Anda di halaman 1dari 98

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan

tersebut, diselenggarakan program pembangunan nasional secara

berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesejahteraan

merupakan bagian integral dan terpenting pembangunan nasional.

Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam

meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia

(Purwandari, 2011:12).

Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas

wilayah, nilai, keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling

mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan anggota

masyarakat lainnya (WHO, 1974 dalam Handajani, 2013:5). Komunitas

sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sistem sosial yang tinggal

di wilayah tertentu, memiliki nilai, keyakinan dan minat yang relative sama

serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Handajani,

2013:5). Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga dan

masyarakat. Keberhasilan pelayanan kebidanan dalam komunitas sangat

membutuhkan peran serta masayarakat. Masyarakat merupakan pusat

pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah. Masyarakat adalah

1
2

jalinan pergaulan sehari-hari yang memiliki cakupan yang luas. Masyarakat

merupakan lembaga nonformal dalam mendidik seseorang (Handajani,

2013:15).Di dalam kehidupan bermasyarakat, terjadi interaksi antarkeluarga

yang menjadi perantara efektif dalam berbagai usaha kesehatan masyarakat

(Handajani, 2013:14).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal

dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan

atau adopsi (Handajani, 2013:14). Jika salah satu atau berbagai anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan, hal tersebut akan berpengaruh

terhadap keluarga lainnya. Keluarga juga merupakan fokus pelayanan

kesehatan yang strategis karena keluarga mempunyai peran utama dalam

pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga (Handajani, 2013:14).

Kehidupan keluarga tidak terlepas dari masalah-masalah kesehatan.Masalah

kesehatan bukan sekedar masalah sakit atau tidak sakit serta

penanggulangannya tetapi lebih luas dan majemuk dari yang diperkirakan

baik dari segi penanggulangan maupun dari segi pencegahan (Dainur,

2013:14). Salah satu upaya untuk mencegah dan mengatasi masalah

kesehatan dalam masyarakat yaitu melalui program Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Daerah yang masih memiliki masalah kesehatan yang cukup tinggi di

Kabupaten Manggarai salah satunya adalah Desa Pong Leko Kecamatan

Ruteng. Desa Pong Leko terdiri dari 4 Dusun, salah satunya adalah Dusun
3

Nampar yang menjadi tempat dilaksanakannya Program Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Dusun Nampar memiliki masalah kesehatan yang cukup tinggi, salah

satunya adalah masalah yang berkaitan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Kesadaran masyarakat Dusun Nampar dalam menerapkan pola

hidup bersih dan sehat masih rendah, sehingga perlu dilakukan upaya

promotif melalui penyuluhan-penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan

tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah melakukan praktik kebidanan komunitas, mahasiswa

diharapkan mampu menemukan masalah-masalah kesehatan di Dusun

Nampar serta mampu menangani masalah-masalah kesehatan tersebut.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data di wilayah Dusun

Nampar

b. Mahasiswa mampu menganalisis data hasil pengkajian di wilayah

Dusun Nampar

c. Mahasiswa mampu merumuskan masalah dari hasil analisis data di

wilayah Dusun Nampar


4

d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan

perumusan masalah yang terdapat di wilayah Dusun Nampar

e. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan yang disepakati

bersama-sama dengan masyarakat Dusun Nampar

f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan berdasarkan

kesepakatan bersama dengan masyarakat sesuai dengan rencana

tindakan yang telah ditentukan.

g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan atau

program kerja yang telah dilaksanakan di Dusun Nampar.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Laporan ini dapat dijadikan referensi dan tambahan pustaka dalam

pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terdapat di

wilayah kerja serta mengupayakan penanggulangan terhadap

masalah kesehatan yang ada.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang menjadi

prioritas serta mengupayakan penanggulangannya sehingga

masalah kesehatan tersebut dapat teratasi dan berusaha untuk

mencegah masalah kesehatan tidak terjadi lagi.


5

c. Bagi Aparat Desa

Dapat mengetahui masalah- masalah kesehatan yang ada dalam

masyarakat sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan masalah

tersebut melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan setempat.

d. Bagi Masyarakat

Dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ada dalam

masyarakat sehingga mereka mampu mengontrol perilaku dan

kebiasaan hidup.

e. Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi referensi dalam melakukan asuhan kebidanan di

komunitas.
6

BAB II
DAFTAR TEORI

A. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Pengertian PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan masyarakat. Contoh PHBS, antara lain: Gizi

seperti makan beraneka ragam makanan, minum tablet tambah darah,

mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul

vitamin A. Kesehatan lingkungan, seperti membuang sampah pada

tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga

dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

2. Macam-Macam PHBS

PHBS terdiri dari berbagai macam, antara lain:

a. PHBS di Rumah Tangga

Di rumah tangga, sasaran primer harus memperhatikan

perilaku yang dapat menciptakan rumah tangga berperilaku hidup

bersih dan sehat, yang mencakup persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap

bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih

dan sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga,

menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar

6
7

Sembarangan/BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga,

membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik

nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas

fisik, tidak merokok di dalam rumah, dll.

b. PHBS di Tempat Umum

Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan,

terminal, dermaga dan lain-lain), sasaran primer harus

mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat umum

berperilaku hidup bersih dan sehat, yang mencakup mencuci

tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang

sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi

NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik

nyamuk, dll.

c. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Di fasilitas pelayanan kesehatan (Klinik, Puskesmas,

Rumah Sakit, dll), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku

yang dapat menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan berperilaku

hidup bersih dan sehat, yang mencakup mencuci tangan dengan

sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat

sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak

meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk, dll.


8

3. Indikator PHBS

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

b. Memberi bayi ASI eksklusif

c. Menimbang bayi dan balita

d. Menggunakan air bersih

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik nyamuk

h. Makan buah dan sayur setiap hari

i. Melakukan aktivitas fisiksetiap hari

j. Tidak merokok di dalam rumah

4. Tindakan-tindakan untuk menjaga kebersihan

a. Penyediaan air bersih dan pengendalian pencemaran air bersih

serta pengolahan air limbah (SPAL ) tertutup

b. Pengolahan sampah dan pemberantasan vektor

c. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah

d. Sanitasi makanan dan pengendalian pencemaran udara

e. Pengendalian kebisingan perumahan dan permukiman

f. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan

lingkungan
9

B. Kesehatan Reproduksi Remaja

1. PengertianRemaja dan Kesehatan Reproduksi Remaja

Masa remaja adalah suatu periode transisi yang memilki rentang

dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai

pencapaian tanggung jawab pada masa dewasa.Remaja secara umum

mencakup individu berusia antara 10-19 tahun sehingga kesehatan

reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial dan

emosional kaum muda (Glasier, 2006:230).

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh

remaja (Manuaba, 2013:108). Sehat bukan hanya bebas dari penyakit

atau kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial (Rejeki,

2008).

2. Tumbuh Kembang Remaja

Menurut Fauzi (2008), tumbuh kembang remaja dibagi atas:

a. Masa remaja dibedakan atas

1) Masa remaja awal (10-13 tahun)

2) Masa remaja tengah (14- 16 tahun)

3) Masa remaja akhir (17-19 tahun)

b. Perubahan psikis

1) Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan

kelompoknya
10

2) Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan

orang tua

3) Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri

4) Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat

tergantung pada kelompoknya.

c. Perubahan fisik pada remaja

1) Pada perempuan

a) Mulai menstruasi

b) Payudara dan bokong membesar

c) Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat

d) Vagina mengeluarkan cairan

e) Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina

f) Tubuh bertambah tinggi

2) Pada laki- laki

a) Terjadi perubahan suara mejadi besar dan berat

b) Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin

c) Tumbuh kumis

d) Mengalami mimpi basah

e) Tumbuh jakun

f) Pundak dan dada bertambah besar dan bidang

g) Penis dan buah zakar membesar

h) Tubuh bertambah berat dan tinggi

i) Keringat bertambah banyak


11

j) Kulit dan rambut mulai berminyak

3. Menstruasi atau Haid

Haid adalah terlepasnya sel telur dari dinding rahim karena tidak

terjadi pembuahan.Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin

tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian

beberapa bulan tidak menstruasi lagi.Hal ini memakan waktu kira-kira

3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan

berjalan terussecara teratur sampai usia 50 tahun.Bila seorang wanita

berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :

a. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari

sebelum menstruasi yang akan datang

b. Telur berada dalam saluran telur dan selaput lendir

rahimmenebal.

c. Telur berada dalam rahim,selaput lendir rahim menebal

dan siap menerima hasil pembuahan

d. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan melepas dari

dinding rahim dan terjadi perdarahan.Telur akan keluar dari

rahim bersama darah.

e. Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan.Ada

yang 26 hari,28 hari, 30 hariatau bahkan ada yang 40

hari.Lama menstruasi normalnya 2-7 hari, namun kadang-

kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5

hari.Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara


12

30-80 ml. Selama masa haid yang perlu diperhatikan adalah

kebersihan dengan mengganti pembalut sesering mungkin

(setiap 2-4 jam). Daerah genetalia tidak boleh dibersihkan

menggunakan sabun, hanya menggunakan air bersih dan cara

membersihkannya dari arah depan ke belakang.

4. Umur Reproduksi

Reproduksi dimulai pada umur 15 tahun sampai 44 tahun.Umur 20

tahun-27 tahun merupakan puncak tingkat kesuburan.

5. Fungsi Reproduksi

Reproduksi berfungsi untuk berkembang biak,menghasilkan sel telur

dan sperma dan menghasilkan individu yang baru.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi remaja

Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan,

hubungan seksual pranikah, penyakit menular seksual (PMS),

pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan

reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara

remaja dengan keluarganya.


13

7. Contoh Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit yang timbul karena seks bebas yang disebut dengan

penyakit menular seksual, yakni :

a. Gonore

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae

yang mudah tumbuh dan berkembang di daerah saluran

reproduksi, termasuk di leher rahim, uterus dan di tuba fallopi

pada wanita, di uretra pada pria dan wanita.

Gejalanya:

1) Pada Pria: ujung penis keluar kotoran berwarna putih,

kuning atau hijau, rasa sakit atau sensasi terbakar saat

buang air kecil, sering buang air kecil, rasa sakit di sekitar

testis.

2) Pada Wanita: cairan vagina yang encer dan berwarna

kuning dan hijau, sering buang air kecil, sensai terbakar

atau sakit saat buang air kecil, rasa sakit pada perut bagian

bawah pada saat berhubungan seks atau setelahnya,

perdarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya atau

perdarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi, siklus

menstruasi terganggu, gatal di sekitar kelamin, demam,

kelelahan.
14

b. Sifilis (Raja Singa)

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan

oleh bakteri treponema pallidum. Gejala awal sifilis dimulai

dengan terjadinya lecet yang tidak sakit pada dan selanjutnya akan

berkembang secara bertahap selama 30 tahun, munculnya lesi atau

luka pada alat kelamin atau mulut, timbul benjolan disekitar alat

kelamin, kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti

flu, yang akan menghilang dengan sendirinya tanpa diobati.

c. Herpes genital

Herpes genital adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I (HSV-I ) dan tipe II

(HSV-II). Pada kebanyakan kasus, herpes genital disebabkan oleh

HSV-II, seperti jenis penyakit kelamin lainnya, herpes terkadang

muncul tanpa gejala tertentu tetapi mereka tetap menulari orang

lain.

Gejala:pada awalnya ada seperti rasa terbakar atau gatal pada

kelamin, timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna

dasar kemerahan dan jika pecah menimbulkan luka lecet yang

terbuka dan sangat nyeri, pembengkakan pada kelenjar lipatan

paha, nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang

terkena.
15

d. Klamidia (Chlamydia)

Klamidia adalah jenis penyakit seksual umum yang

disebabkan oleh bakteri Klamidia Trachomatis. Gejala pada

wanita: cairan vagina tidak normal dan mengeluarkan bau yang

tidak biasa, sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil,

menstruasi yang sakit (dismenorhea), sakit saat melakukan

hubungan seksual, rasa gatal atau sensasi terbakar di sekitar

vagina, sedangkan pada pria antara lain pada ujung penis keluar

kotoran berwarna jernih atau putih, sakit pada saat buang air kecil,

rasa gatal atau panas di sekitar lubang penis, rasa sakit dan

pembengkakan di sekitar testis.

e. Kutil Kelamin (Kondiloma Akuminata)

Kutil Kelamin adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV).Kutil

kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar kelamin atau area

dubur.Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi

biasanya menimbulkan rasa gatal-gatal, memerah dan bahkan bisa

berdarah. Kutil akan muncul 3 bulan setelah terjadi infeksi HPV.

f. Trikomoniasis Vaginalis

Trikomoniasis Vaginalis adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Tanda dan gejala:

keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau


16

busuk, gatal pada kemaluan dan nyeri saat berhubungan seks dan

buang air kecil.

g. Human Immuno Deficiency Virus (HIV)

HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh.Virus

ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak aman, berbagai

alat suntik atau jarum, dari ibu ke bayi, maupun melalui transfusi

darah.Penyebabnya adalah virus HIV (Human Immuno Deficiency

Virus). Cara penularannya melalui darah ,bisa berbentuk luka,

cairan sperma dan cairan vagina.Pencegahannya yaitu tidak

melakukan hubungan seks bebas, tidak menggunakan jarum suntik

bersamaan, hubungan seksual yang aman (gunakan kondom),

hindari kontak lansung dengan produk darah penderita.

h. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya

sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

HIV. AIDS termasuk penyakit menular seksual karena salah satu

cara penularannya melalui hubungan seksual denga orang yang

telah terinfeksi HIV.


17

8. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

a. Pengertian SADARI

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada

wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin

dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi

utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker

payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi

kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit, puting bersisik

dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah (Olfah dkk, 2013).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi

kanker payudara adalah cara termudah dan termurah untuk

mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan besar berkembang

menjadi kanker ganas. SADARI atau periksa payudara sendiri

dengan rutin merabanya merupakan langkah penting untuk deteksi

dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan

efektif untuk semakin “mengenal” dan menyadari jika terdapat

suatu hal yang tidak normal pada payudara.

Bentuk payudara biasanya berubah-ubah sebelum

memasuki masa menstruasi, biasanya payuadara terasa membesar,

lunak, atau ada benjolan dan kembali normal ketika masa

menstruasi selesai. Yang terpenting adalah mengenali perubahan


18

mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak keadaan normal dari

payudara sendiri.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin untuk

dapat merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika

terjadi perubahan dapat segera diketahui. Waktu terbaik untuk

memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi

selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak. Pemeriksaan tidak

tepat dilakukan pada menjelang dan sewaktu menstruasi (Bustan,

2007).

b. Siapa yang perlu melakukan SADARI ?

Menurut Nisman (2011) wanita yang dianjurkan melakukan

SADARI atau Breast Self Examination (BSE) untuk mengurangi

memicu kejadian kanker payudara waktu pelaksanaan SADARI

sebagai berikut:

1) Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi

2) Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan

3) Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan

pemeriksan payudara sendiri (SADARI)setiap bulan.

4) Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu

melakukan mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara

oleh dokter setiap 2 tahun.


19

5) Wanita yang berusia antara 20-40 tahun: mamogram awal atau

dasar antara usia 35 sampai 40 tahun dan melakukan pengujian

payudara pada dokter setiap 3 tahun.

6) Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan

pemeriksaan payudara pada dokter dan mamografi setiap 1-2

tahun.

7) Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan

payudara pada dokter dan mamografi setiap tahun.

c. Manfaat SADARI

Menurut Nisman (2011) deteksi dini merupakan langkah

awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya

tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi

tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut.Keuntungan dari

deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan

hidup pada wanita penderita kanker payudara.

d. Tujuan SADARI

Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu

dilakukan dengan bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara

sebagai berikut:

1) SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara,

bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya

deteksi dini maka kanker payudara dapat terdeteksi pada


20

stadium awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang

harapan hidup penderita kanker payudara.

2) Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang

ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup

lebih lama.

e. Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007),

Sitorus (2006), Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi

dini kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara

sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah

satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid telah berhenti,

maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu

yang sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Pemeriksaan payudara

sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun kurang atau lebih.

1) Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak

di depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah.

Perhatikan ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari

payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.

2) Melihat perubahan di hadapan cermin

Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara

(simetris atau tidak).


21

Cara melakukan:
Gambar 2.1 Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin

Melihat perubahan bentuk dan besar payudara, perubahan

puting susu, serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri

tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah

disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara.

Normaljika ukuran satu dengan yang lain tidak sama.

Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna

kulit.Rata-rata payudara berubah tanpa kita SADARI.

Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara

berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena

benjolan. Puting yang berubah posisi di mana seharusnya

menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna

memerah, kasar, dan terasa sakit.

Gambar 2.2 Tahap 2 Periksa Payudara dengan Kedua


Tangan Diangkat

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas

kepala.Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit,

perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya


22

atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati

perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti

perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan

bentuk puting atau permukaan kulit menjadi kasar.

Gambar 2.3 Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin

Tangan Disamping

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan

disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan

kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Gambar 2.4 Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan

Berkacak Pinggang

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan

berkacak pinggang /tangan menekan pinggul dimaksudkan

untuk menegangkan otot di daerah axilla. Lalu perhatikan

apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi

demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada


23

perubahan yang mencurigakan perubahan atau kelainan

atau puting.

Gambar 2.5 Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke

kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan

bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu

sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan

diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di

bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk

memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari

Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau

penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan

Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90 derajat.

Gambar 2.6 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan

Vertical Strip
24

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara

vertical, dari tulang selangka dibagian atas ke bra-line di

bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke

garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri

untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan

tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan

Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran

ringan dan tekan kuat di setiap tempat.

Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2

cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka

dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke

bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang

ditunjuk.

Gambar 2.7 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan

Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat

putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara

dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai

ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali


25

dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan

kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola

mammae.

Tekanan payudara memutar searah jarum jam

dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang

dirapatkan. Dimulai dari posisi jam 12.00 pada bagian

puting susu. Menggunakan kedua tangan, kemudian

tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan

abnormal dari puting payudara.

Gambar 2.8 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting

Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan

payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari

puting payudara.

Gambar 2.9 Tahap 5 Memeriksa Ketiak


26

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan

ketiak Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan

teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

f. Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari

Menurut Olfah dkk (2013), Setiati (2009), Nisman (2011),

dan Kasdu (2005) menyatakan apabila tidak melakukan skrining

dan deteksi dini dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan

5-7 hari setelah menstruasi akan mendapatkan temuan masalah

kanker payudara atau kelainan yang terjadi di payudara seperti

memiliki sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang

menunjukkan suatu ketidaknormalan pada payudara. Hal-hal

berikut ini dapat menandakan adanya kanker payudara, tanda-tanda

khusus kanker payudara sebagai berikut:

1) Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara

biasanya tanpa rasa sakit walaupun 25% kanker dihubungkan

dengan suatu rasa tidak nyaman.

2) Puting susu yang terlipat ke dalam.

3) Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan

terdapat kerutan-kerutan pada kulit payudara.

4) Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu

payudara.

5) Perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari

puting susu (jarang-jarang).


27

6) Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak

adalah tanda meningkatnya penyakit.

7) Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit,

jika ditekan tidak bergerak pada tempatnya dan hanya teraba

pada salah satu payudara.

8) Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting

susu

9) Timbul rasa nyeri

10) Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu

seperti gatal, terasa bakar dan tertarik ke dalam.

11) Terjadi perlukaan di daerah ketiak

C. Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar

1. Ibu Menyusui

Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau

anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudaranya. Bayi

menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan

susu. Keberhasilan menyusui tidak diperlukan dari pemakaian alat-alat

khusus dan biaya yang mahal yang diperlukan hanyalah kesabaran,

waktu, sedikit pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari

lingkungan terutama suami (Rachmawati dan Kuntari, 2007 dalam

penelitian Sulistyaningsih, 2012).


28

2. Cara Menyusui yang Baik dan Benar

Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap

air susu. Petugas kesehatan perlu memberikan bimbingan pada ibu

dalam minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara

menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah yaitu

dengan langkah-langkah berikut ini:

a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit demi sedikit

kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara

ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban

puting susu (Suradidkk,2008).

b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara:

1) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai lebih

baik menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu

tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran

kursi

2) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.

Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan

dengan telapak tangan ibu.

3) Posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di

depan

4) Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap

payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)


29

5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang

(Suradidkk,2008).

c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain

menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya

saja.

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)

dengan cara menyentuh pipi dengan puting susumenyentuh sisi

mulut bayi.

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola

dimasukkan ke mulut bayi:

1) Usahakan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah

bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan

ASI yang terletak di bawah areola .

2) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang

atau disangga lagi (Suradi, dkk, 2008).

f. Melepas isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,

sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas

isapan bayi, yaitu jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi

kemudian dagu ditekan ke bawah.


30

g. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum

terkosongkan (yang dihisap terakhir).

h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian

dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering

dengan sendirinya.

i. Menyendawakan bayi.

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara

dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui.

Ketika menyusui bayi ikut menelan udara yang dapat membuat

perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan

minumnya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan

bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya setelah lima

menit bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi berpindah

payudara. Ada tiga cara umum menyendawakan bayi, antara lain :

1) Gendong bayi dengan kuat di pundak, wajah bayi menghadap

ke belakang, beri dukungan dengan satu tangan pada

bokongnya, tepuk atau usap punggungnya dengan tangan lain

2) Telungkupkan bayi di pangkuan, lambungnya berada di salah

satu kaki, kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya.

Satu tangan memegangi tubuhnya dengan kuat, satu tangan

lain menepuk atau mengusap punggungnya sampai bersendawa

3) Dudukkan bayi di pangkuan, kepalanya menyandar ke depan,

dadanya ditahan dengan satu tangan. Pastikan kepalanya tidak


31

mendongak ke belakang. Tepuk atau gosok punggungnya

(Danuatmaja, dkk, 2007).

3. Tanda –Tanda Menyusui Yang Baik dan Benar

a. Bayi tampak tenang

b. Badan bayi menempel pada perut ibu

c. Mulut bayi terbuka lebar

d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

e. Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah

lebih banyak yang masuk

f. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya

putting saja),lingkar areola atas terlihat lebih banyak bila

dibandingkan dengan lingkar areola bawah.

g. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan

h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

i. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang

disertai dengan berhenti sesaat.

D. Gizi Bayi dan Balita

1. Gizi Bayi

a. Pengertian Gizi

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Gizi yang

seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih


32

dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang

berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas

dan kuantitas yang tepat dan seimbang. Gizi yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa

aktif dan sehat optimal, serta tidak terganggu penyakit atau tubuh

tetap sehat.

b. MP-ASI

MP-ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi

setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang

diperlukan bagi bayi karena produksi ASI mulai berkurang

dimana bayi secara perlahan-lahan dibiasakan dengan makanan

orang dewasa.

c. Syarat-Syarat MP-ASI

1) Nilai energi dan kandungan zat gizinya tinggi

2) Memiliki nilai suplementasi yang baik, vitamin dan mineral

3) Dapat diterima oleh alat pencernaan anak dengan baik

4) Harganya relatif murah

5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia

secara lokal.

d. Manfaat MP-ASI

1) Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang

2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai

macam makanan dalam berbagai rasa dan bentuk


33

3) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan

menelan

4) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung

kadar energi tinggi.

e. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI

1) Berikan secara berhati-hati sedikit demi sedikit dalam bentuk

encer kemudian lebih kental secara berangsur-angsur.

2) Makanan diperkenalkan secara satu persatu sampai bayi

benar-benar dapat menerimanya.

3) Makanan yang dapat mebimbulkan alergi diberikan paling

terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit.

4) Jangan memaksa memberikan makanan pada bayi, sebaiknya

menunggu bayi lapar.

2. Gizi Balita

a. Pengertian Gizi

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang

seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih

dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang

berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas

dan kuantitas yang tepat dan seimbang. Gizi yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa


34

aktif dan sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau tubuh

tetap sehat.

b. Manfaat Gizi Bagi Balita

1) Mendukung pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik

maupun otak agar lebih maksimal

2) Membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi normal untuk

menjaga kesehatan tubuh

3) Mencegah gangguan kesehatan seperti kekurangan zat besi,

karies gigi, obesitas, bahkan osteoporosis ketika usia sudah

dewasa

4) Mengurangi risiko terjadinya penyakit mematikan dimasa

mendatang, seperti: kanker, jantung, diabetes dan stroke

5) Terhindar dari resiko ketidakseimbangan energi, sehingga

menghambat pertumbuhan anak, penurunan kesadaran,

gangguan bicasa, penurunan kecerdasan, gangguan

pemusatan perhatian, gangguan rasa percaya diri, sariawan

atau beri-beri.

6) Kecenderungan pola makan anak yang kurang baik, Seperti

lebih banyak mengonsumsi makanan instan atau minuman

bersoda akan meningkatkan resiko obesitas.


35

c. Tanda-Tanda Balita sehat

1) Bahagia dan responsif

Ketika diajak bicara, balita menunjukkan kontak mata yang

responsif. Untuk menstimulasinya, ajak anak bicara setiap

ada kesempatan. Saat makan, bermain, atau diajak bepergian.

Biasakan berbicara dengan melihat mata balita.

2) Rambut tidak mudah kusam dan rontok

Jangan abaikan bila rambut balita mudah rontok dan tampak

kusam. Bisa jadi dia kekurangan zat gizi tertentu, seperti

vitamin B kompleks dan mineral seng (zinc). Sebaliknya,

dengan rambut mengilap dan kuat, menunjukkan bahwa

balita cukup gizi, serta kebersihan rambut dan kulit kepalanya

terjaga.

3) Gigi cemerlang

Jika di usia setahun gigi pertamanya belum juga tumbuh, bisa

jadi balita kekurangan kalsium. Biasakan ke dokter gigi 6

bulan sekali untuk pemeliharaan.

4) Gusi merah muda, tak mudah berdarah

Jika mudah berdarah ad akemungkinan mengalami defisiensi

(kekurangan) vitamin C. gusi dan gigi yang sehat dan

terawatt juga membuat mulut bayi tak bau busuk.


36

5) Kulit bersih dan jika luka mudah sembuh

Dalam kondisi sehat, sel-sel kulit juga menjadi lebih cepat

emperbaiki diri ketika terjadi luka.

6) Kuku merah muda (tidak pucat) dan tidak rapuh

Ini menunjukkan bahwa balita tidak mengalami anemia

(kekurangan sel darah merah) dan tidak kekurangan mineral

kalsium.

7) Makan lahap

Jika di usia 2 tahun anak masih melepeh makanannya,

misalnya, bisa jadi dia mengalami gangguan mengunyah dna

menelan makanan, karena ia tak melalaui “tahap emas”

belajar makan dengan baik di usia 6-12 bulan. Gangguan

makan bisa mengakibatkan kurang gizi dan menggangu

kemampuan bicara , karena kerja otot di organ mulut

berkaitan erat dengan keterampilan bicara.

8) Tidur lelap dalam waktu cukup. Di bawah usia 5 tahun perlu

tidur sekitar 10 jam sehari. Sehingga sel-sel saraf otak

berkembang baik untuk mendukung kecerdasannya.

d. Tanda dan Gejala Gizi Kurang

1) Berat badan kurang dari normal/ kurus

2) Nafsu makan berkurang

3) Kurang bersemangat

4) Mata pucat
37

5) Mudah lelah

6) Malas beraktifitas

7) Cengeng

e. Akibat gizi kurang

1) Kecerdasan kurang

2) Kurang darah

3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

4) Mudah terserang penyakit.

f. Pencegahan gizi kurang

1) Dahulukan makan dari pada jajan

2) Makan minimal 3× per hari dengan teratur.

E. Personal Hygiene Pada Lansia

1. Defenisi personal hygiene

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan

untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupunpsikologis

(Alimul, 2006).

Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan

individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini

diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik

personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit

merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan

infeksi(Potter & Perry, 2005).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


38

Menurut Potter dan Perry (2008), sikap seseorang melakukan personal

hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra tubuh (Body Image)

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya

personal hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan

konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal

hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra

tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999, dalam setiadi, 2005).

b. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial dapat mempengaruhi bagaimana

pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene.

c. Status sosial ekonomi

Menurut Pratiwi (2008), pendapatan keluarga akanmempengaruhi

kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-

kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan

kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang

mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene.

Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana

dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan

mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (misalnya sabun,

sikat gigi, sampo, dll).


39

d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi

kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,

pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus

termotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu dengan

pengetahuan tentang pentingnya personal higene akan selalu

menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau

keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).

e. Kebudayaan

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan

perawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal

higiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering

menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri.

f. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang

Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang

kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.


40

3. Macam-Macam Personal Hygiene dan Manfaatnya

Menurut Potter dan Perry (2008) macam-macam personal hygiene

dantujuannya adalah:

a. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung

dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur

temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang

adekuat dalam mempertahankan fungsinya.

b. Mandi

Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi

dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik.

Tujuan memandikan pasien adalah untuk menjaga kebersihan

tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar

sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien.

c. Hygiene mulut

Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung

terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian

penting yang harusdipertahankan kebersihannya sebab melalui

organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut

membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi,

dan bibir.
41

d. Perawatan mata, hidung, dan telinga

Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung,

dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada

perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara

terus-menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu

mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.

Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan.

Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya

perlu dibersihkan. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman,

memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta

mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.

Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan

bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan

perawatan mata, hidung dan telinga. Tujuan perawatan mata,

hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik

yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan

bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan

mata, hidung, dan telinga sehari-hari.

e. Perawatan rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung

dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit

atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara

perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan


42

bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut,

distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan

umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik,

penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat

mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian

dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur

suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat

diidentifikasi.

f. Perawatan genitalia

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien

yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien

yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.

F. Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan

atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi.

2. Manfaat Keluarga Berencana

a. Perbaikan kesehatan badan ibu

b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak,

beristirahat

c. Perkembangan fisik, mental, dan sosial anak lebih sempurna

d. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik


43

3. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

a. KB hormonal (mengandung obat)

Contoh : pil, suntikan, susuk

1) Cara Kerja :

a) Mencegah pelepasan sel telur

b) Mencegah penempelan sel telur dalam rahim

c) Mengentalkan lendir serviks/mulut rahim sehingga

sulit dilalui oleh sperma

d) Menghambat pergerakan saluran tuba dalam rahim

2) Efek Samping :

a) Menstruasi menjadi tidak teratur atau tidak mens sama

sekali (kecuali pil)

b) Kanaikan berat badan

c) Muncul flek hitam pada wajah

d) Mual, pusing, muntah

b. KB nonhormonal (tidak mengandung obat)

Contoh : IUD dan Kondom

1) Cara Kerja IUD :

a) Menghambat kemampuan sperma masuk saluran tuba

dalam rahim

b) Mencegah penempelan sel telur dalam rahim

c) Mencegah sel sperma dan sel telur untuk bertemu

2) Cara Kerja Kondom :


44

a) Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur

b) Mencegah penularan penyakit menular seksual

c. KB Alamiah

1) Senggama Terputus

Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum mengeluarkan

sperma atau air mani, sehingga sperma tidak masuk ke dalam

vagina (alat kelamin wanita).

2) Metode Kalender

Yaitu tidak melakukan sanggama atau hubungan seksual pada

masa subur.

3) MAL (Metode Amenorea Laktasi)

Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI

secara eksklusif.

d. Kontrasepsi Mantap

1) Tubektomi (MOW)

Adalah metode operasi wanita untuk menghentikan

kesuburan/kehamilan. Yang boleh menjalani tubektomi adalah :

a) Umur lebih dari 26 tahun

b) Jumlah kelahiran lebih dari 2 kali

c) Yakin telah mempunyai besar keluarga sesuai dengan

kehendaknya.

d) Setelah melahirkan

e) Setelah mengalami keguguran


45

2) Vasektomi (MOP)

Adalah metode operasi pada pria dengan cara memotong saluran

sperma.

G. Personal Higiene (Mencuci Tangan dan Menyikat Gigi) Pada Anak-

Anak PAUD

1. Mencuci Tangan

a. Waktu untuk mencuci tangan

1) Sebelum makan

2) Sesudahdari kamar kecil

3) Sepulang dari bepergian

4) Sesudah memegang barang kotor, uang, dan hewan

b. Manfaat Mencuci Tangan

1) Mencegah penyakit

2) Mengurangi angka infeksi saluran pernafasan

3) Menghilangkan kuman pathogen

c. Langkah-langkah Mencuci Tangan

1) Membasahi tangan dengan air mengalir dan meneteskan

/mengusapkan sabun secukupnya. Menggosok kedua telapak

tangan sampai ke ujung jari.

2) Menggosokan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri

(atau sebaliknya), dengan jari-jari saling mengunci

(berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri, menggosok

sela-sela jari tangan (bergantian).


46

3) Meletakkan punggung jari satu dengan punggung jari lain

dan saling mengunci

4) Mengusapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri

dengan gerakan berputar. Melakukan hal yang sama dengan

ibu jari tangan kiri.

5) Menggosok telapak tangan dengan punggung jari tangan

satunya dengan gerakan ke depan, ke belakang dan berputar.

(melakukan sebaliknya).

6) Memegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan

lakukan gerakan memutar (melakukannya pula untuk tangan

kiri).

2. Menggosok Gigi

a. Waktu Untuk Menggosok gigi

1) Menggosok gigi setelah sarapan pagi

2) Menggosok gigi sebelum tidur

b. Manfaat Menggosok Gigi

1) Gigi putih dan bersih

2) Mengatasi bau napas tak sedap

3) Mencegah gigi berlubang

4) Mencegah daripenyakit

c. Cara Menggosok Gigi

1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk

sudut 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.


47

2) Setelah bagian depan selesai, pindah ke bagian gigi kanan

kemudian bagian kiri, cara menyikatnya sama seperti di

bagian depan yaitu dengan cara naik turun dari atas ke

bawah.

3) Setelah bagian depan, kanan dan kiri sudah selesai

dibersihkan lalu menuju ke bagian gigi geraham.

Menyapukan secara pelan-pelan dan memastikan semua

kotoran tersapu bersih oleh bulu sikat dan tak ada kotoran

yang tertinggal.

4) Setelah gigi geraham selesai dibersihkan, lalu membersihkan

gigi bagian dalam atas dan bawah secara pelan dan merata.
48

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi

Dusun Nampar terletak di Desa Pong Leko, Kecamatan Ruteng

Kabupaten Manggarai. Dusun Nampar terdiri dari 82 kepala keluarga

dengan jumlah warganya adalah 502 jiwa.

Adapun batas-batas wilayah Dusun Nampar adalah sebelah Timur

berbatasan dengan Dusun Pong Longgo, sebelah Selatan berbatasan

dengan Desa Bulan, sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Gulung dan

sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Manggaluwa.

B. Pengumpulan Data

1. Data Demografi

Gambar 3.1 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin

KARAKTERISTIK JENIS KELAMIN MASYARAKAT DUSUN


NAMPAR

A
B

LAKI-LAKI
PEREMPUAN (50,2%)
(49,8%)

Berdasarkan gambar 3.1 sebagian besar masyarakat Dusun Nampar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 252 orang (50,2%) dan

berjenis kelamin perempuan sebanyak 250 orang (49,8%)..

48
49

2. Sosial Ekonomi

Gambar 3.1 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar Berdasarkan

Penghasilan/Bulan

KARAKTERISTIK PENGHASILAN MASYARAKAT DUSUN


NAMPAR
TDK ADA (2,4%)

A
B
D

Rp.500.000- Rp. <500.000


1.000.000 (39 %) (58,5%)

Berdasarkan gambar 3.1 pada umumnya masyarakat Dusun

Nampar memiliki penghasilan < Rp. 500.000/bulan yaitu sebanyak 48

KK (58,5%), sedangkan 32 KK (39%) memiliki penghasilan

Rp.500.000-1.000.000 dan yang lainnya tidak memiliki penghasilan

yaitu sebanyak 2 orang (2,4%).

Gambar 3.2 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar Berdasarkan

Kepemilikan Jaminan Kesehatan

KARAKTERISTIK JAMKES MASYARAKAT DUSUN NAMPAR

A
B
TDK
MEMILIKI
(7,3%)

MEMILIKI (92,7%)
50

Berdasarkan gambar 3.2 masyarakat Dusun Nampar

sebagian besar memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat yaitu

sebanyak 76 KK (92,7%), sedangkan yang lainnya tidak memiliki

kartu jaminan kesehatan sebanyak 6 KK (7,3%).

3. Faktor Lingkungan

a. Perumahan

1) Jenis Bangunan

Gambar 3.3 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah

KARAKTERISTIK JENIS BANGUNAN MASYARAKAT DUSUN NAMPAR

60 SEMI

PERMANE
N (64,6%)

40

20
PERMANEN NON
17,1% PERMANEN
18,3%

0
A B C

Berdasarkan gambar 3.3 sebagian besar jenis bangunan rumah

masyarakat Dusun Nampar merupakan bangunan semi permanen yaitu

sebanyak 53 KK (64,6%), bangunan non permanen sebanyak 15 KK

(18,3%) dan bangunan permanen sebanyak 14 KK (17,1%).


51

2) Status Rumah

Gambar 3.4 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

KARAKTERISTIK STATUS RUMAH WARGA DUSUN NAMPAR

100
MILIK
SENDIRI
(81,7%)

80

60
Percent

40

LAIN-LAIN
20 (13,4%)
KONTRAKAN
(4,9%)

0
B C D

KARAKTERISTIK STATUS RUMAH WARGA DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.4 status rumah masyarakat

Dusun Nampar sebagian besar adalah milik sendiri yaitu

sebanyak 67 KK (81,7%), status rumah lain-lain seperti tinggal

bersama orang tua sebanyak 11 KK (13,4%) dan kontrakan

sebanyak 4 KK (4,9%).
52

3) Kondisi kebersihan di dalam rumah

Gambar 3.5 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Kondisi Kebersihan Rumah

KARAKTERISTIK KEBERSIHAN RUMAH WARGA DUSUN NAMPAR

CUKUP BERSIH
80 (76,8%)

60
Percent

40

TDK
20 BERSIH
BERSIH
(9,8%) (2,4%)

0
A B C

KARAKTERISTIK KEBERSIHAN RUMAH WARGA DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.5 pada umumnya kebersihan rumah

masyarakat Dusun Nampar cukup bersih yaitu sebanyak 63 KK

(76,8%), kondisi bersih sebanyak 8 KK (9,8%) dan kondisi tidak

bersih 9KK (2,4%).

b. Sumber Air

1) Kepemilikan Sumber air

Gambar 3.6 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Kepemilikan Air

KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN AIR MASY DUSUN NAMPAR

TDK MEMILIKI
SUMBER AIR
SENDIRI (61%)
60

AIR SENDIRI (39 %)

40
Percent

20

0
A B

KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN AIR MASY DUSUN NAMPAR


53

Berdasarkan gambar 3.6 pada umumnya masyarakat

DusunNampar tidak memiliki sumber air sendiri yaitu sebanyak 50

KK (61%)dan yang memiliki air sendiri sebanyak 32 KK (39%).

2) Tempat penyimpanan air

Gambar 3.7 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar Berdasarkan

Tempat Penyimpanan Air

KARAKTERISTIK TEMPAT PENYIMPANAN AIR

80

60
Percent

40 72 %

20
28%

0
TERTUTUP TERBUKA

KARAKTERISTIK TEMPAT PENYIMPANAN AIR

Berdasarkan gambar 3.7 sebagian besar tempat penyimpanan

air masyarakat Dusun Nampar terbuka sebanyak 59 KK (72%) dan

tempat penyimpanan air tertutup sebanyak 23 KK (28%).


54

3) Pengurasan

Gambar 3.8 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Pengurasan

Tempat Penyimpanan Air

KARAKTERISTIK SUMBER AIR


BERDASARKAN PENGURASAN
TEMPAT PENYIMPANAN AIR

60

50

40
Percent

30
52,4%

20

30,5%

10

17,1%
0
TIDAK PERNAH < 3 HARI > 3 HARI
DILAKUKAN

KARAKTERISTIK SUMBER AIR


BERDASARKAN PENGURASAN
TEMPAT PENYIMPANAN AIR

Berdasarkan gambar 3.8 sebagian besar masyarakat Dusun

Nampar melakukan pengurasan tempat penyimpanan air < 3 hari yaitu

sebanyak 43 KK (52,4%), masyarakat yang tidak pernah melakukan

pengurasan tempat penyimpanan air sebanyak 25 KK (30,5%) dan > 3

hari sebanyak 14 KK (17,1%).


55

4) Jarak

Gambar 3.9 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Jarak Sumber

Air dengan Pembuangan Limbah

KARAKTERISTIK JARAK SUMBER AIR DENGAN PEMBUANGAN LIMBAH


MASY DUSUN NAMPAR

60 < 1O METER
(54,9%)

>10 METER
50 (45,1 %)

40
Percent

30

20

10

0
A B

KARAKTERISTIK JARAK SUMBER AIR DENGAN PEMBUANGAN LIMBAH


MASY DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.9 dapat dilihat bahwa pada umumnya jarak

sumber air dengan tempat pembuangan limbah dari warga dusun

Nampar yaitu < 10 meter sebanyak 45 KK(54,9%) dan > 10 meter

sebanyak 37 KK (45,1%).
56

c. Pembuangan Air Limbah

1) Kepemilikan

Gambar 3.10Karakteristik Masyarakat Berdasarkan

Kepemilikan Tempat Pembuangan Air

Limbah

KARAKTERISTIK TEMPAT PEMBUANGAN AIR LIMBAH MASY DUSUN


NAMPAR

TDK MEMILIKI
(58,5%)
60

50 MEMILIKI
(41,5%)

40
Percent

30

20

10

0
A B

KARAKTERISTIK TEMPAT PEMBUANGAN AIR LIMBAH MASY DUSUN


NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.10dapat dilihat bahwa pada umumnya

masyarakat dusun Nampar tidak memiliki tempat pembuangan air

limbah yaitu sebanyak 48 KK (58,5%) dan yang memiliki tempat

pembuangan limbah adalah 34 KK (41,5%).

2) Jenis

Gambar 3.11 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Jenis Tempat

Pembuangan Air Limbah

KARAKTERISTIK JENIS TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH MASY DUSUN


NAMPAR

50

40

GOT
30 (25,6 %)
Percent

LAIN-
LAIN
SELOKAN
20 (17,1%)
(14,6 %)

10

SUNGAI
(1,2%)

0
A B C F

KARAKTERISTIK JENIS TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH MASY DUSUN


NAMPAR
57

Berdasarkan gambar 3.11 pada umumnya masyarakat dusun

Nampar memiliki tempat pembuangan air limbah sepertigot sebanyak

22 KK (26,8%), disungai sebanyak 1 KK (1,2%), diselokan sebanyak

12 KK (14,6%) dan lain- lain sebanyak 14 KK (17,1%).

3) Kondisi

Gambar 3.12 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Kondisi Tempat

Pembuangan Air Limbah

KARAKTERISTIK FAKTOR LINGKUNGAN BERDASARKAN


KONDISI TEMPAT PEMBUANGAN AIR LIMBAH

100

80
Percent

60 97,1%

40

20
2,9%

0
TERTUTUP TERBUKA LANCAR
TERGENANG

Berdasarkan gambar 3.12 kondisi tempat pembuangan limbah

sebagian besar terbuka lancar sebanyak 33 KK (97,1%) dan

tertutup tergenang yaitu sebanyak 1 KK (2,9%).


58

e. Pembuangan Sampah

1) Cara

Gambar 3.13 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah

KARAKTERISTIK CARA PEMBUANGAN SAMPAH MASY DUSUN NAMPAR

DIBUANG
50
SEMBARANG
(45,1 %)
DIBAKAR
(42,7%)

40

30
Percent

20

DITIMBUN
(8,5%)
10 DIBAKAR&SEMB
ARANG TEMPAT
DIBAKAR&DITIM
(2,4%)
BUN (1,2%)

0
A A,B A,D B D

KARAKTERISTIK CARA PEMBUANGAN SAMPAH MASY DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.13 pada umumnya cara pembuangan

sampah dari masyarakat dusun Nampar adalah dibuang

disembarangan tempat yaitu sebanyak 37 KK (45,1%), dibakar

yaitu sebanyak 35 KK (42,7%), ditimbun sebanyak 7 KK (8,5%),

dibakar disembarangan tempat sebanyak 2 KK (2,4%), dan

dibakar dan ditimbun sebanyak 1 KK (1,2%).


59

f. Kepemilikan Kandang Ternak

1) Kepemilikan

Gambar 3.14 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak

KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK MASY DUSUN


NAMPAR

60

MEMILIKI
(51,2%) TDK MEMILIKI
(48,8%)
50

40
Percent

30

20

10

0
A B

KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK MASY DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.14 pada umumnya masyarakat

dusun nampar memiliki kandang ternak yaitu sebanyak 42 KK

(51,2%), dan yang tidak memiliki kandang ternak yaitu

sebanyak 40 KK (48,8%).
60

4. Pembuangan Kotoran dan Tinja

a. Kepemilikan

Gambar 3.15 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Kepemilikan Tempat Pembuangan Kotoran

dan Tinja

KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN TEMPAT PEMBUANGAN TINJA MASY


DUSUN NAMPAR

MEMILIKI
(64,6%)

60

TDK MEMILIKI
(35,4%)
40
Percent

20

0
A B

KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN TEMPAT PEMBUANGAN TINJA MASY


DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.15 pada umumnya masyarakat

dusun Nampar memiliki tempat pembuangan tinja yaitu

sebanyak 53 KK (64,6%), dan yang tidak memiliki tempat

pembuangan tinja yaitu sebanyak 29 KK (35,4%).


61

b. Tempat

Gambar 3.16 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Tempat Pembuangan Kotoran dan Tinja

KARAKTERISTIK JENIS TEMPAT PEMBUANGAN TINJA MASYA DUSUN


NAMPAR

50
SEPTICTANK
(45,1%)

40

Percent 30

CEMPLUNG
(20,7%)

20

SEMBARANG
10
TEMPAT
(4,9%)
SUNGAI
(1,2%)

0
A B D E F G

KARAKTERISTIK JENIS TEMPAT PEMBUANGAN TINJA MASYA DUSUN


NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.16 pada umumnya jenis

tempat pembuangan tinja yang dimiliki oleh warga dusun

Nampar adalah septiktank yaitu sebanyak 37 KK (45,1%),

cemplung yaitu sebanyak 17 KK (20,7%), disembarangan

tempat yaitu sebanyak 4 KK (4,9%), dan disungai sebanyak 1

KK (1,2%).
62

5. Kesehatan Ibu Dan Anak

a. Kesehatan Ibu Hamil

Gambar 3.17 Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah Ibu Hamil

IBU HAMIL

100
TIDAK ADA (95,1%)

80

60
Percent

40

20

ADA (4,9%)

0
A B

IBU HAMIL

Berdasarkan gambar 3.17 jumlah ibu hamil didusun Nampar

yaitu sebanyak 4 KK (4,9%), dan sebanyak 78 KK (95,1 %)

tidak memiliki ibu hamil.

b. Ibu Nifas

Tidak ada
63

c. Ibu Meneteki

Gambar 3.18Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah Ibu Meneteki

IBU MENYUSUI DI DUSUN NAMPAR


TDK MENYUSUI
(66 ORG ATAU
80,2%)

60
Frequency

40

IBU MENYUSUI
(16 ORANG
20 ATAU 19,8%)

0
A B

IBU MENYUSUI DI DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.18 jumlah ibu menyusui di

dusun Nampar sebanyak 66 ibu (80,2%) dan tidak

menyusuisebanyak 16 ibu (19,8%).

d. Keluarga Berencana (KB)

1) Ada PUS

Gambar 3.19Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur

PASANGAN USIA SUBUR

60 YA (54,9%)

50 TIDAK (45,1%)

40
Percent

30

20

10

0
A B

PASANGAN USIA SUBUR


64

Berdasarkan gambar 3.19 pada umumnya masyarakat

dusun Nampar terdiri dari pasangan usia subur yaitu

sebanyak 45 KK (54,9%), sedangkan yang tidak termasuk

pasangan usia subur yaitu sebanyak 37 KK (45,1%).

2) Ada Akseptor KB

Gambar 3.20Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Akseptor KB

KARAKTERISTIK MASYARAKAT
BERDASARKAN AKSEPTOR KB

60

50

40

54%
Percent

30
46%

20

10

0
YA TIDAK

Berdasarkan gambar 3.20 pada umumnya

masyarakat dusun Nampar menggunakan alat kontrasepsi

yaitu sebanyak 44KK (54%), dan yang tidak menggunakan

alat kontrasepsi yaitu sebanyak 38 KK (46%).

3) Jenis kontrasepsi
65

Gambar 3.21Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jenis Kontrasepsi

JENIS ALKON

60

40

Percent

IUD (20,7
%)
20

KONTAP
PIL (3,7 (4,9%)
SUNTIK IMPLAN
(3,7%) (2,4%) %)

0
B C D E F

JENIS ALKON

Berdasarkan gambar 3.21 pada umumnya masyarakat

dusun Nampar menggunakan jenis kontrasepsi IUD yaitu

sebanyak 17 KK (20,7%), kontap yaitu sebanyak 4 KK

(4,9%), pil yaitu sebanyak 3 KK (3,7%), suntik yaitu

sebanyak 3 KK (3,7%), dan implan yaitu sebanyak 2 KK

(2,4%).
66

e. Bayi (1-12 bulan)

Gambar 3.22Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah Bayi

BAYI DI DUSUN NAMPAR

100 TIDAK ADA


(92,6%)

80

60
Percent

40

20

ADA (7,4 %)

0
A B

BAYI DI DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.22 jumlah masyarakat dusun

Nampar yang memiliki bayi yaitu sebanyak 6 KK (7,4%),

dan yang tidak memilki bayi yaitu sebanyak 76 KK (92,6%)

f. Balita (1-5 tahun)

Gambar 3.23Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah Balita

BALITA

TDK ADA
60 (56,8%)

50

ADA (42%)

40
Percent

30

20

10

0
A B

BALITA
67

Berdasarkan gambar 3.23 jumah masyarakat dusun

Nampar yang memilki balita adalah sebanyak 36 KK

(42%), dan yang tidak memilki balita adalah sebanyak 46

KK (56, 8%).

g. Usia Sekolah

Gambar 3.24Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah anak usia sekolah

ANAK SEKOLAH

TIDAK ADA ()
60
54,9%

50 ADA (45,1%)

40
Percent

30

20

10

0
A B

ANAK SEKOLAH

Berdasarkan gambar 3.24 jumah masyarakat dusun

Nampar yang memiliki anak usia sekolah adalah sebanyak 37

KK (45,1%), dan yang tidak memiliki anak usia sekolah

adalah sebanyak 45 KK (54,9%).


68

h. Remaja

Gambar 3.25Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar

Berdasarkan Jumlah Remaja

REMAJA DI DUSUN NAMPAR

TIDAK ADA
(59,8%)
60

50

ADA (40,2%)
40
Percent

30

20

10

0
A B

REMAJA DI DUSUN NAMPAR

Berdasarkan gambar 3.25 jumlah masyarkat dusun

Nampar yang memiliki anak usia remaja adalah sebanyak 33

KK (40,2%), dan yang tidak memilki anak usia remaja adalah

sebanyak 49 KK (59,8%).

i. Premenopause

Gambar 3.26Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar Berdasarkan

Jumlah Ibu Premenopause

IBU PREMENOPAUSE

80 TDK ADA
(73,2%)

60
Percent

40

ADA (26,8%)

20

0
A B

IBU PREMENOPAUSE
69

Berdasarkan gambar 3.26 jumlah masyarakat dusun

Nampar yang memiliki ibu pre menopause adalah

sebanyak 22 KK (26, 8%), dan yang tidak memilki ibu pre

menopause adalah sebanyak 60 KK (73,2%).

j. Lansia

Gambar 3.27Karakteristik Masyarakat Dusun Nampar Berdasarkan

Jumlah Ibu Premenopause

LANSIA

80 TDK ADA
(74,4%)

60
Percent

40

ADA (23,2%)

20

0
A B

LANSIA

Berdasarkan gambar 3.27 jumlah masyarakat dusun

Nampar yang memiliki lansia adalah sebanyak 21 KK (23,

2%), dan yang tidak memilki lansia adalah sebanyak 61 KK

(74,4%).
70

C. Analisa Data

1. Klasifikasi Data Dasar

Tabel 3.1 Klasifikasi Data Dasar

No Data Analisa data

1. Data Subyektif:

 Masyarakat mengatakan Kurangnya pengetahuan dan

tidak memiliki tempat kesadaran masyarakat tentang

pembuangan air besar pentingnya menerapkan perilaku

 Masyarakat mengatakan hidup bersih dan sehat di

tidak memiliki tempat lingkungan tempat tinggal.

pembuangan air limbah

 Masyarakat mengatakan

kurangnya kerja sama

masyarakat untuk

membersihkan lingkungan

di Dusun Nampar.

Data Obyektif:

 Terdapat 29 rumah tidak

memiliki jamban sendiri

 Terdapat 48 rumah yang

tidak memiliki tempat

pembuangan air limbah

 Lingkungan Dusun Nampar


71

terlihat kotor dan sampah-

sampah berserakan.

2. Data Subyektif:

Remaja putra/putri di Dusun Kurangnya pengetahuan remaja

Nampar mengatakan tidak putra/putri di Wilayah Dusun

mengetahui tentang usia Nampar tentang Kesehatan

reproduksi, fungsi Reproduksi Remaja.

reproduksi dan hanya

mengetahui sebagian tentang

PMS, seperti contoh

penyakit menular seksual.

Data Obyektif:

 Saat diberi penyuluhan,

remaja-remaja terlihat

bingung

 Remaja-remaja tidak mampu

menjawab pertanyaan

3. Data Subyektif:

 Ibu-ibu menyusui Kurangnya pengetahuan ibu-ibu

mengatakan tidak menyusui tentang cara/teknik

mengetahui tentang menyusui yang baik dan benar.

teknik/cara menyusui yang

baik dan benar


72

Data Obyektif:

Ketika diminta untuk

mempraktikkan cara menyusui

bayi, ibu-ibu

mempraktikkannya dengan

posisi yang salah.

4. Data Subyektif:

Lansia-lansia yang berusia lebih Kurangnya pemahaman lansia

dari 45 tahun mengatakan tentang pentingnya kebersihan diri

belum memahami tentang dan perilaku hidup sehat.

kebersihan diri dan perilaku

hidup sehat.

Data Obyektif:

Lansia- lansia tidak dapat

menjawab pertanyaan yang

berkaitan dengan kebersihan

diri dan perilaku hidup sehat

5. Data Subyektif:

Pasangan usia subur di Dusun Kurangnya kesadaran pasangan

Nampar mengatakan tidak usia subur mengenai pentingnya

menggunakan alat menggunakan alat kontrasepsi.

kontrasepsi.
73

Data Obyektif:

Terdapat 24 pasangan usia

subur yang tidak

menggunakan alat

kontrasepsi.

6. Data Subyektif:

Tenaga pendidik PAUD Kurangnya kesadaran orang tua

Sehati mengatakan anak-anak dalam memperhatikan kebersihan

PAUD tidak menyikat gigi diri pada anak-anak PAUD.

dan tidak menjaga kebersihan

kuku tangan dan kaki mereka.

Data Obyektif:

 Gigi tampak tidak bersih

 Kuku tangan dan kaki

terlihat panjang dan kotor.


74

2. Perumusan Masalah

a. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di

lingkungan.

Tabel 3.2 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat


tentang pentingnya menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat di lingkungan.
No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Dapat menjadi ancaman
bagi kesehatan keluarga
2. Kemungkinan ½ x2 1 Masalah sebenarnya dapat
masalah dapat diubah (sebagian), namun
diubah secara bertahap sesuai
dengan pemahaman dan
kemampuan keluarga
dalam menyediakan sarana
dan prasarana
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Keberhasilan untuk
dapat dicegah mencegah terjadinya
masalah berada pada
tingkat cukup
4. Menonjolnya 2/2 x1 1 Masalah berat harus
masalah ditangani
TOTAL 10/3
75

b. Kurangnya pengetahuan remaja putra/i tentang kesehatan

reproduksi remaja

Tabel 3.3 Kesehatan Reproduksi Remaja


No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Pengetahuan remaja
tentang kesehatan
reproduksi yang kurang
dapat menimbulkan
ancaman terhadap
kesehatannya
2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat namun hanya sebagian
diubah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah sebenarnya dapat
dapat dicegah dicegah, namun
keberhasilannya hanya
pada tingkat cukup.
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 Masalah dapat dirasakan
masalah
7/3

c. Kurangnya pengetahuan ibu-ibu menyusui tentang teknik

menyusui yang benar

Tabel 3.4 Kurangnya pengetahuan ibu-ibu menyusui


tentang teknik menyusui yang benar
No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan
1. Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 Keadaan sejahtera/kritis
2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat namun hanya sebagian
diubah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah sebenarnya dapat
dapat dicegah dicegah, namun
keberhasilannya hanya
pada tingkat cukup.
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 Masalah dapat dirasakan
masalah
2
76

d. Kurangnya pemahaman lansia tentang kebersihan diri dan

perilaku hidup sehat

Tabel 3.5 Kurangnya pemahaman lansia tentang kebersihan


diri dan perilaku hidup sehat
No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat namun hanya sebagian
diubah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah sebenarnya dapat
dapat dicegah dicegah, namun
keberhasilannya hanya
pada tingkat cukup.
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 Masalah dapat dirasakan
masalah
TOTAL 7/3

e. Kurangnya kesadaran PUS tentang pentingnya penggunaan

alat kontrasepsi

Tabel 3.6 Kurangnya kesadaran PUS tentang pentingnya


penggunaan alat kontrasepsi
No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak/kurang sehat
2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat namun hanya sebagian
diubah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah sebenarnya dapat
dapat dicegah dicegah, namun
keberhasilannya hanya
pada tingkat cukup.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah berat harus
masalah ditangani
TOTAL 3
77

f. Kurangnya kebersihan diri pada anak-anak PAUD

Tabel 3.7 Kurangnya kebersihan diri pada anak-anak


PAUD
No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat namun hanya sebagian
diubah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah sebenarnya dapat
dapat dicegah dicegah, namun
keberhasilannya hanya
pada tingkat cukup.
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0 Masalah berat harus
masalah ditangani
TOTAL 7/3

3. Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil perumusan masalah, maka urutan prioritas

masalah Kebidanan dan Kesehatan keluarga diprioritaskan sbb :

a. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya menerapakan perilaku hidup bersih dan sehat di

lingkungan.

b. Kurangnya kesadaran PUS mengenai pentingnya

penggunaan alat kontrasepsi

c. Kurangnya pemahaman lansia tentang kebersihan diri dan

perilaku hidup sehat, kurangnya pengetahuan remaja putra/I

tentang kesehatan reproduksi remaja dan kurangnya

kesadaran orang tua tentang pentingnya kebersihan diri

pada anak-anak PAUD.


78

d. Kurangnya pengetahuan ibu-ibu menyusui tentang teknik

menyusui yang baik dan benar.

D. Intervensi

1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan

a. Data

Pernyataan masyarakat mengatakan tidak memiliki tempat

pembuangan air besar, tidak memiliki tempat pembuangan air

limbah,dankurangnya kerja sama masyarakat untuk membersihkan

lingkungan di Dusun Nampar.

b. Masalah kesehatan

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di

lingkungan

c. Tujuan

Masyarakat mengerti tentang pentingnya menerapkan perilaku hidu

bersih dan sehat

d. Rencana tindakan

1) Berikan penyuluhan tentang PHBS

2) Lakukan kegiatan bakti sosial di lingkungan Dusun Nampar

3) Kerja sama dengan remaja putra dalam membuat tempat

sampah .
79

e. Tindakan

1) Memberikan penyuluhan PHBS, tentang: pengertian, macam-

macam PHBS, indikator PHBS, tindakan-tindakan untuk

menjaga kebersihan.

2) Melakukan kegiatan bakti sosial di lingkungan Dusun Nampar

pada hari Jumat, 03 Juni 2016 mulai jam 08.00-12.30 WITA.

3) Bekerja sama dengan remaja putra untuk membuat tempat

sampah yang berbahan dasar bambu.

f. Evaluasi

1) Masyarakat mengerti tentang PHBS, mampu menjelaskan

kembali tentang :pengertian, macam-macam PHBS, indikator

PHBS, tindakan-tindakan untuk menjaga kebersihan.

2) Lingkungan Dusun Nampar terlihat bersih, terdapat beberapa

rumah warga yang telah dibuat got sebagai tempat

pembuangan air limbah.

3) Remaja berhasil membuat tempat sampah dari bambu

berjumlah 3 buah dan ditempatkan di Rumah Gendang Dusun

Nampar 1 buah, di Kantor Desa 1 buah dan di Sekolah Dasar

Inpres Longgo 1 buah.


80

2. Kurangnya pengetahuan remaja putra/putri tentang kesehatan

reproduksi remaja.

a. Data

Remaja putra/putri mengatakan tidak mengetahui tentang kesehatan

reproduksi, usia reproduksi, fungsi reproduksi dan hanya

mengetahui sebagian tentang PMS, seperti contoh penyakit

menular seksual.

b. Masalah kesehatan

Kurangnya pengetahuan remaja putra/putri tentang Kesehatan

Reproduksi Remaja.

c. Tujuan

Setelah diberikan penyuluhan, remaja putra dan putri mampu

memahami pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

pada remaja.

d. Rencana tindakan

1) Berikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dan

penyuluhan tentang SADARI bagi remaja putri

2) Lakukan kegiatan untuk mengasah keterampilan remaja baik

remaja putra maupun remaja putri

e. Tindakan

1) Memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja tentang:

kesehatan reproduksi, tumbuh kembang remaja,

menstruasi/haid, umur reproduksi, fungsi reproduksi, penyakit


81

menular seksual dan contohnya serta penyuluhan tentang

SADARI, antara lain: pengertian, sasaran, manfaat, tujuan,

cara melakukan SADARI dan masalah-masalah saat

keterlambatan melakukan SADARI.

2) Melakukan kegiatan untuk mengasah keterampilan remaja baik

remaja putra maupun remaja putri.

Kegiatan untuk remaja putra, yaitu membuat tempat sampah

dari bambu, sedangkan keterampilan untuk remaja putri adalah

membuat bunga gantung dengan bahan dasar pipet plastik dan

membuat taplak meja.

f. Evaluasi

1) Remaja mampu menjelaskan kembali tentang kesehatan

reproduksi, umur reproduksi, fungsi reproduksi,

menstruasi/haid, perubahan pada remaja, penyakit menular

seksual dan contohnya serta langkah-langkah SADARI.

2) Remaja putra telah membuat tempat sampah dari bambu

sebanyak 3 buah, sedangkan remaja putri telah membuat bunga

gantung sebanyak 3 buah dan taplak meja sebanyak 1 buah.


82

3. Kurangnya pengetahuan ibu-ibu menyusui tentang teknik menyusui

yang baik dan benar

a. Data

Ibu-ibu mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara menyusui

bayi dengan baik dan benar.

b. Masalah kesehatan

Kurangnya pengetahuan ibu-ibu menyusui tentang teknik menyusui

yang baik dan benar.

c. Tujuan

Setelah diberikan penyuluhan tentang teknik menyusui yang baik

dan benar, diharapkan ibu-ibu menyusui mengerti dan mampu

mempraktikkan cara menyusui bayi dengan baik dan benar.

d. Rencana tindakan

Beri penyuluhan kepada ibu-ibu menyusui tentang apa itu ibu

menyusui, cara menyusui yang baik dan benar, tanda-tanda

menyusui dengan baik dan benar.

e. Tindakan

Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu menyusui tentang ibu

menyusui, cara menyusui yang baik dan benar, tanda-tanda

menyusui dengan baik dan benar.

f. Evaluasi

Ibu-ibu menyusui mengerti tentang apa itu ibu menyusui, cara

menyusui dengan baik dan benar, tanda-tanda menyusui dengan


83

baik dan benar serta mampu mempraktikkan bagaimana cara

menyusui yang baik dan benar.

4. Kurangnya pemahaman lansia tentang kebersihan diri dan perilaku

hidup sehat

a. Data

Lansia-lansia mengatakan tidak memahami tentang kebersihan diri

dan bagaimana perilaku hidup sehat.

b. Masalah kesehatan

Kurangnya pemahaman lansia tentang kebersihan diri dan perilaku

hidup sehat

c. Tujuan

Diharapkan setelah diberikan penyuluhan tentang kebersihan diri

dan perilaku hidup sehat, para lansia mampu memahami tentang

kebersihan diri dan perilaku hidup sehat serta mampu

mempraktikkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

d. Rencana tindakan

1) Berikan penyuluhan kepada lansia-lansia tentang kebersihan

diri, yang meliputi apa itu kebersihan diri, faktor-faktor yang

mempengaruhi kebersihan diri dan macam-macam kebersihan

diri.

2) Lakukan senam lansia


84

e. Tindakan

1) Memberikan penyuluhan kepada para lansia tentang

kebersihan diri, yang meliputi: apa itu kebersihan diri, faktor-

faktor yang mempengaruhi kebersihan diri dan macam-macam

kebersihan diri.

2) Melakukan senam lansia

f. Evaluasi

1) Sebagian lansia mampu memahami tentang apa itu kebersihan

diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri dan

macam-macam kebersihan diri.

2) Para lansia mampu melakukan senam lansia dengan baik.

5. Kurangnya kesadaran PUS tentang pentingnya penggunaan alat

kontrasepsi

a. Data

Pasangan usia subur masih ada yang tidak menggunakan alat

kontrasepsi, yaitu sebanyak 24 pasangan.

b. Masalah kesehatan

Kurangnya kesadaran PUS tentang pentingnya penggunaan alat

kontrasepsi

c. Tujuan

Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan alat

kontrasepsi, yang meliputi: pengertian program KB, manfaat

program KB dan jenis-jenis alat kontrasepsi, pasangan usia subur


85

mampu memahami serta dapat mengambil keputusan untuk

menggunakan kontrasepsi.

d. Rencana tindakan

Beri penyuluhan kepada pasangan usia subur tentang pengertian

program KB, manfaat program KB dan jenis-jenis alat kontrasepsi.

e. Tindakan

Memberikan penyuluhan kepada pasangan usia subur tentang

pengertian program KB, manfaat program KB dan jenis-jenis alat

kontrasepsi.

f. Evaluasi

Pasangan usia subur memahami tentang pengertian program KB,

manfaat program KB dan jenis-jenis alat kontrasepsi, sebagian dari

mereka memutuskan untuk mempertimbangkan agar segera

menggunakan kontrasepsi.

6. Kurangnya kebersihan diri pada anak-anak PAUD

a. Data

Tenaga pendidik PAUD mengatakan kebersihan diri anak-anak

PAUD masih sangat kurang, ada yang tidak menyikat gigi, tidak

memahami tentang mencuci tangan, kuku kaki dan tangan mereka

juga panjang dan kotor.

b. Masalah kesehatan

Kurangnya kebersihan diri pada anak-anak PAUD


86

c. Tujuan

Setelah diberikan penyuluhan dan diajarkan tentang kapan saja

melakukan cuci tangan dan menyikat gigi, manfaat mencuci tangan

dan menyikat gigi serta bagaimana cara mencuci tangan dan

menyikat gigi dengan baik dan benar, anak-anak PAUD mampu

memahami serta dapat menerapkan dalam kehidupan mereka

sehari-hari.

d. Rencana tindakan

1) Berikan penyuluhan tentang kapan melakukan cuci tangan dan

sikat gigi, manfaat mencuci tangan dan menyikat gigi.

2) Ajarkan cara mencuci tangan dan menyikat gigi dengan baik

dan benar.

e. Tindakan

1) Memberikan penyuluhan tentang kapan melakukan cuci tangan

dan sikat gigi, manfaat mencuci tangan dan menyikat gigi.

2) Mengajarkan cara mencuci tangan dan menyikat gigi dengan

baik dan benar.

f. Evaluasi

1) Anak-anak PAUD memahami sebagian tentang kapan

melakukan cuci tangan dan sikat gigi, manfaat mencuci tangan

dan menyikat gigi.

2) Anak-anak PAUD dapat mempraktikkan cara mencuci tangan

dan menyikat gigi dengan baik dan benar.


87

E. Pembahasan

1. Data Demografi

Berdasarkan…………. sebagian besar masyarakat Dusun Nampar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 252 orang (50,2%) dan

berjenis kelamin perempuan sebanyak 250 orang (49,8%).

2. Sosial ekonomi

a. Penghasilan masyarakat

Berdasarkan hasil pengkajian masyarakat dusun Nampar

pada umumnya memiliki penghasilan < Rp. 500.000/bulan

yaitu sebanyak 48 KK (58,5%), yang memiliki penghasilan

Rp.500.000-1.000.000 sebanyak 32 KK (39%) dan sebanyak 2

KK (2,4%) tidak memiliki penghasilan.

b. Kepemilikan JAMKESMAS

Berdasarkan hasil pengkajian sebagian besar masyarakat

Dusun Nampar memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat

yaitu sebanyak 76 KK (92,7%), sedangkan yang lainnya tidak

memiliki kartu jaminan kesehatan sebanyak 6 KK (7,3%).

3. Faktor lingkungan

a. Perumahan

1) Jenis bangunan

Berdasarkan hasil pengkajian sebagian besar jenis

bangunan rumah masyarakat Dusun Nampar merupakan

bangunan semi permanen yaitu sebanyak 53 KK (64,6%),


88

bangunan non permanen sebanyak 15 KK (18,3%) dan

bangunan permanen sebanyak 14 KK (17,1%).

2) Status rumah

Berdasarkan hasil pengkajian status rumah

masyarakat Dusun Nampar sebagian besar adalah milik

sendiri yaitu sebanyak 67 KK (81,7%), status rumah lain-

lain seperti tinggal bersama orang tua sebanyak 11 KK

(13,4%) dan kontrakan sebanyak 4 KK (4,9%).

3) Kondisi kebersihan di dalam rumah

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya

kebersihan rumah masyarakat Dusun Nampar cukup

bersih yaitu sebanyak 63 KK (76,8%), kondisi bersih

sebanyak 8 KK (9,8%) dan kondisi tidak bersih KK

(2,4%)

b. Sumber air

1) Sumber air minum

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya

masyarakat Dusun Nampar tidak memiliki sumber air

sendiri yaitu sebanyak 50 KK (61%) dan yang memiliki

air sendiri sebanyak 32 KK (39%).

2) Jarak
89

Berdasarkan hasil pengkajian dapat dilihat bahwa

pada umumnya jarak sumber air dengan tempat

pembuangan limbah dari warga dusun Nampar yaitu < 10

meter sebanyak 45 KK (54,9%) dan > 10 meter sebanyak

37 KK (45,1%).

c. Pembuangan air dan limbah

1) Kepemilikan

Berdasarkan hasil pengakajian pada umumnya

masyarakat dusun Nampar tidak memiliki tempat

pembuangan air limbah yaitu sebanyak 48 KK (58,5%)

dan yang memiliki tempat pembuangan limbah adalah 34

KK (41,5%)

2) Jenis

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya

masyarakat dusun Nampar memiliki tempat pembuangan

air dan limbah seperti digot sebanyak 21 KK (25,6%),

disungai sebanyak 1 KK (1,2%), diselokan sebanyak 12

KK (14,6%) dan lain- lain sebanyak 14 KK (17,1%)

d. Pembuangan sampah

1) Cara

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya cara

pembuangan sampah dari masyarakat dusun Nampar

adalah dibuang disembarangan tempat yaitu sebanyak 37


90

KK (46,1%), dibakar yaitu sebanyak 35 KK (42,7%),

ditimbun sebanyak 7 KK (8,5%), dibakar disembarangan

tempat sebanyak 2 KK (2,4%), dan dibakar dan ditimbun

sebanyak 1 KK (1,2%).

e. Kepemilikan kandang ternak

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya masyarakat

dusun nampar memiliki kandang ternak yaitu sebanyak 42 KK

(51,2%), dan yang tidak memiliki kandang ternak aitu

sebanyak 40 KK (48,8%).

f. Pembuangan kotoran dan tinja

1) Kepemilikan

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya

masyarakat dusun Nampar memiliki tempat pembuangan

tinja yaitu sebanyak 53 KK (64,6%), dan yang tidak

memiliki tempat pembuangan tinja yaitu sebanyak 29 KK

(35,4%).

2) Tempat

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya jenis

tempat pembuangan tinja yang dimiliki oleh warga dusun

Nampar adalah septictank yaitu sebanyak 37 KK (45,1%),

cemplung yaitu sebanyak 17 KK (20,7%), disembarangan

tempat yaitu sebanyak 4 KK (4,9%), dan disungai

sebanyak 1 KK (1,2%).
91

4. Kesehatan ibu dan anak

a. Kesehatan ibu hamil

Berdasarkan hasil pengkajian jumlah ibu hamil didusun

Nampar yaitu sebanyak 4 KK (4,9%), dan sebanyak 78 KK

(95,1 %) tidk memiliki ibu hamil.

b. Ibu nifas

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, tidak

terdapat ibu nifas di wilayah Dusun Nampar.

c. Ibu meneteki

Berdasarkan hasil pengkajian jumlah ibu menyusui di

dusun Nampar adalah sebanyak 16 ibu (19,8%), sedangkan

sebanyak 66 ibu (80,2%) tidak menyusui

d. Keluarga Berencana

1) Jumlah PUS

Berdasarkan hasil pengakjian pada umumnya

masyarakat dusun Nampar terdiri dari pasangan usia subur

yaitu sebanyak 45 KK (54,9%), sedangkan yang tidak

termasuk pasangan usia subur yaitu sebanyak 37 KK

(45,1%).

2) Jumah akseptor KB
92

Berdasarkan hasil pengkajian pada umumnya

masyarakat dusun Nampar mengguanakan alat kontrasepsi

yaitu sebanyak 28 KK (34,1%), dan yang tidak

mengguanakan alat kontrasepsi yaitu sebanyak 24 KK

(29,3%).

3) Jenis alat kontrasepsi yang digunakan

Berdasarkan hasil pengakajian pada umumnya

masyarakat dusun Nampar menggunakan jenis kontrasepsi

IUD yaitu sebanyak 17 KK (20,7%), kontap yaitu sebanyak

4 KK (4,9%), pil yaitu sebanyak 3 KK (3,7%), suntik yaitu

sebanyak KK 3 (3,7%), dan implan yaitu sebanyak 2 KK

(2,4%)

e. Bayi (1- 2 bulan)

Berdasarkan hasil pengkajian jumlah masyarakat dusun Nampar

yang memiliki bayi yaitu sebanyak 6 KK (7,4%) dan yang tidak

memilki bayi yaitu sebanyak 75 KK (92,6%).

f. Balita (1- 5 tahun)

Berdasarkan hasil pengkajian, jumah masyarakat dusun Nampar

yang memilki baita adalah sebanyak 36 KK (42%), dan yag tidak

memilki balita adalah sebanyak 46 KK (56,8%).

g. Usia Sekolah

Berdasarkan hasil pengkajian jumah masyarakat dusun Nampar

yang memiliki anak usia sekolah adalah sebanyak 37 KK (45,1%),


93

dan yang tidak memiliki anak usai sekolah adalah sebanyak 45 KK

(54,9%).

h. Remaja

Berdasarkan hasil pengakajian jumlah masyarkat dusun Nampar

yang memiliki anak usia remaja adalah sebanyak 33 KK (40,2%),

dan yang tidak memilki anak usia remaja adalah sebanyak 49 KK

(59,8%).

i. Pre- Menopause

Berdasarkan hasil pengkajian jumlah masyarakat dusun Nampar

yang memiliki ibu pre menopause adalah sebanyak 22 KK (26, 8%),

dan yang tidak memilki ibu pre menopause adalah sebanyak 60 KK

(73,2%).

j. Lansia

Berdasarkan hasil pengkajian jumlah masyarakat dusun Nampar

yang memiliki lansi adalah sebanyak 19 KK (23, 2%), dan yang

tidak memilki lansia adalah sebanyak 61 KK (74,4%)


94

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari asuhan yang diberikan pada

masyarakat dusun Nampar adalah sebagai berikut:

1. Dari data yang diperoleh selama pengkajian, warga dusun Nampar terdiri

dari 82 kepala keluarga, dan memiliki masalah kesehatan yang berkaitan

dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pola

hidup bersih dan sehat, kurangnya pengetahuan ibu- ibu menyusui tentang

teknik menyusui yang baik dan benar, kurangnya pengetahuan ibu tentang

pemenuhan gizi pada bayi dan balita, kurangnya pengetahuan lansia

tentang menjaga kebersihan diri, kurangnya pengetahuan remaja tentang

kesehatan reproduksi, kurangnya pengetahuan PUS tentang pentingnya

menggunakan alat kontrasepsi,dan kurangnya pengetahuan orang tua

dalam menjaga kebersihan gigi dan kuku bagi anak PAUD.

2. Dari hasil analisa data, terdapat prioritas masalah antara lain:

a. Prioritas I : kurangnya pemahaman masyarakat tentang pola

hidup bersih dan sehat

b. Prioritas II :kurangnya kesadaran pasangan usia subur

mengenai pentingnya penggunaan alat kontrasepsi.

c. Prioritas III : kurangnya pemahaman lansia tentang kebersihan

diri dan perilaku hidup sehat, kurangnya pengetahuan remaja putra

putri tentang kesehatan reproduksi remaja dan kurangnya kesadaran

orang tua tentang pentingnya kebersihan diri pada anak-anak PAUD.

89
95

d. Prioritas IV : kurangnya pengetahuan ibu-ibu menyusui tentang

teknik menyusui yang baik dan benar.

3. Dari prioritas masalah yang ditemukan, adapun rencana tindakan yang

diberikan pada masyarakat Dusun Nampar yaitu memberikan penyuluhan

tentangpentingnya menjagapola hidup bersih dan sehat dan kegiatan bakti

sosial, penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja, penyuluhan

tentang teknik menyusui yang baik dan benar bagi ibu- ibu menyusui,

penyuluhan tentang pemenuhan gizi pada bayi dan balita dan pemberian

MP- ASI, penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri bagi

lansia dan kegiatan senam lansia, penyuluhan tentang pentingnya

menggunakan alat kontrasepsi bagi PUS dan penyuluhan tentang cara

menjaga kebersihan gigi dan kuku bagi anak PAUD Sehati.

4. Dari perencanaan yang telah dilakukan, masyarakat Dusun

Nampardiberikan penyuluhan tentangpentingnya menjagapola hidup

bersih dan sehat dan kegiatan bakti sosial pada tanggal 03 Juni 2016,

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja pada tanggal 05 Juni

2016, penyuluhan tentang teknik menyusui yang baik dan benar bagi ibu-

ibu menyusui, penyuluhan tentang pemenuhan gizi pada bayi dan balita

dan pemberian MP-ASI, dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga

kebersihan diri bagi lansia dan kegiatan senam lansia yang dilakukan

bersamaan pada tanggal 08 Juni 2016, penyuluhan tentang pentingnya

menggunakan alat kontrasepsi bagi PUS pada tanggal 12 Juni 2016, dan
96

penyuluhan tentang cara menjaga kebersihan gigi dan kuku bagi anak

PAUD Sehati pada tanggal 14 Juni 2016.

5. Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat Dusun Nampar mengerti akan

pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan setelah diadakan

kegiatan kerja bakti, lingkungan dusun nampar terlihat bersih, remaja putra

dan putri di Dusun Nampar mengerti tentang kesehatan reperoduksi, ibu-

ibu menyusui mengerti tentang teknik menyusui yang baik dan benar, serta

pola pemenuhan gizi bagi bayi dan balita, lansia mengerti tentang

pentingnya menjaga kebersihan diri, PUS mengerti tentang pentingnya

menggunakan alat kontrasepsi, dan anak – anak PAUD Sehati mengetahui

tentang cara membersihkan gigi dan cara mencuci tangan yang benar.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan hasil dari laporan ini dapat dijadikan salah satu sumber

data dalam meningkatkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas, sehingga masalah-masalah kesehatan yang ditemukan dapat

diatasi secara tepat.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebaiknya tenaga kesehatan berkoordinasi dengan aparat desa

setempat dalam melakukan pendekatan dengan warga dusun Nampar, agar

dapat mengetahui masalah- masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat

sehingga dapat diupayakan pencegahannya.


97

3. Bagi Aparat Desa

Aparat desa setempat perlu melakukan kerja sama dengan tenaga

kesehatan dalam melakukan upaya penanggulangan terhadap masalah

kesehatan yang ada di wialayah Dusun Nampar.

4. Bagi Masyarakat Dusun Nampar

Masyarakat harus lebih sadar lagi akan pentingnya menjaga

kesehatan dengan cara merubah pola hidup yang salah

5. Bagi Mahasiswa

Sebaiknya mahasiswa lebih memahami lagi tentang pola asuhan

yang diberikan kepada masyarakat melalui berbagai referensi, sehingga

asuhan yang diberikan dapat merubah pola perilaku masyarakat yang

salah
98

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bandung:


http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/MODUL_PHBS.pdf
Anonim.(2013).Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Jakarta:http://promkes.depkes.go.id/dl/booklet%20phbs%20rumah%
20tangga.pdf
Kemenkes RI. (2011). Pedoman Perilaku Hidup dan Bersih dan sehat. Jakarta
http://www.promkes.depkes.go.id/dl/pedoman_umum_PHBS.pdf
Anonim. (tanpa tahun). Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
http://elearning.medistra.ac.id/pluginfile.php/367/mod_resource/cont
ent/2/2%5B1%5D.%20KESEHATAN%20REPRODUKSI%20REM
AJA.pdf
Anonim. (tanpa tahun). Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21385/4/Chapter%2
0II.pdf
Ria. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi Kurang pada Anak
usia 24-59 Bulan. Tangerang:
http://digilib.unila.ac.id/2444/10/BAB%20II.pdf
Anonim. (tanpa tahun). Jakarta:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24132/2/Chapter%2
0II.pdf
Anonim. (2012). Tanaman Obat Keluarga. Jakarta:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-tukiman.pdf
Dainur. (2013). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya
Glasier. (2006). Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC
Handajani. (2013). Kebidanan Komunitas Dan Konsep Manajemen Asuhan.
Jakarta:EGC
Manuaba. (2013). Kesehatan reproduksi. Jakarta:EGC
Purwandari, A. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kebidanan.
Jakarta: EGC
Punjati. (2013). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC
WHO. (2012). Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta:EGC

98

Anda mungkin juga menyukai