Penghapusan Seragam Sekolah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Penghapusan Seragam Sekolah

Oleh: Fx Djoko Sukastomo

Sumber: https://sites.google.com/site/seragamplusplus/penghapusan-seragam-sekolah

BERITA penghapusan seragam sekolah menimbulkan pro-kontra di kalangan publik. Dikabarkan, Menteri
Pendidikan Nasional ( Mendiknas ) Bambang Sudibyo berencana menghapus seragam sekolah (Suara Merdeka, 5
November 2004). Berkaitan dengan hal tersebut, tidak mengherankan bila terjadi pro dan kontra, terlebih di
kalangan praktisi pendidikan. Pejabat pemerintahan yang lain pun ikut menyayangkan rencana penghapusan itu.
Oleh karenanya, dipandang perlu Mendiknas mempertimbangkan terlebih dahulu rencana penghapusan seragam
sekolah, sebelum menjadi suatu kebijakan.

Penulis sebagai orang tua siswa yang juga sebagai guru, sangat menyayangkan rencana penghapusan seragam
sekolah. Sebab, seragam sekolah mempunyai banyak fungsi dan manfaat, antara lain, pertama, sebagai identitas
suatu sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.

Kedua, menciptakan kedisiplinan siswa. Dengan pemakaian seragam yang ditentukan berdasarkan hari dalam
tiap minggunya, dapat menciptakan perasaan dan semangat disiplin, misalnya pada hari Senin sampai dengan
hari Kamis siswa berseragam sekolah, hari Jumat dan Sabtu memakai seragam pramuka, dan setiap olahraga
memakai pakaian seragam olahraga.

Ketiga, membentuk kerapian. Saat pelaksanaan upacara bendera, akan tampak jelas, dengan seragam sekolah
membuat kerapian dalam barisan.

Keempat, menampakkan keindahan. Dari kerapian, akan memunculkan keindahan yang enak dipandang.

Kelima, kebanggaan orang tua. Melihat anak-anaknya berangkat ke sekolah dengan seragam sesuai jenjang
pendidikan masing-masing, orang tua merasa bangga.
Keenam, tercipta rasa persatuan dan kesatuan di antara para siswa.

Ketujuh, memperlihatkan perbedaan jenjang pendidikan. Sekolah Dasar berseragam putih merah, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama berseragam putih biru, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas berseragam putih abu-abu,
sehingga dengan mudah dibedakan mana siswa Sekolah Dasar, mana siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
dan mana siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Kedelapan, memudahkan pemantauan, bila dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional, atau dalam
acara perlombaan, atau juga dalam kegiatan wisata maupun kegiatan yang lain secara bersamaan dengan
berbagai sekolah di segala jenjang pendidikan. Dengan pakaian seragam, memudahkan bagi guru dalam
memantau anak didiknya.

Kesembilan, sebagai kendali. Dengan berpakaian seragam, secara otomatis anak-anak merasa bukan anak liar,
yang sangat bebas bertindak dan melakukan pelanggaran asusila maupun kegiatan yang dilarang oleh peraturan
sekolah.

Kesepuluh, ada perbedaan antara pakaian sekolah dan pakaian di rumah, atau pakaian kegiatan di luar rumah.
Masing-masing pakaian dipakai sesuai dengan fungsi, situasi dan kondisinya.

Memberatkan

Bagaimana jika seragam sekolah dihapus? Besar kemungkinan muncul persoalan baru bagi sekolah dan juga
orang tua siswa.

Bagi sekolah, dengan adanya peraturan pemakaian seragam, siswa dididik untuk selalu tertib. Bila benar-benar
seragam sekolah dihapus, tentunya sekolah harus pula merombak peraturannya, utamanya tata tertib dalam
berpakaian.

Bagaimana dengan orang tua siswa? Bagi orang tua, khususnya yang tidak atau kurang mampu, akan menjadi
masalah besar, karena harus menyediakan pakaian baru yang layak untuk sekolah anak-anaknya. Ya, kalau
kebetulan anaknya satu atau dua, kemungkinan tidak begitu terasa berat. Lalu bagaimana dengan yang anaknya
banyak dan semuanya masih bersekolah? Bukankah mereka harus menyediakan pakaian baru layak pakai sekolah
untuk anak-anaknya, yang setiap anak tentunya tidak hanya satu setel pakaian. Harga pakaian layak sekolah di
saat sekarang sungguh dapat dikatakan mahal. Bukankah orang tua harus menambah beban pengeluaran baru
yang tidak sedikit jumlahnya? Belum lagi bila si anak memilih sendiri pakaian yang sesuai dengan seleranya.

Di sisi lain, orang tua menghendaki sekolah murah, yang juga merupakan program pemerintah.

Bolehlah pemerintah (dalam hal ini Mendiknas) mengeluarkan kebijakan penghapusan seragam sekolah, namun
hendaknya diimbangi dengan subsidi pembelian pakaian layak sekolah, khususnya untuk anak-anak tidak mampu.
Mungkinkah pemerintah siap?

Bila itu tidak mungkin, maka akan berdampak besar bagi sekolah dan orang tua siswa yang tidak mampu.

Rencana penghapusan seragam sekolah harus benar-benar dikaji ulang. Penghapusan seragam sekolah jangan
sampai berdampak pada kesenjangan antara anak-anak yang mampu dengan anak-anak yang tidak mampu.
Kesenjangan akan berdampak pada faktor spsikologis anak, dan dikhawatirkan menjadi hambatan bagi proses
belajar mereka. (29

Anda mungkin juga menyukai