIS memberikan kontek
secara parsial kepada operator dan perencana, sebagai contoh sensor real-time yang
mengumpulkan data yang diperlukan untuk merekonfigurasi jaringan untuk
mengurangi pemadaman dan kegagalan peralatan.

5. TEKNOLOGI MULTIAGENT SYSTEM (MAS)


MAS adalah sistem komputasi dengan beberapa agent yang bekerja sama dalam
mencapai suatu tugas yang diinginkan. Performansi MAS dapat di tentukan dengan
berinteraksi antara berbagai agent. Agent-agent tersebut bekerjasama untuk mencapai
berbagai tujuan. Sistem multiagen beroperasi secara otonom tanpa intervensi manusia.
Sistem multiagen bersosialisasi dalam berinteraksi dengan agen lain melalui beberapa
jenis bahasa komunikasi agen. Para agen juga merasakan dan bereaksi terhadap
lingkungan mereka. Sistem multiagen secara proaktif mampu berorientasi dalam
mencapai tujuan dengan berprilaku mengambil inisiatif sendiri.

MAS adalah pilihan preferensial untuk mengembangkan sistem terdistribusi.


Pengembangan skema pemantauan dan pengukuran dalam lingkungan smart grid
dapat ditingkatkan melalui penggunaan arsitektur MAS. Sebagai contoh MAS telah
digunakan sebagai deteksi dan perangkat diagnosis dan dalam sistem
monitoring. Bentuk arsitektur teknologi Multiagent System (MAS) seperti ditunjukan
pada gambar 2 berikut :

Gambar 3. Asitektur Teknologi Multiagent System (MAS)

Arsitektur MAS seperti memanfaatkan koleksi agen seperti Agen Arbiter (AA), Agen
Sistem Monitoring (SMA), Agen Deteksi Kegagalan (FDA), Diagnosis Agen (DA),
Agen Indeks Penghakiman (JIA), dan Agen Penjadwalan (SA). Informasi yang
melintas di antara agen tentang tindakan yang tepat yang akan diambil. Ketika
diimplementasikan, proses berulang untuk terus memonitor sistem sehingga
manajemen kondisi sistem dapat diimplementasikan secara instan.
a. Karakteristik Teknologi Multiagent System (MAS)
Karakteristik dari teknologi Multiagent System (MAS) seperti berikut:

 Setiap agen memiliki kemampuan lengkap untuk memecahkan masalah


 Tidak ada kontrol sistem global
 Data Desentralisasi
 perhitungan Asynchronous

b. Spesifikasi Multiagent System (MAS)


Spesifikasi dari agen kontrol, agen sumber energi terdistribusikan (DER), agen
pengguna, dan agen database dalam Intelligent Distributed Autonomous Power
System (IDAPS) MAS didefinisikan.

1. Agen kontrol: bertanggung jawab memonitoring sistem tegangan dan


frekuensi untuk mendeteksi situasi contingency atau grid failure dan
pengiriman signal ke CB utama untuk mengisolasi IDAPS mikrogrid dari
utiliti saat pemadaman hulu terdeteksi; menerima signal harga tarif listrik
(R/kWh) dari grid utama yang dihasilkan dari AMI dan di publis ke dalam
komunitas IDAPS.
2. Agen DER: bertanggung jawab menyimpan informasi terkait DER,
monitoring dan pengontrolan level daya DER dan connect/disconnect status,
informasi DER yang disimpan meliputi identifikasi jumlah, tipe (solar cell,
microturbin, fuel cell), rating daya (kW), keberadaan bahan bakar lokal,
fungsi biaya atau harga dimana pelanggan setuju, ketersediaan DER, jadwal
pemeliharaan.
3. Agen pelanggan: bertindak sebagai gateway pelanggan yang membuat fitur
dari microgrid IDAPS yang dapat diakses oleh pengguna, tanggung
jawabnya meliputi menyediakan pelanggan dengan Informasi real-time
dalam entitas yang berada dalam sistem IDAPS; memonitor Konsumsi listrik
oleh masing-masing beban kritis dan tidak kritis, memungkinkan pengguna
untuk mengontrol status beban berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan
pengguna
4. Agen Database: berfungsi sebagai titik akses data untuk agen lainnya serta
pengguna; tanggung jawabnya meliputi sistem informasi menyimpan,
merekam pesan dan data bersama antara agen.

c. Teknik Multiagent System (MAS)


Suatu agen dari MAS dapat didefinisikan sebagai suatu entitas dengan atribut
dianggap berguna dalam domain tertentu. Dalam kerangka ini, agen adalah prosesor
informasi yang melakukan tindakan otonom berdasarkan informasi. Umum atribut
agen meliputi:

 Otonomi: goal-directednes, proaktif dan berprilaku self –starting


 Berperilaku kollaborasi: mampu bekerja dengan agen lainu ntuk mencapai
tujuan bersama.
 Level – pengetahuan kemampuan komunikasi : mampu berkomunikasi
dengan agen lain dengan bahasa yang menyerupai bahasa manusia daripada
tipikal simbol program-to-program protokol
 Reaktifitas: mampu secara selektif merasakan dan bertindak
 Kontinuitas sementara: mampu mengidetifikasi dan mengkondisikan untuk
periode yang lama

D. KESIMPULAN
Smart grid adalah pengelolaan energi listrik dengan konsep terintegrasi dan
mengurangi tergantungan terhadap sumber daya alam yang berasal dari fosil.
Integrasi ini memungkinkan adanya komunikasi dan pertukaran informasi antara
pembangkitan, distribusi dan konsumsi energi listrik untuk membuat keputusan yang
lebih cerdas mengenai konsumsi energi dan produksi. Di dalam smart grid terdapat 3
unsur teknologi yaitu teknologi tenaga listrik, informasi, dan telekomunikasi. Ketiga
unusur tersebut saling terintegrasi yang memungkinkan adanya komunikasi 2 arah
antara perusahaan penyedia tenaga listrik seperti PLN dengan konsumen.
Smart Grid adalah sistem pengiriman daya listrik, dengan dua komponen
penting: Pertama, dua arah, real-time, dapat diandalkan, kapasitas besar infrastruktur
komunikasi untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan jaringan listrik, seperti tagihan
verifikasi dari pelanggan, kontrol dan manajemen daya memuat seluruh grid,
optimalisasi aset jaringan listrik, kedua, dengan menggunakan Teknologi Informasi
(TI) yang memproses dan menangani sejumlah besar informasi Smart Grid
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dari pada sistem teknoogi
yang sebelumnya.

E. REFERENCE
1) Afifah, khalida. 2016.Perencananaan dan tata kelola Merespon Insiden Pada
keamanan Jaringan Smart grid.
2) Jingcheng Gaoa, Yang Xiao, Jing Liu, Wei Liang , C.L. Philip Chenc.2011.A
survey of communication/networking in Smart Grids.
3) Wenye Wang , Yi Xu, Mohit Khanna.2011. A survey on the communication
architectures in smart grid.

Anda mungkin juga menyukai