Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK REGULER B

MATA KULIAH : METODIK KHUSUS

DOSEN MATA KULIAH :Martina Mogan, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh Kelompok III Semester VI B :

1. CATUR PURNASARI : PO.71.24.4.16.004


2. MARLISA PRISMADINI : PO.71.24.4.16.020
3. MARIA TEKEGE : PO.71.24.4.16.026
4. SAMSIYATI : PO.71.24.4.16.035
5. WIWIK MURNIAWATI : PO.71.24.4.16.045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan karunia dan nikmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metodik Khusus yang berjudul Mini
Clinical Examination.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, dan kemampuan yang
dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Jayapura, 10 April 2019

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

2.1 Mini Clinical Examination.....................................................................................................5

2.2 Clinical Tour/ Field Trip........................................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

3|Page
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) merupakan suatu cara untuk menilai
performa klinik (Norcini, 2005). Mini-CEX memerlukan tiga unsur dasar yaitu:
adanya pengamatan langsung terhadap kinerja mahasiswa di klinik, adanya penilaian
terhadap performa klinik berdasarkan komponen kompetensi, dan adanya sesi
umpan balik segera setelah pengamatan (Norcini, 2005).

Umpan balik didefinisikan sebagai tindakan memberikan informasi kepada


mahasiswa dengan menjelaskan performa mereka setelah pengamatan
(Ende,1983; Cantillon & Sargeant, 2008). Hal-hal yang diperlukan untuk
meningkatkan performa melalui umpan balik yaitu: pengamatan, penguatan terhadap
performa yang baik, dan masukan untuk perbaikan (Cantillon & Sargeant, 2008).
Efek dari umpan balik akan berdaya guna optimal apabila mahasiswa melakukan
perbandingan antara penilaian diri sendiri (self assessment, reflection) dan umpan
balik dari dosen (Eva & Regehr, 2005; McLaughlin et al., 2013).

Tujuan dari pemberian umpan balik adalah menyediakan panduan dan


masukan untuk meningkatkan performa dimasa depan sesuai dengan tujuan
belajar yang diharapkan (McLaughlin et al., 2013). Ketimpangan antara tujuan
belajar yang diharapkan dan performa yang sesungguhnya akan menciptakan
motivasi kuat serta dorongan untuk belajar lebih dalam lagi (McLaughlin et
al.,2010).

Penilaian berdasar pengamatan langsung pada performa klinik dengan pemberian


umpan balik memiliki dampak kuat pada perubahan perilaku mahasiswa dan
proses pembelajaran (Norcini & Burch, 2007; Burch et al., 2006). Namun beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pengamatan langsung dan penilaian formatif sering
terlupakan pada seting klinik (Daelmans, 2005; Daelmans et al., 2006; Pulito et
al., 2006). Lebih lanjut ditemukan pula bahwa umpan balik yang diberikan pada
mahasiswa belumlah memadai (Daelmans et al.,2006). Faktor yang diduga
mempengaruhi kurangnya pemberian umpan balik, baik secara lisan maupun
tertulis yaitu kemampuan yang dimiliki pembimbing dalam memberikan umpan
balik, format lembar penilaian (untuk umpan balik tertulis), dan proses penilaian dan
pemberian umpan balik (Burch et al., 2006; Pelgrim et al., 2012; Hafflin et al., 2011).

Beberapa instrumen penilaian terstruktur telah dikembangkan dan diterapkan


untuk memfasilitasi penilaian performa di klinik (Burch 2006; Pelgrim et al., 2012;
Haffling et al, 2011; Kogan et al., 2009). Kebanyakan dari instrumen tersebut
meliputi aitem wawancara medis, pemeriksaan fisik, profesionalisme, keputusan
klinis, penatalaksanaan, konseling, organisasi, kemampuan keseluruhan dan ruang
untuk pemberian umpan balik serta rencana aksi secara tertulis. Sejak awal
munculnya Mini-CEX, lembar penilaian Mini-CEX telah menyertakan ruang untuk

4|Page
menuliskan umpan balik dan rencana aksi (Norcini, 2005). Ruang umpan balik
tersebut telah dibedakan menjadi dua yakni, hal yang sudah baik dan hal yang
perlu ditingkatkan.

Pemberian umpan balik tertulis, refleksi dan rencana aksi pada Mini-CEX
belumlah memuaskan dan spesifik, baik karena faktor format lembar penilaian
maupun proses penilaian (Pelgrim et al., 2012). Upaya penggunaan lembar penilaian
Mini-CEX yang dimodifikasi agar dapat meningkatkan jumlah dan kualitas umpan
balik telah dilakukan oleh Pelgrim et al. (2012) dengan me- modifikasi lembar
penilaian Mini-CEX dengan menambahkan pertanyaan panduan pada ruang
umpan balik dan ruang refleksi untuk merangsang pemberian umpan balik dan
refleksi secara tertulis.

Pengamatan penulis pada institusi pendidikan klinis menunjukkan bahwa


penggunaan ruang untuk menuliskan umpan balik dan rencana aksi pada lembar
penilaian Mini-CEX tidaklah memuaskan. Ruang umpan balik dan rencana aksi yang
kosong ini meninggalkan pertanyaan tidak terjawab mengenai sesi umpan balik yang
terjadi. Pencatatan umpan balik tertulis penting bilamana kita ingin melakukan
evaluasi terhadap kemajuan mahasiswa berdasarkan catatan/dokumen tertulis dan
untuk penyusunan portfolio mahasiswa (Haffling et al., 2010).

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka penulis akan melakukan


modifikasi lembar penilaian Mini-CEX dengan penambahan ruang spesifik
umpan balik dan refleksi pada lembar terpisah untuk mendorong peningkatan jumlah
dan kualitas umpan balik dan rencana aksi serta mendorong terjadinya refleksi secara
tertulis.

5|Page
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Mini Clinical Examination

2. Apa Tujuan Mini Clinical Examination

3. Apa Kelebihan Mini Clinical Examination

4. Apa kekurangan Mini Clinical Examination

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Mini Clinical Examination

2. Untuk mengetahui Tujuan dari Mini Clinical Examination

3. Untuk mengetahui Kelebihan dari Mini Clinical Examinatin

4. Untuk Mengetahui Kekurangan dari Mini Clinical Examination

6|Page
BAB II PEMBAHASAN
1.4 Mini Clinical Examination

A. Definisi

Mini Cex (Mini Clinical Evaluation Exercise) adalah metode penilaian


performa peserta didik pada pendidikan tahap klinik baik kepaniteraan maupun
residensi.

B. Tujuan

Metode penilaian ini dirancang untuk menilai keterampilan klinis esensial


yang dibutuhkan dalam pelayanan klinik yang baik. Selain itu dalam metode ini
terdapat feedback untuk peserta didik yang dapat membantu mengarahkan peserta
didik dalam proses pembelajaran.

C. Pelaksanaan

Penilaian dilakukan oleh seorang penilai yang sudah dilatih terhadap


peserta didik yang berinteraksi langsung dengan pasien dalam setting tertentu.
Penilaian mini cex dilaksanakan dengan menggunakan borang terstruktur yang
meliputi tujuh kelompok penilaian yaitu :

a. Anamnesis

Kemampuan untuk memfasilitasi pasien dalam menjelaskan keadaannya,


menggunakan pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi yang
adekuat dan memberikan respon verbal dan nonverbal dengan tepat.

b. Pemeriksaan fisik

Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan pasien sesuai dengan kasus


pasien untuk tujuan skrining atau diagnostik, menjelaskan pada pasien serta
sensitif terhadap kenyamanan pasien.

c. Profesionalisme

Kemampuan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, empati,


membangun kepercayaan pasien, memperhatikan kenyamanan pasien,
rendah hati, menjaga kerahasiaan informasi. Serta menyadari keterbatasan
diri.

7|Page
d. Clinical judgment

Kemampuan untuk menegakkan diagnosis yang tepat, memilih


pemeriksaan penunjang yang sesuai dan manajemen dengan
memperhatikan keuntungan dan resikonya.

e. Keterampilan konseling

Kemampuan untuk menjelaskan rasionalitas pemeriksaan atau pengobatan,


mendapatkan persetujuan pasien, melakukan edukasi atau konseling terkait
penatalaksanaan pasien.

f. Organisasi atau efisiensi

Kemampuan membuat prioritas dan ringkasan yang jelas.

g. Penilaian secara keseluruhan

Menunjukkan kemampuan secara keseluruhan yang terdiri dari kemampuan


membuat sintesis, keputusan klinis.

D. Kelebihan dari metode penilaian mini cex ini adalah :

a. Menilai peserta didik pada level “does” piramid Miller.

b. Menggunakan pasien yang sebenarnya sehingga biaya lebih murah


dibandingkan dengan menggunakan pasien simulasi.

c. Menggunakan beberapa jenis kasus, sehingga penilaian performa


mahasiswa dapat dilakukan pada berbagai kasus.

d. Jumlah penilai lebih dari satu dan keputusan penilaian tidak oleh satu orang
penilai.

e. Peserta didik mendapatkan feedback dari beberapa penilai untuk


meningkatkan performanya

f. Mini cex dilakukan beberapa kali, sehingga memberikan kesempatan pada


mahasiswa untuk dapat meningkatkan performanya.

g. Dilakukan pada berbagai setting, sehingga memberi pengalaman pada


peserta didik untuk melayani pasien pada berbagai setting.

8|Page
E. Kekurangan

a. Mini cex kurang tepat dalam menilai attitude walaupun ada item
profesionalisme, sehingga ada institusi yang telah mengembangkan
Professional Mini Evaluation Exercise (P-mex).

b. Sangat tergantung pada jenis kasus yang ditemui pada saat melaksanakan
kegiatan, jika kasus kurang, maka kesempatan mahasiswa untuk menemui
kasus yang variatif juga kurang.

c. Waktu memberikan feedback terbatas karena hanya disediakan waktu 15-20


menit untuk setiap sesi mini cex.

d. Observasi berulang yang dilakukan untuk ujian formatif akan memberikan


bias, jika penilai yang sama terlibat dalam penilaian sumatif yang dapat
membuat instrumen ini menjadi kurang reliabel.

e. Kurang holistik dibandingkan ujian long case.

1.5 Clinical Tour/ Field Trip

A. Defenisi

Metode field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
peserta didik ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar kampus untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu.

B. Keuntungan

a. Field trip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan


lingkungan nyata dalam pengajaran.

b. Membuat apa yang dipelajari di kampus lebih relavan dengan kenyataan


dan kebutuhan masyarakat.

c. Dapat lebih merangsang kreativitas peserta didik.

d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

e. Mahasiswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan


mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.

f. Mahasiswa dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan pernyataan


dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung.

9|Page
C. Kelemahan

a. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk


disediakan oleh mahasiswa atau instansi pendidikan.

b. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.

c. Memerlukan koordinasi dengan para pengajar agar tidak terjadi tumpang


tindih waktu selama kegiatan karyawisata.

d. Dalam field trip sering unsur rekreasi lebih prioritas, sedang unsur studinya
menjadi terabaikan.

e. Sulit mengatur mahasiswa yang banyak dalam perjalanan dan sulit


mengarahkan mereka pada kegiatan yang menjadi permasalahan.

D. Hambatan

a. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan,

b. Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor
yang akan dikunjungi,

c. Biaya transportasi dan akomodasi mahal.

E. Peran Pembimbing

a. Merumuskan tujuan pembelajaran klinik

b. Membantu dan membimbing mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran

c. Memberikan saran untuk penyelesaian masalah

d. Menindaklanjuti hasil diskusi dan mengevaluasi keberhasilan belajar


mahsiswa secara terus-menerus berdasarkan tujuan

F. Pelaksanaan

a. Determine goals and objectives (menentukan tujuan dan sasaran utama).

b. Explore all options (menjelajah semua pilihan).

c. Create your itinenary (membuat rencana perjalanan).

d. Check your checklist (memeriksa daftar cek).

e. Follow-up in the classroom (tindak lanjut).

10 | P a g e
BAB III PENUTUP
1.6 Kesimpulan
Definisi Mini Cex (Mini Clinical Evaluation Exercise) adalah metode
penilaian performa peserta didik pada pendidikan tahap klinik baik kepaniteraan
maupun residensi.

Tujuan Metode penilaian ini dirancang untuk menilai keterampilan klinis


esensial yang dibutuhkan dalam pelayanan klinik yang baik. Selain itu dalam metode
ini terdapat feedback untuk peserta didik yang dapat membantu mengarahkan peserta
didik dalam proses pembelajaran.

Kelebihan dari metode penilaian mini cex ini adalah :

a. Menilai peserta didik pada level “does” piramid Miller.

b. Menggunakan pasien yang sebenarnya sehingga biaya lebih murah dibandingkan


dengan menggunakan pasien simulasi.

c. Menggunakan beberapa jenis kasus, sehingga penilaian performa mahasiswa


dapat dilakukan pada berbagai kasus.

d. Jumlah penilai lebih dari satu dan keputusan penilaian tidak oleh satu orang
penilai.

Kekurangan

a. Mini cex kurang tepat dalam menilai attitude walaupun ada item
profesionalisme, sehingga ada institusi yang telah mengembangkan Professional
Mini Evaluation Exercise (P-mex).

b. Sangat tergantung pada jenis kasus yang ditemui pada saat melaksanakan
kegiatan, jika kasus kurang, maka kesempatan mahasiswa untuk menemui kasus
yang variatif juga kurang.

c. Waktu memberikan feedback terbatas karena hanya disediakan waktu 15-20


menit untuk setiap sesi mini cex.

d. Observasi berulang yang dilakukan untuk ujian formatif akan memberikan bias,
jika penilai yang sama terlibat dalam penilaian sumatif yang dapat membuat
instrumen ini menjadi kurang reliabel.

e. Kurang holistik dibandingkan ujian long case.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/372272830/Bed-Side-Teaching

https://id.scribd.com/document/361468978/Macam-Metode-Pembelajaran-Klinik

https://docplayer.info/64701596-Metode-pembelajaran-klinik-clinic-tour-makalah-ini-
disusun-untuk-memenuhi-tugas-mata-kuliah-metodik-khusus.html

12

Anda mungkin juga menyukai