Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RSD AERAMO

NOMOR : 445/RSD AERAMO/SK/285/03/2019


TENTANG
KEBIJAKAN LANGKAH LANGKAH PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH AERAMO

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


: terhadap pasien diperlukan usaha keselamatan pasien dan
a dalam hal mengurangi resiko pasien dari cidera karena jatuh
yang mengacu pada standar akreditasi baru yang termasuk
dalam kelompok sasaran keselamatan pasien.
b. bahwa dalam identifikasi pasien resiko jatuh setiap pasien wajib
diidentifikasi melalui Morse Fall Scale Score (untuk pasien
dewasa), Humpty Dumpty Scale Score (untuk pasien pediatri)
dan Ontario Modified Stratify (untuk pasien geriatri) sejak awal
mendapatkan pelayanan atau pengobatan di RSD Aeramo.
c.. bahwa berdasarkan pertimbangan butir a dan b maka perlu
dibuat Kebijakan tentang Langkah-Langkah Pencegahan Resiko
Pasien Jatuh di Rumah Sakit Daerah Aeramo yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
RumahSakit;

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
RumahSakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
Tenteng Persetujuan Tindakan Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No 1438 / Menkes / Per/ IX /
2010, tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
11. Nine Life Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient
Safety (2007)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Purwokerto Tentang
Langkah Langkah Pencegahan Resiko Pasien Jatuh
KEDUA : Memberlakukan kewajiban identifikasi resiko pasien jatuh
kepada setiap pasien sejak awal mendapatkan pengobatan atau
pelayanan rawat inap berdasarkan Morse Fall Scal, Ontario
Modified Stratify dan Humpty Dumpty Scale
KETIGA : Memberlakukan kewajiban petugas dalam melaksanakan
langkah-langkah pencegahan pada pasien yang mempunyai
resiko jatuh sejak awal mendapatkan pelayanan di rawat inap
maupun apabila terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
KEEMPAT : selama di Rumah Sakit.
Semua biaya yang dibutuhkan dengan adanya
kebijakan/keputusan ini dibebankan kepada anggaran RSD
Aeramo.
KEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Mbay
Pada tanggal : Maret 2019

Direktur RSD Aeramo

drg. Emerentiana Reni W. MHlth &IntDev


NIP. 19720123 200012 2 002

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSD AERAMO

NOMOR : 445/Rsd Aeramo/Sk/285/03/2019


TANGGAL : Maret 2019

TENTANG : KEBIJAKAN LANGKAH LANGKAH PENCEGAHAN RESIKO


PASIEN JATUH DI RSD AERAMO

Kebijakan umum:

1) Rumah Sakit Menerapkan Asesmen Resiko Pasien Jatuh dan melakukan


evaluasi dengan menggunakan: Skala Humpty Dumpty : 0 hari s/d 14
tahun , Skala Morse : 15 tahun s/d 59 tahun , Skala Ontario Modified
Stratify-Sydney : lebih dari 59 tahun

2) Semua pasien neonatus dikategorikan berisiko jatuh.

3) Pengkajian risiko jatuh merupakan asesmen awal yang harus dilengkapi


saat pasien masuk rumah sakit

4) Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan


rawat inap,pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD

5) Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian risiko jatuh


dilakukan oleh perawat atau bidan

6) Kiriman dokter atau bidan luar RSD Aeramo atau datang sendiri yang
langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan

7) Yang dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care, pengkajian risiko
jatuh dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral

8) Pemasangan gelang pasien risiko jatuh dipasang oleh perawat atau bidan
yang melakukan pengkajian pada pasien tersebut

9) Lakukan penatalaksanaan resiko jatuh sesuai kategori ringan, sedang dan


tinggi

10) Pasien yang telah di indentifikasi dengan resiko jatuh sedang dan tinggi
dilakukan pemasangan gelang warna kuning

11) Setiap pasien yang diidentifikasi resiko jatuh telah diberikan penjelasan
atau rencana untuk mencegahnya sesuai kriterianya oleh staf keperawatan
yang kompeten
12) Asesmen ulang resiko jatuh dilakukan setiap hari bila pasien termasuk
kategori tinggi, dan assesmen ulang setiap 3X24 jam bila termasuk
kategori ringan sampai sedang

13) Pencegahan risiko jatuh di rawat inap dilakukan dengan menggunakan


pedoman pencegahan risiko jatuh dan di monitor.
14) Untuk Pasien resiko Jatuh dilakukan Modifikasi Faktor Lingkungan
dengan Pemasangan tanda peringatan lantai basah licin.

Kebijakan Khusus:

Jika terjadi insiden (KNC/KTD/Sentinel) harus dilaporkan melalui format


insiden keselamatan pasien pada Komite Mutu & Keselamatan Pasien rumah
sakit dalam waktu maksimal 2x24 jam.

Ditetapkan di Mbay
Pada tanggal Maret 2019

Direktur RSD Aeramo

drg. Emerentiana Reni W. MHlth &IntDev


NIP. 19720123 200012 2 002

Anda mungkin juga menyukai