Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews.) merupakan salah satu tanaman
industri yang mempunyai peranan penting sebagai sumber pendapatan petani
maupun sebagai sumber devisa negara. Di Indonesia perkembangan panili cukup
pesat, terutama tahun 1998, pada kurun waktu tersebut penerimaan devisa negara
dari komoditas panili sebesar US $ 31,4 juta (Perkebunan, 2000). Pertanaman
berkembang dari 3 586 ha menjadi 12 898 (laju peningkatan areal 26 % tiap
tahun). Dengan luas tersebut, Indonesia menjadi produsen ketiga terbesar di
dunia, setelah Madagaskar dan Comoro Island (Rusli & Nurjanah, 1987).

Kendala utama dalam usaha tanaman panili di Indonesia adalah serangan


penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum. f.sp vanillae.
Penyakit ini dapat menggagalkan pertanaman panili sampai 80 % dan telah
menyebar keseluruh sentra produksi dan daerah pengembangan panili lainnya.
Patogen tersebut menginfeksi seluruh bagian tanaman panili sehingga
menyulitkan usaha pengendaliannya (Tombe & Sitepu, 1997)

Salah satu teknik alternatif yang dapat dicoba adalah penyimpanan dengan
tehnik kultur jaringan. Menurut Nitche (1983) melalui kultur in vitro biakan dapat
disimpan dalam waktu lama, kemudian dapat diperbanyak lagi secara cepat apa
bila diperlukan.

Zat pengatur tumbuh yang dapat digunakan yaitu zat pengatur tumbuh NAA
(Napthalene Acetic Acid) dan BAP (6- Benzyl Amino Purine) dimana zat pengatur
tumbuh ini berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom,
pembentukan tunas, pembentukan batang, serta untuk merangsang pertumbuhan
akar, akan tetapi jika digunakan dalam dosis tinggi, maka akan menghalangi
pertumbuhan dan bahkan membunuh tanaman (Dedystiawan et al., 2008).
Sinar RGB (Red Green Blue) dari lampu LED mampu mempercepat proses
pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya pada panen selada. Jika pada tanaman
selada penyinaran RGB mampu meningkatkan hasil panen, maka diduga sinar
RGB juga mampu mempercepat petumbuhan bibit nanas. Penelitian dari Lin
(2013) juga berpendapat bahwa gabungan antara sinar RBW (Red, Blue, White)
LED menghasilkan banyak efek positif pda pertumbuhan dan perkembangan
tanaman selada (Kobayashi, Amore, & Lazaro, 2013).

Dari uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk sebagai upaya


pelestarian dengan konservasi in –vitro yaitu dengan cara teknik kultur jaringan
dalam pembudidayaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
NAA dan BAP terhadap warna lampu LED terbaik terhadap perkembangan
pembentukan tunas vanili karena belum ditemukan konsentrasi zat pengatur
tumbuh NAA dan BAP dan penyinaran lampu LED yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA

Dedystiawan, Y., Tujuan, V. A., Acid, I. B., Penelitian, C. B., Lengkap, R. A.,
Pengatur, Z., … Acid, I. B. (2008). PENGARUH KONSENTRASI ZAT
PENGATUR TUMBUH BAP DAN IBA TERHADAP VIABILITAS STEK
VANILI ( Vanilla planifolia Andrews ) SECARA KULTUR AIR. (September
2006), 2–3.

Kobayashi, K., Amore, T., & Lazaro, M. (2013). Light-Emitting Diodes (LEDs)
for Miniature Hydroponic Lettuce. Optics and Photonics Journal, 3(1), 74–
77.

Perkebunan, D. J. (2000). Statistik Perkebunan Panili Indonesia. 30 H.

Rusli, S., & Nurjanah, N. (1987). Masalah mutu panili Indonesia. Edsus, Littro,
III, 124–130.

Tombe, M., & Sitepu, D. (1997). Penyakit tanaman panili di Indonesia (Eds). III
(2), 103–107.

Anda mungkin juga menyukai