Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo


Modul 1 Analisis Fisika Batuan

Nama : Khalil Ibrahim


NIM : R1A116067
Kelas : GEO-03
Tanggal Praktikum : 01 Maret 2019

ABSTRAK
I. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini untuk menganalisa efek perubahan fluida pengisi pori
terhadap sifat fisik batuan (impedansi batuan).

II. Dasar Teori


Adanya fluida dalam pori batuan akan mempengaruhi properti elastik batuan
yang bergantung pada tipe dan kuantitas fluida pengisi pori. Data fisik batuan (rock
physics) membantu dalam membuat analisis dan identifikasi fluida dan kuantifikasi di
reservoir. Sehingga data-data fisik batuan tersebut dapat digunakan pada pemodelan
substitusi fluida (Nova, 2016).

Analisis petrofisik merupakan salah satu proses yang penting dalam usaha
mengetahui karakteristik suatu reservoir. Untuk melakukan analisa petrofisika
diperlukan beberapa parameter penting batuan dalam suatu formasi, diantaranya adalah
porositas, saturasi air, shale volume dan permeabilitas (M Iqbal, 2016).

Saturasi fluida adalah perbandingan antara volume pori yang ditempati secara
efektif oleh suatu fluida dengan volume total pori. Saturasi air adalah bagian atau
persentasi dari volume pori yang berisi air formasi. Jika tidak ada fluida yang lain
kecuali air di pori-pori, maka formasi tersebut memiliki saturasi 100%. Saturasi fluida
dapat berupa air (Sw), minyak (So) dan gas (Sg) dimana jumlah saturasi itu sama
dengan satu. Pengukuran saturasi air adalah yang paling mudah dilakukan oleh sebab
itu perhitungan Sw dilakukan untuk menghitung saturasi myak (Sw) ataupun gas (Sg).
Sw + So +Sg = 1
Dengan:
Sw = Saturasi air
So = Saturasi minyak
Sg = Saturasi gas

Porositas adalah perbandingan antara volume ruang yang kosing (pori-pori)


terhadap volume total batuan
𝑉𝑝
∅= 𝑥 100%
𝑉𝑠
Dengan:
Vp = Volume pori
Vb = Volume total batuan (Cahaya, 2015)

Densitas batuan tersaturaasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


sebagai berikut:

𝜌sat = 𝜌m (1 - ∅) + 𝜌f ∅

𝜌sat = 𝜌m (1 - ∅) + 𝜌w Sw ∅ + 𝜌hc (1-Sw) ∅

Dimana :

𝜌m = densitas matriks-batuan

𝜌w = densitas air pengisi pori batuan

𝜌hc = densitas hidrokarbon pengisi pori batuan

∅ = total porositas batuan

Sw = saturasi air

Porositas menunjukkan seberapa besar volume dari batuan tersebut


menampung hidrokarbon. Semakin besar porositas pada batuan reservoir
memungkinkan batuan tersebut menampung lebih banyak fluida hidrokarbon. Nilai
saturasi air menunjukkan derajat kejenuhan air dalam fluida hidrokarbon. Semakin
kecil saturasi air memungkinkan fluida hidrokarbon lain seperti minyak dan gas lebih
banyak. Saturasi air mengindikasikan dimana zona hidrokarbon berada (Yusuf, 20

III. DATA DAN PENGOLAHAN


3.1 Data Pengamatan
Data yang digunakan antara lain berupa data saturasi air (𝑆w), densitas maturasi
(𝜌m), densitas minyak (𝜌o), densitas gas (𝜌g), densitas air (𝜌w), dan porositas (∅).
a. Data Pengamatan 1
No Sw rho_ rho_oil rho_gas Porositas rho_wat
mat
1 0 2.7 0.8 0.001 0.2 1
2 0.2 2.7 0.8 0.001 0.2 1
3 0.4 2.7 0.8 0.001 0.2 1
4 0.6 2.7 0.8 0.001 0.2 1
5 0.8 2.7 0.8 0.001 0.2 1
6 1 2.7 0.8 0.001 0.2 1
b. Data Pengamatan 2
No Sw rho_ rho_oil rho_gas Porositas rho_wat
mat
1 0 2.7 0.8 0.001 0.6 1
2 0.2 2.7 0.8 0.001 0.6 1
3 0.4 2.7 0.8 0.001 0.6 1
4 0.6 2.7 0.8 0.001 0.6 1
5 0.8 2.7 0.8 0.001 0.6 1
6 1 2.7 0.8 0.001 0.6 1
c. Data Pengamatan 3
No Sw rho_ rho_oil rho_gas Porositas rho_wat
mat
1 0 2.2 0.8 0.001 0.2 1
2 0.2 2.2 0.8 0.001 0.2 1
3 0.4 2.2 0.8 0.001 0.2 1
4 0.6 2.2 0.8 0.001 0.2 1
5 0.8 2.2 0.8 0.001 0.2 1
6 1 2.2 0.8 0.001 0.2 1
d. Data Pengamatan 4
No Sw rho_ rho_oil rho_gas Porositas rho_wat
mat
1 0 2.7 0.2 0.001 0.2 1
2 0.2 2.7 0.2 0.001 0.2 1
3 0.4 2.7 0.2 0.001 0.2 1
4 0.6 2.7 0.2 0.001 0.2 1
5 0.8 2.7 0.2 0.001 0.2 1
6 1 2.7 0.2 0.001 0.2 1
3.2 Pengolahan data
Data diolah menggunakan program Microsoft Excel 2013 yang kemudian
dibuatkan masing masing grafik untuk mengetahui pengaruh saturasi air dan densitas
terhadap kecepatan gelombang (VP). Adapun diagram alir praktikum kali ini dapat
dilihat dibawah ini:

Mulai

Sw, Type equation here.

3.3 Hasil Pengolahan data


Hasil Pengamatan 1 untuk untuk densitas matriks 2.7 g/cc, densitas oil 0.8 g/cc,
densitas gas 0.001 g/cc dan porositas 20%
No Sw rho_sat rho_sat Sd_0il(%) Sd_gas(%)
(oil) (gas)
1 0 2.320 2.1602
2 0.2 2.328 2.20016
3 0.4 2.336 2.24012
4 0.6 2.344 2.28008 1.694915 8.46610169
5 0.8 2.352 2.32004
6 1 2.360 2.36
Water saturation vs Density (Case
1)
2.400
Density (gr/cc) 2.350
2.300 OIL
2.250 GAS
2.200
Linear (OIL)
2.150
0 0.5 1 1.5 Linear (GAS)

Water Saturation (Sw)

Hasil Pengamatan 2 untuk untuk densitas matriks 2.7 g/cc, densitas oil 0.8 g/cc,
densitas gas 0.001 g/cc dan porositas 60%
No Sw rho_sat rho_sat Sd_0il(%) Sd_gas(%)
(oil) (gas)
1 0 1.560 1.0806
2 0.2 1.584 1.20048
3 0.4 1.608 1.32036
4 0.6 1.632 1.44024 7.142857 35.6785714
5 0.8 1.656 1.56012
6 1 1.680 1.68

Water Saturation vs Density (Case 2)


1.800
1.600
Density (gr/cc)

1.400
1.200
1.000 OIL
0.800 GAS
0.600
0.400 Linear (OIL)
0.200 Linear (GAS)
0.000
0 0.5 1 1.5
Water Saturation (Sw)
Hasil Pengamatan 3 untuk untuk densitas matriks 2.2 g/cc, densitas oil 0.8 g/cc,
densitas gas 0.001 g/cc dan porositas 20%
No Sw rho_sat rho_sat Sd_0il(%) Sd_gas(%)
(oil) (gas)
1 0 1.920 1.7602
2 0.2 1.928 1.80016
3 0.4 1.936 1.84012
4 0.6 1.944 1.88008 2.040816 10.1938776
5 0.8 1.952 1.92004
6 1 1.960 1.96

Water Saturasi vs Density (Case 3)


2.000
Density (gr/cc)

1.950

1.900 OIL
1.850 GAS
Linear (OIL)
1.800
Linear (GAS)
1.750
0 0.5 1 1.5
Water Saturasi (Sw)

Hasil Pengamatan 4 untuk untuk densitas matriks 2.7 g/cc, densitas oil 0.2 g/cc,
densitas gas 0.001 g/cc dan porositas 20%
No Sw rho_sat rho_sat Sd_0il(%) Sd_gas(%)
(oil) (gas)
1 0 2.200 2.1602 6.779661 8.46610169
2 0.2 2.232 2.20016
3 0.4 2.264 2.24012
4 0.6 2.296 2.28008
5 0.8 2.328 2.32004
6 1 2.360 2.36
Water Saturasi vs Density (Case 4)
2.400

Density (gr/cc)
2.350

2.300 OIL
2.250 GAS
Linear (OIL)
2.200
Linear (GAS)
2.150
0 0.5 1 1.5
Water Saturasi (Sw)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Gambar 4.1 Menunjukkan densitas batuan terisi fluida gas menunjukkan
perubahan yang lebih besar dibandingkan fluida minyak, ditandai dengan kemiringan
grafik. Densitas batuan terisi gas lebih kecil dibandingkan minyak pada keadaan
saturasi air 0%. Perubahan densitaas berbanding lurus dengan kenaikan saturasi.
Semakin kecil porisitas suatu batuan maka densitas batuan terisi fluida juga semakin
besar.
Gambar 4.2 Densitas batuan terisi fluida gas menunjukkan perubahan yang
lebih besar dibandingkan fluida minyak, ditandai dengan kemiringan grafik. Densitas
batua

Anda mungkin juga menyukai