Oleh:
Puspa Anggraini
Gresham Arceliusindi Mulya
Yudha Dwi Satrio NS
Deasy Nataliani
Ma’rifahtul Khasanah
Pembimbing:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus
yang berjudul ‘Suspect Sebaceous Gland Carcinoma Palpebra Superior
OD ”sebagai salah satu tugas yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran
kepaniteraan klinik, khususnya di Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H.
Rusdianto, Sp.M(K) selaku pembimbing yang telah membantu dalam penulisan
dan memberi masukan sehingga tugas ilmiah ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ilmiah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga tugas ilmiah ini
bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapa saja yang membacanya.
Tim Penulis
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Puspa Anggraini
Gresham Arceliusindi Mulya
Yudha Dwi Satrio NS
Deasy Nataliani
Ma’rifahtul Khasanah
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Supir Truk
Alamat : Jl. Benyamin Dusun I, Tanjung Batu, Kab Ogan
Ilir
No. Rekam Medis : 1061869
Tanggal Pemeriksaan : 9 Mei 2018
2
3
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis dan Kelenjar Getah Bening
Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
4
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 6/6 6/6
Tekanan
P = N+0 P = N+0
intraokular
KBM Ortoforia
GBM
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Biopsi insisi dan histopatologi massa palpebra superior OD
Pemeriksaan CT-Scan orbita OD
Pemeriksaan Slitlamp
Pemeriksaan Laboratorium : Darah rutin
5. Diagnosis banding
Suspect Sebaceous Gland Karsinoma
palpebra superior OD
Supect Basal sel Karsinoma palpebra
6
superior OD
Supect Skuamosa sel Karsinoma palpebra
superior OD
6. Diagnosis Kerja
Susp Sebaceuos Gland Carcinoma Palpebra Superior OD
7. Tatalaksana
1) Suspect Sebaceous Gland Karsinoma Palpebra Superior OD
o Informed consent
Menjelaskan kepada pasien, bahwa benjolan pada kelopak mata kanan
pasien kemungkinan adalah tumor ganas yang harus segera dioperasi.
o KIE
Hindari kontak dengan sinar matahari, dengan cara kurangi aktivitas
pada siang hari di luar rumah dan sebisa mungkin menggunakan topi
o Farmakologi
Tidak diberikan obat
o Non Farmakologi
Rujuk ke Dokter Spesialis Mata untuk operasi pengangkatan tumor
melalui metode eksisi bebas tumor
8. Prognosis
1) Suspect Sebaceous Gland Karsinoma Palpebra Superior OD
o Quo ad vitam : dubia ad bonam
o Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Palpebra
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang
dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip
melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir
pada alis mata sedangkan palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar,
jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebra).
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar, dan elastic dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis Okuli
Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat
ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit
melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian
otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal,
bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar
7
8
berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu
dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale
inferius menyatu dengan tarsus inferior.
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,
bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks
orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan
bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus
Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus
rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus
obliqus inferior dan berinsersi ke dalam batas bawah tarsus inferior dan
orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis.
Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah A. Palpebra. Persarafan
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang
kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.
1. Lokasi
Karsinoma kelenjar sebasea sering terdapat pada kulit dari kelopak mata
dibandingkan bagian kulit lain dari tubuh . lokasi tersering pada kelopak mata
adalah pada kelenjar Meibom, tetapi dapat juga terjadi pada kelenjar Zeiss,
kelenjar sebasea dari karunkel, dan kelenjar pilosebasea dari kelopak mata dan
alis mata. Kelopak mata atas terlibat pada dua per tiga kasus, mungkin karena
kelenjar Meibom lebih banyak terdapat pada tarsus superior dibandingkan
inferior. Lesi yang berasal dari kelenjar Zeiss biasanya lebih kecil, nodul
kekuningan berlokasi pada tepi kelopak tepat di depan garis kelabu. Beberapa
tumor dapat berasal baik dari kelenjar Meibom ataupun Zeiss, tetapi lokasi
yang tepat tidak dapat ditentukan. Tumor yang berasal dari kelenjar sebasea
dari karunkel tampak sebagai massa yang terletak di subkonjungtva,
multilobulus, berwarna abu-abu kekuningan yang biasanya ditutupi oleh epitel
yang utuh.
2. Gambaran Klinis
Karsinoma kelenjar sebasea bisa menunjukkan gambaran klinis
berspektrum luas, biasanya berbentuk nodul yang kecil, keras seperti kalazion.
Sering kelihatan seperti kalazion yang tidak khas atau berulang, menunjukkan
konsistensi yang kenyal. Beberapa pasien dengan karsinoma kelenjar Meibom
mempunyai penebalan berbentuk plak yang difus dari tarsus atau sebuah
pertumbuhan berbentuk jamur atau berbentuk papilloma menyerupai
papilloma sel skuamus atau karsinoma sel skuamus papilla.
3. Gambaran Histologis
Karsinoma kelenjar sebasea bisa diklasifikasikan berdasarkan derajat
diferensiasi ke dalam 3 kelompok.
a. Tumor yang berdiferensiasi baik
Mengandung banyak sel neoplastik yang memperlihatkan diferensiasi
sebasea. Sel ini mempunyai sitoplasma yang berlebihan, bervakuolisasi
halus yanng biasanya tampak bersabun atau berkabut. Vakuol sering
menyebabkan perlekatan dari membran nuklear. Nukleus berada di
sentral atau sedikit ke perifer dari sel. Area dari diferensiasi sebase sering
di tengah dari lobulus tumor.
b. Tumor yang berdiferensiasi sedang
Menunjukkan hanya beberapa area dari sel-sel sebasea yang
berdiferensiasi tinggi. Mayoritas dari tumor terdiri dari sel-sel neoplastik
dengan nukleus hiperkromatik dan nukleoli yang menonjol dan
sitoplasma basofilik yang berlebihan.
c. Tumor yang berdiferensiasi buruk
Menunjukkan gambaran karsinoma anaplastik. Mayoritas dari sel
mengenai nukleus pleomorfik dengan nukleoli yang menonjol dan
sitoplasma yang sedikit, menunjukkan sifat-sifat pewarnaan yang
bervariasi. tumor ini sering menunjukkan peningkatan sedang dalam
aktivitas mitotik dan mitosis, sering atipikal, dan pelik. Potongan beku
dan pewarnaan minyak merah O untuk lemak penting dalam
mendapatkan diagnosis.
Ada 4 bentuk histologis telah ditemukan: lobular, comedocarcinoma,
papillary, dan campuran.
a. Bentuk lobular
Sel-sel neoplastik membentuk lobul-lobul yang berbatas tegas dengan
ukuran yang bervariasi. lobul-lobul menunjukkan gambaran basaloid
dengan susunan perifer dari sel basofilik dengan nukleus hiperkromik dan
sitoplasma yang sedikit. Pada beberapa area, sel mempunyai gambaran
bervakuol atau bersabun merupakan gambaran karakteristik dari
diferensiasi sebasea.
13
b. Bentuk comedocarcinoma
Ditandai oleh lobul-lobul besar dengan foci sentral yang menonjol. Sel
hidup dalam lobul dan sel tumor nekrotik sentral biasanya terdiri dari lipid.
c. Bentuk papillary
Terdiri dari papilla yang berbentuk daun pakis dari sel neoplastik. Bisa
menyerupai papilloma sel skuamus atau karsnoma dan terjadi pada
permukaan konjungtiva. pemeriksaan histologis yang hati-hati biasanya
menunjukkan foci dari diferensiasi sebasea.
d. Bentuk campuran
Sering menunjukkan campuran dari area seperyi lobular dan
comedocarcinoma, tumor lain dapat menunjukkan kombinasi dari area
papilla dengan comedocarcinoma atau lobular.
Tumor dengan bentuk histologis berbeda bisa diklasifikasikan berdasarkan
penyebaran dari infiltrasi. Neoplasma dengan infiltrasi yang minimal terdiri dari
lobul keras denngan derajat ekstensi yang kecil dari sel neoplastik ke dalam
stroma yang berdekatan dari lobul perifer. Pada keadaan lain, tumor dengan
infiltrasi yang tinggi terdiri dari talian infiltratif dari sel epitel menunjukkan hanya
beberapa area dengan bentuk lobular. Kadang-kadang talian infiltratif dari sel
tumor disusun dalam barisan sel tunggal.
4. Cara Penyebaran
a. Penyebaran intraepitelial
Dua tipe dari penyebaran neoplastik ke dalam epitelium dari konjungtiva,
kornea, dan atau kulit dari kelopak mata telah diobservasi dalam karsinoma
kelenjar sebasea. Perubahan epitel terutama dengan infiltrasi dari sedang ke
tinggi. Penyebaran pagetoid menyerupai penyebaran intraepitel dari
karsinoma duktus dari payudara ke dalam kulit dari outing dan daru areola di
sekelilingnya. Sel neoplastik pada penyebaran pagetoid menginvasi epitel di
atasnya sebagai sel tunggal atau sebagai sel dengan sarang kecil yang secara
tipikal sama sekali tanpa adanya jembatan intraseluler dan sering menekan
sel lepitel didekatnya. Sel pagetoid menunjukkan nuklei hiperkromik dan
14
Infeksi virus human papilloma, terapi radiasi sebelumnya, dan terkena zat
karsinogen adalah faktor risiko yang memungkinkan.
b. Penyebaran secara langsung
Karsinoma kelenjar sebasea bisa mengalami penyebaran langsung ke dalam
struktir yang berdekatan. Tumor yang berdiferensiasi sedang sampai buruk,
dengan unsur infiltrasi sering berhubungan dengan area infiltrasi perineural
dan dengan invasi ke dalam lumen limfatik. Invasi vaskular dengan
metastase jauh melibatkan paru-paru, hati, otak, dan tengkorak sering
berhubugan dengan metastase sebelumnya atau bersamaan pada nodul
limfatik regional
5. Penatalaksanaan
Terapi bedah
Pengobatan bertujuan untuk mengangkat lesi yang ganas untuk mencegah
penyebaran lokal ataupun sistemik. Pengobatan dari karsinoma kelenjar sebasea
adalah operasi eksisi yang adekuat, dengan batasan operasi yang luas dan kontrol
potongan beku yang segar untuk menggambarkan pinggiran tumor. Evaluasi
nodul limfatik diperlukan untuk menilai metastase. Jika terdapat keterlibatan difus
dari kedua kelopak mata atas dan bawah, diperlukan tindakan eksenterasi.
Buatkan biopsi pada konjungtiva yang hiperemia yang dicurigai karsinoma
kelenjar sebasea pafda waktu operasi.
6. Prognosis
Karsinoma kelenjar sebasea dari kelopak mata dapat berhubungan dengan
bagian yang agresif dan prognosis yang buruk. Identifikasi faktor-faktor risiko
dengan pasti dapat membantu menemukan pasien-pasien yang mungkin
memperoleh keuntungan dari terapi yang lebih agresif. Indikator-indikator
prognosis buruk antara lain:
a. Keterlibatan kelopak mata atas terutama dengan keterlibatan simultan dari
kedua kelopak atas dan bawah.
b. Durasi gejala lebih dari 6 bulan
c. Bentuk pertumbuhan yang infiltratif
16
17
18
kulit muka. Tumor lebih sering terjadi pada palpebra superior karena jumlah
kelenjar meibom dan Zeis yang lebih banyak.. Perkembangan penyakit ini
dapat menyebabkan destruksi folikel silia sehingga kehilangan bulu mata.
Gangguan sekresi lipid dapat menyebabkan , gangguan air mata, serta inflamasi
dan injeksi konjungtiva.
Rencana tatalaksana yang dilakukan untuk menangani sebaceous gland
carcinoma dalah eksisi luas, sehingga pasien sebaceous gland carcinoma harus
dirujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis mata, dokter spesialis
anestesi, dokter spesialis patologi anatomi, serta fasilitas ruang operasi dan
laboratorium. Dapat diberikan steroid topikal untuk mengurangi peradangan
yang ditandai dengan adanya mata merah pada pasien, dan diberikan artificial
tears untuk menghindari dry eye akibat proses peradangan.
LAMPIRAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20