Anda di halaman 1dari 16

FILTRASI SEBAGAI UPAYA PEMISAHAN SPENT EARTH

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh
MELYANA RONAULY NAPITUPULU
17/18978/THP-STPK

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Filtrasi Sebagai Upaya Pemisaha Spent
Earth Proses Bleaching Minyak Sawit kali ini adalah:
1. Mempelajari proses degumming dan bleaching minyak kelapa sawit.
2. Mempelajari proses pemisahan spent earth setelah deguming dan
bleaching CPO sebagai tahap pemurnian minyak sawit.
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum Filtrasi Sebagai Upaya Pemisaha Spent


Earth Proses Bleaching Minyak Sawit kali ini adalah:
1. Praktikan mempelajari proses degumming dan bleaching minyak kelapa
sawit.
2. Praktikan mempelajari proses pemisahan spent earth setelah deguming dan
bleaching CPO sebagai tahap pemurnian minyak sawit.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Tanggal dan Tempat Praktikum.
Praktikum dilakukan pada hari Jumat, 08 Maret 2019 di Laboratorium
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta.
2.2 Alat dan Bahan.
Adapun alat- alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan,
rotary evaporator, filter vakum, kertas saring, gelas beker.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu CPO 250 mL,
asam fosfat 1 mL, bleaching earth 2 gram.
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Teoritis
a. Memanaskan CPO sekitar 50°C catat warnanya.

b. Menambahkan PA dan BE sesuai dosis yang ditentukan ke dalam


erlenmeyer tertutup dan dengan pengukur suhu.

c. Memanaskan dan aduk campuran diatas hot plate selama 15 menit


dengan suhu 100°C catat perubahan warnanya.

d. Menyaring campuran dengan filter vakum yang diberi kertas saring


Whatman yang sudah diketahui beratnya.

e. Timbang dan catat berat (DBPO) yang dihasilkan serta warna


minyak.

f.
2.3.2 Skematis

Dipanaskan CPO sekitar 50°C catat warnanya.

Ditambahkan PA dan BE sesuai dosis yang ditentukan ke dalam


erlenmeyer tertutup dan dengan pengukur suhu.

Dipanaskan dan aduk campuran diatas hot plate selama 15 menit dengan
suhu 100°C catat perubahan warnanya.

Disaring campuran dengan filter vakum yang diberi kertas saring


Whatman yang sudah diketahui beratnya.

Ditimbang dan catat berat (DBPO) yang dihasilkan serta warna minyak.

Gambar 1. Diagram Alir Filtrasi Sebagai Upaya Pemisaha Spent Earth


Proses Bleaching Minyak Sawit.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang di dapat pada praktikum adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Proses filtrasi CPO menjadi DBPO
Sampel PA BE DBPO
250 ml 1 2 117,892 mL
Perhitungan :
minyak ekstraksi
a. Rendemen = x 100
low material

PENGHILANGAN BAU PROSES DEODORISASI MINYAK


SAWIT
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh
WINDONO JADMIKO ADI
17/19370/THP-STPK
SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Penghilangan Bau Proses Deodorisasi
Minyak Sawit kali ini adalah:
3. Mempelajari rangkaian destilasi untuk pemisahan senyawa mudah
menguap dari suatu bahan.
4. Mempelajari proses destilasi sebagai dasar deodorisasi.

1.6 Manfaat

Adapaun manfaat dari praktikum Penghilangan Bau Proses Deodorisasi


Minyak Sawit kali ini adalah:
3. Dapat mempelajari rangkaian destilasi untuk pemisahan senyawa mudah
menguap dari suatu bahan.
4. Dapat mempelajari proses destilasi sebagai dasar deodorisasi
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.4 Tanggal dan Tempat Praktikum.
Praktikum dilakukan pada hari Jumat, 08 Maret 2019 di Laboratorium
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta.
2.5 Alat dan Bahan.
Adapun alat- alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : erlenmeyer,
tutup karet dan terpasang termometer suhu 100-200°C, pompa vakum, hot
plate stirer, magnet stirer, oil bath dan UV-Vis spektrofotometer.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: Degummed dan
Bleached palm oil (DBPO) hasil filtrasi.
2.6 Cara Kerja
2.6.1 Teoritis
g. Menibang dan catat berat awal (BDPO), warna serta bau bahan dan
nilai absoebansi pada panjang gelombang 269 nanometer
menggunakan UV-Vis spektrofotometer.

h. Memasukan BDPO dalam labu destilasi yang dirangkai dengan


termometer dan pendingin balik dengan pipa penampung destilat
yang dihubungkan dengan erlenmeyer buchner dan dihubungkan ke
pompa vakum.

i. Memanaskan labu destilasi menggunakan oil bath (diharapka suhu


destilasi mencapai >200°C), pertahankan selama 15 menit, selama
proses deodorisasi aliri steam dari pemanas air.

j. Mencatat dan timbang berat minyak setelah proses deodorisasi.

k. Mengamati bau, warna dan nilai absorbansi pada penjang gelombang


269 nanometer menggunakan U-Vis spektrofotometer.

l.
2.6.2 Skematis

Ditibang dan catat berat awal (BDPO), warna serta bau bahan dan nilai
absoebansi pada panjang gelombang 269 nanometer menggunakan UV-
Vis spektrofotometer.

Dimasukan BDPO dalam labu destilasi yang dirangkai dengan


termometer dan pendingin balik dengan pipa penampung destilat yang
dihubungkan dengan erlenmeyer buchner dan dihubungkan ke pompa
vakum.

Dipanaskan labu destilasi menggunakan oil bath (diharapka suhu


destilasi mencapai >200°C), pertahankan selama 15 menit, selama
proses deodorisasi aliri steam dari pemanas air.

Dicatat dan timbang berat minyak setelah proses deodorisasi.

Diamati bau, warna dan nilai absorbansi pada penjang gelombang 269
nanometer menggunakan U-Vis spektrofotometer.

Gambar 1. Diagram Alir Penghilangan Bau Proses Deodorisasi Minyak


Sawit.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.2 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang di dapat pada praktikum adalah sebagai
berikut:
KRISTALISASI RBDPO UNTUK FRAKSINASI OLEIN DAN
STEARIN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh
MELYANA RONAULY NAPITUPULU
17/18978/THP-STPK
SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.7 Latar Belakang
1.8 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Kristalisasi RBDPO Untuk Fraksinasi Olein
dan Stearin kali ini adalah:
5. Mengetahui proses pembentukan kristal minyak sawit sebagai dasar
fraksionasi.
6. Mengenal fraksi olein dan stearin.

1.9 Manfaat

Adapaun manfaat dari praktikum Kristalisasi RBDPO Untuk Fraksinasi


Olein dan Stearin kali ini adalah:
5. Dapat mengetahui proses pembentukan kristal minyak sawit sebagai dasar
fraksionasi.
6. Dapat mengenal fraksi olein dan stearin.
7. Dapat mengetahui waktu pembentukan kristal.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.7 Tanggal dan Tempat Praktikum.
Praktikum dilakukan pada hari Jumat, 08 Maret 2019 di Laboratorium
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta.
2.8 Alat dan Bahan.
Adapun alat- alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Gelas beker,
homohenizer, termometer, kertas saring dan vakum filter.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : RBDPO 500
gram, air es, es dan garam.
2.9 Cara Kerja
2.9.1 Teoritis
m. Menibang dan panaskan RBDPO sekitar 70°C, masukan kedalam
gelas beker 1000 mililiter dengan homogenizer atau mixer sebagai
pengaduk dilengkapi dengan pengukur suhu.

n. Melakukan proses kristalisasi dengan 3 tahap :

I = gelas beker direndam dengan air es, dengan kecepatan 12 rpm


sampai suhu mencapai 30°C (fast cooling).

II = rendam dengan es dan aduk dengan kecepatan 8rpm, hingga


terbentuk kristal suhu teori (30-28°C) (Slow colling).

III = Rendam dengan es batu atau tambah garam jika perlu, untuk
menjaga suhu agar menahan bahan dalam bentuk kristal (suhu
teori 25-16,50°C) (end colling and holding).

o. Menyaring minyak yang sudah mengkristal dengan filter vakum.

p. Menimbang dan catat bahan yang terssaring dan yang tertinggal.


Pada roses ini fraksi cair disebut olein (fraksi lolos saringan),
sedangkan fraksi padat yang tertinggal adalah stearin (fraksi yang
tidak lolos saringan).
q.
2.9.2 Skematis

Ditibang dan panaskan RBDPO sekitar 70°C, masukan kedalam gelas


beker 1000 mililiter dengan homogenizer atau mixer sebagai pengaduk
dilengkapi dengan pengukur suhu.

Dilakukan proses kristalisasi dengan 3 tahap :

I =gelas beker direndam dengan air es, dengan kecepatan 12


rpm sampai suhu mencapai 30°C (fast cooling).

II = rendam dengan es dan aduk dengan kecepatan 8rpm, hingga


terbentuk kristal suhu teori (30-28°C) (Slow colling).

III = Rendam dengan es batu atau tambah garam jika perlu, untuk
menjaga suhu agar menahan bahan dalam bentuk kristal (suhu
teori 25-16,50°C) (end colling and holding).

Disaring minyak yang sudah mengkristal dengan filter vakum.

Ditimbang dan catat bahan yang terssaring dan yang tertinggal. Pada
roses ini fraksi cair disebut olein (fraksi lolos saringan), sedangkan
fraksi padat yang tertinggal adalah stearin (fraksi yang tidak lolos
saringan).

Gambar 1. Diagram Alir Kristalisasi RBDPO Untuk Fraksinasi Olein dan


Stearin.

Anda mungkin juga menyukai