Anda di halaman 1dari 54

TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.

04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 1 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

PERENCANAAN PEREKAHAN HIDRAULIK

1. TUJUAN
Menentukan besarnya:
1. Laju injeksi fluida peretak (qt)
2. Volume injeksi total (V)
3. Luas rekahan yang terjadi (A)
4. Berat bahan pengganjal (S)
5. Tekanan injeksi di permukaan (Ps)
6. Daya kuda yang diperlukan (Hh)
7. Perbandingan Produktivitas sumur setelah peretakan (PR).

2. METODE DAN PERSYARATAN


Ada dua metode yang dapat digunakan dengan persyaratan yang berbeda:
2. 1. METODE LANGSUNG
Persyaratan metode pertama adalah laju injeksi fluida peretakan volume total fluida peretak yang
digunakan dan gradien retak di daerah tersebut telah diketahui dari pengalaman operasi peretakan
hidrolik di masa lalu.
2. 2. METODE PENJAJALAN
Persyaratan metode kedua adalah Productivity Ratio (PR) yang dinginkan dan gradien tekanan
retak diketahui.

3. LANGKAH KERJA
3.1 METODE LANGSUNG
1. Siapkan data pendukung:
- Laju injeksi (qi) dan volume fluida peretak yang dibutuhkan (V) pada daerah tersebut dan
pengalaman yang telah lalu.
- Kedalaman sumur (D)
- Jenis fluida peretak yang akan digunakan
- Gravity minyak
- Bahan pengganjal yang akan digunakan
- Lebar rekahan yang diharapkan (W)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 2 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- Porositas formasi (φ)


- Permeabilitas rata-rata formasi (k)
- Tebal lapisan (h)
- Viskositas minyak (µ)
- Viskositas fluida peretak (µf)
- Kompresibilltas fluida reservoir (Cf)
- Tekanan statik dasar sumur (Pst)
- Temperatur sumur rata-rata (Ts)
- Ukuran dan jenis casing
- Ukuran dan Jenis tubing
- Spasi sumur
- Gradien geothermal (Gf)
2. Hitung tekanan dasar sumur yang diperlukan
Pt = Gf .D (1)
3. Hitung perbedaan tekanan di muka retakan
∆P = Pt − Pst (2)
4. Hitung harga koefisien fluida peretak (Cc)
k cf φ
Cc = 0.0374 ∆P ( )1 / 2 (3)
µ
5. Hitung harga waktu pemompaan (t)
V
t=
qi , menit (4)
6. Tentukan harga X

π
X =2C t
W
7. Berdasarkan Gambar 1, tentukan Efisiensi peretakan (Eff)
8. Tentukan luas bidang rekahan yang terjadi :
q1 + Eff
A= (5)
W
9. Tentukan berat bahan pengganjal yang diperlukan untuk mengisi 1 ft2 rekahan:
S = (Volume/Satuan Luas Rekahan)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 3 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

= (1 - φf) (62.4 ρS) (6)


10. Tentukan banyaknya bahan pengganjal dalam lb yang dibutuhkan.
Sum = S × A (7)
11. Tentukan Konsentrasi bahan pengganjal dl dalam 1 Ib/gal fluida peretak:
x = Sum/V (8)
12. Laju alir total (fluida peretak + pengganjal)
(Vol. fluida Peretak + Vol. Pengganjal)
qt =
t
Sum
(Vol. fluida Peretak + )
ρs x 8.34
qt =
t (9)
13. Tentukan gravity fluida pengganjal pada temperatur sumur rata-rata:
γT = γ60 [ l - β ( T - 60 ) ] (10)
14. Tentukan kerapatan jenis (density) fluida pengganjal pada temperatur sumur rata-rata:
8.43 γ T + x
ρT = (11)
1 + 0.0456 x
15. Tentukan tekanan hidrostatik
∆Ps = 0.052 ρT D (12)
16. Tentukan parameter geometri anulus
OD tubing
γ=
OD casing
Kemudian tentukan de dari Gambar 2 (Korelasi Crittendon).
17. Tentukan kecepatan rata-rata fluida:
17.16( q )
v= (13)
( do − di )
2 2

( do − di ) = de
2 2 2

18. Hitung Bilangan Reynolds:


ρvd
NR = 928
µ (14)
19. Tentukan kehilangan tekanan karena gesekan :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 4 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

f L ρ υ2
∆Pf =
25.80 d (15)
Baca f dari Gambar 3.
20. Kehilangan tekanan setelah dikoreksi terhadap line efficiency
∆Pf
∆Pfc = (16)
( 0.90 ) 2
21. Tentukan tekanan injeksi di permukaan :
Ps = Pt + ∆Pfc - ∆Ps (17)
22. Tentukan Daya Kuda yang diperlukan :
Hh = 0.0245 Ps qt (18)
23. Dari Gambar 4, tentukan kf, dan kemudian hitung
kf W
kh
24. Tentukan Productivity Ratio dari Gambar 5.

3. 2. METODE PENJAJALAN
1. Siapkan data pendukung:
- PR sumur yang ditargetkan setelah operasi peretakan dilakukan.
- Kedalaman sumur
- Jenis fluida peretak
- Gravity fluida peretak
- Kemiringan kurva fluid loss (m)
- Luas kertas saring
- Viskositas minyak pada kondisi sumur (µo)
- Bahan pengganjal
- Lebar rekahan (W)
- Permeabilitas formasi rata-rata (k)
- Tebal lapisan (h)
- Tekanan statik dasar sumur (Pst)
- Temperatur sumur rata-rata (Ts)
- Ukuran casing dan tubing

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 5 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- Spasi sumur (acres)


- Gradien rekah (Gf)
2.Hitung harga tekanan dasar sumur yang diperlukan:
Pt = Gf D (19)
3. Menggunakan Gambar 4, tentukan harga C
kf W
C= (20)
k
4. Dengan bantuan Gambar 6, tentukan harga serta harga PR yang diberikan. Kemudian tentukan rf
dan A
5. Tentukan berat bahan pengganjal yang diperlukan untuk mengepak 1 sq-ft rekahan (S)
S = (Volume/Satuan Luas Rekahan)
(1 − φf ) (62.4 ρs) (21)
Dengan cara penjajalan, pilih harga q dan tentukan V dan Hh. Untuk mencapai luas rekahan yang
diinginkan (A), banyak kombinasi q, V dan Hh yang memenuhi. Dengan cara coba-coba, harus di
pilih pasangan mana yang paling ekonomis (ditinjau dari segi biaya yang terlibat pada parameter
q, V dan Hh tersebut).
6. Anggap suatu harga q; tentukan harga Cw , ∆Pact dan Cwact
0.0164 m
Cw = (22)
Af

∆Pact = Pt − Pst (23)


1
 ∆P  2
C wact = C w  act  (24)
 ∆P 
7. Hitung X dari persamaan :

πt
X = 2C (25)
W
8.Tentukan Efisisensi peretakan
WA(t )
Eff = (26)
qi t
10. Tentukan harga t menggunakan persamaan di atas dan Gambar 1.
11. Tentukan volume fluida peretak yang diperlukan menurut :
V=q t (27)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 6 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

12. Tentukan konsentrasi bahan pengganjal :


S
x= (28)
V
13. Tentukan laju injeksi total :
Sum
(Vol. fluida Peretak + )
ρs x 8.34
qt =
t (29)
Sum = S × A (30)
14. Tentukan Specific Gravity flulda peretak pada temperatur sumur
γT = γ60 [ l - β ( T - 60 ) ] (31)
15. Tentukan kerapatan jenis (density) fluida peretak pada temperatur sumur
8.43 γ T + x
ρT = (32)
1 + 0.0456 x
16. Tentukan tekanan hidrostatik :
∆Ps = 0.052 ρ D (33)
17. Tentukan kecepatan alir dalam selubung :
17.16( q )
v= (13)
( do − di )
2 2

( do − di ) = de
2 2 2

18. Hitung Bilangan Reynolds :


ρvd
NR = 928
µ (14)
19. Tentukan harga f dari Gambar 3
20. Tentukan kehilangan tekanan karena gesekan :

f L ρ υ2
∆Pf =
25.80 d (15)
21. Tentukan tekanan injeksi di permukaan
Ps = Pt + ∆Pfc - ∆Ps (16)
22. Tentukan Daya Kuda yang diperlukan :
Hh = 0.0245 Ps qt (17)
Perhitungan diulangi untuk harga q yang lain dan tentukan harga V dan Hh.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 7 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Kemudian dicari kombinasi qt, V dan Hh yang paling ekonomis.

4. DAFTAR PUSTAKA
1. Economides, M. J., A. Daniel Hill, Christine Ehlig-Economides: “Petroleum Production
System”, Prentice Hall Inc, Bab XVI dan XVII.
2. Craft, B.C., Holden, W. R. and Graves Jr, E. D.: “Well Design, Drilling and Production”.
Prentice Hall Inc, Bab VIII, hal 483 – 553.
3. Alien, T, O, and Roberts. A, P.: “Production Operation 2”, OGCI Bab VIII, a1 141-166.
4. Howard & Fast: “Hydraulic fracturing”, SPE Monograph.

5. DAFTAR SIMBOL
A = luas (acres)
C = kompresibilitas
Cf = Kompresibilitas fluida (psi"1)
d = diameter (inch)
do = diameter luar (inch)
di = diameter dalam (inch)
D = kedalaman (ft)
Gf = gradien rekah (psi/ft)
h = tebal formasi
Hh = daya kuda (Hp)
k = permeabilitas formasi (md)
kf = permeabilitas rekaban (md)
L = panjang (ft)
m = kemiringan kurva fluid loss (Cm3/fmin)
P = tekanan (psi)
Pst = tekanan statik dasar sumur (psi)
Ps = tekanan injeksi di permukaan (psi)
PR = Productivity Ratio
q = laju alir (bbl/min)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 8 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

qi = laju injeksi awal (bbl/min)


qt = laju injeksi total (bbl/min)
r = jarak (ft)
re = radius pengurasan (ft)
rf = radius peretakan (ft)
t = waktu (menit)
T = temperatur (°F)
Ts = temperatur sumur rata-rata (°F)
V = volume total (gallon)
v = kecepatan alir (ft/sec)
x = konsentrasi (ib/gal)
w = lebar rekahan (inch)

Huruf Yunani
γ = specific gravity .
ρ = Kerapatan jenis [density) (Ib/gal)
φ = porositas (fraksi)
µ = viskositas (md)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 9 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

6. LATAR BELAKANG
Hydraulic fracturing mulai populer sekitar 1948 dan sejak tahun 1980 keatas mulai
meningkat kembali karena dimulai penggunaan pada formasi yang permeabilitas yang besar. Pada
saat ini Hydraulic fracturing bukan saja digunakan untuk meningkatkan produksi dengan menembus
zone damage dan meningkatkan permeabilitas, tetapi juga untuk menahan fines atau produksi pasir
pada formasi berpermeabilitas besar.

Gambar 6.1. Skematik Suatu Hydraulic fracturing (SPE Mon.12).

Perekahan hidrolika dilakukan apabila sumur mengalami penurunan produksi, dan


penurunan produksi ini disebabkan karena kecilnya permeabilitas formasi. Perekahan hidrolika
untuk tujuan tersebut, sekarang ini sudah sering dilakukan. Keberhasilan perekahan hidrolik sangat
tergantung pada banyak hal, diantaranya adalah perencanaan awal (desain awal) perekahan hidrolika
sebelum perekahan hidrolika itu dilakukan.
Perekahan hidrolika akan mendapatkan hasil yang baik apabila dilakukan pada formasi
yang berpermeabilitas kecil (< 10 md) atau dimana damagenya agak dalam. Perekahan hidrolika
dimulai dengan pad, slurry dengan proppant lalu flush.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 10 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Pada masa lalu pemompaan fracturing fluid dari 1000 – 3000 gallon, pada masa sekarang
pemompaan bisa dari dari 500 gal sampai 1 juta gal dan proppant dari 15000 lb sampai 9.2 juta lb.
Kenaikan produktivitas bisa sampai 3 bahkan 10 kalinya kalau terdapat damage.

6.1 PENGERTIAN PEREKAHAN HIDROLIKA


Perekahan hidrolik ialah usaha membuat rekahan untuk jalan mengalirnya fluida reservoir ke
lubang sumur dengan cara menginjeksikan fluida perekah pada tekanan diatas tekanan rekah
formasi. Setelah formasi mengalami perekahan fluida terus diinjeksikan untuk memperlebar rekahan
yang terjadi. Untuk menjaga agar rekahan tidak menutup kembali, maka rekahan yang terjadi
diganjal dengan pengganjal berupa pasir (proppant). Proppant yang digunakan harus mampu
mengalirkan fluida dan dapat menahan agar rekahan tidak menutup kembali, oleh karena itu
proppant tersebut harus memiliki permeabilitas yang besar dan kekuatan yang cukup baik agar tidak
mudah hancur terkena tekanan dan temperatur yang tinggi.

6.2 MEKANIKA BATUAN


Untuk dapat merekahkan batuan reservoir, maka pada batuan tersebut harus diberikan tekanan
sampai melebihi tekanan dari gaya-gaya yang mempertahankan keutuhan batuan tersebut. Sehingga
jika tensile stress terlewati, maka batuan akan merekah pada bidang yang tegak lurus terhadap stress
utama terkecil. Dengan kata lain, jika arah stress utama terkecil horisontal, maka rekahan yang
terjadi adalah vertikal. Sebaliknya jika stress utama terkecil vertikal, maka rekahan yang terjadi
adalah horisontal. Hal ini dapat dilihat seperti Gambar 6.2.
Dari gambar 6.2 tersebut akan kita dapatkan hubungan ketiga stress tersebut adalah sebagai
berikut :
Stress vertikal (overburden stress) dapat dinyatakan dengan persamaan :
H
σ v = g ρ(z )dz
∫ (6.1)
0

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 11 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.2 Besar Ketiga Stress Utama dan Arab Rekahan

Jika overburden adalah harga absolut, yang dialami oleh batuan maupun fluida di pori-pori
batuan, maka efektif stressnya (σv ) adalah :
σv’ = σv - αP (6.2)
Stress efektif horizontal dapat dinyatakan dengan persamaan :
' v ' '
σH = σ v = σ H min (6.3)
1− v
sehingga stress horisontalnya dapat dinyatakan dengan persamaan :
'
σ H = σ H + αP (6.4)
dan stress minimum absolutnya adalah :
'
σ H min = σ H min + αP (6.5)
sedang stress absolut minimumnya adalah :
'
σ H max = σ H min + σ tect (6.6)
Dengan melihat adanya stress-stress tersebut, maka dimungkinkan arah rekahan dapat terjadi
secara vertikal, horisontal, maupun menyudut. Untuk menentukan arah rekahan tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Jika gradien rekah (Gf) < 0.95 psi/ft, maka arah rekahan terjadi secara vertikal.
2. Jika gradien rekah (Gf) > 1.1 psi/ft, maka arah rekahan terjadi secara horisontal.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 12 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

3. Jika gradien rekah (Gf), harganya diantara 0.95 -1.1 psi/ft, maka arah rekahan yang terjadi
menyudut.
Parameter-parameter lain yang termasuk daiam mekanika batuan antara lain :
1. Young modulus (E), merupakan kemiringan di daerah linier pada grafik stress vs strain.
2. Plane strain Modulus (E' ) dinyatakan dengan persamaan :
E
E' = (2.7)
1− v
3. Shear stress (G) dinyatakan dengan persamaan :
E
G= (2.8)
2(1 + v )

6.3 MEKANIKA FLUIDA


Fluida perekah digunakan agar rekahan yang terjadi cukup besar sehingga proppant dapat
masuk ke dalam tanpa mengalami mampat (Bridging) atau pengendapan (settling). Untuk itu, fluida
perekah harus berviskositas besar dan kehilangan fluida juga harus diperkecil, dengan jalan
menambahkan polimer, yang akan membentuk sifat wall building.
6.3.1 Rheology
Pengetahuan tentang theology fluida perekah diperlukan untuk mendapatkan harga
viskositas yang cukup berdasarkan besarnya harga shear rate dan shear stressnya. Di dalam
rheology, dikenal tiga jenis fluida perekah, yaitu newtontan, bingham plastik dan power law.
Untuk fluida newtonian berlaku hubungan :
τ = µγ (2.9)
Sedangkan untuk fluida bingham plastic berlaku :
τ = µγ + τy (2.10)
Dan untuk power law berlaku hubungan :
τ = Kγn (2.11)
Perbedaan ketiga jenis fluida tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar 6.3.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 13 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Bingham Plastic

Shear stress
Power Law

Newtonian

Shear Rate
Gambar 6.3 Harga-harga Shear Rate vs Shear Stress

Sedangkan Gambar 6.4 memperlihatkan hubungan antara shear rate dan shear stress
untuk fluida power law pada skala linear dan log-log. Untuk fluida perekah yang berlaku
adalah power law.

Gambar 6.4 Plot Fluida Power Law Pada Skala Linear dan Log-log

Berdasarkan pendekatan jenis fluida power law, maka besarnya apparent viskosity atau
viskositas sebenarnya dapat ditentukan dengan persamaan :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 14 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

47800 K '
µa = (6.12)
γ 1− n
dengan :
n'
 3n' + 1 
K = K 
'
'

 untuk pipa (lb-secn/ft2)
 4n 
n'
 2n ' + 1 
K = K 
'
'

 untuk annulus (lb-secn/ft2)
 3n 
6.3.2 Fluid Loss (Leak-Off)
Kehilangan fluida adalah terjadinya aliran fluida perekah masuk ke dalam batuan.
Secara umum leak-off yang berlebihan dapat disebabkan oleh ketidakseragaman (heterogenity)
reservoirnya, seperti adanya rekahan alamiah (natural fissures).
Cooper eet al. Memperkenalkan harga koefisien leak-off total (Ct) yang terdiri dari tiga
mekanisme yang terpisah, yaitu :
• Viskosity controlled (Cµ), adalah suatu kehilangan fluida yang dipengaruhi oleh
viskositas. Penentuan besarnya harga Cµ dapat dilakukan dengan persamaan :

kφ∆P
C µ = 0.0469 (6.13)
µi

• Compressibility Controlled (Cc) adalah suatu kehilangan fluida yang dipengaruhi


oleh kompressibilitas. Penentuan besarnya harga Cc dapat dilakukan dengan
persamaan :
kφC f
C C = 0.0374∆P (6.14)
µ

Dalam banyak hal harga Cµ dan CC sering dikombinasikan menjadi :


2C µ C C
C µC = (6.15)
C µ + C µ + 4C C
2

• Wall building mechanism (Cw). Terbentuk dari residu polimer di dinding formasi
yang menghalangi aliran masuk ke dalam batuan. Besarnya harga Cw tidak dapat
dihitung dan harus diukur di laboratorium. Gambar (6.4) memperlihatkan
hubungan antara volume filtrat komulatif terhadap waktu hasil analisis
laboratorium. Di mana besarnya Cw merypakan kemiringan pada daerah linear.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 15 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

m = Cw x Area/0.0164
Cumulative Filtrate Volume

Intercept = Spurt Volume

Rate Controlled by Cvc

Time (min)
Gambar 6.5 Plot Hasil Laboratorium untuk Menentukan Harga Cw = Cm

Dari ketiga mekanisme tersebut, maka besarnya koefisien leak-off total adalah :
2C µ C C
Ct =
( )
(6.16)
C µ C w + C µ C w + 4C C C µ + C w
2 2 2 2 2

Jumlah kehilangan fluida yang masuk ke dalam batuan dapat ditentukan dengan
persamaan :
V = V s + 2C t t (6.17)

6.4 FLUIDA PEREKAH DAN ADDITIVE


6.4.1 Jenis Fluida Perekah
Banyak jenis fluida yang digunakan di dalam operasi perekahan. Menurut Thomas C.
Frick, fluida perekah dapat dlgolongkan menjadi empat katagori menurut bahan dasar
pembuatannya, yaitu :
1. Fiuida dengan bahan dasar minyak (Oil Base Fracturing Fluid)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 16 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Fluida berbahan dasar minyak umumnya relatif murah dan memiliki viskositas
yang baik, dimana hal ini dapat dianggap lebih menguntungkan untuk aliran
injeksi yang relatif kecil. Digunakan untuk injeksi pada kedalaman dangkal sampai
pertengahan (<4000 ft).
2. Fluida dengan bahan dasar air (Water Base Fluid)
Pemakaian fluida ini memiliki keuntungan khusus, yaitu dapat digunakan pada laju
injeksi yang tinggi karena jenis fluida ini memiliki densitas yang rendah dan
friction loss yang rendah di dasar sumur. Fluida ini berbahan baku air dan
Hydrochloric Acid.
3. Fluida Emulsi (Emulsion Fracturing Fluid)
Komposisi fluida emulsi ini terdiri dan minyak mentah dan air. Fluida ini dapat
mengurangi fluid-loss dan friction-loss.
4. Foam dan gases
Jenis fluida ini memiliki batasan pelaksanaan untuk biaya. kesulitan dan
keselamatan. Fluida ini terutama dapat digunakan pada zona gas atau zona dengan
permeabilitas rendah.
6.4.2 Additive
Suatu fluida perekah seharusnya menghasilkan friksi tekanan yang kecil dan tetap
berviskositas besar untuk menahan proppant, serta bisa turun kembali viskositasnya setelah
selesai perekahan dan dapat menempatkan proppant. Agar memenuhi syarat tersebut maka ke
dalam fluida perekah kadang-kadang harus ditambahkan additive, jenis additive yang biasa
digunakan antara lain:
a. Buffer (pengontrol PH)
b. Bactericides/biocides : bakteri penyerang polimer, untuk merusak ikatannya.
c. Pencampur gel: Untuk menghindari terjadinya gel.
d. Fluid loss additive: Mengurangi terjadinya leak-off
e. Breakers: Memecahkan rantai polimer sehingga fluida kembali menjadi encer.
Besarnya jumlah volume fiuida yang dibutuhkan untuk perekahan, dapat
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini:
Kw 2 Q
FractureVolume = (6.18)
C

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 17 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

6.4.3 Pemilihan Fiuida Perekah


Untuk memilih fiuida perekah yang sesuai, fiuida tersebut harus memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Viskositas cukup besar, yaitu 100-1000 cp pada temperatur normal.
2. Filtrasi jangan sampai menutupi pori-pori dan batuan.
3. Bersifat stabil pada tekanan tinggi.
4. Tidak bereaksi dengan cairan lapisan reservoir, karena dapat menimbulkan endapan yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan formasi.
5. Tidak membentuk emulsi di dalam lapisan reservoir.
6. Viskositas cairan dapat berubah menjadi lebih kecil setelah terjadinya perekahan,
sehingga mudah dikeiuarkan dari dalam sumur.
7. Haruslah memiliki harga yang relatif murah.
8. Aman.

6.5 PROPPANT
6.5.1 Jenis Proppant
Proppant adalah benda padat pada umumnya berbentuk pasir dan digunakan untuk
mengganjal rekahan yang terbentuk agar rekahan tersebut tidak menutup kembali. Ada
beberapa macam jenis proppant:
A. Pasir di Alam
• Ottawa (Jordan, White) sand
- bundar sekali (well rounded), kadar quartz tinggi
- sanggup menahan berat
- SG (BD) = 2.65
• Brady (Texas, Hickory) sand
- agak bersudut (angularity), kadar quartz tinggi.
- sanggup menahan berat
- SG = 2.65
B. Ceramic Proppant
• Sintered Bauxite
- tersedia untuk tahan terhadap stress tinggi

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 18 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- dipakai untuk sumur dengan temperatur tinggi, sumur dalam dan mengandung
H2S
- untuk stress sampai diatas 12000 psi
- SG = 3.65
• Keramik berdensitas sedang (Intermediate Density' Ceramics)
- lebih ringan dan lebih murah dari Sintered Bauxite
- untuk stress sampai 10000 psi
- SG = 3.15
• Keramik berdensitas rendah (Low Density Ceramics)
- berat hampir sama dengan pasir
- untuk stress sampai 6000 psi
- SG = 2.7
C. Resin Coated Proppant (proppant dengan lapisan resin)
• Mendistribusikan beban, menghlndarkan persentuhan antar butir-butir
• Terikat ditempat untuk mencegah migrasi proppant.
1. Pre-cured Resin
- mengurangi kerusakan karena brittle (mudah pecah)
- SG = 2.55
- resin dapat menahan proppant yang hancur
- Proppant abrasiveness (kekasaran) agak berkurang
2. Curable Resin
- Digunakan untuk membuntuti slurry proppant untuk mencegah proppant
mengalir balik kesumur
- Setelah membeku akan membentuk massa yang terkonsolidasi dengan daya
tahan besar.
6.5.2 Pemilihan Proppant
Pemilihan proppant rnerupakan suatu hal yang sangat penting sebelum melakukan
perekahan. Proppant yang digunakan akan menentukan besamya harga konduktifitas rekahan
(wkf), yang didefinisikan secara matematis sebagai perkalian antara lebar rekahan (w) dengan
permeabilitas (kf).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 19 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Kontras antara rekahan dan formasi menentukan kenaikan produksi dari suatu proyek
rekahan. Makin kontras permeabilitas di rekahan akan makin besar produktivitasnya, akan
tetapi tetap harus dicari jalan yang paling ekonomis, baik dalam proppant maupun ukurannya.
Apabila proppant mengalami stress yang melewati kekuatannya maka akan terjadi
crushing dan akan merugikan karena akan mengurangi produktivitasnya. Ada lima faktor
yang harus diperhatikan dalam pemilihan proppant yang pada akhimya akan mempengaruhi
konduktivitas suatu rekahan, yaitu :
1. Ukuran Proppant
Ukuran proppant penting untuk kesuksesan perekahan hidraulik karena 3 alasan yaitu:
• Bridging, untuk bisa mulus maka ukuran lebar rekah minimal harus 4 kali ukuran
proppant.
• Cocok dengan ukuran perporasinya.
• Konduktivitas adalah fungsi dari ukuran proppant.
Ukuran proppant berdasarkan ASTM (American Standard for Testing and Material)
misalnya : 20/40 sand, dapat melalui screen (saringan 0.033 inci) dan tersaring oleh
screen 40 mesh (0.0165). Sedangkan spesifikasi dari API (American Petroleum Institute)
adalah sebagai berikut :
- Minimum 90 % akan ada di atas saringan (sieves) yang ditentukan.
- Ukuran contoh pasir yang lebih besar dari diatas < 0.1 %
- Ukuran contoh pasir yang lebih kecil dari diatas < 1 %
Ukuran proppant mempunyai effek pada pemadatan, makin besar proppant (12/20 mesh)
makin besar pula konduktivitasnya, akan tetapi makin besar ukuran proppant maka
kekuatannya dalam menahan tekanan yang membebaninya akan makin kecil. Akibatnya
maka proppant tersebut akan pecah (crushed) sehingga pada akhimya akan menurunkan
konduktivitasnya. Berikut ini adalah tabel yang memuat ukuran proppant, maksimum
dan rata-rata.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 20 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Tabel 6.1 Ukuran Proppant.


Proopan Size Diameter Maksimum Diameter Rata-rata
mesh in in
4/8 0.187 0.173
6/12 0.132 0.099
8/12 0.093 0.087
8/16 0.093 0.082
10/20 0.079 0.061
10/30 0.079 0.056
12/20 0.067 0.054
16/20 0.047 0.041
16/30 0.047 0.039
18/20 0.039 0.036
18/35 0.039 0.032
20/40 0.0336 0.0272
20/50 0.0336 0.0218
30/50 0.0237 0.0185
30/60 0.0237 0.0180
40/60 0.0168 0.0140
40/70 0.0160 0.0130
70/140 0.0084 0.0099

2. Konsentrasi Proppant
Kadar proppant atau konsentrasi proppant didefisikan sebagai jumlah proppant per luas
rekahan (dari satu sisi dinding saja), atau pound proppant/luas (Ib/ft2). Konduktivitas
rekahan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi proppant. Hubungan ini tidak
berlaku untuk konsentrasi kurang dari 0.5 lb/ft2 karena effek dinding.
3. Kekuatan Proppant (proppant strength)
Strength dari proppant sangat penting untuk proyek perekahan. Gambar 2.5 menunjukan
persen berat fines yang terjadi pada closure stress tententu.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 21 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Finest Generated, Weight percent

Closure Stress, psi in 1000’s

Gambar 6.6 Effek Closure Stress Terhadap Bermacam-macam Jenis Dan Ukuran
proppant pada Terjadinya Fines

4. Bentuk Butiran Proppant


Bentuk butiran proppant (proppant gram shape} yang ditentukan oleh roundness
(halusnya permukaan) dan sphericity (bulatnya butiran), merupakan hal yang sangat
penting, karena bentuk tersebut akan menentukan proppant tersebut kuat atau tidak
apabila dikenakan tekanan. Karena stress permukaan akan merata pada bentuk yang
bulat, halus, maka pada harga stress yang tinggi, makin halus/bulat suatu proppant, maka
kemampuannya untuk menerima tekanan akan makin besar. Roundness dan sphericity
ditentukan oleh Skala Krumbein seperti yang ditunjukan oleh Gambar 6.6, misalnya
0.7R dan skala tersebut adalah lebih baik dari 0.6R. Di industri minyak umumnya R dan
S untuk Krumbein Shape Factor diambil minimum 0.6 untuk pasir alamiah dan 0.7 untuk
pasir industri (buatan).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 22 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Sphericity

Roundness

Gambar 6.7. Faktor Bentuk Krumbein (Krumbein Shape Factor)

5. Kualitas Proppant
Kualitas proppant buruk apabila banyak zat tambahan yang mengotorinya. Adanya
carbonate, feldspar, atau oksida besi di proppant akan berakibat merusak konduktivitas.
Kelarutan di asam menurut API maksimum 2%.
6.5.3 Transportasi Proppant
Penempatan proppant di dalam rekahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
kecepatan pengendapan proppant (settling), waktu pengendapan dan tinggi maksimum
pengendapan proppant. Besaran-besaran tersebut dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Kecepatan pengendapan proppant (vset) :

( )
1
 2n' +1   3n' d p ρ p − ρ f  n'
v set = d p   (6.19)
 108n'   72 K' (2n' +1) 
2. Waktu pengendapan proppant (tset) :
hf
t set = (6.20)
60v set
3. Tinggi maksimum pengendapan proppant (hfp)
v set t set
h fp = h f − (6.21)
2
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 23 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

6.6 CARA PEREKAHAN


Gambar 6.8 menunjukkan perekahan sumur dengan permeabilitas kecil dimana
untuk menaikkan produktivitas, reserves dan usia sumur dilakukan perekahan yang
sangat jauh dan biasanya rekahan tipis dan panjang.

Gambar 6.8. Rekahan Panjang, Tipis Untuk Permeabilitas Kecil (Keck, AEPT).

Untuk permeabilitas besar, perekahan dilakukan dengan sistim TSO atau tip
screen out untuk permeabilitas 10 – 15 md bahkan yang 100 md atau lebih. Rekahan
TSO akan pendek dan proppantnya akan screen out pada akhir perekahan dan
biasanya rekahan gemuk serta pendek saja.

Gambar 6.9. Rekahan Pendek, Gemuk, Untuk Permeabilitas Besar, TSO (Keck, AEPT).

Perekahan panjang seperti Gambar 6.8 diatas pernah dilakukan di Vico


Kalimantan pada formasi gas berpermeabilitas dibawah 3 md. Sedangkan perekahan
seperti Gambar 6.9 dilakukan pada hampir semua perusahaan di Indonesia seperti
Caltex, ARCO, Maxus Gulf, Mobil, BP dll.
Perekahan akan dimulai dengan pad atau cairan gel tanpa proppant, lalu
dilanjutkan dengan slurry yaitu gel berisi proppant dan diakhiri dengan flushing. Ada
dua cara untuk berdasarkan fluidanya :
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 24 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

1. Fluida encer, dimana viskositasnya lebih kecil dari 50 cp. Ini disebut bank fluid,
yaitu fluida yang nantinya akan membentuk gundukan pasir di rekahan dari
konsentrasi pasir 2-3 ppg dengan laju pemompaan tinggi. Keberhasilannya
tergantung dari proppant yang mengendap diluar lubang masuk rekahan. Disain
demikian membutuhkan model komputer untuk menghitung kecepatan fluida,
viskositas fluida, kecepatan settling proppant dll. Cara ini adalah untuk Gambar 6.8
diatas dimana rekahannya akan jauh. Tetapi pasir terbanyak masih dekat sumur.
Gambar 6.10 memperlihatkan skematis pemompaannya. Gambar 6.11 memperlihat-
kan suatu contoh hasil perhitungan komputer untuk distribusi proppant.

Gambar 6.10. Cara Pemompaan Di Banking Fluid Dengan Fluida Encer (M.B. Smith).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 25 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.11. Hasil Run Computer Untuk Distribusi Proppant Pada Viskositas rendah
(Halliburton).

2. Fluida kental, yang terbanyak digunakan (termasuk gel > 50 cp, X-link, foam,
gelled oil). Bisa mencapai ratusan cp. Dengan ini proppant secara teoritis bisa
dibawa sampai mencapai tip atau ujung rekahan. Dalam praktek, kecepatan
proppant akan lebih rendah dari fluidanya. Gambar 6.12 menunjukkan konfigurasi
fluida kental yang dipompakan secara ramp (meningkat konsentrasinya terhadap
waktu). Dalam hal ini terlihat bahwa waktu pemompaan 3 ppg dilakukan maka
slurry didepan juga sudah mengalami loss sehingga kadar proppantnya 3 ppg.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 26 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.12. Konsentasi Proppant Dengan Jarak Pada Cara Ramp (M. Smith, NSI).

Gambar 6.13. Proppant Schedule Untuk Mendapatkan Konsentrasi Proppant Uniform


Pada Akhir Perekahan (M.B. Smith, NSI).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 27 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Pada TSO maka mula-mula dipompakan pad, lalu slurry dengan proppant berkadar rendah
sekitar 1 atau 2 ppg selama beberapa waktu .dan diakhiri dengan slurry biasa yang
meningkat (ramp). Gambar 6.14 menunjukkan distribusi awal slurry dimana terjadi packed
proppant ditepian rekahan, dengan ini rekahan berhenti tumbuh, dan injeksi lebih lanjut akan
memadatkan slurry dan proppant disitu.

Gambar 6.14. Konsentrasi Proppant Pada TSO Sebelum Akhir Perekahan (NSI).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 28 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.15. Konsentrasi Proppant Pada Pemompaan TSO dan Fracpac (NSI).

Gambar 6.16. Perbedaan Proppant Schedule TSO/Fracpac Dengan Normal (NSI).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 29 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

6.7 MODEL GEOMETRI REKAHAN


Model geometri rekahahan perlu diketahui untuk mengetahui sekaligus memperkira-
kan bagairnana bentuk dan rekahan yang teiah terjadi. Model geometri rekahan dibuat
berdasarkan pada, mekanika batuan, mekanika fluida, jenis dan sifat aliran fluida, serta
stress-stress yang berlaku pada batuan.
Model perekahan hidraulik digunakan untuk:
1. Mengetahui berapa hasil produksi nantinya
2. Material yang diperlukan
3. Tekanan
4. Fluid loss dll.
Ada 4 model perekahan yang telah dipakai atau masih dipakai:
1. PKN (Perkins, Kern, Nordgreen) Gambar 6.17. Ini akan terjadi kalau stress di
formasi produktif jauh lebih kecil dari formasi diatas atau dibawahnya.

Gambar 6.17. Model PKN Dimana Batas Atas/Bawah adalah Shale,


Panjang Rekahan >> Tinggi Rekahan (RBT 2000).

Model PKN berasumsi bahwa panjang (atau dalam ) rekahan jauh lebih besar dari
tinggi rekahan (xf >> hf) mempunyai irisan berbentuk ellips dimuka sumur, lebar
maksimum di tengah ellips dan berharga nol untuk bagian paling atas dan paling
bawah (ujung-ujungnya), tekanan dianggap konstan pada irisan vertikal dan sifat
reaksi batuan bereaksi secara vertikal.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 30 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

2. KGD (atau GdK, Kristianovich-Zheltov, Geertsma dan deKlerk ). Gambar 6.18.

Gambar 6.18. Model KGD Dimana hf>>xf


(Tinggi Rekahan>Panjang Rekahan)(RBT2000).

Pada model ini rekahan akan pendek saja tetapi tinggi rekahan meningkat. Ini biasa
terjadi di Indonesia (di Laut Jawa beda stress shale dengan shaly sand 200 psi dan
dengan clean sand 400 psi. Karena biasanya tekanan net pressure 400 psi atau lebih
maka inilah yang akan terjadi.

3. Model Radial

Gambar 6.19. Model Radial (RBT2000)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 31 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Model radial digunakan bila perekahan dilakukan ditengah formasi yang sangat tebal
ataupun kalau beda stress shale dan sand tidak ada. Model ini sering terjadi juga di Laut
Jawa atau Lapangan Duri Caltex.

4. Model Stimplan
Di model rekahan dengan komputer sering dilakukan dengan cara numerical dan modelnya
dapat dilihat di Gambar 13.

Gambar 6.20. Model STIMPLAN Untuk Pseudo 3-D (NSI).

Peter Valko dan Economides memberikan solusi untuk model PKN dan KGD dengan
mempertimbangkan pengaruh kombinasi fluida non-Newtonian dan adanya fluid loss
(laminer). Penurunanya menggunakan harga viskositas apparent pada fluida non-Newtonian.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
(w + 2S )qi  ( ) 2β 
exp β erfc(β) +
p
xf = 2
− 1 (6.22)
4πh f C L π
2
 

dengan :

2C L πt
β= (6.23)
w + 2S p

Untuk PKN :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 32 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

n 1

 1 + 2n   2 n + 2  9.15 Kq i 2 h f (1− n ) L f  2n+2


w(0) = 3.98    (6.24)
  n   E' 

π
Dengan asumsi bahwa shape factornya w = w(0 ) (6.25)
5
E' (w(0))
Pnet = ∆Pf = (6.26)
2h f

Untuk KGD :
n 1

 1 + 2n  2 n + 2 11.10 Kq i n h f (− n ) L f 2  2 n + 2
w(0 ) = 3.24    (6.27)
  n   E' 

π
dengan asumsi shape factornya w = w(0 ) (6.28)
4
E' (w(0))
Pnet = ∆Pf = (6.29)
4L f

Persamaan diatas baik PKN dan KGD, harus diselesaikan dengan trial and error karena w
dan xf harus dihitung sekaligus.

6.8 ANALISA TEKANAN PEREKAHAN


Hasil perekahan apakah model kita PKN atau KGD (radial) dapat dilihat dari analisa
kwalitatif tekanan selama perekahan berlangsung. Gambar 6.21 memperlihatkan suatu grafik
kelakuan tekanan secara umum pada perekahan hidraulik. Analisa tekanan perekahan untuk
mencari effisiensi dan closure pressure selain untuk menchek harga lain seperti Young
modul, fluid loss dll dilakukan dengan minifrac sebelum fracture sebenarnya kecuali ada data
sumur yang lain sebelumnya.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 33 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.21. Grafik Kelakuan Tekanan Pada Perekahan Hidraulik (Nolte).

Gambar 6.22. memperlihatkan interpretasi pada grafik log-log plot antara Pnet = BHTP
- σc versus waktu. Dari sini terlihat bahwa mula-mula akan naik tinggi karena break down
pressure (disini tak diperlihatkan karena terlampau singkat). Lalu disusul dengan naik karena
rekahan bertambah panjang, ini menunjukkan cara model PKN. Pada waktu rekahan
menubruk batas shale maka grafik hampir mendatar akibat meningkatnya tinggi rekahan.
Setelah itu disusul dengan dihentikannya pompa dan rekahan mulai menutup.
Nolte telah membuat Grafik plot log net pressure terhadap log waktu yang dapat
dilihat pada Gambar 6.22. Dari sini bisa dilihat apakah perekahan menurut PKN atau KGD,
atau pecah ke zone lain, atau screen out.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 34 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Harga Kemiringan Interpretasi


Kira-Kira
1/8 - 1/4 I Tinggi terbatas dan perpanjangan rekahan berjaian
0 II a) Tinggi tekahan berlambah (cukup)
b) Rekahan membuka
1 III-a Perkembangan maeet @ dua sayap
2 III-b Perkembangan niacet @ satu sayap
Minus IV Perkembangan tak stabil dan tak tertahan

Gambar 6.22. Grafik Log Pnet versus log Waktu (Nolte).

Pada saat menutup ini dapat dianalisa berapa effisiensinya dan juga closure
pressurenya. Untuk rekahan yang normal tanpa ada yang masuk ke zone berpori lainnya akan
dapat dilihat bagaimana effisiensi sebagai fungsi dari waktu closure dibagi waktu
pemompaan yang akan diberikan di Gambar 6.23.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 35 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.23. Grafik Effisiensi versus Waktu Closure Dibagi Waktu Pemompaan (NSI).

Harga closure pressure dan closure time dapat dicari antara lain dengan plot tekanan
versus akar dari waktu seperti di Gambar 6.24.

Gambar 6.24. Contoh Plot Tekanan Untuk Mencari Closure Pressure dan Closure
Time Pada Suatu Perekahan Hidraulik (Keck,AEPT).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 36 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Effisiensi dari Gambar 6.23 yang biasanya didapat dari minifrac harus dikoreksi
terhadap volume (atau waktu) perekahan sebenarnya dan syarat penting adalah pada minifrac
laju pemompaan harus sama dengan perekahan sebenarnya.

Koreksi itu adalah:


− (1− e f 1 ) / 3
ef 2 t 
=  2 
ef1  t1 
Misalnya kalau dari Gambar 6.23, pada minifrac tc = 52 = 25 menit, maka kalau
pemompaan katakan dalam 20.8 menit, maka tc/tp = 25/20.8 = 1.2, jadi effisiensi minifrac =
ef1= 0.45, dan kalau perekahan sebenarnya 100,000 gal versus minifrac hanya 25000 gal,
maka t2/t1 = 0 = 100,000/25,000 = 4.
− (1− 0.45 ) / 3
ef 2  100,000 
= 
0.45  25,000 

e f 2 = (0.45)(4) −0.18 = 0.35


atau atau 35%.

Dari harga effisiensi maka bisa dicari berapakah besar pad terhadap total fluida
perekah dengan rumus:
fp = (1- ef)2 + fc
dimana: fp = fraksi pad
ef = effisiensi, fraksi
dan harga fc = 0.05 kalau ef > 0.20
= ef/4 kalau ef <0.20.

Sebagai contoh dari suatu perekahan 100,000 gal kalau effisiensi 35% maka pad
dihitung:
fp = (1-0.35)2 + 0.05 = 0.47

dan karena volume perekahan 100,000 gal, dari sini volume pad harus 47,000 gal dan
volume slurry 53,000 gal.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 37 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

6.9 MENGHITUNG TINGGI REKAHAN


Grafik pada Gambar 6.25 dapat dipakai untuk menghitung berapakah tinggi rekahan
dibandingkan dengan tinggi formasi. Ini sangat tergantung pada closure stress di formasi
dibandingkan dengan closure stress di shale diatas dan dibawahnya dan juga berapakah
tekanan perekahan di sumur tsb.
Sebagai misal, kalau tekanan di depan rekahan 500 psi, dan tekanan clossure di shale
600 psi sedangkan di sandstone adalah 400 psi, maka harga:
σ 2 − P 600 − 500
= = 0.5
σ 2 − σ 1 600 − 400
Dari grafik Gambar 18, untuk KIC atau harga fracture toughness 1000 psi akan 0.2.
Ini adalah harga hs/h atau artinya akan menembus shale 20% diatas dan 20% dibawah dari
tinggi formasinya

Gambar 6.25. Grafik Jauh Penembusan Lapisan Shale Pada Rekahan.(Keck, AEPT).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 38 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

6.10 EVALUASI HASIL PEREKAHAN


Evaluasi hasil perekahan hidrolik untuk dilakukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan perekahan berhasil atau tidak dalam menmgkatkan produktivitas sumur. Secara
mudahnya ukuran keberhasilan dan setiap stimulasi adalah bila indeks produktivitas sumur
meningkat. Menurut Gilbert indeks produktivitas sumur minyak dapat ditulis sebagai berikut:
qo
J= (6.30)
Ps − Pwf

Dari persamaan aliran pseudosteady-state, untuk sumur minyak:

141.2q o Bo µ o   re  
Ps − Pwf = ln  − 0.75 + s  (6.31)
kh   rw  
Jadi untuk aliran pseudosteady-state berlaku :
qo kh
J= = (6.32)
Ps − Pwf   re  
141.2q o Bo µ o ln  − 0.75 + s 
  rw  

Untuk sumur yang direkahkan, Tinsley et al membuat suatu grafik yang dapat
menentukan indeks produktivitas sumur setelah sumur tersebut direkahkan. Anggapan yang
digunakan oleh Tinsley et al adalah, aliran steady state, reservoir silindris, fluida
incompresible, dan re/rw dianggap sama dengan dilapangan. Dengan harga xf/re yang didapat
dan gambar 6.9, maka akan didapat Productivity Ratio di bawah ini :

 1  K f  W f 
C r =     (6.33)
 π  K i  x 
 f 
Substitusikan harga Cr ke dalam persamaan di bawah ini, selanjutnya korelasikan pada
kurva productivity increase dengan harga yang sesuai.

Cr  h fp   re 
  ln  = C (6.34)
 hf   rw
2    

  re 
(Y − axisvalue ) × ln 
J fs   rw 
= (6.35)
Ji 6.215

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 39 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6.9 Korelasi Tinsley et al untuk Perbandingan Indeks Produktivitas

6.11 ANALISA KEEKONOMIAN PROYEK PEREKAHAN HIDROLIKA


Setiap pengambilan keputusan tidak terlepas dari suatu analisa ekonomi yang
melibatkan berbagai pilihan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang mempunyai nilai
ekonomis. Penilaian layak dan tidak layak suatu proyek pada kegiatan perusahaan dan
pengembangan sumber-sumber energi, sehingga perlu ditentukan beberapa faktor yang dapat
menunjukan untung tidaknya proyek tersebut.
Parameter-parameter ekonomi merupakan penilaian tingkat kelayakan suatu proyek, di
tinjau dari segi untung rugi. Dengan mempertimbangkan untung rugi proyek tersebut kita
dapat memutuskan apakah proyek perekahan dilaksanakan atau tidak. Dua parameter
ekonomi yang digunakan tersebut adalah :
• Nilai sekarang dari dana tunai bersih (NPV)
Harga sekarang dari dana tunai bersih (net present value) adalah jumlah keuntungan
bersih suatu proyek pada waktu sekarang. Harga ini diperoleh dengan mengurangi
pendapatan bersih sekarang dengan keseluruhan investasi. Nilai pendapatan bersih sekarang
merupakan kumulatif dari pendapatan bersih pertahun setelah di diskonto. Secara matematis
NPV dapat dinyatakan sebagai berikut :
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 40 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

S
C= (6.36)
(1 + i )n
S S S
NPV = C o + + + .......
(1 + i )
1
(1 + i ) 2
(1 + i )n
Apabila harga NPV negatif maka proyek rugi dan apabila NPV positif maka proyek
tersebut untung. Evaluasi rencana investasi dengan menggunakan NPV sangat umum
digunakan karena telah mempertimbangkan konsep nilai waktu dari uang, disamping itu NPV
juga mempenimbangkan angka-angka kemungkinan dari suatu resiko dengan cara kuantitatif.
• Effesiensi investasi yang di diskonto (DROI)
Effesiensi investasi yang di diskonto atau biasa disebut juga discounted return on
invesment (DROI) didefenisikan sebagai suatu perbandingan yang tak berdimensi yang
diperoleh dengan membagi NPV dengan nilai sekarang dart investasi. Perbandingan tersebut
diinterpretasikan sebagai jumlah keuntungan bersih yang telah di diskonto akibat tingkat suku
bunga rata-rata setiap dollar atau rupiah yang ditanamkan. Perbandingan ini sangat berguna
dalam memilih kriteria kesempatan investasi yang berada
pada keadaan permodalan yang jumlahnya terbatas. Secara matematik dapat ditulis:
NPV
DROI =
Investasi
Semakin besar harga DROI maka keuntungan per rupiah atau per dollar uang yang
diinvestasikan akan semakin besar. Sebaliknya apabila DROI semakin kecil maka
keuntungan per rupiah atau per dollar uang yang diinvestasikan akan semakin kecil.

6.12 CONTOH SOAL


1. Contoh penyelesalan desain dengan metode langsung
Diketahui :
Kedalaman sumur = 2000 ft
Fluida peretak = lease oil
Gravity minyak = 35° API pada 60°F (γ =0.85}
Fluida pengganjal (propping agent) = 10-20 mesh sand
Lebar rekahan = 0.1 inch
Porositas = 0.135
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 41 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Permeabllitas rata-rata = 0.9 md


Tebal lapisan = 50 ft
Viskositas minyak (lease oil) pada kondisi reservoir = 4.0 cp
Kompresibilitas fluida reservoir = 10 × 10 -6 psi-1
Tekanan statik dasar sumur = 300 psig
Temperatur sumur rata-rata = 80 °F
Ukuran casing = 51/2 in, J-55. id = 4.892 in
Ukuran tubing =2 - in nominal, ID = 2.375 in
Peretakan dilakukan melalui anulus
Spasi sumur = 40 Acres (re = 660 ft)
Pengalaman masa lalu di daerah tersebut menunjukkan bahwa laju injeksi fluida peretak adalah
30 bbl /min dan volume yang dibutuhkan adalah 40.000 gallon lease oil.

- Tekanan dasar sumur yang diperlukan :


Pt = G f × D

= 1.0 × 2000 = 2000 psig


- Perbedaan tekanan di muka rekahan :
∆P = Pt − Pst
= 2000 – 300 =1700 psi
- Harga koefisien fluida perekah (Cc) dihitung dari persamaan :
k Cf φ 1 / 2
Cc = 0.0374∆P ( ) , ft / min
µ
1/ 2
 0.0009 × 10 × 10 −6 × 0.135 
Cc = 0.0374 × 1700∆P  
 , ft / min
 4 

Cc = 1.11 × 10 −3 , ft / min
- Waktu pemompaan untuk 40,000 gallon fluida peretak dengan laju injeksi 3.0 bbl/min adalah:
40000
t= = 31.7 min
30 × 42
π 2 x1.11 x 10 -3 πx31.7
x = 2C t= = 2.66
w 0.1/ 12
- Dari Gambar 1 dan efisiensi peretakan X =2.66 adalah 31 %
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 42 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- Luas bidang rekahan yang terjadi :


q it .Eff 40.000 x0.31
A= = = 198900 ft 2
W 7.48 x( 0.1 ) / 12

Berat bahan pengganjal yang diperlukan untuk mengepak 1 ft2 rekahan:


S = (Vol. /Unit A) (1-φf) × (62.4 ρs)
Umumnya : φf = 0.35
ρf =2.63
Vol./unit area rekahan = 1 × (0.1)/12 = 0.00833 cuft/ft2
S = 0.00633 (1 – 0.35) (62.4 × 2.63) = 0.868 lb/ft2.
- Jumlah pasir pengganjal yang dibutuhkan:
0.885 × 198900 = 176600 lb
- Konsentrasi pasir dalam 1 Ib/gal minyak 176.600/40.000 = 4.42 Ib/gal. (= x)
- Laju alir total (minyak + pasir):
176600
40000 +
q= 2.63 x8.34 = 1516 gal / menit = 36.1 bbl/min
31.7
- Specific gravity minyak pada temperatur sumur rata-rata :
γT = γ60 [ 1 - β ( T - 60 ) ]
β(minyak) = 0.0005
γ80 = 0.05 [ 1-00005 (80 - 60) ) = 0.842
- Tekanan hidrostatik pada kedalaman 2000 ft
∆Ps = 0.052 ρT D
8.34 g + x 8.43(0.842) + 4.42
ρT = = = 9.53 lb / gal
1 + 0.0456 x 1 + 0.0456(4.42)

∆Ps = (0, 052) (9.53) (2000)


= 991 psi
- Annulus geometry parameter
OD tubing 2.375
α= =
ID casing 0.485

dari Gambar 2 (Korelasi Crittendon) diperoleh :


de = 0.74 × 4.692 = 3.62 in

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 43 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- Kecepatan .fluida rata-rata:


17.16(q , bbl / min ) 17.16 (36.1)
v= = = 47.3 ft/sec
(
do − di
2 2
) (3.62)2
- Bilangan Reynolds :
928ρvd (928)(3.62 )(47.3)(9.53)
NR = = = 3.79 x10 5
µ 4
Dari Gambar 3 diperoleh f = 0.0040
- Kehilangan tekanan karena gesekan :
fLρ v 2
∆Pf =
25.80 d

=
(0.0040)(2000)(9.53)(47.3)2 = 1826 psi
25.80 (3.62 )
Koreksi Crittendon terhadap line efficiency
1826
∆Pfc = = 2254 psi
( 0.90 )2

- Tekanan injeksi di permukaan (Ps)


Ps = Pt + ∆Pb - ∆PS
= 2000 + 2254 - 991 = 3263 Psig
- Bursting pressure untuk casing (51/2 in – J-55) = 5320 psi. 70% dari Bursting pressure = 0.7 ×
5320 = 3724. Jadi tekanan injeksi masih memadai.
- Daya Kuda yang diperlukan:
Hh = 0.0245 Ps qt hp
= (0.0245) (3263) (36.1) =2886 hp
- Menghitung PR :
o anggap rekahan yang terjadi -horizontal (D = 2000 ft, Gf = 1)
o anggap tekanan yang terjadi adalah lingkaran dengan luas πrf2
rf 252
= = 0.381
re 660
o Dari Gambar 4 (untuk 10 - 20 mesh) diperoleh.
o kf = 60.000 md

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 44 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

kf W (60000)(0.112)
= = 11.1
kh (0.9)(50)
o Dengan bantuan Gambar 5 diperoleh PR = 5
Kesimpulan :
qt = 36.1 bbl/min
V = 40.000 gallon
A = 198900 ft2
S = 0.888 lb/sq ft
Ps = 3263 psig
Hh = 2886 hp
PR =5
2. Contoh penyelesaian desain dengan metode penjajalan
Diketahui :
Kedalaman sumur = 7000 ft
Fluida perekah = minyak mentah ditambah dengan 0.1 lb/gal additive
sebagai pencegah fluid loss
Gravity minyak = 30° API pada 60°F (γ = 0.876)

Kemiringan kurva fluid loss = 1.2 CuCm/ min


(Fluid loss diukur pada 1000 psi dan 125 °F)
Luas kertas saring = 22.8 Cm2
Viskositas minyak pada kondisi sumur = 7 cp
Bahan pengganjal (propping agent) = 10-20 mesh pasir
Lebar rekahan = 0.1 in
Permeabilitas formasi rata-rata = 1.0 md
Tebal lapisan = 50 ft .
Tekanan statik dasar sumur = 2500 psig
Temperatur sumur rata-rata = 125 °F
Ukuran casing = 51/2 in, J-55, ID 4.892 in
Spasi sumur = 40 Acres (re ; 660 ft)
Perekahan melalui casing
Gradien rekah = 0.7 psi/ft

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 45 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Penyelesaian :
- Anggapan : - PR yang diharapkan = 3
- Rekahan yang terjadi vertikal karena dalamnya sumur
- Menggunakan Gambar 4 :
Untuk Pt = 0.7 × 7000 = 4900 psi , kf = 13.000 md

C=
kf W
=
(13000)(0.1 / 12) = 108
k 1.0
- Menggunakan Gambar 6; untuk PR = 3 didapat :
rf
= 0.25
re

rf = 0.25 × 660 = 165 ft


A = 2 × 165 x 50 = 16500 ft2
- S = 0,688 (dari contoh 1), banyaknya pasir yang dibutuhkan:
0.689 × 16.500 = 14. 650 lb
- Untuk mencapai luas rekahan di atas, banyak kombinasi antara q dan V yang memenuhi.
Dengan cara coba-coba dipilih pasangan mana yang paling ekonomis (ditinjau dari segi
harga/biaya yang terlibat pada q dan V).
- Anggap q = 30 bbl/min dan tentukan V dan Kemudian Hh
- Dengan anggapan q = 30 bbl/min,
0.0164m ( 0.0164 )( 1.2 )
Cw = = = 0.863 x10 −3 ft / min
Af 22.8

∆Pact = 4900 – 2500 =2400 psi


1/ 2
Cwact = Cw (
∆Pact 1 / 2
∆P
(
 2400 
) = 0.863 x10 −3   )
 1000 

= 1.34 x 10-3 ft/ min


- Hitung x dari persamaan:
2 × 1.34 × 10 −3 πt 8.16
x = 2C πt = =
W 30 × 5.615t t
- Tentukan efisiensi perekahan :
W .A (0.1 / 12 )x(16500 ) 8.16
Eff = = =
q i .t 30 x5.615t t

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 46 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- Gunakan persamaan di atas dan Gambar 1 untuk mendapatkan, t = 30 menit


- Volume fluida perekah yang diperlukan
V = q × t = 30 × 42 × 30 = 37800 gallon
- Konsentrasi pasir (x) adalah
14650
x= = 0.39lb / gal
37800
- Laju injeksi total (termasuk pasir) :
30 x0.39
q t = 30 + = 30.5bbl / min
2.63 x8.34
- Specific gravity minyak pada temperatur sumur rata-rata:
γT = γo [ 1 - β( T - 60 } ]
β =0.0005
γ125 =0.0005 γ125 = 0.876 [1 –0.0005 (125-50) ] = 0.648
- Kerapatan jenis pada temperatur stunor rata-rata
8.43 × 0.848 + 0.39
ρ125 = = 7.33 lb / gal
1 + 0.0456 0.39
- Tekanan hidrostatik :
∆Ps = 0.052 ρ D
= 0.052 × 7.33 × 7000 = 2666 psi
- Kecepatan aliran pada casing :

v=
17.16 q
=
(17.16)(30.5) = 21.9 ft / sec
2
do − di 2
(4.982)
- Tentukan bilangan Reynolds

NR = 928
ρvd
= 928
(4.829)(7.33)(21.9) = 102767
µ 7
Dari Gambar 3 :
f = 0.0046
- Hitung kehilangan tekanan karena gesekan:
fLρ v 2 (0.0046 )(7000 )(7.33)(21.9)2
∆Pf = = = 897 psi
25.80 d (25.80)(4.892)
- Tekanan injeksi di permukaan :
Ps = 4900 + 897 - 2668 = 3129 psi
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 47 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

- Daya kuda yang diperlukan :


Hh = 0.0245 Ps Pt
= 0.0245 (3129) (30.5)
= 2335 hp
Perhitungan diulangi untuk harga q yang lain dan tentukan harga V dan Hh. Kemudian dicari
kombinasi qt, V dan Hh yang paling ekonomis.

6.13 GAMBAR YANG DIGUNAKAN

Gambar 1. EFISIENSI PEREKAHAN VERSUS FUNGSI X

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 48 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 2. KOEFISIEN ALIRAN ANULUS

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 49 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 3. FAKTOR GESEKAN UNTUK PIPA BAJA

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 50 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 4. EFEK TEKANAN TERHADAP PERMEABILITAS PENGGANJAL

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 51 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 5. PERKIRAAN PR SETELAH PEREKAHAN UNTUK REKAHAN


HORIZONTAL

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 52 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 6. PERKIRAAN PR SETELAH PEREKAHAN UNTUK REKAHAN


HORIZONTAL

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 53 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 7. BAGAN PENENTUAN DIMENSI REKAHAN

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.05.04
JUDUL : PERENCANAAN STIMULASI Halaman : 54 / 54
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Perencanaan Perekahan Hidraulik

Gambar 8.PERENCANAAN KONSENTRASI PROPAN

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai